• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Di Indonesia telah dihebohkan oleh adanya pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Di Indonesia telah dihebohkan oleh adanya pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Budidaya Ikan Nila dan Kangkung dengan Teknik Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Kuncir Wonosalam

Demak Oleh:

Alvian Dwi Prasetyo, Juli Setyawarni Siburian, Putri Aileen Illona, Priatama Noor Faizin, Titik Puspita Dewi

Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Fakultah Ilmu Keolahragaan Universtitas Negeri Semarang

alvianprasetyo1205@gmail.com, yuliwarni987@gmail.com,

aileenillona@students.unnes.ac.id, priatamanoorfaizin@students.unnes.ac.id, titik_pupitadewi33@yahoo.com,

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic is still ongoing in Indonesia. Since this pandemic, the government has implemented the WFH (Work From Home) working rule to reduce the rate of spread of this virus. As a result, companies lay off some of their employees and even layoffs to stabilize the company's finances. However, on the other hand, the daily needs of the family must always be met in the midst of a pandemic like this. Cultivating fish and plants using this budikdamber technique is the right solution to be used as a side item to increase family income. Budikdamber (Cultivation in Buckets) is a technique adapted from aquaponic techniques. Aquaponics technique is one of the recirculation techniques that tries to get around the narrower cultivation land and water scarcity. In addition, this technique is easier to practice and also does not require large capital. People who succeed with the bukdidamber technique are able to create business opportunities and increase their income amid the Covid 19 pandemic like now.

Keywords: Covid-19, WFH, income, budikdamber ABSTRAK

Pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini di Indonesia. Sejak adanya pandemi ini pemerintah menerapkan aturan bekerja WFH (Work From Home) untuk megurangi tingkat penyebaran virus ini. Akibatnya, perusahaan-perusahan merumahkan sebagian karyawannya bahkan sampai PHK untuk menstabilkan keuangan perusahaan. Namun, disisi lain kebutuhan harian keluarga sehari-hari harus selalu terpenuhi di tengah pandemi seperti ini. Budidaya ikan dan tanaman dengan teknik budikdamber ini merupakan solusi yang tepat untuk digunakan sebagai sampingan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Budikdamber (Budidaya Dalam Ember) merupakan teknik yang diadaptasi dari teknik akuaponik. Teknik akuaponik merupakan salah satu teknik resirkulasi yang berupaya menyisiati lahan budidaya yang semakin sempit dan adanya kelangkaan air. Selain itu dengan teknik ini lebih mudah di pratekkan dan juga tidak membutuhkan modal yang besar. Para masyarakat yang berhasil dengan teknik bukdidamber mampu menciptakan peluang usaha dan menambah penghasilan ditengah masa pandemi covid 19 seperti sekarang.

(2)

PENDAHULUAN

Di Indonesia telah dihebohkan oleh adanya pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Virus tersebut mampu menginfeksi manusia dan hewan dengan sangat cepat hanya melalui droplet seseorang yang terinfeksi ketika batuk, bersin, maupun berbicara. Droplet hanya mampu menjangkau udara sejauh satu meter, sehingga dapat diantisipasi dengan menjaga jarak dan menggunakan masker (Saputri dan Rachmawatie, 2020).

Pada situasi pandemi Covid-19 berdampak terhadap kemiskinan di Indonesia diperkirakan akan parah, mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan untuk tahun 2020 dari sekitar 5% menjadi antara 4,2% dan - 3,5%. Di bawah skenario kasus terbaik, tingkat kemiskinan akan meningkat dari 9,2% pada September 2019 menjadi 9,7% pada akhir 2020, mendorong 1,3 juta lebih banyak orang ke dalam kemiskinan. Di bawah skenario terburuk, tingkat kemiskinan akan meningkat menjadi 16,6%, mendekati tingkat yang terlihat pada tahun 2004 ketika tingkat kemiskinan 16,7%. Ini berarti bahwa 19,7 juta lebih banyak orang akan menjadi miskin, secara substansial membalikkan kemajuan Indonesia dalam mengurangi kemiskinan (Suryahadi et.al., 2020).

Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia telah berhasil merumahkan tenaga kerja baik di sektor formal maupun di sektor non formal. Di sektor formal yang di-PHK ada 229.789 orang. Sementara itu yang dirumahkan ada 1.270.367 orang. Sehingga total pekerja terdampak di sektor formal ada 1.500.156 orang di 83.546 perusahaan. Sedangkan di sektor informal juga terdampak. Sebanyak 443.760 orang dari 30.794 perusahaan di-PHK. "Total yang terdampak 1,9 juta orang, baik yang di-PHK dan dirumahkan (Shalilah, 2020). Hal ini juga terjadi pada beberapa warga desa Kunir Wonosalam Demak yang bekerja pada sektor formal maupun informal terkena imbasnya yaitu dirumahkan maupun di PHK. Hal ini menjadi dilema untuk keluarga dimana setiap harinya kebutuhan keluarga harus selalu terpenuhi. Oleh karena itu dibutuhkannya solusi alternatif untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Diantaranya yaitu dengan membudidayakan ikan nila dan sayuran dalam ember.

Pandemi tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan dunia melainkan sektor ekonomi juga terkena imbasnya yang mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi pada negara terdampak Covid-19, salah satunya adalah Indonesia. Sejak adanya pandemi ini pemerintah menerapkan aturan untuk bekerja WFH (Work From Home), siswa sekolah maupun mahasiswa juga dianjurkan belajar dirumah. Namun, dilain sisi kebutuhan sehari-hari harus selalu terpenuhi di tengah pandemi ini.

Budikdamber (Budidaya Dalam Ember) merupakan teknik yang diadaptasi dari teknik akuaponik. Teknik akuaponik merupakan salah satu teknik resirkulasi yang berupaya menyisiati lahan budidaya yang semakin sempit dan adanya kelangkaan air. Teknik akuaponik juga merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan untuk peningkatan padat penebaran dan perbaikan sistem budidaya melalui system resirkulasi (Darwis et.al., 2019). Teknik akuaponik biasanya membutuhkan biaya yang mahal, alat filter dan pompa yang membutuhkan listrik cukup tinggi. Namun, Budikdamber mengadaptasi Teknik ini dengan bahan yang sederhana yaitu menggunakan ember yang tentunya mudah untuk dipraktekkan dan tidak membutuhkan modal yang besar. Target budikdamber ini adalah untuk memenui kebutuhan konsumsi terkecil sehingga cocok dipraktekkan oleh masyarakat.

Tanaman dan ikan yang akan dibudidayakan dengan sistem budikdamber ini dalah tanaman kangkung dan ikan nila. Kangkung merupakan tanaman air yang banyak ditemukan di banyak wilayah, yaitu di Asia Tenggara, India dan Cina bagian Tenggara (Austin 2007;

(3)

Wang et al, 2008). Tanaman kangkung termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan dengan media tanam tanah atau air (hidroponik). Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang paling banyak diminati oleh berbagai kalangan baik masyarakat lokal maupun mancanegara (Yanti et al., 2013; Fadri et al., 2016). Selain itu juga bibit dari keduanya harganya sangat terjangkau jadi cocok untuk digunakan dengan sistem budikdamber. Dengan menggunakan teknik budikdamber ini harapannya dapat membantu ketahanan pangan keluarga baik dari segi konsumsi, protein hewani, peningkatan produksi, dan peningkatan pendapatan.

METODE PENELITIAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu kegiatan sosialisasi dan pelatihan secara langsung dalam budidaya ikan nila dan kangkung dengan sistem budikdamber. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini meliputi: A. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan secara daring melalui grup whatsapp yang berisi warga RT 05 RW 01 yang berjumlah 10 orang. Dalam tahapan sosialisasi ini, dilakukan diskusi dengan warga setempat dengan tujuan untuk; memberikan informasi tentang tujuan dan maksud program pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan, melakukan diskusi tentang pemanfaatan lahan yang sempit bagi berwirausaha budidaya ikan dan tanaman, memberikan informasi pelatihan dan keunggulan budidaya ikan dalam ember plus akuaponik (Budikdamber) jika dibandingkan dengan sistem budidaya lainnya, memberikan pelatihan cara pembuatan dan sistem pengontrolan Budikdamber, memberikan cara manajemen wirausaha budidaya Budikdamber secara berkelanjutan, mendiskusikan lokasi dan jadwal pelaksanaan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

B. Praktek Lapangan

Dalam praktek lapangan pelatihan budidaya ikan dalam ember plus akuaponik (Budikdamber) ada beberapa tahapan yang akan dilakukan meliputi:

Tahap persiapan bahan dan alat budidaya

Pada tahap ini dipersiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu bibit ikan nila, bibit kankung, box kulkas bekas, arang, tissue, ceting plastik, kawat, dan tang. Pada budikdamber ini tidak menggunakan ember melainkan box kulkas bekas yang mudah didapatkan, murah, dan memiliki daya tampung yang besar.

Persiapan bibit ikan dan kangkung

Bibit ikan nila yang dipilih merupakan bibit dengan usiayang di beli dengan harga 250/ekor. Bibit ikan nila mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Selain itu juga ikan nila merupakan ikan yang tahan dengan kadar oksigen yang sedikit sehingga cocok digunakan untuk budikdamber yang tidak menggunakan mesin aerator.

Bibit kangkung yang akan digunakan untuk budidaya ini sebelumnya sudah di rendam dalam air selama 6 jam dan di biarkan dalam kain basah selama satu hari dengan tujuan agar mempercepat proses perkecambahan. Kangkung dipilih untuk budidaya tanaman ini karena mudah dibudidayakan dengan media tanah maupun hidroponik.

(4)

Wadah budidaya ikan menggunakan box kulkas bekas yang sudah dibersihkan. Sedangkan wadah untuk tanaman kangkung menggunakan ceting plastik karena sudah berlubang ceting ini tidak perlu dibuat lubang.

Tahap pengontrolan budidaya ikan dan tanaman

Pengontrolan dilalukan guna melihat perkembangan ikan dan tanaman berjalan dengan baik atau tidak. Pada pelatihan ini engontrolan dilakukan seminggu 2 kali.

Tahap pemanenan

Ikan nila dapat dipanen dalam usia 4 hingga 6 bulan. Pada usia ini berat ikana nila kira-kira sudah mencapai 300 gr-500 gr. Sedangkan kangkung dapat dipanen dalam usia 27-30 hari dsetelah tanam. Ukutan panjang batang tanaman kangkung rata-rata sudah mencapai 20-25 cm tergantung varietasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik “Budikdamber” (Budi Daya Ikan dalam Ember) pertama kali ditemukan oleh dosen dari fakultas Budidaya Perikanan dari Politeknik Negeri Lampung, Juli Nursandi. Melalui teknik ini dapat dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang tidak terlalu luas (Susetya dan Harahap, 2018). Melalui teknik budidaya ini juga mampu memperkuat ketahanan pangan keluarga, hal ini disebabkan masyarakat tidak hanya melakukan budidaya ikan nila namun juga bercocok tanam secara akuaponik (Perwitasari dan Amani, 2019). Ikan nila dipilih karena ikan ini dapat tahan dengan keadaan sedikit oksigen sehingga cocok untuk teknik budikdamber yang tanpa menggunakan mesin aerator.

Pelatihan Budikdamber ini dilakukan disalah satu rumah warga yaitu bapak Siswanto Pelatihan diawali dengan menjelaskan bagaimana tahapan teknik budikdamber. Adapaun hal yang disampaikan dalam penjelasan ini adalah pengenalan budikdamber dan akuaponik, keunggulan budidaya ikan dalam ember plus akuaponik (Budikdamber) jika dibandingkan dengan sistem budidaya lainnya, dan bagaimana cara pemeliharaan dalam budidaya ini.

Setelah penjelasan selesai kemudian dilakukan praktek langsung untuk membuat budikdamber ini. Alat dan bahan yang disiapkan adalah bibit ikan nila, bibit kankung, box kulkas bekas, arang, tissue, ceting plastik, kawat, dan tang. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengisi box dengan air tawar secukupnya. Kemudian memasang ceting yang sudah terdapat media tanam kepinggiran box dengan menggunakan kawat dan tang. Setelah ceting sudah terpasang barulah menyemaikan bibit kangkung kedalam media tanam. Dalam satu box dapat dipasang ceting maksimal 6 buah, sedangkan ikan menampung ikan nila sebanyak 20 ekor. Sedangkan jumlah maksimal ceting yang bisa dipasang yaitu 6 buah. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Media Budikdamber

Setelah pelatihan pembuatan media, tahap selanjutnya yaitu memberikan pelatihan mulai dari pemeliharaan dan manajemen usaha budikdamber dan akuaponik. Pemeliharaan

(5)

dapat dilakukan dengan cara penggantian air setiap 3 minggu sekali. Sedangkan dosis pakan diberikan secara adlibitum atau sekenyangnya. Pemanenan nila dapat dilakukan setelah 4 bulan budidaya, sedangkan pemanenan kangkung dapat dilakukan saat kangkung berusia 27-30 hari setelah penyemaian. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga di masa pandemi seperti ini. Tidak hanya itu, budikdamber ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan keluarga.

Gambar 2. Pelatihan Budikdamber

Keunggulan lain dari teknik budikdamber ini adalah hemat air dan uang. Penurunan volume air tetap terjadi, tetapi jumlahnya relatif sedikit yang disebabkan oleh proses penguapan air dan terserap oleh tanaman. Penambahan air hanya dilakukan sekitar seminggu sekali hingga ketinggian air yang telah ditentukan, sedangkan sistem perikanan konvensional harus mengganti atau mengisi kolam berulang kali agar ikan tidak keracunan dari limbah ikan itu sendiri. Budikdamber juga tidak membutuhkan aliran listrik untuk suplai oksigen maupun resirkulasi air kolam sehingga tidak ada tambahan biaya listrik.

Dalam sistem perikanan, kotoran ikan dan sisa pakan harus dibersihkan, jika tidak dibersihkan akan terjadi penumpukan amonia yang dapat meracuni ikan. Pada sistem akuaponik, air yang mengandung limbah diubah oleh mikroorganisme menjadi nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tidak ada air dan sisa pakan yang terbuang, semua dapat dimanfaatkan kembali.

Pada sistem perikanan konvensional, waktu yang dihabiskan untuk merawat ikan sekitar 5- 10 menit per hari, menguras dan membersihkan kolam juga harus dilakukan secara rutin. Dengan aplikasi akuaponik, perawatan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu banyak dan cukup dilakukan 3 - 4 hari sekali, meliputi pengecekan suhu, pH, dan tingkat amonia serta membersihkan beberapa komponen instalasi.

Tanaman pada sistem akuaponik tidak menggunakan pupuk kimia selama pertumbuhannya dan ikan pada sistem akuaponik tidak membutuhkan unsur kimia selama dibudidayakan. Akuaponik memanfaatkan limbah atau kotoran ikan sebagai pupuk bagi tanaman, pertumbuhan tanaman menjadi alami dan hasil panen akuaponik terjamin bebas dari unsur kimia (Febri et.al., 2019). Mengingat mudahnya cara pemeliharan budikdamber dan banyaknya keuntungan yang didapatkan, teknik ini sangat cocok diterapkan di desa kuncir sebagai pendapatan tambahan bagi ekonomi keluarga.

(6)

SIMPULAN

Strategi pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 masih berlangsung tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga diperlukan peran serta masyarakat bersama-sama dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Salah satu cara dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi, yaitu dengan cara memperkuat ketahanan pangan keluarga, keluarga mengupayakan pangan dari rumah-rumah untuk konsumsi pangan sehari-hari, sehingga dapat mengurangi pengeluaran konsumsi keluarga tanpa mengurangi kebutuhan gizi keluarga. Salah satu strategi tersebut adalah melalui Teknik Budidaya Ikan dalam Ember. Selain mengurangi pengeluaran konsumsi kelurga, budidaya ini dapat dilakukan untuk menjadi pendapatan tambahan dan alternatif produksi bagi sebagian orang yang mengalahi PHK atau dirumahkan dari pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, D.F. (2007). Water spinach (Ipomoea aquatica, Convolvulacea) a food gone wild. Ethnobotany Research and Applications, 5, 123-146

Darwis, D., Mudeng, J.D., & Londong, S.N. (2019). Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) sistem akuaponik dengan padat penebaran berbeda. E-Journal BUDIDAYA PERAIRAN, 7(2) Fadri, S., Muchlisin, Z.A., Sugito. (2016). Pertumbuan keberlangsungan hidup dan daya cerna pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mengandung te[ung daun jaloh (Salixtetrasperma roxb) dengan penambahan probiotik EM-4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(2), 210-221

Febri, S.P., Alham, F., Afriani, A. (2019). Pelatihan budikdamber (budidaya ikan dalam ember) di desatanah terban kecamtan karang baru kabupaten aceh tamiang. Presiding Seminar Nasional Polteknik Negeri Lhokseumawe, 3(1),112-117

Perwitasari DA, Amani T. (2019). Penerapan sistem akuaponik (budidaya ikan dalam ember) untuk pemenuhan gizi dalam mencegah stunting di Desa Gending Kabupaten Probolinggo. Abdi Panca Marga, 1(1), 20-24

Saputri, S.A.D., & Rachmawatie, D. (2020). Budidaya ikan dalam ember: strategi keluarga dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi covid-19. Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1)

Shalilah NF. (2020). Total 1,9 Juta Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan akibat Pandemi Virus Corona", https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/19/081000465/total-19-juta-pekerja-di-phk-dan-dirumahkan-akibat-pandemi-virus-corona?page=all.

Suryahadi, A., Al Izzati, R., Suryadarma, D. (2020). The impact of covid-19 outbreak on poverty: an estimation for indonesia. The SMERU Reseacrh Institute

Susetya IE, Harahap ZA. (2018). Aplikasi budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk keterbatasan lahan budidaya di Kota Medan. ABDIMAS TALENTA, 3(2), 416-420

Wang, K.S., Huang, L.C., Lee, H.S., Chen, P.Y., Chang, S.H. (2008). Pytoextraction of cadmium by Ipomoea aquatica (water spinach) in hydroponic solution: Effects of cadmium speciation. Chemosphere, 72, 666-672

Yanti, Z., Muchlisin, Z. Sugito. (2013). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus) pada beberapa konsentrasi tepung daun jaloh (Salix tetrasperma) dalam pakan. Depik, 2(1), 16-19

Gambar

Gambar 1. Media Budikdamber
Gambar 2. Pelatihan Budikdamber

Referensi

Dokumen terkait

Melalui model ARIMA intervensi terbaik, pandemi Covid-19 yang terdeteksi pada bulan Maret 2020 di Indonesia langsung memberikan dampak penurunan yang signifikan pada jumlah

Dengan adanya dokumen tersebut diharapkan akan ada suatu dokumentasi yang bisa untuk diolah kedepannya, walaupun pada kenyataannya dokumen tersebut ternyata hingga

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberi sosialisasi dan pendampingan belajar kepada siswa SD mengenai materi protokol kesehatan Covid-19,

Adanya pemberian sosialisasi/penyuluhan mengenai pandemi COVID-19 kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui apa sebenarnya pandemi COVID-19 mulai dari penyebarannya,

Tentunya ini akan menjadi beban ganda bagi masyarakat dan negara di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung (Kemenkes, 2020). Kekhawatiran para ibu yang datang

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tujuan untuk verifikasi atau pembuktian keberadaan aset (existence) dan kelengkapan pencatatan atas aset tersebut

1. Untuk mengetahui perbandingan Trading Volume Activity perusahaan Indeks IDX30 sebelum dan sesudah pengumuman Covid-19 sebagai pandemi oleh World Health

Metode pelaksanaan untuk mencapai tujuan dari pengabdian masyarakat ini dalam mengatasi masalah masyarakat untuk menghadapi pandemi virus Covid-19 yang dilakukan oleh