• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPLN T5.005 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPLN T5.005 2014"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEDOMAN PEMBANGUNAN

GARDU INDUK 66 kV MINIMALIS

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

SPLN T5.005: 2014

Lampiran Keputusan Direksi

(2)
(3)

PEDOMAN PEMBANGUNAN

GARDU INDUK 66 kV MINIMALIS

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

SPLN T5.005: 2014

Lampiran Keputusan Direksi

PT PLN (Persero) No. 0475.K/DIR/2014

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

(4)
(5)

PEDOMAN PEMBANGUNAN

GARDU INDUK 66 kV MINIMALIS

Disusun oleh :

Kelompok BidangTransmisi Standardisasi dengan Keputusan Direksi

PT PLN (Persero) No. 277.K/DIR/2012

Kelompok Kerja Standardisasi Gardu Induk Minimalis dengan Keputusan Direksi

PT PLN (Persero) No. 309.K/DIR/2012

Diterbitkan oleh: PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160

(6)
(7)
(8)

Susunan Kelompok Bidang Transmisi Standardisasi

Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 277.K/DIR/2012

1. Ir. Asep Burhan : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Didik Fauzi Dakhlan,ST,MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota

3. Ir. Sudibyo : Sebagai Anggota

4. Ir. Sugiartho : Sebagai Anggota

5. Ir. Soni Asmaul Fuadi : Sebagai Anggota 6. Ir. Tri Agus Cahyono,MMT : Sebagai Anggota 7. Ir. Sumaryadi,MT : Sebagai Anggota 8. Buyung.S. Munir,ST,MSc : Sebagai Anggota 9. Ir. Sahala Turnip : Sebagai Anggota 10. Ir. Indra Tjahya : Sebagai Anggota 11. Ir. Tatang Rusdjaja : Sebagai Anggota 12. Ir. Eko Yudo Pramono : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi

Gardu Induk Minimalis

Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 309.K/DIR/2012

1. Ir. Sumaryadi, MT : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Didik Fauzi Dakhlan, ST, MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Asep Burhan : Sebagai Anggota

4. Ir. Tri Agus Cahyono, MMT : Sebagai Anggota 5. Ir. Indra Tjahya : Sebagai Anggota 6. Ir. Eko Yudo Pramono : Sebagai Anggota 7. Campy Hidayat, ST, MBA : Sebagai Anggota 8. Ir. Sugiartho : Sebagai Anggota 9. Ir. Sulistyono : Sebagai Anggota 10. Ir. Riam Agus Wibowo : Sebagai Anggota 11. Ir. Donny Marnanto,Dipl.HE : Sebagai Anggota

12. Ir. Priyono : Sebagai Anggota

(9)

i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i

Daftar Gambar ...ii

Prakata ... iii

1 Ruang Lingkup ... 1

2 Tujuan ... 1

3 Acuan Normatif ... 1

4 Istilah dan Definisi ... 2

4.1 Gardu Induk ... 2 4.2 GI Minimalis ... 2 4.3 Serandang hubung ... 2 4.4 Busbar ... 2 4.5 Lay Out... 3 4.6 PMT ... 3 4.7 PMS ... 3 4.8 Transformator Arus (CT) ... 3 4.9 Transformator Tegangan (PT) ... 3 4.10 Arrester (LA) ... 3 4.11 Marshalling Kiosk (MK) ... 3 4.12 Serandang (Gantry) ... 3 4.13 PHB ... 4

4.14 Serat Optik (Fiber Optic) ... 4

4.15 Radio ... 4

4.16 Pagar ... 4

4.17 Ruang kontrol ... 4

4.18 Daerah aman... 4

4.19 Daerah terbatas ... 4

4.20 Jalan GI (Acces Road) ... 5

4.21 Panel SL (Station Level) ... 5

4.22 Panel BL (Bay Level) ... 5

4.23 Master Station ... 5

4.24 Modul serandang ringkas ... 5

4.25 Pelanggan premium ... 5

5 Kriteria pembangunan GI Minimalis ... 5

6 Desain ... 6

6.1 Konfigurasi GI Minimalis ... 6

6.1.1 Transmisi sirkit tunggal dengan satu bay transformator tenaga ... 6

6.1.2 Transmisi sirkit tunggal dengan dua bay transformator tenaga ... 6

6.1.3 Transmisi sirkit ganda dengan dua transformator tenaga ... 6

6.2 Konfigurasi peralatan ... 6

6.2.1 Sistem kontrol ... 6

6.2.2 Sistem pendukung ... 7

6.3 Persyaratan umum dan tata letak ... 7

6.3.1 Persyaratan umum ... 7

6.3.2 Tata letak ... 8

6.4 Sistem pembumian ... 8

(10)

SPLN T5.005: 2014 ii 6.4.2 Spesifikasi pembumian ...8 6.5 Drainase ...9 6.6 Sistem keamanan ...9 6.6.1 Demarcation fence ...9 6.6.2 Security fence. ...9 6.6.3 Security alarm ...9 6.6.4 CCTV system ... 10 6.6.5 Pelindung petir ... 10

