BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1
1 Latar BelakangLatar Belakang
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling penting pada anak, terutama bayi, karena saluran dan kematian yang paling penting pada anak, terutama bayi, karena saluran napasnya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Salah satu napasnya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Salah satu parameter
parameter gangguan gangguan saluran saluran pernapasan pernapasan adalah adalah frekuensi frekuensi dan dan polapola pernapasan.
pernapasan. Pada Pada bayi bayi baru baru lahir lahir sering sering kali kali terlihat terlihat pernapasan pernapasan yangyang da
dangngkakal, l, cecepapat, t, dadan n titidadak k teteraratutur r iriramamananya ya akakibibat at pupusasat t pepengngatatur ur pernapasannya
pernapasannya belum belum berkembang berkembang secara secara sempurna. sempurna. Pada Pada bayi bayi prematur prematur gan
ganggugguan an perpernapnapasan asan dapdapat at disdisebaebabkbkan an oleoleh h kurkurang ang matmatangangnya nya parparu.u. Disamping faktor organ pernapasan, keadaan pernapasan bayi dan anak Disamping faktor organ pernapasan, keadaan pernapasan bayi dan anak juga
juga di di pengaruhi pengaruhi oleh oleh beberapa beberapa hal hal lain, lain, seperti seperti suhu suhu tubuh tubuh yang yang tinggi,tinggi, terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh.
terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh. World Health Organization
World Health Organization, dalam laporannya menjelaskan bahwa, dalam laporannya menjelaskan bahwa asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatus asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatus di negara berkembang pada tahun 2007 yaitu sebesar 2,!, setelah itu di negara berkembang pada tahun 2007 yaitu sebesar 2,!, setelah itu pneumonia
pneumonia dan dan tetanus tetanus neonatorum neonatorum masing"masing masing"masing sebesar sebesar #,0! #,0! dandan $,
$,!. !. DilDilapoaporkarkan n kemkematiaatian n neoneonatnatal al adaadalah lah asfiasfiksiksia a neoneonatnatus us %&&%&&!',!', prematuritas %0!', (()* %#!'. +enurut laporan kelompok kerja
prematuritas %0!', (()* %#!'. +enurut laporan kelompok kerja World World Health
Health OrganizatioOrganizationn, , dadari ri jujuta ta kekemamatitian an babayi yi di di duduninia, a, $$! ! adadalaalahh kematian neonatal. Dari seluruh kematian 7 hari pertama neonatal, sekitar kematian neonatal. Dari seluruh kematian 7 hari pertama neonatal, sekitar -0! merupakan k
-0! merupakan kematian bayi umur ematian bayi umur disebabkan oleh ganggudisebabkan oleh gangguan perinatalan perinatal yan
yang g salasalah h satsatunyunya a adaadalah lah asfiasfiksiksia. a. nsinsidendensi si asfasfiksiksia ia padpada a menmenit it // $7
$7000 lahir 000 lahir hidup dan hidup dan pada menit pada menit 1/ 1/ 1,71,7000 lahir hidup 000 lahir hidup %Saif%Saifuddinuddin,, 200&'.
200&'.
+enurut hasil *iset esehatan Dasar 20&, tiga penyebab utama +enurut hasil *iset esehatan Dasar 20&, tiga penyebab utama kem
kematiatian an neoneonatnatal al di di ndndoneonesia sia adaadalah lah ganganggugguan an perpernafnafasan asan asfasfiksiksiaia %&1,#!', prematuritas %&2,$!', dan sepsis neonatorum %2!' %emenkes %&1,#!', prematuritas %&2,$!', dan sepsis neonatorum %2!' %emenkes *, 20$'. 3ngka kematian bayi %3(' di pro4insi jawa timur tahun 200 *, 20$'. 3ngka kematian bayi %3(' di pro4insi jawa timur tahun 200 sebesar 0, -2 per .000 kelahiran dengan penyebab (()* %$,&#!', sebesar 0, -2 per .000 kelahiran dengan penyebab (()* %$,&#!', asfiksia %#!', dan infeksi %$,#2!' serta trauma lahir %2,7#!' %Dinkes asfiksia %#!', dan infeksi %$,#2!' serta trauma lahir %2,7#!' %Dinkes 5atim, 200'.
3sf
3sfikiksisia a neneononatratrum um adadalalah ah kekeadadaaaan n di di mamana na babayi yi titidadak k dadapapatt bernafas
bernafas secara secara spontan spontan dan dan teratur teratur segera segera setelah setelah lahir. lahir. eadaan eadaan iniini dis
disertertai ai dendengan gan keakeadaadaan n hiphipoksoksia, ia, hiphiperkerkapnapnea ea dan dan berberakhakhir ir dendengangan asid
asidosiosis, s, perperan an perperawaawat t adaadalah lah bagbagaimaimana ana untuntuk uk memmemacu acu napnapas as kliklienen untuk kembali normal. +emberikan terapi
untuk kembali normal. +emberikan terapi oksigen yang baik, memberikanoksigen yang baik, memberikan semangat kepada keluarga klien untuk berfikir positif dan mengurangi rasa semangat kepada keluarga klien untuk berfikir positif dan mengurangi rasa cem
cemas. as. PenPengawgawasan asan ini ini berbertujtujuan uan menmenemuemukan kan sedsedini ini munmungkigkin n adaadanyanya ke
kelalaininan an yayang ng dadapapat t memempmpenengagaruruhi hi prprososes es pepersrsalalininan an sesehihingnggaga penanganannya
penanganannya dapat dapat dilakukan dilakukan dengan dengan baik. baik. Penyakit Penyakit ini ini merupakanmerupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor ibu, suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor ibu, faktor placenta, faktor featus dan faktor neonatus, sehingga menyebabkan faktor placenta, faktor featus dan faktor neonatus, sehingga menyebabkan bayi
bayi sulit sulit untuk untuk bernafas bernafas secara secara spontan. spontan. Setiap Setiap penyakit penyakit mempunyaimempunyai gambaran klinik tersendiri terutama pada tanda dan gejala, pengobatan gambaran klinik tersendiri terutama pada tanda dan gejala, pengobatan serta perawatannya.
serta perawatannya.
Sedangkan tenggelam adalah penyebab kedua dan ketiga kematian Sedangkan tenggelam adalah penyebab kedua dan ketiga kematian yang tidak disengaja pada anak usia sampai $ tahun dan usia 0 sampai yang tidak disengaja pada anak usia sampai $ tahun dan usia 0 sampai $ tahun. +eskipun kematian karena tenggelam pada anak di bawah $ $ tahun. +eskipun kematian karena tenggelam pada anak di bawah $ tahun telah menurun dalam 1 tahun terakhir, lebih dari 00 anak"anak di tahun telah menurun dalam 1 tahun terakhir, lebih dari 00 anak"anak di kelompok usia tersebut meninggal setiap tahunnya dan lebih dari $000 kelompok usia tersebut meninggal setiap tahunnya dan lebih dari $000 anak memerluk
anak memerlukan an perawaperawatan tan darurdarurat at karena tenggelkarena tenggelam, serta am, serta sekitar $0!sekitar $0! adalah anak"anak kelompok usia toddler. (erdasarkan data 6lobal (urden adalah anak"anak kelompok usia toddler. (erdasarkan data 6lobal (urden of Disease %6(D' pada tahun 201 diperkirakan 27.177 anak dan remaja of Disease %6(D' pada tahun 201 diperkirakan 27.177 anak dan remaja dibawah 20 tahun meninggal karena tenggelam di seluruh dunia dengan dibawah 20 tahun meninggal karena tenggelam di seluruh dunia dengan &#,
&#,$! $! untuntuk uk kaskasus us kemkematiatian an karkarena ena tentenggeggelam lam padpada a semsemua ua usiusia. a. DiDi nd
ndoneonesia sia sensendirdiri i angangka ka kejkejadiadian an tentenggeggelam lam belbelum um dikdiketaetahuihui. . amamun,un, me
merurujujuk k papada da kokondndisi isi gegeogograrafis fis wiwilalayayah h nndodonenesia sia yayang ng teterdrdiriri i dadariri berbagai
berbagai pulau pulau dengan dengan garis garis pantai pantai yang yang cukup cukup panjang panjang yangyang memungkinkan terjadinya tenggelam.3nak laki"laki dua sampai empat kali memungkinkan terjadinya tenggelam.3nak laki"laki dua sampai empat kali le
lebibih h cecepapat t bebereresisiko ko memeniningnggagal l kakarerena na tetengnggegelalam m dadariripapada da ananak ak perempuan %5ames, elson, 8
perempuan %5ames, elson, 8 3shwill, 20&'.3shwill, 20&'.
Dari hasil pemikiran tersebut di atas, penulis ingin membahas lebih Dari hasil pemikiran tersebut di atas, penulis ingin membahas lebih jauh
jauh tentang tentang bagaimana bagaimana seharusnya seharusnya menangani menangani klien klien asfiksia asfiksia neonatorumneonatorum d
eperawatan 6awat Darurat pada lien dengan 3sfiksia eonatorum dan :enggelam;.
2.1 Tujuan
.2. :ujuan <mum
+ahasiswa mampu mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan asfiksia neonatorum dan tenggelam.
.2.2 :ujuan husus
. +ahasiswa mampu menjelaskan konsep teori dan asuhan keperawatan tentang tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan asfiksia neonatorum
2. +ahasiswa mampu menjelaskan konsep teori dan asuhan keperawatan tentang tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan tenggelam
1.3 Manfaat
.&. +ahasiswa memahami konsep dan proses asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan asfiksia neonatorum dan tenggelam dengan sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah.
.&.2 +ahasiswa mengetahui proses asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan asfiksia neonatorum dan tenggelam yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Af!k!a 2.. Definisi
3sfiksia neonatorum adalah keadaan gawat bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan oksigen dan makin meningkatkan karbon dioksida yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut %+anuaba, 2007'.
3sfiksia pada bayi baru lahir %(()' menurut D3 %katatan Dokter 3nak ndonesia' adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir %Prambudi, 20&'. emampuan oksigen untuk beredar keseluruh tubuh dipengaruhi oleh kadar hemoglobin dalam darah, semakin tinggi kadar hemoglobin maka angka kejadian asfiksia neonatorum semakin ringan %+ahmudah, 20'.
2..2 =aktor *esiko
(eberapa kondisi tertentu pada ibu hamil yang menjadi faktor resiko terjadinya asfiksia neonatorum sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. (eberapa faktor berikut menurut %6omella, 200#' diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah>
. =aktor ibu
a. Pre"eklampsi dan eklampsi
b. Pendarahan abnormal %plasenta pre4ia atau solusio plasenta' c. ehamilan )ewat ?aktu %sesudah $2 minggu kehamilan' d. Partus lama %rigid ser4iks dan atonia insersi uteri'.
e. *uptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus"menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasenta.
f. Perdarahan banyak> plasenta pre4ia dan solutio plasenta %6omella, 200#'.
2. =aktor :ali Pusat a. )ilitan tali pusat b. :ali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat%6omella, 200#'. &. =aktor (ayi
a. (ayi prematur %sebelum &7 minggu kehamilan'
b. Persalinan dengan tindakan %sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi 4akum, ekstraksi forsep'
d. 3ir ketuban bercampur mekonium %warna kehijauan' %6omella, 200# 8 :oweil #--'
2..& +anifestasi linis
3sfiksia biasanya merupakan akibat hipoksia janin yang menimbulkan tanda"tanda klinis pada bayi atau janin %Depkes, 2007' berikut ini >
a. D55 lebih dari 00@menit atau kurang dari 00@menit tidak teratur. b. +ekonium pada air ketuban pada janin letak kepala.
c. :onus otot buruk karena kekurang A2 pada otak,otot dan organ lain. d. Depresi pernafasan karena otak kekurangan A2.
e. (radikardi %penurunan frekuensi jantung' karena kekurangan A2 pada otot jantung atau sel otak.
f. :ekanan darah rendah karena kekurangan A2 pada otot jantung
g. Pernafasan cepat karena kegagalan absorbsi cairan paru,atau nafas tidak teratur.
h. Pucat atau kebiruan 2..$ lasifikasi
(erdasarkan nilai 3P63* %3ppearance, Pulse, 6rimace, 3cti4ity, *espiration' asfiksia diklasifikasikan menjadi $, yaitu>
. 3sfiksia berat dengan nilai 3P63* 0"&
2. 3sfiksia ringan sedang dengan nilai 3P63*
$"-&. (ayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai 3P63* 7"# $. (ayi normal dengan nilai 3P63* 0 %6hai, 200'
Ta"el 2.1 N!la! AP#A$ %#&a!' 2(1()
N!la! ( 1 2
afas :idak ada :idak teratur :eratur Denyut 5antung :idak ada B00 C00 ?arna lulit (iru atau coklat :ubuh merah
jambu 8 kaki, tangan biru
+erah jambu
6erakan tonus otot :idak ada Sedikit fleksi =leksi *efleks
%menangis'
:idak ada )emahlambat uat
2..1 Pemeriksaan Penunjang
<ntuk dapat menegakkan gawat janin dapat ditetapkan dengan melakukan
pemeriksaan sebagai berikut > . Denyut jantung janin.
=rekeunsi denyut jantung janin normal antara 20 -0 kali per menitEselama his frekeunsi ini bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekeunsi turun
sampai di bawah 00 per menit di luar his, dan lebih"lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya. Di beberapa klinik elektrokardiograf janin digunakan untuk terus"menerus mengawasi keadaan denyut jantung dalam persalinan.
2. +ekonium di dalam air ketuban.
+ekonium pada presentasi"sunsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus menimbulkan kewaspadaan. 3danya mekonium dalam air ketuban pada presentasi"kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
&. Pemeriksaan PF darah janin.
Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukan lewat ser4ik dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pF"nya. 3danya asidosis menyebabkan turunnya pF. 3pabila pF itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya oleh beberapa penulis. Diagnosis gawat"jaanin sangat penting untuk daapaat menyelamatkaan dan dengan demikian membatasi morbiditas dan mortalitas perinatal. Selain itu kelahiran bayi yang telah menunjukkan tanda"tanda gawat janin mungkin disertai dengan asfiksia neonatorum, sehingga perlu diadakan persiapan untuk menghadapi keadaan tersebut %3minullah, 2002'.
2..7 omplikasi
omplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain> a. 3sidosis
Pada asfiksia neonatorum, darah akan kekurangan suplay A2, Pada kandungan GA2 meningkat di dalam darah sehingga kompensasi tubuh akan melakukan metabolisme secara anaerob, metabolisme anaerob ini akan menghasilkan asam laktat yang dapat membahayakan bagi janin. b. ejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport A2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
d. oma
3pabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.
%3minullah, 2002'
2.. onsep 3suhan eperawatan . Pengkajian
a. aji dentitas Pasien > meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat b. aji keluhan utama pasien
c. aji riwayat penyakit sekarang d. aji riwayat penyakit dahulu e. Primary Sur4ey
' 3irway > aji adanya sumbatan jalan nafas , suara nafas biasanya melemah
2' (reathing > periksa adanya peningkatan frekuensi nafas, gerakan dada> dada dan abdomen tidak bergerak secara bersamaan, irama afas > cepat dan dangkal, pola nafas > tidak teratur ,
ekspansi dada > berkurang
&' Girculation > kaji penurunan curah jantung, nadi > 0" 0@menit, adanya sianosis, G*: > C 2 detik
2. Diagnosa eperawatan
a. etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan mukus yang berlebihan
b. etidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiper4entilasi c. erusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai
oksigen dan ketidakseimbangan 4entilasi.
d. etidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan bekurangnya suplai oksigen dalam darah
e. *isiko cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen"agen infeksius f. (erduka disfungsional berhubungan dengan tidak adanya antisipasi
proses berduka &. nter4ensi Keperawatan
N*. D!agn*a Ke+era,atan
N- NI
. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiper4entilasi %D.001' 0$1 Status pernafasan " 0$10 =rekuensi pernafasan. " 0$102 rama pernafasan. " 0$10& edalaman inspirasi. " 0$122 Suara nafas tambahan. " 0$12 Pernafasan cuping hidung. " 0$10 Saturasi oksigen. " 0$1& Sianosis. 0$0 Status pernafasan> etatenan jalan nafas. " 0$020 3kumulasi sputum. " 0$02 emampuan untuk mengeluarkan sekret 0-0$ eparahan respirasi asidosis akut. " 0-0$0 Penurunan pF plasma darah. " 0-0$01 Fipoksia. " 0-0$0 Peningkatan frekuensi pernafasan. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman G> 3irway suction
. Pertahankan jalan nafas yang paten
2. Abser4asi adanya tanda tanda hipo4entilasi
&. +onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
$. +onitor 4ital sign Posisikan pasien untuk memaksimalkan 4entilasi 1. Pasang mayo bila perlu -. 3uskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
7. +onitor respirasi dan status A2
. (ersihkan mulut, hidung dan secret trakea
#. nformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
0.+onitor pola nafas . +onitor asam basa
. 3mbil specimen yang diminta untuk pemeriksaan
laboratorium
kesimbangan asam basa %misal (63, urin, dan
pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. " 00201 :ekanan darah sistolik. " 0020- :ekanan darah diastolik Serum'.
2. Gatat apakah nilai PaGA2 menunjukkan asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik atau normal.
2. (ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mukus yang berlebihan %D.00' 0$1 Status Pernafasan " 0$10 =rekuensi pernafasan " 0$10$ Suara auskultasi nafas " 0$10 Saturasi oksigen " 0$120 3kumulasi Sputum. " 0$1& Sianosis. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. " 00201 :ekanan darah sistolik. " 0020- :ekanan darah diastolik G 3irway suction
. (erikan oksigen sesuai indikasi
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 4entilasi &. eluarkan sekret dengan
batuk atau suction
$. 3uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 1. olaborasi pemberian obat"obatan bronkodilator -. +onitor status hemodinamik
7. (erikan pelembab udara assa basah aGl )embab
. 3tur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
#. +onitor respirasi dan status A2
0. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret . 5elaskan pada pasien
dan keluarga tentang fungsi penggunaan peralatan > A2, Suction,
nhalasi. &. 6angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan ketidakseimbangan 4entilasi. %D.00&' 0$1 Status pernafasan " 0$10 =rekuensi pernafasan. " 0$102 rama pernafasan. " 0$10& edalaman inspirasi. " 0$122 Suara nafas tambahan. " 0$12 Pernafasan cuping hidung. " 0$10 Saturasi G > 3irway management
. buka jalan nafas , gunakan tehnik chin lift atau jaw trust bila perlu 2. ndentifikasi klien perlu
dipasang jalan nafas buatan
&. 3uskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
oksigen. " 0$1& Sianosis. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. " 00201 :ekanan darah sistolik. " 0020- :ekanan darah diastolik status A2 1. Gatat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supracla4icular dan intercostal
-. +onitor suara nafas, seperti dengkur
7. +onitor pola nafas > bradipena, takipenia,
kussmaul,
hiper4entilasi, cheyne stokes, biot
. 3uskultasi suara nafas, catat area penurunan tidak adanya 4entilasi dan suara tambahan #. +onitor ::H, 36D,
elektrolit dan ststus mental
0. Abser4asi sianosis khususnya membran mukosa
. 3uskultasi bunyi jantung, jumlah, irama jantung
$. :ermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan bekurangnya suplai oksigen dalam darah.
%D.0$#'
00 :ermoregulasi> bayi baru lahir.
" 00- Suhu tidak teratur. " 00 Fipotermi. " 0020 :akipnea " 00001 Perubahan warna kulit. " 000# +engambil postur kehilangan retensi panas untuk hipotermi. 002 :anda"tanda 4ital " 0020$ :ingkat pernafasan. " 002 edalaman pernafasan. " 0020# :ekanan nadi. " 00201 :ekanan darah sistolik. " 0020- :ekanan G Perawatan Fipotermi nter4ensi >
. Findarkan pasien dari kedinginan dan tempatkan pada lingkungan yang hangat. 2. +onitor gejala yang
berhubungan dengan hipotermi, misal fatigue, apatis, perubahan warna kulit dll.
&. +onitor temperatur dan warna kulit. $. +onitor ::H. 1. +onitor adanya bradikardi. -. +onitor status pernafasan. :emperatur *egulasi nter4ensi > . +onitor temperatur (() setiap 2 jam sampai suhu
darah diastolik stabil.
2. 5aga temperatur suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
&. :empatkan (() pada inkubator bila perlu.
1. *isiko cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada agen"agen infeksius. %D.0&-' 0702 Status imunitas " 07022 :iter antibodi " 070207 Suhu tubuh G ontrol nfeksi nter4ensi >
. Guci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi.
2. Pakai sarung tangan steril.
&. )akukan pengkajian fisik secara rutin terhadap bayi baru lahir, perhatikan pembuluh darah tali pusat dan adanya anomali.
$. 3jarkan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi dan
melaporkannya pada pemberi pelayanan
kesehatan.
1. (erikan agen imunisasi sesuai indikasi %imunoglobulin hepatitis ( dari 4aksin hepatitis ( bila serum ibu mengandung antigen permukaan hepatitis ( %Fbs 3g', antigen inti hepatitis ( %Fbs 3g' atau antigen I %Fbe 3g'.
2.2 Tenggela/ 2.2.1 Def!n!!
:enggelam %drowning' merupakan cedera oleh karena perendaman %submersionimmersion' yang dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu kurang dari 2$ jam.
:enggelam dapat terjadi pada air tawar maupun air laut dan merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian jika terlambat mendapat pertolongan
2.2.2 Man!feta!
. :enggelam di 3ir 3sin
Paru pasien basahberat, mengeluarkan banyak air dan kurang busa, biasanya meninggal dalam 1"0 menit, dapat dibarengi
oedem paru, bunyi jantung meningkat 2. :enggelam di 3ir :awar
Paru pasien besar ringan, pasien relatif kering dan berwarna merah pucat, ada krepitasi, mengeluarkan banyak busa, biasanya meninggal dalam 1 menit, terjadi hiperkalemi, dapat dibarengi oedem paru, bunyi jantung menurun
Ifek fisiologis aspirasi pun berbeda antara tenggelam di air tawar dan air laut. Pada tenggelam di air tawar, plasma darah mengalami hipoktonik, sedangkan pada air laut adalah hipertonik. 3spirasi air tawar akan cepat diabsorbsi dari al4eoli sehingga menyebabkan hiper4olemia intra4askular, hipotonis, dilusi elektrolit serum, dan hemolisis intra4askular. 3spirasi air laut menyebakan hipo4olemia, hemokonsentrasi dan hipertonis.
3spirasi air yang masuk kedalam paru dpat menyebabkan 4agotonia, 4asokontriksi paru, dan hipertensi. 3ir segar dapat menembus membran al4eolus dan menggangu stabilitas al4eolus dengan menghambat kerja surfaktan. Selain itu, air segar dan hipoksemi dapat menyebabkan lisis eritrosit dan hiperkalemia. Sedangkan, air garam dapat menghilangkan surfaktan, dan menghasilkan caira eksudat yang kaya protein di al4eolus, intertitial paru, dan membran basal al4eolar sehingga menjadi keras dan sulit mengembang. 3ir garam juga dapat menyebabkan penurunan 4olume darah dan peningkatan konsentasi elektrolit
serum.
Fipoksia merupakan salah satu akibat dari tenggelam, dan merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelangsungan hidup korban tenggelam. arena itu, 4entilasi, perfusi, dan
oksigenasi yang cepat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat sur4i4al korban.
2.2.3 Manaje/en +enanganan . Pre hospital
:ujuan dari manajemen penangganan kejadian tenggelam pada fase pre hospital adalah untuk menjaga oksigenasi dan sirkulasi yang adekuat, meminimalkan kerusakan organ sekunder, dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk menstabilkan kemungkinan cedera tulang belakang ser4ikal %5ames, elson, 8 3shwill, 20&'. +anajemen penangganan kejadian tenggelam fase pre hospital di antaranya>
a. +enyelamatkan dan menjauhkan dari air
b. nisiasi cepat GP* dan akti4asi sistem medis darurat
c. Setelah saluran pernafasan anak"anak bebas, kemudian dilakukan suction pada oropharyn@ untuk menghilangkan lendir dan cairan serta memberikan oksigen 00! melalui masker atau bag"4al4e"mask. =luktuasi paru harus dihindari untuk mencegah terjadinya pneumotoraks.
d. Penilaian suara napas, kesimetrisan dada dan naik turunnya dada, warna kulit dapat digunakan untuk menilai status respirasi.
e. +emposisikan kepala ditempat tempat tidur sampai &0 derajat %semi fowler' dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial tetapi harus dilakukan hanya jika tidak ada cedera spinal.
f. ntubasi harus dilakukan untuk anak"anak yang tidak sadar dan tidak bernafas
g. Pakaian basah dilepas dan anak itu dilapisi dengan selimut hangat
h. Pemberian H line dua jalur harus segera dimulai pada anak" anak yang mengalami tenggelam. Penyelamat juga dapat sekaligus memperoleh darah untuk laboratorium %G(G, serum elektrolit, (<, kreatinin, dan serum amylase' saat memasukkan H line
i. 6astric :ube harus dimasukkan sehingga bisa mencegah aspirasi isi perut dari muntah
Prinsip pertolongan pertama di air> a. *aih %dengan atau tanpa alat' b. )empar %alat apung'
d. *enang %upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung'
2. :ransport
orban near drowning sebaiknya segera dibawa ke unit gawat darurat terdekat untuk e4aluasi dan penanganan lebih lanjut sehingga dapat meminimalkan komplikasi atau kecacatan yang mungkin ditimbulkan. :idak dianjurkan menunda transportasi untuk pemeriksaan sekunder kecuali korban benar" benar dapat dikategorikan 9stabil;. Sebelum dirujuk korban %terutama pada korban dengan penurunan kesadaran' harus diamankan di sebuah tandu %bila tersedia' dan diposisikan dengan nyaman. orban dengan fraktur, cedera kepala atau tulang belakang sebaiknya diletakkan di papan dengan penyangga tulang belakang. I4aluasi terhadap kesadaran dan tanda"tanda 4ital dilakukan secara berkala selama perjalanan. 0 Semua pasien tenggelam yang mengalamiamnesia oleh karena kejadian tersebut, kehilangan atau depresi kesadaran, ditemukan adanya periode apnea, atau mereka yang memerlukan nafas buatan harus dirujuk ke unit gawat darurat terdekat, meskipun tanpa gejala di tempat kejadian.2 Selain itu, pertimbangan untuk merujuk korban juga tergantung pada ada tidaknya aspirasi air, karena terdapat risiko terjadinya edema paru.
&. Fospital
Pada fase ini melanjutkan tujuan dari fase prehospital yaitu mempertahankan oksigen dan sirkulasi yang adekuat. Pada fase ini pemberian tindakan tambahan dimulai berdasarkan temuan laboratorium dan radilogik. Fasil analisa gas darah mungkin menunjukkan asidosis sehingga membutuhkan pemberian sodium bicarbonate. Sedangkan untuk hipotermia yang berlanjut diperlukan penyedian cairan H yang hangat, oksigen, pencahayaan selimut hangat serta koreksi cairan dan elektrolit
2.2.0 Au&an Ke+era,atan 1. Pengkaj!an
a. aji dentitas Pasien > meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat
b. aji keluhan utama pasien c. aji riwayat penyakit sekarang d. aji riwayat penyakit dahulu e. Primary Sur4ey
' 3irway > aji adanya sumbatan jalan nafas akibat paru"paru yang terisi cairan
+anajemen > ontrol ser4ikal, bebaskan jalan nafas
2' (reathing > Periksa adanya peningkatan frekuensi nafas, nafas dangkal dan cepat, klien sulit bernafas
+anajemen > (erikan bantuan 4entilasi &' Girculation > aji penurunan curah jantung
+anajemen > )akukan kompresi dada
$' Disability > Gek kesadaran klien, apakah terjadi penurunan kesadaran
+anajemen > aji 6GS, periksa pupil dan gerakan ektremitas 1' I@posure > aji apakah terdapat jejas
2. $enana Ke+era,atan an D!agn*a Ke+era,atan
Diagnosa yang terkait pada anak dengan cedera tenggelam adalah >
a. 6angguan pertukaran gas %aktualpotensial' b.d bronchospasm, aspirasi cairan, oedema paru atau eliminasi
surfaktan.
Fasil yang diharapkan >
ilai normal pada saturasi oksigen, (63 dan bersihan jalan nafas pada anak.
b. *esiko ketidakseimbangan 4olume cairan b.d ketidakseimbangan elektrolit yang disebabkan bergesernya 4olume elektrolit dari ruang interstial menuju ke ruang intra4askuler.
Fasil yang diharapkan >
esesuaian pada urine output perjam dengan (( dan umur anak, tanda"tanda 4ital dan elektrolit dalam batas normal. c. Fypothermia b.d paparan yang berkepanjangan dengan air
dingin.
Fasil yang diharapkan >
Suhu tubuh kembali dalam batas normal %&-,1oG &7,$oG' d. oping keluarga efektif b.d status kritis pada anak.
Fasil yang diharapkan >
eluarga menunjukkan perasaan 4erbal %meliputi perasaan bersalah dan marah' dan perhatian yang tepat, menunjukkan sikap percaya diri dalam perawatan yang diberikan, dan memberikan dukungan kepada anak.
3. Inteen!
Setelah pengkajian awal dan manajemen darurat selesai, perawat memantau perubahan dari awal, mengantisipasi berkembangnya komplikasi, dan menerapkan manajemen terapeutik %5ames, elson, 8 3shwill, 20&'.
a. +emberikan bantuan pernafasan
arena hipoksia adalah masalah utama, dengan potensi kerusakan pada semua sistem utama, perhatian terhadap sistem paru adalah prioritas. Perawat menilai tingkat kesadaran anak dan mendengarkan suara nafas, yang dapat menandakan perkembangan komplikasi seperti edema paru, atelektasis, atau pneumonia. Fipoksia persisten, dyspnea,
takikardia, dan alkalosis pernapasan juga dapat sebagai tanda terjadinya komplikasi paru . 5ika anak diintubasi, pemeliharaan jalan nafas merupakan prioritas dengan obser4asi ketat terjadi pada tanda"tanda perpindahan tube atau pneumotoraks.
b. +emulihkan status sirkulasi darah yang normal
Pemantauan kardio4askular meliputi pengukuran tanda 4ital, denyut nadi, tingkat kesadaran, suhu kulit, warna, dan output urin. 3nak dengan perfusi baik waspada dengan tingkah laku anak yang sesuai usia dan memiliki capillary refill kurang dari 2 detik dan keluaran urine sesuai dengan usia anak. Perawat mempertahankan jalur H dan mengatur penggantian 4olume cairan sesuai ad4is dokter.
c. +engidentifikasi dan mencegah konsekuensi neurologis
Sistem neurologis sering dipantau. Parameter yang umum termasuk tingkat kesadaran, respon pupil, pergerakan ekstremitas, refleks dan tanda 4ital. Perawat mengantisipasi tanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial hingga 2$ jam setelah kejadian tenggelam. :indakan kon4ensional untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial, seperti memposisikan kepala di garis tengah, mengangkat tempat tidur bagian kepala sampai &0 derajat, mencegah suhu tubuh yang tinggi, dan mengontrol nyeri dan agitasi, sesuai ad4is dokter.
d. +engembalikan keseimbangan cairan
(anyaknya air yang diminum selama tenggelam, anak berisiko mengalami perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Perawat harus berhati"hati memonitor output urine, hasil labotarium, dan tanda dan gejala fisik. Fiponatremia dan intoksikasi air harus diantisipasi, terutama yang tenggelam pada air dingin. +engamati adanya perubahan fungsi sistem saraf pusat, terutama kejang, karena kadar natrium serum turun.
3nak dengan penyakit akut berisiko terkena infeksi lokal atau sistemik. komplikasi dapat terjadi pada kerusakan organ, intubasi dan tabung 4entilasi, jalur pemantauan in4asif, dan kateter urin merupakan sumber infeksi yang mungkin. 5ika ada infeksi, diberikan terapi antibiotik. Perawat harus memantau respons anak terhadap terapi ini.
f. +enjaga status giJi
Dalam sistem gastrointestinal, hipoksia menyebabkan penurunan suplai darah ke usus. Strok stres dan perdarahan gastrointestinal tidak jarang terjadi. =ungsi gastrointestinal di semua area harus dipantau. ni termasuk asupan %nothing by mouth %PA', pemberian oral atau enteral', dan keluaran %ada atau tidak adanya darah, jumlah, warna, dan konsistensi tinja'.
ebutuhan metabolik anak yang meningkat, seiring dengan terganggunya fungsi gastrointestinal, dapat menyebabkan defisit nutrisi. :erapi nutrisi diimplementasikan dalam bentuk pemberian nutrisi enteral atau nutrisi parenteral total.
BAB I4 PENUTUP 0.1 Ke!/+ulan
3sfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan A2 dan makin meningkatkan GA2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. egawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi dengan gangguan pernafasan yang dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi berupa kerusakan otak atau bahkan kematian.
Sedangkan tenggelam merupakan cedera oleh karena perendaman %submersionimmersion' yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 2$ jam. :enggelam dapat terjadi di air asin dan air tawar. =okus penangganan tenggelam adalah melepaskan pakaian basah dan pemberian selimut hangat serta memberikan bantuan pernafasan
0.2 Saran
Diharapkan dalam menangani pasien dengan asfiksia dan tenggelam, pengenalan awal mengenai tanda dan gejala sangat diperlukan untuk
menentukan prognosa yang lebih baik.
3dhi *, +S osim, Feru +. 3sfiksia oenatorum sebagai faktor resiko gagal ginjal akut. Sari Pediatri . 202E & %1'> &01"0.
3limul Fidayat ,A.3JiJ.( 20& ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.5akarta> Salemba +edika
3merican 3cademy of Pediatrics dan 3merican Feart 3ssociation. uku panduan re!u!ita!i neonatu!. Idisi ke"1. 5akarta> PerinasiaE 200-.
3minullah, 3. %200-'. "iagno!a "an #atalak!ana $ep!i! Pada a%i aru &ahir. 'a!kah &engkap $impo!ium 'a!ional Pediatri. D3 Gabang alimantan
:imur. (alikpapan.
emenkes *. %200#' anaemen A!*ik!ia 'eonatorum. 5akarta > ementerian esehatan *
Depkes *. 2007. Standar Pelayanan ebidanan. 5akarta. Dinas esehatan Pro4insi jawa :imur. 200
6hai, dkk. %200'. Pen+egahan "an Penatalak!anaan A!*ik!ia 'eonatorum. Fealth :echnology 3ssessment ndonesia Departemen esehatan *epublik ndonesia.
6omella )acy, :. %200#'. eonatology > anagement, Pro+edure!, On-all Problem!, "i!ea!e!, and "rug!. nited $tate! o* Ameri+a > :he +c6raw"
Fill Gompanies,nc.
Fealth :echnology 3sessment. %200' Pen+egahan "an Penatalak!anaan A!*ik!ia 'eonatorum. 5akarta > ementerian esehatan *
nstitute for health metric and e4aluation %F+I'. 6(D compare data HisualiJationE IH/ , <ni4ersity of ?ashington> seattle, ?3, <S3, 20-K6oogle scholarL
5ames, Susan *owenE elson, ristine 3nn dan 3shwill, 5ean ?eiler. 'ur!ing -are o* -hildren. +issouri> Ilse4ier.
ementerian esehatan *epublik ndonesia. 20$
+anuaba, .(.6., .3. Ghandranita +anuaba, dan .(.6. =ajar +anuaba. 2007. Pengantar Kuliah Ob!tetri. 5akarta> (uku edokteran I6G
+ahmudah. %20, 5uni 2$'. +anual Prosedur 3sfiksia. I6G> 5akarta *iset esehatan Dasar *epublik ndonesia. 20&