Oleh
Oleh
1.
1.
Gaffar Rifqi Pambudi (1515051029)
Gaffar Rifqi Pambudi (1515051029)
2.
2.
Yogi Dwi
Yogi Dwi
tama (151
tama (151
50510
50510
01)
01)
3.
Outline
Outline
Identifikasi Bencana
Identifikasi Bencana
Potensi Bencana
Potensi Bencana
Mitigasi Bencana
Mitigasi Bencana
Semburan Lumpur
Gambar 1. Contoh Lumpur
Lumpur (mud) adalah campuran cair atau semi cair antara air (atau cairan lainnya) dan tanah atau endapan.
Secara geologis, lumpur ialah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat. Endapan lumpur masa lalu mengeras selama beberapa lama menjadi batu endapan. Saat endapan geologis lumpur terbentuk di estuaria lapisan yang dihasilkan disebut lumpur teluk . Lumpur, dalam industri konstruksi, ialah gips, plesteran semen, semen basah,mapun zat lain yang mirip. Lumpur berhubungan dekat dengan sedimen.
Gambar 2. Gunung Lumpur
Semburan merupakan sebuah kejadian keluarnya material tertentu dari sebuah sumber semburan karena adanya suatu gaya yang bekerja. Semburan lumpur berarti fenomena keluarnya lumpur dari sebuah sumber karena adanya gaya atau tekanan yang kuat dari dalam , sumber dari Semburan Lumpur ini disebut sebagai GUNUNG LUMPUR (Mud Volcano). Beberapa Jenis dari Mud Volcano adalah:
a. Sand Volcano (Gunung Pasir)
b. Hydrothermal Mud Volcano (Gunung Lumpur Panas Bumi)
c. Hydrokarbon Mud Volcano (Gunung Lumpur Hidrokarbon)
Penyebab Terjadinya Semburan
Lumpur
Gambar 3. Ledakan/Letusan Gunung
Lumpur Gambar 4. Gempa yangMenyebabkan Patahan pada Gunung Lumpur
Potensi Terjadinya Semburan Lumpur
Potensi Bencana Semburan Lumpur dipetakan berdasarkan ada tidaknya serta
besar kecilnya volume lumpur
Tidak Berpotensi
Syarat:
Tidak ada gunung lumpur di daerah tersebut
Potensi Kecil
Syarat:
Terdapat gunung lumpur dengan ukuran kecil dan volume lumpurnya
kecil
Potensi Sedang
Syarat:
Terdapat gunung lumpur dengan ukuran sedang
Potensi Besar
Syarat:
Terdapat gunung lumpur dan volume lumpurnya besar
Contoh: Daerah jawa timur, terkhusus Sidoarjo
Paramater Kedahsyatan Semburan Lumpur
Parameter Kedahsyatan Dari Semburan Lumpur diukur Berdasarkan :
1. Volume Semburan Lumpur
Mencapai 126,000 m3 per hari. (Studi Kasus Lumpur Lapindo)
2. Suhu Semburan Lumpur
Mencapai 70-100ºC (Studi Kasus Lumpur Lapindo)
3. Karakteristik Lumpur
Mengandung H2S yangcukup tinggi dan Gas Metana (Studi Kasus
Lumpur Lapindo)
4. Luasan Area Yang Terendam Lumpur
Telah menggenangi 16 desa dan tiga kecamatan, sehingga lebih darii
728 hektar area tergenangi (Studi Kasus Lumpur Lapindo)
Mekanisme Kerusakan Fisik
Mekanisme kerusakan fisik dari
semburan lumpur yaitu lumpur yang
keluar
akibat
letusan/ledakan
gunung
lumpur
yang
terjadi
mengakibatkan
tergenangnya
lumpur dalam jumlah yang banyak
dan memiliki suhu yang tinggi
sehingga
menyebabkan rusaknya
berbagai
macam
sarana
dan
prasarana di lingkungan masyarakat
baik tempat tinggal maupun sarana
dan prasarna publik, dan juga
merusak
berbagai
infrastruktur
penting
serta
membahayakan
kesehatan.
