• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN

PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH

DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR

Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan

Oleh:

I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA

@ 2014

(2)

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air merupakan salah salah satu kebutuhan dasar bagi kita yang tidak bisa digantikan dengan produk lain dalam rangka mempertahankan hidup dan kehidupan secara terus menerus sesuai dengan siklus hidup manusia. Ketersediaan air bersih secara berkelanjutan, baik kuantitas maupun kualitas merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita. Karena itu, adanya pembangunan sarana air bersih (SAB) bagi masyarakat mutlak diperlukan sehingga masyarakat bisa memperoleh akses air bersih guna memenuhi kebutuhan akan air bagi kehidupan sehari-hari.

Desa Belok Sidan secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Petang, Kabupaten Badung dan memiliki 9 (sembilan banjar/dusun). Banjar Jempanang merupakan salah satu bagian dari wilayah Desa Belok Sidan yang berada di daerah hulu DAS Ayung, yang merupakan resapan sumber air bagi penduduk Kabupaten Badung dan sekitarnya, memiliki potensi sumberdaya alam yang belum dikembangkan secara optimal, termasuk dalam pemanfaatan sumberdaya air bagi kehidupan masyarakatnya. Berdasarkan hasil assessment wilayah Jempanang, masih terdapat sebanyak 50 KK warga yang belum mendapatkan akses air bersih khususnya warga masyarakat yang bermukim di Tempek Pucak Sari. Walaupun di wilayah ini masih ada sumber mata air bersih yang bisa digunakan, namun saat ini belum dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki.

Memperhatikan betapa pentingnya kebutuhan air bersih bagi masyarakat Jempanang, melalui program WASH (Water Access Sanitation and Hygiene) yang didukung oleh CSR Program PT. Tirta Investama dan JANMA, dilakukan pembangunan sarana dan prasarana air bersih dengan menggunakan tekonologi Kincir Air sebagai motor penggerak air agar dapat manaikan/mengalirkan air dari sumber mata

(3)

3

air ke bak reservoir (bak penampung). Penggunaan teknologi kincir ini dikembangkan, belajar dari pengalaman desa tetangga (Banjar Bon) yang telah berhasil mengembangkan teknologi untuk menaikan air bersih dari lokasi yang cukup dalam ke lokasi pemukiman penduduk yang berada jauh lebih tinggi dari lokasi sumber mata air. Melalui kerjasama teknis dengan Fakultas Teknik Mesin Unud, teknologi kincir air ini dikembangkan di Jempanang dengan sedikit modifikasi dari keberhasilan kincir air yang sudah dilakukan di Banjar Bon.

1.2. Tujuan pembangunan sarana air bersih (SAB)

Salah satu tujuan dari pembangunan sarana air bersih bagi masyarakat Jempanang adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. Sasaran/keluaran yang ingin dicapai

(I) Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi 50 KK warga masyarakat Banjar Jempanang, khususnya yang bermukim di Tempek Pucak Sari.

(II) Adanya perubahan perilaku sanitasi masyarakat Banjar Jempanang menuju ke perilaku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

1.4. Lokasi dan waktu pelaksanaan

Pembangunan sarana air bersih dengan teknologi Kincir Air, dilaksanakan di Tempek Pucak Sari, Banjar Jempanang, mulai bulan Maret s/d Agustus 2014.

1.5. Tim Pelaksanaan Pembangunan SAB

Pembangunan sarana air bersih (SAB) ini difasilitasi oleh Tim Janma dan Aqua, bekerjasama dengan Dosen Fakultas Teknik Mesin dari Universitas Udayana sebagai tenaga ahli (konsultan) untuk memberikan

(4)

4

pendampingan teknis pembangunan teknologi kincir air. Proses pembangunan dilakukan secara partisipatif melibatkan semua masyarakat sehingga mendapatkan dukungan dan respon positif dari seluruh warga masyarakat. Ini dapat dilihat dari semangat warga masyarakat di Jempanang untuk secara bergiliran melakukan swadaya dan gotong royong membantu proses pembangunan sarana dan prasana air bersih dari awal pelaksanaan kegiatan sampai air bisa mengalir ke rumah-rumah warga.

II.

PROSES PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Kegiatan penyediaan sarana air bersih yang dilakukan di Banjar Jempanang meliputi 3 komponen, yaitu (i) pembangunan sarana air bersih (SAB)

(ii) pendistribusian dan pemanfaatan air dan

(iii) perawatan/pemeliharaan sarana air bersih agar bisa berfungsi secara berkelanjutan. A. Pembangunan sarana air bersih (SAB)

Dalam tahap ini semua proses pembangunan mencakup pembangunan fisik sarana dan prasarana air bersih. Ada beberapa sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun di Jempanang, yaitu :

1 (satu) buah Bak Spilway dengan ukuran 3x1x1 meter

1 (satu) buah Bak Penerjun dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter

Rangkaian pipa penerjun dengan ukuran GIP Ǿ (6”x4”x3”x2”) sepanjang 22 meter 1 (satu) buah Konstruksi Kincir Air, dengan

ukuran diameter 2 meter dan ukuran motor penggerak mesin sancin type SC 30.

(5)

5

Dalam proses pembangunan tersebut, ada bebarapa tahapan kegiatan yang dilakukan, antara lain: (i) Perencanaan dan Survei lokasi. Kegiatan ini dilakukan pada tahap awal untuk mengetahui posisi

sumber mata air, debit air, lokasi kincir, lokasi bak penerjun, panjang perpipaan, dll yang dibutuhkan dan menyusun rancangan kerja maupun anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana air bersih. Pada tahap ini juga lakukan penggalian informasi dengan tenaga ahli kicir, termasuk pengalaman tyang sudah berhasil di Banjar Bon, terkait cara kerja, konstruksi termasuk peralatan yang digunakan untuk merangkai dan membuat kincir air. Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan Satgas Air Jempanang, Kelihan Dinas dan tenaga ahli (tukang kincir dari Banjar Bon) dan Dosen Teknik Mesin Unud, untuk menyusun rancangan kerja dan berbagai bahan/material maupun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kincir air dan bangunan lainnya.

(ii) Pembangunan Kincir. Proses pembangunan Kincir Air dilakukan dengan sistem kerja borongan (hanya ongkos kerja saja) oleh tenaga ahli (tukang dari Bon) dibantu oleh tenaga Satgas Air Jempanang. Sedangkan bahan/material, peralatan, upacara yang dibutuhkan disiapkan oleh tim program bersama Satgas Air. Sedangkan untuk pembangunan bak penerjun, bak reservoir dilakukan dengan sistem borongan, mulai dari bahan.material sampai pada ongkos kerja, yang dibantu oleh tenaga Satgas Air Jempanang secara gotong royong (swadaya).

Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain perakitan konstruksi kincir, pembuatan bak spillway, pipa saluran air dari sungai ke bak penerjun, bak penerjun air, pipa penerjun air hingga air dapat mendorong perputaran kincir, pemasangan pompa sancin untuk mendorong air bersih bisa naik ke atas sampai di bak penampung (reservoir)..

(6)

6 B. Distribusi dan Pemanfaatan Air

Tahap berikutnya setelah pembangunan kincir air dan rangkaiannya selesai, dilakukan kegiatan pendistribusian air melalui pemasangan perpipaan dari kincir ke bak penampung (reservoir) dan dari bak penampung ke lokasi warga masyarakat penerima manfaat. Proses pendistribusian air dari bak penampung dilakukan dengan sistim grafitasi sehingga penempatan bak penampung utama air dibuat di lokasi yang paling tinggi dengan lokasi pemukian warga. Dalam tahap ini, sarana distribusi air bersih yang telah dibangun, yaitu :

Jaringan instalasi perpipaan air dari kincir ke bak penampung (reservoir) sepanjang + 2,2 Km dan pipa distribusi dari bak penampung (reservoir) ke warga masyarakat, sepanjang + 2 Km. Pipa yang digunakan terdiri dari pipa galvanis (GI) dan

pipa PVC (wavin).

 1 (satu) buah Bak Penampung Air (reservoar) dengan ukuran 3x3x2,5 meter atau kapasitas tamping (volume) sebesar 22,500 liter. Lokasi bak penampung dibuat di tempat yang paling tinggi agar bisa mengalirkan air ke masyarakat dengan sistem grafitasi. Posisi bak penampung air dengan kincir berada pada ketinggian (elevasi) 238 meter.

C. Perawatan & Keberlanjutan.

Salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan sarana air bersih adalah perawatan/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun agar dapat berfungsi secara berkelanjutan. Tahap ini bisa dikatakan tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan

(7)

7

masyarakat untuk pembangunan sarana air bersih agar masyarakat mampu menjaga dan memelihara semua sarana dan prasarana air bersih yang telah dibangun sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kegiatan perawatan dan pemeliharaan SAB meliputi perawatan kincir dan pompa sancin, pipa distribusi air, bak penampung air, serta jaringan perpipaan untuk mendistribusikan air kepada masyarakat. Kegiatan ini harus dilakukan secara rutin oleh masyarakat melalui sebuah wadah kelompok pengelola sarana air bersih (KPSAB). Untuk mendukung hal ini, JANMA telah memfasilitasi kegiatan pengorganisasian dan penguatan Kelompok

Pengelola Sarana Air Bersih yang selama ini sudah ada di Jempanang yang dikoordinasikan langsung oleh Bankar Jempanang. Hal-hal yang telah dilakukan berkaitan dengan aspek ini, yaitu memberikan training tentang teknis pemeliharaan dan perawatan sarana air bersih, merumuskan/

menyusun aturan-aturan (perarem) pengelolaan air bersih yang ada, memberikan pembinaan dan pendampingan kepada satgas air untuk melakukan pengawasan dan perawatan secara teratur sarana dan prasarana air bersih di Banjar Jempanang. Dengan adanya aturan mengenai pengelolaan air serta terbentuknya kelompok pengelola air bersih di Banjar Jempanang diharapkan Sarana Air Bersih yang telah dibangun ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat Jempanang.

Terkait dengan aspek keberlanjutan dari Pembangunan Saranan Air Bersih (SAB) Air di Jempanang, teradapat 5 hal penting yang telah ditegaskan dan diberdayakan kepada masyarakat untuk menjaga kesuksesan dan keberlanjutan sarana yang telah dibangun. Kelima aspek tersebut, yaitu:

(8)

8

a. Teknis : Adalah hal-hal yang berkaitan dengan teknis-teknis perawatan dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana air bersih yang sudah dibangun. Untuk masalah teknis, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Satgas Air yang sudah dibentuk/disepakati oleh masyarakat dan prajuru Banjar Jempanang

b. Finansial : Terkait dengan sumber dana yang akan digunakan untuk melakukan perawatan/pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasana air bersih yang ada. Dalam hal ini pihak Banjar Jempanang yang akan bertanggung jawab terkait finansial bilamana dibutuhkan dana untuk melakukan perawatan dan perbaikan berkala terhadap saranan dan prasana air bersih.

c. Lingkungan : Harus tetap memperhatikan nilai-nilai pelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman pohon di sekitar sumber air dan tidak membuang sampah ke lokasi sumber air bersih. d. Sosial : Menciptakan kenyamanan dan rasa keadilan bagi semua masyarakat yang memanfaatkan

air sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam hal ini, pera dari Satgas air yang bertugas mengatur pembagian/pergiliran pemakaian air kepada masyarakat.

e. Kelembagaan : Organisasi yang mengatur dan mengontrol agar ke empat aspek diatas dapat berjalan dengan baik . Dalam hal ini. menjadi tanggung jawab dari Banjar Adat Jempanang di bawah pengaturan dan pengawasan dari seluruh prajuru Banjar.

Teknis

Kelembagaan Sosial

(9)

9 III.

KESIMPULAN

Pembangunan sarana air bersih (SAB) dengan teknologi kincir air di Banjar Jempanang telah selesai dikerjakan dengan menghabiskan waktu selama ± 4 bulan dari April sampai dengan Juli 2014. Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatif oleh beberapa pihak, antara lain PT. Tirta Investama-Pabrik Mambal, JANMA selaku pendamping program, konsultan teknis dari Fakultas Teknik Mesin Unud (Ir. Gusti Ketut Sukedana) dan mahasiswa Teknik Mesin yang melakukan kajian terkait teknologi Kincir Air ini sebagai bahan penelitian mereka, serta dukungan swadaya dan gotong royong masyarakat Jempanang. Peran para pihak ini sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan sarana air bersih ini. . Dan saat ini sarana air bersih kincir air telah berhasil mengangkat/menaikkan air sejauh 2,2 km dengan ketinggian (elevasi) 238 meter dan telah mampu menghasilkan debit air sebesar 0,5 liter/detik. Diharapkan air bersih yang sudah berhasil dikembangkan melalui teknologi kincir air dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya 50 KK warga masyarakat di Tempek Pucak Sari, Banjar Jempanang yang selama ini belum mendapat akses sumber air bersih.

Gambar

Gambar 1: Rangkaian Kincir Air dan mesin sancin type SC 30

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Menginap di Bilique Hotel Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pada Bulan Februari 2014 kelompok-kelompok komoditi memberikan andil/sumbangan deflasi adalah: kelompok Bahan Makanan sebesar -0,51 persen; kelompok Makanan Jadi,

X ditimbang sebanyak jumlah optimal (perlakuan ini diulang sebanyak jumlah variasi waktu fermentasi) lalu masing- masing starter dimasukkan kedalam masing-masing

d. Provinsi Kalimantan Barat - Post Perbatasan Entikong”. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat dan stakeholder berpendapat serta

– Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dalam pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.. – Siswa

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui respon yang diterima perekonomian akibat kejutan nilai tukar riil yang tercermin dari respon variabel inflasi, pertumbuhan output,

Activity Based Costing menurut William Carter (2009:528) menyatakan bahwa; “ Activity Based Costing didefisinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat