• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gardu Induk ( G. I )

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan yang tinggi yang lainnya atau ketegangan menenngah, pengukuran pengawasan operasi dan pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik, pengaturan daya ke gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan gardu gardu ditribusi melalui feeder tegangan menengah.

Gardu dapat diklarifikasikan berdasarkan pelayanan, funsgsi dan cara penenmpatan peralatannya. Berdasarkan fungsinya gardu dapat dikelompokan kedalam :

a. Gardu induk adalah suatu gardu yang nendapat daya dari saluran transmisi atau sub-transmisi suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian menyalurkannya kedaerah beban melalui saluran ditribusi primer.

b. Gardu Distribusi adalah gardu yang mendapat daya dari saluran distribusi primer yamg menyalurkan tenaga listrik ke pemakaian dengan tegangan rendah.

c. Gardu Khusus adalah suatu gardu untuk pelanggan khusus misalkan pabrik.

Sedangkan jika dilihat menurut penempatan peralataanya, Gardu dapat di bedakan menjadi :

a. Gardu Induk Pasangan Dalam yaitu gardu induk dimana peralatannya (swicth gear, isolator dan sebagainya ) di pasangkan di dalam gedung / ruang tertutup.

(2)

b. Gardu Induk Pasangan Luar yaitu gardu induk dimana semua peralatannya ( swicth gear, isolator dan sebagainya ) ditemapatkan diluar udara terbuka. Gardu induk diperlengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang di perlukan sesuai dengan tujuannya faislitas untuk operasi dan pemeliharaan, sebagai berikut :

a. Tranformator Utama

Trafo yang dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Di gardu induk trofo di gunakan untuk menurukan tegangan, sedangkan di pusat pembangkit digunakan untuk menaikkan tegangan.

b. Alat Untuk Memperbaiki Faktor Daya

Jika beban bertambah, maka trafo akan memeperbaiki faktor daya, dengan menaikkan dan menurunkan tegangan tanpa merubah fasanya.

c. Peralatan Penghubung

Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk, jadi gardu induk ini merupakan tempat pemusatan dari tenaga yang di bangkitkan dan interkoneksi dar sistem transmisi dan distribusi ini di hubungkan dengan riil (bus) melalui transformator utama,tiap saluaran mempunyai pemutus beban dan pemisah pada sisi keluarnya.

d. Panel Hubung Dan Panel Ukur

Panel hubung ( meja hubung, swichboard) merupakan pusat syaraf bagi suatu Gardu induk, pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralataan, melakukan operasi peralatan serta pengukuran pengukuran tegangan arus daya dan sebagainya, setiap waktu bila di pandang perlu.

(3)

Ada tiga jenis transformator ukur transformator tegangan, transformator arus, dan transfornator daya.

e. Alat Pelindung

Alat alat pelindung dalam arti luas di samping pemutus beban dan rele pengaman adala sebagai berikut :

Arrester mengamankan peralatan gardu induk, terhadap tegangan lebih

abnormal yang bersifat kejutan misalkan petir dan surja hubung (swich

surge). Melakukan pemadaman busur api dari arus ikutan petir dan surja

hubung ( swich surge) dengan menyalurkan ketanah. Nonlinier resisten dipakai untuk menghilangkan atau memadamkan busur api tanah secara otomatis dan air gape digunakan sebagai peloncat busur api.

f. Perlatan Lain

Disamping peralatn disebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary), yang sifatnya sebagia kelengkapan peralatan peralatan utama dalam rangka operasional instalasi listrik tegangan tinggi gardu induk, seperti alat pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere, kompresor, sumber tenaga , alat penerangan, alat komunikasi dan sebagainya.

g. Bangunan Gardu Induk

Bangunan / gedung gardu induk berbeda beda tergantung pada skala dan jenis gardu induk, seperti gardu induk pasangan dalam dan gardu induk pasangan luar.

(4)

2.2 Sistem Pengaman

Di tinjau dari sudut ekonomi siatem tenaga, maka kelangsungan serta kelancaran penyaluran tenaga listrik memegang faktor penting. Dengan demikian diperlukan alat alat pengaman, agar operasi yang sempurna dari alat alat pembangkit sampai dengan distribusi daoat tercapai.

Walau pada hakekatnya gangguan gangguan pada sistem tenaga listrik tidak mungkin di hilangkan sama sekali, sebab di samping gangguan dari alat itu sendiri, misalnya life time peralatan, pemasangan setting, pemilihan peralatan yang tidak tepat dan human errror, faktor alam maupun cuaca juga bisa menjadi penyebab adanya gangguan tersebut. Tetapi dengan pemeliharaan peralatan dengan baik, dengan penempatan jenis pengaman yang tepat , setting dan kontruksi mengikuti standar maka dapat mengurangi banyaknya gangguan.

2.2.1 Fungsi Dan Syarat Sistem Pengaman

Fungsi dari pada alat alat pengaman yaitu dipergunakan untuk mengamankan semua komponen yang terlibat didalamnya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat gangguan. Apabila terjadi suatu keadaan yang tidak normal pada sisitem tenaga listrik, maka diperlukan suatu upaya kerja untuk mengisolir keadaan tidak normal tersebut secara sesaat atau didalam beberapa hal sesudah suatu kejadian kelambatan waktu. Kerja ini harus berlangsung otomatis dan tepat, sehingga tidak merusak atau mengganggu bagian yang masih berfungsi dengan baik.

Pada prinsipnya tujuan pengaman terutama adalah :

a. Melindungi tiap elemen sistem dan mengamankan dari gangguan yang terjadi.

b. Dengan koordinasi wkatu penagaman pemutusan beban mencegah meluasmya gangguan, memadamkan serta mengatasi pengaruh pengaruhnya.

(5)

c. Menjaga kontinuitas kelancaran penyaluran daya.

d. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya. e. Memperkecil bahaya bagi manusia dan peralatan.

Sedangakan untuk memperoleh jaminan keamanan yang handal dari sistem tenga yang bersangkutan, maka alat alat pengaman harus mempunyai syarat syarat sebagai berikut :

a. Kepekaan Operasi (sensitivity)

Kepekaan operasi adalah alat harus segera dapat bekerja oleh suatu kesalahan pada daerah yang dilindungi, sehingga memberikan respon bila merasakan adanya gangguan. Pada prinsippnyarele harus cukup peka sehinngga dapat mendeteksi gangguan di kawasan pengamannya, termasuk kawasan pengaman cadangan, meskipun dalam kondisi yang memberikan deviasi minimum.

b. Keandalan ( reliability)

Keandalan rele dihitung dengan jumlah rele yang bekerja atau mengamankan terhadap jumlah gannguan yang terjadi. Seandanyai suatu saat terjadi gangguan maka rele tidak bole gagal bekerja dalam mengatasi gangguan tersebut. Kegagaln reledapat mengakibatkan alat yang diamankan rusak atau gannguannya meluas, jumlah kerja rele dengan jumlah gangguan perbandingan adalah 1: 1. Ada 3 aspek yang perlu diperhatiakan :

1) Dependability yaitu tingkat kepastian bekerjanya. 2) Security yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja 3) Availability yaitu perbandingan antar waktu di mana

pengaman dalam keadaan berfungsi dan waktu total dalam operasinya.

(6)

c. Kecepatan ( speed )

Artinya dapat menentukan dan memilih dan melanjutkan memisahkan atau memilih dengan tepat letak gangguan yang terjadi sehinnga terpisah dari bagian yang normal, hal ini menyangkut koordinasi pengaman dari sistem secara keseluruhan. Guna mendapat keandalan yang tinggi pada suatu sistem tenaga, maka pengaman harus dapat memisahkan bagian dari sistem yang terganggu sekecil mungkin yaitu hanya yang terganggu saja menjadi kawasan pengaman utamanya. Pengaman sedemikian disebut pengamanan yang sellektif.

d. Kecepata (speed)

Kecepatan bereaksi dari rele adalah saat rele mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pelepasan pemutus tenaga. Waktu bereaksi diusahakan secapat mungkin , sehingga dapat menghindarkan kerusakan – kerusakan pada alat yang di timbulkan oleh gangguan yang terjadi, serta mengurangi meluasnya akibat dari adanya gannguan itu sendiri. Keecepatan dapat mengurangi

mechanical sterss, dinamical stress, dan insulation stress. Untuk

menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja suatu pengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay) namun waktu tunda tersebut harus secepat mungkin karena kelambanan kerja proteksi dapat menggangu kestabilan sistem atau merusak peralatan.

(7)

e. Ekonomis

Rele merupakan inventasi hanya digunakan saat ada gangguan, jika tidak ada gangguan dan rele kerja maka nilai ekonomisnya hilang. Rele akan bernilai ekonomis jika rele bekerja pada semestinya yaitu ditinjau dari dampak akibat gangguan terhadap penyaluran sistem dan peralatan.

2.3 Komponen Simetris

Komponen simetris ialah bentuk transformasi karena tiga pasangan komponen komponen simetris, sedangkan bentuk transformasi yang lain tidak yang simetris yang dinamakan positive, negaitive, dan sequence component. Suatu sistem yang terdiri dari tiga buah vektor yag simetris ialah jika ketiga vektor itu sama besarnya dan tergeser satu terhadap yang lain sebesar 120o atau 360o. Pada jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran yang sama dengan pergeseran sudut fasor 120o, dimana urutan fasanya berlawananrah jarum jam mngikuti urutan fasa pada generator. Jika terjadi hubung singkat, misalnya pada fasa T , maka fasor tegangan menjadi tidak seimbang lagi, dimana besaran fasa T menjadi lebih kecil , sedangkan fasa yang lainnya (VR dan VS ) dimungkinkan menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Pada sistem tiga fasa yang simetris, ketiga vektor itu sama besarnya dan tergeser 120o satu dengan yang lainnya. Sebagai pengganti putaran 1200 itu dipilih stu operator dengan simbol a.

(8)

Gambar 2. 1 komponen- komponen urutan Dari gambar di atas :

VA = Va0 + Va1 + Va2 VB = Vb0 + Vb1 + Vb2

VC = Vc0 + Vc1 + Vc2

Hubungan urutan positif dan negatif Vb1 = 1< 240o × Va1 = a2 Va1 Vb2 = 1< 120o × Va2 = a Va2 Vc1 = 1< 120o × Va1 = a Va1 Vc2 = 1< 240o × Va2 = a2 Va2 Jika Va1 = V1 Vb1 = a2 V1

(9)

Vc1 = a V1 Jika Va2 = V2 Vb2 = a2 V2 Vc2 = a2 V2 Va0 = Vb0 = Vc0 = V0 Maka : VA = V0 + V1 + V2 VB = V0 + a2V1 + aV2 VC = V0 + aV1 + a2V2 ( VA + VB + VC ) = 2V0 + ( 1+ a + a2 ) V1 + ( 1+ a + a2 ) V2 Karena ( 1 + a + a2 ) = 0, maka ( VA + VB + VC ) = 3 V0

Dimana : VA = Tegangan pada urutan positif A VB = Tegangan pada urutan positif B VC = Tegangan pada urutan positif C 3VO = Tegangan pada urutan nol Tegangan urutan nol V0 = 1/3 ( VA + VB + VC ) Karena Vn = VA + VB + VC

(10)

VA = V0 + V1 + V2 VB = V0 + a2V1 + aV2 × a2 VC = V0 + aV1 + a2V2 × a Maka : VA = V0 + V1 + V2 a2VB = a2 V0 + aV1 + V2 a2VC = aV0 + a2V1 + V2 VA + a2VB + aVC = ( 1+ a +a2 ) 3 V0 + ( 1 + a +a2) V1 + 3V2 VA + a2VB + aVC = 3V2

Tegangan Urutan negative V2 = 1/3 ( VA + a2VB + Avc ) Dengan cara yang sama diperoleh

Tegangan urutan positif V1 = 1/ 3 ( VA + aVB + a2VC )

Penurunan rumus rumus untuk arus akan sama halnya dengan pada penurunan rumus rumus untuk tegangan, jadi kalau hendak mencari besaran arus, arus rumus rumus pada persamaan di atas dapat digunakan dimana V di substitusikan dengan I dan akan di peroleh seperti berikut di bawah ini :

Arus urutan nol IO = 1/3 ( IA + IB + IC )

Arus ururtan negatif I2 = 1/3 ( IA + a2IB + aIC ) Arus urutan positif I1 = 1/3 ( IA + aIB+ a2IC )

(11)

2.4 RELAY JARAK

Relay jarak di gunakan sebagai pengaman utama (main protector) pada SUTT / SUTET dan sebagai backup untuk seksi di depan. Relay jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan yaitu zone-1,zone-2,zone-3. Serta di lengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagia upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di dalam daerah pengamannya

Gambar 2.2 Daerah Pengaman Relai Jarak

Karakteristik waktu kerja rele proteksi ada 3 macam seperti pada pada gambar 2. 2 yaitu :

a. Cepat/ sesaat ( instantinuos)

Artinya waktu kerja rele sangat cepat, tidak perlu koordinasi dengan rele lain ( tidak ada waktu tunda)

b. Tetap (definite)

Artinya waktu kerja dari rele tetap ( waktu tunda tetap), tetapi tergantung pada besarnya arus gangguan.

(12)

c. Berbanding Terbalik (Invers)

Artinya waktu kerja dari rele yang tergantung pada besarnya arus gangguan yang ada.

(13)

2.5 PRINSIP KERJA RELAI JARAK

Relay jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai dengan membagi besaran tegangan dan arus maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat di tentukan perhitungan impedansi dapat dihitung rumus sebagai berikut :

Zf = ( 2.1)

Dimana : Zf = Impedansi (Ohm) Vf = Tegangan (Volt) If = Arus (Ampere)

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan impedasi setting dengan ketentuan .

• Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai akan trip.

• Bila harga relai impedansinya gangguan lebih besar dari pada setting relai maka relai akan tidak trip.

(14)

Gambar 2.4 Blok Diagram Relai Jarak

Dimana :

M.U. = measuring unit ( unit pengukuran) F.D . = Fault detektor ( detektor gangguan ) T.D. = Time Delay ( waktu tunda)

R.A. = Reach Adjusment (variabel setting jangkauan ) C. T. = Current Transformator (transformator arus ) C .B. = Circuit Breaker (Pemutus Tegangan )

(15)

Gangguan yang lebih zone-1 tetapi di dalam zone-2 akan mengasilkan suatu sinyal untuk beroperasinya F.D. ( fault Detector ).yang mana akan mentrigger time delay unit T.D. ( Time Delay ) setelah time delay 4000ms jangkauan dari M.U. ( Measuring Unit ) di kembangkan ke nilai zone-2 untuk mencakup lokasi gangguan dan memberikan zone-2 trip.

Gangguan yang melebihi zone -2 tetapi mencakup zone-3 memberikan kenaikan kepada sinyal trip setelah delay time lebih lama dari 400ms ( dipilih 800ms) daerah pengaman distance relay terbagi menjadi tiga ( antara terminal A dan B ) yaitu :

(16)

Gambar 2.5 Pengaman Saluran Dengan Relay Distance 1. Zone-1

Mengamankan daerah L1 dengan jarak (85% × L1) 2. Zone-2

Mengamanakan daerah L1 dengan jarak L1 + ( 50% × L1)

3. Zone-3

Mengamankan daerah L1 dengan jarak L1 + L2 ( 25% + L3) Relay distance yangdi gunakan pada tugas akhir ini adalah distance relay type GRZ100-201A-21-10. Karakteristik dari distance relay type GRZ100-201A-21-10 adalah sebagai berikut :

(17)

Gambar 2.6 Karakteristik Khusus Untuk Ground Fault

Gambar 2.7 Karakteristik Khusus Untuk Phasa Fault

2.5 TRAFO ARUS ( CURRENT TRANFORMATOR, CT )

Trafo arus merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransformator arus primer ke arus sekunder yaitu dengan menurunkan arus besar/ tinggi menjadi arus kecil, bertegangan rendah yang digunakan untuk pengukuran dan proeksi. Pada umumnya arus yang besar dan tegangan yang tinggi disebut arus primer, sedangkan arus kecil dengan tegangan rendah disebut arus sekunder. Arus sekunder sudah di standarisasi, yaitu 1A dan 5A, yang telah dipakai dieropa dan juga di amerika serikat.

(18)

2.6 TEGANGAN JENUH / TITIK LUTUT (KNEE POINT,VK)

Titik lutut menunjukkan suatu titik pada lengkung kemagnitan dimana lengkung tersebut mulai jenuh, dinyatakan dalam:

Vk ≥ Vs ( CT dalam keadaan normal )

VS = If ( RCt + Rr + RI ) (2.2) Vk = ALF + ( RCT × In × ALF) (2.3) Dimana : VS = tegangan sumber

VK = tegangan jenuh If = arus gangguan In = arus nomimal

ALF = Accuracy Limit Factor RCT = tahanan CT

Rr = Tahanan rele RI = Tahanan penghantar 2.7 CLASS CT

Menyatakan precentage kesalahan pengukuran CT pada rating atau faktor batas ketelitian.

a) Accurary Limit Faktor ( ALF)

Faktor batas ketelitian ini yaitu membandingkan I primer dengan I rated, nilai dimana akurasi CT masih bisa di capai.

(19)

Misalnya : CT rasio 21 A dengan ( ALF) = 5, maka batas akurasinya adalah maksimum : 5 × 200 A = 1000 A.

b) Class CT untuk proteksi

Class P, dinyatakan dalam bentuk seperti contoh berikut: 15 VA,10P, 20, Dimana:

15VA = rating beban CT sebesar 15 VA

10P = klas proteksi, kesalahan 10% pada rating batas akurasi 20 = ALF, batas akurasi CT sampai dengan 20 kali arus rating c) Class TPX, TPY, dan TPZ

• Kelas TPX ( non gapped core CT )

Tanpa celah udara, konstanta waktu lebih dari 5 detik. CT ini mempunyai akurasi yang tinggi, arus magnetisasi yang sangat rendah, cocok untuk semua jenis proteksi, CT ini mempunyai core yang besar karena itu berat dan mahal, Faktor remanansi KR = 0.8, dapat di kombinasikan dengan TPY, user harus menspesikasikan harga minimum dari V knee dan harga rms maksimum dari arus eksitasi, kelas TPX pada umumnya digunakan untuk proteksi : • Kelas TPY

Celah udara lebih kecil, konstanta waktu 0,2 – 10 detik, CT ini hampir sama dengan type TPX tetapi tranformator DC komponen tidak seakurat TPX, hal ini berati kesalahan transient lebih besar pada konstanta waktu yang kecil, faktor remenansi KR< 0,1, digunakan untuk line protection ( LP )

(20)

• Kelas TPZ ( Linier Coer )

Konstanta waktu 60 milidetik +/- 10 %, arus magnetisasi 5,3% dari arus sekunder pada keadaan steady state, faktor remanansi KR = 0.

2.8 MACAM MACAM RELAI PROTEKSI

Macam macam relai proteksi pada gardu induk dan fungsinya :

1. Rele Suhu

Rele mekanis yang berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak dan kumparan seacar langsung yang akan membunyikan larm serta membuka PMT.

2. Rele Beban Lebih

Rele ini berfunsgsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan.

3. Rele Buchlolz atau Rele Tekanan Mendadak

Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya loncatan bunga api di dalam minyak transformator.

4. Rele Arus Lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan terhadap hubung singkat antar fasa di dalam maupun di luar petak transformator.

(21)

5. Rele Hubung Tanah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung tanah.

6. Rele Tekanan Lebih

Rele ini berfungsi untuk mengamankan tranformator terhadap tekanan lebih.

7. Rele Tangki Tanah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap hubung singkat antara kumpran fasa dengan tangki transformator yang titik netralnya di tanahkan.

8. Rele Differensial

Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformaotr terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam transformator

9. Rele Gangguan Tanah Terbatas ( Restricted Earth Faut Relay )

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah di dekat titik netralnya yang tidak dapat di rasakan oleh rele diferensial.

10. Rele Arus Lebih Terarah

Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator trehadap gangguan hubung singkat dua fasa dan tiga fasa tetapi hanya bekerja pada arah tertentu.

(22)

2.9 PENGAWATAN

Pengawatan berfungsi untuk menyalurkan dan meneruskan besaran listrik dari sensor ke perangkat proteksi yang satu ke perangkat proteksi yang lain hingga bekerjanya suatu rangkaian proteksi dengan membuka PMT. Kerusakan atau kelainan pada sistem pengawatan dapat berakibat gagalnya fungsi proteksi.

2.10 GANGGUAN RELAY JARAK

Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik terdiri dari gangguan hubung singkat tiga fasa.dua fasa,dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah.Relay jarak sebagai pengaman utama dapat mendeteksi semua jenis gangguan dan kemudian memisahkan sisitem yang terganggu dengan sistem yang tidak terganggu.

2.10.1 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka amplitudo tegangan fasa VR,VS,VT turun dan beda fasa tetap 120 derajat.Impedansi yang diukur relay jarak pada saat terjadi gangguan hubung tiga fasa adalah sebagai berikut :

Vrelai = VR Irelai = IR

ZR = VR / IR (2.4) Dimana ZR = Impedansi terbaca oleh relai

VR = Tegangan fasa ke netral IR = Arus fasa

(23)

2.10 2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan hubung singkat dua fasa,tegangan masuk ke komparator relay adalah tegangan fasa yang terganggu, sedangkan arusnya adalah selisih (secara vektoris) arus arus yang terganggu. Maka pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut :

V relai = VS – VT I relai = IS – IT

Sehingga :

ZR = ( VS-VT ) / ( IS –IT) (2.5) Tabel 2.1

Tegangan arus dan masukan relai untuk gangguan hubung singkat dua fasa

Fasa Yang Terganggu Tegangan Arus

R - S VR - VS IR - IS

S - T VS - VT IS - IT

(24)

2.10.3 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah

Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah tegangan masukan ke relai adalah tegangan yang terganggu, sedangkanarus fasa terganggu di tambah arus sisa di kali faktor kompesansi Misalnya terjadi gangguan hubung singkat satu fasa R ke tanah ,maka pengukuran impedansi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Tegangan pada relai : Vrelai = VR

Arus pada relai : Irelai = IR + KO.ln Arus netral : ln = IR + IS + IT Z1 = VR / (IR +KO. Ln)

Tabel 2.2

Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah

Fasa Yang Terganggu Tegangan Arus

R - N VR IR + KO.ln

S - N VS IS + KO. ln

T - N VT IS + KO. ln

Impedansi urutan nol akan timbul pada gangguan tanah. Adanya KO adalah untuk mengkopensasikan adanya impedansi urutan nol tersebut. Sehingga impedansi yang terukur menjadi benar.

Gambar

Gambar  2. 1 komponen- komponen urutan  Dari gambar di atas :
Gambar 2.2 Daerah Pengaman Relai Jarak
Gambar 2.3 Karakteristik waktu rele
Gambar 2.4 Blok Diagram Relai Jarak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dalam penelitian ini bahwa Pengetahuan Akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Lulusan, yang dilihat dari aspek performance

[r]

Lingkungan Pengendapan dan Kualitas Batubara di Pit J, Daerah Pinang, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur” yang membahas mengenai hubungan

1) Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan Supermarket Madinah Syariah berlokasi pada tempat yang mudah dijangkau. Tidak ada responden

kenyataannya &gt; a &gt; juga dapat dihasilkan pada juga dapat dihasilkan pada campuran yang kurus karena campuran yang kurus karena pembakaran tidak merata karena distribusi

Cara diatas adalah sebagian dari determinan matriks 3×3 metode operasi baris Cara diatas adalah sebagian dari determinan matriks 3×3 metode operasi baris elementer (OBE)

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standard, pakailah nomor part borongan yang dicantumkan pada parts

- BILA SALAH SATU PERSYARATAN DI ATAS TIDAK DIPENUHI MAKA PENAWARAN DIANGGAP GUGUR - JIKA KLAUSUL PENGADAAN INI MASIH ADA YANG KURANG JELAS, MITRA USAHA DAPAT. MENGHUBUNGI