• Tidak ada hasil yang ditemukan

PMK- 44 /PMK.03/2020 INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PMK- 44 /PMK.03/2020 INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK PANDEMI COVID-19"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

INSENTIF PAJAK UNTUK

WAJIB PAJAK TERDAMPAK

PANDEMI COVID-19

(2)

LATAR BELAKANG

Diperlukan penyelamatan,

diperlukan stimulus ekonomi,

yang menyentuh sektor-sektor

yang paling terdampak.

Sektor riil ini menyerap banyak

tenaga kerja dan kita harapkan

mereka mampu bertahan dan

tidak melakukan PHK.

(3)

• INSENTIF PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19

PMK- 44 /PMK.03/2020

PMK- 28 /PMK.03/2020

INSENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK CORONA VIRUS DISEASE 2019

PEMBERIAN FASILITAS PAJAK TERHADAP BARANG DAN JASA YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019

PER-06/PJ/2020

TATA CARA PENYAMPAIAN, PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN TAHUN PAJAK 2019 SEHUBUNGAN DENGAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019

PP 29 TAHUN 2020 FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

UU 2 TAHUN 2020

KEBIJAKAN KEUANGAN NEGARA DAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN UNTUK PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DAN/ATAU DALAM RANGKA MENGHADAPI ANCAMAN YANG MEMBAHAYAKAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM KEUANGAN

(4)

PERLUASAN INSENTIF PAJAK ANTISIPASI DAMPAK EKONOMI

PANDEMI COVID-19

Bentuk Insentif Sektor Terkait (PMK-23) Sektor Terkait (PMK-44) Dampak

1. PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) • Sektor manufaktur tertentu (440 KLU) • WP KITE • Sektor tertentu (1.062 KLU) • WP KITE • WP Kawasan Berikat Memberikan tambahan penghasilan bagi para pekerja di sektor industri pengolahan untuk mempertahankan daya beli.

2. PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah Belum diberikan insentif WP yang memiliki

peredaran bruto

tertentu & dikenai PPh Final berdasarkan PP

Nomor 23 Tahun 2018

Stimulus bagi sector UMKM dimaksud untuk tetap mempertahankan usahanya.

3. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor • Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) • WP KITE • Sektor tertentu (431 KLU) • WP KITE • WP Kawasan Berikat

Stimulus bagi industri dimaksud untuk tetap mempertahankan laju impornya.

4. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30% • Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) • WP KITE • Sektor tertentu (846 KLU) • WP KITE • WP Kawasan Berikat

Stabilitas ekonomi dalam negeri dapat terjaga dan diharapkan ekspor dapat meningkat.

5. Pengembalian pendahuluan PPN sebagai PKP berisiko rendah

bagi WP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar restitusi paling banyak 5 miliar rupiah

• Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) • WP KITE • Sektor tertentu (431 KLU) • WP KITE • WP Kawasan Berikat Dengan adanya percepatan restitusi, WP dapat lebih optimal dalam manajemen kas.

(5)

INSENTIF PAJAK

PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP)

untuk pekerja dengan penghasilan bruto

tidak lebih dari 200 juta rupiah

(6)

21

PPh PASAL

Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:

a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi kerja yang:

memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran A PMK;

telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor); atau

telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat

(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)

b. memiliki NPWP

c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima/memperoleh

Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang

disetahunkan tidak lebih dari 200 juta rupiah

PENERIMA INSENTIF

*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018/Instansi Pemerintah

(7)

21

PPh PASAL

PPh Pasal 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh

pemberi kerja pada saat pembayaran penghasilan

kepada Pegawai

dikecualikan dari Insentif PPh Pasal 21 DTP dalam hal

penghasilan pegawai berasal dari APBN/APBD dan

telah ditanggung pemerintah PPh Pasal 21-nya

berdasarkan ketentuan perpajakan

PPh Pasal 21 DTP diberikan sejak Masa Pajak

pemberitahuan sampai dengan Masa Pajak

September 2020

khusus untuk Masa Pajak April, 2020

pemberitahuan dapat disampaikan paling lambat

tanggal 20 Mei 2020

(8)

21

PPh PASAL

Pemberi kerja menyampaikan

pemberitahuan kepada Kepala KPP

terdaftar melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id

 Insentif berlaku sejak Masa Pajak pemberitahuan sampai dengan Masa Pajak September 2020

 Melampirkan Keputusan Menkeu mengenai penetapan Perusahaan yang mendapat fasilitas KITE (khusus WP KITE)

 Melampirkan Keputusan Menkeu mengenai izin terkait Kawasan berikat (khusus WP Kawasan Berikat)

PEMANFAATAN INSENTIF

Jika pemberi kerja tidak memenuhi kriteria, Kepala KPP menerbitkan surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP

(9)

TAMPILAN PADA DJPONLINE

(10)

21

PPh PASAL

Simulasi jika ada pegawai Resign :

(11)

21

PPh PASAL

Pemberi kerja harus menyampaikan

Laporan Realisasi PPh Pasal 21 DTP melalui saluran tertentu pada

laman www.pajak.go.id

 Atas PPh Pasal 21 DTP harus dibuatkan SSP/cetakan kode

billing yang dibubuhi cap/tulisan* oleh pemberi kerja, dan dilampirkan pada Laporan

 Laporan dan lampirannya

disampaikan paling lambat tanggal

20 Bulan berikutnya setelah Masa

Pajak berakhir

Kewajiban pemberi kerja yang memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP

*) “PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 44 /PMK.03/2020”

u/ e-SPT, diganti perekaman kode NTPN

(9999999999999999) & jumlah Rupiah sebesar nilai PPh Pasal 21 DTP

(12)

21

PPh PASAL

PENYAMPAIAN KEMBALI PEMBERITAHUAN

MEMANFAATKAN INSENTIF PPH PASAL 21 DTP

Dalam hal Pemberi Kerja mendapatkan surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP sehubungan dengan tidak terpenuhinya persyaratan sebagai Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB:

• Pemberi Kerja dapat menyampaikan kembali pemberitahuan untuk memanfaatkan insentif PPh Pasal 21 DTP, sepanjang memenuhi:

 ketentuan terkait kode KLU sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran huruf A PMK-44/PMK.03/2020; atau  telah mendapatkan KMK mengenai penetapan

sebagai Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB.

(13)

21

PPh PASAL

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK

Dalam hal ditemukan bukti bahwa Pemberi Kerja tidak berhak memanfaatkan insentif pajak, namun telah memanfaatkannya, maka:  diterbitkan surat himbauan atau SP2DK agar Pemberi Kerja

melakukan pembetulan dan menyetorkan kembali PPh Pasal 21;

diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) apabila Pemberi Kerja tidak melakukan pembetulan dan/atau membayar pajak terutang;

 STP diterbitkan dengan terlebih dahulu memastikan kebenaran kode KLU dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 melalui pemeriksaan tujuan lain

atau

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

(14)

INSENTIF PAJAK

(15)

Wajib Pajak yang:

a. memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final

berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018

b. memiliki Surat Keterangan berdasarkan

PMK-44/PMK.03/2020*

c. menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung

Pemerintah paling lambat tanggal 20 setelah berakhirnya

Masa Pajak

PENERIMA INSENTIF

PPh FINAL

TAHUN 2018

PP23

*) Surat Keterangan harus sudah dimiliki WP paling lambat sebelum penyampaian Laporan Realisasi

(16)

 Wajib Pajak mengajukan

permohonan Surat Keterangan untuk dapat memanfaatkan insentif PPh final ditanggung Pemerintah, kepada Dirjen Pajak

melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id

Permohonan juga diajukan oleh

WP yang telah memiliki Surat Keterangan sebelum PMK 44 Tahun 2020 ini berlaku

 Setelah jangka waktu pemberian insentif, Surat Keterangan diatas

tetap berlaku untuk Pelaksanaan

PP 23/2018

PENGAJUAN PERMOHONAN

Jika wajib pajak tidak memenuhi kriteria, DJP tidak menerbitkan Surat Keterangan dimaksud

PPh FINAL

(17)

 Saat WP bertransaksi dengan Pemotong/Pemungut pajak, dalam hal Surat Keterangan terkonfirmasi*, Pemotong/Pemungut pajak

tidak melakukan pemotongan/pemungutan PPh pada saat

pembayaran.

Atas PPh Final ditanggung Pemerintah tersebut

Pemotong/Pemungut pajak wajib membuat SSP/cetakan kode

billing yang dibubuhi cap/tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG

PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 44 /PMK.03/2020”

Surat Keterangan juga berfungsi sebagai Surat Keterangan

Bebas untuk transaksi impor atau pembelian barang yang

dilakukan oleh WP PP 23 Tahun 2018

Atas penghasilan dari usaha selain transaksi dengan pemotong

atau pemungut PPh, WP yang memanfaatkan insentif tidak menyetorkan PPh final 0,5%

PPh final ditanggung Pemerintah diberikan sejak Masa Pajak April

2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020

PEMBERIAN INSENTIF

PPh FINAL

TAHUN 2018

PP23

(18)

WP dimaksud harus mengunduh file Laporan

realisasi pada laman www.pajak.go.id

WP mengisi dengan lengkap dan benar Laporan realisasi PPh final ditanggung Pemerintah meliputi PPh terutang atas

penghasilan yang diterima/diperoleh WP

termasuk dari transaksi dengan Pemotong/Pemungut

dilampiri dengan SSP/cetakan kode billing yang dibubuhi cap/tulisan “PPh FINAL

DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR 44 /PMK.03/2020” (jika ada transaksi dengan

Pemotong/Pemungut Pajak)

WP yang berstatus Pusat mengunggah Laporan dan lampirannya melalui laman www.pajak.go.id paling lambat tanggal 20 Bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Kewajiban Wajib Pajak yang memanfaatkan insentif PPh final ditanggung Pemerintah

PPh FINAL

(19)

KETENTUAN MENGENAI PERMOHONAN

SURAT KETERANGAN PPH FINAL DTP PPh FINAL

TAHUN 2018

PP23

KELEBIHAN PEMBAYARAN KARENA

PEMANFAATAN INSENTIF PPH FINAL DTP

Dalam hal WP memenuhi kriteria PP 23 Tahun 2018 namun tidak dapat mengajukan permohonan Surat Keterangan secara online karena kesalahan validasi sistem:

 WP menghubungi KPP terdaftar untuk dibuatkan laporan melalui Lasis Online  Laporan diselesaikan paling lama 2 hari kerja

 WP dapat mengajukan kembali permohonan Surat Keterangan

Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran PPh final PP 23 2018 yang telah dipotong atau dipungut karena WP memanfaatkan insentif PPh final DTP:

a. WP mengajukan permohonan pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang; atau b. Pemotong/Pemungut mengajukan Pemindahbukuan di KPP tempat pembayaran

diadministrasikan ke pembayaran pajak WP PP 23

Jika terdapat WP mengajukan permohonan Surat Keterangan melalui KPP sebelum

PMK 44 Tahun 2020 berlaku namun belum diterbitkan keputusan, KPP

menginformasikan kepada WP untuk melakukan permohonan ulang melalui laman

(20)

PENGAWASAN ATAS PEMANFAATAN

INSENTIF PPH FINAL DTP

PPh FINAL

TAHUN 2018

PP23

Bila terjadi kekeliruan dalam penerbitan Surat Keterangan dan/atau di kemudian hari ada data/keterangan bahwa WP tidak memenuhi kriteria PP 23 Tahun 2018:

Kepala KPP melakukan pembatalan/pencabutan Surat Keterangan sesuai PER-09/PJ/2019; dan

WP melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan umum PPh sejak saat tidak terpenuhinya kriteria PP 23 Tahun 2018

 Bila WP telah memperoleh Surat Keterangan dan memanfaatkan insentif, namun tidak menyampaikan Laporan realisasi:

 WP tidak dapat memanfaatkan insentif PPh final DTP; dan

 Wajib menyetorkan PPh final sesuai PP 23 Tahun 2018 atau wajib melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan umum PPh

 Kepala KPP berwenang melakukan pembinaan, penelitian, pengawasan, dan/atau pengujian kepatuhan WP

(21)

PEMBEBASAN PPh PASAL 22 IMPOR

selama 6 bulan

(22)

Wajib Pajak yang:

a. memenuhi kriteria:

memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)*

tertentu sebagaimana Lampiran I PMK;

telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan

Impor Tujuan Ekspor); atau

telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat

(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di

Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan

Berikat)

b. mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

PENERIMA INSENTIF

PPh PASAL

IMPOR

22

*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018

(23)

Diajukan melalui saluran tertentu pada

laman www.pajak.go.id

melampirkan Keputusan Menkeu

mengenai penetapan Perusahaan yang

mendapat fasilitas KITE

(khusus WP KITE)

Melampirkan Keputusan Menkeu

mengenai izin terkait Kawasan berikat

(khusus WP Kawasan Berikat)

Pembebasan berlaku sejak tanggal SKB

terbit sampai dengan 30 September 2020

PENGAJUAN SKB PPh PASAL

IMPOR

22

SKB Pemungutan PPh Pasal 22 Impor

apabila WP memenuhi kriteria

Surat Penolakan

apabila WP tidak memenuhi kriteria

Kepala KPP

(24)

TAMPILAN PDF SKB

(25)

Wajib Pajak harus menyampaikan

Laporan Realisasi Pembebasan PPh Pasal 22 Impor setiap 3 bulan

melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id

 Laporan disampaikan paling lambat tanggal:

a. 20 Juli 2020

(Masa Pajak April-Juni 2020)

b. 20 Oktober 2020

(Masa Pajak Juli-September 2020) Kewajiban Wajib Pajak yang mendapatkan pembebasan PPh Pasal 22 Impor

PPh PASAL

IMPOR

(26)

PENYAMPAIAN KEMBALI PERMOHONAN

SKB PPH PASAL 22 IMPOR

Dalam hal Wajib Pajak mendapatkan surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif Pembebasan PPh Pasal 22 Impor sehubungan dengan tidak terpenuhinya persyaratan sebagai Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB:

• Wajib Pajak dapat menyampaikan kembali permohonan SKB PPh Pasal 22 Impor, sepanjang memenuhi:

 ketentuan terkait kode KLU sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran huruf I PMK-44/PMK.03/2020; atau  telah mendapatkan KMK mengenai penetapan sebagai

Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB.

PPh PASAL

IMPOR

(27)

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK

Dalam hal ditemukan bukti bahwa Wajib Pajak tidak berhak memanfaatkan insentif pajak, namun telah memanfaatkannya, maka:  diterbitkan surat himbauan atau SP2DK agar Wajib Pajak

melakukan pembayaran PPh Pasal 22 impor;

diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) apabila Wajib Pajak tidak melakukan pembetulan dan/atau membayar pajak terutang;

 STP diterbitkan dengan terlebih dahulu memastikan kebenaran kode KLU dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 melalui pemeriksaan tujuan lain

atau

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

PPh PASAL

IMPOR

(28)

INSENTIF PAJAK

PENGURANGAN ANGSURAN PPh PASAL 25

(29)

Wajib Pajak yang:

a. memenuhi kriteria:

memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)*

tertentu sebagaimana Lampiran N PMK;

telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan

Impor Tujuan Ekspor); atau

telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat

(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di

Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan

Berikat)

b. menyampaikan pemberitahuan pengurangan sebesar 30%

dari angsuran PPh Pasal 25 yang seharusnya terutang

PENERIMA INSENTIF

*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018

25

(30)

Wajib Pajak menyampaikan

pemberitahuan kepada Kepala

KPP terdaftar melalui saluran

tertentu pada laman

www.pajak.go.id

Pengurangan berlaku sejak

Masa Pajak pemberitahuan

sampai dengan Masa Pajak

September 2020

khusus untuk Masa Pajak April,

2020 pemberitahuan dapat

disampaikan paling lambat

tanggal 15 Mei 2020

PEMBERITAHUAN PENGURANGAN

Jika Wajib Pajak tidak memenuhi kriteria, Kepala KPP menerbitkan surat pemberitahuan tidak berhak mendapatkan pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25

25

(31)

Wajib Pajak harus menyampaikan

Laporan Realisasi Pengurangan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25

setiap 3 bulan melalui saluran tertentu pada laman

www.pajak.go.id

 Laporan disampaikan paling lambat tanggal:

a. 20 Juli 2020

(Masa Pajak April-Juni 2020)

b. 20 Oktober 2020

(Masa Pajak Juli-September 2020) Kewajiban Wajib Pajak yang memanfaatkan pengurangan

besarnya angsuran PPh Pasal 25

25

(32)

PENYAMPAIAN KEMBALI PEMBERITAHUAN

PENGURANGAN BESARNYA ANGSURAN PPH PASAL 25

Dalam hal Wajib Pajak mendapatkan surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sehubungan dengan tidak terpenuhinya persyaratan sebagai Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB:

• Wajib Pajak dapat menyampaikan kembali pemberitahuan, sepanjang memenuhi:

 ketentuan terkait kode KLU sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran huruf N PMK-44/PMK.03/2020; atau  telah mendapatkan KMK mengenai penetapan sebagai

Perusahaan KITE, izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB.

25

(33)

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK

Dalam hal ditemukan bukti bahwa Wajib Pajak tidak berhak memanfaatkan insentif pajak, namun telah memanfaatkannya, maka:  diterbitkan surat himbauan atau SP2DK agar Wajib Pajak

melakukan pembayaran PPh Pasal 25;

diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) apabila Wajib Pajak tidak melakukan pembetulan dan/atau membayar pajak terutang;

 STP diterbitkan dengan terlebih dahulu memastikan kebenaran kode KLU dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 melalui pemeriksaan tujuan lain

atau

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

25

(34)

INSENTIF PAJAK

PENGEMBALIAN PENDAHULUAN PPN

sebagai PKP berisiko rendah bagi WP yang menyampaikan SPT

Masa PPN lebih bayar restitusi paling banyak 5 miliar rupiah

(35)

Wajib Pajak yang:

a. memenuhi kriteria:

memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) tertentu (WP pusat maupun cabang) sebagaimana Lampiran I PMK;

telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)*; atau

telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat

(Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)*

DAN

b. menyampaikan SPT Masa PPN Lebih Bayar (LB) restitusi

dengan jumlah LB paling banyak 5 Miliar rupiah

PENERIMA INSENTIF

PPN

*) Keputusan Menkeu mengenai penetapan Perusahaan KITE/izin terkait Kawasan Berikat dilampirkan pada SPT Masa PPN yang diajukan permohonan pengembalian pendahuluan

(36)

Wajib Pajak yang memenuhi kriteria dan menyampaikan

SPT Masa PPN LB dapat diberikan pengembalian

pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagai

PKP berisiko rendah

SPT Masa PPN (termasuk pembetulan SPT Masa PPN)

yang diberikan pengembalian pendahuluan meliputi

Masa Pajak sejak berlakunya PMK ini, sampai

dengan Masa Pajak September 2020, dan

disampaikan paling lama 31 Oktober 2020

PEMBERIAN INSENTIF

(37)

PKP BERISIKO RENDAH

PPN

Diberikan pengembalian pendahuluan berdasarkan kriteria tertentu, meliputi:

 PKP dimaksud tidak perlu menyampaikan

permohonan penetapan sebagai PKP berisiko rendah;  Dirjen Pajak tidak menerbitkan keputusan penetapan

secara jabatan sebagai PKP berisiko rendah; dan  PKP memiliki KLU tertentu sebagaimana Lampiran I

PMK ini, fasilitas KITE, atau izin terkait Kawasan

Berikat yang masih berlaku saat penyampaian SPT LB restitusi.

Tanpa persyaratan melakukan kegiatan tertentu seperti melakukan ekspor Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak, penyerahan kepada pemungut PPN, dan penyerahan yang tidak dipungut PPN.

Tata cara dilakukan sesuai dengan PMK mengenai tata cara pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak; kecuali untuk penelitian pemenuhan kegiatan tertentu

(38)

25

PPh PASAL

22

impor

PPh PASAL

21

PPh PASAL KETENTUAN KODE KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA (KLU) SEBAGAI

DASAR PENENTUAN PEMBERI KERJA/WAJIB PAJAK YANG BERHAK MEMANFAATKAN INSENTIF PAJAK

WP yang terdaftar di tahun 2018 dan sebelumnya

WP yang terdaftar setelah tahun 2018

kode KLU yang digunakan adalah sebagaimana yang tercantum dan telah dilaporkan Wajib Pajak dalam SPT Tahunan PPh Tahun

Pajak 2018 (normal atau pembetulan)

kode KLU yang digunakan adalah sebagaimana yang tercantum dalam Masterfile Wajib Pajak

Dalam hal terdapat ketidaksesuaian kode KLU

Wajib Pajak dapat melakukan pembetulan kode KLU melalui penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018 (normal atau pembetulan) sepanjang belum dilakukan pemeriksaan

dalam hal SPT Tahunan Tahun Pajak 2018 sudah atau sedang dilakukan pemeriksaan, WP dapat melakukan permohonan perubahan data untuk mengubah kode KLU Masterfile Wajib Pajak

(39)

Insentif berdasarkan PMK-23/PMK.03/2020

tetap dapat dimanfaatkan,

sehingga tidak perlu menyampaikan

kembali pemberitahuan/permohonan

berdasarkan PMK-44/PMK.03/2020

KETENTUAN PERALIHAN & PENUTUP

Sedangkan untuk penyampaian laporan

realisasi pemanfaatan insentif PPh Pasal 21

DTP, pembebasan PPh Pasal 22 Impor,

dan/atau pengurangan besarnya angsuran

PPh Pasal 25 dilakukan berdasarkan

(40)
(41)
(42)

CARA MENGAKSES SALURAN TERTENTU

PADA LAMAN www.pajak.go.id

1. Kunjungi laman www.pajak.go.id dan

klik tombol Login di pojok kanan atas,

lalu masukkan NPWP, kata sandi, dan

kode keamanan (CAPTCHA)

2. Pilih tab Layanan dan klik pada icon

KSWP

3. Scroll ke bawah dan pada bagian

Profil Pemenuhan Kewajiban Saya,

lalu pilih jenis insentif yang ingin

dimanfaatkan

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pemberian Insentif Pajak di Tengah Pandemi Corona Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) (Studi Kasus

menerima/memperoleh penghasilan dari Pemberi Kerja yang memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu sebagaimana pada Lampiran kode KLU Wajib Pajak yang

Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima/memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa (Objek PMK), diberikan pembebasan dari pemotongan

IMPOR, CONTOH FORMULIR PENOLAKAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN BEBAS PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 IMPOR, CONTOH FORMULIR LAPORAN REALISASI PEMBEBASAN PAJAK

“Pemberi Kerja atau Wajib Pajak yang telah menyampaikan pemberitahuan pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah, mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal

110/PMK.03/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 86/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 dinilai

Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Berita Negara Republik Indonesia

Sehubungan dengan penerbitan beberapa ketentuan mengenai insentif perpajakan untuk wajib pajak terdampak Covid-19, pada tahun 2020 BPK melakukan pemeriksaan kinerja dengan