• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

55 4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini, akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus I,sikllus II, dan pembahasan antar siklus.

4.1.1. Deskripsi Sebelum Tindakan

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 Salatiga masih kurang efektif dan kondusif. Siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengingat materi karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan proses dan hasil belajar IPA pada kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 menjadi rendah. Hal ini tercermin pada saat diadakan beberapa kali ulangan harian pada umumnya nilai hasil ulangan harian tersebut masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil diskusi yang dilakukan peneliti dengan guru ditemukan faktor utama yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa, yaitu: antusias belajar siswa yang rendah selama mengikuti proses pembelajaran. Kondisi tersebut terjadi karena selama proses pembelajaran guru cenderung hanya menggunakan model pembelajaran ceramah (konvensional), dan menggunakan papan tulis sebagai media bantu dalam proses pembelajaran. Hal tersebut tentu memberikan pengalaman yang kurang menarik terhadap siswa. Pembelajaran terlalu didominasi oleh guru sehingga siswa hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bertanya diakhir proses pembelajaran, sehingga timbul kesan bahwa siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Sementara itu dalam pembelajaran berkelompok, terlihat kebanyakan siswa hanya mengandalkan teman yang mampu atau lebih pandai dalam memecahkan masalah. Hal ini mencerminkan bahwa kurangnya tanggung jawab dalam belajar yang dimiliki oleh siswa.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 sebelum tindakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan IPA pada semester I bahwa

(2)

masih banyak siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60). Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM berjumlah 6 siswa dengan persentase 37,5% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM berjumlah 10 siswa dengan persentase 67,5%. Dari keadaan data tersebut dapat dilihat bahwa banyak siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM.

Hasil diskusi yang peneliti lakukan dengan guru kelas 4, diperoleh suatu kesimpulan bahwa perlu dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan model dan media yang tepat, yaitu model yang dapat melatih tanggung jawab siswa dan menambah rasa tanggung jawab siswa dalam belajar sehingga proses dan hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Hasil diskusi lanjut peneliti dengan guru kelas 4 dipilih dan ditetapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dan media pembelajaran Puzzle sebagai model dan media yang

diperkirakan tepat untuk memecahkan masalah pembelajaran IPA Kelas kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 Salatiga karena beberapa kelebihan yang dimiliki model pembelajaran dan media pembelajaran tersebut.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Siklus I dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan ini dilakukan pada tanggal 28-30 Maret 2016. Siklus I tersebut dilakukan 3 kali pertemuan.

4.1.2.1. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Kemudian peneliti mempersiapkan media puzzle yang akan digunakan. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti: daftar presensi siswa, lembar

(3)

kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, LKS dan buku pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dan guru kelas IV mempelajari materi yang akan diajarkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Adapun pada pertemuan pertama ini guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok asal, dalam hal ini siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri 4 orang anak. Kemudian guru akan membagi kembali siswa yang tadinya berasal dari kelompok asal ke dalam kelompok ahli. Pertemuan pertama ini dilakukan selama 2x35 menit.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan pertama pada siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Kemudian peneliti mempersiapkan media puzzle yang akan digunakan. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti: daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, LKS dan buku pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dan guru kelas IV mempelajari materi yang akan diajarkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Hal yang membedakan pertemuan pertama dan kedua pada siklus I ini adalah pada pertemuan kedua ini guru mengembalikan kembali siswa yang berada pada kelompok ahli ke dalam kelompok asal. Pada pertemuan kedua ini juga dilakukan dalam waktu 2 x 35 menit seperti halnya pertemuan sebelumnya. 3. Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Sebelum tes evaluasi dilakukan peneliti mempersiapkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang

(4)

diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya lembar soal tes yang terdiri dari 16 butir soal berbentuk pilihan ganda.

Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru akan mengulang sekilas materi tentang hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan yang telah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Selain itu guru juga akan melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

1. Pertemuan Pertama a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2016. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi, melakukan apresepsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang di ajarkan, dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti pada siklus I pertemuan pertama terdiri dari dua langkah. Langkah pertama guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah konsep yang terdapat pada topik (kelompok asal), guru meminta siswa untuk menyiapkan yel-yel sebagai sarana penyemangat dalam waktu beberapa menit, guru membagikan alat tulis pada masing-masing kelompok, kemudian guru membagikan meteri-materi atau soal yang akan didiskusikan. Langkah kedua guru membentuk kelompok ahli (expert teams). Kelompok ahli disini terdiri dari 4 siswa yang berasal dari kelompok asal yang berbeda. Kemudian guru memberikan puzzle yang bergambar sesuai dengan materi pada masing-masing kelompok (kelompok ahli) untuk didiskusikan. Kemudian guru meminta

(5)

siswa untuk menuliskan hasil diskusi mereka, dan memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompok sesuai dengan materi yang diberikan guru.

Sebelum menutup pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap hasil pemaparan masing-masing kelompok dengan memberikan tambahan /masukan untuk melengkapi jawaban yang masih dirasa kurang, guru memberikan penilaian secara Individu dan Kelompok. Kemudian guru memberikan review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari, dan terakhir guru mengakhiri KBM dengan mengucapkan salam.

b. Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer (peneliti) dibagi menjadi 2 yaitu terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 21 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 14 aspek. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk rata-rata total skor 1-1,75 berarti kurang (D), nilai 1,76-2,50 berarti cukup baik (C), nilai 2,51-3,25 berarti baik (B), nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A).

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada selama siklus I pertemuan pertema diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Terhadap Guru

Observasi yang dilakukan terhadap guru meliputi 21 indikator sebagai berikut:

(6)

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Mengecek kesiapan pembelajaran 2 1, 3 11

2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

4, 5, 6 12

3 Menyajikan/ menyampaikan materi 7, 8 8

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9, 10 11 10

5 Membimbing diskusi kelompok belajar 12, 13 8

6 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 14,

15, 16, 17

16

7 Melaksanakan penguatan, dan kesimpulan 19 18, 20

11

8 Melaksanakan tes (Evaluasi) 21 4

Skor Total 80

Rata-rata Skor 3,81

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan guru selama proses pembelajaran dapat dikatakan sangat baik, hal tersebut ditunjukkan nilai total skor hasil observasi sebesar 3,81 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)).

2) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Kesiapan siswa belajar 3 1, 2 11

2 Memperhatikan penjelasan dari guru 4 4

3 Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 5 3

4 Mengerjakan tugas dari guru 6, 7,

8, 9,10,

20

5 Kerjasama dengan tim 11,

12, 13

6

6 Aktivitas mengerjakan tes 14 4

Skor Total 48

Rata-rata Skor 3,43

Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dinilai dengan skor rata-rata sebesar 3,43. Nilai skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dinilai sangat baik (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Namun demikian pada aktivitas

(7)

kerjasama tim (kelompok) siswa masih dinilai cukup (No. 11, 12, 13), sementara aktivitas lainnya, dinilai baik dan sangat baik.

2. Pertemuan Kedua a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi, melakukan apresepsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang di ajarkan, dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti pada siklus I pertemuan kedua terdiri dari dua langkah. Langkah pertama guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok ahli masing-masing untuk melanjutkan diskusi. Langkah kedua guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok asal untuk melakukan diskusi sesuai dengan informasi yang diperoleh selama berdiskusi pada kelompok ahli. Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan hasil diskusi mereka, dan memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompok sesuai dengan materi yang diberikan guru.

Sebelum menutup pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap hasil pemaparan masing-masing kelompok dengan memberikan tambahan /masukan untuk melengkapi jawaban yang masih dirasa kurang, guru memberikan penilaian secara Individu dan Kelompok. Kemudian guru memberikan review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari, dan terakhir guru mengakhiri KBM dengan mengucapkan salam.

b. Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer (peneliti) dibagi menjadi 2 yaitu terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 21 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 14 aspek. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat

(8)

kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk rata-rata total skor 1-1,75 berarti kurang (D), nilai 1,76-2,50 berarti cukup baik (C), nilai 2,51-3,25 berarti baik (B), nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A).

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada selama siklus I pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil Observasi Terhadap Guru

Observasi yang dilakukan terhadap guru meliputi 8 aspek yang terdiri dari 21 sub aspek sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pada Pertemuan Kedua

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2, 3 12

2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

4, 5, 6 12

3 Menyajikan/ menyampaikan materi 7, 8 8

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9, 10 11 10

5 Membimbing diskusi kelompok belajar 12, 13 8

6 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 14,

15, 16, 17

16

7 Melaksanakan penguatan, dan kesimpulan 19 18, 20

11

8 Melaksanakan tes (Evaluasi) 21 4

Skor Total 81

Rata-rata Skor 3,86

Penilaian yang dilakukan observer (peneliti) menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua siklus I nilai rata-rata skor pada penilaian guru adalah sebesar 3,86. Berdasarkan criteria penilaian yang telah ditetapkan, maka nilai tersebut masuk dalam kategori sangat baik (3,26-4 (A)). Peningkan penilaian aktivitas guru disebabkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa (no. 2), hal tersebut ditunjukkan dari kemauan guru selain melakukan absensi pada siswa guru juga menanyakan tentang kabar siswa.

(9)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa 6 aspek yang terdiri dari 14 sub aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pada Pertemuan Kedua No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Kesiapan siswa belajar 3 1, 2 11

2 Memperhatikan penjelasan dari guru 4 4

3 Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 5 3

4 Mengerjakan tugas dari guru 6, 7, 8,

9,10,

20

5 Kerjasama dengan tim 11 12,

13

8

6 Aktivitas mengerjakan tes 14 4

Total Skor 50

Rata-Rata Skor 3,57

Hasil observasi yang dilakukan observer menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktivitas siswa adalah sebesar 3,57 lebih baik disbanding pada pertemua pertama, dalam hal ini sub aspek yang meningkat adalah no. 12, yaitu kemampuan siswa berdiskusi dan no. 13, yaitu kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2016. Pembelajaran pada pertemuan ketiga, yaitu melakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Pertemuan ketiga dilakukan selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

(10)

4.1.2.1. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil dari lembar observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer dan guru. Hasil tindakan proses model pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Pertemuan ketiga untuk melakukan tes evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data).

