• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

TAHUN 2013

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA MANUSIA PERTANIAN

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN

2012

(2)

i

KATA PENGANTAR

Sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah diwajibkan melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi sebagai perwujudan pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan yaitu ; menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan tahun 2013 telah menyusun RKT yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan program dan kegiatan Balai tahun 2013.

Dengan disusunnya RKT tahun 2013 diharapkan dapat memandu pelaksanaan tugas dan fungsi serta meningkatkan kinerja BBPP Ketindan.

Ketindan, Mei 2012 Kepala Balai,

Dr. Ir. Adang Warya, MM NIP. 19590722 198903 1 006

(3)

ii DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BBPP Ketindan ... 3

B. Misi BBPP Ketindan ... 3

C. Tujuan ... 4

D. Sasaran ... 4

BAB III KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN A. Arah Kebijakan ... 7

B. Strategi ... 8

C. Program dan Kegiatan ... 8

1. Bagian Umum ... 9

2. Bidang Program dan Evaluasi ... 9

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan ... 10

4. Jabatan Fungsional ... 10

BAB IV PENUTUP 11

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian di masa mendatang diperkirakan masih memegang peran yang sangat strategis sebagai penghela pembangunan ekonomi nasional, karena kontribusinya yang nyata bagi 237.556.363 jiwa penduduk Indonesia (hasil sensus tahun 2010), penyedia bahan baku industri, peningkatan Produk Domestik Bruto, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Untuk meningkatkan peran sektor pertanian sebagai penghela pembangunan nasional, Kementerian Pertanian, dalam rencana strategisnya Tahun 2010 – 2014 telah menetapkan visi pembangunan pertanian yaitu : “Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani”. Berdasarkan arah kebijakan pembangunan pertanian tersebut, Kementerian Pertanian telah menetapkan empat target utama atau empat sukses pembangunan pertanian, yaitu : (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Untuk meningkatkan peran sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui 4 sukses pertanian, dibutuhkan sumberdaya manusia yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global, sehingga salah satu dari 7 (tujuh) GEMA revitalisasi pertanian yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian adalah revitalisasi sumberdaya manusia. Dalam revitalisasi sumberdaya manusia, diperlukan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) pertanian, terutama masyarakat pelaku agribisnis yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Di samping itu juga, diperlukan upaya peningkatan profesionalisme aparatur pertanian yang kompeten, visioner, serta memahami peran dan fungsinya dalam pembangunan pertanian. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian

(5)

2

perlu diarahkan pada peningkatan kompetensi, kreatifitas, inovasi dan kredibilitas yang dapat dibangun antara lain dengan upaya peningkatan kapasitas aparatur dan non aparatur SDM pertanian melalui diklatyang juga ditujukan untuk: 1) memperkuat kelembagaan petani, 2) memberdayakan usaha petani, dan 3) mewujudkan pelaku utama pembangunan pertanian yang mandiri, berjiwa wirausaha, berdaya saing, dan berwawasan global.

BBPP Ketindan sebagai unit kerja yang menyelenggarakan pelatihan, dituntut untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian melalui kegiatan pelatihan bagi aparatur pemerintah maupun non aparatur. Agar penyelenggaraan kegiatan pelatihan terlaksana dengan baik maka perlu RKT BBPP Ketindan tahun 2013.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan RKT BBPP Ketindan tahun 2013 sebagai berikut :

a. Menyediakan arahan penyusunan penetapan kinerja (PK) BBPP Ketindan tahun 2013.

b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas, ketertiban, transparansi serta akuntabilitas BBPP Ketindan.

(6)

3

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi BBPP Ketindan

Sesuai tugas dan fungsi BBPP Ketindan serta memperhatikan potensi, capaian hasil pada periode sebelumnya, serta tantangan dan permasalahan yang ada, maka visi BBPP Ketindan periode 2010-2014 adalah Menjadi lembaga DIKLAT terpercaya untuk mewujudkan SDM Pertanian yang profesional ”

B. Misi BBPP Ketindan

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, BBPP Ketindan menetapkan misi sebagai berikut:

1. Mengembangkan program DIKLAT pertanian berbasis kompetensi kerja dan sistem informasi terintegrasi serta mengembangkan jejaring kerjasama melalui pelayanan DIKLAT pertanian dan konsultasi agribisnis yang prima; 2. Mengembangkan sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan DIKLAT dan

melakukan pengendalian internal yang akurat dan kredibel;

3. Mengembangkan teknik pelatihan teknis dan fungsional bagi aparatur pertanian berbasis kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja (SKK);

4. Mengembangkan teknik pelatihan teknis dan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian sesuai dengan SKK.

5. Mengembangkan kompetensi dan profesionalisme ketenagaan;

6. Mengembangkan pendayagunaan sarana dan prasarana pelatihan serta produktivitas instalasi agribisnis;

7. Mengembangkan sistem administrasi dan manajemen penatausahaan, keuangan dan rumah tangga yang transparan dan akuntabel.

(7)

4

C. Tujuan

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan ditetapkan tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas program pelatihan pertanian berbasis kompetensi kerja dengan penyediaan sistem informasi terintegrasi serta peningkatan kepercayaan masyarakat melalui pelayanan DIKLAT pertanian dan konsultasi agribisnis yang prima;

2. Meningkatkan kualitas dan efektifitas sistem pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan pengendalian internal secara akurat dan kredibel;

3. Meningkatkan kualitas teknik DIKLAT teknis dan fungsional bagi aparatur pertanian berbasis kompetensi kerja sesuai dengan SKK;

4. Meningkatkan kualitas teknik DIKLAT teknis dan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian sesuai dengan SKK.

5. Meningkatkan kualitas, kompetensi dan profesionalisme ketenagaan;

6. Mengoptimalkan pendayagunaan sarana dan prasarana DIKLAT serta produktivitas instalasi agribisnis;

7. Meningkatkan kualitas sistem administrasi dan manajemen penatausahaan, keuangan dan rumah tangga yang transparan dan akuntabel.

D. Sasaran

1. Pemantapan kelembagaan DIKLAT bagi aparatur dan non aparatur

a. Terakreditasinya program DIKLAT pendukung pembangunan pertanian;

b. Terklasifikasikannya 270 Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) di wilayah binaan;

c. Terfasilitasinya pengembangan Balai sebagai Lembaga DIKLAT Profesi;

d. Berfungsinya Pusat Inkubator Agribisnis sebagai Pusat Pelayanan Jasa konsultasi agribisnis dalam kegiatan pengembangan;

e. Tersusunnya 1 paket master plan Balai dan tersedianya sarana prasarana DIKLAT sesuai standar profesi;

(8)

5

f. Terlaksananya sistem administrasi, manajemen dan tata kelola rumah tangga Balai setiap tahun;

g. Tersedianya sistem informasi, promosi dan publikasi setiap tahun. 2. Peningkatan mutu penyelenggaraan DIKLAT bagi aparatur dan non

aparatur untuk mendukung program pembangunan pertanian

a. Tersusunnya petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis), modul, materi paket pembelajaran DIKLAT berbasis multimedia;

b. Terselenggaranya DIKLAT bagi 13.227 orang penyuluh pegawai negeri sipil (PNS), rumpun ilmu hayati pertanian (RIHP) non Penyuluh dan petugas lainnya lingkup pertanian berbasis kompetensi kerja;

c. Terselenggaranya DIKLAT dan permagangan teknis agribisnis dan kewirausahaan berbasis kompetensi kerja bagi 9.496 orang penyuluh swadaya, instruktur/pengelola P4S, pengurus gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dan kelembagaan petani lainnya; d. Terselenggaranya DIKLAT fungsional (dasar terampil, dasar ahli

dan alih kelompok) bagi penyuluh PNS dan RIHP non Penyuluh; e. Tersertifikasinya sistem manajemen mutu penyelenggaraan

DIKLAT pertanian berstandar internasional;

f. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi DIKLAT secara berkelanjutan terhadap 13.227 orang penyuluh PNS, RIHP non Penyuluh dan petugas lainnya serta 9.496 orang penyuluh swadaya, instruktur/pengelola P4S, pengurus GAPOKTAN dan kelembagaan petani lainnya;

g. Tersedianya data base DIKLAT pertanian.

3. Peningkatan kapasitas tenaga penyelenggara DIKLAT pertanian. a. Pemetaan spesialisasi dan kompetensi widyaiswara sesuai standar

(9)

6

b. Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme 25 orang widyaiswara dan 90 orang tenaga penyelenggara DIKLAT;

c. Meningkatnya kompetensi kepemimpinan dan manajerial 11 orang pejabat BBPP Ketindan;

d. Meningkatnya kompetensi instruktur P4S sebanyak 150 orang. 4. Peningkatan program dan kerjasama DIKLAT pertanian.

a. Meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk menyelenggarakan kerjasama pelatihan/magang bagi 2.794 aparatur/non aparatur dan kerjasama penyediaan sarana prasarana/kunjungan/studi banding bagi 20.958 orang;

b. Terselenggaranya pengiriman widyaiswara dan tenaga penyelenggara DIKLAT dalam rangka kerjasama di dalam/luar negeri;

c. Terselenggaranya pelatihan/permagangan bertaraf nasional/ internasional;

d. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program DIKLAT dengan instansi terkait.

