• Tidak ada hasil yang ditemukan

---~---~ , - - DJIWA DAN SEMANGAJ BENTUKLAH KABINET PRESIDENTIL JANG BERMUTU OLEH: PRAWOTO MANGKUSASMIl'O ;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "---~---~ , - - DJIWA DAN SEMANGAJ BENTUKLAH KABINET PRESIDENTIL JANG BERMUTU OLEH: PRAWOTO MANGKUSASMIl'O ;"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

---~---~- ---.---- -- - -, -

-.

DJIWA DAN

SEMANGAJ

1945

BENTUKLAH KABINET PRESIDENTIL JANG BERMUTU

OLEH:

PRAWOTO MANGKUSASMIl'O ;

(3)

'-1-"-'-,--Mono:

...

MASJUMI menolak suatu

"Machtsstaat"

_ _ _....1

Assalamu'alaikum w.w.

1.

PENDAHULUAN.-SUMPAH.

Hampir 2y:! tahun jang lalu di Gedung Gubernuran Djawa Barat, di Kota Bandung ini dituntun oleh P.J. M. Presiden, kami telah bersumpah sebagai berikut :

"Demi Allah,

"Saja bersumpah bahwa saja, untuk dipilih men-djadi Anggota Konstituante langsung atau tak langsung, dengan nama atau .dalih apapun, tiada memberi ataumendjandjikan ataupun akan mem-berikan sesuatu kepada siapapun djuga.

Saja bersumpah bahwa saja, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam djabatan

ini, tiada sekali" akan menerima, langsung atau-pun tak langsung, dari siapaatau-pun djuga sesuatu djandji atau pemberian.

Saja bersumpah, bahwa saja senantiasa akan membantu memelihara Undang-undang Dasar dansegala peraturan jang lain jang berlaku bagi Republik Indonesia, bahwa saja akan berusaha dengan sekuattenaga memadjukan

(4)

kesedjahte 2 kesedjahte

-raan Republik Indonesia dan bahwa saja akan setia kepada Nusa dan Bangsa".

Kami mengutjapkan sumpah untuk menjatakan ke-sanggupan kami akan berusaha dengan sekuat tenaga memadjukan kesedjahteraan Republik Indonesia itu dengan dimulai dengan kata- "Derni Allah" dan tidak dengan kata2derni Ini atau demi itu. Rami ingin se-bagai Anggota Konstituante ini rnendjadi penjam-bung - lidah jang setia dari rakjat pemilih kami, rakjat jang kadang" tjuma bisa menjampaikan

ka-ta-hatinja dengan berlinangnja air-mata, rakjat jang pertjaja kepada Tuhan. Ja Tuhanku tetapkanlah hati kami, tetapkanlah irnan kami, supaja didalarn meng-hadapi persoalan jang sedang kita bitjarakan

bersa-rna ini, kaml tetap digolongkan didalam golongan

orang- jang berdjuang demiMu, demi Allah dan tidak demi ini atau demi itu, dan tidak digolongkan kami kepada golongan-golongan orang [ang mengingkari sumpah.

Amien.

2. PEMERINTAH MEMBALIK TJARA BERFI

xm,

Putusan Dewan Menteri tertanggal 19 Pebruari 1959 jang disampaikan dengan surat Perdana Mente-ri' tertanggal 21 Pebruari 1959 kepada Ketua Kon-stituante, diberi nama resmi "Pelaksanaan Demokra-si Terpimpin dalam rangka kembali ke Undang-un-dang Dasar 1945". Baik dilihat dari susunan kata''-nja, maupun dari sedjarah terdjadikata''-nja, maka ternjata jang mendjadi pokok persoalan ialah: pelaksanaan demokrasi terpimpin.

3

-Sudah lama kita mendengar adanja usaha- untuk melaksanakan idee demokrasi-terpimpin itu. Kami telah berkali-kali membatja adanja "Opentalk?" ter-tutup. Karni masih ingat apa [ang disampaikan oleh sdr. P.M. Djuanda pada pembukaan sidang Pleno Konstituante II pada tanggal 30 Djuli 1958. Kese-muanja itu adalah mengenai pelaksanaan demokrasi-terpimpin. Baru pada tanggal 19 Pebruari 1959 ini

kami .setjara resmi mendengar muntjulnja idee kern-bali ke Undang-undang Dasar 1945.

Dengan demikian pembitjaraan mengenai kemba-li ke Undang-undang.Dasar 1945 di Konstituante se-karang ini adalah akibat semata-mata dan bukan

penunaian amanat jang mulia.

Sedang tugas pokok jang mulia daripada Konsti-tuante ini, jang diamanatkan oleh pemilih- para ang-gotanja, ialah menjusun hukum-dasar untuk kehidu-pan kita bernegara. Apakah hukum-dasar itu akan mengakibatkan demokrasi-terpimpin atau tidak ada-lah soal sesudahnja hukum-dasar itu itu sendiri se-lesai disusunnja. Dengan demikian maka Pemerintah dengan menjampaikan keputusannja jang disebutkan diatas itu, sebenarnja telah membalikkan persoalan-nja. Ia menurunkan martabat pembuatan Undang-undang Dasar itu mendjadi akibat pelaksanaannja sesuatu idee tertentu sadja dan tidak pertama-tama untuk rnengusahakan hukum-dasar, jang kepadanja diserahkan untuk turut menjusunnja mendjadi sum-ber-hukum jag tertinggi. Timbullah suatu pertanjaan jang menjinggung kejakinan, suatu "gewetensvraag": "Sesuaikah ini dengan kesanggupan jang telah kita ikrarkan dengan mengutjapkan sumpah atan djandji ditempat kita maslng-, baik sebagai Menteri maupun

(5)

4

-sebagai Anggota Konstituante?'

Pertanjaan ini dikemukakan, tidak untuk didjawab beramai-ramai. Saja sudah merasa tjukup, kalau per-tanjaan ini mampu untuk menjinggung tali hati nu-rani kita menghadapipertanggungan djawabkitama

sing2 sebagai pembawa amanat rakjat. 3. DEMOKRASI TERPIMPIN.

Baiklah sekarang mengenai demokrasi-terpimpin itu sendiri kami kemukakan sepatah dua patah kata. Didalam statement partai kami tertanggal 16 Agus-tus 1958 dinjatakan:

"Apa [ang dikatakan demokrasi-terpimpin sam-pai sekarang belum djelas bagi Masjumi. Pend i-rian Masjumi ialah :."Pimpinan Negara

didjalan-kan menurut qoidah" hukum jang dipatuhi djuga oleh tiap" penguasa, sesuai dengan preamble dan pasall ajat 1dari Undang-undang Dasar Semen-tara, jang menamakan Republik Indonesia ini sa-tu "negara-hukum" (rechtsstaat); pimpinan dari sesuatu kekuasaan jang menempatkan dirinja di atas hukum, permulaan dari pertumbuhan kea-rah suatu "negara-kekuasaan" (machtsstaat)

ti-dak dapat diterima. Masjumi memperdjuangkan suatu "rechtsstaat" dan menolak suatu "machts-staat', Demikian pernjataan itu.

Sekarang kita sudah dihadapkan kepada definisi resmi dan agak terperintji dari apa [ang dinamakan demokrasi-terpimpin itu. Pemerintah memberikan de-finisi mengenaidemokrasi-terpimpinitu didalamtidak

kurang dari 12 buah rumusan. Sajang diantaranja ti-dak sedikit jang titi-dak menambah dalamnja

pengerti 5 pengerti

-an kita mengenai demokrasi-terpimpin itu, umpama-nja:

. "Demokrasi terpimpin ialah demokrasi"; "De-mokrasi terpimpin bukanlah diktatur"; .Demok-. rasi terpimpin adalah demokrasi jang tjotjok de-ngan kepribadian bangsa Indonesia"; "Demokra-si terpimpin adalah demokra"Demokra-si disegala soal ke-negaraan dan kemasjarakatan". .

Maafkanlah kalau kata- demikian itu dirasakan

se-bagai slogan- semata-mata.

Pengertiannja barn mulai agak djelas, kalau kita membatja kalimat'' sebagai berikut :

a). Inti daripada pimpinan dalam demokrasi-ter-pimpin adalah permusjawaratan, tetapi suatu permusiawaratan jang "dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan", bukan oleh "perdebatan dan penjiasatan jang diachiri dengan pengaduan ke-kuatan dan penghitungan suara .pro dan

con-tra".

b),. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat jang

sehat dan jang membangun diharuskan dalam alam demokrasi terpimpin; jang penting ialah

tjara bermusjawarat dalam permusjawaratan

perwakilan jang harusdipimpin dengan hikmat kebidjaksanaan.

c). Sebagai alat, maka demokrasi terpimpin me-ngenal djuga kebebasan berfikir dan

berbitja-ra, tetapi dalam batas- tertentu, jakni batas keselamatan Negara, batas kepentingan rakjat

banjak, batas kepribadian bangsa, batas kesu-silaan dan batas pertanggungan-djawah kepada

(6)

6

-Mengachiri permusjawaratan denganpengaduan kekuatan dan penghitungan suara pro dan contra. oleh hampir semua ahli-fikir ketatanegaraan diakui sebagai suatu jang tidak memuaskan, tetapi diterima sebagai satu-nja alternatief', karena tidak ada alter-natief lain, diterima sebagai suatu "noodzakelijk kwaad". Djuga Undang-undang Dasar 1945 tidak bi-sa melepaskan diri dari alternatief ini, sehingga dida-lam pasal 2 ajat 3 Undang-undang Dasar itu

dinjata-kan: (

"Segala putusan Madjelis Permusjawaratan Rak-jat ditetapkan dengan suara jang terbanjak".

Kiranja djalan fikiran Pemerintah lebih mudah di-ikuti, djika ajat ini diubahnja mendjadi, umpamanje : Segala putusan MadjeIis Permusjawaratan Rakjat di , tetapkan dgn. permusjawaratan jang dipimpin oleh ' hikmat kebidjaksanaan",

Selandjutnja kebidjaksanaan jang didjalankan oleh Pemerintah hingga sekarang didalam membawa per-soalan ini kedalam sidang Konstituante, dengan tf..

dak mengingini adanja suatu perobahan dan selan-djutnja, seperti jang dikatakan sdr. P. M. Djuanda, jang mendasarkan kebidjaksanaannja atas dasar du-kungan jang sudah diperdapat, bukankah jang demi-kian itu setjara singkat bisa diformulir "take it or leave it" dan bukankah dengan demikian Pemerintah sendiri sudah membawa djalannja permusjawaratan kearah adu kekuatan? Dan bukankah dengan demi-kian Pemerintah sendiri didalam pelaksanaan demok-rasi-terpimptn, kalau saja boleh memindjam perkata-.an-perkataan Presiden, sudah memulainja dengan me TIljeleweng dari prinsip2 demokrasi-terpimpin itu sen

diri?

7

-Lain dari pada itu didalam pengertian "adu keku-atan bagaimanapun djuga masih terdapat banjak se-dikitnja unsur sportiviteit, sedang "adu kekuatan" jang diperlihatkan sekarang, dengan segala entourage jang sudah sama- kita ketahui lebih dirasakan seba-gai penindasan dad simaha kuat terhadap silemah. Apakah ini jang dinamakan sesuai dengan kepribadi-an bkepribadi-angsa Indonesia? Mungkin ada jkepribadi-ang akkepribadi-an me-nasehati saja, "saudara 'dihinggapi penjakit textbook thinking" Entahlah.

Mengenai oposlsl dikatakan :

"Oposisi dalam arti melahirkan pendapat jang se-hat dan jang membangun diharuskan dalam alam demokrasi-terpimpin; jang penting ialah tja-ra bermusjawatja-rat dalam permusjawatja-ratan per-wakilan jang harus dipimpin dengan hikmat ke-bidjaksanaan".

Selandjutnja Presiden berkata :

"Dari uraian saja jang terdahulu dapat diambil ' kesimpulan, bahwa dalam alam demokrasi-ter-pimpin tidaklah sewadjarnjaapabilaada suatu oposisi, dalam am golongan jang senantiasa dan dIm segala hal hantam-kromo menentang sadja Pemerintah, baik setjara parlementer maupun setjara extra-parlementer", .

Tjara oposisi jang diusahakan sampai sekarang ini oleh Masjumi dan jang didjalankan didalam sistim jang dinamakan demokrasi-liberal oleh Pemerintah, kiranja djuga tidak seperti jang disignallr oleh Pre-siden itu.

Bukti dari utjapan ini bisa ditjarinja didalam djum-lah pendirian- Pemerintah, baik dalam lapangan

(7)

per 9 per

-4. ALASAN ·PEMERINTAH MENGAMBIL KE-PUTUSAN TANGGAL 19 PEBRUARI 1959. Saja kutip dari pidato Presiden: "Sebagai wakil-jang terhormat dari pada rakjat Indonesia, sdr-.. tentunja memaklumi kesulitan- negara dan ma-sjarakat kita, terutama pada tahun- belakangan ini,

Diatas telah dikutip bahwa

. mengenal djugakebebasan berfikir dan berbitjara, tapi dalam batas- tertentu, jakni:

"Batas keselamatan Negara, batas kepentingan rakjat banjak, batas kepribadian bangsa, batas kesusilaan dan batas pertanggungan djawab ke-pada Allah s.w.t.",

Seolah- demokrasi jang bukan demokrasi-terpim-' pin tidak mengenal sama sekali batas- seperti itu. Se-dang jang pokok ialah, siapa, sekali lagi siapa me-nentukan apakah batas2itudilanggar, ja atau tidak. Jang kami kehendaki ialah bahwa.penentuan apa-kah ada pelanggaran terhadap batas- itu diletakkan didalam qoldah> huknm dan tidak diletakkan dalam tangan seorang maha-pemtmpin, lepas dari persoalan siapa jang akan didjadikan maha pemimpin itu. Oleh karena Itu sekali lagi kami ulangi, Masjumi memper-djuangkan suatu "rechtsstaat" dan menolak suatu "machtsstaat".

Definisi mengenai demokrasi-terpimpin jang klta djumpal dalam keteranganPemerintah itu, tidak me-jakinkan kami, malahan membimbangkan kami, bah-wa kita akan menudju kearah janglebih dekat kepa-'

da suatu negara-hukum atau reehtsstaat,

undang-an maupun dalam lapangan kebidjaksanaan, jang hingga sekarang disetudjui oleh Masjumi seba-gai partai opposisi. Dan bisa diperdjelas pula dari per-njataan jang pernah kita sampaikan kepada umum dalam peringatan ulang-tahun Masjumi ke VI pada tahun 1951 jang berbunji sebagai berikut :

"Adapun tjara" jang dipergunakan, dengan tidak hendak memberikan tjontoh satu persatu, kerap kali menimbulkan pertanjaan kepada orang- jang tidak mudah silau karena kemilaunja kemena-ngan-kemenangan [ang bersifat sementara: "Apakah betul kita sudah berada pada djalan jang baik ?".

Dipandang dari pada sudut partai politik jang mendasarkan perdjuangannja atas qoidah- aga-rna, perlu kita renungkan kembali apakah benar didalam mengedjar kemenangan? jang bersifat sementara itu, dapat dipertanggung djawabkan djika ditinggalkan ketentuan2 jg. terang nasnja didalam agama? Saja jakin tidak, sebab djika ja maka kerusakanlah jang akan mendjadi bagian kita dan tidakada guna, malah menjesatkan per-kataan agama jang kita tempelkan pada papa~­

nama kita, Gerangan demikianlah jang diperi-ngatkan oleh pudjangga politicus Sjech Moham-mad Abdoeh dengan perkataannja jang bersajap : La'natullahi 'alal-sijasah". Marilah rota mem-buktikan, bahwa kita dapat berpelitik dalam ar-ti untuk menegakkan hak dan kebenaran. I'lai kalimattillah dalam tiap2tindakan jang dilaku-kan", Demikianlah pernjataan itu,

(8)

1 0

-Pada suatu ketika kesulitan" itu adalah demikian

memuntjaknja, sehingga saja memandang perlu

pada tanggal 21 Pebruari 1958 mengemukakan suatu Konsepsi untuk menjelamatkan Republik Proklamasi!

Konsepsi saja itu ternjata belum dapat diteri-ma oleh diteri-masjarakat setjara bulat, Padahal pe-nerimaan setjara bulat itu merupakanlah suatu "conditio sine qua non" bagi polaksanaannja dengan sesempurna-sempurnanja".

Selandjutnja Presiden berkata :

"Kesemuanja - permusjawaratan, pembitjara-an, pertukaran fikiran itu, achirnja memper-kuat kejakinan kita bahwa keadaan Negara dan masjarakat kita menghendaki agar dalam waktu sesingkat-sing-katnja sistim kenegar aan dan kemasjarakatan kita ditindjau kembali da-n dirombak setjara revolusioner. Ja, ditlndjau kembali dan dirombak setjara revolusioner, se-lekas-Iekasnja! Maka dipandanglah perlu, agar pembuatan Undang-undang Dasar Republik In-donesia oleh Konstituante bersama-sama de-ngan Pemerintah, lebih dipertjepat lagi. Dalam pada Itu terasalah pula keperluan un-tuk mentjarikan djalan keluar bagl kesulitan-kesulitan jang dihadapi oleh KonStituante. Me-ngenai beberapa soal-soal pokok jang berat". Demikian Presiden.

Djelaslah, bahwa apa jang dikemukakan didal~ kutipan pertama adalah mengenai b~dan~ .e~ecutIef dan bukan kewadjiban atau tugas kita disini untuk mempersoalkannja. Presiden mengatakan tentang hal ini:

-11~

"Karena kita njeleweng. Njeleweng disemna la-pangan! Njeleweng disemua bidang dan dJiwa dan semangat, saja ulang djiwa dan semangat, U.U.D. Proklamasi 17 Agustus 1945".

.Adapun mengenai alasan jang kedua pantas

di-njatakan disini terima kasih kami kepada Pemerin-tah jang begitu baik hati untuk mentjarikan djalan keluar untuk kesulitan-kesulitan Konstituante.

Selandjutnja dalam keterangan Peberintah kepa-da D.P.R. dikatakan :

"Deng~n kembali kepada Undang-undang Dasar

1945 dimaksudkan untuk mengembalikan selu-rub potensi nasional, termasuk golongan-golo-ngan Islam, guna dipusatkan kepada penjelesai-an soal-soal keampenjelesai-anpenjelesai-an dpenjelesai-an pembpenjelesai-angunpenjelesai-an dise-luruh bidang". Dilain tempat Pemerintah berka-ta:

"Perlu ditambahkan disini adanja

pertentangan-pertenta~~an pendap~t di Konstituante jang

mempunjai pengaruh jang tidak bermanfaat pa-da masjarakat, jang djika dibiarkan terlalu lama akan mendjadi demikian sulitnja hingga ttdak mungkin untuk mentjari penjelesaian setjara damai" Demikian Pemerintah.

Marilah alasan-alasan dan keterangan2 itu kami bahas satu-persatu. Mengenai kesulitan-kesulitan jang dihadapi Konstituante, maka Ketua Konstitu-ante sendiri telah menjatakan optimismenja dan Kon stituante sendiri telah .menetapkan antjar-antjar waktu penjelesaian pekerdjaannja pada bulan Maret 1960:

(9)

1 2

->3elandjutnja djika benar bahwa "pertentangan-pertentangan di Konstituante mempunjai pengaruh jang tidak bermanfaat pada masjarakat", maka mendjadi kewadjiban Pemerintahlah kiranja untuk mentjegah pertentangan-pertentangan itu mendjalar keluar 'ian turut mengusahakan supaja persoalan Konstitusi setjara tenang dibiarkan dibitjarakan

oleh Konstituante.

Didalam pertentangan paham mengenai dasar negara, kami tidak menguasai radio dan sedjak lama tidak pula diadakan rapat-rapat besa:: untuk me::a-maikan faham Islam. Kalaupun kemudian sekretariat Konstituante ini dibandjiri oleh pernjataan-pernjata-an pro ini atau pro itu, maka terpernjataan-pernjata-ang dapat dibukti-kan bahwa budibukti-kan golongan Islam-lah jang memulai

me~girimkanpernjataanz itu dan d~ngan demikia~ membawanja ketengah-tengah masjarakat. Tetapi baiklah hal ini sampai demikian sadja,

Jang sangat menarik perhatian kami ialah kete-rangan Pemerintah jang kami kutip diatas jang berbunji, saja ulang: "Dengan kembali kepada Undang-undang Dasar 1945 dimaksudkan me-ngembalikan seluruh potensi nasional, termasuk golongan-golongan Islam, guna dipusatkan ke-pada penjelesaian soal-soal keamanan dan pem-bangunan diseluruh bidang", . MaksudPemerintah itu adalah sungguh balk dan pantas mendapat penghargaan. Soalnja ialah, apa-kah maksud itu akan tertjapai dengan tjara begini? Baiklah kami beberkan pendapat kami mengenai hal ini. Telah sama-sama kita maklumi, bahwa pada tanggal 18 Agustus 1945 telah terdjadi

pentjoretan 1 3 pentjoretan

-pentjoretan terhadap R.D.D. Dasar jang telah disi.. apkan semula. Pada waktu itu Bung Karno sebagai Ketua Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia berkata:

"bahwa D.D.D. jg. kita buat sekarang ini (jang dimaksudkan ialah D.D.D. 1945), adalah Un-dang-undang Dasar Sementara. Kalau saja bo-, leh memakai perkataan: ini Undang-undang Dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara didalam suasana jang lebih tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Madjelis PerwakiIan Rakjat jang dapat membuat Undangundang -Dasar jang lebih lengkap dan lebih sempurna, Tuan-tuan mesti mengerti, ini sekadar Undang-undang Dasar sementara, Undang-Undang-undang Da-sar kilat, bahkan barangkaliboleh dikatakan,. inilah revolusi-grondwet, Nanti kita membuat Undang-undang Dasar jang lebih sempurna dan lengkap. Harap di-ingatkan oleh tuan-tuan be-tul-betul, agar supaja kita ini hari bisa selesai dengan Undang-Undang Dasar ini".Demikian-Bung Karno.

Pertama jang menarik perhatian kami ialah bah-wa penilaian Bung Karno sendiri pada waktu itu terhadap D.D.D. 1945 ternjata sangat berlainan de-ngan sekarang. Penilaian diatas diberikan pada tang gal 18 Agustus 1945. Manakah dari dua penilaian itu jang lebih sesuai dengan djiwa dan semangat 1945? Buat kami tidak ragu-ragu lagi, ialah penilai-an dibulpenilai-an Agustus 1945.

Selandjutnja kesempatan untuk "membu~tD.D.D. jang lebih lengkap dan lebih sempurna" itu

(10)

ditung 1 4 ditung

-.gu-tunggu oleh ummat Islam, jang merasa ketjewa pada waktu itu, Setahun, dua tahun, tiga tahun sam-pai 12 tahun. Sementara Itu ada jang sudah tidak sabar menantinja dan sudah memilih djalan lain. Saat jang dinanti-nantikan tiba dan sudah terbajang dimuka mata akan menghasilkan sesuatu jang lebih memuaskan. Sekonjong-konjong datanglah putusan Pemerintah tanggal 19 Pebruari 1959 itu. Putusan itu. dirasakan seperti hendak memenangkan Pantja Sila. Pemerintah mengatakan bukan itu maksudnja. Tetapi harus diingat bahwa djika kita mengin.ljak alam perasaan, maka tidak selalu kita bisa

menuru-tinja dengan logica semata-mata. Pemerintah me-ngatakan : "UnJtuk mengembalikan selnruh potensi nasional.vtermasuk golongan-golongan Islam". Oleh Ummat Islam dirasakan "kita diegosi lagi untuk ke-dna kalinja. Djalan kita dipotong lagi", Distnilah le-taknja tragiek keputusan Pemerintah Itu,

Pemerintah meminta menangguhkan usaha2 untuk menjempurnakan U.U.D. 1945 itu sampai keadaan sudah stabiel. Sebaliknja dikemukakan pendirian, ,.berikanlah kesempatan untuk menjelesaikan peker-diaan Konstituante dan dengan demikian keadaan akan mendjadi stabiel".

Inilahprobleem jang kita hadapi seka.rang. 5. AMANAT PENDERITAAN RAKJAT.

Semua pedjuang kemerdekaan dari zaman dan tingkatan manapun djuga adalah pembawa amanat penderitaan rakjat.

"Amanat penderitaan rakjat jang harus kita taati, jang harus kita penuhi menurut pendapat Presiden terdiri dari 3 hal :

1 5

-1. 'I'jiptakanlah suatu masjarakat jang adil

dan makmur,

2. Bentuklah suatu negara kesatuan berdasar-kan faham unitarisme.

3. Anutlah tjara bermusjawarah dalam satu badan atau sistim monokameraI.

Amanat penderitaan rakjat, termuat lengkap didalam Piagam Djakarta dan mendjiwai U.U.D. 1945 "dalam keseluruhannja. Ia melipu-ti pembukaannja, iapun melipumelipu-ti batang-tubuh-nja". Berkata Presiden selandjutnja .Jcarena itulah maka Undang-undang 1945 adalah luhur artinja dalam sedjarah Bangsa Indonesia, agung kedudukannja dalam Revolusi N asional kita".

Andaikata kita setudjui seluruhnja, bahwa ama-nat penderitaan rakjat itu terdiri dari 3 hal tersebut diatas, maka ada suatu dokumen-historis lain jang Iebih berhak untuk dianggap sebagat manlfestasi jangIebih baik dari amanat penderitaan rakjat Itu,

ialah Undang-undang Dasar Sementara 1950. Apa sebabnja? Karena ia memuatnja lebih Iengkap dan lebih djelas. Kita djumpai disana amanat untuk me-nudju masjarakat jang adil dan makmur. Rita djum-pai disana untuk pertama' kalinja bersama-sama ba-ik didalam mukadimahnja maupun didalam batang-tubuhnja istilah c.Republik Kesatuan". Istilah jang kita djumpai dalam mukadimah Undang-undang Da-sar 1945 ialah istilah "persatuan", sedang arti jang diberikan setjara resmi oleh Prof. Supomo menge-nai istilah persatuan ini ialah, saja kutip :

(11)

17 '

-undang Dasar 1950 daripada U.U.D. 194.5. Walau-pun tidak dalam arti biasa, namun U.U.D1 ~9~5

me-nganut sistim bikameral, sebab ada Madjelis Per-musjawaratan Rakjat jang bersidang sedikitnja se-kali dalam 5 tahun (djadi mungkin "PBrsiqang hebe-rapa kali) dan Dewan Perwakil~ Rakjat.Dja.~i~a­

laupun tugas Madjelis Permusjawaratan Rak~at itu ialah, disamping menetapkan U.U. D., menetapkan djuga garis-garis besar daripada haluan ~egara, maka didalam prakteknja akan sukar sekali men~­

rik batas mana janggarisbesar dan mana janggl\>f1S

ketjil, sehingga kerap kali akan t~rdja~ ~e~bitjara­

an satu masalah didalam kedua Madjelis itu, Hal ini sedjalan benar dengan sistim ..bikamenal. <:)If:\h karena itu djika jang didjadikan titik bertolak, JaQg dinamakan amanat .penderitaan rakjat itu tiga hal seperti jang disebut oleh Presiden, maka clidalarp memillh diantara U.U.D. 1945 dan U.U.D. 1950, orang mestinja sampai kepada kesimpulan: Undang-undang Dasar 1950-Iah jang Iebih sempurna memu-at djiwa amanmemu-at penderitaan rakjmemu-at Itu,

Dilain tempat Presiden mengingatkan kitakep~­ da "konstitusi Amerika Serikat, jang dibuat di-zaman revolusi dan perang kemerdekaan Arne-rika hampirdua abad jang lalu, tetapi toh rna-sih tetap berlaku sampai saat sekarang-Ini, sa,-kallpun dengan tamba4@-~bah~n.ja.I\g.dila,

kukan berang,s9l:,,:(l,.llgSll,J,'1l)lWk, .. meme;nulli

ke-butuhan.~a:tlW-ji'r~;:p@me:p.gEmM,U:t:JJ)·.1945

Presiden berkata: " , walaupun-kita nnung

kin·Pe~pk;lut)\U~,menl1ml;>,ftl1lil.j!l;."l;>,~rtW'Utf:tp.rut

sesuai dengan kebutuhan kita" "Negara, jang melindungi segenap Bangsa

In-donesia dan seluruh tumpah darah Indo- " nesia dengan berdasar persatuan, dengan me-wudjudkan keadilan bagi seluruh rakjat Indo-nesia. Ini terkandung dalam Pembukaan. Taw su .dah saja katakan, oleh karena itu kita menolak bentukan Negara jang berdasar individualisme dan djuga kita menolak bentukan Negara seba-gai klasse-staat, sebaseba-gai Negara, jang hanja mengutamakan satu klassa, satu golongan. um-pamanja sadja, Negara menurut sistim Sovjet, jang ada sekarang, ialah mengutamakan klas-sapekerdja, proletariat, klassa pekerdja dan

tani.

