Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 21
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh :
Amni Leonawaty
E-mail : Amni17kurniawan@gmail.com
ABSTRAK
Dibalik kesuksesan seorang murid, selalu ada guru yang memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan, menorehkan prestasi dan menggapai cita-cita. Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatiu lembaga pendidikan. Kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa harus terus dikembangkan. Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan standar penguasaan yang sama bagi pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan profesional dan pribadi guru.
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Peran guru sangat vital
dalam proses pendidikan
seorang anak, bagi
pembentukan kepribadian,
cita-cita dan visi misi yang menjadi impian hidup anak
didiknya dimasa depan.
Dibalik kesuksesan seorang murid, selalu ada guru yang
memberikan inspirasi dan
motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk selalu belajar
dan bergerak mengejar
ketertinggalan, menggapai
kemajuan, menorehkan
prestasi spektakuler dan
prestisius dalam panggung sejarah kehidupan manusia.
Karena itu sangat
penting melahirkan guru-guru berkualitas, guru-guru yang
ideal dan inovatif yang
mampu membangkitkan
semangat besar dalam diri anak didik untuk menjadi aktor perubahan peradaban dunia di era global ini.
Kurikulum memegang
kedudukan kunci dalam
pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses
pendidikan yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatiu lembaga pendidikan.
Dalam suatu lembaga pendidikan, salah satu tokoh yang memiliki peranan yang
begitu penting dalam
pengembangan kurikulum
adalah guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan
pendidikan yang terlibat
langsung dalam
mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat
mencapai tujuan yang
diharapkan
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan judul makalah ini “Peran Guru
Dalam Pengembangan
Kurikulum”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 22
1. Bagaimanakah makna
guru menurut para ahli maupun Undang-undang, juga fungsi guru beserta kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ? 2. Bagaimanakah pengertian,
peranan dan
pengembangan kurikulum,
serta pihak-pihak yang
terkait dalam pengembangan kurikulum di Indonesia ? 3. Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum ? C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak
diperoleh dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan makna guru menurut para ahli maupun
Undang-undang juga
fungsi guru beserta
kompetensi yang harus dimilikinya.
2. Menjelaskan pengertian,
peranan dan
pengembangan kurikulum,
serta pihak-pihak yang
terkait dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia.
3. Menjelaskan peranan guru dalam pengembangan kurikulum. BAB II PEMBAHASAN A. Makna Guru Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia
adalah kunci pendidikan.
Artinya jika guru sukses,
maka kemungkinan besar
murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator seorang murid
dalam mengukir masa
depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal ini akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya dimasa depan.
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 23
1. Pengertian Guru
Menurut Husnul Chotimah (2008), guru
dalam pengertian
sederhana adalah orang
yang memfasilitasi alih
ilmu pengetahuan dari
sumber belajar kepada
peserta didik. Sementara,
masyarakat memandang
guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan
di sekolah, mesjid,
bimbingan belajar, atau tempat-tempat pendidikan lainnya.
Didalam
Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar
Pendidikan dan
Pengajaran disekolah,
syarat-syarat menjadi guru yang baik adalah sebagai berikut :
a. Berijazah
b. Sehat jasmani dan
rohani
c. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Berkelakuan baik e. Bertanggung jawab f. Berjiwa nasional
Sikap dan sifat yang
seharusnya dimiliki
seorang guru yang baik menurut Ngalim Purwanto adalah :
a. Adil
b. Percaya dan suka
kepada murid-muridnya
c. Sabar dan rela
berkorban
d. Memiliki wibawa
terhadap anak-anak e. Penggembira
f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya g. Bersikap baik terhadap
masyarakat
h. Menguasai mata
pelajaran
i. Suka kepada mata
pelajaran yang
diberikannya
j. Berpengetahuan luas Sedangkan menurut
Wijayakusumah (2009)
guru ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi
panutan dan selalu
memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 24
jernih airnya. Mengalir
bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Dari beberapa
pengertian diatas, guru ideal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Orang yang mempunyai
kompetensi tinggi
dengan banyak
membaca, menulis, dan meneliti. Ia adalah figur yang senang dengan
pengembangan diri
terus menerus, tidak
merasa diri cukup
dengan apa yang sudah dimiliki.