4.1.3.1. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 terdapat beberapa skor 3 yaitu sebanyak 4 item dan skor 4 sebanyak 17 item. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 3 dan skor 4 sebanyak 18. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada mengecek kesiapan pembelajaran. Pada aspek ini guru sudah 2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa. (2). Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 21 item mencapai rata rata 3,81 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 3,86.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 terdapat skor 2 yaitu sebanyak 3 item, skor 3 sebanyak 2 item dan skor 4 sebanyak 9 item. Pada siklus I pertemuan 2

(11)

memperoleh skor 2 sebanyak 1,skor 3 sebanyak 4 dan skor 4 sebanyak 9 item. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu kerjasama dengan tim. Pada aspek ini Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka(12) dan Siswa bersama guru membahas bersama hasil diskusi tersebut(13) .Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai rata-rata 3,43 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 3,57.

Dari hasil observasi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal, yaitu sebagai berikut:

1) Guru belum mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.

2) Siswa belum memahami betul model pembelajaran cooperative tipe jigsaw sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat maksimal.

3) Sebagian besar siswa kurang aktif dalam bertanya jawab atau mengemukakan pendapat , hanya 3 siswa yang aktif dalam pembelajaran , 13 siswa lainya hanya duduk diamdan menyimak saja.

4) Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja. Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan konsultasi dengan guru IPA kelas 4 tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai berikut :

1) Peneliti memberikan penjelasan kepada siswa tentang langkah-langkah pembelajaran cooperative tipe jigsaw .

2) Guru memberikan apresiasi untuk memacu aktivitas siswa, sehingga siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan.

3) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua siswa ikut berpartisipasi.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Siklus II dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan teknologi dilakukan pada tanggal 11-13 April 2016. Siklus II tersebut dilakukan 3 kali pertemuan seperti halnya pada siklus I.

(12)

4.1.3.1. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 April 2016. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan teknologi. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media puzzle yang akan digunakan. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti: daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, LKS dan buku pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti dan guru kelas IV mempelajari materi yang akan diajarkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Seperti halnya pada siklus I pada pertemuan pertama, siklus II pada pertemuan pertama ini guru akan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok asal, dalam hal ini siswa akan dibagi menjadi 4 kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri 4 orang anak. Kemudian guru akan membagi kembali siswa dari masing-masing kelompok asal ke dalam kelompok ahli. Pertemuan pertama ini dilakukan selama 2x35 menit.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan teknologi. Setelah itu penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat. Kemudian peneliti mempersiapkan media puzzle yang akan digunakan, dilanjutkan mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti: daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi

(13)

siswa, lembar observasi kegiatan guru, LKS dan buku pembelajaran. Terakhir peneliti dan guru kelas IV mempelajari materi yang akan diajarkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Perbedaan pertemuan pertama dan kedua pada siklus II ini adalah guru mengembalikan kembali siswa yang berada pada kelompok ahli ke dalam kelompok asal. Pada pertemuan kedua ini pembelajaran direncanakan dilakukan dalam waktu 2 x 35 menit seperti halnya pertemuan pertama.

3. Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2016 dengan lama pertemuan 2 x 35 menit. Pada pertemuan ketiga ini akan digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Sebelum tes evaluasi dilakukan peneliti mempersiapkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya lembar soal tes yang terdiri dari 17 butir soal berbentuk pilihan ganda.

Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru akan mengulang sekilas materi tentang hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan yang telah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Selain itu guru juga akan melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

1. Pertemuan Pertama a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

(14)

presensi, melakukan apresepsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang di ajarkan, dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti pada siklus II pertemuan pertama terdiri dari dua langkah. Langkah pertama guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah konsep yang terdapat pada topik (kelompok asal), guru meminta siswa untuk menyiapkan yel-yel sebagai sarana penyemangat dalam waktu beberapa menit, guru membagikan alat tulis pada masing-masing kelompok, kemudian guru membagikan meteri-materi atau soal yang akan didiskusikan. Langkah kedua guru membentuk kelompok ahli (expert teams). Kelompok ahli disini terdiri dari 4 siswa yang berasal dari kelompok asal yang berbeda. Kemudian guru memberikan puzzle yang bergambar sesuai dengan materi pada masing-masing kelompok (kelompok ahli) untuk didiskusikan. Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan hasil diskusi mereka, dan memberikan kesempatan kepada masing-masing ketua kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompok sesuai dengan materi yang diberikan guru.

Sebelum menutup pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap hasil pemaparan masing-masing kelompok dengan memberikan tambahan /masukan untuk melengkapi jawaban yang masih dirasa kurang, guru memberikan penilaian secara Individu dan Kelompok. Kemudian guru memberikan review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari, dan terakhir guru mengakhiri KBM dengan mengucapkan salam.

b. Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer (peneliti) dibagi menjadi 2, yaitu terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 21 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 14 aspek. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria

(15)

penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk rata-rata total skor 1-1,75 berarti kurang (D), nilai 1,76-2,50 berarti cukup baik (C), nilai 2,51-3,25 berarti baik (B), nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A).

