• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 13-6422-2000 Spesifikasi Konstruksi Sumur Bor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 13-6422-2000 Spesifikasi Konstruksi Sumur Bor"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BSN

Standar Nasional Indonesia

SNI 13-6422-2000

Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah

untuk kapasitas 150 liter per menit sampai dengan

300 liter per menit

(2)

Daftar isi Halaman Daftar isi . . . … … … i Latar belakang . . . … … . i i 1. Ruang lingkup . . . … 1 2. Acuan . . . 1 3. Pengertian . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. … . 1 4. Persyaratan teknis . . . .. . . … 3

4.1 Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi . . . .. . . … … … 3

4.1.1 Ukuran sumur bor produksi . .. .. . .. .. ... .. .. .. . .. .. .. .. .. ... .. . .. .. .. . .. … … 3

4.1.2 Lubang bor ...… …. 4

4.1.3 Penempatan saringan . . . .. . . .. . . … … 4

4.1.4 Penempatan pipa piezometer . . . … … . 4

4.1.5 Pembalut kerikil . . . 4

4.1.6 Penyekat lempung . .. . . .. . . .. . . 5

4.1.7 Penyekat semen . . . . . . 5

4.1.8 Lantai beton semen . . . . . . 5

4.1.9 Gambar konstruksi sumur bor produksi . . . …………. 5

4.2. Spesifikasi bahan konstruksi sumur bor produksi . . . … … … … . . 6

4.2.1 Pipa lindung . . . .. . . … …. 6 4.2.2 Pipa saringan . . . … . 6 4.2.3 Pipa piezometer . . . .. . . …… ……… …. 6 4.2.4 Kerikil . . . 7 4.2.5 Penyekat lempung . . . . . . … . 7 4.2.6 Bubur semen . . . 7 5. Daftar bacaan . . . … . 8 Lampiran 1 : Gambar penampang tegak konstruksi sumur bor produksi tipe 1 . . . … … … . 9 Lampiran 2 :

Gambar penampang tegak konstruksi sumur bor produksi tipe 2 . . . … … … . 1 0

(3)

Latar belakang

Dalam rangka pengelolaan pemanfaatan air tanah yang terus m e n i n g kat , di d aer a h pedesaan dan perkotaan, maka guna mengoptimalkan penyadapan a i r t a n a h dengan tet ap mempertimbangkan potensi ketersediaannya di alam, p er lu dirancang konstruksi sumur bor produksi untuk kapasitas pengambilan dari 150 sampai dengan 300 lit er per m enit.

Standar spesifikasi konstruksi sumur bor produksi i n i oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Suraber Daya Mineral selain untuk optimalisasi perolehan debit a ir tanah juga d a lam kerangka pelaksanaan konservasi air tanah, yakni pengelolaan air tanah yang bcrtumpu pada asas kemanfaatan, kesinambungan ketersediaan dan kelest ar ian sumberdaya air tanah dan lingkungan keberadaannya.

Melalui Standar spesifikasi konstruksi sumur bor produksi i n i , k e d a l a m a n s u m u r bor yang didasarkan atas kedalaman akuifer yang d inilai potensial, potensi ketersediaan a ir tanah dan jumlah pengambilan air tanah serta perubahan kuantitas dan k u a lit as, dapat diatur, dikendalikan dan dipantau secara lebih ba ik sehingga kemungkinan terjadi perubahan bahkan kerusakari air tanah dan lingkungannya dapat d im in im a lk a n.

(4)

Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi a i r t a n a h

untuk kapasitas 150 lit er per menit sampai dengan 300 lit er per m en i t

1. Ruang lingkup

R.uang lingkup spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah u ntu k kapasitas 150 liter per menit sampai dengan 300 liter per menit in i mencakup acu an, pengertian, persyaratan teknis dan spesifikasi bahan konstruksi sumur bor produksi yang harus dipenuhi dalam pembuatan sumur bor produksi tersebut.

2. Acuan

Penyusunan standarisasi konstruksi sumur bor produksi air tanah in i mengacu pada : a) SNI 03-2527-1991, Metoda pengujian karateristik akifer tertekan dengan u j i

pemompaan Jacob I..

b) SNI 03- 3641-1994, Metoda pemboran air tanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung.

c) SNI 07-0039-1987 Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng. d) SNI 13-4687-1998, Spesiflkasi konstruksi sumur bor partau e) SNI 15-2049-1994, Mutu dan cara uji portland semen j e ni s I. f) SNI 06-0084-1994, Mutu dan cara uj i pi pa p ol yvi nyl chl ori d e. g) ASTM - D 1785-73, Pol yvinyl c hl oride pipe.

3. Pengertian

Beberapa pengertian yang berkaitan dengan spesiflkasi konstruksi sumur bor produksi ini :

(5)

a). Air tanah adalah semua air yang terdapat di d a la m la p is a n pcngandung a ir di bawah permukaan tanah pada kondisi jenuh air, mencakup air t ana h d ang kal, air tanah dalam dan mata air,

b). Akuifer adalah lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang dapat me n yimp a n dan meneruskan air.

c). Akuifer potensial adalah akuifer yang mergandung cadangan a ir t a n a h d a la m jumlah cukup besar.

d). Muka air tanah adalah permukaan airtanah di dalam sumur bor d ih it u n g d a r i muka tanah setempat atau titik acuan lain .

e). Konservasi air tanah adalah pengelolaan air tanah u nt u k menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan keter sed iaann ya dengan tetap memelihara serta menjaga mutunya.

f). Sumur bor produksi air tanah adalah sumur bor yang dibuat u n t u k mengambil air tanah pada satu atau lebih lapisan akuifer tertentu .

g). Konstruksi sumur bor adalah instalasi sumur bor yang terpasang setelah proses pembuatan sumur bor selesai, yang terdiri atas pipa lind u ng, sar ingan, p ip a piezometer, pembalut kerikil, penyekat lempung dan penyekat semen.

h). Pipa lind ung adalah pipa yang dipasang di dalam lubang bor u n t u k me na ha n agar dinding lubang bor tidak runtuh serta untuk menampung a ir t an ah, yang terdiri dari pipa jambang dan pipa naik.

i). Pipa jambang adalah susunan pipa dengan d iameter tertentu pada ba ngu na n konstruksi sumur bor mulai dari permukaan tanah sampai k ed ala ma n t er t ent u yang berfungsi untuk menampung air tanah dan penempatan pompa

(6)

j). Pipa naik adalah susunan pipa dengan diameter tertcntu pada bangunan konstruksi sumur bor yang terletak dibawah p ip a jambang, b e r f u n g s i sebaga i sarana air tanah naik sampai ke pipa jambang.

k). Saringan adalah pipa yang berlubang-lubang atau bercelah-celah d engan ukuran tertentu di bagian dindingnya dan berfungsi me n yar ing a ir t a n a h ke dalam sumur bor.

l). Pipa piezometer adalah pipa dengan lubang-lubang pada dindingnya da n ujung bawahnya terbuka, yang dipasang diluar pipa lindung di da lam lu b ang bor untuk pemantauan muka air tanah.

m). Pembalut kerikil adalah pembalut yang terbentuk dari ker ik il yang d i is ik a n ke dalam ruang antara dinding lubang bor dan saringan, yan g berfungsi u n t u k menjaga kemampuan saringan dalam meluluskan air dan menahan bu t ir - b ut ir batuan lepas yang akan masuk ke dalam sumur bor.

n). Penyekat lempung adalah penyekat yang terbentuk dar i le mp u ng yang dimasukan ke dalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa lindu ng di atas dan dibawah pembalut kerikil.

o). Penyekat semen adalah penyekat yang terbentuk dari bubur semen yang diinjeksikan ke dalam ruang antara dinding lubang bor dan pipa lindu ng di atas penyekat lempung yang menutupi pembalut k er ik il. Penyekat semen bcrguna untuk mencegah tercemarnya air tanah, serta unt u k me nah an agar d in d i n g lubang bor tidak runtuh.

4. Persyaratan teknis

4.1 Spesifikasi konstruksi sumu r bor produksi 4.1.1 Ukuran sumur bor produksi

(7)

Sumur bor produksi harus dibuat dengan pipa jambang berd iameter 150 m il i me t e r (6 inci) dan pipa naik serta saringan berdiameter maksimal 150 m il i met e r (6 inc i), dengan kedalaman maksimal mencapai 3 meter di bawah dasar lap is a n akuifer yang diijinkan disadap, ujung bawahnya tertutup. Bibir sumur atau ujung atas p ipa lindung terletak minimal 0,60 meter di atas muka tanah.

4.1.2 Lubang bor

Lubang bor harus tegak lurus permukaan tanah. Diameter lu bang bor m i n i m a l harus lebih besar 100 milimeter (4 inci) dari diameter pipa jambang, dan m i n i m a l harus lebih besar 150 milimeter (6 inci) dari diameter pipa naik d an saringan.

4.1.3 Penempatan saringan

Saringan sumur bor harus ditempatkan tepat pada kedudukan aku ifer ya ng a k a n disadap. Apabila akuifer tersebut mempunyai ketebalan leb ih d ar i 3 meter, maka panjang minimal saringan yang dipasang harus 3 meter, d it emp at k an di ba g ian tengah akuifer.

4.1.4 Penempatan pipa piezometer

Pipa piezometer berdiameter mi n i m a l 19 mi li m e te r (3/4 i n c i ) ha ru s d i t e m p a t k a n

tepat pada tengah-tengah la pis a n akuifer-akuifer yang d i s a da p, u j u n g b a g i a n b a w a h pipa piezometer terbuka sehingga a i r t a n a h dapat masuk k e d a l a m p i p a .

4.1.5 Pcmbalut kerikil

Ruang antara di n di ng lubang bor dan pipa saringan diis i dengan k e r i k i l s e pa nj a n g s a ringan pada akuifer yang di i j i n k a n di a m b i l , sehingga t e r b e n t uk p e m b a l u t k e r i k i l di s ekeliling pipa saringan.

(8)

4.1.6 Penyekat lempung

Ruang antara dinding lubang bor dan pipa lind u ng di atas dan di bawah pem balu t kerikil harus diinjeksi dengan lempung penyekat, sehingga terbentuk penyekat-penyekat lempung setebal minimal 3 meter di bawah pembalut k er ik il d a n setebal minimal 2 meter di atas pembalut kerikil.

4.1.7 Penyekat semen

Ruang antara dinding lubang bor dan pipa lindung diatas pembalut k er ik il mu la i dari atas penyekat lempung hingga kedalaman 0,25 meter di bawah muka tanah harus diinjeksi dengan bubur semen, sehingga terbentuk penyekat semen. Penyekat semen juga dilakukan pada lapisan akuifer yang tidak disadap.

4.1.8 Lantai beton semen

Di sekeliling sumur bor produksi harus dibuat lantai beto n semen d eng an luas minimal 1 meter persegi, berketebalan min imal 0,50 meter mu la i 0,25 meter di bawah muka tanah hingga 0,25 meter diatas muka t anah. Adukan be t o n semen terdiri dari campuran semen, pasir dan air dengan perbandingan 1 : 1 1/2 : 2 1/2.

4.1.9 Gambar konstruksi sumur bor produksi

Beberapa contoh gambar yang memenuhi spesifikasi ko nstruksi s u mu r bor produksi diatas dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.

(9)

4.2 Spesifikasi bahan konstruksi su mur bor produksi 4.2.1 Pipa lindung

Pipa l i nd un g harus terbuat dari pi pa baja berla pi s seng ber ket e ba l an m e d i u m ya n g memenuhi SNI 07-0039-1987, Mutu dan cara uji pi pa baja l a pi s seng a t a u p i p a baja carbon yang memenuhi SNI 07-0068-1987, Mutu dan cara uji p i pa b a j a c a rb on atau pi pa pol i vi nyl chloride (PVC) j eni s AW yang memenuhi SNI 06-0084-1994.

4.2.2 Pipa saringan

Pipa saringan harus dari jenis saringan yang terbuat dari m i n i m a l ba ha n bes i dengan kadar karbon rendah (Low carbon steel) yang memenuhi St a ndar Na s io na l Indonesia, atau bahan PVC yang memenuhi SNI 06-0084-1994 at au menurut Standar ASTM D 1785-73. Ukuran celah saringan d it ent ukan dengan me lihat sebaran besar butir akuifer berdasarkan hasil analisa ayak.

Sebagai pedoman umum untuk akuifer yang tersusun oleh pasir halus, ya it u yang berbutir mulai dari 0,06 mm - 0,125 milimeter, dipakai saringan bercelah maks ima l 0,50 mm, sedangkan untuk akuifer yang tersusun oleh pasir sedang yang berbut ir antara 0,25 - 0,50 milimeter dipakai saringan bercelah maks ima l 1,00 mm.

4.2.3 Pipa piezometer

Pipa piezometer harus terbuat dari pipa baja lapis seng berketebalan med iu m yang memenuhi SNI 07-0039-1987. Mutu dan cara uji p ipa baja lap is seng a t a u p ip a PVC jenis AW yang memenuhi SNI 06-0084-1994.

(10)

4.2.4 Kerikil

Kerikil untuk membentuk pembalut kerikil harus d ip ilih yang ma sih segar, t a k berubah-berubah, tidak lapuk, berbutir bundar, diutamakan yang mempunyai kandungan silika tinggi, dan tidak mengandung gamping, zat organik, lu mp ur da n kotoran lainnya, atau kerikil artifisial.

Sebagai pedoman umum pembalut kerikil untuk saringan bercelah 0,50 mm d ibuat dengan mengisikan kerikil berukuran 1,50 milimeter sampai 3,00 milimet er, sedangkan untuk saringan bercelah 1,00 milimeter dipakai ker ik il berukuran dar i 2,50 milimeter sampai 6,00 milimeter.

4.2.5 Penyekat lempung

Untuk pembuatan penyekat lempung harus dipakai lempung yang memenu h i syarat atau yang diproduksi khusus untuk keperluan konstruksi sumur bor.

4.2.6 Bubur semen

Untuk penginjeksian semen harus dipakai bubur semen dengan ko mpo s isi 40 kilogram semen setiap 22 liter air. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049-1994, Mutu dan cara uji portland semen jenis I.

(11)

5 Daftar bacaan

Penyusunan standar konstruksi sumur bor produksi air tanah berk apasitas150 l it e r menit sampai dengan 300 liter per menit ini dibuat dengan me mp e r h at ik an d a f t a r bacaan berikut :

a. Anderson, Keith E., Water Well Hand Book, Missouri Water We ll- d r iller 's Assosiation, Missouri, U.S.A., 1951.

b. Bennison, E.W., Groundwater, its Devolopment, Uses and Conservation, Edward E. Johnson Inc., St.Paul 4, Minnesota, U.S.A. 1947.

c. Driscol, F.G., Groundwater and Wells, Saint Paul, Minnessota, USA, 1986.

d. Edward E: Johnson, Inc, Ground Water and Well, Saint Pau l, Minnesota, U.S A, 1966.

e. Many design criteria for design and instalation of mo nit o r ing well in a q u ifer s . International Ground Water Technology, V.I. No. 1, 1995.

f. Manual of Water Well Constraction Practices, Environtmental Protection Agency, United Stated, 1977.

g. Well screen their use and selection, Australian Groundwater Co nsu lt ant Pty Limited, 1980.

(12)

Lampiran 1

Gambar 1

Penampang tegak konstruksi sumur bor produksi untuk kapasitas 150 lt/menit sampai dengan 300 lt/menit. tipe 1

(13)

Lampiran 2

Gambar 2

Penampang tegak konstruksi sumur bor produksi untuk kapasitas 150 lt/menit sampai dengan 300 lt/menit. tipe 2

Referensi

Dokumen terkait