b. Mempunyai moral yang
baik, bisa menjadi
teladan dan menjadi
contoh perbuatan, tidak sekedar menyuruh dan berorasi.
c. Mempunyai skills yang
memadai untuk
berkompetisi dengan
elemen bangsa yang
lain dan sebagai
sumber inspirasi dan
motivasi kepada anak didik.
d. Mempunyai kreatifitas dan inovasi tinggi dalam
mengajar sehingga
menarik dan
memuaskan anak didik. e. Mempunyai tanggung
jawab sosial dengan ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan
problem-problem sosial kemasyarakatan.
2. Fungsi dan Kompetensi Guru a. Fungsi Guru 1) Educator (Pendidik) Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 25 dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru. 2) Leader (pemimpin)
Guru juga
seorang pemimpin kelas. Karena itu ia
harus bisa menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualiitas. Sebagai seorang pemimpin guru harus terbuka, demokratis, egaliter dan menghindari cara-cara kekerasan. Seorang guru harus mengedepankan musyawarah dengan murid-muridnya untuk mencapai kesepakatan bersama yang dihargai semua
pihak. Ia juga harus
suka mendengar
aspirasi
murid-muridnya mengenai pembelajaran yang disampaikan walau
itu berupa kritik
pedas sekalipun. Sebagai seorang pemimpin,
guru juga harus
pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam dan mampu menggunakan multi pendekatan dalam mengajar demi menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang
beragam dari murid-muridnya. 3) Fasilitator Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 26 untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menurut E. Mulyasa (2008), guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasi Rogers (dalam Knowles, 1984), yaitu : a) Tidak berlebihan mempertahanka n pendapat dan keyakinannya. b) Mampu mendengar dan memperhatikan aspirasi dan perasaan murid-muridnya.
c) Mau dan mampu
menerima ide
peserta didik
yang kreatif dan inovatif. d) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik. e) Dapat menerima komentar balik (feedback) baik yang positif maupun negatif. f) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran. g) Menghargai prestasi peserta didik. b. Kompetensi Guru Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat kompetensi
yang harus dimiliki
seorang guru yaitu : 1) Kompetensi
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 27
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasika n berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi Kepribadian Adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia. 3) Kompetensi Profesional Merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan. 4) Kompetensi Sosial Adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 28
Menurut Fuad Hassan selain
memiliki keempat
kompetensi diatas, seorang guru juga
harus memiliki sepuluh kemampuan dasar, yaitu : a) Kemampuan mengembangka n kepribadian b) Kemampuan menguasai landasan kependidikan c) Kemampuan menguasai bahan pengajaran d) Kemampuan menyusun program pengajaran e) Kemampuan melaksanakan program pengajaran f) Kemampuan menilai hasil proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan g) Kemampuan menyelenggarak an program bimbingan h) Kemampuan menyelenggarak an administrasi sekolah i) Kemampuan berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat j) Kemampuan menyelenggarak an penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran B. PengertianDan Peranan Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum digunakan pertamakali
pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir atau curere. Pada waktu itu
kurikulum diartikan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 29
ditempuh oleh seorang
pelari. Orang
mengistilahkannya dengan
tempat berpacu atau
tempat berlari dari mulai start sampai finish.
Setiap orang,
kelompok masyarakat,
atau bahkan ahli
pendidikan dapat
mempunyai penafsiran
yang berbeda tentang
pengertian kurikulum.
Berdasarkan studi yang
telah dilakukan oleh
banyak ahli, dapat
disimpulkan bahwa
pengertian kurikulum
dapat dtinjau dari dua sisi
yang berbeda, yakni
menurut pandangan lama dan pandangan baru.
