• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

;

Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009, yang

diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami penurunan pertumbuhan sebesar

minus 3,05 persen (q-to-q). Hampir seluruh sektor mengalami penurunan kinerja, kecuali sektor

pertanian yang tumbuh 14,70 persen, sektor pertambangan dan penggalian 2,81 persen, dan sektor

listrik-gas-air 1,46 persen.

;

PDRB Kalimantan Barat triwulan I-2010 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2009 (y-on-y)

mengalami pertumbuhan 4,48 persen.

;

PDRB harga berlaku Kalimantan Barat triwulan I-2010 sebesar Rp14,29 triliun, sedangkan atas

dasar harga konstan 2000 mencapai Rp7,41 triliun.

;

Penurunan kinerja ekonomi q-to-q pada komponen penggunaan dipicu oleh konsumsi pemerintah

yang mengalami kontraksi tertinggi sebesar minus 32,08 persen, diikuti komponen konsumsi

Lembaga Swasta Nirlaba dan PMTB dengan masing-masing sebesar minus 4,81 persen dan minus

1,27 persen. Komponen penggunaan yang mengalami pertumbuhan positif adalah komponen impor

1,69 persen, ekspor 0,62 persen, dan konsumsi rumah tangga 0,06 persen.

;

Struktur PDRB triwulan I-2010 pada sisi supply masih didominasi oleh sektor pertanian 29,03

persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 23,34 persen dan sektor industri pengolahan 17,18

persen. Pada sisi demand didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 56,09 persen,

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 27,56 persen dan ekspor 21,73 persen.

;

Sumber utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 berdasarkan sisi supply adalah berasal dari

sektor pertanian (1,22%) dan sektor perdagangan-hotel-restoran (1,18%), sedangkan dari sisi

demand berasal dari komponen konsumsi rumah tangga 2,71 persen, ekspor 2,00 persen, dan

impor 3,22 persen.

No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010

P

EREKONOMIAN

K

ALIMANTAN

B

ARAT

T

RIWULAN

I T

AHUN

2010

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kebenaran Jawaban Anda

Membantu Keberhasilan

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2010

Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2009 (q-to-q) mengalami penurunan pertumbuhan sebesar minus 3,05 persen. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan di sektor jasa-jasa minus 27,48 persen, sektor konstruksi minus 9,06 persen, sektor pengangkutan-komunikasi minus 6,68 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran minus 4,09 persen, sektor keuangan minus 4,07 persen, dan sektor industri pengolahan minus 3,92 persen. Sektor pertanian, sektor pertambangan-penggalian, dan sektor listrik-gas-air bersih merupakan tiga sektor yang tumbuh positif masing-masing sebesar 14,70 persen, 2,81 persen, dan 1,46 persen.

Peningkatan pertumbuhan di sektor pertanian yang cukup tinggi pada triwulan I-2010 merupakan refleksi dari puncak musim panen tanaman padi. Secara rinci kenaikan sektor pertanian disebabkan oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 60,33 persen, subsektor kehutanan 0,69 persen, dan subsektor perikanan 0,83 persen. Subsektor lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 16,46 persen untuk subsektor perkebunan dan minus 1,09 persen untuk subsektor peternakan.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha Trw I-2010 terhadap Trw IV-2009 (q-to-q) Trw I-2010 terhadap Trw I-2009 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

14,70 4,35 1,22

2. Pertambangan dan Penggalian 2,81 7,95 0,11

3. Industri Pengolahan -3,92 1,79 0,30

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,46 1,22 0,01

5. Konstruksi -9,06 5,47 0,43

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran -4,09 5,03 1,18

7. Pengangkutan dan Komunikasi -6,68 9,81 0,74

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perush. -4,07 3,17 0,15

9. Jasa-jasa -27,48 3,56 0,34

PDRB Kalimantan Barat -3,05 4,48 4,48

PDRB triwulan I bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan I (y-on-y). PDRB triwulan I-2010 dibandingkan triwulan I-2009 meningkat di seluruh sektor sehingga pertumbuhannya mencapai 4,48 persen. Urutan sektor-sektor dari pertumbuhan yang tertinggi adalah sektor pengangkutan-komunikasi 9,81 persen, sektor pertambangan-penggalian 7,95 persen, sektor konstruksi 5,47 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 5,03 persen, sektor pertanian 4,35 persen, sektor jasa-jasa 3,56 persen, sektor keuangan 3,17 persen, sektor industri pengolahan 1,79 persen, dan sektor listrik-gas-air bersih 1,22 persen.

(3)

Pada Grafik 1 di bawah ini terlihat sumber pertumbuhan setiap sektor pada triwulan I-2010. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi tidak selalu memberikan konstribusi yang signifikan dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi. Sektor pengangkutan-komunikasi misalnya, dengan pertumbuhan 9,81 persen ternyata hanya memberikan sumbangan 0,74 persen terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat, demikian pula dengan sektor pertambangan-penggalian yang hanya memberikan sumbangan 0,11 persen. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 berasal dari sektor pertanian 1,22 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran 1,18 persen.

Grafik 1

Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan I-2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000

(Persentase) 4,35 7,95 1,79 1,22 5,47 5,03 9,81 3,17 3,56 1,22 0,11 0,30 0,01 0,43 1,18 0,74 0,15 0,34 0 2 4 6 8 10 12 Pert anian Pert amb ang an Indus tri L GA Kon stru ksi Perd agan gan Penga ngkut an Keua ngan J asa ‐jas a P ertumbuhan E konomi S umber P ertumbuhan

II. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2009, Triwulan IV-2009, dan Triwulan I-2010

Nilai PDRB Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2010 mencapai Rp14.290,34 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2009 yang mencapai Rp14.554,63 miliar, tetapi lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2009 yang mencapai Rp12.888,22 miliar. Demikian pula dengan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan I-2009 mencapai Rp7.096,45 miliar, kemudian nilainya meningkat menjadi Rp7.647,15 miliar di triwulan IV-2009, dan pada triwulan I-2010 mencapai Rp7.414,11 miliar.

Terdapat tiga sektor lapangan usaha yang memiliki nilai tambah terbesar menurut harga berlaku yaitu sektor pertanian Rp4.148,72 miliar, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp3.334,32 miliar, dan sektor industri pengolahan Rp2.454,64 miliar. Sementara sektor konstruksi memberikan nilai tambah sebesar Rp1.195,86 miliar, diikuti sektor jasa-jasa Rp1.178,76 miliar, sektor pengangkutan-komunikasi Rp1.047,35 miliar, sektor keuangan Rp639,99 miliar, sektor pertambangan-penggalian Rp216,17 miliar, dan terakhir sektor listrik-gas-air bersih Rp73,98 miliar.

(4)

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 berturut-turut adalah sektor pertanian Rp2.087,00 miliar, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp1.739,77 miliar, sektor industri pengolahan Rp1.230,22 miliar, sektor jasa-jasa Rp698,60 miliar, sektor pengangkutan-komunikasi Rp586,79 miliar, sektor konstruksi Rp581,74 miliar, sektor keuangan Rp349,37 miliar, sektor pertambangan-penggalian Rp109,26 miliar, dan sektor listrik-gas-air bersih Rp31,47 miliar.

Tabel 2

PDRB menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Trw I-2009 Trw IV-2009 Trw I-2010 Trw I-2009 Trw IV-2009 Trw I-2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)  

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 3.601,29 3.658,04 4.148,72 2.000,09 1.819,52 2.087,00 Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 189,00 207,77 216,17 101,12 106,18 109,16

3. Industri Pengolahan 2.324,02 2.523,98 2.454,64 1.208,62 1.280,40 1.230,22

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 71,03 72,12 73,98 31,09 31,02 31,47

5. Konstruksi 1.129,59 1.295,20 1.195,86 551,58 639,73 581,74

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.032,39 3.434,32 3.334,87 1.656,38 1.814,01 1.739,77