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada selama siklus I pertemuan pertema diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil Observasi Terhadap Guru

Observasi yang dilakukan terhadap guru meliputi 21 indikator sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Pertama

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Mengecek kesiapan pembelajaran 2 1, 3 11

2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

4, 5, 6 12

3 Menyajikan/ menyampaikan materi 7, 8 8

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9, 10, 11

12

5 Membimbing diskusi kelompok belajar 12, 13 8

6 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 14,

15, 16, 17

16

7 Melaksanakan penguatan, dan kesimpulan 18, 19

20

12

8 Melaksanakan tes (Evaluasi) 21 4

Skor Total 83

Rata-rata Skor 3,95

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan guru selama proses pembelajaran dapat dikatakan sangat baik, hal tersebut ditunjukkan nilai total skor hasil observasi sebesar 4 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Kondisi tersebut disebabkan beberapa sub aspek no. 9, 10, dan sub aspek no. 19 mengalami peningkatan nilai dari sebelumnya baik menjadi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan, bahwa guru telah benar-benar mampu menguasai dengan sangat baik dalam hal pembentukan kelompok (no. 9 dan no. 10), hal tersebut dibuktikan bahwa tanpa melihat kembali panduan, guru telah lancar dalam melakukan pembagian kelompok. Selain itu kemampuan guru dalam membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran juga dinilai

(16)

sangat baik. Hal tersebut dibuktikan guru mampu menyampaikan kesimpulan secara lebih komprehensif apa yang telah diajarkan kepada siswa.

2. Hasil Observasi Terhadap Siswa

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3 12

2 Memperhatikan penjelasan dari guru 4 4

3 Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 5 4

4 Mengerjakan tugas dari guru 6, 7,

8, 9,10,

20

5 Kerjasama dengan tim 11,

12, 13

9

6 Aktivitas mengerjakan tes 14 4

Skor Total 53

Rata-rata Skor 3,78

Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus II pada pertemuan pertama dinilai dengan skor rata-rata sebesar 3,43. Nilai skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dinilai sangat baik (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Kondisi tersebut ditunjang adanya peningkatan penilaian sub aspek no. 3, dan no. 5, yang tadinya dinilai baik menjadi sangat baik. Artinya kemampuan siswa untuk bertanya jawab dengan guru, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan lebih baik. Selain sub aspek tersebut, sub aspek no. 11, 12, 13 juga mengalami peningkatan nilai, dari cukup baik menjadi baik. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya mengalami perbaikan lebih baik.

2. Pertemuan Kedua a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 12 April 2016. Kegiatan awal pembelajaran siklus II pada pertemuan kedua diawali dengan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

(17)

melakukan presensi, melakukan apresepsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang telah diajarkan pada pertemuan pertama sebelumnya, dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti pada siklus II pertemuan kedua terdiri dari dua langkah. Langkah pertama guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok ahli masing-masing untuk melanjutkan diskusi. Langkah kedua guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok asal untuk melakukan diskusi sesuai dengan informasi yang diperoleh selama berdiskusi pada kelompok ahli. Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan hasil diskusi mereka, dan memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompok sesuai dengan materi yang diberikan guru.

Sebelum menutup pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap hasil pemaparan masing-masing kelompok dengan memberikan tambahan /masukan untuk melengkapi jawaban yang masih dirasa kurang, guru memberikan penilaian secara Individu dan Kelompok. Kemudian guru memberikan review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari, dan terakhir guru mengakhiri KBM dengan mengucapkan salam.

b. Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer (peneliti) dibagi menjadi 2, yaitu terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran, dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 21 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 14 aspek. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk rata-rata total skor 1-1,75 berarti kurang (D), nilai 1,76-2,50 berarti cukup baik (C), nilai 2,51-3,25 berarti baik (B), nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A).

(18)

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada selama siklus II pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Terhadap Guru

Observasi yang dilakukan terhadap guru meliputi 8 aspek yang terdiri dari 21 sub aspek, adapun hasilnya dapat dilihat pada penjelasan tabel di bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pada Pertemuan Kedua

No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 3 12

2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

4, 5, 6 12

3 Menyajikan/ menyampaikan materi 7, 8 8

4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

9, 10, 11

12

5 Membimbing diskusi kelompok belajar 12, 13 8

6 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 14,

15, 16, 17

16

7 Melaksanakan penguatan, dan kesimpulan 18, 19

20

12

8 Melaksanakan tes (Evaluasi) 21 4

Skor Total 84

Rata-rata Skor 4

Penilaian yang dilakukan observer (peneliti) menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua siklus II nilai rata-rata skor pada penilaian guru adalah sebesar 4. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, maka nilai tersebut masuk dalam kategori sangat baik (3,26-4 (A)). Hasil penilaian tersebut pada dasarnya sama dengan hasil penilaian pada pertemuan pertama pada siklus II. 2) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa 6 aspek, adapun dalam hal ini yang menjadi penilaian adalah 14 sub aspek, berikut penjelasan dan sekaligus hasil penilaiannya:

(19)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua No Aspek yang diobservasi