Gambar 6. Contoh Area Yang Terendam Lumpur (Studi Kasus Lumpur Lapindo)
Elemen dan Aktifitas Yang Rentan
Elemen dan Aktivitas Yang Paling Rentan Terganggu Oleh
Bencana Semburan Lumpur yaitu :
a. Rumah,Gedung,Pabrik dan bangunan yang lainnya
b. Lahan Pertanian dan Kebun
c. Sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan
telepon)
d. Arus transportasi dan perhubungan
e. Lingkungan dan gangguan kesehatan
f. Sarana Tempat Tinggal
g. Sarana Pendidikan dan Kesehatan
h. Kehilangan mata pencaharian
i. Adanya gempa yang menjadi pemicu meledaknya gunung
lumpur
Kematian dan Luka-Luka
Studi Kasus Lumpur Lapindo.
Akibat semburan lumpur yang terjadi, banyaknya pengungsi dari warga
sekitar yang mengalami luka-luka maupun kematian yaitu :
1. Pengungsi pertama (sebelum pipa gas meledak) 2.605 keluarga dari
9.936 jiwa.
2. Pengungsi kedua (setelah pipa gas meledak) 2.278 keluarga dari
9.028 jiwa.
3. Pengungsi pengungsian gelombang ke-tiga sebanyak 937 keluarga
dari 3.250 jiwa.
4. Dan meninggalnya 17 orang pegawai PT Pertamina akibat rusaknya
pipa gas milik PT Pertamina dikarenakan adanya penurunan tanah
karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5kilometer pipa gas terendam.
Studi Kasus Lumpur Lapindo
a. Rusaknya rumah warga akibat terendam lumpur hingga 10.426 unit rumah b. Rusaknya 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
c. Tidak berfungsinya sarana dan prasarana publik seperti sarana pendidikan akibat rusaknya bangunan sekolah sebanyak 18buah (7 sekolah negeri).Sarana air bersih sebagai akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur yang mengakibatkan rusaknya pipa air milik PDAM Surabaya.
d. Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawaijuga terancam tak bekerja.
e. Rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik,telepon, jalur transportasi darat seperti kereta api). SebuahSUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik diempat desa serta satu jembatan di Jalan Raya
Porong takdapat difungsikan.
Studi Kasus Lumpur Lapindo
e. Rusaknya pipa gas milik Pertamina sebagai akibat adanyapenurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5kilometer pipa gas terendam. f. Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus
2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
g. Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
h. Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
i. Timbulnya macam-macam penyakit akibat kandungan yang terdapat dalam lumpur tersebut.
Studi Kasus Lumpur Lapindo
Akibat berbagai macam kerusakan fisik yang disebebkan oleh bencana semburan lumpur Lapindo, maka beberapa konsekuensi yang disebabkan oleh kerusakan fisik tersebut yaitu :
1. Hilangnya tempat tinggal bagi masyarakat yang rumahnya terendam oleh lumpur.
2. Hilangnya sarana pendidikan bagi anak-anak yang bersekolah akibat bangunan sekolah yang rerendam lumpur
3. Terancamnya kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian oleh para pegawai pabrik
4. Terganggunya transportasi akibat penutupan ruas jalan
5. Terganggunya komunikasi akibat jaringan telefon yang rusak
6. Kerugian yang besar akibat hilangnya lahan pertanian maupun kematian hewan ternak.
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
a. Sebelum Terjadinya Bencana 1. Pemetaan gunung lumpur
2. Pensosialisasian kepada masyarakat mengenai semburan lumpur 3. Penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan semburan lumpur
4. Pembuatan sumur atau tanggul atau pembatas berupa tembok atau lainnya di sekitar daerah yang diperkirakan dapat terjadi semburan lumpur, sehingga ketika terjadi bencana, semburannya tidak menyebar ke tempat lainnya.
b. Saat Terjadinya Bencana Skala Kecil:
1. membatasi semburan dengan membuat sejenis tembok pembatas
2.menghimbau masyarakat agar tidak memasuki kawasan semburan lumpur Skala Sedang hingga Besar :
1. Mengungsikan penduduk yang diperkirakan terkena dampak semburan sesegera mungkin
2.Menghambat semburan lumpur dengan tanggul atau tembok pembatas agar lumpur tidak semakin luas
3.Menghentikan atau mengurangi volume semburan lumpur dengan metode-metode yang telah diteliti, seperti Snubbing Unit, Side Tracking, Relief Well., dll.
Mengurangi Korban Luka dan Kematian
Kematian akibat bencana semburan lumpur memang jarang
terjadi karena prosesnya yang berlangsung lama, oleh karena itu
untuk
mencegah
jatuhnya
korban,
maka
secepatnya
menyelamatkan diri dari bahaya semburan lumpur dan juga
petugas setempat memasang jalur evakuasi untuk titik aman
berkumpul bagi para pengungsi, dan apabila terjadinya korban
luka, maka segera ditindak lanjuti yaitu dengan membawa
kerumah sakit.
Meminimalkan Kerusakan Fisik
1. Menyelamatkan barang-barang berharga yang bisa diselamatkan
2. Membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur
3. Melakukan evakuasi terhadap bangunan yang terkena semburan
lumpur
4. Menyebarluaskan peta kerawanan bencana semburan lumpur dan
informasi terkait kepada masyarakat umum dan komunitas yang
menghadapi risiko dengan menggunakan format yang sesuai dan
dilakukan secara periodik.
5. Membantu perbaikan prasarana dan sarana umum yang terkena
dampak bencana untuk mendukung kegiatan tanggap darurat.
6. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena semburan
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak PT. Lapindo Brantas yaitu diantara lain :
Periode Awal
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak PT. Lapindo Brantas yaitu diantara lain :
Periode Pengendalian Luapan Lumpur
Penanganan luapan lumpur yang keluar dari semburan utama dilakukan dengan menggunakan prinsip hydrostatic counter pressure.Prinsip ini adalah membangun tanggul cincin di sekeliling pusat semburan sebagai sarana untuk mengendalikan tekanan dan volume semburan, serta arah aliran luapan lumpur.
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak PT. Lapindo Brantas yaitu diantara lain :
Periode Hilangnya Tanggul Cincin
Tanggul cincin dibangun untuk mengalihkan arah aliran semburan, sehingga aliran semburan menuju Kali Porong.Tanggul cincin dibangun sekitar pusat semburan utama.Kendala utama yang dialami oleh tanggul cincin adalah penurunan tanggul.Penurunan yang dialami oleh tanggul cincin adalah sebesar 20 cm per harinya.Pembangunan tanggul cincin telah menghabiskan tanah timbun sekitar 176 dumptruck per hari.
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak PT. Lapindo Brantas yaitu diantara lain :
Periode mekanisasi pengaliran luapan lumpur
ke Kali Porong
Pada pertengahan tahun 2009 tanggul cincin sudah hilang.Maka luapan lumpur sudah tidak bisa dikendalikan lagi arahnya.Karena secara
dimensi dan volume sangat sulit untuk mengalihkan arah aliran luapan lumpur. Untuk mengatasi keadaan seperti ini, perlu disiapkan Rencana Mitigasi Luapan Lumpur, antara lain dengan memperluas kolam penampungan lumpur dalam wilayah Peta Area Terdampak dan membangun tambahan sistem pengaliran luapan lumpur dari kolam Renokenongo ke Kali Porong.
Upaya Mitigasi Semburan Lumpur
STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pihak PT. Lapindo Brantas yaitu diantara lain :
Perlindungan Sosial dan Ekonomi
1. Pengawasan Dan Fasilitasi Ganti Rugi/Jual Beli Tanah Dan Bangunan
2. Penanganan Kompensasi Gagal Panen
3. Kompensasi Perusahaan yang Berhenti Beroperasi
4. Kompensasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
5. Penanganan Unjuk Rasa
Referensi (Daftar Pustaka)
Ada 20 Titik Gunung Lumpur di Pulau Jawa http://m.antaranews.com, di akses tanggal 13 Oktober 2016 BP Migas, Lapindo Brantas Inc, 2005, Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) – Pemboran Sumur EksplorasiDarat Banjarpanji 1 dan Porong 2
http://BPLS.go.id/website diakses pada tanggal 02 April 2018
BPLS,2010, Rencana Strategis Penanggulangan Lumpur Lapindo Tahun 2010-2014. http://BPLS.go.id/website diakses pada tanggal 02 April 2018
http://id.wikipedia.org. diakses pada tanggal 02 April 2018
http://hotmudflow.wordpress.com. diakses pada tanggal 02 April 2018
http://wikipedia.ensiklopediaindonesia.com/lumpurlapindo diakses pada tanggal 02 April 2018
https://www.jatam.org/2017/05/29/dampak-multidimensional-11-tahun-kasus-semburan-lumpur-lapindo/ diakses pada tanggal 02 April 2018
Kumpulan Analisis Lumpur Lapindo http://www.scribd.com/doc/24578342/Kumpulan-Analisis-Bencana-Lumpur-Lapindo-1 , diakses pada tanggal 02 April 2018