Menurut pandangan
lama kurikulum
dirumuskan sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian tadi
mempunyai implikasi
sebagai berikut :
a. Kurikulum terdiri atas
sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran sendiri hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang dimasa lampau.
b. Mata pelajaran adalah
sejumlah informasi
atau pengetahuan,
sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswaakan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir. c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau. Adapun pengajaran berarti penyampaian kebudayaan kepada generasi muda. d. Tujuan mempelajari
mata pelajaran adalah
untuk mendapatkan
ijazah. Ijazah
diposisikan sebagai
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 30
menguasai mata
pelajaran berarti telah
mencapai tujuan
belajar.
e. Adanya aspek
keharusan bagi setiap
siswa untuk
mempelajari mata
pelajaran yang sama. Akibatnya, faktor minat dan kebutuhan siswa tidak dipertimbangkan
dalam penyusunan
kurikulum.
f. Sistem penyampaian
yang digunakan oleh
guru adalah sistem
penuangan (imposisi).
Akibatnya, dalam
kegiatan belajar
gurulah yang lebih
banyak bersifat aktif,
sedangkan siswa
hanya bersifat pasif
belaka.
Menurut
pandangan baru
(modern), bisa dikutip pendapatRomine
(1954)yang dirumuskan
sebagai berikut
:“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not“.
Implikasi perumusan
diatas adalah sebagai berikut :
a. Tafsiran tentang
kurikulum bersifat
luas, karena
kurikulum bukan
hanya terdiri atas
mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. b. Menurut pandangan
ini kegiatan diluar
kelas (ekstra
kurikuler) sudah
tercakup kedalam
pengertian kurikulum.
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 31
c. Pelaksanaan
kurikulum tidak
hanya dibatasi pada
keempat dinding
kelas saja,
melainkan
dilaksanakan baik
dalam maupun
diluar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan. Oleh
karena itu guru
harus mengadakan kegiatan yang bervariasi sesuai dengan kondisi siswa. e. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran (courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subjek), melainkan pembentukan
pribadi anak dan belajar cara hidup didalam
masyarakat. Dari
penelusuran konsep,
pada dasarnya
kurikulum memiliki tiga
dimensi pengertian,
yaitu :
2. Kurikulum sebagai mata pelajaran
Pengertian
kurikulum sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan
praktek pendidikan
(Saylor, Alexander &
Lewis, 1981).
Dalam konsep
kurikulum sebagai mata pelajaran erat kaitannya
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 32
memperoleh ijazah.
Artinya, apabila siswa
telah berhasil
mendapatkan ijazah
berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Kemampuan tersebut
tercermin dalam nilai
setiap mata pelajaran yang terkandung didalam ijazah itu.
3. Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Kurikulum adalah
seluruh kegiatan yang
dilakukan siswa baik
didalam maupun diluar
sekolah asal kegiatan
tersebut berada dibawah
tanggung jawab guru
(sekolah). Pergeseran
pemaknaan kurikulum dari sejumlah mata pelajaran
ke pengalaman, selain
disebabkan meluasnya
fungsi dan tanggung jawab sekolah, juga dipengaruhi oleh penemuan-penemuan
dan
pandangan-pandangan baru
khususnya penemuan
dalam bidang psikologi
belajar .
Pandangan baru
dalam psikologi
menganggap bahwa
belajar itu bukan
mengumpulkan sejumlah
pengetahuan, akan tetapi proses perubahan perilaku siswa. Dengan demikian,
siswa telah belajar
manakala telah memiliki perubahan perilaku. Tentu saja perubahan perilaku itu
akan terjadi manakala
siswa memiliki
pengalaman belajar. Oleh sebab itu dalam proses
belajar, pengalaman
dianggap lebih penting
daripada hanya sekedar
menumpuk sejumlah
pengetahuan. Bagaimana
menentukan dan
mengukur pengalaman
belajar itu ?. Segala
bentuk perilaku siswa
merupakan hasil dari
pengalamannya yang tidak mungkin dapat dikontrol
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 33
guru. Oleh sebab itu
kurikulum sebagai
pengalaman dianggap
beberapa ahli sebagai
konsep yang luas, kabur dan tidak fungsional.
4. Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran
Konsep kurikulum
sebagai suatu program
atau rencana
pembelajaran tampaknya
diikuti oleh para ahli
kurikulum dewasa ini
seperti Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (1978) dan Peter F. Olivia (1982), yang menyatakan
bahwa kurikulum pada
dasarnya adalah suatu
perencanaan atau
program pengalaman
siswa yang diarahkan
sekolah.