Skor Indikator

Jumlah Skor

K C B SB

1 2 3 4

1 Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3 12

2 Memperhatikan penjelasan dari guru 4 4

3 Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 5 4

4 Mengerjakan tugas dari guru 6, 7, 8,

9,10,

20

5 Kerjasama dengan tim 11, 12,

13

12

6 Aktivitas mengerjakan tes 14 4

Total Skor 56

Rata-Rata Skor 4

Hasil observasi yang dilakukan observer menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktivitas siswa adalah sebesar 3,57 lebih baik dibanding pada pertemuan pertama, dalam hal ini sub aspek yang meningkat adalah no. 11, 12, 13, yaitu kemampuan siswa berdiskusi (no. 11, 12), dan kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (no. 13). Kondisi tersebut ditunjukkan, bahwa selama diskusi semua siswa ikut aktif memberikan sumbangan, dan keberanian siswa untuk tidak canggung lagi berada didepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

3. Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 April 2016. Inti dari pertemuan ketiga ini adalah melakukan tes evaluasi hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi. Adapun sebelum memasuki sesi tes tersebut kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Setelah semua hal terseut dilakukan dan siswa dirasa siap, maka dilakukan tes evaluasi. Pertemuan ketiga ini dilakukan selama 2x35 menit, bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Pertemuan ketiga pada siklus II ini merupakan akhir dari penelitian yang dilakukan.

(20)

4.1.3.3. Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer (peneliti) dan guru. Hasil tindakan proses model pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Pertemuan ketiga untuk melakukan tes evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas (Untuk hasil dari lembar observasi dan tes evaluasi dapat dilihat dalam tabel pada analisis data).

4.1.3.4. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor 3 sebanyak 1 item tidak tersapat skor 3 skor 4 sebanyak 21. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa (2).Secara keseluruhan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw yang diterapkan guru mata pelajaran IPA kelas 4 sudah baik. Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 21 item mencapai rata-rata 3,95 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 4.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 3 item dan skor 4 sebanyak 11 item. Pada siklus I pertemuan 2 tidak terdapat skor 3 dan skor 4 sebanyak 14. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu Siswa berdiskusi ,guru mengawasi (11),Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka(12).Siswa bersama guru membahas bersama hasil diskusi tersebut(13). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai rata-rata 3,78 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 4.

Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II berdasarkan pengamatan dari observer secara keseluruhan masih mengalami hambatan yaitu

(21)

kurangnya interaksi diantara siswa, masih ada beberapa siswa yang kurang berani mempresentasikan jawaban di depan kelas, dan memberikan tanggapan dalam kegiatan presentasi hal tersebut dapat diselesaikan dengan bimbingan dari guru, memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu/ takut presentasi serta berpendapat di depan kelas dengan memberikan penghargaan seperti memberikan bintang untuk siswa yang presentasi dengan baik.

4.2. Hasil Analisis Data

Hasil analisis data diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang meliputi data tes evaluasi siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan data tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan data pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Negeri kumpulrejo 03 Salatiga diketahui bahwa hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II terus mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media pembelajaran

Puzzle.

Hasil belajar atau tes evaluasi siswa dinilai dari hasil tes siswa baik yang dilakukan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Adapun penjelasannya dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1. Pra Siklus

Hasil evaluasi awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sebenarnya siswa, peneliti melakukan tes mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, dan hubungan antara sumber daya alam dan teknologi. Hasil tes siswa tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini:

(22)

Tabel 4.9

Hasil Belajar Pada Pra Siklus

Rentang Frekuensi Persentase (%) 76 – 90 4 25 62 – 76 1 6,25 48 – 62 8 50 34 – 48 1 6,25 20 – 34 2 12,50 Jumlah 16 100,00 Tabel 4.10

Distribusi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Skor Terendah, Skor Tertinggi , Skor Rata-Rata Prasiklus

Nilai Terendah 20

Nilai Tertinggi 90

Rata-rata Nilai 60,31

Sumber : Data Primer

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4, yaitu 16 orang siswa, diperoleh nilai hasil tes dengan rentang 20 sampai dengan 90, dengan rata-rata nilai sebesar 60,31. Adapun penjelasannya 4 orang siswa (25%) mendapat penilaian (76-90), 1 orang siswa (6,25%) mendapat penilaian (62-76), 8 orang siswa (50%) mendapat penilaian (48-62), 1 orang siswa (6,25%) mendapat penilaian(34-48), dan 2 orang siswa lainnya (12,50%) mendapat penilaian (20-34).

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

(23)

0 2 4 6 8 10 20-34 34-48 48-62 62-76 76-90

Diagram 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Pada Pra Siklus Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.11

Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas 4 25 2. Belum tuntas 12 75 Jumlah 16 100,00

Pada table di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar (T) sebanyak 10 orang (67,50%) dengan kisaran nilai 60-90, dan yang belum tuntas (BT) sebanyak 6 orang (37,50%) dengan kisaran nilai 20-56.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.2 di bawah ini:

(24)

2. Siklus I

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus I pada pertemuan ketiga. Hasil tes tersebut diperoleh hasil belajar IPA sebagai berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Hasil Belajar Siklus I

Rentang Freku ensi Persentase (%) 74– 81 7 44 66– 74 1 6 59-66 4 25 51-59 1 6 44-51 3 19 Jumlah 16 100 Tabel 4.13

Distribusi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Skor Terendah, Skor Tertinggi , Skor Rata-Rata Siklus I

Skor Terendah 44

Skor Tertinggi 81

Skor Rata-rata 64

Sumber : Data Primer

Tabel 4.14 menjelaskan bahwa nilai terendah siswa adalah 43, dan nilai tertinggi 81,25. Adapun perinciannya sebagai berikut: 7 orang siswa (44%) dinilai memiliki nilai (74 – 81), 1 orang (6%) dinilai memiliki nilai (66 – 74), dan 4 orang siswa (25%) dinilai memiliki nilai (59-66),1 orang siswa (6%) dinilai memiliki nilai (51-59), dan3 orang siswa (19%)dinilai memiliki nilai (44-51).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka pada siklus I ini mayoritas siswa memiliki nilai dengan sedang. Kondisi tersebut menunjukkan jika kemampuan sebagian besar siswa kelas 4 dalam memahami materi IPA dapat dikatakan sedang.

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat digambarkan dalam diagram 4.3 sebagai berikut:

(25)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 44-51 51-59 59-66 66-74 74-81

Gambar 4.3. Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai kondisi Siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.14

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas 7 44 2. Belum tuntas 9 56 Jumlah 16 100,00

Sumber : Data Primer

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.15 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar (T) sebanyak 7 orang (44%), dan siswa yang belum tuntas (BT) sebanyak 9 orang (56%).

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.4 di bawah ini:

(26)

3. Siklus II

Pada siklus II pertemuan ketiga diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 sebagai berikut:

Tabel 4.15

Distribusi Hasil Belajar Pada Siklus II

Rentang Frekuensi Persentase (%) 79-82 1 6 75-79 2 13 72-75 1 6 68-72 9 56 65-68 3 19 Jumlah 16 100 Tabel 4.16

Distribusi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Skor Terendah, Skor Tertinggi , Skor Rata-Rata Siklus II

Skor Terendah 65

Skor Tertinggi 82

Skor Rata-rata 71

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada pelaksanaan siklus II dijelaskan bahwa nilai terendah siswa adalah sebesar 65, nilai tertinggi siswa 82. Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa3 orang siswa (19%) memiliki nilai (65-68),9 orang siswa (56%) mendapatkan nilai (68-72),1 orang siswa (6%) mendapatkan nilai (72-75) 2 orang (13%) memiliki nilai (75-79), sedang lainnya 1 orang siswa (6%) memiliki nilai (79-82).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka pada siklus II ini sebagian nilai rata rata siswa mengalami kenaikan di andingkan nilai siswa pada siklus I.Kondisi tersebut menunjukkan jika kemampuan seluruh siswa kelas 4 dalam memahami materi IPA dapat dikatakan baik.

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat digambarkan dalam diagram 4.5 sebagai berikut:

(27)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 65-68 68-72 72-75 75-79 79-82

Gambar 4.5. Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai kondisi Siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.17

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. Tuntas 13 81 2. Belum tuntas 3 19 Jumlah 16 100,00

Sumber: Data Primer

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar (T) sebanyak 13 orang (81%), dan siswa yang belum tuntas (BT) sebanyak 3 orang (19%).

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.18 dapat dilihat pada diagram 4.4 di bawah ini:

(28)

Gambar 4.6. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan data di atas akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi pra siklus, siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.18

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan Belajar

Nilai (X)

Pra Siklus Siklus I Siklus II

F % f % %

1. Belum Tuntas < 60 12 75 9 56 3 19

2. Tuntas  60 4 25 7 44 13 81

Jumlah 16 100,00 16 100,00 16 100,00

Tabel 4.19

Distribusi Perbandingan Hsil Belajar Siswa Berdasarkan Skor Tertinggi, Skor Terendah ,Skor Rata-Rata

Skor tertinggi 20 43,75 64,68

Skor terendah 90 81,25 82,32

Skor Rata-rata 60,31 64 71

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 64 yang semula 60,31 pada kondisi pra siklus, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat kembali menjadi 71 lebih tinggi dibanding pada kondisi pra siklus dan siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

(29)

Gambar 4.7. Diagram Garis Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan SkorPada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa pada kondisi pra siklus terdapat 12 siswa (75%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), sedangkan 4 siswa (25%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (70). Pada Siklus I terlihat peningkatan tentang ketuntasan pembelajaran siswa yang cukup banyak dibanding kondisi awal, siswa kelas 4 SDN Negeri kumpulrejo 03 Salatiga telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 44% karena dari 16 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 7 siswa dan 9 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan Siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa dapat mencapai lebih dari indikator kinerja yang diharapkan yaitu 80%. Pembelajaran IPA pada siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM ≥ 70, yaitu sebanyak 13 (81%), dan 3 (19%) yang tidak mencapai tidak tuntas belajar (TB). Perbandingan ketuntasan belajar tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram 4.8 di bawah ini:

(30)

0 2 4 6 8 10 12 14

prasiklus siklus I siklus II

tuntas

tuntas

Diagram 4.8. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 Salatiga masih kurang efektif dan kondusif. Siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengingat materi karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan proses dan hasil belajar IPA pada kelas 4 di SDN Kumpulrejo 03 menjadi rendah. Hal ini tercermin pada saat diadakan beberapa kali ulangan harian pada umumnya nilai hasil ulangan harian tersebut masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar IPA siswa, maka dilakukan pembuktian dengan melakukan tes pada siswa untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa-siswa tersebut. Kegiatan ini penting untuk dilakukan untuk memberikan penguatan kepada peneliti tentang informasi yang selama ini diperoleh dari Guru Kelas 4, baik yang berupa hasil diskusi, maupun rekap lembar nilai siswa. Hasil tes yang dilakukan kepada siswa diperoleh nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 90, sementara itu dari 16 orang siswa diketahui 10 orang tuntas (T), dan 6 orang lainnya belum mencapai tuntas belajar (BT) (Untuk hasil dari tes evaluasi siswa dapat dilihat dalam tabel pada analisis data). Berdasarkan

(31)

kenyataan tersebut maka perlu untuk dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Hasil belajar siswa meningkat seiring meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I pada pertemuan pertama adalah sebesar 3,81 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)), namun demikian pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, dan melaksanakan penguatan, dan kesimpulan guru masih dinilai dibawah aspek-aspek lainnya, walaupun sebenarnya telah dinilai baik. Pada pelaksanaan siklus I pertemuan kedua penilaian rata-rata kinerja guru juga kembali menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 3,86 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Peningkatan tersebut didukung karena adanya peningkatan kemampuan guru dalam memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa (no. 2), hal tersebut ditunjukkan dari kemauan guru selain melakukan absensi pada siswa guru juga menanyakan tentang kabar siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru selama proses pembelajaran dapat dikatakan sangat baik.

Sementara penilaian rata-rata aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus I pertemuan pertama ini juga dinilai sangat baik, hal tersebut dibuktikan dari nilai skor rata-rata sebesar 3,43 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Namun demikian pada aktivitas kerjasama tim (kelompok) siswa masih dinilai cukup (No. 11, 12, 13), sedangkan aktivitas lainnya, dinilai baik dan sangat baik. Penilaian aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus I pertemuan kedua juga dinilai mengalami peningkatan. Hasil observasi yang dilakukan observer menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktivitas siswa adalah sebesar 3,57 lebih baik dibanding pada pertemua pertama, dalam hal ini sub aspek yang meningkat adalah no. 12, yaitu kemampuan siswa berdiskusi dan no. 13, yaitu kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Peningkatan hasil belajar IPA siswa pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe

(32)

Jigsaw berbantu media Puzzle juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya

nilai tes hasil evaluasi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan kondisi pra siklus. Pada Siklus I, siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak44% karena dari 16 siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 7 siswa dan 9 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM. Sementara pada kondisi pra siklus masih terdapat 10 siswa (62,5%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), dan hanya 6 siswa saja (37,5%) yang telah dinyatakan tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (70).

Hasil analisis lembar observasi kinerja guru pada siklus II dan aktivitas siswa semakin meningkat. Hasil observasi pada siklus II pertemuan pertama menunjukkan bahwa kemampuan guru selama proses pembelajaran dapat dikatakan sangat baik, hal tersebut ditunjukkan nilai total skor hasil observasi sebesar 4 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Kondisi tersebut disebabkan beberapa sub aspek no. 9, 10, dan sub aspek no. 19 mengalami peningkatan nilai dari sebelumnya baik menjadi sangat baik. Hal tersebut menunjukkan, bahwa guru telah benar-benar mampu menguasai dengan sangat baik dalam hal pembentukan kelompok (no. 9 dan no. 10). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tanpa melihat kembali panduan, guru telah lancar dalam melakukan pembagian kelompok. Selain itu kemampuan guru dalam membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran juga dinilai sangat baik. Hal tersebut dibuktikan guru mampu menyampaikan kesimpulan secara lebih komprehensif apa yang telah diajarkan kepada siswa. Begitu juga pada pertemuan kedua siklus II penilaian kinerja guru juga tetap dinilai sangat baik dengan skor sebesar 4 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)).

Penilaian siswa pada siklus II pada pertemuan pertama juga menunjukkan kondisi siswa menjadi lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan hasil penilaian aktivitas siswa yang rata-rata sebesar 3,43 (nilai 3,26-4 berarti sangat baik (A)). Kondisi

(33)

tersebut ditunjang adanya peningkatan penilaian sub aspek no. 3, dan no. 5, yang tadinya dinilai baik menjadi sangat baik. Artinya kemampuan siswa untuk bertanya jawab dengan guru, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan lebih baik. Selain sub aspek tersebut, sub aspek no. 11, 12, 13 juga mengalami peningkatan nilai, dari cukup baik menjadi baik. Berdasarkan temuan tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya mengalami peningkatan lebih baik. Begitu juga pada pertemuan kedua, aktivitas siswa juga kembali mengalami peningkatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktivitas siswa adalah sebesar 3,57 lebih baik dibanding pada siklus II pertemuan pertama, dalam hal ini sub aspek yang meningkat adalah no. 11, 12, 13, yaitu kemampuan siswa berdiskusi (no. 11, 12), dan kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (no. 13). Kondisi tersebut ditunjukkan, bahwa selama diskusi semua siswa ikut aktif memberikan sumbangan, dan keberanian siswa untuk tidak canggung lagi berada di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Peningkatan kemampuan siswa juga dapat dilihat dari besarnya nilai rata-rata siswa pada pelaksanaan siklus II yang dinilai lebih baik dibandingkan kondisi pra siklus, dan siklus I. Data rekap penilaian tes siswa pada siklus II rata-rata adalah sebesar 71, sementara pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 64, dan nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah sebesar 60,31. Selain itu pada siklus II juga diperoleh penjelasan bahwa 13 siswa (81%) tuntas dalam belajar, sedang pada kondisi pra siklus terdapat 10 siswa (62,5%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (70), sedangkan 6 siswa (37,5%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM (70). Pada Siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 orang (56%) dan 7 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM.

Penjelasan tersebut di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berb antu media Puzzle mampu

(34)

meningatkan aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa. Selain itu penggunaan metode tersebut juga dinilai mampu meningkatkan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantu media Puzzle pada dasarnya adalah model pembelajaran yang diterapkan seperti halnya permainan. Hal tersebut cocok untuk siswa-siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar, karena dunia anak usia siswa sekolah dasar adalah dunia permainan. Sehingga pembelajaran yang seolah-olah dikemas dengan cara bermain merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan untuk anak-anak sekolah dasar. Selain itu penggunaan media adalah hal yang juga sangat penting. Sebab anak-anak sekolah dasar taraf perkembangannya masih dalam taraf operasional konkrit, untuk itu penting penggunaan media-media belajar yang sifatnya konkrit untuk membantu apa yang mereka pelajari.

Temuan hasil penelitian ini setidaknya sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Erikson dalam Sumantri & Syaodih (2008), bahwa anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain, dan belajar menurut peraturan yang ada. Pengalaman-pengalaman anak mempengaruhi industri dan infentiority anak. Santoso (2002) juga mengatakan hal yang sama bahwa anak perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk bermain bersama-sama teman-temannya agar anak terampil, sehat, dapat mengembangkan imajinasi atau khayalan, melatih berpikir anak bahkan berbicara. Susilana dan Riyana (2007) juga menyatakan, bahwa melalui media potensi indra siswa dapat diakomodasi sehingga kadar proses dan hasil belajar meningkat.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan model pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw berbantu media

Puzzle pada kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 Tahun Pelajaran 2015/2016 ini

selaran dengan penelitian yang di lakukan oleh Mariana (2012), tentang Peningkatan Hasil Belajar dan Kepemimpinan Melalui Model Jigsaw Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas v SDN 1 Mugeng Temanggung:

(35)

UKSW mengatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan peningkatan kepemimpinan siswa kelas V SDN 1 Mungseng pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode jigsaw. Pembelajaran melalui metode jigsaw disajikan dalam bentuk diskusi kelompok, soal evaluasi dan angket. Saran dalam proses pembelajaran hendaknya siswa ikut terlibat aktif serta guru harus lebih kreatif dalam menyajikan metode pembelajaran yang menarik dan mampu mengembangkan karakter siswa seperti metode jigsaw .Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Setyaningrum (2012) tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Permainan

Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 4

Mendenrejo Kradenan Blora Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012:UKSW mengatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelompok control dan kelompok eksperimen. Skor kelompok kontrol lebih rendah dari skor rata-rata kelompok eksperimen, yaitu 83 < 90, dengan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar 7, 04167, dan t hitung < t tabel (9.870 > 2,013) dengan taraf signifikansi diperoleh 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan antara skor rata-rata dari hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian disarankan supaya guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu penelitian tentang model pembelajaran dan hasil belajar perlu dikembangkan

Gambar

Diagram 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Pada Pra Siklus  Berdasarkan  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  (KKM=70)  data  hasil  perolehan  nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Gambar 4.3. Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus I
Gambar 4.5. Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II  Berdasarkan  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  (KKM=70)  data  hasil  perolehan  nilai kondisi Siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Gambar 4.7. Diagram Garis Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA  Siswa Berdasarkan SkorPada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ekstrak batang pepaya pada konsentrasi 1% memiliki aktivitas antibakteri paling efektif terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan diameter zona hambat sebesar 12 mm

Dari uji t diatas terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di provinsi Jawa Tengah 2010- 2014 adalah indeks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan brushing rubber dan silika dari sabut kelapa sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon genteng karet, serta

Pemahaman konsep peluang ini sering dianggap sulit oleh siswa, maka dengan metode pembelajaran kooperatif model Problem Based Learning menggunakan media kokami

Dan Trianggulasi merupakan tekhnik pemeriksaan kebenaran data sebagai pembanding atas data yang diperoleh Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) dari aktivitas

Hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan terutama pada siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru/ temannya

Kelebihan pada siklus 1 yaitu poses pembelajaran telah berhasil menumbuhkan semangat siswa dan membuat setiap siswa aktif dalam proses pembelajaran baik saat

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model l regresi l variabel l terikat ll dan ll bebas lo terdapat distribusi l normal ll atau ll tidak. Model regresi yang ideal