Itu jang diutamakan, maka itupun kita tolak dengan menerimanja Pembukaan ini, se-bab dalam Pembukaan ini kita menerima aliran pehgertian Negara Persatuan, Negara jang me-lind'tmgi dan meliputi segenap Bangsa seluruh-nja.i Djadi Negara mengatasi segala golongan, rriengalasi segala faham golongan, mengata~i

seg(l.l~faham perseorangan. Akan tetapi

Nega-... ra!·l!le.nurut pengertian disini, menghendaki pe-ngEirtiatl persatuan, -meliputi seluruhnja,

sege-napBa;n~~aseluruhnja, seluruh Rakjat, itu

sa-tuhaI' jatig harus tidak boleh kita lupakan". )I)entikiahlah.pendjelasan resmi jang diberikan oleh Prop.StiP?mo dimuka rapat Badan Penjclidik

U~aha-u~aJiaPersiapan Kemerdekaan Indonesia

pa-da tangga.l15·Djuli 1945. Djelas bahwa jang

dimak-~iidkan'iaJah'B1ikanfaham unitarisme.

'Merigenai~lst;mmono-kameral, ...

(12)

Undang18

-Me:l",lgenai sistim Perwakilan itu ternjata pertum-buhan Negara kita menudju kearah satu kenjataan, ialah bahwa sistim mono-kameral .tidak atau kurang . memuaskan, Bukankah disamping timbulnja fikiran-fikiran jang menghendaki adanja Senat, telah men-djadi kenjataan sekarang bahwa disamping D.P.R. ada Dewan Nasional,dimana kerap kali pula dimu-sjawaratkan soal-soal jang mendjadi soal-soal Par-lemen? (Djadi permulaan menudju sistim bikame-ral). Kalaupun Presiden sendiri pernah mengatakan bahwa Negara sendiri adalah suatu alat, maka ba-gi kami sistim mono-kameral atau bikameral adalah

311at atau tjara semata-mata untuk melaksanakan amanat penderitaan rakjat, penderitaan jang harus dihilangkan, penderitaan jang baru hilang kalau kita sampai kepada masjarakat jang adil dan makmur. Masjarakat jang adil dan makmur bisa terdapat didalam sistim kesatuan atau sistim federasi, didalam sistim mono-kameral atau bika-meral, tetapi -sebaiknja sistim kesatuan dan mono-kameral tidak pasti mendjamin keadilan dan kemak-muran. Oleh karena itu maka buat kami amanat pen deritaan rakjat itu hanja satu sadja ialah: masjara-kat jaJIIIg adil dan makmur, AdiI melambangkan kero-hanlan, Makmur melambangkan kedjasmanian.

Pemerintah mem-formulirnja sebagai "suatu ma-sjarakat jang adil dan makmur, suatu masjara-kat jang penuh kebahagiaan materiil dan spiri-tuil, sesuai dengan tjita-tjita Proklamasi Ke-merdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945".

Adapun sistim kesatuan dan mono-kameral ada-lah tjara belaka."

' 19

-Berbitjara lebih landjut tentang tambahan-tambahan jang dilalcukan untuk memenuhi kebutuhan zaman, maka ternjata bahwa selama 14 tahunInikita sudah menghadapi pertumbuhanpe-ngertian mengenai umpamanja goal bahasa. Kalau dalam tahun 1945 kita mendjumpai perumusan da-lam fasal 36 U.U.D.:

"Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia"

"Mak!l sekarang ini Konstituante menge-nai masalah Bahasa itu sudah memutuskan perumu-san sebagai berikut :

,,1. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. 2. Pemakaian, pemeliharaan dan perkembangan

Bahasa Daerah diatur dengan Undang-un-dang atau atas kuasa unUndang-un-dang-unUndang-un-dang". Dje-laslah pertumbuhan kearah memberi isi jang lebih sempurna kepada devis-negara "Bhineka Tung-gal Ika".

Mungkin ada jang akan berkata rumusan 1945 adalah lebih baik, tetapi dengan demi-kian orang itu dengan kurang sadar sebenarnja telah membongkar landasan bekerdjanja Konstitu-. ante ini sebagai pendjelma KedaulatanRakjat jang tertinggi. Adalah wewenang jang sjah dari Konsti-tuante ini untuk menentukan apa jang baik dan apa jang tidak dilapangan pembuatan Undang-undang Dasar. Diadakannja permusjawaratan disini ialah pengakuan, bahwa keputusan Konstituantelah jang merumuskan Kedaulatam Rakjat Indonesia. Kalan

inidisangsikan konsekwensinja iaIah bahwa apa sa-dja jang akan diputuskan nanti tetap akan dlsangsi-kan puladan ini mengandung bahaja jang sangat besar,

(13)

-

21-7. DJIWA DAN SEMANGAT 1945.

Sebagai benang merah terbentanglahmenjusur . . seluruh amanat Presiden tekanan kemaha-penting-nja djiwa dan semangat 1945. Kami kira tidak ada

jangtidak setudju dengan itu. Oleh karena itu ka-mipun sangat setudju dengan utjapan Presiden

di-mana beliau mengatakan : .

"Jang penting dalam Undang-undang Dasar 1945 bukanlah sekadar bab-babnja, bukan seke dar fasal-fasalnja, bukanlah sekedar rumusan-rumusannja, bukanlah sekedar kata-katanja, tetapi djiwanja, semangatnja, kepribadian Bang sa Indonesia dan amanat penderitaan Rakjat Indonesia jang mewahjuhi Konstitusi

Prokla-masi Agustus 1945 itu". .

Djadi jang penting iaJah djiwa dan se-mangatnja. Kepada Konstituante inilah ter-letak tugas murni untuk merumuskan itu. Dan dari keseluruhan djalan fikiran jangkami ke-mukakan dalam uraian ini djelaslah kiranja bahwa kami mesti sampai kepada kesimpulan, bahwa rumu-san Pemerntah jang meng-indentifisir djiwa dan se:. mangat 1945 itu dengan Undang-undang Dasar 1945 adalah kuratOlg tepat. .

Untuk membuktikan bahwa uraian kita diatas. mengenai fungsi opposisi tidaklah sekedar pelepas kata sadja, maka tidak tju-kuplah rasanja dan tidak sesuailah kiranja dengan perasaan tanggung-djawab, djika kami sekedar tju-ma mengatakan: "perumusan pemerintah adalah ku-rang tepat". Kami rasakan sebagai suatu kewadji-ban untuk mengemukakan dlsint suatu alternatief

-20 ~

6; PRIODE BERLAKUNJA UNDANG -- UN-DANG - DASAR 1945 DIDALAM BE(NTUKJANG·

MURNI. -,

Didalam arti jang murni Undang2 Dasar 1945 tjuma berlaku dari tgI. 18 Agustus '45 sampai keluar nja Maklumat Wk. Presiden No. X pada tgI. 16 Okt. 1945. Selama waktu kurang lebih dua bulan itu be-lum pernah ada Undang-undang jang dibikin. Satu-satunja Undang-undang jang keluar ditahun 1945 ialah Undang-undang No. I, tertanggal 23 Nopem-ber 1945. Didalam diktumUndang-uridangini, disam-ping disebut-sebut fasal induk dari Undang-undang Dasar, sudah disebut pula Maklumat Wk. Presiden No. X itu.

Selandjutnja Undang-undang im dikeluar-kan oleh Kabinet ke II, ialah Kabinet Sjahrir ke I, jang waktu susunannja diumumkan disertai oleh sebuah Maklumat Pemerintah tertanggal14 Norem-ber 1945, jang antara lain menjatakan: "jang ter-penting dalam perobahan-perobahan susunan Kabi-net baru itu ialah, bahwa tanggung-djawab adalah didalam tangan Menteri".

Djelaslah bahwa kedjadian-kedjadian jang sa-ngat penting, jang tidak ada kesangsiannja sedi-kitpun telah diilhami oleh djiwa dan semangat· 1945, seperti peristiwa kepahlawanan 10

No-pember 1945 di Surabaja, dimana kepada seluruh Dunia diperlihatkan semangat Merdeka atau Mati, dan peristiwa-peristiwa lain, terdjadi sesudah Un-dang-undang Dasar jang murni diubahnja. Djelas-lah pula kiranja dengan demikian bahwa teks Un-dang-undang Dasar 1945 adalah tidak mesti identik dengan djiwa dan semangat 1945.

(14)

-

22-tentang apa jang kami jakini sebagai djiwa dan se-mangat 1945 itu.

Sebelumnja kami adjukan contra

konsep-si kami, baiklah terlebih dahulu kami

kemu-kakan pendapat kami mengenai fikiran-fikiran Pemerintah tentang masalah pemerintahan jang

stabil. Memang menurut kejakinan kami

stabili-teit itu adalah sjarat muthlak untuk dapat me-laksanakan program pembangunan jang

berentja-na. Tetapi stabiliteit sadja sonder kwaliteit malah tjuma akan men-stabilkan kerusakan-kerusakan belaka.

Berhubung dengan adanja penilaian stabiliteit jang

demikian itu, maka mengingat konstellasi dunia

ke-partaian di Indonesia mula dari zaman pendjadjahan

terumuslah fikiran? didalam Undang-undang Dasar 1945 untuk memilih sistim Presidentil. Sedjarah dapat diambil sebagai saksi bahwa Masjumi-lah sesudah

pembentukannja pada tanggal 7 Nopember 1945 jang menentang dengan sekuat tenaga diadakanpja pero-bahan dari sistim Presidentil mendjadi sistim Parle-menter,kurang lebih 2 bulan sesudahnja Proklamasi. Sedjarah pula membuktikan, bahwa Masjumi adalah satu-nja partai [ang mulai pada tahun 1945 hingga sekarang terus-menerus memperdjuangkan sistim Presidentil itu. Idee Presidentil inilah jang mennrnt pendapat Masjumi mendjadi salah satu snmber po

kok dari Djiwa dan semangat 1945. Semangat Presi-dentil inilah jang mendapat manifestasl sebaik2nja didalam bentuk dwi-tunggal Sukarno-Hatta. Teri-ngatlah kami kepada kata'' [ang pernah diutjapkan oleh Bung Hatta:

"Pada waktu itu dwi-tunggal adalah memang

-

23-dwi-tunggal jang sebenar-benarnja, Kalau Bung K.arno berhalangan saja-lah jang

menanda-tanga-m keputusa~2 penting atas nama Kepala Negara.

Dekrit Presiden No.6 Bung Karno-lah jang me.

nanda-tanganl, dan saja-lah jang membela

diha-dapan Sidang Pleno KNIP di Malang".

Demikian-lah Bung Hatta, .

Kita tidak akan melemparkan katas "manifestasi

sebaik-baiknja" sonder merasa perlu mengemukakan

buktl--nja. Adapun bukti- itu bisa kitalihat dari

fak-ta-fakta sedjarah an tara lain seperti berikut: a). 18 Agus~us 1945 Rantjangan Undang-undang

Dasar diubah ~uka~no-Hatta setudju. Orang menggerutu, tapi. sedia untuk menerima

semen-ra.

b). 16 Oktober 1945. Sebagai pendjelmaan keluar sistim Presidentil diubah. Sukarno-Hatta

setu-dju. Orang memprotes. Perobahan itu

berdja-Ian.

e). Maklumat 1 Nopember 1945 diumumkan, Su-karno-Hatta setudju. Pedjuang" kita mempro-tes. Maklumat itu berdjalan.

d). 28 Desember 1946. Dekrit Pnestden No.6 dike-luarkan. Orang heboh. Keputusan jang di-de-:

kritkan

berdjalan-e). KM.B. diterima- Sukarno-Hatta menentukan

t~aee baru- Timbul opposisi jang kuat. KM.B.

dilaksanakan.

f). Agust?s 1950..K~ta kembali ke Negara Kesa-tuan uengan sistim Parlementer. Lazimnja ti-dak menghenti-daki adanja seorang Wk. Presi-den. Hatta didudukan sebagai Wk. Presiden

(15)

~

24-g). Ikrar Sukarno-Hatta pad a waktu penutupan Musjawarah Nasional.

Djelaslah kiranja walaupun manifestasinja keluar bukan Presidentil tetapi Bangsa Indonesia tetap me-melihara semangat Presidentil dari 1945 itu didalam bentuk dwi-tunggal. Tjontoh- jang kami sebutkan di-atas itu tadi djuga membuktikan bahwakewibawa-an dwi-tunggal itu pula dapat m,emelihara sembahwakewibawa-angat perdamaian nasional dan persatuan nasonal jang ko koh kuat pada tahun 1945·

Oleh karena itu djuga kita memang benal'Z meng ingini satu Pemerintahan jang stabil dan bermutu rna rilah kita putuskan rumusanpertama dart djiwa dan semaogat 1945 itu ialah adanja Kabinet Presidentil dipimpin oleh Soekarno-Batta. Dan kalau ini kita pu tuskan hari ini maka ibarat kata besok sudah bisa mulai dilaksanakannja.

Adapun mengenai rumusan- jang lain, kita harus menelitinja dengan waktu fang lebih lapang. Oleh ka-rena itu maka kami mengadjukan pendapat, berikan-lah kesempatan kepada Konstituante ini sampai kepa-da waktu jang diantjer-antjerkannja sendiri, ialah sampai Maret 1960 untuk menunaikan tugasnja de-ngan sebaik-baiknja- Djika dalam waktu" Pleno Kon-stituante bersidang sekarang ini dapat pula disepa-kati unsur- lain sebagai pendjelmaan djiwa dan sema-ngat 1945 itupun dengan sendirinja baik sekali dan akan memudahkan pekerdjaan kita. KaOO jakin bah wa tambahan waktu jang diminta ini akan djauh Ie bib pendek daripada waktu jang akan dipe!lukan~ tuk menjelesaikan persellsihan'' pendapat Jang past! akan timbul dengan menerima Dndang-undang

Da-sar 1945 jang begitu singkat begltu sadja.

- 25--':

Selandjutnjakami jakinJ bahwa sesudahnja bersa-masama kita sampai kepada mengadjukarirumusans mengenai mukadimah Undang-undang Dasar jang dua djumlahnja(rumusan Islam dan rumusan Pan-tja-Sila) dan mengalami pertumbuhan jang samas ldta ikuti, waktu jang diminta itu pastitjukup untuk menemukan suatu perumusan jang disokong

bersa-ma-sama,

Kepada penganuts AgamaIaln diluar Islam kami

njatakan bahwa kami tidak menarus keberatan se-dikitpun djika saudara2 didalamrumusansitu meng-inginkan pula djaminan untuk penunaian sjariataga-rna golongan saudara,

Perumusans kami jg lebih terperintji pada saatnja ' akan kami

kemukakan-Dalam pada itu didalam keterangannja kepada De-wan Perwakilan Rakjat Pemerintah antara lain djuga berkata: " ...kita semua mengetahui'bahwa djuga kalangan Angkatan Bersendjata menjetudjui malahan mengandjurkan '''idee'' kembali ke Undang-undang Dasar 1945". .

Kami jakin sepenuhnja bahwa jang di-ingini' oleh Angkatan Bersendjata itupun bukan sekedar teks dan kata-nja, tetapi djiwa dan semangatnja. Sehingga contra-konsepsi kami tidak mesti harus dianggap a priori bertentangan dengan keinginan jang hidup dlkalangan Angkatan Bersendjata. '

Kami tutup pidato kami ini dengan "La haula wa la quwwata illa billaahil 'alijjil 'adzim".

(16)

Permintaan penulis :

Kalau saudara sudah selesai membatjanja kami mengharap pertolongan saudara teruskanlah pada ternan- saudara agar dapat membatjanja pula.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

2) Assign menüsündeki Frame Static Loads seçeneğinin altındaki Point and Uniform komutu seçilir. Bu işlem aşağıda görülen Point and Uniform Span Loads

Kepada ibu Ni Ketut Santi Diliani, SH., dan seluruh staf karyawan di Bagian Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuannya

memiliki iktikad yang baik untuk mem memalui ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan memalui ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan siswa, memiliki komit pria untuk terus belajar

Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran e-learning pada mata kuliah Termodinamika

Penelitian ini hanya membahas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian pada produk Citra hand and body lotion di

Pada kegiatan ini secara khusus diperlukan waktu persiapan yang harus difikir secara kolaboratif bersama tim dan melakukan SWOT dalam rangka mensukseskan rangkaian

Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang

[r]