7 Spesifikasi peralatan utama ... 10

7.1 Transformator Tenaga ... 10

7.2 PMT dan PMS ... 10

7.3 Transformator arus (CT) ... 10

7.4 Transformator tegangan (CVT/PT) ... 11

7.5 Arrester ... 11

7.6 Serandang dan selungkupnya ... 11

7.6.1 Spesifikasi teknis ... 11

8 Sistem Proteksi dan Kontrol ... 13

8.1 Pengaman ... 13

8.2 Sistem kontrol ... 14

8.3 Sistem komunikasi ... 14

8.4 Catu daya bantu ... 14

8.5 110 V DC ... 14 8.6 400 V AC atau 220 V AC ... 14 8.7 PHB BATT 110 V ... 15 8.8 PHB AC/DC. ... 15 9 Kondisi spesifik ... 15

Daftar Gambar

Gambar 1. Layout gambar konfigurasi 1 bay transformator tenaga dan 1 bay penghantar ... 17

Gambar 2. Lay out dengan konfigurasi 2 bay transformator tenaga dan 1 bay penghantar ... 18

Gambar 3. Lay out konfigurasi 2 bay transformator tenaga dan 2 bay penghantar. ... 19

Gambar 4. Contoh container tegangan rendah dan phb 20 kV ... 20

(11)

iii

Prakata

Standar SPLN T5.005: 2014 ini merupakan pedoman dalam menetapkan dan mengatur pembangunan GI Minimalis yang mempertimbangkan keterbatasan sumber daya baik lahan maupun biaya serta pertumbuhan beban yang tinggi pada lokasi yang jauh dari gardu induk eksisting, dengan perkiraan beban awal 5 MW sampai dengan 30 MW. GI ini dipasok melalui SUTT radial pada tegangan 66 kV yang dirancang untuk mengatasi jatuh tegangan pada penyulang panjang. GI dibangun dengan konfigurasi single busbar (rel tunggal) dan dapat dikembangkan maksimum dua bay transformator tenaga dan dua

bay penghantar dengan dilengkapi sistem kontrol yang dioperasikan tanpa operator dan menggunakan saluran telekomunikasi.

Dengan disusunnya standar SPLN T5.005: 2014 , Pedoman Pembangunan Gardu Induk 66 kV Minimalis, maka pedoman ini harus diterapkan saat melakukan pembangunan GI Minimalis di lingkungan PT PLN (Persero).

(12)
(13)

1

Pedoman Pembangunan

Gardu Induk 66 kV Minimalis

1

Ruang Lingkup

Standar ini memberikan pedoman untuk menentukan kriteria pembangunan GI Minimalis,

lay out dan peralatan yang digunakan.

Standar ini meliputi pembangunan GI Minimalis untuk memperbaiki tegangan pada sisi tegangan 20 kV.

2

Tujuan

Tujuan standarisasi GI Minimalis ini adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dalam perencanaan dan pembangunan GI 66 kV agar pembangunan GI Minimalis tepat sasaran dan tidak keluar dari kaidah teknis dan keselamatan.

3

Acuan Normatif

Dokumen acuan berikut sangat diperlukan dalam penggunaan standar ini. Untuk referensi yang bertanggal, maka hanya terbitan tersebut yang berlaku sedangkan referensi yang tidak bertanggal, yang berlaku adalah terbitan terakhir dari dokumen referensi tersebut (termasuk amandemennya).

a. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 003 tahun 2007 tentang

Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa Madura Bali;

b. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 037 tahun 2008 tentang

Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera;

c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 004 tahun 2009 tentang

Aturan Distribusi Tenaga Listrik;

d. SPLN 67, Kondisi Spesifik Indonesia;

e. SPLN T5.001-1: 2008, Pedoman Desain Gardu Induk 150 kV tanpa Operator

konvensional. Bagian A: Lay out gedung kontrol tanpa operator dan switchyard;

f. SPLN T3.001-1: 2011, Pedoman Pemilihan Transformator Arus (CT) untuk Sistem

Transmisi;

g. SPLN T3.001-3: 2011, Pedoman Pemilihan Transformator Tegangan Kapasitif (CVT); h. SPLN S3.003-1: 2012, Spesifikasi Remote Station;

i. SK. Direksi PLN 216.K/DIR/2013 Standardisasi Spesifikasi Material Transmisi Utama

di lingkungan PT PLN (Persero);

j. SPLN T3.002: 2007, Tegangan Pengenal Transformator Tenaga dan Jangkauan

Penyadapan Pengubah Sadapan Berbeban pada Sistem 66 kV, 150 kV, 275 kV dan 500 kV;

k. SPLN 2-1978, Pentanahan Netral Sistem Transmisi, Sub-Transmisi dan Distribusi

(14)

SPLN T5.005: 2014

2

l. SPLN D3.014-1: 2009, Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi. Bagian 1:

Transformator Arus;

m. SPLN D3.014-2: 2010, Transformator Instrumen untuk Sistem Distribusi. Bagian 2:

Transformator Tegangan Induktif;

n. IEC 60071-1 tahun 2006, Insulation coordination - Part 1 : definition, principle and

rules;

o. IEC 62271-1 tahun 2007, High voltage switchgear and controlgear, Part 1: Common

specifications;

p. IEC 60076-3 Second edition tahun 2000, Power transformer - Part 3: Insulation level,

dielectric test and external clearances in air;

q. IEC 60529 Edition 2.1 tahun 2001, Degrees of protection provided by enclosures (IP

Code).

4

Istilah dan Definisi

4.1 Gardu Induk

Suatu sistem peralatan listrik hubung-bagi tegangan tinggi yang berfungsi untuk menyalurkan dan mengendalikan daya listrik dengan menggunakan peralatan antara lain

busbar, transformator tenaga, pemutus tenaga (PMT), pemisah (PMS), transformator

arus (CT), transformator tegangan (PT), Arrester (LA) dan sarana pendukung lainnya termasuk penyulang 20 kV.

4.2 GI Minimalis

Gardu Induk yang dibangun dengan desain minimum dan memenuhi persyaratan teknik, tingkat mutu pelayanan, dan keselamatan ketenagalistrikan (K2).

4.3 Serandang hubung

Sub sistem instalasi tegangan tinggi yang merupakan gabungan dari rel, pemisah, pemutus, dan transformator tenaga pengukuran untuk mengendalikan, mengamankan, dan memisahkan subsistem peralatan listrik. Serandang hubung yang pada sistem tegangan tinggi didukung oleh struktur konstruksi pendukung, juga digunakan untuk menghilangkan tegangan peralatan untuk memberi ijin kerja pada sub sistem instalasi disebelah hilir atau juga memutuskan gangguan disebelah hilir.

4.4 Busbar

Konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan feeder masuk dan feeder keluar daya pada Gardu Induk.

(15)

3

4.5 Lay Out

Tata letak dan dimensi gedung kontrol dan serandang hubung gardu induk yang meliputi peralatan listrik tegangan tinggi, tegangan menengah, dan sarana pendukung lainnya yang memenuhi persyaratan teknis.

4.6 PMT

Peralatan switsing mekanis yang mampu menyambung, menghantarkan dan memutuskan arus pada kondisi jaringan normal. Peralatan ini juga berfungsi menyambung, menghantarkan arus untuk waktu tertentu, dan memutus arus dalam kondisi jaringan tidak normal tertentu seperti kejadian hubung singkat.

4.7 PMS

Peralatan listrik yang berfungsi memutus dan menyambung jaringan listrik dalam kondisi tidak ada arus.

4.8 Transformator Arus (CT)

Peralatan listrik yang berfungsi merubah besaran arus listrik primer menjadi arus sekunder untuk keperluan pengukuran maupun proteksi.

4.9 Transformator Tegangan (PT)

Peralatan listrik yang berfungsi merubah besaran tegangan listrik primer menjadi tegangan sekunder untuk keperluan pengukuran maupun proteksi.

4.10 Arrester (LA)

Peralatan listrik yang berfungsi memotong tegangan surja petir maupun surja hubung (switching)

4.11 Marshalling Kiosk (MK)

Panel hubung tegangan rendah yang terletak di gardu induk yang berisi terminasi arus dan tegangan untuk pengukuran, proteksi, kontrol dan catu daya

.

4.12 Serandang (Gantry)

Konstruksi rangka yang berfungsi untuk menyangga busbar, crossbar maupun konduktor dari saluran transmisi dan transformator tenaga.

(16)

SPLN T5.005: 2014

4

4.13 PHB

Perangkat hubung bagi yang berfungsi menghubung bagi energi listrik pada tegangan menengah dan tegangan rendah. Perangkat hubung bagi meliputi antara lain peralatan rel, transformator tenaga, pelebur atau PMT, PMS, LA, CT, PT dan sarana telekomunikasi.

4.14 Serat Optik (Fiber Optic)

Salah satu media telekomunikasi (suara atau data atau proteksi) sinyal optik yang menggunakan hantaran sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus.

4.15 Radio

Media komunikasi yang menggunakan teknologi pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetis melalui ruang bebas, melintas dan merambat lewat udara.

4.16 Pagar

Sarana untuk membatasi area yang diamankan terdiri dari Security fence dan

demarcation fence. Security fence adalah pagar yang membatasi bagian bertegangan di

area gardu induk untuk keselamatan. Demarcation fence adalah pagar terluar dari area gardu induk yang membatasi instalasi dengan ruang publik.

4.17 Ruang kontrol

Bagian dari gardu induk, tempat terpasangnya sub instalasi tegangan rendah, peralatan telekomunikasi, kontrol, serta proteksi untuk mengendalikan kerja buka tutup alat hubung bagi tegangan tinggi serta untuk melakukan pengukuran besaran sistem dan komunikasi SCADA. Rancangan ini tidak membatasi, ruang kontrol bisa bergabung dalam satu

container dengan PHB 20 kV.

4.18 Daerah aman

Daerah antara demarcation fence dengan security fence dimana personil dengan keahlian rendah bisa bekerja karena terlindung dan tidak terpapar langsung, atau tidak dekat dalam jarak bebas tegangan.

4.19 Daerah terbatas

Daerah di dalam security fence dimana hanya personil dengan keahlian khusus bekerja pada bidang yang mungkin terpapar langsung tegangan, dan atau dekat dalam jarak bebas tegangan dan atau terpapar langsung medan listrik.

(17)

5

4.20 Jalan GI (Acces Road)

Jalan masuk dan jalan penghubung di dalam demarcation fence dimana personil dan kendaraan transport bisa melakukan gerak kerja untuk menaikkan dan menurunkan peralatan saat konstruksi.

4.21 Panel SL (Station Level)

Dalam lingkup ini titik pusat kendali seluruh bay di gardu induk di dalam lokasi serandang hubung, dimana dari titik ini, operator bisa melakukan kontrol buka tutup sistem dan mengakses informasi kejadian dan atau gangguan.

4.22 Panel BL (Bay Level)

Dalam lingkup ini titik pusat kendali satu bay tertentu di gardu induk di dalam lokasi serandang hubung, dimana dari titik ini, operator bisa melakukan kontrol buka tutup sistem dan mengakses informasi kejadian dan atau gangguan dari BCU (Bay Control

Unit).

4.23 Master Station

Stasiun yang melaksanakan telekontrol (telemetering, telesignal, dan remote control) terhadap remote station

4.24 Modul serandang ringkas

Modul serandang hibrida (hybrid module) ber-insulasi gas bertekanan, terdiri dari PMT, PMS, atau PMT, PMS, ES, CT, VT.

4.25 Pelanggan premium

Pelanggan yang dilayani secara khusus sesuai SE Dir tentang pelanggan premium.

5 Kriteria pembangunan GI Minimalis

Pembangunan GI Minimalis adalah salah satu cara untuk mengatasi jatuh tegangan pada penyulang panjang.

Kriteria Pembangunan GI Minimalis harus memenuhi ketentuan di bawah ini: 1. Tegangan minimum apabila disuplai dengan JTM lebih kecil dari 18 kV; 2. Terdapat beban atau proyeksi beban minimum 5 MW;

3. Memenuhi kriteria kajian teknis dan finansial.

(18)

SPLN T5.005: 2014

6

6 Desain

6.1 Konfigurasi GI Minimalis

GI Minimalis dibangun dengan konfigurasi rel tunggal. dan dapat dikembangkan maksimum dua bay transformator tenaga dan dua bay penghantar dengan konfigurasi :

6.1.1 Transmisi sirkit tunggal dengan satu bay transformator tenaga

Terdiri dari:

a. Peralatan di bay transformator tenaga terdiri atas : PMS bus, PMT, CT, LA; b. Peralatan di bay penghantar terdiri atas : PMS line dengan ES, LA, VT line; c. Proteksi bay transformator tenaga sesuai SPLN Pola Pengaman Transformator

tenaga;

d. Proteksi transmisi adalah relai jarak di GI Sumber.

6.1.2 Transmisi sirkit tunggal dengan dua bay transformator tenaga

Terdiri dari:

a. Peralatan di bay transformator tenaga terdiri atas : PMS bus, PMT, CT, LA; b. Peralatan di bay penghantar terdiri atas : PMS line dengan ES, LA, VT line; c. Proteksi bay transformator tenaga sesuai SPLN T5.003-1: 2010, Pola Proteksi

Transformator Tenaga;

e. Proteksi transmisi sesuai SPLN T5.002-1: 2010, Pola Proteksi Saluran Transmisi .

6.1.3 Transmisi sirkit ganda dengan dua transformator tenaga

Terdiri dari:

a. Dua bay transformator tenaga, dan dua bay line;

b. Pengaman transmisi adalah relai jarak dengan teleproteksi;

c. Peralatan di bay transformator tenaga terdiri atas : PMS bus, PMT, CT, LA; d. Peralatan di bay penghantar terdiri atas : PMS line dengan ES, LA, VT line; f. Proteksi bay transformator tenaga sesuai SPLN T5.003-1: 2010, Pola Proteksi

Transformator Tenaga;

g. Proteksi transmisi sesuai SPLN T5.002-1: 2010, Pola Proteksi Saluran Transmisi .

6.2

Konfigurasi peralatan

6.2.1 Sistem kontrol

a. Dilakukan dengan cara manual (lokal) melalui BCU dan dari jarak jauh (remote); b. Status peralatan dan pengukuran dapat dipantau dari jarak jauh.

(19)

7

6.2.2 Sistem pendukung

A. Sistem suplai:

a. Catu daya bantu AC adalah 400 / 220V AC;

b. Catu daya bantu DC adalah 110 V DC (proteksi, kontrol, BCU, dan telekomunikasi).

B. Pelindung peralatan 20 kV dan TR: 1. Container PHB 20 kV, terdiri dari:

a. PHB Incoming;

b. PHB Outgoing maksimal empat unit;

c. PHB Transformator tenaga pemakaian Sendiri 20 kV/400 V 100 kVA; d. PHB Pengukuran PT dilengkapi dengan arrester;

2. Container Tegangan Rendah (enclosure pasangan dalam), terdiri dari: a. AC (PHB distribusi AC);

b. DC 110V (Charger, PHB distribusi DC & Baterai); c. Telekomunikasi (GPS, Master-Clock, Gateway, Router);

d. Panel meter transaksi energi (berisi kWH Utama dan kWH Pembanding kelas 0,2s).

3. Panel Bay Level, terdiri dari: a. BCU;

b. Relai pengaman yang terintegrasi;

c. Kendali discrepancy PMT dan PMS di BCU dilengkapi interlock. 4. Fasilitas sipil:

a. Oil sump;

b. Saluran pembuangan air hujan dan limbah; c. Jalan masuk/penghubung;

d. Penerangan serandang, pos satpam, dan jalan masuk; e. Pagar (demarcation fence & security fence);

f. CCTV dengan sarana perekam dan IP address (jika diperlukan); g. Pos Satpam dan toilet.

6.3 Persyaratan umum dan tata letak

6.3.1 Persyaratan umum

Mempertimbangkan lokasi, lingkungan serta ketersediaan lahan, maka Gardu Induk ini dibuat dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut:

a. Jenis serandang hubung yang dibangun adalah konvensional (bukan GIS);

b. Jarak bebas antar fase 66 kV yang diijinkan adalah 2.25 - 1,75 - 1,75 - 2.25 m dengan lebar total 1 bay adalah 8 m. (Jarak antar fase minimal sesuai IEC 60071-2 adalah 1,6 m);

c. Khusus untuk komponen full outdoor (pasangan luar) harus memperhatikan kondisi spesifik Indonesia sesuai dengan penempatan atau lokasi selain UV, debu dan acidity; d. Pondasi disesuaikan dengan kondisi tanah dan beban peralatan;

(20)

SPLN T5.005: 2014

8

e. Jalan masuk dan jalan penghubung gardu induk dengan perkerasan kelas satu.

6.3.2

Tata letak

Dalam pengembangan GI minimalis dapat dibangun dalam tiga tahap. Sebagai contoh pembangunan tahap pertama GI minimalis dengan 1 bay transformator tenaga dan 1 bay penghantar, PHB yang digunakan adalah PHB pasangan dalam sehingga diperlukan

container.

Gambar 1 pada Lampiran, menunjukkan gambar lay out dengan konfigurasi 1 bay transformator tenaga dan 1 bay penghantar.

Tahap kedua pengembangan GI dengan konfigurasi 2 bay transformator tenaga dan 1 bay penghantar (lihat gambar 2 pada Lampiran).

Tahap ketiga pengembangannya dengan konfigurasi 2 bay transformator tenaga dan 2 bay penghantar(lihat gambar 3 pada Lampiran).

6.4 Sistem pembumian

Sistem pembumian titik netral mengacu SPLN 2 tahun 1978 atau yang terbaru.

Titik netral transformator tenaga sisi tegangan tinggi (66 kV) dibumikan dengan menggunakan resistans (NGR) dengan memperhatikan SPLN tentang pembumian.

Titik netral transformator tenaga sisi tegangan menengah (20 kV) mengikuti sistem eksisting (solid, resistans rendah, dan resistans tinggi).

6.4.1 Elektrode pembumian khusus (dedicated).

a. Arrester dihubungkan ke jaring pembumian gardu, dilengkapi bak kontrol (check-pit) sesuai persyaratan SPLN T5.001-1B-2008;

b. Pembumian SAS, dihubungkan ke jaring pembumian gardu, dilengkapi check-pit sesuai persyaratan SPLN T5.001-1B-2008;

c. Jaring pembumian serandang 66 kV, dilengkapi check-pit; d. Titik netral transformator tenaga 66 kV, dilengkapi check-pit; e. Titik netral transformator tenaga 20 kV , dilengkapi check-pit; f. Jaring pembumian PHB 20 kV, dilengkapi check-pit.

6.4.2

Spesifikasi pembumian

Pada sistem pembumian serandang tegangan tinggi, tegangan menengah, dan tegangan rendah harus mengikuti ketentuan berikut:

a. Hantaran jaring pembumian terbuat dari tembaga dengan penampang minimum 50 mm2; b. Nilai resistans jaring pembumian gardu induk maksimum 1 ;

c. Persambungan bakar;

d. Persambungan antara cable lug dengan besi rangka baja tergalvanis dilengkapi dengan bimetal dan diikat dengan mur-baut-ring stainless steel;

e. Hantaran tembaga turun dari terminal puncak equipment support ke arah bumi melalui jalur tidak menempel baja;

(21)

9

f. Hantaran tembaga dari persambungan jaringan dalam bumi ke puncak terminal

equipment support tidak sambungan.

6.5 Drainase

Sistem drainase untuk GI Minimalis dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan, teknis, perlindungan terhadap banjir dan memperhatikan lingkungan yang antara lain : a. Parit kabel harus memiliki sistem drainase untuk mencegah dari genangan air;

b. Parit kabel dilengkapi dengan sumur resapan untuk memperbaiki lingkungan juga untuk memperbaiki nilai pembumian;

c. Sistem drainase menjaga terhadap genangan air di seluruh serandang hubung dan jalan akses;

d. Tata letak drainase untuk area serandang hubung dirancang mengikuti tata alir air dan membuat resapan air bawah tanah (sub drain);

e. Bila tidak tersedia tempat pembuangan akhir maka harus dibuat sumur resapan;

6.6 Sistem keamanan

6.6.1 Demarcation fence

Mengacu persyaratan SPLN T5.001-1: 2008, tinggi 300 cm, berupa beton atau tembok tidak tembus pandang dengan overhang 50 cm menjorok keluar dilengkapi kawat duri tergalvanis.

Pintu gerbang yang terdiri dari pintu alat transport dan pintu personil terbuat dari baja yang dilapisi galvanis, setinggi tembok.

6.6.2 Security fence.

a. Mengacu persyaratan SPLN T5.001-1: 2008, pagar baja yang dilapisi galvanis dengan tinggi minimum 200 cm, tembus pandang;

b. Seluruh lembaran pagar yang terbuat dari logam dibumikan, terhubung satu dengan lainnya dengan kawat penyama tegangan, dihubungkan ke jaring pembumian serandang 66 kV minimal empat titik;

c. Daun pintu gerbang personil atau gerbang peralatan dibumikan dengan kawat penyama tegangan.

6.6.3 Security alarm

a. Sistem alarm kebakaran dapat diakses dari pos keamanan;

b. Alarm kontrol-pengaman (audible alarm), terdengar dan bisa di reset suara alarmnya dari pos keamanan.

(22)

SPLN T5.005: 2014

10

6.6.4

CCTV system

CCTV system tidak diatur dalam standar GI Minimalis.

6.6.5

Pelindung petir

a. Hantaran udara pelindung petir berupa bentangan hantaran baja yang melindungi seluruh peralatan GI dan transformator tenaga dengan luas penampang minimal 50 mm2; b. Daerah yang diamankan berada pada 45º di bawah hantaran;

c. Batang sambaran (lightning rod) dipasang lebih tinggi 3 meter dari serandang, dan atau di atas tiang penerangan;

d. Nilai maksimum resistans setiap elektroda bumi (ground rod) adalah 5 (sebelum dihubungkan ke mesh);

e. Kandungan material pada ground rod berupa baja berlapis tembaga dengan komposisi kandungan mengacu pada SNI 04.0225: 2000.

7

Spesifikasi

peralatan utama

7.1 Transformator Tenaga

Transformator tenaga yang digunakan dalam rancangan ini ini menggunakan : a. Kapasitas maksimum 30 MVA per transformator;

b. Dilengkapi dengan on load tap changer.

Spesifikasi transformator tenaga mengacu pada SPLN 61 tahun 1997 atau SPLN terbaru.

7.2 PMT dan PMS

PMT dan PMS mengacu ke SK Dir 216.K/DIR/2013 tanggal 27 Februari 2013, atau SPLN terbaru.

7.3 Transformator arus (CT)

Spesifikasi mengacu: SPLN T3.003-1: 2011 tentang pemilihan CT; SK Dir 216.K/DIR/2013 tanggal 27 Februari 2013, atau Sk Dir/SPLN terbaru.

CT menggunakan multi-tap dengan minimum 2 core dan rasio CT mengakomodasi kapasitas transformator.

CT Multi-core :

a. Proteksi minimum 5P20;

b. Untuk keperluan transaksi, menggunakan kelas 0,2; c. Burden CT minimum 10 VA, Minimum 16 kA-1s.

(23)

11

7.4 Transformator tegangan (CVT/PT)

Spesifikasi mengacu SPLN T3.003-3: 2011 tentang pemilihan CVT; SK Dir 216.K/DIR/2013 tanggal 27 Februari 2013, atau Sk Dir/SPLN terbaru.

a. Tegangan pengenal belitan dipilih 100/√3Volt; b. Untuk proteksi menggunakan kelas 3P; c. Untuk transaksi menggunakan kelas 0,2;

d. Burden CVT disesuaikan dengan beban rangkaian.

7.5 Arrester

Spesifikasi mengacu pada SK Dir 216.K/DIR/2013 tanggal 27 Februari 2013 atau SK Dir/SPLN yang terbaru.

7.6 Serandang dan selungkupnya

PHB 20 kV yang digunakan adalah metal-clad jenis pasangan dalam dan dapat diimplementasikan dengan menggunakan:

a. Dipasang dalam container;

b. Menggunakan tiang dan atap untuk daerah yang tidak terpolusi atau tidak mempunyai keterbatasan lahan dengan konstruksi lantai ditinggikan 100 cm di atas tanah serandang.

7.6.1 Spesifikasi teknis

a. Serandang hubung 66 kV:

Hamparan batu dan tanah di bawah serandang tegangan tinggi mengacu ke SPLN T5.001-1: 2008;

Penerangan jenis industrial-class, pasangan luar. Kuat cahaya 1000 Lux di titik panel bay level, PMS Line, PMS Rel, PMT. Sistem kontrol penerangan menggunakan sistem sesuai dengan jenis karakteristik sirkit lampu terpasang serta padam dan menyala secara otomatis.

b. PHB 20 kV pasangan dalam:

Minimum metal-enclosed-switchgear; Selungkup IP 44;

Dilengkapi dengan router;

Spesifikasi sesuai dengan SPLN 118-4 tahun 1996 atau yang terbaru. Bisa dikendalikan dari jarak jauh (remote) dari master station.

c. Panel Tegangan Rendah (Pasangan luar): Selungkup logam IP 55 pasangan luar;

Bahan logam, tebal bagian dinding minimum 2 mm terukur, tahan cuaca korosif, berlapis cat dasar dan cat akhir powder coating dengan tebal minimal 80 µm;

(24)

SPLN T5.005: 2014

12

Panel Bay Level (BL) terisi BCU, Relai pengaman, Ethernet Switches, relai Bantu, dan pengawatan, mampu beroperasi pada selungkup IP 55, dan kondisi spesifik Indonesia;

Hubungan komunikasi data antara Panel tegangan rendah pasangan dalam, Panel BL, PHB 20 kV menggunakan media serat optik.

d. Panel Tegangan Rendah (Pasangan dalam): Selungkup logam IP 44 pasangan dalam;

Bahan logam, tebal bagian dinding minimum 2 mm terukur, tahan cuaca korosif, berlapis cat dasar dan cat akhir powder coating;

Kabel dan pengawatan kontrol, pengukuran, telekomunikasi dan catu daya masuk dalam panel dan PHB melalui cable gland dilengkapi fasilitas penghambat api. Panel tegangan rendah antara lain:

 Panel Baterai (BAT) terisi rectifier dan baterai terpasang harus mampu beroperasi pada selungkup IP 44, dan kondisi spesifik Indonesia.  Panel AC/DC, terisi panel AC 400 V dan panel 110 V DC dalam satu

selungkup dengan sekat terpisah, untuk memasok kebutuhan Gardu Induk. Panel ini juga dilengkapi panel-mount industrial-class

audible-alarm Buzzer (common audible-alarm), Horn (trip), AC Bell (DC fail), semua

spesifikasi Industri dan >50 dB, enable/disable dengan menggunakan tombol.

 Panel SL terdiri dari server, printer dan HMI (Human Machine

Interface).

 Panel telekomunikasi terdiri dari Gateway, ethernet switch, Transceiver suara, teleproteksi sistem telekomunikasi digital yang telah teruji di PLN, sesuai dengan kondisi spesifik Indonesia.

e. Container: IP 66;

Ukuran dimensi dalam feet sesuai standar internasional dan dilapisi cat dengan kualitas marine paint dan dirancang tahan karat, dilapisi cat dasar;

Untuk PHB 20 kV, ukuran container menyesuaikan jumlah PHB Penyulang Keluar

(Outgoing Feeder), PHB penyulang masuk (Incoming Feeder), dan PHB

Transformator PS;

Container Tegangan Rendah: Ukuran menyesuaikan jumlah panel BCU, panel SL, panel Telekomunikasi, Panel AC/DC, Ruang Baterai bersekat dan berventilasi dan

rectifier;

Menggunakan kerangka dan dinding dari logam, dinding berlapis ganda dengan tebal bagian dalam minimal 1mm dan tebal bagian luar 3 mm dengan jarak antar dinding 60 mm. Jarak antar dinding diisi dengan material penyekat panas;

Bagian atas container berlapis ganda. Tebal minimum bagian dalam 3 mm jarak antar bagian dalam dan luar 50 mm dan tebal bagian luar 3 mm;

Lantai container ganda untuk container Tegangan Rendah, dengan raised floor anti statis;

Menyediakan instalasi distribusi catu daya bantu AC dan DC untuk kebutuhan PHB 20kV dan PHB lainnya;

Dalam pemasangan disangga, dengan ketinggian 100 cm dari permukaan tanah serandang hubung;

Bagian belakang container PHB 20 kV dibuat manhole untuk pengkabelan dan pemeliharaan;

(25)

13

Kubikel Transformator PS, berisi transformator 20 kV/400 V, dengan pelebur dan indikator tegangan hilang, LBS terbuka, serta pelebur putus;

Dilengkapi dengan dua pintu, untuk personil dan akses keluar masuk peralatan; Pintu personil hanya bisa dikunci dari luar, bisa dibuka dari dalam (dengan

menabrak) dan dari luar;

Pintu masuk/akses peralatan hanya bisa dibuka dari dalam;

Engsel, handle grip dan sistem pengunci dibuka dengan kunci khusus tahan cuaca dan terlindungi dari karat. Untuk pintu akses peralatan, pengunci pintu dengan pasak atas bawah;

Perapat (seal) pintu jendela dan talang, mengarahkan air hujan keluar interior

container;

Interior Lighting, jenis industrial-class. Dengan kuat cahaya 1500 lux [SNI 16-762-2004] merata di empat titik, dua di bagian muka panel (PHB) dan dua di bagian belakang panel (PHB). Kontrol on-off menggunakan sistem sesuai dengan jenis karakteristik sirkit lampu terpasang;

Kotak kontak (power socket), jenis two-pole socket-outlet with earthing contact, kotak-kontak fase-tunggal dilengkapi hantaran bumi, jenis industrial-class;

Kotak kontak, IEC dengan In minimum 30 A, fase-3 4-kawat jenis outdoor

industrial-class, dilengkapi dengan kontak-tusuk. MCB fase-3 terpisah. Dipasang di

bagian luar, dekat pintu, ketinggian 50 cm dari lantai container; Dilengkapi sistem kendali suhu (julat 20 ºC - 30 ºC);

Untuk daerah terpolusi debu dan atau asam dilengkapi dengan air handling unit yang meliputi dust control, acid control dan humidity control system (julat 50 - 70%

relative humidity);

Sistem alarm kebakaran terhubung ke sistem alarm local dan Control Center. Sensor (suhu dan asap) dan instalasi kelas industri;

Sensor asap dipasang dengan posisi sedekat mungkin dengan atap PHB; Sistem otomat pemadam kebakaran;

Tangga personil tersedia di pintu personil, dengan fasilitas lantai datar sekurang kurangnya satu meter persegi di depan pintu sebelum turun;

Tangga dibumikan, terhubung container melalui hantaran penyama tegangan; Lantai container adalah lantai datar jenis heavy-duty dan anti statis, yang

memudahkan kerja trolley PMT untuk parkir dan bergerak;

Container dibumikan di dua titik lantai bagian-bawah-luar, posisi bersilangan, terhubung ke jaring pembumian serandang hubung 66 kV.

8

Sistem Proteksi dan Kontrol

Sistem kontrol dan proteksi, berbasis protokol IEC 61850.

8.1 Pengaman

a. Pola Pengaman Transmisi 66 kV yang digunakan:

untuk konfigurasi double circuit menggunakan pola proteksi sesuai dengan SPLN T5.002-1: 2010;

Untuk konfigurasi single circuit cukup menggunakan pengaman arus lebih (OCR) dan pengaman arus lebih tanah (GFR).

b. Pola Pengaman Transformator 66/20 kV yang digunakan mengikuti SPLN T5.003-1: 2010 mengenai Pola Proteksi Transformator Tenaga;

(26)

SPLN T5.005: 2014

14

c. Pola Proteksi pengaman feeder 20 kV yang digunakan mengikuti SPLN 52-3: 1983 mengenai pola pengaman sistem 6 kV dan 20 kV;

d. Relai pengaman telah lulus uji RTDS oleh PLN;

e. Untuk keperluan transaksi meter kWh di bay transformator tenaga dipasang dua unit kWH digital dengan kelas meter sesuai Grid Code;

8.2 Sistem kontrol

a. Tersedia fasilitas telekomunikasi data, komunikasi suara (speech), teleproteksi (T/C) dan SCADA. Memiliki fasilitas SCADA dasar berupa telesignal, remote control dan

telemetering. Teleinformasi data yang digunakan mengacu pada SPLN mengenai

Teleinformasi Data untuk Sistem Otomasi Gardu Induk;

b. BCU dan Relai Pengaman telah lulus uji interoperability protokol IEC 61850 oleh PLN; c. Arsitektur Sistem Otomasi GI mengacu pada SPLN S3.001-03: 2012 mengenai

Spesifikasi Remote Station dengan dimodifikasi karena keterbatasan ruang tanpa mengurangi fungsi minimal.

8.3 Sistem komunikasi

a. Media telekomunikasi data dipilih fiber optic;

b. Media telekomunikasi suara dipilih dengan radio, atau public switched telecomunication network (PSTN) dan atau serat optik (VoIP);

c. Mux harus dilengkapi dengan port v.24 untuk komunikasi data SCADA, port teleproteksi, port Ethernet dan port untuk speech (VoIP).

8.4 Catu daya bantu

Catu daya bantu atau auxiliary-power-supply, dengan tegangan sistem 110 V DC dan 20 kV/400 V AC.

8.5 110 V DC

a. Catu 110 V DC minimum menggunakan baterai 100 Ah jika konfigurasi satu bay transformator dan satu bay penghantar;

b. Catu 110 V DC minimum menggunakan baterai 160 Ah jika konfigurasi lebih dari dua

bay;

c. Jika diperlukan keandalan baterai bank bisa dibuat sistem redundant.

8.6 400 V AC atau 220 V AC

a. Transformator tenaga Pemakaian Sendiri 20 kV/400 V AC 100 kVA, beserta pelebur dan pemisah terintegrasi dalam satu PHB 20 kV;

b. Inverter dengan kapasitas minimum dua kali dari beban terpasang, dengan masukan

(27)

15

8.7 PHB BATT 110 V

Terdiri atas Rectifier dan battery rack dalam kompartemen terpisah dengan penanda permanen yang jelas.

8.8 PHB AC/DC.

Panel hubung bagi catu-daya AC dan DC terintegrasi dalam satu panel PHB outdoor. AC dan DC dalam kompartemen terpisah dengan penanda permanen yang jelas.

9

Kondisi spesifik

a. Mengacu SPLN terkait dan mengakomodir lokasi GI di daerah rawan gempa, terukur konstruksi harus memiliki ketahanan terhadap gempa 5 SR atau kekuatan gempa tertinggi yang pernah terukur pada daerah tersebut;

b. Mengakomodir daerah lingkungan dengan polusi tinggi seperti: pabrik baja, pabrik kimia, pabrik semen, pantai (korosi tinggi).

(28)

SPLN T5.005: 2014

(29)

17

LAMPIRAN

(30)

SPLN T5.005: 2014

18

(31)

19

(32)

SPLN T5.005: 2014

20

Gambar 4. Contoh container tegangan rendah dan phb 20 kV

Gambar 5. Arsitektur sistem otomasi gi minimalis

Ethernet Switch Ethernet Switch

Ethernet Switch Ethernet Switch

Feeder 66 kV

Feeder

20 kV Trafo

Panel Tegangan Rendah Master Station

Panel Bay Level Dan PHB 20 kV IEC 61850 Comm Infrastructure Gateway Bay Main Protection Bay Backup Protection Bay

Controller OG 1 ProtectionBay Main

Bay Backup Protection Bay Controller OG 2 OG n

(33)
(34)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

(35)
(36)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

www.pln-litbang.co.id

Gambar

Gambar 4.  Contoh container tegangan rendah dan phb 20 kV

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gardu Induk terdapat beberapa alat proteksi, salah satunya yaitu Arrester yang berguna untuk pengaman peralatan listrik yang terdapat di Gardu Induk. Arrester berfungsi

Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa

Gardu induk atau sering kali diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, dimana gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan-peralatan

Perangkat Hubung Bagi (PHB) Tegangan Rendah adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih perlengkapan hubung bagi tegangan rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainya atau ke

Monitoring Gardu induk dan Gardu Distribusi dilakukan dengan cara mengukur tegangan, arus dan suhu dari gardu induk/distribusi oleh suatu peralatan elektronik

Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Trafo

Peralatan pada Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) dan Gardu Induk (GI) harus dapat dioperasikan dan dimonitor melalui Sistim Otomasi Gardu Induk (SOGI)