Konsep ini juga
sejalan dengan rumusan
kurikulum menurut
Undang-undang
pendidikan kita yang
dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan sistem
pendidikan di Indonesia.
Menurut Undang-undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan
sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Batasan menurut
undang-undang itu tampak jelas, bahwa kurilkulum memiliki dua aspek, yaitu : a. sebagai rencana (as
plan) yang harus
dijadikan sebagai
pedoman dalam
pelaksanaan proses
belajar mengajar oleh guru.
b. Pengaturan isi dan
cara pelaksanaannya
rancana itu.
Keduanya digunakan
sebagai upaya pencapaian
tujuan pendidikan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 34
Jadi dapat
disimpulkan bahwa
kurikulum adalah :
“Sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang
harus dilakukan siswa,
strategi dan cara yang
dapat dikembangkan,
evaluasi yang dirancang
untuk mengumpulkan
informasi tentang
pencapaian tujuan, serta
implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata”.
Dengan demikian
pengembangan kurikulum
meliputi penyusunan
dokumen, implementasi
dokumen serta evaluasi
dokumen yang telah
disusun.
5. Peranan Kurikulum
Sebagai program
pendidikan yang telah
direncanakan secara
sistematis, kurikulum
mengemban peranan yang
sangat penting bagi
pendidikan siswa. Apabila
dianalisis sifat dari
masyarakat dan
kebudayaan, dengan
sekolah sebagai institusi
sosial dalam
melaksanakan operasinya,
maka dapat ditentukan
paling tidak tiga peranan
kurikulum yang sangat
penting, yakni peranan
konservatif, peranan kritis
atau evaluatif, dan
peranan kreatif. Ketiga
peranan ini sama penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang. a. Peranan Konservatif Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi
muda. Dengan
demikian sekolah
sebagai suatu
lembaga sosial dapat
mempengaruhi dan
membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 35
yang ada didalam
masyarakat, sejalan
dengan peranan
pendidikan sebagai
suatu proses sosial. Dengan
adanya peranan
konservatif ini, maka sesungguhnya
kurikulum itu
berorientasi pada
masa lampau.
Meskipun demikian,
peranan ini sangat mendasar sifatnya. b. Peranan Kritis atau
Evaluatif
Kebudayaan
senantiasa berubah
dan bertambah.
Sekolah tidak hanya mewariskan
kebudayaan yang
ada, melainkan juga menilai dan memilih
berbagai unsur
kebudayaan yang
akan diwariskan.
Dalam hal ini
kebudayaan turut
aktif berpartisipasi
sebagai kontrol sosial
dan memberi
penekanan pada
unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang
tidak sesuai lagi
dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan
yang tepat atas dasar kriteria tertentu. c. Peranan Kreatif
Kurikulum
berperan dalam
melakukan berbagai kegiatan kreatif dan
konstruktif, dalam
artian menciptakan
dan menyusun suatu hal yang baru sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat di masa sekarang dan masa
mendatang. Untuk
membantu setiap
individu dalam
mengembangkan semua potensi yang
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 36
ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan
yang baru, yang
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ketiga peran
kurikulum tersebut
harus berjalan secara
seimbang dan
harmonis. Dengan
demikian, kurikulum
dapat memenuhi
tuntutan waktu dan
keadaan dalam
membawa siswa
menuju kebudayaan masa depan.
C. Pengembangan Kurikulum Kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa harus terus dikembangkan. Tujuan utama pengembangan
kurikulum adalah untuk
menciptakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta
memberikan standar
penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah Indonesia.
Latar belakang
pengembangan kurikulum
menurut Dr Nana Saodih yaitu :
1. Karena wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya berjauhan. 2. Kondisi dan karakteristisk
tiap daerah berbeda-beda, yaitu ada yang daerahnya sangat maju sekali, dan
ada yang sangat
terbelakang sekali, ada daerah yang tertutup ada daerah yang terbuka, ada daerah yang kaya dan ada daerah yang miskin.
3. Perkembangan dan
kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada
sekolah yang sudah
mapan mampu berdiri
sendiri dan melakukan
pengembangan
sendirikarena memiliki
personalia, fasilitas yang memadai dan manajemen yang mapan, sementara ada sekolah yang
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 37
kondisinya sangat
memprihatinkan karena
segalanya masih berada pada tingkat darurat.
4. Adanya golongan atau
kelompok tertentu dalam
masyarakat yang ingin
lebih mengutamakan
kelompoknya dan
menggunakan sekolah
untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pengembangan
kurikulum adalah
perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahan-perubahan itu
telah terjadi dalam diri siswa. Pengembangan
kurikulum adalah proses
siklus, yang meliputi empat unsur, yakni :
1. Tujuan
Mempelajari dan
menggambarkan semua
sumber pengetahuan dan
pertimbangan tentang
tujuan-tujuan pengajaran,
baik yang berkenaan
dengan mata pelajaran (subjek course) maupun
kurikulum secara
menyeluruh.
2. Metode dan Material
Mengembangkan dan
mencoba menggunakan
metode-metode dan
material sekolah untuk
mencapai tujuan-tujuan
tadi yang serasi menurut pertimbangan guru.
3. Penilaian (assessment)
Menilai keberhasilan
pekerjaan yang telah
dikembangkan itu dalam hubungan dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
4. Umpan balik (feed back) Dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak balik bagi studi selanjutnya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum meliputi : a. Kurikulum disusun untuk mewujudkan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 38
sistem pendidikan
nasional.
b. Kurikulum pada semua
jenjang pendidikan
dikembangkan dengan pendekatan.
c. Kurikulum harus sesuai
dengan ciri khas
satuan pendidikan
pada masing-masing
jenjang pendidikan.
d. Kurikulum pendidikan
dasar, menengah dan
tinggi dikembangkan
atas dasar standar
nasional pendidikan
untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan. e. Kurikulum pada semua
jenjang pendidikan
dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai
dengan kebutuhan
potensi, dan minat
peserta didik dan
tuntutan pihak-pihak
yang memerlukan dan berkepentingan.
f. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan
tuntutan pembangunan
daerah dan nasional,
keaneka ragaman
potensi daerah dan
lingkungan serta
kebutuhan
pengembangan iptek
dan seni.
g. Kurikulum pada semua
jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungandan budaya setempat.
h. Kurikulum pada semua
jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup
yang berharkat dan
bermartabat, pola
hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.
D. Pihak-Pihak Terkait Dalam Pengembangan Kurikulum
Kegiatan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 39
membutuhkan perencanaan
dan sosialisasi, agar pihak-pihak terkait memiliki persepsi dan tindakan yang sama. Berikut ini pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulumu, yaitu :
1. Pakar-pakar Ilmu Pendidikan
Kehadiran sumber
daya manusia yang handal
dibidangnya dalam
pengembangan kurikulum
sangat dibutuhkan,
terutama dari pakar ilmu pendidikan.
2. Administrator Pendidikan
Administrator
pendidikan merupakan
sumber daya manusia
yang berada pada tingkat
pusat, propinsi,
kotamadya/kabupaten juga
kepala sekolah. Dalam
sistem organisasi
pendidikan yang menganut
sistem sentralisasi,
administrator berperan
lebih banyak dalam
pengembangan kurikulum
khususnya yang telah
ditetapkan oleh pusat dan seragam.
Dalam sistem
organisasi pendidikan
yang menganut sistem
desentralisasi, peranan
administrator sangat luas
dan besar untuk
melakukan inisiatif dalam pengembangan,
penyusunan dan
penyempurnaan
kurikulum, serta
menyesuaikan kurikulum
dengan kebutuhan dan kemampuan daerahnya. 3. Guru
Guru merupakan
titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan
dalam pengembangan
kurikulum. Keberhasilan
belajar mengajar antara
lain ditentukan oleh
kemampuan profesional
dan pribadi guru. Dikarenakan
pengembangan kurikulum bertitik tolak dari dalam
kelas, guru hendaknya
mengusahakan gagasan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 40
coba kurikulum di
kelasnya. Ini merupakan fase penting dalam upaya pengembangan kurikulum, disamping sebagai penunjang administrasi secara keseluruhan. 4. Orangtua Sebagai stakeholder dalam penyusunan kurikulum
hanya sebagian orangtua siswa saja yang dilibatkan,
yaitu mereka yang
mempunyai latar belakang yang memadai. Peranan mereka lebih besar dalam
pelaksanaan kurikulum,
saat diperlukan adanya kerjasama yang sangat
erat antara guru dan
sekolah dengan orangtua siswa.
Oleh karena
sebagian kegiatan belajar
yang ditntut kurikulum
dilaksanakan dirumah,
orangtua sewajarnya
mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anaknya dirumah.
5. Siswa
Dalam
meningkatkan kualitas
siswa, para pembina
kurikulum (dalam
kedudukannya sebagai
guru) hendaknya tidak
melepaskan diri dalam
tanggung jawabnya
sebagai pendidik dan
pembimbing, sehingga
partisipasi siswa tersebut tidak lepas dari bimbingan
guru. Misalnya
memberikan motivasi
dalam belajar, dorongan
untuk mengeluarkan
pendapat, berpartisipasi
dalam kegiatan siswa
(OSIS), dan sebagainya.
E. Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam
implementasi kurikulum.
Bagaimanapun idealnya suatu
kurikulum tanpa ditunjang
oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan; dan sebaliknya
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 41
pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif.
Sebagai kunci utama keberhasilan pengembangan kurikulum, guru memegang banyak peranan yang sangat penting dan krusial.
Peran-peran tersebut menurut
Muhammad Rohman adalah sebagai berikut :
1. Implementers
Guru berperan
untuk mengaplikasikan
kurikulum yang sudah ada.
Dalam melaksanakan
perannya guru hanya
menerima berbagai
kebijakan perumus
kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum
guru dianggap sebagai
tenaga teknis yang hanya bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan yang ada. Akibatnya kurikulum
bersifat seragam antar
daerah yang satu dengan daerah yang lain. Oleh karena itu, guru hanya
sekedar pelaksana
kurikulum, maka tingkat kreatifitas dan inovasi guru
dalam merekayasa
pembelajaran sangat
lemah. Guru tidak terpacu untuk melakukan berbagai
pembaruan. Mengajar
dianggapnya bukan
sebagai pekerjaan
profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian.
2. Adapters
Lebih dari hanya
sebagai pelaksana
kurikulum, akan tetapi juga
sebagai penyelaras
kurikulum dengan
karakteristik dan
kebutuhan siswa dan
kebuutuhan daerah. Guru diberi kewenangan untuk
menyesuaikan kurikulum
yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal. Hal ini
sangat tepat dengan
kebijakan KTSP dimana para perancang kurikulum
hanya menentukan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 42
minimal yang harus
dicapai, bagaimana
implementasinya, kapan
waktu pelaksanaanya, dan
hal-hal teknis lainnya
seluruhnya ditentukan oleh guru. Dengan demikian,
peran guru sebagai
adapters lebih luas
dibandingkan dengan
peran guru sebagai
implementers. 3. Sebagai pengembang kurikulum Guru memiliki kewenangan dalam mendesain sebuah
kurikulum. Guru bukan
saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang disampaikan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus
dikembangkan serta
bagaimana mengukur
keberhasilannya. Sebagai
pengembang kurikilum
guru sepenuhnya dapat
menyusun kurikulum
sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi
sekolah serta sesuai
dengan pengalaman
belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Sebagai peneliti kurikulum
Peran ini
dilaksanakan sebagai
bagian dari tugas
profesional guru yang
memiliki tanggung jawab
dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru.
Dalam melaksanakan
perannya sebagai peneliti, guru memiliki tanggung
jawab untuk menguji
berbagai komponen
kurikulum , misalnya
menguji bahan-bahan
kurikulum, menguji
efektifitas program,
menguji strategi dan model
pembelajarn dan lain
sebagainya termasuk
mengumpulkan data
tentang keberhasilan
siswa mencapai target
kurikulum. Metode yang
digunakan oleh guru
dalam meneliti kurikulum adalah PTK (Penelitian
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 43
Tindakan Kelas) dan
Lesson studi.
