• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Teknologi Dengan Struktur Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Teknologi Dengan Struktur Organisasi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU & PERANCANGAN

ORGANISASI

Tugas Hubungan Teknologi dengan Struktur Organisasi

Dosen: Iphov K. Sriwana, S.T., M.Si.

Dibuat Oleh:

1. Melly

(545140041)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

(2)

HUBUNGAN TEKNOLOGI DENGAN

STRUKTUR ORGANISASI

Teknologi

Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη), 'kerajinan' dan‐ Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu disiplin. Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem, metode organisasi, dan teknik. Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau spesifik: contoh‐contoh mencakup "teknologi konstruksi", "teknologi medis", atau "state‐ of‐the‐art teknologi" Kita menggunakan teknologi dimulai dengan konversi sumber daya alam menjadi peralatan sederhana. Penemuan yang prasejarah kemampuan untuk mengendalikan api sehingga dapat mengolah makanan dan penemuan roda membantu manusia dalam perjalanan di dalam dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak, telepon, dan Internet, mengatasi hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan bebas pada skala global atau luas. Namun, tidak semua teknologi ini telah digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata yang semakin meningkat kekuatan destruktif telah berkembang sepanjang sejarah, dari klub untuk senjata nuklir.

Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan ekonomi yang lebih maju (termasuk ekonomi global saat ini). Tetapi banyak proses‐proses teknologi juga menghasilkan produk yang tidak diinginkan atau mengakibatkan sesuatu hal, contohnya polusi, dan menguras sumber daya alam, dengan merusak bumi dan lingkungannya. Berbagai implementasi teknologi mempengaruhi nilai‐ nilai masyarakat dan teknologi baru sering menimbulkan pertanyaan‐pertanyaan

(3)

etika baru. Contohnya meliputi munculnya gagasan tentang efisiensi dalam hal produktivitas manusia, istilah yang awalnya hanya berlaku bagi mesin, dan tantangan dari norma‐norma tradisional. Perdebatan filosofis telah muncul di masa kini dan masa depan menggunakan teknologi dalam masyarakat, dengan teknologi ketidaksepakatan mengenai apakah memperbaiki kondisi manusia atau memburuk itu. Neo‐Luddism, anarko‐primitivisme, dan gerakan‐gerakan serupa mengkritik pervasiveness teknologi dalam dunia modern, opining bahwa itu merugikan lingkungan dan mengasingkan rakyat; pendukung ideologi seperti transhumanism dan techno‐progresivisme melihat kemajuan teknologi terus bermanfaat untuk masyarakat dan kondisi manusia. Memang, sampai saat ini, diyakini bahwa perkembangan teknologi dibatasi hanya untuk manusia, tetapi penelitian ilmiah baru‐baru ini menunjukkan bahwa primata lain dan masyarakat lumba‐lumba tertentu telah mengembangkan alat yang sederhana dan belajar untuk menyampaikan pengetahuan mereka kepada generasi yang lain.

The Merriam‐Webster menawarkan definisi dari istilah: "aplikasi praktis dari pengetahuan khususnya di daerah tertentu" dan "kemampuan yang diberikan oleh aplikasi praktis dari pengetahuan". Ursula Franklin, di 1989 "Real World of Teknologi "kuliah, memberi definisi lain dari konsep; itu adalah" praktik, cara kita melakukan hal‐hal di sini ". Istilah ini sering digunakan untuk menyiratkan bidang tertentu teknologi, atau untuk mengacu pada teknologi tinggi atau hanya konsumen elektronik, daripada teknologi secara keseluruhan. Bernard Stiegler, di Teknik dan Time, 1, mendefinisikan teknologi dalam dua cara: sebagai "pengejaran kehidupan dengan cara selain hidup", dan sebagai "yang diselenggarakan materi anorganik."

Struktur Organisasi

Struktur organisasi secara luas didefinisikan sebagai ciri oranisasi yang berfungsi untuk mengendalikan dan membedakan semua bagian dalam organisasi. Robins (1990) menyatakan bahwa struktur organisasi mengacu pada bagaimana tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi merupakan suatu alat kontrol bagi organisasi yang menunjukkan

(4)

tingkat pendelegasian wewenang manajer puncak dalam pembuatan keputusan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa terdapat empat dimensi teoritis dalam struktur organisasi yaitu dimensi sentralisasi, formalisasi, kompleksitas dan dimansi integrasi. Istilah sentralisasi mengacu pada tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi (Robin, 1990). Sentralisasi merupakan struktur organisasi yng menggambarkan apakah pimpinan puncak dalam organisasi mendelegasikan wewenang atau tidak (Gibson, et al. 1994).

Sentralisasi mengacu pada penempatan pengambilan keputusan oleh pusat dimana manajer level bawah kurang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hanya sebagai pelaksana dari keputusan yang telah diambil. Suatu organisasi dikatakan sentralisasi yang luas apabila keputusan tersebut dibuat pada level organisasi yang tinggi (Susanti, 2002). Hage dan Aiken (1967) mendefinisikan sentralisasi sebagai tingkat dan ragam partisipasi dalam keputusan-keputusan strategis oleh kelompok tertentu, yang bersifat relative terhadap beberapa kelompok dalam organisasi. Semakin besar tingkat partisipasi oleh kelompok yang berjumlah besar dalam suatu organisasi, maka sentralisasi akan berkurang.

Pendekatan yang dilakukan oleh Hage dan Aiken (1967) menekankan pada fakta bahwa kekuasaan dijalankan dengan banyak cara dan ragam dalam organisasi. Van de ven dan Koenig (1976) dalam Lee dan Grover (2000) mendefinisikan sentralisasi sebagai lokus otoritas pembuatan keputusan dalam organisasi. Dalam situasi yang sangat tersentralisasi, manajer level bawah tidak dipercaya untuk membuat keputusan atau mengevaluasi tindakan mereka sendiri. Dari beberapa pendapat diatas diperoleh gambaran yang jelas bahwa yang dimaksud dengan sentralisasi adalah salah satu dimensi struktur organisasi yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan pendelegasian wewenang dalam organisasi. Kondisi tersentralisasi jika pimpinan manajer puncak dalam proses pengambilan keputusannya dibuat oleh puncak manajemen itu sendiri tanpa adanya partisipasi dari manajer dibawahnya.Demikian pula dengan pendelegasian wewenang pada manajemen level bawah kurang artinya bahwa manajer level bawah kurang dipercaya untuk menjalankan wewenangnya dan

(5)

mengevaluasi tindakannya. Formalisasi mengacu pada sampai tingkat mana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi dibakukan atau distandarkan (Robin, 1990). Tingkat formalisasi yang tinggi dalam suatu organisasi dicirikan dengan adanya uraian jabatan (job description) yang eksplisit; banyaknya aturan organisasi dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas, yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Sebaliknya yang dimaksud tingkat formalisasi rendah apabila perilaku kerja relatif tidak terprogram dan karyawan mempunyai kebebasan untuk menjalankan tugasnya. Hall (1972) dalam Susanti (2002) berpendapat bahwa formalisasi merupakan aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang didesain untuk mengatasi kontinjensi yang dihadapi oleh organisasi. Formalisasi juga merupakan tingkat dimana suatu organisasi menggunakan peraturan dan prosedur tertulis untuk menentukan perilaku karyawannya (Gibson, 1985) dalam Susanti (2002). Hage dan Aiken (1967) menyatakan bahwa organisasi dengan pekerjaan-pekerjaan rutin lebih cenderung memiliki formalisasi peran-peran organisasi yang lebih besar. Hal ini dikarenakan organisasi tersebut cenderung berada pada tujuan-tujuan yang tidak rutin sebagai bagian dari keseluruhan rutinitas kesatuan. Bedein dan Zammuto (1991) dalam Susanti (2002) berpendapat bahwa organisasi yang menggunakan hardware dan software dari suatu proses produksi untuk peraturan, kebijakan dan prosedur dari standarisasi kerja, maka organisasi yang menggunakan teknologi baru tersebut berkurang kebutuhannya terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan perilaku karyawan.

Pendapat-pendapat diatas mengemukakan bahwa formalisasi berkaitan dengan aturan-aturan, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dibuat oleh perusahaan untuk mengatasi ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan menentukan perilaku dari karyawannya. Tinggi rendahnya tingkat formalisasi dalam organisasi ditentukan oleh banyak tidaknya aturan, kebijakan dan prosedur yang dibuat perusahaan yang berkaitan dengan proses kerja dalam oranisasi. Kompleksitas struktural mengacu pada tingkat perbedaan sub-sub unit/ fungsi berdasarkan tujuan, orientasi tugas, rentang waktu dan tingkat otonominya. Ramamurty (1990) dalam Lee dan Grover (2000) mengartikan kompleksitas

(6)

struktural sebagai jumlah dan variasi dari strategi pemasaran, teknologi dan produk dimana organisasi perusahaan tersebut berinterksi. Gibson et. Al (1994) menyatakan bahwa kompleksitas merupakan akibat langsung dari adanya pembagian kerja dan pembentukan departemen, artinya bahwa suatu organisasi dengan berbagai jenis pekerjaan unit akan menimbulkan masalah manajerial yang lebih rumit jika dibandingkan dengan organisasi yang memiliki sedikit jenis pekerjaan dan unit. Kompleksitas struktural berkaitan dengan banyak sedikitnya pembagian kerja dan pembentukan departemen dalam suatu organisasi. Semakin banyak pembagian kerja dan pembentukan departemen suatu organisasi maka semakin banyak pula pekerjaan dan unit yang harus ditangani suatu organisasi sehingga menimbulkan masalah manajerial yang lebih rumit dibandingkan dengan organisasi yang memiliki sedikit pekerjaan dan unit.

Integrasi mencerminkan/merefleksikan tingkat koordinasi antara aktivitasaktivitas organisasi yang berlainan melalui mekanisme koordinasi yang formal (Miller dan Friesen, 1982) dalam Lee dan Grover (2000). Lawrence dan Lorsch (1967) dalam Robbins (1990) menyatakan bahwa integrasi merupakan gabungan dari beberapa unit interdependen atau departemen yang dibutuhkan untuk mencapai usaha unit dan merupakan tipikal organisasi yang digunakan termasuk aturan dan prosedur, rencana-rencana formal, hirarki otoritas dan komite pembuatan keputusan. Chia (1995) dalam Muslichah (2002) menyatakan bahwa integrase merupakan alat koordinasi antar segmen dari sub unit dan antar unit dalam organisasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,

(7)

jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

Dengan adanya teknologi, tingkat efektivitas dan efesiensi suatu organisasi pasti berbeda. Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisiknya. Contohnya, dengan adanya web cam, suatu organisasi dapat mengadakan net meeting meski jarak memisahkan peserta rapat organisasi tersebut

Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga

(8)

termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

Peranan Teknologi Dalam Organisasi

Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan kegiatan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output. Karena itu dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh proses transformasi yang terjadi dalam organisasi, menyangkut mesin-mesin yang digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan (Lubis & Husaini : 1987 : 96).

Organisasi adalah sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi.

Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yaitu dengan prinsip ketergantungan (contingency), menyatakan bahwa karakteristik organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi yang pada akhirnya berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori organisasi. Menurut James Thomson, teknologi organisasi tidak didasarkan pada penyelidikan yang dilakukan dilapangan, melainkan merupakan suatu pembahasan teoritis yang disusun berdasarkan landasan-landasan pemikiran yang telah muncul sebelumnya.

Pembahasan mengenai teknologi organisasi dilakukan dengan membedakan organisasi menjadi dua jenis, yaitu : organisasi perusahaan manufaktur dan organisasi non-manufaktur. manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Manufaktur adalah proses fisik dalam produksi barang non jasa. Contoh manufaktur adalah seperti pembuatan minyak urut di mana jasa pijit yang menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk

(9)

dalam perusahaan manufaktur. Penilitian mengenai teknologi organisasi perusahaan manufaktur yang dianggap paling berpengaruh terhadap perkembangan teori organisasi, yang dilakukan Joan Woodward pada tahun 1950-an di Inggris. Woodward menemuk1950-an bahwa perusaha1950-an y1950-ang mengunak1950-an struktur yang sesuai dengan teknologi produksinya dikelompokkan ke dalam tiga tipe teknologi produksi, yaitu :

1) pembuatan produk tunggal atau dalam kelompok ukuran kecil, 2) produk massal atau dalam kelompok ukuran besar dan

3) produksi menurut proses.

Thomson mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu :

1. Teknologi perantara (mediating technology), digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan.

2. Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology) pada jenis teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi input bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen.

3. Teknologi intensif (intensitive technology) teknologi intensitif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan.

Perow mengklarifikasi empat jenis teknologi, yaitu :

1. Teknologi rutin : ditandai dengan variasi tugas yang kecil, pekerjaan yang dilakukan umumnya bisa mempunyai standar dan juga formal serat mempunyai prosedur komputasi tertentu untuk menyelesaikannya. Ini

(10)

berarti bahwa jenis teknologi rutin mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi.

2. Teknologi non-rutin : ditandai dengan mempunyai variasi tugas yang dapat dikatakan tinggi dan juga proses yang tidak terlalu dimengerti sehingga tidak mudah untuk dianalisis dalam penyelesaian pekerjaan yang termasuk teknologi non-rutin, diperlukan usaha yang cukup besar untuk menganalisis kegiatan maupun permasalahan yang muncul, karena itu diperlukan adanya pengalaman yang cukup tinggi serta pengetahuan teknis yang memadai.

3. Teknologi craft : cirinya adalah adanya aliran kegitan yang relatif stabil, tetapi dengan proses yang tidak terlalu dimengerti. Karena itu pekerjaan jenis ini menuntut pengalaman yang tinggi serta latihan yang cukup agar para karyawan dapat menghadapi permasalahan yang rumit dengan bijaksana berdasarrkan intuisi dan pengalamannya.

4. Teknologi engineering : pekerjaan yang cukup rumit karena variasi tugas yang cukup tinggi tetapi umumnya kegiatan ditangani dengan formula prosedur maupun teknik yang sudah baku. Permasalahan umumnya diselesaikan dengan menggunakan sejumlah pengetahuan yang sudah cukup mapan sebagai ajuan.

Pada suatu organisasi yang kompleks setiap bagian organisasi mempunyai teknologi yang jenisnya berbeda-beda disebabkan kenyataan bahwa setiap bagian organisasi melakukan kegiatan mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Perrow menunjukkan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi, yaitu :

1. Variasi tugas , menunjukkan banyaknya kekecualian dalam tugas yang diukur dengan banyaknya hal yang tak terduga dan hal yang baru yang terjadi dalam proses pekerjaan.

2. Kemudahan analisis, pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan menjadi beberapa langkah yang jelas dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa dijalankan dengan prosedur yang bersifat objektif dan

(11)

terukur secara kuantitatif. Penyelesaian masalah menjadi mudah karena setiap langkah dalam proses terukur secara jjelas dan mudah diketahui jikan ada penyimpangan.

Teknologi yang digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap berbagai karakteristik organisasi seperti kualifikasi karyawan, struktur organisasi dan pola organisasi. Hubungan teknologi dengan berbagai karakteristik tersebut dapat terlihat berdasarkan :

a. Organisasi organik dan mekanistik. b. Kualifikasi karyawan.

c. Struktur formal.

d. Rentang kendali, yaitu sebagian jumlah karyawan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Besarnya rentang kendali dipengaruhi oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat profesionalisme karyawan dalam organisasi. Rentang kendali harus lebih kecil agar atasan dan para bawahan bisa lebih sering berinteraksi.

e. Desentralisasi, power dan kebebasan mengambil keputusan. f. Komunikasi.

g. Koordinasi dan kontrol.

Organisasi modern adalah organisasi yang sangat kompleks karena menyangkut hubungan yang kompleks dalam pencapaian tujuan organisasi yang berdimensi ganda. Hubungan tersebut meliputi, hubungan antara manusia, manusia-mesin, manusia-organisasi, mesin-organisasi, mesin-mesin dan organisasi— organisasi. Dari segi manajemen ada tiga tiga fungsi komputer, yaitu :

1) Komputer sebagai ingatan (memori), 2) Komputer sebagai pemroses,

3) Komputer sebagai informasi eksternal. Simon (1970) :

a. Komputer akan meningkatkan efektifitas apabila keluaran nilainya lebih kecil dibanding dengan masukkan.

b. Menyatakan indeks pasif (proses pencatatan data) dengan indeks aktif (pemilihan dan penyaringan informasi).

(12)

c. Mengetahui model analitik dan sistematik dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Pemanfaatan Teknologi Dalam Organisasi

Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi informasi juga harus mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi yang bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola, operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.

Dengan adanya teknologi informasi, maka produktivitas suatu organisasi atau perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing, karena pada dasarnya peranan teknologi informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi, pengawasan kinerja organisasi atau perusahaan menggunakan teknologi informasi baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikandan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.

Selain itu implementasi atau pemanfaatan teknologi informasi memiliki dampak positif yang secara umum adalah terjadi efisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengoperasian secara optimal juga harus diperhatikan, agar semua perangkat teknologi informasi bersifat multi fungsi sehingga dalam pengembangan selanjutnya diupayakan terjadi integrasi perangkat.

(13)

Pemanfaatan teknologi informasi akan melibatkan semua karyawan dalam organisasi yang dioperasikan secara rutin oleh staf administrasi dan bagian teknologi informasi. Karyawan dengan kualifikasi tertentu baik bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan selain untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan karyawan dalam menghadapi perubahan. Di sisi lain, diperlukan kesadaran personal lainnya tehadap manfaat sistem bagi dirinya dan kemudahan penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk menigkatkan kemampuan mereka.

Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Perbaikan efisiensi : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan penurunan waktu dan biaya proses.

2. Perbaikan efektivitas : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efektifitas diterapkan pada level manajerial organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh status pencapaian target organisasi.

3. Strategic Improvement : Pemanfaatan teknologi informasi untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif. Peran teknologi informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry, ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah organisasi, yaitu:

1) Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.

(14)

2) Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.

3) Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.

4) Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5) Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik

karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain.

Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur

(15)

organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan system informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi.

Penerapan Teknologi dalam Organisasi

Pada dasarnya tujuan teknologi adalah menjamin ketercapaian tujuan atau target organisasi. Untuk mengidentifikasi tujuan penggunaan teknologi dapat dilakukan dengan sistem pengukuran balanced scorecard. Dari sistem pengukuran ini, akan diperoleh beberapa proses manajemen penting :

a. Menentukan visi dan strategi organisasi.

b. Mengomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis. c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif

strategis.

d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

Bahkan hingga saat ini sudah banyak organisasi-organisasi yang bergerak di bidang teknologi informasi meluncurkan produk-produk yang berhubungan dengan pengelolaan balanced scorecard itu sendiri. Salah satu contoh, PUSINTEK Kementerian Keuangan RI sedang mengembangkan aplikasi yang bertujuan penentuan arah kebijakan berupa pengendalian work flow hasil rapat pimpinan dan persuratan adalah aplikasi yang diadopsi dari konsepbalanced

scorecard. Dengan aplikasi ini, pemegang kendali keuangan negara dapat

menentukan arah dan strategi kebijakan keuangan dengan lebih mudah.

Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan informasi. Teknologi informasi teknologi komputer (computing technology) dan teknologi komunikasi (communication technology) yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi baik itu yang bersifat finansial atau non finansial (Bodnar dan Hopwood, 1995). Sehingga dapat dikatakan bahwa Teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi

(16)

pemakainya. Implementsi teknologi informasi dalam perusahaan diharapkan dapat menunjang kemampuan organisasi dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan.

Pfeifer dan Leblebici (1977) dalam Markus dan Robey (1988) menyatakan bahwa pada saat organisasi menghadapi lingkungan yang sangat kompleks dan terus berubah, maka teknologi informasi merupakan suatu keharusan dan dibutuhkan. Senada dengan pendapat diatas, Huber (1984) dalam Markus dan Robey (1988) juga mengemukakan bahwa kebutuhan akan kapasitas pengolahan informasi meningkat jika lingkungan menjadi serba tidak menentu dan kompleks. Lebih lanjut Huber membedakan teknologi informasi menjadi dua yaitu teknologi komputasi (computing technology) dan teknologi komunikasi (communication

technology) yang dkenal dengan istilah teknologi “C-kuadrat”. Teknologi

komputasi adalah gabungan dari sistem informasi manajemen (MIS), sistem pengetahuan (knowledge system) dan desicion support system (DSS). Sedangkan teknologi komunikasi adalah mencakup semua teknologi yang berkaitan dengan teknologi jaringan yang digunakan untuk komunikasi yaitu LAN (Local Area

Network), WAN (Wide Area Network), E-mail, Voice-mail, Radiophones, Videotext dan E-conference.

Keen (1986) dalam Tjakrawala (2002) mendukung pendapat dari Huber dengan menyebutkan tiga perbedaan antara teknologi komputasi dengan teknologi komunikasi yaitu : teknologi komunikasi terkait dengan faktor-faktor perubahan usaha yang baru dan kompleks; teknologi komunikasi pada dasarnya adalah teknologi pemampu/enabling technology yang menyediakan sistem informasi yang canggih dan teknologi komunikasi dan keekonomisannya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan berdampak pada organisasi. Grover dan Teng (1996) berpendapat bahwa untuk memisahkan/membedakan secatra tegas antara teknologi komputasi dan teknologi komunikasi akan mengalami kesulitan.

Perbedaan yang mendasar diantara keduanya, teknologi komunikasi dapat menguranngi biaya dan waktu untuk meyampaikan informasi tentang lingkungan eksternal, sedangkan teknologi komputasi memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungan eksternl itu sendiri dan memberikan organisasi

(17)

kemampuan untuk menangani lingkungan yang lebih kompleks (melalui fungsi

computing technology yaitu meringkas dan menganalisis).

Peran Teknologi Informasi dalam Hubungan Struktur Organisasi dengan Lingkungan

Istilah sistem informasi meliputi pemanfaatan teknologi informasi bagi para manajer. Teknologi informasi itu sendiri adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan informasi dan menyebarkannya baik yang bersifat finansial maupun non finansial. Husein dan Wibowo (2000) meyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi, cara berbisnis, cakupn organisasi, pekerjaan dan karir dari manajer organisasi.

Teknologi informasi berdampak pada berbagai aktivitas manajemen yang berhubungan dengan data dimana elemen utamanya meliputi input/perolehan data, pemrosesan data, penyimpanan data dan perolehan kembali data yang menjadi hal yang sangat penting bagi organisasi. King et al (1991) dalam Ashton (1991) menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi memungkinkan lebih banyak data dapat dikumpulkan dengan cepat dalam lokasi yang jauh sekalipun, memungkinkan peningkatan jumlah data yang disimpan siap diakss, menyebabkan data yang dapat diproses, dimodifikasi an ditampilkan kembali secara cepat serta memungkin manajemen memperoleh kembali data dari lokasi yang jauh dengan cepat tanpa adanya perantara.

Dampak Teknologi Informasi Bagi Organisasi

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sarana penunjang/pendorong bagi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Romney (2006) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi didalam organisasi akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas/proses bisnis yang terdapat dalam organisasi tersebut. Adapun pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat dilihat dari dampak pemanfaatan teknologi informasi pada rantai nilai organisasi (value

(18)

Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat meningkatkan akses atas informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai status pengiriman; memungkinakan organisasi untuk mengurangi jumlah persedian penyangga

(inventory buffer); meningkatkan efisiensi operasi internal perusahaan, khususnya

perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi (misalnya industri perakitan mobil, komputer, elektronik dan lain-lain); dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan penjualan dan pemasaran, pembelian, sumber daya manusia serta dukungan layanan purna jual. Dampak strategis pemanfaatan teknologi informasi bagi organisasi dapat dilihat dari dapat tidaknya teknologi informasi menunjang dan membantu organisasi dalam melaksanakan dan mencapai strategi organisasi secara keseluruhan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukan oleh Romney (2006) bahwa pemanfaaatan teknologi informasi didalam organisasi bukan merupakan strategi dasar dari organisasi tersebut, implementasi teknologi informasi digunakan untuk membantu dalam pencapaian strategi organisasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, akses terhadap proses bisnis perusahaan dapat dilakukan denga cepat sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat dan pada akhirnya tujuan organisasi dapat tercapai.

Penelitian Tentang Peran/Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Hubungan Antara Lingkungan Dengan Struktur Organisasi.

Penelitian konseptual tentang teknologi informasi dikemukakan oleh Keen (1987), Huber (1990) dan Fidler et.al (1996). Keen (1987) dalam Tjakrawala (2002) menelaah hubunngan antara komunikasi dengan pilihan organisasi yang menhasilkan gagasan bahwa teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi dapat dipandang sebagai elemen utama untuk mengelola dan menciptakan perubahan dalam proses untuk mengubah keseluruhan aspek organisasi atau interaksi dari organisasi dengan lingkungannya. Huber (1990) menghasilkan beberapa konsep tentang pengaruh teknologi kontemporer (teknologi informasi) pada desain organisasi, intelegensia dan pembuatan keputusan.

(19)

Fiedler. Et. Al (1996) mengemukakan bahwa penataan sistem informasi yang memiliki komponen-komponen komunikasi yang kuat akan menunjanng struktur yang integratif. Lee dan Grover (2000) menguji pengaruh teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi sebagai mediator (perantara/intervening) hubungan antara atribut lingkungan dengan atribut struktur organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa teknologi komunikasi memegang peranan langsung dan berpengaruh terhadap hubungan antara lingkungan yang dinamis dengan kompleksitas struktural, hubungan antara kompleksitas lingkungan dengan kompleksitas struktural dan hubungan antara kompleksitas lingkungan dengan integrasi.

Tjakrawala (2002) melakukan penelitian yang sejenis, yang merupakan replikasi dari penelitiannya Lee dan Grover (2000) dengan jenis sampel yang sama tetapi lokasinya berbeda yaitu Indonesia. Tjakrawala berhasil mengkonfirmasi hasil penelitian Lee dan Grover (2000) dan bahkan membuktikan secara empiris tiga hipotesis lain yang tidak dapat dibuktikan oleh Lee dan Grover, yaitu teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi berkontribusi secara signifikan dan langsung terhadap hubungan antara dinamika lingkungan dengan formalisasi dan integrasi struktur organisasi serta hubungan antara kompleksitas lingkungan dengan sentralisasi struktural. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakrawala, Susanti (2002) juga merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Grover (2000) tetapi menempatkan variabel teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi sebagai moderating variable. Hasil penelitian Susanti (2002) menunjukkan bahwa teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi dapat menjadi variabel moderating pada hubungan antara dinamika lingkungan dengan kompleksitas dan formalisasi struktur organisasi dan juga hubungan antara kompleksitas lingkungan dengan kompleksitas struktur organisasi.

Dari penelitian-penelitian sebelumnya diatas dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian yang membahas mengenai pengaruh teknologi informasi dalam hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah penelitian yang menempatkan teknologi

(20)

informasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi. Variabel moderating disini bermakna bahwa adanya teknologi informasi akan memperkuat ataukah memperlemah hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi. Dapat dikatakan bahwa teknologi informasi sebagai variabel eksogen yang terlepas dari lingkungan. Sedangkan kelompok kedua adalah penelitian yang menempatkan teknologi informasi sebagai variabel intervening terhadap hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi.

Variabel intervening bermakna bahwa teknologi informasi sebagai sarana/perantara hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi. Maknanya adalah teknologi informasi bukanlah merupakan variabel eksogen (terlepas dari lingkungan) tetapi merupakan konsekuensi dari atribut lingkungan sehingga tanpa keberadaan teknologi informasi, adanya perubahan lingkungan akan sulit untuk menciptakan respon struktural yang diinginkan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang sebagian besar menempatkan teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi sebagai mediator (intervening) hubungan antara lingkungan dengan struktur organisasi dan berdasarkan perkembangan saat ini, dimana tingkat pemanfaatan/penggunaan teknologi informasi diperusahaan cenderurung tinggi dan merupakan kebutuhan yang penting dalam mengelola aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi menjadi perantara /mediator hubungan antara atribut lingkungan dengan atribut struktur organisasi.

Teknologi informasi sudah menjadi elemen penting dalam pencapaian tujuan organisasi untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan. Keberadaan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menciptakan respon struktural yang diinginkan pihak manajemen dalam mengantisipasi adanya perubahan lingkungan. Argumen tersebut diatas sesuai dengan proposis yang dikemukanan oleh Keen (1987) dalam Tjakrawala (2002) bahwa teknologi informasi dapat dipandang sebagai elemen utama untuk mengelola dan perubahan dalam proses-proses usaha untuk mengubah keseluruhan aspek organisasi atau interaksi antara organisasi dengan lingkungannya. Teng et al (1994) juga menyatakan bahwa teknologi

(21)

informasi merupakan faktor pendorong utama perubahan fundamental proses-proses usaha. Lebih lanjut Lee dan Grover berargumen bahwa bahwa penerapan teknologi informasi akan membawa perubahan bagi struktur organisasi, dengan kata lain keadaan lingkungan mendorong perusahaan berinvestasi dalam teknologi informasi yang selanjutnya termanifestasi dalam perubahan-perubahan struktural organisasi.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Diana. Peran Teknologi Informasi dalam Hubungan Struktur Organisasi

dengan Lingkungan (Suatu Kajian Teori). Universitas Negeri Yogyakarta.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318566/penelitian/PERAN+TEKNOLOGI+I NFORMASI+DALAM+HUBUNGAN+STRUKTUR+ORGANISASI+DENGAN

+LINGKUNGAN+(SUATU+KAJIAN+TEORI).pdf (diakses 23 April 2017)

http://pmpjuned33.blogspot.co.id/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-struktur.html (diakses 23 April 2017)

http://katarizon.blogspot.co.id/2013/09/peranan-teknologi-dalam-sebuah.html

(diakses 23 April 2017)

http://httpzakia.blogspot.co.id/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html (diakses 23

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengajaran di pondok pesantren tahfidzul Qur’an Al-Ishlah masih menggunakan metode tradisional yaitu metode sorogan, dimana para murid satu persatu menghadap

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan bagi perusahaan dalam menyusun strategi merek dan pembentukan Brand Equity yang kuat

Mengenai sikap dalam memuji dan menyembah Allah, 2 Samuel 6:5, Amos 5:23-24, menjadi sebuah pentunjuk yang jelas bahwa hidup setiap orang yang menaikkan musik

Acara di puncak Kelimutu ini diselenggarakan oleh Taman Nasional Kelimutu bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende serta melibatkan 20 komunitas

terhadap produk barang yang ditawarkan sehingga apabila konsumen telah berminat pada produk tersebut maka aka nada keputusan untuk membeli tersebut. Sehingga

Pada media CYA koloni memiliki ciri-ciri berdiameter 1,9 cm - 2,1 cm, berwarna kuning cerah, memiliki tekstur beludru (seperti kain beludru) , dengan permukaan tidak rata,

دحمأ : ؟ةثدالمحا يساردلا ماود يسينودنإ ةغللا ملكت مكح ام دممح : اذام اذام لا Contoh di atas percakapan antara Ahmad dan Muhammad terjadi interferensi

multocida grup B penyebab HS di Yellowstone Park Buffalo dan dari darah kuda di Amerika Utara tidak dapat dibedakan secara serotyping , protein typing dan ribotyping ,