• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revisi TERAKHIR Laporan Praktek Kerja La

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revisi TERAKHIR Laporan Praktek Kerja La"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO (STUDI KASUS : PT. JASA RAHARJA)

Laporan Praktek Kerja Lapangan Diajukan Sebagai Syarat Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Syarat Menyusun Skripsi

Disusun Oleh : Fauzan Affan Zaki

1112093000088

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO (STUDI KASUS : PT. JASA RAHARJA)

Disusun Oleh :

FAUZAN AFFAN ZAKI 1112093000088

Disetujui dan Disahkan Sebagai Salah Satu Syarat Mengajukan Skripsi Program Studi Sistem Informasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Ibnu Qoyim, M.Si, Drs. NIP. 19541124 1984031 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Sistem Informasi

Nia Kumaladewi, MMSI NIP. 19750412 2007102 002

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PADA DIVISI SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN PT. JASA RAHARJA

Judul Praktek Kerja Lapangan :

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO (STUDI KASUS : PT. JASA RAHARJA)

Jakarta, 27 Maret 2015 Jakarta, 27 Maret 2015

Menyetujui Mahasiswa PKL

Nipho Fauzan Affan Zaki

(4)

iv ABSTRAK

Fauzan Affan Zaki – 1112093000088, Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Risiko (Studi Kasus : PT. Jasa Raharja) di bawah bimbingan Bapak Ibnu Qoyim, M.Si, Drs.

PT. Jasa Raharja adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang Asuransi. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PT. Jasa Raharja pasti akan mengalami risiko sebagai contoh dari risiko yang akan mungkin dialami ialah risiko operasional atau risiko yang dialami ketika menjalani kegiatan operasional seperti terjadinya kebakaran maka akan berdampak pada kerugian finansial, rusaknya properti, rusaknya dokumen dan terhambatnya pelayanan perusahaan. Agar risiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnya risiko dimanajemeni dengan sebaik-baiknya, karena jika tidak, risiko akan dapat merugikan baik secara materil maupun non materil dan mengganggu kelangsungan kegiatan perusahaan. Rancangan sistem dibuat dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis Design (OOAD) dengan model pengembangan waterfall strategy sequential dan menggunakan notasi Unified Modelling Language (UML). Dari pemikiran tersebut maka laporan ini mengangkat judul Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja. Dengan adanya perancangan sistem informasi ini dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan di atas.

(5)

v KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya, Sang Maha Kehendak sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia menuju kehidupan, peradaban dan berkeadilan serta para keluarga dan para sahabat yang dicintainya.

Penulis sangat menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Laporan yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Resiko pada PT. Jasa Raharja”, akhirnya dapat diselesaikan dengan yang diharapkan penulis. Selama penyusunan laporan ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun dengan kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam mensukseskan harapan penulis.

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

(6)

vi 3. Bapak Ibnu Qoyim, M.Si, Drs. selaku pembimbing praktek kerja lapangan dari pihak Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis. Dan telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi selama melakukan studi.

4. Bapak Reza Ardibyo selaku project manager di PT. Jasa Raharja.

5. Bapak Nipho sebagai konsultan Information Technologi & pembimbing lapangan untuk praktek kerja di PT. Jasa Raharja.

6. Saudari Adilla Nur Malia yang telah membantu saya dalam mencari tempat praktik kerja di PT. Jasa Raharja.

7.

Bagus, Shella, Mila dan Hilman rekan kerja praktik selama di PT.Jasa Raharja.

8.

Pihak PT. Jasa Raharja yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis butuhkan.

9. Ibu Ita Muhayati, Bapak Zainuddin, SE, dan ketiga adik saya yang telah memberikan semangat dan menjadi motivasi penulis dalam melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Terimakasih atas segala do’a restu dan harapannya kepada penulis yang tak pernah lepas.

10. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

11. Sahabat-sahabat tersayang, terutama Andinia Tazkia Susanti yang selalu ada dalam suka dan duka sejak awal masa perkuliahan dan awal mulainya pkl serta memberikan semangat dan motivasi yang sangat berharga kepada penulis.

12. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari penulis.

(7)

vii Dan penulis berharap laporan praktek kerja lapangan ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan PT. Jasa Raharja, serta masyarakat lain yang membacanya. Amin.

Jakarta, April 2015

(8)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.5 Tujuan Kegiatan Laporan ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.6.1 Bagi Mahasiswa ... 5

(9)

ix

1.6.3 Bagi PT. Jasa Raharja ... 6

1.7 Waktu, Tempat, dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 6

1.8 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II ... 9

LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Konsep Dasar Sistem ... 9

2.1.1 Definisi Sistem ... 9

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 10

2.1.3 Model Umum Sistem ... 12

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 13

2.2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan ... 13

2.2.2 Nilai Informasi... 15

2.2.3 Kualitas Informasi ... 15

2.2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 17

2.3 Sistem Informasi Manajemen ... 20

2.3.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen ... 20

2.3.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen ... 21

(10)

x

2.3.4 Persyaratan Utama Manajemen Risiko ... 23

2.4 Analisis dan Perancangan ... 26

2.4.1 Pengertian Analisis ... 26

2.4.2 Pendeketan-pendekatan Analisis Sistem ... 27

2.4.3 Pengertian Perancangan... 28

2.5 Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design) Menggunakan UML (Unified Modeling Language) 28 2.5.1 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek ... 30

2.5.2 Hubungan Objek/Kelas ... 31

2.6 Tools Pengembangan Sistem ... 31

2.7 Metode Pengembangan Sistem ... 37

2.7.1.Pengertian RAD ... 38

2.7.2 Fase-Fase RAD ... 38

2.7.3 Kelebihan RAD ... 40

BAB III ... 46

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 46

3.1 Sejarah Singkat Jasa Raharja... 46

(11)

xi

3.3 Visi dan Misi Jasa Raharja ... 51

3.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 51

3.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Jasa Raharja ... 52

BAB IV ... 57

ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 57

4.1 Metodelogi Kegiatan Laporan ... 57

4.1.1 Metode Pengumpulan Data ... 57

4.1.1.3 Studi Pustaka... 59

4.1.2 Metode Pengembangan Sistem ... 62

4.2 Analisis Sistem ... 64

4.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 64

4.2.2 Identifikasi Masalah ... 65

4.2.3 Analisis Sistem Usulan ... 66

4.3 Desain Sistem ... 68

4.3.1 Perancangan UML ... 68

4.4 Perancangan Database ... 105

4.5 Perancangan User Interface ... 109

(12)

xii

PENUTUP ... 117

5.1 Kesimpulan ... 117

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem ... 12

Gambar 2.2 Model Umum Sistem ... 13

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto, 2008) ... 17

Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi Manajemen ... 22

Gambar 2.5 Contoh Model Use Case Diagram (Satzinger et.al, 2005) ... 34

Gambar 2.6 Contoh Model Class Diagram (Satzinger et.al, 2005) ... 35

Gambar 2.7 Contoh Model Activity Diagram (Satzinger et.al, 2005) ... 36

Gambar 2.8 Contoh Model Sequence Diagram (Satzinger et.al, 2005) ... 37

Gambar 3.1 Logo Jasa Raharja .... ... 50

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 52

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 61

Gambar 4.2 Flowchart Analisa Sistem yang Sedang Berjalan ... 64

Gambar 4.3 Rich Picture Analisa Sistem yang diusulkan... 67

Gambar 4.4 Diagram Use Case ... 73

Gambar 4.5 Activity Diagram Login ... 86

Gambar 4.6 Activity Diagram Input Risiko Baru ... 87

Gambar 4.7 Activity Diagram Proses Risiko ... 88

Gambar 4.8 Activity Diagram CRUD Risiko ... 89

Gambar 4.9 Activity Diagram View Daftar Risiko ... 90

Gambar 4.10 Activity Diagram Penaksiran Inheren dan Residual ... 91

(14)

xiv

Gambar 4.12 Activity Diagram View Laporan ... 93

Gambar 4.13 Activity Diagram CRUD Penyebab dan Pengendalian ... 94

Gambar 4.14 Sequence Diagram Login ... 95

Gambar 4.15 Sequence Diagram Input Risiko Baru ... 96

Gambar 4.16 Sequence Diagram Proses Risiko ... 97

Gambar 4.17 Sequence Diagram CRUD Risiko ... 98

Gambar 4.18 Sequence Diagram View Daftar Risiko ... 99

Gambar 4.19 Sequence Diagram Penaksiran Inheren dan Residual ... 100

Gambar 4.20 Sequence Diagram Approve... 101

Gambar 4.21 Sequence Diagram View Laporan... 102

Gambar 4.22 Sequence Diagram CRUD Penyebab dan Pengendalian... 103

Gambar 4.23 Perancangan Class Diagram ... 104

Gambar 4.24 form login ... 110

Gambar 4.25 form Halaman Beranda ... 110

Gambar 4.26 Dashboard... 111

Gambar 4.27 Tampilan Data Master Pengguna ... 111

Gambar 4.28 Pesan Masuk ... 112

Gambar 4.29 form login ... 112

Gambar 4.30 Pustaka Risiko ... 113

Gambar 4.31 Halaman Proses ... 113

Gambar 4.32 Halaman Pengajuan Data Risiko ... 114

(15)

xv

Gambar 4.34 Halaman Approval ... 115

Gambar 4.35 Tampilan Penaksiran Risiko Inheren ... 115

Gambar 4.36 Tampilan Penaksiran Risiko Residual ... 116

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Wewenang dan Tanggung Jawab ... 53

Tabel 4.1 Identifikasi Aktor ... 69

Tabel 4.2 Identifikasi Diagram Use Case ... 70

Tabel 4.3 Use Case Scenario Login ... 74

Tabel 4.4 Use Case Scenario Proses Risiko ... 75

Tabel 4.5 Use Case Scenario Proses Risiko ... 76

Tabel 4.6 Use Case Scenario Proses Risiko ... 77

Tabel 4.7 Use Case Scenario View Daftar Risiko ... 78

Tabel 4.8 Use Case Scenario Penaksiran Inheren dan Residual ... 79

Tabel 4.9 Use Case Scenario Approve ... 81

Tabel 4.10 Use Case Scenario View Laporan ... 83

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI. Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’. (HSP, 2014)

(18)

2 Untuk menjaga atau mengurangi segala bentuk kerugian maupun risiko yang akan dialami selama menjalankan kegiatan operasional, maka di butuhkan sebuah software pengelolaan risiko. Dengan mencatat risiko-risiko yang sudah pernah terjadi, dan menekan register risiko dan penaksiran user terhadap risiko, diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan risiko yang akan terjadi demi meningkatkan kualitas dan menjaga citra perusahaan.

Dilihat dari latar belakang diatas, maka Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja” dapat diangkat kepermukaan.

1.2 Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam kegiatan laporan ini, yaitu :

1. Apakah sistem informasi manajemen risiko yang ada sebelumnya sudah sesuai dengan kebutuhan user?

2. Apakah kendala yang masih dirasakan pada sistem informasi manajemen risiko tersebut?

3. Bagaimana membuat perancangan database sistem informasi manajemen risiko Kantor PT. Jasa Raharja ?

(19)

3 1.3 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini peneliti akan membatasi permasalahan yang ada agar lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasannya, maka peneliti menitikberatkan permasalahan pada analisis dan perancangan sistem informasi manajemen risiko. Berikut ini adalah batasan masalahnya :

1. Sistem informasi manajemen risiko bersifat menaggulangi kerugian yang mungkin terjadi di masa depan PT. Jasa Raharja.

2. Membuat sistem register risiko terlebih dahulu yang nantinya akan mempengaruhi validasi data risiko.

3. Membedakan penaksiran user sehingga dampak risiko dapat di minimalisir.

4. Mencatat risiko yang sudah terjadi guna me-review data kemungkinan risiko yang akan terjadi.

5. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahasa pemrograman .Net Framework yang terdiri dari ASP dan Visual Basic, serta Oracle 11 sebagai database-nya, dan Plsql sebagai Iistener database. Sedangkan software pendukung menggunakan Visual Studio 2008 dan Microsoft Visio 2010.

(20)

4 membahas mengenai jaringan, sistem kemanan, tidak sampai pada penerapan sistem dan tidak juga sampai maintenance.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penellitian ini adalah berada di bawah pengawasan project manajer divisi sistem informasi perusahaan PT. Jasa Raharja dan konsultan IT untuk

PT. Jasa Raharja. Pada unit tersebut penulis memperoleh data-data yang berhubungan dengan permasalahan manajemen risiko pada bagian manajemen risiko di kantor PT. Jasa Raharja. Selain untuk memperoleh data, penulis juga mewawancarai staff pada bagian tersebut guna memperoleh informasi mengenai sistem yang sudah ada sebelumnya pada kantor PT. Jasa Raharja. Penelitian dimulai pada tanggal 2 Maret 2015 sampai selesai pelaksanaan PKL.

1.5 Tujuan Kegiatan Laporan

Tujuan dari kegiatan laporan ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari kegiatan laporan ini adalah menghasilkan sistem analisis dan perancangan sistem informasi Manajemen Risiko pada Kantor PT. Jasa Raharja. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan laporan ini adalah untuk menghasilkan :

1. Analisis dan perancangan sistem informasi Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja yang terkomputerisasi dan terintegrasi.

(21)

5 3. Membuat dokumentasi implementasi dan testing dari sistem informasi

Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja.

4. Mempermudah admin pusat dalam mengetahui penyebab, dampak dan pengendalian dari risiko yang diajukan.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Mahasiswa

1 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan teknis manajemen risiko pada PT. Jasa Raharja.

2 Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang dimiliki pada suatu kegiatan nyata dengan harapan dapat membandingkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

3 Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa selaku generasi yang dididik untuk siap terjun di masyarakat khususnya di lingkungan kerja.

1.6.2 Bagi UIN Syarif Hidayatullah

1 Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di lapangan.

(22)

6 1.6.3 Bagi PT. Jasa Raharja

1. Memberikan gambaran umum proses Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja yang terkomputerisasi dan terintegrasi.

2. Dengan adanya analisis sistem Manajemen Risiko ini, dapat memudahkan kepala divisi manajemen risiko PT. Jasa Raharja dalam mengetahui penyebab, dampak dan pengendalian dari risiko yang diajukan.

3. Menjadi salah satu referensi bagi kegiatan laporan berikutnya, dalam membuat pengembangan sistem informasi Manajemen Risiko pada PT. Jasa Raharja.

4. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara instansi dengan universitas.

1.7 Waktu, Tempat, dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan Pelaksanaan praktek kerja lapangan telah dilaksanakan pada : Waktu : 2 Maret 2015

Tempat : Kantor Pusat PT. Jasa Raharja

Lokasi : JL HR. Rasuna Said Kav. C-2 Jakarta Selatan Telf. (021) 5203454, Fax. (021) 5203410 http://www.jasaraharja.co.id/

1.8 Sistematika Penulisan

(23)

7 BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup kegiatan laporan, tujuan kegiatan laporan, manfaat kegiatan laporan, waktu tempat lokasi praktek kerja lapangan, metode kegiatan laporan, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori mengenai konsep dasar sistem, konsep dasar data, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar analisis dan desain sistem informasi, konsep perancangan aplikasi, analisis dan desain berorientasi objek menggunakan UML (Unified Modeling Languange), metode pengembangan sistem. BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan. BAB IV : HASIL DAN ANALISIS

Pada bab ini berisi penjelasan analisis sistem yang sedang berjalan serta bagaimana menganalisis dan merancang untuk sistem manajemen risiko PT. Jasa Raharja.

BAB V : PENUTUP

(24)
(25)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu saran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpuanan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasikan, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu (Sutabri, 2012).

(26)

10 melalui suatu proses atau transformasi. Suatu mekanisme pengendalian akan memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem telah memenuhi tujuannya (Elisabeth, et.al, 2012).

Sistem merupakam kelompok komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja ke arah pencapaian tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisasi (O’Brien dan Marakas, 2010).

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling tergantung satu sama lain dimana mereka bersama-sama menyelesaikan tujuan yang spesifik (Gelinas dan Dull, 2008).

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), Keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

(27)

11 a. Komponen sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

b. Batasan sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem.

d. Penghubung sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface.

e. Masukan sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

f. Keluaran sistem (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. g. Pengolah sistem (Process)

(28)

12 h. Sasaran sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat determanistik.

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

2.1.3 Model Umum Sistem

Secara umum penggambaran sistem sebagai suatu kesatuan dari bagian – bagian atau komponen – komponen yang saling berhubungan dalam prosedur kerja tertentu untuk mencapat tujuan yaitu mengolah masukan menjadi keluaran. Penggambaran tersebut dapat dijelaskan sebagai kesatuan yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

 Bagian masukan (input)

 Bagian pengolahan (process)

 Bagian keluaran (output)

(29)

13

Gambar 2.2 Model Umum Sistem

Gambar di atas menunjukan bahwa sistem atau pendekatan sistem minimal harus mempunyai empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan balikan atau control.

2.2 Konsep Dasar Informasi

2.2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan

Data dan informasi merupakan sebuah pondasi untuk memahami konsep sistem informasi. Dalam perkembangan informasi, tidak hanya data dan informasi saja yang terlibat, namun pemakaian pengetahuan dalam sebuah sistem informasi telah banyak diterapkan dalam membangun sebuah sistem informasi, seperti sistem pakar (Mulyanto, 2009).

2.2.1.1 Data

(30)

14 data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata (Mulyanto, 2009).

Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung pada pengguna sehingga perlu diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009).

2.2.1.2 Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Mulyanto, 2009). Informasi yang berguna bagi suatu sistem akan menghindari entropy, yaitu suatu keadaan dimana suatu sistem sudah tidak berjalan sesuai dengan tujuannya atau keadaan dimana suatu sistem sudah hampir mati. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan suatu data oleh suatu sistem, dapat menjadi sebuah data untuk sistem yang lain (Mulyanto, 2009).

2.2.1.3 Pengetahuan

(31)

15 2.2.2 Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (valueof information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai keefektivitasnya (Mulyanto, 2009).

Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan, hal ini berarti bahwa apabila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang informasi tersebut. Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaiknya apabila informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai rendah (Mulyanto, 2009).

2.2.3 Kualitas Informasi

(32)

16 1. Akurasi (accuracy)

Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi terebut. Informasi dikatakan akurat apabila infromasi tersebut tidak bias atau tidak menyesatkan, bebas dari kesalahan – kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah infromasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data – data asli tersebut.

2. Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap – tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

3. Tepat waktu (timeliness)

(33)

17 2.2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003). 2.2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Dari keenam blok tersebut masing – masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mancapai sasaran, keenam blok itu sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi (Jogiyanto, 2008)

1. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk

(34)

18 2. Blok model (model block)

Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan didasar data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran (output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dari pekerjaan sistem informasi,

teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendaliaan dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis data (database block)

(35)

19 penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat yang disebut dengan DBMS (Data Base Management Sistem).

6. Blok kendali (control block)

Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian di dalamnya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 2.2.4.3 Perencanaan Sistem Informasi

Perencanaan sistem informasi yang diterjemahkan dari Information System Planning (ISP) menceritakan bagaimana menerapkan pengetahuan tentang sistem informasi kedalam organisasi. Berikut adalah tingkatan – tingkatan perencanaan sistem informai adalah sebagai berikut (Sutabri,2005):

Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya

Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design kedalam sistem

Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design

Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semua

(36)

20 2.2.4.4 Pengolahan Sistem Informasi

Pengelolaan sistem informasi adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari studi manajemen, sebagaimana halnya pengelolaan ketenagaan, keuangan, organisasi, tata laksana dan lain sebagainya. Pemimpin yang efektif bertugas dan bertanggung jawab mengelola sistem informasi dalam rangka proses manajemen dan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen. Tugas pengelolaan tersebut meliputi perencanaan informasi, transformasi informasi, komunikasi informasi, organisasi pelaksanaan, pemantauan dan pengendaliannya (Sutabri, 2005).

2.3 Sistem Informasi Manajemen

2.3.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen

(37)

21 harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan” (Sutabri, 2012).

Berdasarkan penjelasan teori di atas, bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.3.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Menurut Kadir (2003) karakteristik sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Beroperasi pada tugas – tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefinisikan hal – hal berikut secara tegas dan jelas : prosedur operasi, aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi.

b. Meningkatkan efisisensi dengan mengurangi biaya

c. Menyediakan lapiran dan kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan, dengan tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi dengan membuat kesimpulan – kesimpulan tersendiri intuk melakukan pengambilan keputusan).

2.3.3 Komponen Sistem Informasi Manajemen

(38)

22 a. Perangkat keras komputer (hardware), terdiri dari komputer, periferal (printer)

dan jaringan.

b. Perangkat lunak komputer (software), merupakan kumpulan dari perintah / fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. Software dapat digolongkan menjadi Sistem Operasi (Windows 95 dan NT), Aplikasi (Akuntansi), Utilitas (Anti Virus, Speed Disk), serta Bahasa (3 GL dan 4 GL).

c. Database merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.

d. Prosedur, dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis.

e. Petugas Operasional/Manusia, komponen ini adalah subyek sistem, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu suatu rincian tugas yang jelas.

(39)

23 2.3.4 Persyaratan Utama Manajemen Risiko

Terdapat empat prasyarat utama manajemen resiko, yaitu (HSP, 2014) :

1. Kebijakan Manajemen Risiko

Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.

2. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil

1. Komitmen Manajemen; Organisasi harus dapat memastikan bahwa:

a. Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai dengan standar.

b. Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.

(40)

24 kerja didalam manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.

b. Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih dapat diterima.

c. Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko.

d. Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan. e. Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada. f. Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.

3. Sumber Daya Manusia; Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya seperti pelatihan manajerial, dan lain sebagainya.

3. Implementasi Program

(41)

25 4. Tinjauan Manajemen

Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik, harus dapat memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan dengan standar yang digunakan dan dengan tahap-tahap berikutnya.

Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko adalah proses yang berjalan terus menerus (HSP, 2014).

Elemen utama dari proses manajemen risiko, seperti yang terlihat pada gambar meliputi (HSP, 2014) :

a. Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.

b. Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. c. Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan

konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

(42)

26 rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.

e. Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

f. Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

g. Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang spesifik.

2.4 Analisis dan Perancangan 2.4.1 Pengertian Analisis Sistem

(43)

27 sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (dapat jadi lebih sederhana dan lebih interaktif) atau untuk melakukan beberapa perbaikan serupa (Ladjamudin, 2013).

2.4.2 Pendeketan-pendekatan Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan pemecahan dari suatu masalah, banyak pendekatan dalam menghadapi masalah, oleh karena itu analisis sistem mempunyai beberapa pendekatan masalah, berikut ini adalah pendekatan masalah dari analisis sistem (Whitten et.al, 2004) :

1. Analisis terstruktur (Structured Analysis)

Analisis terstruktur merupakan sebuah teknik model driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan – persyaratan bisnis untuk sebuah sistem yang baru atau keduanya.

2. Teknik informasi (Information Engineering)

Merupakan sebuah teknin model – driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan mendesain sistem informasi. Model – model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses sistem.

3. Discovery Prototyping

(44)

28 pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan – persyaratan tersebut.

4. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)

Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model – model OOA (Object Oriented Analysis) adalah gambaran – gambaran yang mengilustrasikan objek – objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek – objek.

2.4.3 Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan sistem diawali degan menentukan segala keperluan yang akan memenuhi apa yang akan dibutuhkan oleh sistem, siapa yang mengambil langkah ini dan bagaimana mereka akan disesuaikan. Umumnya, perancangan bergerak dari input ke output. Keluaran (output) sistem, yang terdiri dari reports dan file untuk memuaskan kebutuhan organisasi harus dibatasi dengan jelas. Hal tersebut dapat diperkuat oleh beberapa penulis lain yang mengungkapkan bahwa :

Menurut Lonnie D. Bentley dan Jeffrey L. Whitten (2007), perancangan sistem adalah suatu teknik menggabungkan kembali bagian-bagian informasi yang telah diipisahkan oleh analisis sistem.

2.5 Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design) Menggunakan UML (Unified Modeling Language)

(45)

29 teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek – objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Ada beberapa ciri khas dari pendekatan ini, yaitu object, inheritance, dan object class.

Pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch dari Grady Booch, Object Modelling Technique (OMT) dari James Rumbaugh, dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya teknik yang

digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain (mengurangi reuse) dan tim pengembang. Konsekuesinya, teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan pengguna, yang mengakibatkan banyak terjadi eror di dalam proyek. Masalah ini dan lainnya mendorong di lakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar (Whitten et.al, 2004).

(46)

30 Unified Modelling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan sebuat sistem software yang terkait dengan objek (Whitten et.al, 2004).

2.5.1 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek

Analisis sistem berorientasi objek di dasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya (Whitten et.al, 2004).

1. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat di lihat, di sentuh, atau di rasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu.

2. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik tentang sebuah objek.

3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.

4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat di lakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi–fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi.

5. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit. Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep pengkategorian objek menjadi class/kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et.al, 2004) :

(47)

31 7. Generalization/specialization adalah sebuah teknik di mana artibut dan behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, di kelompokkan (atau di abstraksi) ke dalam kelasnya sendiri yang di sebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian di wariskan oleh kelas objek tersebut (subtype).

2.5.2 Hubungan Objek/Kelas

Object/classrelationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dam maksimum dari satu objek/kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition adalah hubungan agrerasi di mana “whole” bertanggung jawab atas pembuatan dan perusakan “b agian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan rusak (Whitten et.al, 2004).

2.6 Tools Pengembangan Sistem

Berikut ini definisi Unified Modeling Language (UML) menurut para ahli: 1. Menurut (Hend, 2006) “Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa

yang telah menjadi standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun, dan mendokumentasikan artifak suatu system perangkat lunak”

(48)

32 3. Menurut (Joomladarihttp://soetrasoft.com:2007).“Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar dapat menyelesaikan tugas-tugas seperti: Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan testing serta Dokumentasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML)adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OO(Object Oriented)”.

UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang di kembangkan oleh Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan Object Oriented Software Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grandy Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan design ke dalam 4 (empat) tahap iterative, yaitu : identifikasi kelas-kelas dan obyek-obyek, identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut, perincian interface dan implementasi. Pemodelan OMT yang di kembangkan oleh Rumbaugh di dasarkan pada analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship.

(49)

33 Unified Modeling Language (UML) memiliki beberapa diagram di antaranya (Munawar,2005) :

1. Use Case Diagram

Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna.

Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).

Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya di sebut dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang dapat di mainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu terbaik guna menstimulus pengguna potensial untuk mengatakan tentang suatu sistem dari sudut pandangnya. Diagram use case mempunyai 3 notasi yang menunjukan aspek dari sistem (Munawar, 2005) :

a. Actor (pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistemm lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor memiliki peran orang/sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.

(50)

34 c. Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case di

mana terjadi interaksi di antara mereka. Menurut Satzinger et al. (2005) :

use case adalah aktivitas yangdilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi. Actor merupakan orang atau sesuatu yang sesungguhnya menyentuh atau berinteraksi dengan sistem. Actor selau berada diluar automationboundary dari sebuah sistem tetapi sebagai bagian dari pengguna sistem.

Order clerk

Gambar 2.5 Contoh Model Use Case Diagram (Satzinger et.al, 2005)

2. Class Diagram

(51)

35

The name of the class

Attributes: all objects in the class have a value for

each of these

Method: what all object of the class know

how to do

Gambar 2.6 Contoh Model Class Diagram (Satzinger et.al, 2005)

3. Activity Diagram

Menurut Satzinger et al. (2005) :

(52)

36

Gambar 2.7 Contoh Model Activity Diagram (Satzinger et.al, 2005)

4. Sequence Diagram

Sequnce diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang di letakkan di antara obyek-obyek ini dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang di tuliskan dengan kotak segiempat bernama. Message

di wakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vetical (Munawar, 2005).

Sequence Diagram memiliki tujuanutamauntuk mengidentifikasikolaborasi

kelasdan apakahkelas tersebut harus mengirim pesan antarasatu sama lain (Menurut

(53)

37

Gambar 2.8 Contoh Model Sequence Diagram (Satzinger et.al, 2005)

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Metode adalah suatu cara atau metode yang disarankan untuk melakukan

sesuatu hal. Pendekatan sistem merupakan metode dasar untuk memecahkan masalah.

Metode pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Metode yang digunakan

dalam pembuatan web ini adalah object oriented analysis design (OOAD) dengan

model siklus hidup pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD).

(54)

38 2.7.1. Pengertian RAD

Beberapa peneliti mengemukakan pengertian dari RAD, yaitu RAD (Rapid Application Development) adalah sebuah strategi yang menekankan kecepatan

pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembanh kedalam sistem final (Whitten et al., 2004). RAD yaitu suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencangkup suatu metode pengembangan serta perangkat – perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2002).

RAD adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan pada siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana

perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis pada komponen (Hariyanto, 2004). RAD merupakan sebuah strategi pengembangan system yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruktif, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam system final.

2.7.2 Fase-Fase RAD

(55)

39 Gambar 2.5. Fase-fase Model RAD (Kendall, 2002)

1. Fase perencanaan syarat (requirenment planning).

(56)

40 2. Fase workshop design.

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi solusi alternative dan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur perancangan antarmuka sistem yang akan dibuat.

3. Fase implementation.

Menerapkan sistem informasi yang telah dibuat dan sebelum nya telah diuji coba terlebih dahulu.

2.7.3 Kelebihan RAD

RAD (Rapid Application Development) mempunyai beberapa kelebihan sebagai suatu metodelogi dalam pengembangan sistem. Kelebihan yang bisa didapatkan dengan penggunaan RAD (Rapid Application Development) sebagai metodelogi dalam pengembangan sistem, yaitu (Whitten et al., 2004) :

1. Pengguna lebih aktif dengan manajemen perusahaan bekerja berpartisipasi yang saling merespon dengan menggunakan model-model prototype sistem yang dibuat.

(57)

41 3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang baik dalam membangun berbasis perangkat lunak karena bekerja sesuai dengan kebutuhan.

4. Error cenderung terdeteksi lebih awal karena menggunakan prototype dalam proses pengembangan perangkat lunak.

5. Pendekatan dasar prototype terdapat pengujian dan pelatihan.

Pendekatan yang berulang-ulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.

2.8 Unsur – Unsur Dalam Perancangan Sistem 2.8.1 .Net Framework

.NET Framework adalah pemodelan dari platform .NET Framework untuk

(58)

42 NET Framewok mendukung beberapa bahasa pemrograman, adapun bahasa pemrograman yang di-support secara resmi oleh Microsoft adalah C# (CSharp), VB, dan C++, tetapi sekarang banyak bahasa lain yang juga dikembangkan untuk men-support platform .NET diantaranya Delphi, Phyton (IronPhyton), dll. Untuk mengembangkan aplikasi berbasis .NET sebenarnya dapat digunakan lebih dari satu bahasa pemrograman (Language Interoperability) misal sebagian program menggunakan C# dan sebagian lagi menggunakan VB, tetapi disarankan untuk memilih hanya satu bahasa pemrograman saja agar aplikasi yang dibuat lebih mudah untuk di-maintain. Bahasa paling banyak digunakan di platform .NET saat ini adalah C# dan VB.

2.8.2 Oracle

Menurut Oracle Edison Group (2005), Oracle Database dirancang untuk secara efektif digunakan pada segala sesuatu mulai dari server blade kecil ke server SMP dan cluster terbesar dari semua ukuran.

(59)

43 Menurut Loney dan Bryla (2007, p4), Oracle Database merupakan peningkatan yang signifikan dari versi-versi Oracle sebelumnya. Fitur-fitur baru membuat pengembang dan administrator memiliki kontrol lebih mudah terhadap penampung, pemroses dan pengambilan data.

Menurut Loftin (2004), terdapat 4 kelebihan Oracle , yaitu : 1. Grid Computing

Grid Computing memungkinkan Anda untuk menempatkan server bersama menjadi cluster sehingga mereka dapat berbagi dan mendistribusikan persyaratan pengolahan. Semua komputer yang berpartisipasi dalam grid harus berkerumun, sangat mirip dengan old RAC dan sistem OPS.

2. Manajemen Penyimpanan Otomatis

Manajemen Penyimpanan Otomatis mengambil beberapa disk dan menggabungkan mereka ke dalam penyimpanan virtual untuk Oracle. Dengan cara ini, itu memungkinkan Anda mencerminkan datafiles Anda. Manajemen Penyimpanan Otomatis juga memungkinkan Anda untuk menambahkan atau menghapus disk tanpa gangguan layanan database.

3. Memory Management Otomatis

(60)

44 Fitur baru ini menghilangkan banyak tanggung jawab dari Anda sebagai DBA. Kebutuhan memori dari database Anda dapat berubah sepanjang hari dan minggu. Fitur Automated Memory Management memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan penggunaan RAM Anda setiap saat.

4. Self-diagnosis

Oracle telah meningkatkan pemantauan dan kemampuan diagnostic di dengan pengenalan database Diagnostic Monitor Otomatis. Diagnostic Monitor Otomatis bekerja dengan Oracle Enterprise Manager dan sekarang melaporkan akar penyebab masalah, dan tidak hanya menunjukkan warna merah yang terkenal dalam grafik.

2.8.3 Pl Sql

PL/SQL (Procedural Language/Structured Query Language) merupakan sebuah penggabungan antara bahasa pemrograman prosedural (PL) dan SQL syntax. PL/SQL adalah fasilitas yang disediakan Oracle sehingga pengguna dapat memanfaatkan konsep pemrograman. Dalam PL/SQL dapat digunakan perintah untuk memanipulasi data yang ada dalam database Oracle. PL/SQL membentuk pemrograman terstruktur dalam memproses data.

Beberapa kelebihan PL/SQL dalam database Oracle :

1. PL/SQL dapat digunakan di server sehingga client hanya dapat mengakses didalam server.

2. Penggunaan PL/SQL mudah dimengerti oleh setiap pengguna.

(61)

45 program aplikasi.

2.8.4 Visual Studio 2008

Microsoft Visual Studio.Net 2008 adalah sebuah aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu didalam membangun suatu program aplikasi yang berbasis komputer. Visual Studio.Net 2008 merupakan generasi yang terbaru yang dikeluarkan Microsoft dimana sebelumnya ada Visual Studio.Net 2003 & Visual Studio.Net2005. Visual Studio.Net 2008 menggunakan .Net Framework 3.5.

2.8.5 Microsoft Visio 2010

(62)

46 BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Jasa Raharja Tahun 1960

Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda.

Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi.

Tahun 1961

(63)

47 Tahun 1965

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru dengan nama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja”dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja.

Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di dalam negeri.

Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang.

(64)

48 Tahun 1970

Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960.

Tahun 1978

Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU.

No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut.

(65)

49 lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.

Tahun 1980

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan usaha yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980 berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja.

Tahun 1981

Anggaran Dasar Jasa Raharja yang semula diatur dalam Peraturan Pemerintah pendiriannya, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) pengaturannya harus dipisahkan. Anggaran Dasar Jasa Raharja tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981.

(66)

50 Tahun 1994-Sekarang

Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964. (Jasa Raharja, 2014)

3.2 Logo Instansi

(67)

51 3.3 Visi dan Misi Jasa Raharja

Visi :

Menjadi perusahaan terkemuka dibidang asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program asuransi sosial dan asuransi wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Misi :

1. Bakti kepada masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

2. Bakti kepada negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara program asuransi sosial dan asuransi wajib, serta Badan Usaha Milik Negara. 3. Bakti kepada perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan agar produktivitas

dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan.

4. Bakti kepada lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

3.4 Struktur Organisasi Perusahaan

(68)

52

Cabang Tipe A Cabang Tipe B Cabang Tipe C

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

3.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Jasa Raharja

(69)

53

Tabel 3.1 Wewenang dan Tanggung Jawab

Jabatan Wewenang & Tanggung Jawab

Direktur Utama 1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

2. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.

3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.

4. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

5. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

(70)

54 7. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan

sesuai dengan standar etika dan hukum. Direktur Manajemen

Risiko dan IT

1. Sistem Manajemen Risiko dan IT dibawah naungan Direktur Operasional

2. Mengatur sistem kerja.

3. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan di bidang Manajemen Risiko dan IT

4. Mengambil keputusan untuk bidang Manajemen Risiko dan IT

1. Melaporkan hasil identifikasi, pemantauan dan tindak lanjut pengendalian risiko.

2. Menjadikan pengelolaan risiko sebagai dasar pemeriksaan (audit berbasis risiko) dan sebagai Key Performance Indicator (KPI) bagi setiap Pimpinan Unit

Kerja. Urusan Pembangunan

& Pengembangan Sistem

(71)

55

1. Melakukan pemeliharaan sistem yang ada di perusahaan

Urusan MR Bidang

1. Mengelola Risiko dari kemungkinan terjadinya risiko yang terjadi pada setiap kegiatan operasional perusahaan

Urusan MR Bidang Keuangan dan Investasi

(72)

56 Seksi Assessmen dan

Evaluasi Risiko

Sekse Pengendalian Pemantauan risiko

Urusan Penelitian dan Pengembangan Seksi Penelitian Seksi Pengembangan

1. Mengelola strategi pengendalian secara berkesinambungan terhadap risiko yang mempunyai prioritas tinggi/risiko signifikan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Cabang Tipe A, B & C Cabang tipe A, B & C:

1. Melakukan pengelolaan data yang di dapatkan dari perwakilan dan SAMSAT

(73)

57 BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Metodelogi Kegiatan Laporan 4.1.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data dan sampel kegiatan laporan, dilakukan dengan berbagai metode tertentu sesuai dengan tujuan kegiatan laporannya. Ada berbagai metode yang telah kita kenal antara lain observasi, wawancara dan kajian pustaka.

Dalam penyusunan laporan PKL dan Pembangunan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Risiko (Studi Kasus : PT. Jasa Raharja) ada beberapa metode yang digunakan penulis yaitu :

4.1.1.1 Metode Observasi

(74)

58 Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan dibawah pengawasan konsultan Information Technologi. Beliau memberikan data pengamatan untuk kebutuhan

pembangunan sistem informasi. Seperti data-data kegiatan di divisi SIP dan pelaporan program yang berjalan.

Observasi dapat dilakukan dengan mengamati beberapa hal, antara lain : a. Perilaku karyawan, misalnya mengamati apa yang dikerjakan karyawan jika atasan

atau bos sedang tidak masuk kerja.

b. Perubahan bahasa tubuh atau raut muka karyawan, misalnya ekspresi karyawan saat diberi tahu ia dipindah tugaskan ke cabang lain di kota yang jauh dari tempat semula.

c. Objek, misalnya mengamati jumlah kertas kantor yang dihabiskan setiap karyawan setiap harinya.

Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proes dan kegiatan bisnis yang berjalan pada PT. Jasa Raharja. Pada tanggal 2 Maret – 2 April 2015, bertempat di kantor Jasa Raharja. Hasil yang akan dicapai adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk kegiatan laporan.

4.1.1.2 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah “proses tanya jawab dalam kegiatan laporan yang

(75)

59 Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan” (Moleong, 2005).

Wawancara ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan selaku Konsultan Information Technologi pada PT. Jasa Raharja, pada tanggal 2 Maret 2015, bertempat di ruang kerja Divisi SIP . Wawancara ini berguna untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan informasi mengenai :

a. Sejarah PT. Jasa Raharja

Memuat tentang sejarah singkat mulai dari awal mula berdirinya PT. Jasa Raharja dan struktur organisasi perusahaan.

b. Sistem yang sedang berjalan di PT. Jasa Raharja

Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan pada saat ini dan permasalahan-permsalahan yang ada pada PT. Jasa Raharja yang berhubungan dengan sistem manajemen risiko.

4.1.1.3 Studi Pustaka

(76)

60 jurnal-jurnal hasil penelitian dan situs internet yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

Berdasarkan kegiatan laporan sejenis yang telah dijelaskan pada bab II, dapat diketahui kelebihan dan kelemahan dari sistem yang telah dibuat sehingga hasil kegiatan laporan tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat suatu aplikasi yang nantinya berguna bagi perusahaan yang bersangkutan (Nazir, 2005).

4.1.1.4 Kerangka Penelitian

(77)

61

Gambar

Gambar 2.8 Contoh Model Sequence Diagram (Satzinger et.al, 2005)
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian
Gambar 4.2 Flowchart Analisa Sistem yang Sedang Berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manpower Planning merupakan sebuah proses dalam suatu perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut akan mempunyai jumlah pekerja yang tepat dan memiliki

Promosi bukan hanya memperkenalkan suatu produk atau keunggulan pada produk tersebut tetapi kegiatan promosi dimaksudkan untuk dapat berkomunikasi dengan konsumen, sehingga

Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan model ARCH/GARCH model ARIMA dan model fungsi transfer, dengan IHSG sebagai deret output dan harga minyak mentah dunia

Sedangkan menurut Nasution, Herawati dan rifa (2012) tidak terdapat pengaruh signifikan antara jumlah wajib pajak dengan penerimaan pajak. Adapun rumusan masalah

Berdasarkan hasil dari penerapan K-Nearest Neighbor untuk sistem klasifikasi anggrek dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, diantaranya hasil keputusan yang digunakan dihitung

Dokumentasi Penelitian Telur Asin yang Diberikan Kombinasi Bawang Putih ( Allium sativum ) dengan Cabai ( Capcisum annum L ) pada Lama Penyimpanan Berbeda. Pembersihan

Metode life history (riwayat hidup) digunakan untuk memperoleh pandangan dari dalam melalui reaksi, tantangan, interpretasi dan penglihatan para anggota kelompok tani

SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola