LEMBAR KERJA
PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM RSUD SOE
1. Pemilihan Topik
A. Topik: (tentukan topik yang dipilih) Asfiksia Neonatorum
B. Alasan pemilihan topik: (masukkan data-data pendukung untuk memperkuat alasan pemilihan topik)
- Kasusnya banyak ditemukan di RSUD Soe
- Beresiko tinggi menyebabkan kematian pada neonatal - Long of stay lama
- Jumlah kematian bayi di RSUD Soe akibat asfiksia neonatal tahun 2013 adalah .. bayi dari .. bayi yg dirawat, tahun 2014 jumlah kematian adalah .. bayi dari .. bayi yg dirawat.
2. Menunjuk Koordinator (Penasehat Multidisiplin)
Koordinator: (pilih koordinator yang akan mengkoordinir penyusunan clinical pathway sesuai topik yang dipilih)
Koordinator : Sekretaris : Anggota :
3. Menetapkan Pemain Kunci
Pemain Kunci: (tentukan semua klinisi yang berperan dalam pemberian pelayanan untuk topik yang dipilih)
- Dr.Spesialis anak - Dr.umum - Perawat - Bidan - Analis - Petugas Farmasi - Petugas Radiolog - Petugas gizi
4. Melakukan Kunjungan Lapangan
Hasil kunjungan lapangan: (berisi temuan-temuan praktek klinik di rumah sakit, temuan ini akan digunakan untuk memperbaiki/ menyusun PPK)
1. Kondisi geografis yg tidak mendukung saat dilakukan rujukan dari puskesmas 2. Sarana dan prasarana yg tidak mendukung saat dilakukan rujukan dari
3. Keterlambatan rujukan dari puskesmas akibat pengambilan keputusan keluarga yg lama
4. Pemeriksaan laboratorium yg terbatas seperti pemeriksaan AGD,gula darah yg tidak bisa dilakukan
5. Pemeriksaan radiologi tidak dilakukan
6. Kurangnya persediaan cairan nutrisi parenteral
7. Rotasi perawat baru ke ruang perina yg belum memiliki kemampuan penanganan asfiksia neonatal
8. Proses rujukan balik belum berjalan baik 5. Melakukan Pencarian Literatur
Hasil studi literatur: (berisi temuan penting dari telaah literatur yang diperlukan untuk memperbaiki/ menyusun PPK)
1. Hasil literatur mengatakan keseimbangan cairan elektrolit harus diperhatikan dan dilakukan koreksi
2. Pemeriksaan laboratorium yg harus dilakukan adalah AGD,gula darah,fungsi ginjal
3. Pemeriksaan yg harus dilakukan adalah EEG,USG,CT-scan Daftar pustaka:
1. Manuaba, I. 1997.- Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Kedokteran. Jakarta. EGC
2. Purwadianto. A. 2000. Kedaruralan Medik. Bina Rupa Aksara Jakarta 3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas. 1998, Edisi 1. Kedokteran
Jakarta. EGC
4. Wong. L Donna. 2004. Keperawatan Pediatrik. Edisi 1. Kedokteran. Jakarta. EGC.
5. Rekomendasi WHO tentang resusitasi bayi baru lahir 6. Clinical guideline for asphyxia neonatorum
7. Erwin Sarwono et al, Asfiksia Neonatorum, Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994
8. Fatimah Indarso, Resusitasi Pada Kegawatan Nafas Bayi Baru Lahir, Kumpulan Makalah Pelatihan PPGD Bagi Dokter, JICA, RSUD Dr. Soetomo, Dinkesda Tk.I Jatim, 199
6. Melakukan Customer Focus Group: (tidak dikerjakan)
7. Melakukan Revisi PPK
(Template PPK berdasar Permenkes 1438 tahun 2010 bab V pasal 10 ayat 5) Pengertian:
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat
Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
a. Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat a. Lilitan tali pusat b. Tali pusat pendek c. Simpul tali pusat d. Prolapsus tali pusat 3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan
persalinan.
Anamnesis:
- Riwayat kehamilan ibu
- Riwayat penyakit selama kehamilan (preeklamsia/eklamsia,asma,jantung,dll) - Usia kehamilan
- Riwayat persalinan sebelumnya - Riwayat kejang
- Lama persalinan
- Ada tidaknya lilitan tali pusat
- Ada tidaknya demam selama persalinan Pemeriksaan fisik:
- Tangis bayi
- Usaha bernafas minimal atau tidak ada - Detik jantung menurun
- Refleks/ respons bayi melemah - Tonus otot menurun
- Warna kulit biru atau pucat. - Hipoksia
- Asidosis metabolik atau respiratori - Perubahan fungsi jantung
- Kegagalan sistem multiorgan
- Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.
Kriteria diagnosis:
Dengan menilai Apgar Score pada menit ke I Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
Klinis 0 1 2 Detik jantung Tidak ada Kurang dari 100/menit lebih dari 100/menit Pernapasa n Tidak ada
Refl waktu jalan napas dibersihka n Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
Tonus otot Lungl ai Fleksi ekstermitas(le mah) Fleksi kuatGerak aktif Warna kulit Biru pucat Tubuh merahEkstermi tas biru Merah seluruhTubuh
Diagnosis banding: Tidak ada Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan gas darah - Pemeriksaan gula darah - Pemeriksaan elektrolit - Pemeriksaan fungsi ginjal - EEG dan CT-scan
Terapi:
- Resusitasi bayi baru lahir - Ventilasi tekanan positip - Therapy oksigen
- Ventilasi mekanik - Koreksi hipoglikemi - Koreksi asidosis - Therapy kejang
- Monitor suhu,status dehidrasi - Therapy cairan
- Koreksi elektrolit
- Gastro intestinal feeding Edukasi:
- Edukasi tentang therapy dan pemeriksaan penunjang - Efek asfiksia jangka pendek dan jangka panjang - Edukasi rujukan balik
- Edukasi kemungkinan rujukan Prognosis:
- Asfiksia ringan : napas spontan,tidak terjadi iskemik ensefalopati,kemampuan minum baik tergantung pada kecepatan penatalaksanaan
- Asfiksia berat : dapat terjadi kematian atau kelainan saraf pada hari-hari pertama.
- Asfiksia dengan PH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya serebral palsi atau retardasi mental.
Kepustakaan:
- Erwin Sarwono et al, Asfiksia Neonatorum, Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994
- Fatimah Indarso, Resusitasi Pada Kegawatan Nafas Bayi Baru Lahir, Kumpulan Makalah Pelatihan PPGD Bagi Dokter, JICA, RSUD Dr. Soetomo, Dinkesda Tk.I Jatim, 1999
8. Penentuan Lama Rawat Inap
Lama Hari yang Ditetapkan Untuk Rawat Inap: 3 hari
9. Menentukan Desain Clinical Pathway -- Pengukuran Proses dan Outcome Cara mengisi:
1. Sesuaikan kolom “time line” sesuai dengan lama hari yang ditetapkan untuk rawat inap (nomer 7)
2. Isi item-item yang ada dalam SOP dan SAK (versi revisi berdasar hasil telaah nomer 4 dan 5) ke dalam formulir
R S U D S
O E
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Clinical Pattways ASFIKSIA NEONATORUM Tanggal Berlaku :FORM
CLINICAL
PATTWAY
TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD SOE, Dr. R.A KAROLINA TAHUN NIP.19750421 200502 2011 Nama pasien Tanggal lahir pasien Nomor rekam medik Catatan khusus :________________________________________________ :________________________________________________ :________________________________________________ : Pola napas :Warna kulit bayi : Tonus otot :
Aspek Pelayanan Hari I Hari II Hari
III 1. Penilaian dan Pemantauan Medis
Anamnesis
- Riwayat kehamilan ibu
[ ] - Riwayat penyakit selama
kehamilan
(preeklamsia/eklamsia,asma,jant ung,dll)
[ ]
- Usia kehamilan [ ]
- Status gizi ibu [ ]
• Penilaian Apgar [ ] • Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum [ ] [ ] [ ]
- Tanda vital [ ] [ ] [ ]
- Pemeriksaan dowen score [ ] [ ] [ ]
- Ballard score [ ]
- Kepala (UUB) [ ] [ ] [ ]
- Mata(anemi, ikterus, pandangan
kesatu arah ) [ ] [ ] [ ]
- Hidung (napas cuping hidung) [ ] [ ] [ ] - Dada (retraksi dan pola napas) [ ] [ ] [ ] - Pemeriksaan denyut jantung [ ] [ ] [ ] - Abdomen (Bising usus, kembung
) [ ] [ ] [ ]
- Neurologi (refleks isap, morrow) [ ] [ ] [ ] - Saturasi oksigen [ ] [ ] [ ]
- Tonus otot [ ] [ ] [ ]
Pemeriksaan Laboratorium - Pemeriksaan gas darah
[ ] - Pemeriksaan gula darah [ ] - Pemeriksaan elektrolit [ ] - Pemeriksaan fungsi ginjal [ ] • Pemeriksaan Radiologi
- EEG dan CT-scan [ ]
2. Penilaian dan Pemantauan Keperawatan
• Observasi tanda-tanda vital [ ] [ ] [ ] • Observasi tanda-tanda sianosis, kejang
dan
shock
[ ] [ ] [ ] • Observasi tonus otot, warna kulit [ ] [ ] [ ] • Observasi pola napas dan retraksi dada [ ] [ ] [ ] • Pantau balance cairan dan elektrolit [ ] [ ] [ ] 3. Tindakan Medis
• Resusitasi bayi [ ]
• Pemberian oksigenasi [ ] [ ] [ ] • Perawatan dalam inkubator [ ] [ ] [ ] • Pemberian terapi cairan [ ] [ ] [ ]
4. Tindakan Keperawatan
• Ukur tensi, nadi, suhu, pernapasan,
saturasi O2 [ ] [ ] [ ]
• Periksa tanda-tanda sianosis, kejang
dan warna kulit [ ] [ ] [ ]
• Melakukan resusitasi bayi dengan
tahapan ABC [ ] [ ] [ ]
• Membungkus bayi dengan kain hangat dan menutup kepala bayi dengan topi plastik
[ ] [ ] [ ] • Memasukan bayi ke inkubator [ ] [ ] [ ] • Mengisap lendir tiap jam dengan
kepala setengah ekstensi [ ] [ ] [ ] • Mengatur posisi miring kiri-kanan tiap
3 jam [ ] [ ] [ ]
• Ukur intake output [ ] [ ] [ ]
• Memberi minum ASI melalui OGT
setelah 6 jam [ ] [ ]
• Melakukan kolaborasi O2 [ ] • Melakukan kolaborasi pemasangan
IVFD, OGT [ ]
• Melakukan kolaborasi terapi injeksi [ ] 5. Pemeriksaan Penunjang medik (lab,
radiologi, dsb)
• Pemeriksaan AGD [ ]
• Pemeriksaan gula darah [ ] [ ] • Pemeriksaan fungsi ginjal [ ]
• Pemeriksaan elektrolit [ ] • Pemeriksaan EEG
• CT-Scan
6. Medikasi (Obat-obatan, cairan IV, tranfusi, dsb)
• Bolus Nacl 0,9% 10 cc/kg [ ] • Adrenalin
• Cairan infus D10% 60-70cc/kg hari
pertama dan dinaikkan sesuai klinis [ ] [ ] [ ]
• Oksigen [ ] [ ]
• Pemasangan CPAP elektrik [ ] [ ]
• Ampicillin 100 mg/kg/hr [ ] [ ] [ ]
• Gentamicin [ ] [ ] [ ]
pembatasan carian, makanan tambahan, dsb) • ASI [ ] [ ] • D10% [ ] [ ] [ ] • Nacl 3% • Ca glukonas
8. Kegiatan (aktifitas, toileting, pencegahan jatuh)
• Komunikasi informasi dan edukasi [ ] [ ]
• Memasang infus [ ]
• Memandikan bayi [ ] [ ] [ ]
• Ganti pampers [ ] [ ] [ ]
• Menimbang bayi [ ] [ ] [ ]
• Mengukur lingkar kepala dan lingkar
dada [ ] [ ] [ ]
• Perawatan dalam inkubator [ ] [ ] [ ] 9. Konsultasi dan komunikasi tim
(rujuk ke spesialis atau unit lain, jadwal konfrensi tim
•
10. Konseling psikososial (kepastian
dan kenyamanan bagi
pasien/keluarga)
• Penjelasan kepada keluarga: 3 hari tanpa distres napas dan komplikasi, pasien bisa dipulangkan
[ ] • Pastoral care atau pendampingan
spiritual [ ]
11. Pendidikan dan komunikasi dengan pasien/keluarga (obat, diet, penggunaan alat, rehabilitasi, dsb)
• Penjelasan tentang kondisi bayi [ ] • Penjelasan tentang pasien dipuasakan
pada hari pertama [ ]
• Penjelasan tentang therapi yg
diberikan [ ]
• Penjelasan tentang tindakan invasif yg
diberikan [ ]
• Penjelasan tentang perawatan bayi di
rumah [ ]
• Penjelasan tentang pemantauan tumbuh kembang bayi dan kontrol di fasilitas kesehatan
[ ] 12. Rencana discharge (penilaian
outcome pasien yang harus dicapai sebelum pemulangan
• TTV dalam batas normal [ ]
• Pola napas normal dan tidak ada
retraksi dada [ ]
• Tidak ada kejang [ ]
• Pasien tidak sianosis [ ]
• Kemampuan minum baik [ ]
• Tidak ada tanda-tanda infeksi [ ]
Variasi pelayanan
yang diberikan Tanggal Alasan tangan
Tanda-Tanggal masuk Tanggal keluar
Diagnosa Utama Kode ICD 10
Komplikasi Kode ICD 10
Tindakan Utama Kode ICD 9
Tindakan Lain Kode ICD 9
Petunjuk Penggunaan:
1. Berilah tanda contreng pada kolom yg disediakan 2. Isilah formulir ini setelah melakukan tindakan
3. Formulir ini hanya digunakan pada pasien dengan diagnosa Asfiksia Neonatorum
4. Formulir ini hanya sebagai panduan dalam melakukan tindakan pada pasien dengan Asfiksia Neonatorum
5. Apabila terdapat kesenjangan antara kenyataan di lapangan dan formulir yg disediakan maka diisi dalam kolom variasi