7. Pengangkutan dan Komunikasi 886,75 1.093,43 1.047,35 534,39 628,77 586,79

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Persh. 594,64 663,07 639,99 338,63 364,21 349,37

9. Jasa-jasa 1.059,51 1.606,70 1.178,76 674,55 963,32 698,60

PDRB Kalimantan Barat 12.888,22 14.554,63 14.290,34 7.096,45 7.647,15 7.414,11

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

Lebih dari separuh PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2010 berasal dari tiga sektor terbesar yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Masing-masing sektor memberikan sumbangan sebesar 29,03 persen, 23,34 persen dan 17,18 persen. Sektor yang paling kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,52 persen.

Sektor pertanian, sektor pertambangan-penggalian, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor jasa-jasa merupakan sektor-sektor yang mengalami kenaikan peranan pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan I-2009. Sebaliknya sektor yang berkurang peranannya adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik-gas-air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor keuangan.

(5)

Tabel 3

Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 dan Triwulan I 2009-2010

(Persentase)

Lapangan Usaha 2008 2009 Triwulan I

2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 26,51 25,85 27,94 29,03 Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 1,43 1,48 1,47 1,51 3. Industri Pengolahan 18,33 17,97 18,03 17,18 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,55 0,53 0,55 0,52 5. Konstruksi 8,64 8,88 8,76 8,37 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,44 23,66 23,53 23,34 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,86 7,20 6,88 7,33 8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 4,68 4,63 4,61 4,48 9. Jasa-jasa 9,56 9,80 8,22 8,25

PDRB Kalimantan Barat 100,00 100,00 100,00 100,00

IV. PDRB Menurut Penggunaan

Perekonomian di suatu daerah dapat dihitung menurut pendekatan produksi dan konsumsi atau melalui sisi penyediaan/sektoral (supply side) maupun sisi permintaan (demand side). Keduanya akan sama pada suatu level perekonomian, sehingga angka nominal dan juga laju pertumbuhannya dari kedua sisi pendekatan tersebut menjadi sama. Begitupun dengan penghitungan perkembangan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I-2010, baik dari pendekatan pengeluaran/penggunaan/permintaan maupun pendekatan produksi atau sektoral adalah sama.

PDRB atas dasar harga berlaku Kalimantan Barat triwulan I-2010 sebesar Rp14.290,34 miliar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp8.014,17 miliar, Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar Rp3.939,09 miliar, transaksi ekspor sebesar Rp3.104,54 miliar dan impor (Imp) sebesar Rp3.061,12 miliar, konsumsi pemerintah sebesar Rp1.993,09 miliar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba sebesar Rp113,83 miliar dan perubahan stok sebesar Rp186,72 miliar.

Apabila didasarkan atas dasar harga konstan, maka PDRB Kalimantan Barat triwulan I-2010 sebesar Rp7.414,11 miliar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga Rp3.950,22 miliar. Komponen berikutnya adalah transaksi ekspor sebesar Rp2.146,79 miliar dan impor sebesar Rp1.968,08 miliar serta pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp1.942,83 miliar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba sebesar Rp67,52 miliar, konsumsi pemerintah sebesar Rp779,15 miliar, perubahan stok bertambah sebesar Rp495,68 miliar

(6)

Tabel 4

Produk Domestik Regional Bruto Triwulan I-2010 menurut Komponen Penggunaan (Miliar Rupiah)

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Triw I 2009 Triw I 2010 Triw I 2009 Triw I 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumah Tangga 7.551,49 8.014,17 3.759,20 3.950,22

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 101,37 113,83 65,82 67,52

3. Konsumsi Pemerintah 1.859,70 1.993,09 756,29 779,15

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.865,79 3.939,09 1.875,72 1.942,83

5. Perubahan Stok -539,38 186,72 386,57 495,68

6. Ekspor Barang dan Jasa 2.950,51 3.104,54 2.008,15 2.146,79

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2.950,51 3.061,12 1.755,31 1.968,08

