BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. LLatatar ar BeBelalakakangng Ti
Tiroiroiditditis is mermerupaupakan kan ististilah ilah yanyang g menmencakcakup up segsegoloolongangan n kelkelainaainan n yanyangg dit
ditandandai ai dendengan gan adaadanynya a infinflamalamasi si tirtiroidoid. . TTerermasmasuk uk di di daldalamnamnya ya keakeadaadaan n yanyangg timbul mendadak
timbul mendadak dengan disertai rasa sakit yang dengan disertai rasa sakit yang hebat pada tiroid. hebat pada tiroid. Tiroiditis dapTiroiditis dapatat dib
dibagi agi berberdasdasar ar ataatas s etietioloologi, gi, patpatoloologi, gi, atau atau penpenampampilan ilan kliklinisnisnynya. a. PenPenampampilanilan klinis dilihat dari perjalanan penyakit dan ada tidaknya rasa sakit pada tiroid
klinis dilihat dari perjalanan penyakit dan ada tidaknya rasa sakit pada tiroid Ti
Tiroroididititis is adadalalah ah susuatatu u peperaradadangngan an papada da kekelenlenjar jar titiroroidid,m,menenyeyebababkbkanan hiper
hipertiroidtiroidisme isme sementasementara ra yang yang seringseringkali kali diikudiikuti ti oleh oleh hipothipotiroidiroidisme isme sementsementaraara atau sama
atau sama sekali tidak sekali tidak terjadi perubahterjadi perubahan dalam an dalam fungsi tiroid. Tirfungsi tiroid. Tiroiditioiditis s merupamerupakankan inf
inflamlamasi asi kelkelenjenjar ar tirtiroidoid.Ke.Keadaadaan an ini ini bisbisa a berbersifasifat t akuakut, t, sub sub akuakut t ataatau u krokronisnis.. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau implemantasi Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.
limfotik pada kelenjar tiroid.
Berdasarkan penampilan klinis tersebut, maka tiroidis dibagi atas tiroiditis Berdasarkan penampilan klinis tersebut, maka tiroidis dibagi atas tiroiditis aku
akut, t, subsubakuakut, t, dan dan krokronisnis. . TiTiroiroiditiditis s akuakut t concontohtohnynya a tirtiroidoiditiitis s infinfekseksiosiosa a akuakut,t, tiroiditis karena radiasi, dan tiroiditis traumatika. Tiroiditis subakut dibagi menjadi tiroiditis karena radiasi, dan tiroiditis traumatika. Tiroiditis subakut dibagi menjadi yang disertai rasa sakit seperti tiroiditis de Querain, sedangkan yang tidak disertai yang disertai rasa sakit seperti tiroiditis de Querain, sedangkan yang tidak disertai rasa sakit seperti tiroiditis limfositik subakut, post partum, dan oleh karena rasa sakit seperti tiroiditis limfositik subakut, post partum, dan oleh karena obat-obatan. Tiroiditis kronis meliputi tiroiditis !ashimoto, "iedel, dan
obatan. Tiroiditis kronis meliputi tiroiditis !ashimoto, "iedel, dan infeksiosa kronisinfeksiosa kronis Tiroiditis !ashimoto merupakan salah satu penyakit tiroid autoimun yang Tiroiditis !ashimoto merupakan salah satu penyakit tiroid autoimun yang paling umum
paling umum dan dan bersifatbersifat organ-specificorgan-specific. #itemukan oleh !akaru !ashimoto pada. #itemukan oleh !akaru !ashimoto pada tahun $%$&, dengan istilah lain struma limfomatosa. #isebut pula sebagai tiroiditis tahun $%$&, dengan istilah lain struma limfomatosa. #isebut pula sebagai tiroiditis au
autotoimimun un krkrononis is dadan n memerurupapakakan n pepenynyebaebab b ututamama a hihipopotirtiroioid d di di dadaererah ah yayangng iod
iodiumiumnynya a cukcukup. up. PenPenyakyakit it ini ini serisering ng menmengengenai ai 'an'anita ita berberumumur ur antantara ara ()-()-*)*) tahun. !ampir semua pasien mempunyai titer antibodi tiroid yang tinggi, infiltrasi tahun. !ampir semua pasien mempunyai titer antibodi tiroid yang tinggi, infiltrasi limfositik termasuk sel B dan T, dan apoptosis sel folikel tiroid. Penyebabnya limfositik termasuk sel B dan T, dan apoptosis sel folikel tiroid. Penyebabnya sendiri diduga kombinasi dari faktor
sendiri diduga kombinasi dari faktor genetik dan lingkungangenetik dan lingkungan Ti
Tiroroididititis is !a!ashshimimototo o inini i diditatandndai ai ololeh eh mumuncncululnynya a anantitibobodi di teterharhadadapp tir
menem
menemukan antibodi ukan antibodi terhadterhadap ap tirogtirogobuliobulin, n, yang bertindayang bertindak k sebagasebagai i autoanautoantigentigen,, dal
dalam am seruserum m penpenderderita ita penpenyakyakit it !as!ashimhimoto oto sehsehingingga ga terterjadjadi i inflinflamaamasi si akiakibatbat autoim
autoimun. un. PerjalPerjalanan anan penypenyakitnyakitnya a sendisendiri ri pada pada a'alnya'alnya a mungmungkin kin dapat terjadidapat terjadi hipertiroid oleh adanya proses inflamasi, tetapi kemudian kerusakan dan penurunan hipertiroid oleh adanya proses inflamasi, tetapi kemudian kerusakan dan penurunan fungsi tiroid yang luas dapat menyebabkan hipotiroidisme. Kelenjar tiroidnya bisa fungsi tiroid yang luas dapat menyebabkan hipotiroidisme. Kelenjar tiroidnya bisa membesar membentuk nodul goiter. ekali mulai timbul hipotiroid maka gejala ini membesar membentuk nodul goiter. ekali mulai timbul hipotiroid maka gejala ini akan menetap sehingga diperlukan terapi
akan menetap sehingga diperlukan terapi hormhormon on tiroid yang bertujuan mengatasitiroid yang bertujuan mengatasi defisiensi tiroid serta memperkecil ukuran goiter.
defisiensi tiroid serta memperkecil ukuran goiter. B.
B. RRuumumusasan Mn Maasasalalahh $.
$. pa ppa pengengertiertian daran dari Tii Tiroiroiditditis !asis !ashimhimoto oto &.
&. BagBagaimaimana anaana anatomtomi dari Tii dari Tiroiroiditditis !ashis !ashimoimoto to (.
(. pa spa saja peaja penynyebab debab dari Tari Tiroiroidiiditis !atis !ashimshimoto oto /.
/. pa sapa saja klaja klasifisifikaskasi dari Ti dari Tiroiroidiiditis !atis !ashimshimoto oto *.
*. BagaimBagaimana pana patofisiatofisiologi ologi dari dari TiTiroidiroiditis !atis !ashimoshimoto to +.
+. pa pa saja tsaja tanda anda dan dan gejala gejala dari dari TiTiroidiroiditis !atis !ashimoshimoto to 0.
0. pa sajpa saja kompa komplikasi ylikasi yang teang terjadi parjadi pada Tda Tiroiiroiditis !ditis !ashimoashimoto to 1.
1. pa saja pa saja pempemerikeriksaan penusaan penunjanjang dan ng dan pempemerikeriksaan diagsaan diagnosnostik dari Tirotik dari Tiroidiiditistis !ashimoto
!ashimoto %.
%. BaBagaigaimamana na pepenanatatalalaksaksananaan an dadan n pepengngobobatatan an papada da papasiesien n dedengngan an TiTiroroididititisis !ashimoto
!ashimoto C.
C. TTuujujuan an MaMasasalalahh $.
$. Mampu mMampu memahami demahami dan menan mengetahugetahui pengeri pengertian dartian dari Tii Tiroidiroiditis !ashitis !ashimotomoto &.
&. Mampu Mampu memahmemahami dan ami dan mengemengetahui atahui anatomnatomi dari Ti dari Tiroiiroiditis !ditis !ashimoashimototo (.
(. Mampu mMampu memahamemahami dan meni dan mengetahugetahui penyebi penyebab dari Tab dari Tiroidiroiditis !ashitis !ashimotoimoto /.
/. Mampu mMampu memahami demahami dan menan mengetahugetahui klasifii klasifikasi darkasi dari Tii Tiroiditroiditis !ashimis !ashimotooto *.
*. Mampu mMampu memahamemahami dan meni dan mengetahugetahui patofii patofisiologsiologi dari Ti dari Tiroidiroiditis !ashitis !ashimotoimoto +.
+. Mampu Mampu memahmemahami dan ami dan mengmengetahui etahui tanda tanda dan gdan gejala dejala dari Tari Tiroidiroiditis !aitis !ashimotshimotoo 0.
0. MamMampu pu memmemahaahami mi dadan n memengngetetahahui ui kokompmplilikakasi si yayang ng teterjarjadi di papada da TTiriroioididititiss !ashimoto
!ashimoto 1.
1. Mampu Mampu memahmemahami ami dan dan mengmengetahui etahui pemeripemeriksaan ksaan penunpenunjang jang dan dan pemerikpemeriksaansaan diagnostik dari Tiroiditis !ashimoto
diagnostik dari Tiroiditis !ashimoto %.
%. MamMampu pu mememamahahami dan menmi dan mengegetahtahui ui pepenanataltalakaksansanaan dan penaan dan pengogobabatan padtan padaa pasien dengan Ti
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tiri!itis Hashimt
Tiroiditis berasal dari kata tiroid yaitu kelenjar tiroid sedangkan – itis menandakan adanya proses peradangan 2inflamasi3 dengan beragam penyebab. Bila dilihat dari aspek 'aktu kejadian maka tiroiditis dibagi menjadi tiroiditis akut 2muncul mendadak atau durasi penyakit singkat3, tiroiditis subakut 2antara akut dan kronik3 dan tiroiditis kronik 2durasi penyakit lama3.
Tiroiditis !ashimoto 2Tiroiditis autoimun3 adalah peradangan kelenjar tiroid yang sering menyebabkan hipotiroidisme. Tiroiditis !ashimoto merupakan jenis tiroiditis yang paling sering ditemukan. Paling sering terjadi pada 'anita usia lanjut dan cenderung diturunkan. (Janeway,2001). Penyakit !ashimoto adalah suatu kelainan yang mempengaruhi tiroid, kelenjar kecil yang terletak di pangkal leher, di ba'ah jakun. Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin, yang
menghasilkan hormon yang mengkoordinasikan kegiatan tubuh. (Teguh Budi Santoso, 2010).
#alam penyakit !ashimoto, juga dikenal sebagai tiroiditis limfositik kronis, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Peradangan yang dihasilkan sering menyebabkan kelenjar tiroid yang kurang aktif 2hipotiroidisme3. Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang terletak di ba'ah pita suara yang berperan untuk menghasilkan hormon, seperti tiroid. !ormon tiroid membantu mengatur metabolisme tubuh yang oleh karena itu membantu mengatur suasana hati, berat badan dan kadar energi. 4ormalnya kelenjar hipofise menghasilkan stimulating hormone yang merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid. Pada penyakit !ashimoto, tubuh menghasilkan antibodi yang men yerang sel-sel sehat dari kelenjar tiroid yang akhirnya menghancurkan kelenjar tiroid. ebagai konsekuensinya kelenjar tiroid yang rusak tidak mampu menghasilkan hormon tiroid. Penderita kondisi ini secara umum bergejala seperti rasa lelah, kehilangan berat badan yang diharapkan, penurunan toleransi terhadap rasa dingin, 'ajah ber'arna kemerahan dan pucat, kulit kering. Meskipun penyakit !ashimoto dapat terjadi pada dua jenis kelamin 'anita memiliki resiko lebih tinggi. Penanganan biasanya dengan menggunakan hormon tiroid sintetik diperlukan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam ji'a seperti gagal jantung dan pembesaran jantung. ayangnya, tidak ada penyembuhan untuk penyakit !ashimoto.
B. Anatmi "isilgi
Kelenjar tiroid merupakan organ yang berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian ba'ah di sebelah anterior trachea. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus.Kelenjar tiroid mempunyai panjang kurang lebih * cm serta ( cm dan berat kurang lebih () gr. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yang berbeda tiroksin 2T/3, Trilodotironin 2T(3 dan Kalsitonin.
mbilan dan metabolisme 5odium.5odium merupakan unsur esensial bagi tiroid untuk sintesis hormon tiroid.6angguan utama akibat defisiensi 5odium adalah perubahan fungsi tiroid. 5odium dikonsumsi dari makanan dan diserap dalam darah di dalam traktus gastrointestinal. Kelenjar tiroid bekerja sangat efisien dalam mengambil 5odium dari darah dan kemudian memekatkannya dalam sel-sel kelenjar
tersebut. 5on-ion iodida akan diubah menjadi molekul 5odium yang akan bereaksi dengan tirosin 2suatu asam amino3 untuk membentuk hormon tiroid.
Pengaturan fungsi tiroid. ekresi tirotropin, atau T! 2Thyriod timulating !ormone3, oleh kelenjar hipofisis akan mengendalikan kecepatan pelepasan hormon tiroid. elanjutnya, pelepasan T! ditentukan oleh kadar hormon tiroid dalam darah. 7ika konsentrasi hormon tiroid dalam darah menurun, pelepasan T! meningkat sehingga terjadi peningkatan keluaran T/ dan T(.Keadaan ini merupakan suatu contoh pengendalian umpan balik 2feedback control3.!ormon pelepasan tirotropin 2T"!3 yang disekresi oleh hipotalamus memberikan pengaruh yang mengatur pelepasan T! dari hipofisis.8ungsi hormon tiroid.8ungsi utama hormon tiroid T( dan T/ adalah mengendalikan aktiitas metabolik seluler.Kedua hormon ini bekerja sebagai alat pacu umum dengan mempercepat proses metabolisme.!ormon tiroid mempengaruhi replikasi sel dan sangat penting bagi perkembangan otak.danya hormon tiroid dalam jumlah yang adekuat juga diperlukan untuk pertumbuhan normal. Melalui efeknya yang luas terhadap metabolisme seluler, hormon tiroid mempengaruhi sistem organ yang penting.
Kalsitonin atau tirokalsitonin merupakan hormon penting lainnya yang disekresi oleh kelenjar tiroid.!ormon ini disekresi oleh kelenjar tiroid sebagai respon terhadap kadar kalsium plasma dengan meningkatkan jumlah penumpukan kalsium dalam tulang.
9fek hormon tiroid pada pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin.Bila janin tidak dapat mensekresi hormon tiroid dalam 'aktu yang cukup maka pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan sesudah bayi dilahirkan akan sangat terbelakang dan otak tetap berukuran kecil dari normal.!ormon tiroid meningkatkan laju metabolisme sebagian besar sel tubuh.Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan berat adan. #an bila produksinya menurun hampir selalu meningkatkan nafsu makan.Keadaan ini dapat melebihi keseimbangan perubahan kecepatan metabolisme.
9fek pada respiratori. Meningkatnya kecepatan metablisme akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbon dioksida.5ni akan
mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
9fek pada saluran cerna, meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, karena hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan gerakan saluran cerna. ering terjadi diare, kekurangan hormon tiroid dapat menimbulkan konstipasi.
9fek pada sistem syaraf pusat.!ormon tiroid meningkatkan kecepatan berfikir, tapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya berkurang hormon tiroid akan menurunkan fungsi ini. 9fek terhadap fungsi otot.Peningkatan hormon tiroid dapat menyebabkan otot bereaksi dengan kuat, namun bila jumlah hormon ini berlebihan, maka otot-otot malahan menjadi lemah oleh karena berlebihnya katabolisme protein. Kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot
sangat lambat, tremor pada otot.
9fek pada tidur.Karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem syaraf pusat, maka penderita hipertiroid seringkali merasa capai terus menerus tetapi karena efek ekstasi dari hormon tiroid pada sinaps, timbul kesulitan tidur.ebaliknya, somuolen yang berat merupakan gejala khas dari hipertiroidisme, disertai dengan 'aktu tidur yang berlangsung selama $& jam sampai $/ jam sehari. 9fek hormon tiroid pada fungsi seksual. Pada pria, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan hilangnya libido dan sebaliknya sangat berlebihannya hormon ini seringkali menyebabkan impotensi. Pada 'anita, kekurangan hormon tiroid seringkali menyebabkan timbulnya menoragia dan polimenore.
C. Etilgi
:ntuk alasan yang tidak diketahui, tubuh mela'an dirinya sendiri dalam suatu reaksi autoimun, membentuk antibodi yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini 1 kali lebih sering terjadi pada 'anita dan bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki kelainan kromosom tertentu, seperti sindroma Turner, sindroma #o'n dan sindroma Kleinefelter.
Penyebab dari tiroiditas hasimoto adalah #alam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh terdiri dari antibodi dan sel darah putih. el-sel ini hadir dalam
tubuh untuk melindungi tubuh terhadap irus, bakteri, dan antigen lainnya. Pada penyakit autoimun, antibodi dan sel darah putih justru menyerang sel tubuh yang
sehat. Pada kasus tiroiditis !ashimoto, antibodi menyerang kelenjar tiroid sehingga menyebabkan peradangan, kelenjar tiroid yang kurang aktif, dan kekurangan produksi hormon tiroid. Kekurangan produksi tiroid menyebabkan kelenjar pituitari memerintahkan kelenjar tiroid memproduksi hormon lebih banyak lagi. !al ini menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid, suatu kondisi
yang disebut gondok.
Penyebab dari penyakit tiroid autoimun masih belum diketahui. Banyak ahli berpikir bah'a irus atau bakteri memicu berkembangnya penyakit ini. 8aktor genetika juga dituduh sebagai penyebab tiroiditis !ashimoto. ;rang yang memiliki ri'ayat keluarga diabetes tipe $ 2juga disebut diabetes juvenil ). elain itu, mereka juga sering mengalami infeksi jamur pada kuku. da berbagai faktor lainnya seperti jenis kelamin, umur karena biasanya penyakit !ashimoto sering menyerang orang paruh baya yang mampu memperbesar risiko.
alah satu karakteristik umum dari penyakit ini adalah meningkatnya jumlah protein tertentu pada kelenjar tiroid. Protein ini disebut tiroglobulin
dan tiroperoksidase. Keduanya dapat diperiksa melalui pemeriksaan antibodi. eseorang yang didiagnosis menderita itiligo 2kehilangan
melanin3, penyakit celiac, dan a nemia pernisiosa 2kurangnya itamin B$&3, juga lebih beresiko terkena penyakit !ashimoto.
D. #lasi$ikasi
$. Tiroiditis kut
Merupakan kelainan langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, mikrobakteri atau parasit pada kelenjar tiroid.tapilokokus aureus atau jenis stafilokokus lain merupakan penyebab yang paling sering dijumpai.ecara khas, penyakit ini menyebabkan nu<yeri serta pembebgkakan leher pada bagian
anterior, panas, disfagia, dan dispocia.8aringitis atau gejala sakit leher sering dirtemukan.Pemeriksaan dapat menunjukkan rasa hangat, eritema 2kemerahan3 dan nyeri tekan pada kelenjar tiroid.Tetapi teoriditis akut mencakup pemberian
preperat antibiotik dan penggantian cairan.Tindakan insisi dan drainase diperlukan jika terdapat abses.
&. Tiroiditis ubakut
Tiroiditis sub akut dapat berupa tiroiditis garanula matosa sub akut 2tiroiditis de =ueram3 atau tiroiditis tanpa nyeri 2silent thiroiditis atau tiroiditis limpfositik sub akut3.Tiroiditis granulomatosa sub akut merupakan kelainan inflamasi pada kelenjar tiroid yang terutama mennterang 'anita nberusia antara /) hingga *) tahun 2sakiyuma $%%(3 kelainan ini ditemukan sebagai pembengkakan yang nyeri pada leher bagian anterior, dan berlangsung selama$ atau & bulan dan kemudian menghilang spontan tanpa gejala sisa.Tiroiditis ini sering terjadi setelah infeksi respiratorius.Kelenjar tiroid membesar secra simetris dan kadang-kadang terasa nyeri. Kulit diatasnya sering tampak kemerah dan terasa hangat.Pasien merasa sulit menelan dan mengalami gangguan rasa nyaman, iritabilitas, kegelisahan insoumnia dan penurunan berat badan yang kesemuanya merupakan manipestasi dari hipertiroidisme sering dijumpai, dan banyak pasien juga merasakan gejala demam serta menggigil.Tiroiditis tanpa
nyeri 2tiroiditis limposifik sub akut3 sering terjadi pada periode pasca partus dan diperkirakan disebabka oleh autoimun. 6ejala hipertiroidisme atau hipertiroidisme mungkin saja timbul, tetapi ditunjukkan untuk menangani gejala, dan pemeriksaan tindak lanjut yang dilakukan setahun sekali perlu dianjurkan untuk menentukan apakah pasien memerlukan terapi guna mengatasi hipertiroidisma yang kemudian.
(. Tiroiditis kronis 2tiroiditis hashimoto3
Tiroiditis kronis yang paling sering dijumpai pada 'anita berusia () hingga *) tahun diberi nama penyakit hashimoto atau tiroiditis limfosik kronis.penegakan diagnostiknya dilakukan berdasarkan gambaran histopatologis kelenjar tiroid yang mengalami inflamasi.Berbeda denag tiroiditis akut, bentuk yang kronis ini biasanya tidak disertai nyeri, gejala penekanan ataupun rasa panas, aktifitas kelenjar tiroid biasaya normal atau rendah dan bukan meningkat. E. Pat$isilgi
Penyakit tiroid autoimun 2PT53 adalah penyakit yang kompleks, dengan faktor penyebab multifaktorial berupa interaksi antara gen yang suseptibel dengan faktor pemicu lingkungan, yang menga'ali respon autoimun terhadap antigen tiroid.
>alaupun etiologi pasti respon imun tersebut masih belum diketahui, berdasarkan data epidemiologik diketahui bah'a faktor genetik sangat berperan dalam patogenesis PT5. elanjutnya diketahui pula pada PT5 terjadi kerusakan seluler dan perubahan fungsi tiroid melalui mekanisme imun humoral dan seluler yang bekerja secara bersamaan. Kerusakan seluler terjadi karena limfosit T tersensitisasi 2 sensitized T-lymphocyte3 dan?atau antibodi antitiroid berikatan dengan membran sel tiroid, mengakibatkan lisis sel dan reaksi inflamasi. edangkan gangguan fungsi terjadi karena interaksi antara antibodi antitiroid yang bersifat stimulator atau blocking dengan reseptor di membran sel tiroid yang bertindak sebagai autoantigen. Penyakit !ashimoto, juga disebut tiroiditis limfositik kronis atau tiroiditis autoimun, adalah suatu bentuk peradangan kronis dari kelenjar tiroid. !asil Peradangan kerusakan pada kelenjar tiroid dan fungsi tiroid berkurang atau @hipotiroidisme,@ yang berarti kelenjar tidak membuat hormon tiroid yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Penyakit !ashimoto adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme di merika erikat.
Tiroid adalah kecil, kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher di ba'ah laring atau kotak suara. Kelenjar tiroid membuat hormon tiroid dua, triiodothyronine 2T(3 dan thyroAine 2T/3. !ormon tiroid beredar ke seluruh tubuh dalam aliran darah dan bertindak di hampir setiap jaringan dan sel dalam tubuh. !ormon-hormon ini mempengaruhi metabolisme, perkembangan otak, pernapasan, denyut jantung, fungsi sistem saraf, suhu tubuh, kekuatan otot, tingkat kelembaban kulit, siklus haid, berat badan, kadar kolesterol, dan banyak lagi.
Produksi hormon tiroid diatur oleh hormon lain yang disebut thyroid-stimulating hormone 2T!3. T! dibuat oleh kelenjar hipofisis, kelenjar seukuran kacang yang terletak di otak. Ketika kadar hormon tiroid dalam darah rendah, rilis
hipofisis lebih T!. Ketika kadar hormon tiroid yang tinggi, kelenjar di ba'ah otak merespon dengan menjatuhkan produksi T!.
Menggambar kepala dan leher yang menunjukkan tiroid dan kelenjar pituitari, dengan panah diagram aliran hormon T!, T(, dan T/ antara dua kelenjar. Produksi kelenjar tiroid dari hormon tiroid 2T( dan T/3 dipicu oleh thyroid-stimulating hormone 2T!3, yang dibuat oleh kelenjar pituitari.
Penyakit !ashimoto adalah gangguan autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang sel sendiri yang sehat dan jaringan. Pada penyakit !ashimoto, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi yang menyerang sel-sel dalam tiroid dan mengganggu kemampuan mereka untuk menghasilkan hormon tiroid. ejumlah besar sel darah putih yang disebut limfosit terakumulasi dalam tiroid. imfosit membuat antibodi yang mendorong proses a utoimun.
a. "aktr %enetik
6en yg terlibat dalam patogenesis PT5 adalah gen yang mengatur respons imun seperti major histocompatibility complex (M!), reseptor sel T, serta antibodi, dan gen yang mengkode 2encoding 3 autoantigen sasaran seperti tiroglobulin, TP; C thyroidperoxidase, transporter iodium, T!" C T" #eceptor . #ari sekian banyak gen kandidat, saat ini baru enam gen yang dapat
diidentifikasi, yaitu D E#/), ET-/ 2!ytotoxic T $ymphocyte %ntigen-/3, !-#", protein tyrosinephosphatase-&&, thyroglobulin, dan T!". E#/), anggota T&'-# receptor berperan penting dalam aktiasi sel B, menginduksi proliferasi sel B dan sekresi antibodi. Pada penyakit 6raes terjadi up-regulation ekspresi E#/) di kelenjar tiroidF E#/) merupakan gen yang suseptibel untuk penyakit 6raes, yang diekspresikan dan fungsional di tirosit 2"idg'ay et al, &))03.!ytotoxic T lymphocyte antigen-/ 2ET-/3 merupakan molekul kostimulator yang terlibat dalam interaksi sel T dengan %ntigen resenting !ells 2PE3. PE akan mengaktiasi sel T dengan mempresentasikan peptida antigen yang terikat protein ! kelas 55 pada permukaan reseptor sel T. inyal kostimulator berasal dari beberapa protein yang diekspresikan pada PE 2seperti B0-$, B0-&, B0h, E#/)3, dan berinteraksi dengan reseptor 2E#&1, ET-/, dan E#/)3 pada permukaan limfosit T
E#/G pada 'aktu presentasi antigen. ET-/ dan E#/) merupakan molekul kostimulator non-spesifik, yang dapat meningkatkan suseptibilitas terhadap PT5 dan proses autoimun lain, tidak hanya pada penyakit 6raes. ET-/ berasosiasi dan terkait dengan berbagai bentuk PT5 2penyakit 6raes, tiroiditis
!ashimoto, dan pembentukan antibodi antitiroid3, dan dengan penyakit autoimun lain seperti diabetes tipe $, penyakit ddison, dan myasthenia grais 2Tomer et al, &))(3.
Pada ras Kaukasus penyakit 6raes berasosiasi dengan !-B1. Kemudian diketahui bah'a asosiasinya lebih kuat dengan !-#"( yang mempunyai linkage diseuilibrium dengan !-B1. Pada bangsa 7epang terdapat asosiasi dengan !-B(*, pada bangsa Eina dengan !-B'/+, dan pada keturunan frika-merika dengan ! #"B(H)&)& 2Tomer et al, &))(3. Berbeda dengan penyakit 6raes, asosiasi antara tiroiditis !ashimoto dengan antigen ! tidak begitu jelas. !al ini menyangkut masalah definisi penyakit tiroditis !ashimoto yang sering kontroersial. pektrum klinik tiroiditis !ashimoto berariasi mulai dari hanya ditemukan antibodi antitiroid dengan infiltrasi limfositik fokal tanpa gangguan fungsi 2asymptomatic autoimmune thyroiditis3, sampai pembesaran kelenjar tiroid 2struma3 atau tiroiditis atrofik dengan kegagalan fungsi tiroid. Beberapa peneliti melaporkan asosiasi antara tiroidits !ashimoto dengan !-#"( dan !-#Q'0 pada ras Kaukasus. Pada non-Kaukasus dilaporkan asosiasi antara tiroiditis !ashimoto dengan !-#"'*( pada bangsa 7epang dan dengan !-#"% pada bangsa Eina 2Tomer et al, &))(3.
&. "aktr Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan telah dapat diidentifikasi berperan sebagai penyebab penyakit tiroid autoimun, di antaranya D berat badan lahir rendah, kelebihan dan kekurangan iodium, defisiensi selenium, paritas, penggunaan obat kontrasepsi oral, jarak 'aktu reproduksi, mikrochimerisme fetal, stres, ariasi musim, alergi, rokok, kerusakan kelenjar tiroid akibat radiasi, serta infeksi irus dan bakteria. #i samping itu penggunaan obat-obat seperti lithium, interferon-I,
amiodarone dan Eampath-$!, juga meningkatkan risiko autoimunitas tiroid 2Prummel et al, &))/3.
Tabel faktor lingkungan yang terlibat dalam patologi tiroiditis autoimun
"aktr Lingkungan Mekanisme "enti'e
Berat lahir ren!ah Maturasi thymik tidak sempurna ntibodi TP; Ekses i!ium Tidak terjadi escape effect
>olff-EhaikoffF 7od-Basedo'
!T
6# De$isiensi selenium Tidak diketahuiF iral !T (arak 'rses re'r!ukti$
)ang 'anjang
9fek estradiol !T
#ntrase'ti$ ral Protektif ntibdi TP;
Mikrkhimerisme $etal el laki-laki di sel tiroid menimbulkan efek antitiroid
!T dan 6#
Stress :pregulasi sumbu !P 6#
Alergi Tidak diketahuiF kadar 5g9 tinggi 6#
Rkk !ipoksiaF Kadar 5g9 tinggi 6#F terutama 6; In$eksi Yersinia
enterocolitica
Mimikri molekuler 6#
Keterangan D !T D !ashimoto thyroiditis 6# D 6raesJ disease
6; D 6raesJ ophthalmopathy
Berat badan lahir bayi rendah merupakan faktor risiko beberapa penyakit tertentu seperti penyakit jantung khronikF kekurangan makanan selama kehamilan dapat menyebabkan intoleransi glukosa pada kehidupan de'asa, serta rendahnya berat thymus dan limpa mengakibatkan menurunnya sel T supresor. Mungkin ada faktor intrauterin tertentu yang menghambat pertumbuhan janin, yang merupakan faktor risiko lingkungan pertama yang terpapar pada janin untuk terjadinya PT5 di kemudian hari 2Prummel et al, &))/3.
supan iodium mempengaruhi prealensi hipo- dan hiper-tiroidi. !ipotiroidi lebih sering ditemukan di daerah cukup iodium dibandingkan dengan daerah kurang iodium, dan prealensi tirotoksikosis lebih tinggi di daerah kurang iodium. !ipertiroidi 6raes lebih sering ditemukan di daerah cukup iodium, dan antibodi anti-TP; sebagai petanda ancaman kegagalan tiroid lebih
sering ditemukan di daerah kurang iodium. supan iodium berlebihan dapat menyebabkan disfungsi tiroid pada penderita yang mempunyai latar belakang penyakit tiroiditis autoimun. Kelebihan iodium dapat menyebabkan hipotiroidi atau goiter akibat gagal lepas dari efek >olf-Ehaikoff. Tetapi bila sebelumnya telah ada nodul autonom fungsional atau bentuk subklinik penyakit 6raes, asupan iodium berlebihan akan menginduksi terjadinya hipertiroidi 2efek 7od-Basedo'3. Pada kedua fenomena tersebut diduga terjadi destruksi kelenjar tiroid dan presentasi antigen tiroid pada sistem imun, yang pada gilirannya akan menimbulkan reaksi autoimun. ;leh karena itu iodium sebenarnya merupakan pula faktor risiko terjadinya PT5 2Prummel et al, &))/3.
elenium merupakan trace element yang esensial untuk sntesis selenocysteine, yang juga disebut sebagai *+st amino acid . elenium mempengaruhi sistem imunF defisiensi seleniumakan menyebabkan indiidu lebih rentan terhadap infeksi irus seperti irus EoAsackie, mungkin karena limfosit T memerlukan selenium. #i samping itu, selenium merupakan pula suatu antioksidan dan mengurangi pembentukan radikal bebas. elenium berperan penting dalam sintesis hormon tiroid, karena dua enLim yaitu selenoprotein deiodinase dan gluthatione peroxidase, berperan dalam produksi hormon tiroid. Kekurangan selenium dapat meningkatkan angka keguguran dan kematian akibat kanker 2cancer mortality rate). Kadar selenium rendah di dalam darah akan meningkatkan olume tiroid dan hipoekogenisitas, suatu petanda adanya infiltrasi limfosit. #ari suatu penelitian dilaporkanpemberian sodium selenite &)) ug 2peneliti lain memberikan &)) ug selenium methionine3 pada penderita hipotiroidi subklinik akan menurunkan titer antibodi anti-TP; serta juga meningkatkan kualitas hidup, tanpa mempengaruhi status hormon tiroid 2Prummel et al, &))/3. Penyakit autoimun yang organ specific jauh lebih sering ditemukan pada 'anita. Penyakit 6raes dan tiroiditis !ashimoto *-$) kali lebih sering ditemukan pada 'anita dibandingkan pada pria. lasannya belum jelas, tapi faktor genetik termasuk faktor hormonal pasti berperan 2Prummel et al, &))/3.
tress mempengaruhi sistem imun melalui jaringan neuroendokrin. aat stress sumbu hypothalamic-pituitaryadrenal 2!P3 akan diaktiasi, menimbulkan efek imunosupresif. tress dan kortikosteroid mempunyai pengaruh berbeda terhadap sel-sel Th$ dan Th&, mengarahkan sistem imun menjadi respons Th&, yang akan menekan imunitas seluler dan memfasilitasi keberadaan irus tertentu 2seperti EoAsackie B3, sedangkan imunitas humoral meningkat. 5nilah yang dapat menjelaskan mengapa penyakit autoimuntertentu seringkali didahului oleh stress, dan salah satu contohnya adalah penyakit 6raes.
uatu penelitian prospektif melaporkan ada / kelompok kepribadian 2hypochondria, depression, paranoia, dan mental fatigue3 yang terkait dengan tingkat kekambuhanpenyakit 6raes setelah pengobatan antitiroidF kehidupan yang penuh ketegangan 2 stress3 berkorelasi dengan titer antibodi anti-T! 2T"b3. Belum diketahui apakah penyakit !ashimoto juga terkait dengan faktor stress 2Prummel et al, &))/3.
8aktor infeksi baik irus maupun bakteri juga berperan dalam patogenesis PT5. da tiga kemungkinan mekanisme agen infeksi bertindak
sebagai faktor pencetus PT5. "okok, selain merupakan faktor risiko penyakit jantung dan kanker paru, jugamempengaruhi sistem imun. Merokok akan menginduksi aktiasi poliklonal sel B dan T, meningkatkan produksi 5nterleukin-& 25-&3, dan juga menstimulasi sumbu !P. Merokok akan meningkatkan risiko kekambuhan penyakit 6raes serta eksaserbasi oftalmopatiasetelah pengobatan dengan 5odium radioaktif. Merokok juga akan menurunkankemangkusan radioterapi dan pengobatan oftalmopatia dengan kortikosteroid 2Prummel et al, &))/3. Pembentukan antibodi antitiroid tanpa gejala klinik 2asymptomatic autoimmune thyroid disease3.
". Mane$estasi #linis
Tiroiditis !ashimoto sering dimulai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan nyeri atau rasa penuh di leher.jika diraba kelenjar terasa membesar, tekstrurnya seperti karet tetapi tidak lembut, kadang terasa
berbenjol- benjol. Penyakit ini biasanya berkembang perlahan-lahan selama beberapa tahun dan menyebabkan kerusakan tiroid kronis yang mengakibatkan penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Tanda-tanda dan gejala terutama orang-orang dari kelenjar tiroid kurang aktif 2hipotiroidisme3.
Tanda-tanda dan gejala hipotiroidisme sangat berariasi, tergantung pada tingkat keparahan kekurangan hormon. Pada a'alnya, mungkin gejala jarang terlihat, seperti kelelahan dan kelesuan, atau tanda-tanda menua. Tetapi semakin lama penyakit berlangsung, gejala dan tanda makin jelas.
Tanda dan gejala tersebut meliputi D $. Kelelahan dan kelesuan
&. embelit 2konstipasi3 (. >ajah bengkak /. uara parau
*. 4yeri otot, kelembutan dan kekakuan, terutama di bahu dan pinggul +. Kulit pucat, kulit kering
0. #epresi, gelisah atau cemas 1. #etak jantung lambat
%. 7adi pelupa, kesulitan belajar $). "ambut dan kuku yang rapuh $$. Penambahan berat badan
$&. Peningkatan sensitiitas terhadap dingin,
$(. Menstruasi yang banyak, peningkatan frekuensi keguguran pada 'anita yang hamil.
%. #m'likasi
$. !ipotiroidisme !ipertiroidisme &. Kerusakan pita suara 2bisu3
(. #M tipe $ /. Penyakit ddison *. eukemia +. klerosis multiple 0. Kanker gastrik H. Pemeriksaan Dianstik $. T/ erum &. T( erum (. Tes T! /. Tiroglobulin
*. mbilan iodium radioaktif
+. Pemindai radio atau pemindai skintilasi tiroid 0. 5mplikasi tes tiroid dalam kepera'atan
a. Mengukur kadar kolesterol b. 9K6
c. lanin transminase 2T3 dan 6PT d. #! e. :6 f. ET-can g. M"5 I. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan aboratorium
Pada keadaan timbulnya gejala-gejala subyektif dan temuan dalam pemeriksaan fisik maka pemeriksaan serum T! dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan T! merupakan suatu tes yang sensitif untuk mengetahui fungsi thyroid. Biasanya ditemukan kadar T! meningkat, sedangkan kadar T/ total atau T/ bebas rendah.2+3 edangkan kadar serum total T( dan T( bebas tidak akan menurun hingga ada kerusakan lebih lanjut, karena terjadinya peningkatan konsentrasi serum thyrotropin menstimulasi thyroid untuk
melepaskan T(.2$)3 Pada saat total T/ lebih banyak ditemukan daripada T/ bebas, T( resin uptake dapat membantu untuk mengkoreksi kadar protein binding antara T/ total dan T(, terutama bila ada kadar abnormalitas dari TB6. Bila kedua serum T! dan T/ kadarnya rendah hal ini memperkuat adanya keadaan hipothyroidisme, begitu pula bila kadar T( lebih rendah diba'ah kadar normal maka gejala-gejala dan tanda-tanda hypothyroidisme akan muncul. #itemukannya autoantibodi thyroid yaitu anti NTP; dan antibodi anti-Tg memperkuat adanya penyakit thyroiditis !ashimoto.
b. Pemeriksaan "adiologi dan :6
Pemeriksaan :6 biasanya tidak diperlukan dalam menegakkan diagnosa thyroiditis !ashimoto, tetapi berguna untuk memperkirakan ukuran thyroid dan ekstensi retrosternal dan untuk mengealuasi bentuk dari nodul jika ada. lat :6 digunakan untuk menentukan nodul itu kistik atau solid dan mungkin bermanfaat untuk pemeriksaan 8ine-needle aspiration dari nodul berukuran kecil pada saat ada indikasi dan penderita dalam keadaan bentuk anatomi leher yang berubah. #iagnosa pasti untuk menentukan jinak dan ganasnya lesi daripada thyroid hanya dapat dikonfirmasikan dengan pemeriksaan sitologi atau histologi dari jaringan thyroid.
5odium uptake dan scan biasanya tidak diindikasikan untuk mengkonfirmasi diagnosa thyroiditis !ashimoto 2 biasanya uptake iodium mungkin meningkat sementara pada pasien thyroiditis !ashimoto dengan intake iodium dari makanannya rendah karena efek dari peningkatan kadar T!3. Pemeriksaan T/ dan T( berguna untuk membedakan antara thyroiditis hashimoto dan penyakit 6rae jika ada hipertiroidisme sekunder. Pada pasien dengan nodul yang jelas uptake iodium dan scan mungkin berguna untuk mengklasifikasi nodul tersebut nodul panas atau dingin, tetapi kadar T! biasanya adekuat untuk mengetahui status fungsional dari thyroid.
c. Pemeriksaan lain nya
Pemeriksaan dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum dilakukan ketika dijumpai adanya nodul-nodul yang berkembang?membesar dengan cepat atau ketika ukuran dari thyroid meningkat dengan cepat untuk menentukan keganasan atau adanya thyroid lymphoma.
Thyroiditis !ashimoto merupakan diagnosa histologi. Biasanya tampak kelenjar thyroid memperlihatkan adanya infiltrasi limfosit yang difuse dan infiltrasi sel plasma dengan bentuk folikel limfoid berasal dari hiperplasia folikular dan kerusakan hingga dasar membran dari folikel. danya suatu atrofi dari parenkim merupakan suatu bukti. !ubungan antara adanya autoantibodi thyroid yang dinamakan anti-TP; dan antiOTg sangant membantu dalam menentukan diagnosa. Pemeriksaan penunjang yang tidak perlu dilakukan secara rutin dalam menegakkan diagnosa dan untuk mengealuasi keadaan pasien yaituD
a. EBE count
b. Pemeriksaan profil lipid total dan fraksi lipid c. Panel metabolisme basal
d. Kreatin kinase e. Prolaktin f. "ontgent dada g. 9E6
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat dilakukan pada tingkat hipotalamus, hipofise, tiroid, serum atau jaringan perifer.Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan kadar T(dan T/serum dan T( resin uptake.
Pemeriksaan T(resin uptake dilakukan untuk menilai perubahan konsentrasi
lebih poten. Perubahan tiroAine-binding globulin 2TB63 dan prealbumin dapat merubah konsentrasi T/bebas, dan sedikit merubah T(. Peningkatan kadar
T/ biasanya sesuai dengan keadaan klinis hipertiroid berat, sedangkan
pemeriksaan T( lebih sensitif dalam menentukan hipertiroid ringan.
"adioimmunoassay T! dan tes stimulasi dapat membantu membedakan hipertiroid primer dan sekunder. Pemeriksaan nodul tiroid mungkin memerlukan biopsi jarum dan eksplorasi bedah.
(. Penatalaksanaan Me!is
7ika penyakit hashimoto dengan goiter tiroid, atau menyebabkan hormon tiroid, penderita memerlukan penggantian hormon tiroid yang bertujuan mengatasi desfisiensi tiroid serta mengecilkan ukuran nodul goiter. Pengobatan dengan penggunaan sehari-hari dari hormon sintesis seperti leotiroksin 2leothroid, syhintroid3. eotiroksin sintesis identik dengan tiroksi, ersi alamiah hormon tiroid ini dibuat oleh kelenjar tiroid.
Kadang tidak diperlukan pengobatan karena strumanya kecil dan asimtomatik. Bila kelenjar tiroid sangat besar mungkin diperlukan tindakan pengangkatan, sebaiknya operasi ini di tunda karena kelenjar tiroid tersebut dapat mengecil dengan sejalannya 'aktu. Pemberian tiroksin dapat memepercepat hal tersebut. #isamping itu juga tiroksin dapat diberikan pada keadaan hipotiroidisme.
Pada pasien usia tua, dosis yang dimulai dengan yang rendah dan ditingkatkan secara bertahap. ksi hormon sangat lambat pada tubuh, sehingga pengobatan diperlukan 'aktu beberapa bulan sambil melihat perkembangan gejala atau ukuran goiter. Karena secara umum gejala hipotiroid pada penyakit tiroid ini bersifat menetap, maka kadang dibutuhkan pengobatan seumur hidup dengan dosis
yang disesuaikan dari 'aktu ke 'aktu sesuai keadaan indiidual pasien.
#osis yang tidak adekuat akan mengakibatkan bertambah besarnya goiter, dan gejala hipotiroid terus menerus. Kondisi ini dihubungkan juga dengan peningkatan kolestrol serum, peningkatan resiko atherosklerosis dan penyakit jantung. edangkan apabila dosis berlebihan, dapat menimbulkan gejala hipertiroid yang dapat mengakibatkan kerja jantung yang berlebihan dan meningkatkan resiko osteoporosis.
Bila terjadi hipertiroidisme dapat diberikan obat anti-tiroid. Pemberian gulkokortikoid dapat menyebabkan regresistruma dan mengurangi titer antibodi.
Tetapi mengingat efek samping dan kenyataan bah'a aktiitas penyakit dapat kambuh kembali sesudah pengobatan dihentikan, maka pemakaian obat golongan ini tidak dianjurkan pada keadaan biasa.
#. Peng&atan
Pengobatan untuk penyakit !ashimoto dapat mencakup pengamatan dan penggunaan obat-obatan. 7ika penyakit !ashimoto menyebabkan kekurangan hormon tiroid, penderita mungkin memerlukan terapi penggantian hormon tiroid. !al ini biasanya melibatkan penggunaan sehari-hari dari hormon tiroid sintetis leothyroAine 2leothroid, eoAyl, ynthroid3. eothyroAine sintetis identik dengan tiroksin, ersi alami hormon ini dibuat oleh kelenjar tiroid. ;bat telan mengembalikan kadar hormon yang memadai dan membalikkan semua gejala hipotiroidisme.
BAB III PENUTUP
A. #esim'ulan
Tiroiditis !ashimoto merupakan penyakit autoimun kronik organ specific, dengan penyebab multifaktorial, terjadi pada indiidu yang mempunyai predisposisi genetik dengan pemicu faktor lingkungan. Pada tiroiditis !ashimoto antibody anti-TP; merupakan petanda utama. Manifestasi klinis a'alnya mungkin saja hipertiroid akibat proses inflamasi hingga akhirnya terjadi kerusakan yang luas pada kelenjar tiroid menyebabkan hipotiroid yang menetap. Pengobatan !ashimoto dengan obat antitiroid dan pemberian l-tiroksin bukan bersifat kuratif, artinya tidak mengubah patogenesis penyakitnya. #iharapkan di masa datang dengan
perkembangan dalam bidang biomolekuler dan pemahaman yang lebih mendalam tentang respons imun dari antigen spesifik, penanganan penyakit tiroiditis autoimun akan lebih mendasar dan bersifat kausal.
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas maka kita sebagai mahasis'a?mahasis'i diharapkan dapat memahami penyebab terjadinya, patofisiologi, serta bagaimana mendiagnosis Tiroiditis ashimoto dan bagaimana penanganannya sehingga diharapkan nantinya bila kita menemukan kasus ini dilapangan tempat kita bekerja kita dapat memberikan penanganan yang tepat kepada penderita.