Contents
Contents
Contents
Contents
Kecepatan
Kecepatan elastik bat
elastik batuan dari
uan dari hasil pen
hasil pengamatan
gamatan eksperimen
eksperimen
Kecepatan gelombang elastik pada magmatik dan batuan metamorf Kecepatan gelombang elastik pada magmatik dan batuan metamorf
Kecepatan gelombang elastik pada batuan sedimen kompak
Kecepatan gelombang elastik pada batuan sedimen kompak
Tinjauan Umum
Tinjauan Umum
Perambatan gelombang dalam Batuan
Perambatan gelombang dalam Batuan
BAB 7
BAB 7
Perbandin
Apa itu
Apa itu Elastic Properties Of RockElastic Properties Of Rock / Sifat elastik batuan?
/ Sifat elastik batuan?
Elastic Properties
Elastic Properties
Of Rock
Of Rock
Elastic Properties
Elastic Properties
Of Rock
Of Rock
Medium atau bahan yang
Medium atau bahan yang
mempunyai sifat elastis jika bahan
mempunyai sifat elastis jika bahan
tersebut meregang bila dikenai
tersebut meregang bila dikenai
stress dan kembali ke keadaan
stress dan kembali ke keadaan
semula bila stress di hilangkan
LOGO
LOGO
6.3. Kecepatan elastik batuan dari
6.3. Kecepatan elastik batuan dari
hasil
hasil pengamatan
pengamatan eksperimen
eksperimen
6.3. Kecepatan elastik batuan dari
6.3. Kecepatan elastik batuan dari
hasil
hasil
pengamatan
pengamatan
eksperimen
eksperimen
Tinjauan Umum
Tinjauan Umum
Sifat elastik dan
Sifat elastik dan kecepatankecepatan
batuan
batuan
Sifat mineral dan
Sifat mineral dan
unsur-unsurnya
unsur-unsurnya
Fraksi
Fraksi
volume
volume Sifat ikatanSifat ikatanSifat ikatanSifat ikatan
Temperatur Temperatur Tekanan Tekanan Dikontrol Dikontrol
LOGO
LOGO
Sifat mineral dan
Sifat mineral dan
unsur-unsurnya
unsur-unsurnya
akan mempunyai sifat bentuk k
akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yangristalnya yang
khas, yang merupakan perwujudan kenampakan
khas, yang merupakan perwujudan kenampakan
luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam..
kristalnya didalam..
•
• Berat Jenis (Specific Gravity) :Berat Jenis (Specific Gravity) : BesarnyaBesarnya
ditentukan oleh unsur-unsur
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknypembentuknyaa
serta kepadatan dari ikatan
serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebutunsur-unsur tersebut
dalam susunan kristalnya..
dalam susunan kristalnya..
•
•Bidang Belahan (Fracture) :Bidang Belahan (Fracture) : MineralMineral
mempunyai
mempunyai kecenderungakecenderungan n untuk untuk pecahpecah
melalui suatu bidang yang mempunyai arah
melalui suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu.
tertentu.
•
• WarWarna na MinMineraerall :: warna-warna yang khas yangwarna-warna yang khas yang
dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
tertentu
tertentu didalamnyadidalamnya..
•
• Streak :Streak : Beberapa jenis mineral mempunyaiBeberapa jenis mineral mempunyai
goresan pada bidangnya.
goresan pada bidangnya.
•
• Kilap :Kilap : kenampakan atau kualitas pantulankenampakan atau kualitas pantulan
cahaya
LOGO
Fraksi volume
• Porositas : perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu.
• Permeabilitas : ukuran media berpori untuk meloloskan / melewatkan fluida.
• Saturasi : perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori.
• Resistiviti : kemampuan dari suatu material untuk menghantarkan arus listrik.
• Wettabiliti : kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
• Porositas : perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu.
• Permeabilitas : ukuran media berpori untuk meloloskan / melewatkan fluida.
• Saturasi : perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori.
• Resistiviti : kemampuan dari suatu material untuk menghantarkan arus listrik.
• Wettabiliti : kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
LOGO
Sifat ikatan Sifat ikatan
“Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat:
(1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan
(4) Karbonat dan Sulfat.
“Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat:
(1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan
(4) Karbonat dan Sulfat.
Kandungan-kandungan kimia yang terdapat dalam mineral, membentuk suatu
ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebut adalah :
A. Ikatan Logam : elemen logam
merupakan elemen yang atom-atomnya mudah melepaskan elektron valensi nya.
B. Ikatan Kovalen : merupakan konfigurasi elektron yang paling stabil karena elektron valensi nya
terisi penuh.
C. Ikatan Ion : memiliki konfigurasi elektron yang terdekat dengan konfigurasi
elektron gas mulia
D. Ikatan Van Der Waals
: mempunyai gaya tarik menarik yang lemah antar
LOGO
Temperatur
Pada waktu terjadi pembekuan, turunnya suhu berjalan sangat lambat, maka terjadilah pengkristalan yang sempurna dimana ukuran kristalnya besar-besar dan kasar. Pengkristalan yang kurang sempurna disebut berstruktur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan Kristal-kristal kecil yang halus disebut masa dasar (ground massa), sedangkan kristar besar yang terdapat diantara masa dasar disebut fenokris (Kristal sulung).
Pada waktu terjadi pembekuan, turunnya suhu berjalan sangat lambat, maka terjadilah pengkristalan yang sempurna dimana ukuran kristalnya besar-besar dan kasar. Pengkristalan yang kurang sempurna disebut berstruktur porfiris, terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan Kristal-kristal kecil yang halus disebut masa dasar (ground massa), sedangkan kristar besar yang terdapat diantara masa dasar disebut fenokris (Kristal sulung).
Tekanan
Tekanan pada batuan didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat
tidak membasahi batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida
LOGO
Pada batuan beku, kecepatan gelombang elastik dikontrol oleh komposisi mineral. Kenyataan ini diilustrasikan oleh korelasi kecepatan gelombang longitudinal dan kandungan SiO2 pada batuan
beku dengan Quartz dikarakteristikkan sebagai kecepatan yang rendah.
Gambar 6.6 menunjukkan grafik batuan magmatik dan metamorfik dari lokasi yang berbeda di Rusia, yang dipublikasikan oleh Dortman (1976).
Korelasi antara kecepatan dan densitas dijelaskan dengan variasi dari komposisi mineral dari batuan yang berdampak pada kecepatan
Gambar 6.7 merupakan hasil studi untuk nilai kecepatan dan densitas dengan sampel dari lubang bor percontohan KTB; dengan distribusi normal kecepatan gelombang longitudinal dan transversal terhadap densitas dari setiap jenis batuan.
sampelnya berasal dari benua Amerika Utara dan India.
Dengan harga d densitas kelipatan 103 kg m-3 dankecepatan v
pdalam km/s.
vp = a + b d
vp = 2,76 d – 0,98
Rumusan Birch diaplikasikan oleh Volarovich
dan Bajuk (1977). Pengukuran batuan magmatik dengan variasi di daerah bekas USSR (Kasakhstan),
diperoleh rumusan :
Pengamatan secara detail perbedaan tekanan diberikan pada tabel 6.10. Untuk sampel batuan di Kasakhstan, Tipe A menunjukkan kecepatan vp(p) dengan tekanan p dan densitas d0 pada tekanan atmosfer; tipe B menunjukkan kecepatan vp(p) dengan densitas d(p) pada tekanan yang sama. Sedangkan pada tekanan tinggi, terdapat korelasi kuat antara tipe B dan A.
LOGO Birch untuk menganalisa data sampel magmatik dari negara Jerman
bagian Timur. Marle dan Kopf menetapkan rumusan untuk keadaan dibawah tekanan atmosfer;
Contoh : batuan plutonik ; granit, diorit, gabro diberikan oleh persamaan,
vp = 3,10 d – 2,98
Dan batuan vulkanik ; porfiri, keratofirit, diabas dan basalt diberikan oleh peramaan,
vp = 2,30 d – 0,91
Hekel (1990) menggunakan rumusan yang linear untuk mengkonversi kecepatan gelombang longitudinal ke densitas. Konversi tersebut dihasilkan untuk mantel pada harga densitas antara (2,5 sampai 3,5) x 103 kg m-3
d =
vp = 2,61 d – 1,0 ± 0,4
Birch untuk menganalisa data sampel magmatik dari negara Jerman bagian Timur. Marle dan Kopf menetapkan rumusan untuk keadaan dibawah tekanan atmosfer;
Contoh : batuan plutonik ; granit, diorit, gabro diberikan oleh persamaan,
vp = 3,10 d – 2,98
Dan batuan vulkanik ; porfiri, keratofirit, diabas dan basalt diberikan oleh peramaan,
vp = 2,30 d – 0,91
Hekel (1990) menggunakan rumusan yang linear untuk mengkonversi kecepatan gelombang longitudinal ke densitas. Konversi tersebut dihasilkan untuk mantel pada harga densitas antara (2,5 sampai 3,5) x 103 kg m-3 d = vp = 2,61 d – 1,0 ± 0,4 61 , 2 4 , 0 0 , 1 ± + p v
LOGO
Secara sistematis (Gebrande 1982) telah mempublikasikan hasil analisa dari rumusan empirik untuk kecepatan gelombang longitudinal dan transvesal serta korelasi densitasnya yang dipaparkan pada tabel 6.11 Secara sistematis (Gebrande 1982) telah mempublikasikan hasil analisa
dari rumusan empirik untuk kecepatan gelombang longitudinal dan transvesal serta korelasi densitasnya yang dipaparkan pada tabel 6.11
Birch (1961) telah menunjukkan bahwa silikat dan oksid bergantung pada parameter untuk harga rata-rata massa atom mA. Korelasi persamaan untuk batuan tersebut diberikan oleh;
vp= 2,76 d – 0,98 + 0,7 (21 – mA)
Birch (1961) telah menunjukkan bahwa silikat dan oksid bergantung pada parameter untuk harga rata-rata massa atom mA. Korelasi persamaan untuk batuan tersebut diberikan oleh;
LOGO perbandingan analisis korelasi dengan dan tanpa pengaruh massa atom rata-rata.
Analisis eksperimen itu dibuat dalam satu dimensi (v vs d) dan dua dimensi (d vs d,mA) yang
dilampirkan pada tabel 6.12 untuk batuan plutonik dan
metamorfik dengan tekanan yang berbeda. Kecepatan lebih
banyak bergantung pada densitas
daripada massa atom rata-rata. Kecepatan gelombang geser hampir tidak
bergantung pada mA dengan harga yang bervariasi (Gebrande, 1982).
LOGO
Simmons (1964) memodifikasi Hukum Birch, untuk menentukan kandungan CaO :
V
p= 2,76 d – 0,98 + 0,7 (21-m
A) + 4,60 C
CaO Dimana CCaO merupakan fraksi berat CaO dalam batuan.Maghnani , dkk (1974) mengembangkan persamaan yang sama untuk kompresi dan gelombang geser dalam eclogites dan granulites :
V
p= 2,58 d – 0,53 + 0,7 (21-m
A) + 4,60 C
CaOV
s= 1,56 d – 0,63 + 0,21 (m
A-21) + 0,46 C
CaOHubungan tersebut menunjukkan lemahnya pengaruh dari massa atom terhadap kecepatan gelombang S.
LOGO
V = a.d + b + c.m
A+
1.
n i i ie C
=∑
Olevskij (1990) memberikan hubungan antara kecepatan, densitas dan total kandungan oksida pada MgO, CaO, Na2O, K2O.
Simmons (1964), mengeneralisasikan pengaruh dari berbagai parameter yang diberikan oleh persamaan :
Untuk batuan yang terdiri dari n komponen. Dimana d merupakan densitas; Ci merupakan fraksi berat pada komponen i ; a,b,c,e merupakan nilai empiris.
LOGO
Dalam beberapa kasus, hubungan non-linier antara kecepatan dan densitas memberikan korelasi yang baik dengan hasil eksperimen. Christensen dan Salisbury (1975) menemukan hubungan sesuai penelitian basalt dalam “Proyek pengeboran laut dalam” :
Vp = 2,33 + 0,08. d3,63
Vs = 1,33 + 0,011. d4,85
dimana tekanan untuk pengukuran adalah 0,5 bar (=50 MPa)
Dortman (1976) mengembangkan hubungan empiris untuk data dalam gambar 6.5 :
Vp = 5,45. exp [0,5(d-2,6)] ± KT
Parameter KT mengekspresikan kisaran penyimpangan kecepatan yang dikendalikan secara umum oleh efek tekstur dan oleh sebab itu disebut koefisien tekstur. Nilainya antara 0,4 … 0,5 km/s.
Dalam beberapa kasus, hubungan non-linier antara kecepatan dan densitas memberikan korelasi yang baik dengan hasil eksperimen. Christensen dan Salisbury (1975) menemukan hubungan sesuai penelitian basalt dalam “Proyek pengeboran laut dalam” :
Vp = 2,33 + 0,08. d3,63
Vs = 1,33 + 0,011. d4,85
dimana tekanan untuk pengukuran adalah 0,5 bar (=50 MPa)
Dortman (1976) mengembangkan hubungan empiris untuk data dalam gambar 6.5 :
Vp = 5,45. exp [0,5(d-2,6)] ± KT
Parameter KT mengekspresikan kisaran penyimpangan kecepatan yang dikendalikan secara umum oleh efek tekstur dan oleh sebab itu disebut koefisien tekstur. Nilainya antara 0,4 … 0,5 km/s.
LOGO
Ketergantungan kecepatan gelombang elastis pada porositas dan rekahan
Beberapa alasan fisika yang mempengaruhi sifat fisika batuan antaralain :
Perubahan dalam ikatan antara unsur-unsur batuan atau butir-butir mineral
Pengaruh pori atau patahan pengisi material dengan konstanta elastiknya (kecapatannya) rendah,
v mineral> v water> v gas
Simmons, Todd & Baldridge (1975) menuliskan “Sifat fisika batuan efektif pada tekanan rendah dengan porositas yang retakannya sangat kecil”. Jika batuan magmatik dan metamorf
terdiri dari pori-pori, patahan atau retakan, mereka memiliki kecepatan yang lebih kecil daripada batuan yang sama pada
LOGO
Gambar berikut menunjukkan berkurangnya kecepatan gelombang P dengan meningkatnya porositas batuan (gabbro) dari Kuriles/Rusia pada dua tekanan yang berbeda.
Regresi linier :
Mpa
1000
untuk
253
.
0
227
.
8
Mpa
10
untuk
227
.
0
121
.
7
= Φ ⋅ − = = Φ ⋅ − =p
v
p
v
c p c pLOGO
Disamping porositas dan patahan, sifat isi pori juga mempengaruhi kecepatan gelombang elstik pada batuan.
Berdasarkan pemeriksaan quartz monzonite, King (1984) menyimpulkan bahwa sedikit kenaikan pada isi uap lembab batuan kering yang berisi pecahan porositas cukup besar akan menghasilkan kenaikan vpdan vsyang besar pula.
Gambar 6.10 Ketergantungan kecepatan gelombang longitudinal dalam porositas retakan dan ukuran grain batuan granitic pada tekanan 0,001 kbar = 0,1 Mpa ; Lebedev dkk, (1974)
1- Granite, butiran halus (0,1 … 0,6 mm) 2- Granite, butiran medium (0,5 …. 1,8 mm) 3- Granite, butiran kasar (1,7 ….4,8 mm)
Gambar 6.10 Ketergantungan kecepatan gelombang longitudinal dalam porositas retakan dan ukuran grain batuan granitic pada tekanan 0,001 kbar = 0,1 Mpa ; Lebedev dkk, (1974)
1- Granite, butiran halus (0,1 … 0,6 mm) 2- Granite, butiran medium (0,5 …. 1,8 mm) 3- Granite, butiran kasar (1,7 ….4,8 mm)
LOGO
Ketergantungan Kecepatan Gelombang Elastik pada Tekanan dan Temperatur
Variasi sifat fisika batuan dan mineral dipengaruhi tekanan dan temperatur merupakan dasar penting untuk interpretasi kesesuaian data geofisika untuk range kedalaman berbeda.
Hubungan umum untuk variasi kecepatan dengan kedalaman z (Lebedev, 1975) :
Variasi sifat fisika batuan dan mineral dipengaruhi tekanan dan temperatur merupakan dasar penting untuk interpretasi kesesuaian data geofisika untuk range kedalaman berbeda.
