Kemenkeu Corpu Talk – 01 Juli 2020
Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi COVID-19
Hestu Yoga Saksama
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, & Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak
Menciptakan krisis kesehatan
Berhentinya aktivitas ekonomi penyerap
tenaga kerja
Pertumbuhan ekonomi menurun
tajam / melambat
Volatilitas sektor keuangan &
penurunan kinerja sektor riil
KESEHATAN SOSIAL EKONOMI KEUANGAN
Pandemi telah memberikan tekanan kepada perekonomian dari supply dan demand
PANDEMI COVID-19 DAN EFEK DOMINO
Sumber: Press Conference APBN Kita, Juni 2020
5.3% 2.3% +1.89 juta +2.92 juta
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Potensi dampak sosial
sebelum sesudah kemiskinan pengangguran
PANDEMI COVID-19 DAN EFEK DOMINO
-0.4% +4.86 juta +5.23 juta
Skenario Berat Skenario Sangat Berat
APBN 2020
Ket :
Pertumbuhan
ekonomi menurun PHK & pengangguran
meningkat Kesenjangan sosial meningkat
Sumber: Press Conference APBN Kita, Juni 2020
Rp87,55 T KESEHATAN
Rp203,90 T PERLINDUNGAN SOSIAL
Rp120,61 T INSENTIF USAHA
Rp123,46 T UMKM
Rp53,57 T PEMBIAYAAN KORPORASI
Rp106,11 T SEKTOR K/L PEMDA
Total Biaya Penanganan COVID-19 Rp695,20 T
BIAYA PENANGANAN COVID-19
Sumber: Press Conference APBN Kita, Juni 2020
Rp607,65* T
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
*) finalisasi besaran pada revisi Perpres 54/2020
> tidak termasuk kompensasi BUMN sebagai sebagai konsekuensi kewajiban Pemerintah sebelumnya Sumber: Press Conference APBN Kita, Juni 2020
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
DEMAND SIDE
Rumah Tangga PKH Sembako
Bansos Jabodetabek
Bansos Non Jabodetabek Pra Kerja
Diskon Listrik
Logistik / Pangan / Sembako BLT Dana Desa
Insentif Perumahan bagi MBR
Rp205,20 T
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
SUPPLY SIDE
Ultra Mikro dan UMKM
Subsidi Bunga, Penempatan Dana untuk Restru UMKM, Belanja IJP, Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss), PPh Final UMKM DTP, Pembiayaan Investasi melalui LPDB KUMKM
Korporasi
Penempatan Dana untuk Restru Padat Karya, PMN dan Surat Utang ke PPA, PPh 21 DTP, Pembebasan PPh 22 Impor, Pengurangan Angsuran PPh 25, Pengembalian Pendahuluan PPN, Penurunan Tarif PPh Badan, Stimulus Perpajakan Lainnya, Cadangan DAK Fisik, Program Padat Karya K/L, Insentif Tiket untuk 10 Destinasi Pariwisata, Hibah Pariwisata, Kompensasi Pajak Hotel/Restoran
BUMN
PMN dan Talangan (Investasi) untuk Modal Kerja Pemerintah Daerah
DID Pemulihan Ekonomi, Pemberian Pinjaman ke Daerah Cadangan Perluasan
Rp169,97 T
Rp123,46 T
Rp35,15 T Rp15,00 T Rp58,87 T
21 Maret 2020
31 Maret 2020 6 April 2020
10 Juni 2020 16 Mei 2020
27 April 2020 Tanggal
Ditetapkan/
Disahkan
PMK 23 PERPPU 1 PMK 28 PMK 44 UU 2 29 PP
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (TIMELINE)
PERPPU Nomor 1 Tahun 2020
Kebijakan Penurunan Tarif PPh Badan
01
PMK-44/PMK.03/2020
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
PMK-28/PMK.03/2020
Fasilitas Pembebasan Pajak atas Barang/Jasa Penanganan COVID-19
03
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
Fasilitas PPh dalam rangka Penanganan COVID-19
04
PENURUNAN TARIF PPh BADAN DAN GO PUBLIC
01
SALAH SATU SUBSTANSI PERPPU
Meningkatkan kemampuan badan usaha untuk tetap mempertahankan usahanya dalam situasi pandemi COVID-19 dan menyediakan kemampuan pengembangan usaha
Memberikan insentif bagi Wajib Pajak untuk go public dan menjual 40% saham di lantai bursa
PERPPU Nomor 1 Tahun 2020
(UU Nomor 2 Tahun 2020)
22% 2020 2021
POKOK PENGATURAN
Tarif PPh Badan turun secara bertahap menjadi:
20% mulai 2022
Aturan sebelumnya
Tarif PPh Badan sebesar 25%
Tarif PPh Badan Go Public dengan persyaratan tertentu 3% lebih
rendah dari tarif normal:
Aturan sebelumnya
Tarif PPh Badan Go Public (semuanya) adalah 5% lebih rendah dari tarif
normal yaitu menjadi 20%
19% 2020 2021
17% mulai 2022
01 PERPPU Nomor 1 Tahun 2020
(UU Nomor 2 Tahun 2020)
PERATURAN TURUNAN
01 PERPPU Nomor 1 Tahun 2020
(UU Nomor 2 Tahun 2020)
PP-30/2020
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan Terbuka
PER-08/PJ/2020
Penghitungan Angsuran PPh Untuk Tahun Pajak Berjalan
Sehubungan Dengan Penyesuaian Tarif PPh Wajib Pajak Badan
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP)
untuk pekerja dengan penghasilan bruto tidak lebih dari 200 juta rupiah
PEMBEBASAN PPh PASAL 22 IMPOR
PENGURANGAN ANGSURAN PPh PASAL 25
sebesar 30%
PENGEMBALIAN PENDAHULUAN PPN
sebagai PKP berisiko rendah bagi WP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar restitusi paling banyak 5 miliar rupiah
PMK-44/PMK.03/2020
Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Pandemi COVID-19
media
briefing
PPh FINAL UMKM DITANGGUNG PEMERINTAH
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
media
briefing
Bentuk Insentif Sektor Terkait (PMK-23) Sektor Terkait (PMK-44)
1. PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah
(DTP) • Sektor manufaktur tertentu
(440 KLU)
• WP KITE
• Sektor tertentu (1.062 KLU)
• WP KITE
• WP Kawasan Berikat 2. PPh Final UMKM Ditanggung
Pemerintah Belum diberikan insentif WP yang memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final
berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018
3. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor • Sektor manufaktur tertentu (102 KLU)
• WP KITE
• Sektor tertentu (431 KLU)
• WP KITE
• WP Kawasan Berikat 4. Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25
sebesar 30% • Sektor manufaktur tertentu
(102 KLU)
• WP KITE
• Sektor tertentu (846 KLU)
• WP KITE
• WP Kawasan Berikat 5. Pengembalian pendahuluan PPN
sebagai PKP berisiko rendah bagi WP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar restitusi paling banyak 5 miliar rupiah
• Sektor manufaktur tertentu (102 KLU)
• WP KITE
• Sektor tertentu (431 KLU)
• WP KITE
• WP Kawasan Berikat
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:
a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi kerja yang:
memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran A PMK (1.062 KLU);
telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE; atau
telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
b. memiliki NPWP
c. pada masa pajak yang bersangkutan
menerima/memperoleh Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang disetahunkan tidak lebih dari 200 juta rupiah
PENERIMA INSENTIF
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018/Instansi Pemerintah
PENERIMA INSENTIF Wajib Pajak yang:
a. memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018 b. memiliki Surat Keterangan berdasarkan
PMK-44/PMK.03/2020
c. menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung Pemerintah paling lambat tanggal 20 setelah berakhirnya Masa Pajak
Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan melalui saluran tertentu pada www.pajak.go.id
Diajukan kepada kepada Dirjen Pajak melalui saluran tertentu pada www.pajak.go.id
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
PENERIMA INSENTIF
**) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018
Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan melalui saluran tertentu pada www.pajak.go.id Wajib Pajak yang:
a. memenuhi kriteria:
memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)** tertentu sebagaimana Lampiran N PMK (846 KLU);
telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE;
atau
telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
b. menyampaikan pemberitahuan pengurangan sebesar 30% dari angsuran PPh Pasal 25 yang seharusnya terutang
PENERIMA INSENTIF Wajib Pajak yang:
a. memenuhi kriteria:
memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran I PMK (431 KLU);
telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE; atau
telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat
b. mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)
*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 atau Data Masterfile DJP untuk WP yang terdaftar setelah 2018
Diajukan melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id
Perluasan Insentif Pajak Untuk WP Terdampak COVID-19
02
PENERIMA INSENTIF
Wajib Pajak yang:
a. memenuhi kriteria:
memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) tertentu (WP pusat maupun cabang) sebagaimana Lampiran I PMK (431 KLU);
telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)*; atau
telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat (Penyelenggara, Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap Penyelenggara di Kawasan Berikat)*
DAN
b. menyampaikan SPT Masa PPN Lebih Bayar (LB) restitusi dengan jumlah LB paling banyak 5 Miliar rupiah
*) Keputusan Menkeu mengenai penetapan Perusahaan KITE/izin terkait Kawasan Berikat dilampirkan pada SPT Masa PPN yang diajukan permohonan pengembalian pendahuluan
Realisasi Insentif Fiskal PMK-44/PMK.03/2020
No. Jenis Insentif Besaran Pagu
Insentif*
1 PPh Pasal 21 DTP 39,66
2 PPh Final UMKM DTP 2,40
3 Pembebasan PPh Pasal 22 Impor 14,75
4 Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30% 14,40
5 Pengembalian Pendahuluan PPN 5,80
6 Penurunan Tarif PPh Badan dari 25% menjadi 22% 20,00
Sub Total 97,01
7 Cadangan untuk penambahan PPh Pasal 21 DTP
dan Stimulus lainnya 26,00
Total 123,01
*) berdasarkan skema PEN (dalam Triliun Rupiah)
Realisasi Insentif Fiskal PMK-44/PMK.03/2020
Sumber: Aplikasi Managerial Dashboard DJP
Realisasi Insentif Fiskal PMK-44/PMK.03/2020
Sumber: Aplikasi Managerial Dashboard DJP
Fasilitas Pembebasan Pajak atas Barang/Jasa Penanganan COVID-19
03
FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
tidak dipungut PPN/PPN ditanggung pemerintah/tidak dikenai PPN
FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
Pembebasan PPh Pasal 22 Impor/Pasal 22/Pasal 21/Pasal 23 selama 6 bulan
PMK-28/PMK.03/2020
Pemberian Fasilitas Pajak Terhadap Barang & Jasa Yang Diperlukan Dalam Rangka Penanganan Pandemi COVID-19
Fasilitas Pembebasan Pajak atas Barang/Jasa Penanganan COVID-19
03
OBJEK PMK SUBJEK PMK
Yang mendapatkan fasilitas dalam PMK ini adalah Pihak Tertentu, yaitu:
Badan/Instansi Pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang ditunjuk untuk melakukan penanganan pandemi COVID-19
Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien pandemi COVID-19
Pihak Lain yang ditunjuk oleh Badan/Instansi Pemerintah atau Rumah Sakit untuk membantu penanganan pandemi COVID-19
Obat-obatan;
Vaksin;
Peralatan laboratorium;
Peralatan pendeteksi;
Peralatan pelindung diri;
Peralatan untuk perawatan pasien; dan/atau
Peralatan pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemi COVID-19.
BARANG
Jasa konstruksi;
Jasa konsultasi, teknik, dan manajemen;
Jasa persewaan; dan/atau
Jasa pendukung lainnya yang dinyatakan untuk keperluan penanganan pandemi COVID-19.
JASA
Fasilitas Pembebasan Pajak atas Barang/Jasa Penanganan COVID-19
03
01
Atas impor Barang Kena Pajak (Objek PMK) oleh Pihak Tertentutidak dipungut PPN
02
Atas penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak (Objek PMK)* oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) kepada Pihak Tertentu,PPN ditanggung pemerintah
03
Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak (Objek PMK) dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean oleh Pihak Tertentu,PPN ditanggung pemerintah
04
Atas impor Barang Kena Pajak yang digunakan untuk pemanfaatan Jasa Kena Pajak (Objek PMK) dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean oleh Pihak Tertentu,tidak dikenai PPN
sepanjangmemiliki SKJLN (Surat Keterangan Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean) sebelum melakukan impor
*) termasuk juga penyerahan berupa pemberian cuma-cuma
Fasilitas Pembebasan Pajak atas Barang/Jasa Penanganan COVID-19
03
DENGAN SKB TANPA SKB
Pihak Tertentu yang melakukan impor barang (Objek PMK) diberikan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor dalam Masa Pajak April-September 2020
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima/memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa (Objek PMK), diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 21 dalam Masa Pajak April-September 2020
Pihak Tertentu yang melakukan pembelian barang (Objek PMK) diberikan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 dalam Masa Pajak April- September 2020
Pihak Ketiga (lawan transaksi) yang melakukan penjualan barang (Objek PMK) kepada Pihak Tertentu diberikan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 dalam Masa Pajak April-September 2020
Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang menerima/memperoleh imbalan dari Pihak Tertentu atas jasa (Objek PMK), diberikan pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam Masa Pajak April-September 2020
Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Pihak Tertentu/Pihak Ketiga terdaftar melalui Saluran Tertentu (Layanan Tanpa Tatap Muka)
LATAR BELAKANG
Dampak COVID-19 telah mempengaruhi masyarakat di Indonesia, perlu ada kebijakan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat serta sektor usaha
Diperlukan dasar hukum atas dukungan masyarakat dalam bentuk sumbangan & ketersediaan SDM di Bidang Kesehatan, mendorong industri Alat Kesehatan atau Kesehatan Rumah Tangga, mobilisasi sarana dan/atau prasarana serta menjaga stabilitas pasar saham dalam bentuk fasilitas PPh Diperlukan dana APBN, APBD, kontribusi & sumbangan masyarakat, dukungan ketersediaan SDM di Bidang Kesehatan, mendorong industri Alat Kesehatan dan/atau Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, mobilisasi sarana dan/atau prasarana dan menjaga stabilitas pasar saham
04 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
Fasilitas Pajak Penghasilan dalam rangka penanganan COVID-19
penghasilan berupa kompensasi &
penggantian atas penggunaan harta
pembelian kembali saham yang diperjualbelikan di
bursa tambahan penghasilan
yg diterima/diperoleh SDM di Bidang
Kesehatan yg mendapat penugasan sumbangan yang
dapat menjadi pengurang penghasilan bruto tambahan
pengurangan penghasilan neto
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
berlaku mulai 1 Maret 2020 sampai dengan 30 September 2020
& dalam hal tertentu dapat diperpanjang
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
tambahan pengurangan penghasilan neto
Wajib Pajak dalam negeri yang memproduksi Alat Kesehatan dan/atau Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)* untuk keperluan penanganan
COVID-19di Indonesia dapat diberikan
tambahan pengurangan penghasilan neto sebesar30%
Alat Kesehatan dan/atau PKRT tersebut dijual dan/atau disumbangkan untuk keperluan penanganan COVID-19 di Indonesia
*) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan
Alat Kesehatan:
a. masker bedah & respirator N95;
b. pakaian pelindung diri berupa coverall medis, gaun sekali pakai, heavy duty apron, cap, shoe cover, goggles, faceshield, & waterproof boot;
c. sarung tangan bedah;
d. sarung tangan pemeriksaan;
e. ventilator; dan
f. reagen diagnostic test untuk COVID-19
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT):
a. antiseptic hand sanitizer; dan b. disinfektan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
Sumbangan dalam rangka penanganan
COVID-19 di Indonesia yang disampaikanoleh Wajib Pajak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto dengan syarat:a. didukung oleh bukti penerimaan sumbangan; DAN
b. diterima oleh penyelenggara pengumpulan sumbangan yang memiliki NPWP, meliputi:
BNPB; BPBD; kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan;
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial; atau Lembaga Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan
sumbangan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto
Sumbangan dalam rangka penanganan
COVID-19 di Indonesia yang disampaikanoleh Wajib Pajak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto dengan syarat:a. didukung oleh bukti penerimaan sumbangan; DAN
b. diterima oleh penyelenggara pengumpulan sumbangan yang memiliki NPWP, meliputi:
BNPB; BPBD; kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan;
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial; atau Lembaga Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
tambahan penghasilan yang diterima/diperoleh SDM di Bidang Kesehatan yang mendapat penugasan
Tambahan penghasilan dari Pemerintah berupa Honorarium/imbalan lain* yang diterima/
diperoleh WP Orang Pribadi yang:
a. menjadi SDM di Bidang Kesehatan (tenaga kesehatan & tenaga pendukung kesehatan);
DAN
b. mendapat penugasan,
yang memberikan pelayanan kesehatan untuk menangani COVID-19 pada fasilitas pelayanan kesehatan & institusi kesehatan, termasuk santunan dari Pemerintah yang diterima ahli waris.
*) insentif yang diberikan Pemerintah dalam rangka penanganan COVID-19 di Indonesia
TARIF PPh PASAL 21 FINAL
jumlah penghasilan bruto yang diterima/diperoleh
0 % x
OBJEK & SUBJEK
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
tambahan penghasilan yang diterima/diperoleh SDM di Bidang Kesehatan yang mendapat penugasan
Insentif Tenaga Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 tentang Pemberian Insentif & Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani COVID-19:
CONTOH PERLAKUAN PERPAJAKAN
No. Uraian Satuan Besaran (Rp) 1. Insentif
1. Dokter Spesialis OB 15.000.000 2. Dokter Umum & Gigi OB 10.000.000 3. Bidan & Perawat OB 7.500.000 4. Tenaga Medis Lainnya OB 5.000.000 2. Santunan Kematian Per Orang 300.000.000
Dikenakan PPh Pasal 21 Final dengan tarif 0% dari jumlah penghasilan bruto yang diterima/diperoleh.
Dipotong oleh Pemerintah sebagai pemberi penghasilan pada akhir bulan terjadinya pembayaran; atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
Pengenaan PPh berlaku mulai 1 Maret 2020 sampai dengan 30 September 2020.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
TARIF PPh FINAL
jumlah penghasilan bruto yang diterima/diperoleh
0 % x
OBJEK & SUBJEK
penghasilan berupa kompensasi &penggantian atas penggunaan harta
Penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari Pemerintah berupa kompensasi atau penggantian dengan nama dan dalam bentuk apapun dari:
a. persewaan harta berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana diatur dalam PP yang mengatur tentang PPh dari persewaan tanah dan/atau bangunan; dan/atau
b. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain tanah dan/atau bangunan,
dalam rangka penanganan COVID-19.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
04
pembelian kembali saham yg diperjualbelikan di bursa
Wajib Pajak dalam negeri:
a. berbentuk Perseroan Terbuka;
b. dengan jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada bursa efek di Indonesia paling sedikit 40%; dan
c. memenuhi persyaratan tertentu, dapat memperoleh tarif sebesar 3%
lebih rendah dari penurunan tarif sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 2 Tahun 2020:
saham harus dimiliki oleh paling sedikit 300 Pihak;
masing-masing Pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang ditempatkan & disetor penuh;
ketentuan di atas harus dipenuhi dalam waktu paling singkat 183 hari kalender dalam jangka waktu 1 Tahun Pajak,
PERSYARATAN TERTENTU
Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah pusat atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi pengawasan di bidang pasar modal (dalam bentuk surat penunjukan/surat persetujuan) untuk mengatasi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan, WP Perseroan Terbuka yang membeli kembali sahamnya berdasarkan kebijakan dimaksud, dianggap tetap memenuhi persyaratan tertentu (termasuk dalam 300 Pihak yang memiliki saham kurang dari 5%)
(untuk Tahun Pajak 2020, 2021, & 2022)