(10)

7

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Arah Kebijakan

Arah kebijakan Kementerian Pertanian difokuskan dalam mencapai empat sasaran strategis pembangunan pertanian, yaitu :

1. Terwujudnya swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2. Peningkatan diversifikasi pangan;

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Kementerian Pertanian menindaklanjuti pengembangan enam Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) yang memiliki fungsi strategis untuk menghasilkan dampak ekonomi nasional khususnya industri daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengarahkan pembangunan pertanian pada masing-masing koridor sebagai berikut : (a) Sumatera sebagai sentra produksi kelapa sawit dan karet; (b) Jawa sebagai sentra pengembangan industri makanan/pangan; (c) Kalimantan sebagai sentra produksi kelapa sawit dan karet; (d) Sulawesi sebagai sentra produksi beras, singkong, jagung dan kakao; (e) Bali, NTB, NTT sebagai sentra produksi jagung, kedelai; (f) Papua sebagai sentra produksi pangan dan perkebunan.

Mengacu pada hal tersebut dan sesuai dengan tujuan dan sasaran BBPP Ketindan pada kurun waktu 2010-2014, maka ditetapkan arah kebijakan Balai sebagai berikut:

1. Pelatihan, permagangan dan pendampingan diarahkan untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat tani guna mempercepat pertumbuhan agribisnis di perdesaan.

2. DIKLAT diarahkan untuk menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis.

3. DIKLAT bagi aparatur diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dalam rangka mendukung program pembangunan pertanian dan reformasi birokrasi.

(11)

8

4. Pemantapan sistem administrasi dan manajemen penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian diarahkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

B. Strategi

Berdasarkan arah kebijakan BBPP Ketindan pada kurun waktu 2010-2014, maka ditetapkan strategi sebagai berikut :

1. Penguatan dan pengembangan P4S sebagai pusat pelatihan dan permagangan bidang agribisnis bagi masyarakat tani.

2. Penumbuhan wirausahawan muda di bidang agribisnis dilakukan melalui Agric Training Camp, magang maupun DIKLAT kewirausahaan pertanian.

3. Penataan, pemantapan dan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian untuk tata kelola administrasi dan manajemen penyelenggaraan DIKLAT SDM pertanian dalam rangka mendukung program pembangunan pertanian dan reformasi birokrasi.

4. Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk komoditas unggulan dalam rangka mendukung daya saing dan nilai tambah.

C. Program dan Kegiatan

Untuk melaksanakan strateginya, maka program BBPP Ketindan pada periode 2010 - 2014 telah ditetapkan mengacu pada program Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yaitu “Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani” adalah sebagai berikut :

1. Pemantapan kelembagaan DIKLAT pertanian. 2. Peningkatan ketenagaan DIKLAT pertanian;

3. Peningkatan penyelenggaraan DIKLAT pertanian; 4. Peningkatan program dan kerjasama DIKLAT pertanian.

(12)

9

Implementasi program tersebut secara rinci di BBPP Ketindan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di masing-masing bagian/bidang sebagai berikut :

1. Bagian Umum

a. Pengembangan software, sarana dan prasarana mendukung Lembaga DIKLAT Profesi dan Tempat Uji Kompetensi;

b. Pengembangan Pusat Inkubator Agribisnis sebagai unit usaha produksi, pendampingan tenant dan jasa konsultasi agribisnis;

c. Pengembangan sarana dan prasarana DIKLAT;

d. Pengembangan pelayanan perkantoran, sistem administrasi/keuangan, manajemen dan tata kelola rumah tangga Balai;

e. Peningkatan kompetensi kepemimpinan dan manajerial pejabat struktural; f. Peningkatan profesionalisme widyaiswara;

g. Peningkatan profesionalisme tenaga penyelenggara DIKLAT; h. Kajian kebutuhan widyaiswara dan tenaga penyelenggara DIKLAT;

2. Bidang Program dan Evaluasi;

a. Penyelenggaraan sistem informasi, publikasi dan promosi; b. Pengembangan kelembagaan DIKLAT pertanian swadaya; c. Identifikasi dan Analisa Kebutuhan DIKLAT;

d. Identifikasi peserta program magang Jepang;

e. Pengembangan sistem database, informasi, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pelatihan.

f. Pengembangan jejaring kerjasama DIKLAT pertanian dalam dan luar negeri;

g. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program DIKLAT pertanian dengan instansi pusat dan daerah;

h. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan kerjasama DIKLAT pertanian;

i. Evaluasi penyelenggaraan DIKLAT aparatur dan non aparatur pelatihan; j. Evaluasi pasca DIKLAT;

(13)

10

k. Monitoring evaluasi DIKLAT kegiatan koordinatif (ket : PUAP, LM3 dan lain sebagainya);

l. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal (SPI).

3. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan

a. Penyusunan pedoman dan materi DIKLAT aparatur dan non aparatur pertanian;

b. Pengembangan multimedia pelatihan;

c. Akreditasi program DIKLAT pertanian bagi aparatur;

d. Penyelenggaraan diklatteknis agribisnis dan kewirausahaan bagi aparatur pertanian berbasis kompetensi kerja;

e. Pengembangan DIKLAT fungsional bagi penyuluh, RIHP non penyuluh lingkup pertanian berbasis kompetensi kerja;

f. Pengembangan DIKLAT dan permagangan teknis agribisnis, manajemen dan kewirausahaan berbasis kompetensi kerja bagi non aparatur pertanian;

g. Peningkatan manajemen mutu penyelenggaraan DIKLAT berdasarkan standar internasional (ISO).

4. Jabatan Fungsional

a. Peningkatan kompetensi menunjang tugas pokok dan fungsi sebagai widyaiswara melalui DIKLAT;

b. Pengembangan dan pelaksanaan DIKLAT teknis agribisnis dan kewirausahaan bagi aparatur pertanian;

c. Pengembangan dan pelaksanaan DIKLAT fungsional bagi penyuluh dan pejabat RIHP non penyuluh lainnya;

d. Pengembangan dan pelaksanaan DIKLAT teknis agribisnis, manajemen dan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian;

(14)

11

BAB IV

PENUTUP

RKT BBPP Ketindan tahun 2013 merupakan suatu dokumen yang dipersyaratkan dalam SAKIP yang dimulai dari perencanaan strategis dan diakhiri dengan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.

RKT BBPP Ketindan merupakan dokumen anggaran kegiatan tahunan yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2013.

Dokumen RKT ini diharapkan menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan Balai sesuai dengan rencana sehingga berjalan efektif, efisien dan terukur.

(15)

Unit Organisasi Eselon II : BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN

Tahun Anggaran : 2013

A)

Akreditasi Program Pelatihan 2 Keg Pengembangan Unit Usaha Produksi 40 Orang Identifikasi Kebutuhan Pelatihan 3 Keg

LDP dan TUK 2 Keg

B)

Pembinaan dan Klasifikasi P4S

A)

Peningkatan profesionalisme widyaiswara 39 orang peningkatan profesioanlisme petugas 45 orang

A)

Diklat teknis agribisnis padi 60 orang Diklat teknis agribisnis jagung 30 orang Diklat teknis agribisnis kedelai 30 orang Diklat TOT teknis agribisnis kedelai 60 orang Diklat teknis agribisnis cabe 30 orang Diklat teknis agribisnis bawang merah 30 orang Diklat teknis agribisnis kentang 30 orang Diklat teknis agribisnis kacang tanah 30 orang Diklat teknis agribisnis tanaman hias 30 orang Diklat teknis agribisnis tanaman buah 30 orang Diklat budidaya tanaman obat rimpang 30 orang Diklat budidaya kedelai 30 orang Diklat pengolahan hasil ubi kayu dan ubi jalar 30 orang Diklat pengelolaan tanaman terpadu padi 30 orang Diklat diversifikasi pangan 60 orang Diklat mitigasi dan adaptasi perubahan iklim 60 orang Diklat perbenihan tanaman Padi 30 orang Diklat manajemen kelembagaan benih 30 orang Diklat sertifikasi penyuluh pertanian 150 orang Diklat TOT PUAP Bagi Penyuluh Pendamping 93 orang Diklat PUAP Bagi Penyuluh Pendamping 471 orang Diklat dasar penyuluh pertanian terampil 60 orang Diklat dasar penyuluh pertanian ahli 60 orang Diklat alih kelompok bagi penyuluh pertanian 60 orang Diklat dasar POPT terampil 60 orang Diklat dasar POPT Ahli 60 orang Diklat alih kelompok POPT 60 orang Diklat dasar PBT terampil 30 orang Diklat dasar PBT ahli 30 orang Diklat dasar PMHP Ahli 30 orang

B)

Diklat teknis agribisnis padi 30 orang Diklat teknis agribisnis jagung 30 orang Diklat teknis agribisnis kedelai 30 orang Diklat teknis agribisnis tebu 30 orang Diklat pengolahan hasil pertanian 30 orang Diklat teknis agribisnis cabe 30 orang Diklat teknis agribisnis kentang 30 orang Diklat teknis agribisnis tanaman hias 30 orang Diklat GAP buah 30 orang Diklat GAP sayur 30 orang Diklat benih bersertifikat (padi) 30 orang Diklat benih bersertifikat (jagung) 30 orang Diklat teknis agribisnis bawang putih 30 orang Diklat rumah pangan lestari 30 orang Diklat diversifikasi pangan 30 orang Diklat kepemimpinan bagi pengelola P4S 30 orang Diklat kewirausahaan bagi petani muda 30 orang Magang petani di P4S 30 orang Diklat metodologi permagangan bagi instruktur P4S 35 orang Diklat Agric Training Cam 60 orang Diklat orientasi calon magang Jepang 60 orang Diklat PUAP Bagi Pengurus Gapoktan 1,200 orang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Jumlah Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat dan Daerah Yang Difasilitasi

Jumlah Kelembagaan Pelatihan Milik Petani (P4S) Yang terbina dan terklasifikasi

2 Terfasilitasinya Ketenagaan Pelatihan Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensinya

Jumlah Ketenagaan Pelatihan Pertanian Yang Difasilitasi dan Dikembangkan

Jumlah Aparatur Pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan

Jumlah Non Aparatur Pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan Tertatanya Kelembagaan Pelatihan

Pertanian 1

Terfasilitasinya aparatur dan non aparatur dalam mengikuti pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja 3

(16)

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Jumlah Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat dan Daerah Yang Difasilitasi Tertatanya Kelembagaan Pelatihan

Pertanian

1 A)

Penyusunan program dan kerjasama pelatihan 2 dokumen Evaluasi penyelenggaraan Pelatihan 2 dokumen Evaluasi pasca pelatihan 1 Diklat Rapat koordinasi persiapan pelatihan 1 dokumen Identifikasi peserta calon magang jepang 1 dokumen Sistem informasi, publikasi dan promosi 1 dokumen Administrasi kegiatan 1 dokumen Apresiasi PUAP 2 dokumen Monev Pelatihan PUAP Bagi Penyuluh Pendamping dan Pengurus Gapoktan 2 dokumen Koordinasi Kegiatan PUAP 1 dokumen Surveilance ISO 1 dokumen Sistem Pengendali Internal (SPI) 1 dokumen

A) Jumlah waktu pelaksanaan pelayanan perkantoran

Pembayaran Gaji dan Tunjangan 12 Bulan

Tunjangan Kompensasi Kerja (TKK) 12 Bulan

Perawatan Kendaraan Bermotor 12 Bulan

Langganan Daya dan Jasa 12 Bulan

Operasional Instalasi Pelatihan 12 Bulan Penyelenggara Operasional Satker 12 Bulan

B) Kendaraan Bermotor

Pengadaan Kendaraan Roda 4 1 Unit

C) Perangkat Pengolah data dan komunikasi

Pengadaan sarana pelatihan: 74 Unit

D) Peralatan dan fasilitasi perkantoran

Pengadaan peralatan perkantoran 14 Unit Pengadaan Peralatan Instalasi Laboratorium 25 Unit

Pengadaan sarana pelatihan 50 Unit

Pengadaan Perlengkapan Asrama (PNBP) 75 Unit

E) Gedung / Bangunan

Perawatan Gedung dan Bangunan 1 Paket

Pembangunan Gedung Kelas 900 M2

Pembangunan Gedung Asrama 2,373.75 M2 Pengembangan Gedung Laboratorium 64 M2

4 Tersusunnya Dokumen Norma,

Standar, Pedoman dan Kebijakan (NSPK)

Jumlah Dokumen Perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi

5 Terlaksananya pelayanan perkantoran

Referensi

Dokumen terkait

❖ Mengolah informasi dari materi Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa Eropa ke Indonesia yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil

Menurut Kasmir (2012:185) Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur

94 Dengan demikian, Dari pernyataan Jarolimek di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerjasama;

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan transformasional

Peserta dianggap sudah mengetahui segala cacat, kerusakan, kekurangan fisik baik yang terlihat maupun tidak terlihat serta kelengkapan dokumen sehingga melepaskan haknya untuk

ditemukan pada glabella dan dahi. Phymatous rosasea ditandai dengan orifisium patulosa folikular, penebalan kulit, dan kontur permukaan wajah yang irregular di

Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyadi (2011), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan

Tapi, aku takut membuat mama Nike sedih kalau tahu anaknya jadi pocong penasaran... cerita ini