Hubungan umum untuk variasi kecepatan dengan kedalaman z (Lebedev, 1975) :
dz
dT
T
v
dz
dp
p
v
dz
dv
p T ⋅
+ ⋅
= δ δ δ δ Perubahan kecepatan terhadap kedalaman (isotherm) Perubahan kecepatan terhadap kedalaman (isotherm) Perubahan kecepatan terhadap temperatur (isobar)Tekanan vertikal dan gradien temperatur
LOGO
Ketergantungan kecepatan pada tekanan menunjukkan dua ciri dominan:
Hubungannya non-linier, pada range tekanan yang lebih tinggi akan memberikan kenaikan kecepatan lebih kecil daripada range tekanan lebih rendah.
Perubahan kecepatan selama daur loading-unloading secara parsial tidak dapat diubah (disebut “velocity hyteresis”. Fakta ini merupakan satu ungkapan untuk prilaku elastisitas non-ideal batuan alami.
LOGO
Vp maks = Nilai kecepatan maksimal arah radial pada inti Vpmin = Nilai kecepatan minimal arah radial pada inti Vp vertical =Nilai kecepatan arah axial pada inti
Vp maks = Nilai kecepatan maksimal arah radial pada inti Vpmin = Nilai kecepatan minimal arah radial pada inti Vp vertical =Nilai kecepatan arah axial pada inti
Pengaruh umum tekanan dan gejala anisotropi
Gbr. 6.12. Kecepatan gelombang longitudinal dan tranversal sebagai fungsi dari tekanan hidrostatik
Gbr. 6.12. Kecepatan gelombang longitudinal sebagai fungsi dari tekanan hidrostatik ( pengukuran sampel int
gneiss)
1. Peridotite (Kola Peninsula) 2. Olvinite (Siberia)
LOGO
Korelasi yang kuat pada perubahan kecepatan dan struktur tekstur sifat-sifat mikro pada satu sisi dengan komposisi mineralogi pada sisi lain dijelaskan oleh Lebedev, Sapoval dan Korchin (1974):
Kenaikan kecepatan dipengaruhi oleh tekanan pada range tekanan yang lebih rendah seharusnya besar pada ukuran pori bentuk mikro. Ukuran pori ini meningkatkan hubungan antara batuan pembentuk mineral.
Pada tekanan lebih tinggi kepadatan mendekati sempurna. Kenaikan kecepatan seharusnya mengubah sifat elastik penyusun mineral (pengaruh komposisi mineralogi pada prilaku di bawah tekanan.
LOGO
Gambar 6.15 Kecepatan gelombang longitudinal fungsi tekanan unaxial, granite (California) King and Paulsson (1981): a-sample lengkap, b-sample microcrack.
LOGO
Tabel 6.13. Kecepatan gelombang longitudinal (km/s) dan porositas (%) fungsi tekanan (MPa) untuk perbedaan ukuran butir granite,(Labedev dkk, 1974).
Untuk pembahasan lebih lanjut korelasi ini, kita dapat memplot (gambar 6.16 dengan perubahan relatif dari kecepatan diberikan oleh :
∆v/vo = (vp-vo)/vo
Perubahan relatif porositas : Perubahan relatif porositas : ∆Φ / Φo = (Φo- Φp)/ Φo
LOGO
Gbr 6.16 Kecepatan relatif vs kecepatan porositas (data tabel 6.13) 1. Granite, butiran halus, 2- Granite, butiran medium 3- Granite, butiran kasar
LOGO
Kasus utama perubahan kecepatan suatu batuan :
Ketergantungan tekanan terhadap sifat elastik
batuan-pembentukan mineral dan perubahan fase mineral.
Ketergantungan tekanan terhadap sifat elastik unsur pokok
pori batuan dan perubahannya dari keadaan cair ke gas.
Perubahan kondisi kontak pada butir batuan, batas keretakan
dsb, dihasilkan dari variasi efek pertemuan butiran dan batas
keretakan tersebut atau dihasilkan dari sifat ekspansi suhu yang
berbeda dari batuan-pembentuk mineral.
LOGO
6.3.3 Kecepatan Gelombang Elastik Pada Batuan
Sedimen
Untuk mempelajari sifat fisik batuan sedimen, ada beberapa hal yang penting yang perlu diketahui:
Variasi tipe batuan (kepadatan, kandungan garam monomineral, rekahan , konsolidasi pori-pori batuan dan non konsolidasi sedimen. )
Mempelajari sifat seismik dengan ketergantungan kompleks fitur batuan.
Untuk mempelajari sifat fisik batuan sedimen, ada beberapa hal yang penting yang perlu diketahui:
Variasi tipe batuan (kepadatan, kandungan garam monomineral, rekahan , konsolidasi pori-pori batuan dan non konsolidasi sedimen. )
Mempelajari sifat seismik dengan ketergantungan kompleks fitur batuan.
Tabel 6.14 Memberikan indikasi parameter dominan yang mempengaruhi kecepatan, yakni :
• Komposisi mineral matriks batuan • Konsolidasi matriks batuan
• Porositas, bentuk pori dan isi pori • Tekanan dan temperatur
LOGO
Tbel 6.14 Kecepatan Rata-rata gelombang P dan S
LOGO
Kecepatan gelombang elastik pada batuan sedimen kompak
Komposisi mineral batuan sedimen sangat berpengaruh terhadap kecepatan, hal ini terlihat pada efek yang dirditimbulkan (tergantung pada pecahan dan komposisinya) :
•Efektif untuk modulus elastis batuan
•Butiran sampai pembentukan butiran, sementasi dan kondisi kontak secara umum.
Komposisi mineral batuan sedimen sangat berpengaruh terhadap kecepatan, hal ini terlihat pada efek yang dirditimbulkan (tergantung pada pecahan dan komposisinya) :
•Efektif untuk modulus elastis batuan
•Butiran sampai pembentukan butiran, sementasi dan kondisi kontak secara umum.
Wyllie, Gregory dan Gadner pada Tahun 1956 menurunkan “Time average equation” berdasarkan sifat kandungan dan porositas sebagai berikut : fl m p
v
v
v
Φ + Φ − =1
1
vp = Kecepatan gel P pada saturasi air batuan berporivm = Kecepatan gel P matriks batuan (kecepatan matriks) vfl = Kecepatan fluida pori
LOGO
Berdasarkan Persamaan 6.4.3 secara Aritmatika dan Geometri, didapatkan beberapa nilai kecepatan yang berbeda untuk Anhydrite (Kopf.1977).
Anhydrite dengan 50% limestone vp=5600m/s Anhydrite dengan 50% dolomite vp=5900m/s Anhydrite dengan 50% gypsum vp=5400m/s Anhydrite dengan 50% halite vp=4900m/s
Berdasarkan Persamaan 6.4.3 secara Aritmatika dan Geometri, didapatkan beberapa nilai kecepatan yang berbeda untuk Anhydrite (Kopf.1977).
Anhydrite dengan 50% limestone vp=5600m/s Anhydrite dengan 50% dolomite vp=5900m/s Anhydrite dengan 50% gypsum vp=5400m/s Anhydrite dengan 50% halite vp=4900m/s
LOGO
LOGO
Gambar 6.21 memperlihatkan
Gambar 6.21 memperlihatkan
kecepatan yang dipengaruhi
kecepatan yang dipengaruhi
oleh porositas untuk
oleh porositas untuk
gelombang longitudinal dan
gelombang longitudinal dan
tranversal untuk saturasi air
tranversal untuk saturasi air
pada sandstone. Pada
pada sandstone. Pada
tekanan 14 MPa.
tekanan 14 MPa.
Efek lain dari porositas
Efek lain dari porositas
terdapat perambatan
terdapat perambatan
gelombang
gelombang stress stress yangyang
mengalami pengurangan
mengalami pengurangan
kecepatan.
LOGO
LOGO
Adapun
Adapun persamaan ypersamaan yang lain diturang lain diturunkan secaunkan secara empiris ra empiris oleh Raymeoleh Raymerr (1980)(1980) pada pembentukan batuan
pada pembentukan batuan
fl fl m m p p
vv
vv
vv
==((
1
1
−− ΦΦ))
22 ++ ΦΦNafe dan Dake (1963) dan Gadner (1974) mendapatkan hubungan
Nafe dan Dake (1963) dan Gadner (1974) mendapatkan hubungan
kecepatan gelombang longitudinal (m/s) dan densitas (g/cm
kecepatan gelombang longitudinal (m/s) dan densitas (g/cm33=10=1033kg/mkg/m33))
untuk saturasi batuan sedimen
LOGO
LOGO
Clay me
Clay mempengaruhi permpengaruhi perubahan elastisubahan elastisitas itas untuk 4 untuk 4 aspek yaspek yaitu :aitu :
1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang 1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap meningkatnya kandungan clay.
meningkatnya kandungan clay.
2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang 2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan kandungan caly.
kandungan caly. 3.Sifat fisik
3.Sifat fisik clay sclay sangat memangat mempengaruhi pengaruhi kandungan akandungan air. Dengair. Dengan demikiann demikian pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada saat terjadinya saturasi.
saat terjadinya saturasi. 4.Clay
4.Clay dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi distribusi distribusi dan kdan konfigurasi onfigurasi colloid ccolloid clay lay yangyang terdapat pada frame batuan
terdapat pada frame batuan
(Murphy, (Murphy, dkk 1993)
dkk 1993) Clay me
Clay mempengaruhi permpengaruhi perubahan elastisubahan elastisitas itas untuk 4 untuk 4 aspek yaspek yaitu :aitu :
1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang 1.Kecepatan terhadap clay akan menurun terhadap material yang terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat terbentuk dari kuarsa atau karbon, dengan demikian secara umum dapat dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap dikatakan dengan menurunnya kecepatan berpengaruh terhadap meningkatnya kandungan clay.
meningkatnya kandungan clay.
2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang 2.Deformablity dan Comprsibilty clay meningkat terhadap material yang mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan mengandung kuarsa dan karbon. Hal ini mengarahkan bahwa dengan bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan bertambahnya tekanan mempengaruhi kecepatan sehingga meningkatkan kandungan caly.
kandungan caly. 3.Sifat fisik
3.Sifat fisik clay sclay sangat memangat mempengaruhi pengaruhi kandungan akandungan air. Dengair. Dengan demikiann demikian pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada pori-pori batuan yang mengandung clay mempengaruhi sifat elastic pada saat terjadinya saturasi.
saat terjadinya saturasi. 4.Clay
4.Clay dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi distribusi distribusi dan kdan konfigurasi onfigurasi colloid ccolloid clay lay yangyang terdapat pada frame batuan
terdapat pada frame batuan
(Murphy,
(Murphy,
dkk 1993)
LOGO
LOGO
Pengaruh dari aspek yang pertama dan kedua dapat dilihat
Pengaruh dari aspek yang pertama dan kedua dapat dilihat padapada gambar 6.22
LOGO
Waktu rata-rata dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dengan kecepatan yang dinyatakan secara linear sebagai berikut :
Dimana :
v Kecepatan
∆t waktu transit
LOGO
Dimana kecepatan dinyatakan dalam km/s (dalam s/km untuk kasus ini) dan porositas dalam desimal
Selanjutnya berdasarkan nilai yang diperoleh ini diplotkan dalam gambar berikut ini
LOGO
Gambar 6.32 memperlihatkan kecepatan vs porositas untuk gelombang longitudinal dan gelombang tranversal.
LOGO
Selanjutnya berdasarkan analisis didapatkan deviasi antara hasil
pengukuran dan nilai prediksi sangat dipengaruhi oleh kandungan clay.
Sehingga didapatkan persamaan berikut ini yaitu 2 buah persamaan
linear untuk clay ( C kandungan clay)
LOGO
Berdasarkan analisa yang dilakukan dihasilkan dua
kecepatan dan waktu penjalaran gelombang p dan s. Untuk
pemberian tekanan yang dibatasi pada 40 MPa,dan
tekanan Lubang 1 Mpa didapatkan fungsi kecepatan
terhadap porositas dan kandungan clay sebagai berikut:
LOGO
Marion dan Jizba (1992) melakukan investigasi di laut utara pada batuan shaly sand dengan menggunakan persamaan 6.53 untuk resovoir pada tekanan 35MPa didapatkan sebagai berikut :
Catatan porositas mempengaruhi kecepatan gelombang P dan kecepatan gelombang S, Gelombang S tidak terpengaruh oleh adanya saturasi dan clay memberikan efek terhadap kecepatan gelombang S (Marion dan Jizba 1992).
Tiga pendapat tambahan yang mungkin bisa menjadi
pertimbangan yaitu :
1. Koefisien yang terdapat pada persamaan linear kecepatan-
porositas yang tergantung terhadap tekanan. Persamaan
non linear untuk pengaruh tekanan yang telah diturunkan oleh
Eberhat-Philips dkk (1989).
2. Analisis terhadap kecepatan (v
p,v
s) sehingga didapatkan nilai
perbandingan v
p/v
sdan hal ini memberikan pengaruh
terhadap kandungan clay, porositas, serta tekanan yang
selanjutnya menjadi pertimbangan.
3. Paramater yang didaptkan dari kompresi dan kecepatan
gelombang geser atau nilai dari waktu perjalarannya yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan porositas,
secara khusus terdapat pada ekplorsi seismic.
LOGO
(Mehta dan Verma 1991), hubungan secara linear antara waktu penjalaran gelombang s dan p dengan porositas adalah :
Dimana :
= waktu perjalaran untuk gelombang P dan S = waktu penjalaran
matrix pada gelombang p dan s
= parametr empiris, yang berpengaruh terhadap lithologi Persamaan ini diterapkan untuk batuan limestone dan sandstones.
LOGO
Sedimen non-konsolidasi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
Non-kohesif (pasir, batu kerikil)
Kohesif (lempung, loam/tanah liat)
Perbedaan dua kelompok diatas berdasarkan
pada kondisi fisik partikel batuan.
Kelompok pertama, kondisi dikendalikan oleh
efek friksi dan kelompok kedua didominasi oleh
fenomena fisika-kimia batuan
LOGO Pada batuan sedimen kecepatan bergantung pada : oPorositas oTekanan o Saturasi air Tipe sedimen dicirikan dengan operbedaan nilai kecepatan o parameter bergantung kecepatan.
Dalam hal ini bergantung pada
okomposisi mineral odistribusi ukuran
butiran
LOGO Gambar 6.30 a.menunjukkan korelasi kurva rata-rata kebergantungan dari kecepatan terhadap porositas batuan sedimen tak kompak b. korelasi antara kecepatan gelombang longitudinal dan porositas sedimen yang tersaturasi air laut
LOGO
Hubungan linier antara kecepatan gelombang transversal, densitas,
porositas secara empirik :
V
p= a
1+ a
2.d
V
p= b
1– b
2.
ɸ dimana : d = densitasɸ = porositas
a1, a2, b1, b2 = parameter empiris Kedua persamaan diatas equivalen dengan :
b1= a1 + a2.ds b2 = a2. (ds-dη)
LOGO
Hamilton dan Bachman (1982) memberikan korelasi
antara sedimen laut dengan 3 jenis sedimen;
•
Shelf dan slope
Vp = 2502,0 – 2345.
ɸ
+ 140 .
ɸ
2Vp = 2330,4 – 1257,0.D + 487,7 . D
2•
Abyssal hill/turbudite
Vp =1564.6-59.7
ΦVp = 1591.5-63.4. D
•
Abyssal hill/pelagis
Vp =1410.6+117.7
ΦVp = 1476.7+29.7. D
LOGO
Morgan (1969) telah mendapatkan kumpulan regresi
linear dan kuadrat untuk sedimen tersaturasi air dari Lake
Erie. Sebagai contoh :
• Relasi linear antara porositas dan kecepatan
(R=0.84367)
• Relasi kuadrat antara porositas dan kecepatan
(R=0.87358)
Vp = 1917-566.Φ
LOGO
Kecepatan gelombang longitudinal sedimen tersaturasi air laut sebagai fungsi dari kandungan lempung (Gambar 6.32)
Gambar tersebut menunjukkan contoh di
mana data yang cukup baik dijelaskan oleh
hubungan linear. Kecepatan gelombang transversal juga menurun
dengan meningkatnya kandungan lempung
LOGO
Hubungan
Kecepatan
Gelombang
Pada Kandungan Air Pada batuan sedimen tidak kompak, kontak partikel sensitive terhadap:
- Efek batas butiran
LOGO
Gambar 6.33. a. kecepatan gelombang P menurun dengan meningkatnya porositas secara linear
Gambar 6.33 b dan c kekentalan yang meningkat yakni
kandungan karbonatnya bertambah maka kecepatan gelombang shear meningkat.
LOGO Gambar 6.34a menunjukkan beberapa keistimewaan kecepatan pada saturasi parsial. b. gelombang longitudinal
dan transversal pasir Ottawa pada tekanan
differensial 1500psi,data after
LOGO
Kecepatan gelombang transversal menunjukkan
penurunan yang kecil dengan meningkatnya kandungan
air.
Fenomena ini dijelaskan dengan :
•kompresibilitas dari pori yang di dalamnya terkandung
gas dan air yang menentukkan fraksi volume pori
80%-90%.
• Modulus shear dari sedimen tidak dipengaruhi oleh
pori yang berisi jika modulus shear=0
• Penurunan kecepatan yang kecil (untuk gelombang
longitudinal sekitar 90% saturasi air, untuk gelombang
shear di atas harga saturasi) yang disebabkan oleh
peningkatan densitas dan peningkatan saturasi air.
LOGO
Gambar 6.37 menunjukkan hasil ekperimen dari
perambatan gelombang P dan S.
•Secara vertikal dan
horizontal dengan tekanan yang meningkat, kecepatan gelombang P dan S pada batuan sedimen kering meningkat secara linear. •Pada batuan sedimen tersaturasi air, kecepatan gelombang P tetap diatas 1000 m/s terhadap tekanan yang berbeda sedangkan kecepatan gelombang S meningkat secara linear terhadap tekanan
LOGO
Tabel 6.16. Eksponen m di kecepatan vs tekanan; Referensi : D-Domenico (1977), H-Hunter et al (1961), S-Schon (1969,1983), Z-Zareva (1956)
LOGO
Pada sedimen tersaturasi, kecepatan gelombang
longitudinal bernilai constant untuk kondisi tekanan rendah
pada lapisan dekat permukaan. Secara ringkas dapat
disebutkan :
-kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen kering
ditentukan oleh susunan butiran. Batuan sedimen
mempunyai susunan butiran tertentu.
- Kecepatan gelombang longitudinal pada sedimen
tersaturasi air ditentukan oleh material pori. Batuan
sedimen mempunyai pori tertentu.
- Kecepatan transversal ditentukan oleh susunan butiran
pada kedua keadaan yakni keadaan kering dan tersaturasi
air.
LOGO Gambar 6.38. Kombinasi kecepatan vs. tekanan; Gambar 6.39, kecepatan gelombang sedimen sebagai fungsi
tekanan untuk sedimen kering dengan beberapa perbedaan bentuk butiran 1. Glass
sphere, 2. Sand, 3. Quartzite
LOGO
Tabel 6.17. Relasi kecepatan-kedalaman untuk sedimen tersaturasi air laut after Hamilton, 1976 (kecepatan dalam m/s; kedalaman z dalam m)
LOGO
Tabel 6.17 menunjukkan hubungan kecepatan dan kedalaman pada
sedimen laut tersaturasi air. Kecepatan-tekanan atau
kecepatan-kedalaman bergantung sedimen kohesif dan non kohesif denga
bentuk persamaan (6.81). Pernyataan dari Dominico (1977),
perbandingan
kecepatan-tekanan
dan
kecepatan-kedalaman
bergantung pada kenaikan kecepatan gelombang kompres termasuk
kedalaman sedimen yang mengendap dalam kolam (kedalaman
sebanding dengan penurunan tekanan) dengan angka yang sangat
rendah daripada pengukuran kecepatan dalam pasir. Hal ini
diakibatkan oleh kenaikan sementasi yang cepat yang sesuai
penurunan porositas dengan kedalaman pada dapur pasir alam
LOGO
Hasil eksperimen
Kemajuan Teknologi
Rasio
S Pv
v
kec. Gel trans dari kec. Gel trans dari eksplorasi seismic eksplorasi seismic
& well logging & well logging kec. Gel
kec. Gelombangombang longlongitudinalitudinal
parameter-parameter untuk menentukan karakteristik batuan
Han, Nur & Morgan (1986) mencatat bahwa penggabungan atau kombinasi kecepatan dan rasio kecepatan merupakan alat
yang memudahkan pemisahan litologi yang dapat dipercaya.
• Rasio
• Rasio
Sv
menurunnya kekuatan mekanik dan kekompakkan, porositasdan rekahan semakin meningkat menurunnya kekuatan mekanik dan kekompakkan, porositas
dan rekahan semakin meningkat
Rasio
baik eksperimen
maupun empiris akan
memberikan informasi:
Rasio
baik eksperimen
maupun empiris akan
memberikan informasi:
S Pv
v
Rasio Vp/Vs••
litologi, facies
litologi, facies
••
kandungan pori, khusus
kandungan pori, khusus
tentang gas
tentang gas
Tabel 6.18 Nilai-nilai rata-rata
, formasi
Fruitland Cretaceous (coal bed), Cedar Hill
Field, New Mexico (Blott, 1993)
Tabel 6.18 Nilai-nilai rata-rata
, formasi
Fruitland Cretaceous (coal bed), Cedar Hill
Field, New Mexico (Blott, 1993)
Saturation
Saturation
Fracturing
Fracturing
Dry saturation
Dry saturation
Patahan kecil atau tak ada
Patahan kecil atau tak ada
patahan
patahan
1.81
1.81
Patahan sangat/ besar
Patahan sangat/ besar
1.91
1.91
Brine saturated
Brine saturated Patahan kecil atau tak ada
Patahan kecil atau tak ada
patahan
patahan
1.98
1.98
Patahan sangat/ besar
Patahan sangat/ besar
2.40
2.40
S P v v S P v v Rasio Vp/Vs
indikator litologi, dengan menggunakan perubahan waktu tp dan ts, yang berbanding terbalik dengan kecepatan indikator litologi, dengan menggunakan perubahan waktu tp dan ts, yang berbanding terbalik dengan kecepatan Rasio Vp/Vs air (atau yang mengandung minyak) dan batuan-batuan berpori ini sangat
36
.
1
16
.
1
+ = S Pv
υ07
.
1
26
.
1
+ = S Pv
υ R = 0.97 Rasio Vp/Vs Untuk batuan Lumpur (batuan sedimenyang mengandung silikat klastik dan saturasi air dengan penyusun utama clay dan partikel seukuran silt), Castagna, Batzle & Eastwood (1985) hubungan antara pengukuran sonic in-situ dan pengukuran seismic lapanga
LOGO C v v S P 43 . 0 56 . 0 55 . 1 + Φ + = R = 0.7 C v v v v dry S P saturated S P =0.018+0.36Φ+0.47 −
LOGO SH P = a +bv υ b v a v v SH SH P +
= 4 . 1 +
= SH SH P v a v v 27 . 014
− =z
v
v
S PParameter empiris a, b adalah Kontribusi fluida pori
Untuk batuan kompak akan b mendekati1.4
kecepatan gelombang geser bergantung pada sifat pembungkus/kerangka dan tidak dipengaruhi oleh sifat fluida pori, dan kecepatan gelombang mampat bergantung pada sifat-sifat kerangka (ditunjukkan dengan kecepatan gelombang geser) dan sifat-sifat fluida pori, relasi sederhana yang dihasilkan.
kecepatan gelombang geser bergantung pada sifat pembungkus/kerangka dan tidak dipengaruhi oleh sifat fluida pori, dan kecepatan gelombang mampat bergantung pada sifat-sifat kerangka (ditunjukkan dengan kecepatan gelombang geser) dan sifat-sifat fluida pori, relasi sederhana yang dihasilkan.
Anisotropi Kecepatan gelombang elastic
Anisotropi Kecepatan gelombang elastic
Secara sederhana diartikan ketergantungan kecepatan terhadap
arahnya.
Crampin & Lovell (1991) membuat daftar 5 kemungkinan sumber
dari anisotropik seismik :
•Susunan kristal
•Tekanan langsung – anisotropi terinduksi
•Anisotropi litologi (contohnya : susunan butir)
•Anisotropi struktur (contohnya : perlapisan fine)
Gambar 6.45. Gambaran stereograpi dari penyelidikan anisotropi menggunakan sampel bola (granodiorite after Pros (1977), isolines menunjukkan kecepatan gelombang longitudinal dalam km/s
tekanan 300MPa (koefisien anisotropi = 0.044) tekanan 0.1 MPa (koefisien anisotropi = 0.36)
koefisien anisotropi
rasio anisotropi
min min maxv
v
v
A
v=
−
1
min max *+
=
=
v vA
v
v
A
Pori – pori rekahan kosong dari sampel
Tekanan dan kondisi saturasi yang berbeda
Dari table 6.21
Ukuran butir (mm) Nama butir
> 256 Boulder (bongkah) 64 – 256 Cobble (berangkal) 4 – 64 Pebble (kerakal) 2 – 4 Granule (kerikil) 1/16 – 2 Sand (pasir) 1/256 – 1/16 Silt (lanau) < 1/256 Clay (lempung (Soetoto, 2001)
Diantara batuan metamorf dan magmatik yang ada dalam dalam tablel 6.21,gneiss dan schist memiliki nilai yang tertinggi.
Untuk Batuan sedimen, anisotropinya meningkat dari batupasir ke batulempung dan shale.
•Anisotropi tidak bergantung pada tekanan
•Penurunan anisotropi karena mengecilnya retakan
Figure 6.46. Anisotropy coefficient versus hydrostatic pressure and temperature for longitudinal (left) and transverse (right) wave velocity, after data from Bajuk and Tedev (1978); 1 – schist 2, 3 – gneisses.
% 100 % 100 (%) min min max v A Anisotropi = − = υ υ υ
Table 6.22. Crack and textural anisotropy of
samples from the KTB pilot borehole, after Zang
et al., (1989)
Tipe batuan
Tipe batuan
n
n
Anisotropy (%)
Anisotropy (%)
Total
Total
Crack
Crack
Textural
Textural
Amphibolite
Amphibolite
4
4
10
10
7.8
7.8
2.2
2.2
Gneiss
Gneiss
9
9
33
33
23
23
10
10
Lamprophyre
Lamprophyre
2
2
~4.8
~4.8
~4
~4
~0.8
~0.8
Marble
Marble
1
1
7
7
~7
~7
0
0
(1991)
aplikasi
potensial
gelombang geser :
pemahaman geometri fluida
termasuk campurannya
aplikasi
pada
produksi
hidrokarbon dan pada bidang
industri
lainnya
(yaitu
lokalisasi
retakan
bawah
permukaan,
estimasi
orientasi stress kompresional
maksimum
dan
retakan-retakan hidraulik)
beberapa aplikasi spekulatif
(sebagai monitoring stress
menjelang
gempa
dan
ledakan batuan)
Beberapa aplikasi tambahan yang dijabarkan dalam prosiding yang sama untuk aspek yang yang lebih lanjut:
aplikasi yang hubungan dengan eksperimen batuan panas dan kering (oleh Crampin, 1988; Crampin dan Booth, 1989)
Peramalan arah patahan termasuk pembahasan laporan singkat serta teknik aplikasinya (Yale & Sprunt, 1989)
Pengamatan-pengamatan pemisahan gelombang geser akibat kegagalan induksi stress besar (Graham & Crampin, 1991)
Korelasi antara geser bifrigerence, arah permeabilitas dan patahan-patahan batuan (Xu & King, 1989)
Variasi koefisien refleksi dengan strike retakan dan densitas dalam media anisotropi (li & Crampin, 1992)
Kajian-kajian pemisahan gelombang geser untuk perambatan-perambatan tektonik (Mjelde, 1991)