Sedangkan menurut
Oemar Hamalik, peran
guru dalam
pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan
administratif Pengelolaan
administratif adalah
pengelolaan secara
tercatat, teratur dan
tertib, sebagai
penunjang jalannya
pendidikan yang
lancar. Ruang
lingkupnya antara lain mencakup adminstrasi kurikulum, administrasi siswa, administrasi personal, adminitrasi material, dan administrasi keuangan. b. Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum Pengelolaan layanan bimbingan konseling dan pengembangan kurikulum merupakan
hal yang mendesak
dan diperlukan untuk menunjang pencapaian
tujuan pendidikan.
Akan tetapi untuk itu
diperlukan keahlian pemahaman prinsip dan penguasaan keterampilan teknis. Dindonesia, pelaksanaan bimbingan konseling diserahkan kepada
petugas yang telah
memenuhi persyaratan
tertentu. Berdasarkan
hasil survei dibeberapa negara Eropa, kegiatan
guru sehari-hari dilembaga pendidikan tempat ia bertugas adalah : 1) Melakukan pengelolaan administrasi; 2) Mempersiapkan bahan ajar; 3) Memberikan layanan konseling dan informasi;
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 44 4) Pertemuan dengan rekan sejawat; 5) Meneliti dan mengembangkan materi pembelajaran. c. Guru sebagai tenaga
profesi kependidikan
Jabatan guru
adalah suatu profesi
kependidikan yang
mensyaratkan dikuasainya kemampuan
profesional yang
memadai. Guru tidak
hanya berperan
sebagai guru didalam kelas, ia juga seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, penyusun organisasi, manajer sistem pengajaran, dan pembimbing baik disekolah maupun di masyarakat. d. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum Guru diharapkan berperan aktif dalam kepanitiaan atau tim pengembang
kurikulum, bersama
dengan guru lainnya dan orangtua. Mereka
dilibatkan dalam perumusan kebijakan operasioanal serta perencanaan dan pelaksanaan administrasi pengembangan
kurikulum. Oleh karena
itu guru memegang
peranan yang cukup
penting, baik dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. e. Meningkatkan keberhasilan sistem intruksional Keberhasilan mengajar bergantung
pada tiga faktor, yaitu kepribadian,
pengetahuan, dan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 45
Kepribadian guru
ditandai dengan sikap antusias, dan kecintaan terhadap siswa. Setiap
guru mempunyai
kepribadian yang
berbeda satu dengan
lainnya, maka
penampilan mereka
dikelaspun berbeda.
Guru juga harus
mempunyai
pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
semua hal yang
berkenaan dengan
sistem intruksional.
Sebagai pelaksana
kurikulum, guru pula
yang menciptakan
kegiatan belajar
mengajar bagi
murid-muridnya. Dengan
keahlian, keterampilan,
dan kemampuan
seninya dalam
mengajar, guru mampu
menciptakan situasi
belajar yang aktif dan
mampu mendorong kreatifitas anak. f. Pendekatan kurikulum Guru yang bijaksana senantiasa berupaya mengembangkan kurikulum sekolah berdasarkan kepentingan masyarakat, kebutuhan
siswa, serta ilmu
pengetahuan dan
teknologi terkini. Upaya
pengembangan ini
disertai dengan
tindakan yang nyata di kelas. Hasil perbaikan
dan pelaksanaan
kurikulum diperlihatkan pada orangtua siswa melalui laporan siswa, dan orangtua tersebut
memberikan respon
atas laporan tersebut.
Dengan demikian terjadilah proses pengembangan kurikulum yang berkesinambungan. g. Meningkatkan pemahaman konsep diri
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 46
Guru dapat
mengembangkan
kurikulum dengan cara
mempelajari lebih
banyak tentang dirinya
sendiri. Keberhasilan
guru terletak pada
pengetahuan tentang
diri (self knowledge)
dan pengenalan
terhadap kekuatan dan
kelemahan pribadi,
serta bagaimana
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. h. Memupuk hubungan
timbal balik yang harmonis dengan siswa
Tujuan utama
guru adalah mengubah pola tingkah laku siswa
menjadi lebih baik.
Peningkatan kegiatan
belajar siswa lebih
banyak ditentukan oleh besarnya harapan guru tentang tingkah laku yang diinginkan. Guru
berupaya mendorong
dan memajukan
kegiatan belajar siswa
sehingga terjadi
perubahan tingkah laku yang diinginkan. Guru
hendaknya bersikap
menerima, menghargai
dan menyukai
siswanya sehingga
siswapun menyenangi guru dan menghayati
harapan serta keinginan gurunya. Dengan demikian terciptalah suasana yang menyenangkan dan mendorong belajar, berpikir, memecahkan masalah sendirI, dan mempelajari inkuiri
personal secara efektif. Kerjasama seperti ini
dapat meningkatkan
upaya pengembangan kurikulum.
Peranan guru
dalam pengembangan
kurikulum juga bisa
dilihat berdasarkan
sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi.
1) Peranan guru
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 47 pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi. Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi tugas guru adalah
menyusun dan
merumuskan tujuan yang tepat, memilih
dan menyusun
bahan pelajaran
yang sesuai dengan
kebutuhan, minat
dan tahap
perkembangan
anak, memiliki
metode dan media
mengajar yang
bervariasi serta
menyusun program dan alat evaluasi yang memudahkan guru dalam mengimplementasik annya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstuktur tetapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian. Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreatifitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya
mampu memiiih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar
yang sesuai dengan kemampuan siswa, bahan pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 48
mengevaluasi
perkembangan atau hasil belajar siswa
untuk menilai efisiensi pelaksanaaanya itu sendiri. 2) Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat dentralisasi. Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam
suatu wilayah atau
daerah. Kurikulum
ini diperuntukkan
bagi suatu sekolah
atau lingkungan
wilayah tertentu.
Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum
seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut : Kelebihan-kelebihannya adalah : a) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesional, finansial maupun manajerial. c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 49 dalam pelaksanaanya. d) Ada motivasi kepada kepala sekolah untuk mengembangka n diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum. e) Adapun beberapa kelemahannya adalah : f) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan kesatuan nasional. g) Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukar untuk diperbandingkan keadaaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lain. h) Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional. i) Belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangka n kurikulum sendiri. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Guru adalah sosok yang melaksanakan pendidikan
dalam tempat-tempat
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 50
tertentu sebagai pengajar
yang mendidik peserta
didik. Guru memiliki
kedudukan yang sangat
penting dalam proses
pengembangan masyarakat.
2. Guru tidak hanya berperan
sebagai guru didalam
kelas, ia juga seorang
komunikator, pendorong
kegiatan belajar,
pengembang alat-alat
belajar, penyusun
organisasi, manajer sistem
pengajaran, dan
pembimbing baik
disekolah maupun di
masyarakat.
3. Kurikulum merupakan alat
yang krusial dalam
merealisasikan program
pendidikan, baik formal maupun nonformal
4. Bagaimanapun idealnya
suatu kurikulum tanpa
ditunjang oleh kemampuan
guru untuk
mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan; dan
sebaliknya pembelajaran
tanpa kurikulum sebagai
pedoman tidak akan
efektif.
B. Pendapat dan Saran
1. Seorang guru harus
mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi
anak didiknya, juga
menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar
cita-cita besarnya dimasa
depan.
2. Guru perlu memiliki daya kreatifitas yang tinggi serta sikap yang penuh inovatif
dalam mengaplikasikan
kurikulum agar kurikulum senantiasa selaras dengan kebutuhan anak didik dan kebutuhan masyarakat.
3. Guru harus senantiasa
bijaksana dan berupaya mengembangkan
kurikulum sekolah
berdasarkan kepentingan
masyarakat, kebutuhan
siswa, serta ilmu
pengetahuan dan
Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum 51
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips
Menjadi Guru Inspiratif,
kreatif dan
Inovatif.Jogjakarta: DIVA Press, 2012
Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2009 Hamalik, Oemar. Dasar-dasar
Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 Rohman, Muhammad. Kurikulum
Berkarakter, Refleksi dan Proposal Solusi Terhadap KBK dan KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 Sanjaya, Wina, Kurikulum dan
Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009