PDRB Kalimantan Barat 12.888,22 14.290,34 7.096,45 7.414,11

Komponen utama pada struktur ekonomi Kalimantan Barat menurut penggunaan adalah masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan PMTB. Kedua komponen penggunaan ini merupakan lembaga utama (leading institution) dalam aktifitas perekonomian Kalimantan Barat seperti pada Grafik 2. Pada triwulan I-2010 kontribusi rumah tangga sebesar 56,08 persen, kemudian PMTB memiliki kontribusi sebesar 27,56 persen. Sedangkan komponen ekspor dan impor memberikan kontribusi masing-masing sebesar 21,72 dan 21,42 persen. Di sisi lain kontribusi untuk dua komponen penggunaan yang lain yaitu konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta nirlaba memiliki komposisi masing-masing sebesar 13,95 persen dan 0,80 persen seperti yang terlihat pada grafik 2.

Grafik 2

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Triwulan I-2010 Atas Dasar Harga Berlaku menurut Komponen Penggunaan

(7)

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun triwulan I-2010 apabila dibandingkan dengan triwulan I-2009 (y-on-y) tercatat sebesar 4,48 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh beberapa komponen PDRB penggunaan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor 12,12 persen, kemudian komponen ekspor 6,90 persen dan komponen konsumsi rumah tangga sebesar 5,08 persen. Sedangkan untuk komponen PMTB, konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga swasta nirlaba masing masing sebesar 3,58 persen, 3,02 persen dan 2,59 persen.

Jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 mengalami kontraksi sebesar 3,07 persen. Kontraksi tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar minus 32,08 persen, kemudian diikuti oleh komponen Lembaga Swasta Nirlaba dan PMTB dengan masing-masing sebesar minus 4,81 persen dan minus 1,27 persen. Di sisi lain pada pertumbuhan q-to-q, komponen penggunaan yang lain mengalami pertumbuhan positif seperti impor tumbuh 1,69 persen, ekspor tumbuh 0,62 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,06 persen ,seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Penggunaan Triwulan I-2010

Jenis Pengeluaran Pertumbuhan Triw I-2010 thd Triw IV-2009 (q-to-q) Pertumbuhan Triw I-2010 thd Triw I-2009 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 0,06 5,08 2,71 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba -4,81 2,59 0,02 Konsumsi Pemerintah -32,08 3,02 0,32 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto -1,27 3,58 0,94 Ekspor Barang dan Jasa 0.62 6,90 2,00 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 1.69 12,12 3,22

PDRB Kalimantan Barat -3,05 4,48

Apabila dikaji berdasarkan sumber utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 dari sisi penggunaan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya, maka sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen Impor barang dan jasa yang menyumbang 3,22 persen dan diikuti oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga dan Komponen Ekspor dengan sumbangan masing-masing sebesar 2,71 persen dan 2,00 persen. Sedangkan untuk tiga komponen penggunaan yang lainnya yaitu PMTB, Konsumsi Pemerintah dan konsumsi swasta nirlaba masing-masing memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,94 persen, 0,32 persen dan 0,02 persen.

(8)

Informasi lebih lanjut hubungi: Bidang Neraca Wilayah dan

Analisis Statistik

Telepon: 0561-735345 E-mail : nwas6100@bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

VISI BPS :

Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua

Bantulah Petugas

Sensus Penduduk

Yang Akan

Mengunjungi

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 menunjukkan nilai stabilitas yang dihasilkan dari Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) tanpa serat ijuk dengan umur curing 0 hari telah memenuhi syarat

Hal ini tentunya menunjukkan bahwa potensi PAD yang berasal dari pajak daerah untuk meningkatkan kontribusinya kepada PAD masih sangat besar bila SKPD yang

MENETAPKAN : KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA TENTANG PENETAPAN HASIL VERIFIKASI DOKUMEN ASLI DAN PENGELOMPOKAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) CALON MAHASISWA

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola

upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan