SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE) (STUDI KASUS : SMA ISLAM AN-NIDHOMIYAH)
Norman Hidayatullah1, Hozairi 2, Aang Kisnu Darmawan3
1, 3 Jurusan Sistem Informasi, 2Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik,Universitas Islam Madura
Jl. PP. Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura Telp. (0324) 32178, 331084
E-mail: normanhdtl@gmail.com1, lecture.hozairi@gmail.com2, ak.darmawan@gmail.com3
Abstrak
Pentingnya peran guru dalam pendidikan, sampai banyak pakar menyatakan bahwa disekolah tidak akan ada peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas dari guru. Maka dari itu diperlukan penilaian kinerja guru guna memacu semangat guru untuk terus meningkatkan kualitasnya. SMA Islam An-Nidhomiyah yang berdiri pada tahun 2014 mempunyai siswa sebanyak 58 dan sebanyak 17 orang guru. Akan tetapi penilaian kinerja guru di SMA ini yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan mengecek kelengkapan perangkat pembelajaran guru, keaktifan guru disekolah serta menilai pemberian materi kepada para siswa masih secara manual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penilaian kinerja guru supaya independen dan akurat dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasilnya dari sampel yang diperoleh, sistem menghasilkan nilai alternatif yang paling tinggi yaitu Moh. Lutfi karim dengan nilai 1022, nilai terendah yaitu Rifqi dengan nilai 303 dan rata-rata yaitu 607,2. Dengan nilai rata-rata tersebut masih terdapat 4 orang guru dari 10 sampel guru yang nilainya dibawah rata-rata. Dengan sistem ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam membbuat penilaian terhadap kinerja guru.
Kata Kunci: SPK Penilaian Kinerja Guru, MPE
PENDAHULUAN Latar Belakang
Sekolah adalah tempat didikan bagi anak-anak. Tujuan dari sekolah adalah mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, merupakan jenjang pendidikan di Indonesia yang dapat ditempuh siswa secara berkelanjutan. Sekolah yang maju adalah sekolah yang mempunyai guru berkualitas. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluai pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai banyak pakar menyatakan bahwa disekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas dari guru. Maka dari itu untuk penjaminan kualitas guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah diperlukan penilaian kinerja guru guna memacu semangat guru untuk terus meningkatkan kualitasnya.
SMA Islam An-Nidhomiyah yang berdiri pada tahun 2014 mempunyai siswa sebanyak 58 dan sebanyak 17 orang guru. Penilaian kinerja guru di SMA ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan mengecek kelengkapan perangkat pembelajaran guru, keaktifan guru disekolah serta menilai pemberian
materi kepada para siswa. Selain itu juga didukung dengan pengisian angket penilaian yang diisi oleh siswa. Terdapat beberapa kelemahan dari sistem penilaian ini seperti proses rekapitulasi yang membutuhkan waktu cukup lama, serta ada guru yang mengajar hanya satu kelas dan ada yang lebih dari satu kelas untuk satu semester akan mengakibatkan probabilitas mengajar guru yang hanya mengajar satu kelas untuk dipilih sebagai guru favorit akan lebih kecil.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya sistem yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Terutama di SMA Islam An-Nidhomiyah yang penilaiannya masih dilakukan dengan cara manual. Kepala sekolah dan para siswa dapat mengisi penilaian guru langsung lewat online sehingga tidak diperlukan lagi rekapitulasi yang memakan waktu, serta menggunakan sistem pendukung keputusan untuk menyelesaikan masalah guru yang mengajar hanya satu kelas dan guru yang mengajar lebih dari satu kelas. Dengan dibuatnya Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dapat mampu menjawab semua permasalahan yang ada di sekolah.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan penilaian kinerja guru supaya independen dan akurat.
2. Mengimplementasikan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) untuk penilaian kinerja guru.
LANDASAN TEORI
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang dirancang dan dibangun untuk membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengambilan keputusan baik di dalam bisnis maupun organisasi. Sistem pendukung keputusan hanyalah sebuah sistem yang menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik menurut perhitungan yang ada didalam sistem, akan tetapi pada akhirnya penggunanyalah yang berhak memutuskan alternatif mana yang akan diambil sesuai dengan keperluannya (Wibowo & Honggowibowo, 2014).
Penilaian Kinerja Guru
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
Metode Perbandingan Exponensial (MPE) adalah salah satu metode dari Decision Suport System (DSS) yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak(Wardhani & Abdillah, 2018). Dalam menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu : menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan, melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif,dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑁𝑖 = ∑𝑚 (𝑅𝐾 𝑖𝑗) 𝐵𝑗 𝑗=1 (1) Dengan: 𝑇𝑁𝑖= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑅𝐾𝑖𝑗 = 𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑗 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑖 𝑇𝐾𝐾𝑗 = 𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑗; 𝑇𝐾𝐾𝑗> 0; 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑚 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐵𝑗 = 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑡 > 0 HTML
HTML adalah singkatan dari Hyper Text Markup Language. HTML bisa disebut bahasa paling dasar dan penting yang digunakan untuk menampilkan dan mengelola tampilan pada halaman website(Fahrizal, 2016).
PHP
PHP adalah singkatan dari Personal Home Page Tools. Skrip ini akan membuat satu aplikasi dapat diintegrasikan kedalam HTML sehingga satu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi besifat dinamis(Yeni Kustiahningsih, 2011).
Basis Data
Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Basis data bisa dibayangkan sebagai lemari arsip dengan berbagai cara pengaturannya. Basis data dan lemari arsip memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama, prinsipnya yakni pengaturan data/arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip (Yeni Kustiyahningsih, 2011).
MySQL
MySQL dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen database. Database sendiri merupakan struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen databse seperti MySQL Server. Selain itu MySQL dapat dikatakan sebagai basis data terhubung. Database terhubung menyimpan data pada tabel-tabel terpisah. Hal tersebut akan menambah kecepatan dan fleksibilitasnya (Yeni Kustiahningsih, 2011).
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian
Penelitian ini disajikan dalam langkah-langkah seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini:
Start Studi Literatur Pengumpulan Data Analisis Data Sesuai? Pengolahan Data Perancangan Sistem
Uji Coba Sistem
Hasil Pengujian
Kesimpulan
End
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Pada gambar 1 tahapan penelitian tersebut dimulai dari studi literatur yaitu mencari sumber atau rujukan yang terkait dengan penelitian baik dari buku, jurnal, ataupun internet. Setelah sumber atau rujukan itu dipelajari selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang langsung dilakukan disekolah berupa data siswa, guru dan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian. Setalah itu dilakukan, data dianalisis sesuai kebutuhan, ini dilakuakan agar data sesuai dengan kebutuhan. Jika data masih belum sesuai kebutuhan maka dilakukan pengambilan data kembali dan lebih diteliti agar data yang didapat sudah sesuai dengan kebutuhan dan tidak terjadi ketidak sesuaian data. Setelah data yang diambil sudah sesuai kebutuhan maka dilakukan pengolahan data, pengolahan data ini dibutuhkan untuk merancang sistem agar sesuai dengan apa yang ingin dicapai dan kemudian dilanjutkan dengan perancangan sistem. Perancangan sitem dilakukan dengan membuat database dari hasil pengolahan data yang dilakuakn sebelumnya. Pada database itu terdapat tabel-tabel yang diperlukan sesuai data. Setelah itu database dikoneksikan dengan bahasa pemrograman PHP dan dibuat dengan tampilan dan menu yang sesuai. Setelah perancangan sistem selesai, maka dibuatlah
sistem hingga selesai dan dilakukan uji coba sehingga hasil pengujian sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Karena penelitian ini menggunakan metode perhitungan, maka uji coba dilakukan dengan cara menghitung secara manual dan dicocokkan dengan sistem sampai tidak ada error. Setelah itu disimpulkan hasil dari penelitian yang dibuat ini.
Flowchart MPE
Berikut adalah flowchart Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) :
Mulai Menyusun Alternatif Keputusan Menentukan Kriteria (m) Menentukan Tingkat Kepentingan Kriteia (TKKj) Menenukan Derajat Kepentingan Relatif Kriteria j Pada Pilihan Keputusan i (RKij)
Total Nilai Alternatif (TNi)
Selesai
Gambar 2 Flowchart MPE
Pada Flowchart di atas tahapan-tahapan dari perhitungan MPE yaitu menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih. Alternatif pada penelitian ini meliputi para guru. Kemudian menentukan kriteria atau perbandingan keputusan yang penting untuk dievaluasi yaitu nilai angket yang diisi oleh siswa, kemudian nilai kegitan mengajar guru dan kelengkapan perangkat pembelajaran yang dinilai langsung oleh kepala sekolah. Absensi guru juga termasuk dalam penilaian karena keaktifan guru sangat mempengaruhi terhadap siswa dan sekolah. Setelah itu menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan. Kemudian melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria dan menghitung skor atau nilai total setiap alternatif sehingga didapatkan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif.
Use Case
Berikut ini adalah use case dari sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode perbandingan eksponensial:
Admin
Kelola Data Siswa
Kelola Data Guru
Kelola Data Nilai Login
Cetak Laporan
Kelola Pengumuman
Ganti Password
Siswa Ganti Password
Kelola Data Admin
Isi Angket Kelola Angket <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<extend>> <<include>> <<include>> Pengumuman Kepala Sekolah Pengumuman
Isi Nilai Kegiatan Mengajar
Isi Nilai Kelengkapan Perangkat Isi Nilai Absensi Guru
<<include>>
<<include>> <<include>>
Gambar 3 Use Case Sistem
Pada use case sistem di atas, siswa mendapatkan username dan password maka siswa bisa masuk kedalam sistem dan bisa mengisi angket penilaian guru. Untuk kepala sekolah mengisi nilai-nilai guru berupa nilai dari absensi, nilai dari kelengkapan perangkat pembelajaran dan nilai dari proses mengajar. Sedangkan admin bisa mengelola semua data siswa, cetak laporan, tambah pengumuman, dan kelola data admin sendiri tetapi harus login terlebih dahulu.
Rancangan Desain Database (CDM/PDM) a. Conceptual Data Model (CDM)
CDM adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya CDM direpresentasikan dalam bentuk Entity Relationship Diagram. Berikut adalah CDM dari sistem pendukung keputusan ini :
Gambar 4 CDM
Pada gambar 4 tersebut adalah CDM dari penelitain ini, dimana terdapat beberapa tabel yang saling berelasi antara satu dan yang lain. Tabel siswa berelasi dengan tabel nilai_angket_siswa yaitu one to many dimana satu siswa bisa mempunyai banyak nilai angket. Kemudian tabel guru yang mempunyai yang berelasi sama dengan tabel nilai_angket_siswa, keg_mengajar, perangkat, absen_guru dan nilai_akhir. Sedangkan tabel user, pengumuman, angket_siswa dan angket_kepsek tidak berelasi dengan tabel yang lain.
b. Physical Data Model (PDM)
Model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom memiliki nama yang unik. Berikut adalah physical data model (PDM) sistem pendukung keputusan ini:
Gambar 5 PDM
Pada gambar 5 ini terdiri dari tabel yang saling berelasi kecuali tabel user, pengumuman, angket siswa dan angket kepala sekolah. PDM ini didapat dari hasil generate CDM sehingga tabel yang berelasi akan menambah field baru berupa foreign key. Pada tabel siswa yang berelasi dengan tabel nilai_angket_siswa, relasi tersebut ditunjukkan dengan primary key NISN pada tabel siswa dengan foreign key NISN pada tabel nilsi_angket_siswa. Begitupun dengan tabel-tabel lain yang saling berelasi.
IMPLEMENTASI DAN HASIL Penyusunan Alternatif Keputusan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluai pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai banyak pakar menyatakan bahwa disekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas dari
guru. Maka dari itu untuk penjaminan kualitas guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah diperlukan penilaian kinerja guru guna memacu semangat guru untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Penentuan Kriteria
Adapun penentuan kriteria dalam penilaian kinerja guru tidak ada perubahan dan mengambil dari tahun sebelumnya di SMA Islam An-Nidhomiyah. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Nilai Angket Siswa (K1)
Kriteria nilai angket siswa adalah pengisian angket pertanyaan-pertanyaan yang disediakan sekolah dan diisi langsung oleh siswa.
2. Kriteria Kegiatan Mengajar Guru (K2)
Kriteria kegiatan mengajar guru adalah penilaian yang dinilai langsung oleh kepala sekolah dengan cara masuk kedalam kelas pada saat guru yang akan dinilai mengajar.
3. Kriteria Kelengkapan Perangkat
Pembelajaran (K3)
Kriteria kelengkapan perangkat pembelajaran adalah perangkat yang dimiliki oleh guru berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar hadir siswa, daftar nilai dan analisis minggu efektif, prota, prosem.
4. Kriteria Absensi Guru (K4)
Kriteria absensi guru adalah jumlah jam kehadiran guru disekolah. Dimana jumlah jam kehadiran guru dibagi dengan jumlah jam seharusnya guru itu hadir dan dikalikan dengan seratus.
Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian seperti tabel berikut :
Tabel 1. Skala Penilaian No Skala Penilaian Nilai
1 Sangat Kurang 0-49
2 Kurang 50-59
3 Cukup 60-84
4 Bagus 85-94
5 Sangat Bagus 95-100 Pada tabel tersebut nilai yang dimasukkan akan dikonversikan sesuai dengan skala penilaian. Contohnya jika guru mendapatkan nilai 85 pada skala penilaian adalah bagus, maka nilai akan dikonversikan menjadi 4. Dan jika guru mendapat nilai 84 maka akan di konversi menjadi 3 karena skala penilaiannya termasuk cukup.
Penentuan Derajat Kepentingan
Hal yang paling penting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan atau pembobotan dari setiap kriteria yang ditetapkan karena akan mempengaruhi nilai akhir dari setiap
pilihan keputusan. Pada pembobotan ini menggunakan metode langsung, artinya pemberian bobot bersifat subjektif, tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh seseorang yang mengerti, paham dan berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi. Pembobotan disini langsung dilakukan oleh kepala sekolah dan diperoleh pada tabel berikut :
Tabel 2. Bobot Kriteria
No Kriteria Bobot
1 Nilai angket siswa 4 2 Kegiatan mengajar guru 4 3 Kelengkapan perangakat
pembelajaran
2
4 Absensi guru 3
Analis MPE
Hitung skor penilaian alternatif dari masing-masing kriteria menggunakan rumus MPE. Adapun hasil penilaian yang dikumpulkan dari semua kriteria yaitu kriteria nilai angket siswa (K1), kegiatan mengajar guru (K2), kelengkapan perangkat pembelajaran (K3) dan absensi guru (K4) dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 3. Matrik Keputusan
No Alternatif Kriteria Nilai
Alternatif Peringkat K1 K2 K3 K4 1 Achmad Ubaidillah 82,5 95 95 97,6 856 2 2 Akhmad Tajuddin T. 76,5 84 95 98,3 312 9 3 Moh. Lutfi karim 90 95 92 99,5 1022 1 4 Nuri Rizki Akbari 82 93 95 100,0 487 7 5 Helliyatul Mukarromah 90,5 90 95 98,6 662 3 6 Dewi Rahmawati 87 92 91 99,1 653 4 7 Rifqi 80 83 88 94,8 303 10 8 Muslimah 80,5 90 94 100,0 478 8 9 Nurul Laily 91 92 82 100,0 646 6 10 Abdullah Abbas 86,5 90 93 99,0 653 5 Bobot MPE 4 4 2 3
Perhitungan MPE Total Nilai/Nilai Alternatif penilaian kinerja guru dengan nilai yang sudah dikonversi sesuai skala penilaiannya:
Nilai Alternatif [1] = 34 + 53 + 52 + 54 = 856
Nilai Alternatif [2] = 34 + 53 + 52 + 54 = 312
Nilai Alternatif [3] = 44 + 53 + 42 + 54 = 1022
...
Nilai Alternatif [10] = 44 + 43 + 42 + 54 = 653
Dari hasil diatas ditemukan nilai alternatif yang sama, yaitu guru dengan nama Dewi Rahmawati dan Abdullah Abbas dengan hasil nilai alternatif 653.
Jika demikian untuk menentukan guru yang peringkatnya lebih baik maka dilihat dari nilai kriteria yang bobot atau tingkat kepentingannya lebih besar. Pada kasus itu nilai angket siswa dari guru Dewi Rahmawati lebih besar dari nilai angket guru Abdullah Abbas.
IMPLEMENTASI
Halaman Kelengkapan Perangkat
Gambar 5 Kelengkapan Perangkat
Pada gambar 6 ini kepala sekolah akan mengisi nilai dari pertanyaan atau pernyataan dengan nilai yang sesuai. Akan tetapi kepala sekolah harus login terlebih dahulu. Kemudian pilih guru yang akan dinilai dan disimpan. Guru yang sudah dinilai tidak akan masuk lagi pada pilihan Pilih Guru yang akan di Nilai.
Halaman Kegiatan Mengajar
Gambar 6 Kegiatan Mengajar
Sama halnya dengan gambar 6, pada gambar 7 ini kepala sekolah akan mengisi penilaian guru. Kepala sekolah mengisi dengan cara menginputkan angka 1-100 atau menekan panah pada kolom, jika ditekan ke atas maka angka akan bertambah sedangkan jika ditekan kebawah maka angka akan berkurang. Kemudian pilih guru yang akan dinilai dan disimpan. Guru yang sudah dinilai juga tidak akan masuk lagi pada pilihan Pilih Guru yang akan di Nilai.
Halaman Absensi
Gambar 7 Absensi
Pada gambar 8 ini menampilkan data absensi guru, data ini diambil dari masuknya guru dibagi jumlah jadwal jam mengajar guru dan dikali seratus. Untuk menambah atau mengubah data absensi itu tinggal klik tombol Isi Nilai Absen maka akan masuk ke form pengisian dengan memasukkan jumlah jam guru masuk dan jumlah jadwal jam mengajar guru.
Halaman Angket Siswa
Gambar 8 Angket Siswa
Pada gambar 9 ini siswa cukup memilih salah satu nilai tersebut. Kemudian pilih guru yang akan dinilai dan disimpan. Guru yang sudah dinilai tidak akan masuk lagi pada pilihan Pilih Guru yang akan di Nilai.
Halaman Nilai
Gambar 9 Nilai
Halaman ini terdapat pada halaman admin. Disini terdapat dua tab, yaitu tab nilai akhir yang berisi nama guru dan nilai akhir dari perthitungan serta tab nilai lain yang berisi nilai absensi, nilai perangkat, nilai kegiatan mengajar dan tombol hitung. Tombol hitung ini berfungsi untuk menghitung nilai sesuai rumus yang di MPE.
PENUTUP Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode MPE menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL.
2. Sistem ini berhasil mencapai tujuannya yaitu mampu menyelesaikan masalah-masalah dari penilaian guru yang dilakukkan secara manual. 3. Sistem ini dilakukan dengan cara pengisian
penilaian oleh siswa dan kepala sekolah sesuai kriteria sehingga dihasilkan nilai akhir yang independen dan akurat.
4. Dari sampel yang diperoleh, nilai alternatif yang paling tinggi mencapai 1022, nilai terendah 303 dan rata-rata yaitu 607,2. Dengan nilai rata-rata tersebut masih terdapat 4 orang guru dari 10 sampel guru yang dinilai yang nilainya dibawah rata-rata.
Saran
Saran pengembangan yang masih dapat dilakukan dalam sistem ini antara lain yang dapat berguna bagi penulis, pihak sekolah maupun pihak pembaca adalah sebagai berikut :
1. Untuk pengembangan sistem selanjutnya diharapkan tidak hanya di satu sekolah, bisa digunakan untuk satu kabupaten.
2. Sistem bisa dibuat aplikasi untuk ponsel, baik android maupun IOS.
DAFTAR PUSTAKA
Borman, R. I., & Helmi, F. (2018). Penerapan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Siswa Berprestasi Pada SMK XYZ, 3(1), 17–22.
Devianto, Y. (2017). Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Dengan, IX(1), 31–40. Fahrizal. (2016). Sistem Pendukung Keputusan
Penilaian Kinerja Guru Dari Beban Kerja Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ) ( Studi Kasus : SD LPI AT-Taufiq ), 3(1), 19–27.
Ganevi, R., & Purnama, B. E. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Pacitan. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi –, 6(4), 38–43. Kustiyahningsih, Y. (2012). Modul Praktikum
Pemrograman Web 1. Bangkalan: D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Madura.
Mufizar, T., & Nurjayanti, N. (2015). sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru di SDN Mohammad TohaMenggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ). Konfrensi Nasional Sistem Dan Informatika,
9–10.
Nurhayati, Y. (2015). Implementasi Metode Perbandingan Eskponensial Dalam Penentuan Asisten Laboratorium (Studi Kasus : Di Lab . FKOM UNIKU). Jurnal Nuansa Informatika, 10, 1–10.
Nurhefti, H. N., & Setiyanto, N. A. (2015). Sistem Perhitungan Penilaian Kinerja Guru ( PKG ) Menggunakan Metode Simple Additive Weightinng ( SAW ) Pada SMP N 1 Tunjungan, 1–9.
Rusdianto, A. S. (2015). Penentuan Lokasi Industri Biomass Pellet ( BIOPELLET ) Berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial di Kabupaten Jember, 9(2), 85–90.
Wardhani, D. R., & Abdillah, R. (2018). Pengambilan Keputusan Dengan Metode Perbandingan Eksponensial ( MPE ) Dalam Manajemen Kedai, (2004), 1–6.
Wibowo, A., & Honggowibowo, A. S. (2014). Lokasi Peternakan Ayam Broiler Dengan Metode Perbandingan Eksponensial Dan Naive Bayes, 49–57.
Yeni Kustiahningsih, D. R. A. (2011). Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.