halaman 1 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG P U T U S A N
NOMOR 566/PDT/2017/PT.BDG.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara : ---
1. PT. CENTRAL AUTO COMPERINDO, berkedudukan di Jl. Central Kp. Baru No.8 Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, semula Tergugat I , sekarang Pembanding ; --- 2. LIAW CHARLIE LESMANA JAYA, selaku Pribadi dan Direksi PT.
CENTRAL AUTO COMPERINDO, bertempat tinggal di Perumahan Citra Grand Cibubur, Cluster Flinder Park Blok F01 No.7, RT/RW.008/011, Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kotamadya Bekasi 17435, semula Tergugat II, sekarang Pembanding ; --- 3. TEDDY LESMANA JAYA, selaku Pribadi dan Komisaris PT.
CENTRAL AUTO COMPERINDO, bertempat tinggal di Perumahan Citra Grand Cibubur, Cluster Flinder Park Blok F01 No.7, RT/RW.008/011, Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kotamadya Bekasi 17435 , semula Tergugat III, sekarang Pembanding ; --- Ketiga-tiganya memberikan kuasa kepada EFENDI LOD SIMANJUNTAK, SH.MH. dan VIRZA ROY HIZZAL, SH. MH., Advokat pada Kantor Hukum EFENDI LOD SIMANJUNTAK, & PARTNERS Law Office yang berkedudukan di Soho Pancoran, South Tower unit Splendor 2805-2806 Jl. Letjend. MT. Haryono Kav 2-3 Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus masing masing tanggal 31 Mei 2017, 02 Juni 2016 dan 05 Juni 2017, selanjutnya sebagai Para Pembanding ; --- --- M E L A W A N ---
halaman 2 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG PT. CHIESA BAJA INDONESIA, berkedudukan di Jl. Roa Malaka
Selatan I/46, Kota Tua, Jakarta 11230, Indonesia, diwakili oleh direkturnya yaitu Tanuwijaya Suwardi, S.E., dalam hal ini memberikan kuasa kepada JERRI FS SIMATUPANG, S.H., Advokat - Penasehat Hukum pada kantor Advokat Jerri Ferdy Simatupang & Partnership yang beralamat di Jl. Roa Malaka Selatan Raya No.29 Jakarta Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 20 September 2017, semula Penggugat, sekarang Terbanding ; ---
Pengadilan Tinggi tersebut ; --- Telah membaca : ---
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 12 Desember 2017 Nomor 566/PEN/PDT/2017/PT.BDG tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak tersebut diatas ; --- 2. Berkas perkara dan salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tanggal 24 Mei 2017 berikut surat-surat lainnya yang terkait dengan perkara tersebut ; ----
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 17 Oktober 2016, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong pada tanggal 21 Oktober 2016 di bawah Register Perkara Nomor : 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi, telah mengajukan gugatan sebagai berikut : --- 1. Bahwa, PENGGUGAT adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan
menjalankan usaha berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, beralamat kantor di Jl. Roa Malaka Selatan I/146, Jakarta 11230, Indonesia, berdasarkan Akta Notaris R. Johanes Sarwono. SH, Nomor 73 (Tujuh puluh Tiga) tanggal 30-07-2003 (Tiga puluh bulan Juli tahun dua ribu tiga) dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor C-21350 HT.01.01. Tahun 2003 tanggal 09 September 2003, yang bergerak dibidang Perdagangan Besi Baja ; --- 2. Bahwa, TERGUGAT I adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan
halaman 3 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG di Jl. Central Kp. Baru No.8 Wanaherang, Gunung Putri, Bogor ; --- 3. Bahwa, TERGUGAT I membutuhkan barang-barang besi baja dan digunakan
untuk usahanya karenanya itu TERGUGAT I melakukan pemesanan (order) barang-barang besi baja kepada PENGGUGAT ; --- 4. Bahwa, TERGUGAT II adalah Direksi pada TERGUGAT I, yang mana
TERGUGAT II telah menandatangani purchase order (PO) - surat pemesanan kepada PENGGUGAT ; --- 5. Bahwa, TERGUGAT II dan TERGUGAT III menjanjikan pembayaran sejak
jatuh tempo yang telah ditentukan tetapi sampai dengan gugatan ini diajukan belum ada realisasinya ; ---
PURCHASE ORDER (PO) - SURAT PEMESANAN DARI TERGUGAT I KEPADA PENGGUGAT
6. Bahwa, TERGUGAT I melalui TERGUGAT II telah mengeluarkan purchase order (PO) - surat pemesanan kepada PENGGUGAT sebanyak 3 (tiga) kali yaitu dari tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 24 September 2014, dengan perincian sebagai berikut : ---
NO. FAKTU R TGL INVOICE TGL JATUH TEMPO NOMI NAL TGL SEKARA NG KETE RLAM-BATAN (hari) DEND A* 13/ 00640 17 Des 2013 16 Jan 2014 2,500, 000.00 03 Okt 2016 991 1,651, 666.67 14/ 00021 16 Jan 2014 15 Feb 2014 40,34 8,000.00 03 Okt 2016 961 25,84 9,619.67 14/ 00469 24 Sep 2014 24 Sep 2014 44,78 3,000.00 03 Okt 2016 710 21,19 7,287.67 TOTA L 87,63 1,000.00 48,69 8,572.00 *Biaya keterlambatan sebesar 2% per bulan
halaman 4 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG TERGUGAT I tersebut, maka PENGGUGAT mengirimkan semua pesanan TERGUGAT I sebagaimana dimaksudkan dalam poin 6 (enam) Gugatan A quo, hal mana kesemuanya barang pesanan tersebut dikirimkan ke tempat yang ditunjuk oleh PIHAK TERGUGAT I ; --- 8. Bahwa berdasarkan purchase order (PO) - surat pemesanan dan faktur-faktur
tersebut di atas, maka dapat dihitung keseluruhan jumlah tagihan yang menjadi utang TERGUGAT I kepada PENGGUGAT, yaitu sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) ; ---
T E R G U G A T I T E L A H M E L A K U K A N W A N P R E S T A S I TERHADAP PENGGUGAT
9. Bahwa, PENGGUGAT telah melaksanakan seluruh kewajibannya untuk penjualan barang-barang besi bajanya dari tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 24 September 2014 kepada TERGUGAT I, sebagaimana telah diuraikan juga pada poin 6 (enam) dan 7 (tujuh) Gugatan A quo, serta telah diterima oleh pihak-pihak yang ditunjuk oleh TERGUGAT I ; --- 10. Bahwa hingga akhir bulan Oktober 2014, TERGUGAT I tidak pernah
membayar kewajiban hutangnya kepada PENGGUGAT sehingga kemudian PENGGUGAT pada tanggal 18 Januari 2016 mengirimkan Surat Peringatan Secara Hukum mengenai tagihan tersebut di atas kepada TERGUGAT I dan diterima oleh TERGUGAT II, yang pada intinya memberitahukan TERGUGAT I telah lalai dari kewajiban membayarnya kepada PENGGUGAT ; --- 11. Bahwa, sampai saat Gugatan A quo didaftarkan, TERGUGAT I tidak
melakukan pembayaran sebagaimana yang dimaksudkan dalam Surat Gugatan ini ; --- 12. Bahwa, PENGGUGAT mengingat juga secara umum ada ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan dasar hukum untuk mengajukan gugatan wanprestasi. Karena itu ijinkan PENGGUGAT untuk mengutip ketentuan tersebut sebagai berikut : --- a. Pasal 1233 KUHPerdata dan Pasal 1234 KUHPerdata yang menentukan
sebagai berikut : --- Pasal 1233 KUHPerdata : Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang ; --- Pasal 1234 KUHPerdata : Tiap - tiap perikatan adalah untuk
halaman 5 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu ; --- b. Pasal 1239 KUHPerdata termasuk juga Pasal 1246 KUHPerdata yang
menentukan sebagai berikut : --- Pasal 1239 KUHPerdata : Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berhutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan pengantian biaya, rugi dan bunga ; --- Pasal 1246 KUHPerdata : Biaya, rugi dan bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat dinikmatinya, dengan tak mengurangi pengecualian-pengecualian serta perubahan-perubahan yang akan disebut di bawah ini ; --- 13. Bahwa, PENGGUGAT telah memenuhi prestasinya terhadap TERGUGAT I
dan PENGGUGAT telah memberitahukan dan mengingatkan juga TERGUGAT I agar memenuhi kewajiban hutangnya. Oleh karena itu TERGUGAT I sudah dapat dinyatakan lalai melakukan kewajibannya sehingga dalam hal ini PENGGUGAT berhak menuntut TERGUGAT I untuk membayar penggantian biaya, rugi dan bunga sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 1243 KUHPerdata, yang mengatur sebagai berikut: Pasal 1243 KUHPerdat : Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampakannya ; ---
K E R U G I A N Y A N G D I A L A M I O L E H P E N G G U G A T
14. Bahwa, PENGGUGAT sebagai perusahaan yang melakukan jual beli barang-barang besi baja telah menyerahkan semua barang-barang-barang-barang sesuai dengan purchase order (PO) - surat pemesanan dari TERGUGAT I, sebagaimana yang telah di uraikan di atas pada poin 6 (enam) dan 7 (tujuh) Gugatan A quo ;
halaman 6 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 15. Bahwa, karena TERGUGAT I sampai pada saat Gugatan A quo didaftarkan
tidak membayarkan kewajiban hutangnya kepada PENGGUGAT dan disebabkan waktu yang lama bagi PENGGUGAT untuk menerima pembayaran tersebut, maka wajar dan pantas apabila PENGGUGAT mengenakan bunga atas kewajiban tersebut yaitu sebesar 2% (Dua Persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas Gugatan A quo berkekuatan hukum tetap dan dapat dijalankan dan dipenuhi dengan sempurna ; --- 16. Bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan pada alat-alat bukti yang otentik.
Maka kami mohon agar putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada upaya banding, kasasi, peninjauan kembali dan atau perlawanan ; --- Sita jaminan ; --- 17. Bahwa, untuk menjamin agar putusan ini dapat dijalankan sehingga tidak
menjadi suatu putusan yang sia-sia, maka PENGGUGAT mohon kepada Yth. Ketua Pengadilan Negeri Kelas IA Cibinong c.q. Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini berkenan untuk meletakkan sita jaminan atas benda bergerak dan tak bergerak milik TERGUGAT I yang akan diajukan secara tersendiri namun merupakan satu kesatuan dari gugatan aquo ; --- UANG PAKSA (DWANGSOM) ; --- 18. Bahwa, untuk menghindari adanya kerugian berlanjut bagi PENGGUGAT
maka sudah sepantasnya apabila TERGUGAT I dibebani uang paksa sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap harinya atas keterlambatan dalam memenuhi isi putusan perkara ini sejak adanya putusan berkekuatan hukum tetap sampai putusan atas Gugatan A quo dapat dijalankan dan dipenuhi dengan sempurna ; --- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini PENGGUGAT mohon kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Kelas IA Cibinong cq Majelis Hakim yang ditunjuk untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini kiranya berkenan untuk memeriksa dan memutuskan sebagai berikut : ---
PETITUM GUGATAN ; --- 1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ; ---
halaman 7 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 2. Menyatakan TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) telah lalai
(wanprestasi) untuk membayar hutangnya kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) ; --- 3. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum semua purchase order (PO) - surat pemesanan dari TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) ; --- 4. Menghukum TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) untuk membayar
hutangnya kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) ; --- 5. Menghukum TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) untuk membayarkan kerugian PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) tersebut beserta dengan ketentuan bunga sebesar 2% (Dua Persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas Gugatan A quo berkekuatan hukum tetap dan dapat dijalankan dan dipenuhi dengan sempurna ; --- 6. Meletakkan sita jaminan terhadap atas benda bergerak dan tak bergerak
milik TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) ; --- 7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan tersebut di atas ; --- 8. Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, walaupun ada banding, kasasi, peninjauan kembali dan atau perlawanan ; --- 9. Menghukum TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) untuk membayar
uang paksa (dwangsom) kepada PENGGUGAT sebesar Rp.1.000.000,00 (Satu juta rupiah) setiap harinya atas keterlambatan dalam memenuhi isi putusan perkara ini sejak adanya putusan berkekuatan hukum tetap sampai putusan atas Gugatan A quo dapat dijalankan dan dipenuhi dengan sempurna;
10. Menghukum TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk tunduk dan taat atas putusan perkara A quo ; --- 11. Menghukum TERGUGAT I untuk membayar biaya perkara ini ; --- Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan memutuskan perkara ini berpendapat lain, PENGGUGAT mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono) ; ---
halaman 8 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I, mengajukan Eksepsi dan Jawabannya tertanggal 26 Januari 2017, yang pada pokoknya mengemukakan hal hal sebagai berikut : --- I. DALAM EKSEPSI ; --- A. Gugatan Kabur (Obscuur Libel) ; --- 1. Bahwa Penggugat dalam gugatannya tidak menguraikan dengan jelas, jumlah kerugian ril yang seharusnya dibayarkan Tergugat I kepada Penggugat ; --- 2. Bahwa Penggugat telah memasukkan denda berupa biaya keterlambatan
sebesar 2% yang tidak ada dasarnya sehingga membuat perhitungan kewajiban yang seharusnya dibayarkan oleh Tergugat I kepada Penggugat menjadi kabur ; --- 3. Bahwa dalam Point 6 Gugatan Penggugat menguraikan mengenai
keterlambatan dalam hitungan hari, namun tidak jelas dasar perhitungan hari tersebut sehingga perhitungannya nominalnya menjadi kabur ; --- 4. Bahwa disamping itu dalam Posita Penggugat hanya merinci invoice
dengan sejumlah nominal tertentu, namun tidak memasukkan beberapa pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh Tergugat I dan telah diterima oleh Penggugat, sehingga membuat nominal tagihan tidak seperti yang diuraikan oleh Penggugat dalam point 6 gugatan Penggugat ; --- 5. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan Sita Jaminan melalui
permohonan tertanggal 26 Januari 2017, tetapi format dan isi dari permohonan itu sama dengan isi gugatan tertanggal 17 Oktober 2016 dengan melengkapi petitum butir 6 tentang sita jaminan, sehingga tampak seolah-olah ada 2 (dua) gugatan dengan posita dengan petitum yang sama. Padahal yang satu mengenai gugatan wanprestasi dan yang satunya mengenai permohonan sita jaminan, sehingga hal ini menyebabkan gugatan menjadi kabur ; --- 6. Bahwa dalam butir 4 petitum gugatan dan butir 4 permohonan sita disebutkan agar dinyatakan Tergugat I (PT. Central Auto Comperindo) membayar hutang sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), tetapi dalam butir 5 petitum
halaman 9 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG gugatan dan butir 5 permohonan sita disebutkan agar Tergugat I (PT. Central Auto Comperindo) membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), sehingga apakah yang harus dibayar itu “hutang” atau “ganti rugi” menjadi tidak jelas dan kabur ; --- Maka, Berdasarkan hal-hal tersebut di atas terbukti bahwa gugatan Penggugat kabur oleh karenanya gugatan sepatutnya harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard) ; --- II. DALAM POKOK PERKARA ; ---
1. Bahwa Tergugat I menolak seluruh dalil-dalil Penggugat dalam Surat gugatannya kecuali apa-apa yang secara tegas diakui oleh Tergugat I ; ---- 2. Bahwa, dalil-dalil yang telah diuraikan dalam eksepsi termasuk juga
menjadi dalil dalam pokok perkara ini ; --- 3. Bahwa benar Tergugat I pernah mengeluarkan purchase order (PO) – surat pemesanan kepada Penggugat sebanyak 3 (tiga) kali yaitu dari tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 24 Desember 2014, namun perincian perhitungan tagihan yang diuraikan Penggugat dalam point 6 Gugatannya tidak benar, perhitungan tersebut didasarkan perhitungan sepihak tanpa memasukkan sejumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh Tergugat I kepada Penggugat ; --- 4. Bahwa perhitungan yang benar menurut Tergugat I adalah sebagaimana berikut di bawah ini : ---
Tanggal Hutang Yang Telah
dibayar Yg blm dibayar 9 Des 2013 82.000.000 17 Des 2014 86.530.000 8 Jan 2014 82.000.000 16 Jan 2014 40.348.000 20 Mar 2014 36.530.000 20 Mar 2014 3.461.200 20 Mei 2014 35.080.000 20 Mei 2014 35.080.000
halaman 10 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 24 Jun 2014 30.250.000 24 Jun 2014 30.250.000 20 Sep 2014 55.000.000 20 Sep 2014 44.783.000 76.669.80 0
5. Bahwa Tergugat I menolak perhitungan biaya keterlambatan sebesar 2% perbulan sebagaimana diuraikan oleh Penggugat dalam gugatannya point 6 halaman 2 hingga total denda yang ditagihkan Penggugat kepada Tergugat I adalah sebesar Rp.48.698.572,00 . Perhitungan ini tidak dapat dibenarkan karena tidak ada dasar hukumnya dan tidak pernah diperjanjikan. Sehingga secara hukum bunga ini juga harus ditolak ; ---- 6. Bahwa Tergugat I keberatan dengan total perhitungan keseluruhan
jumlah tagihan yang dibuat oleh Penggugat dalam gugatannya sebesar Rp.136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), oleh karena didasari perhitungan yang tidak akurat bahkan mengada-ada yang dilakukian secara sepihak oleh Penggugat ; --- 7. Bahwa meskipun Tergugat I menolak sebagaimana tuntutan Penggugat
sebesar nominal di atas, namun Tergugat I selalu beritikad baik dan berupaya semaksimal mungkin dapat melaksanakan kewajiban hutangnya sebesar Rp.76.669.800,00 sebagaimana perhitungan point 4 di atas, jauh sebelum jawaban ini dibuat telah diadakan pertemuan-pertemuan musyawarah beberapa kali yang pada saat itu Tergugat I menyatakan akan membayar kewajiban pokoknya dengan cara mencicil, namun keberatan dengan denda keterlambatan. Terhadap tawaran ini Penggugat menyatakan tidak bersedia dan tetap menuntut bunga 2%, sehingga menyebabkan masalah ini tidak tuntas ; --- 8. Bahwa secara tegas Tergugat I menyatakan bahwa tidak ada niat untuk
tidak memenuhi kewajiban kepada Penggugat, hanya saja kondisi keuangan Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan, sehingga keadaan tidak mampu membayar. Hal ini menyebabkan pelunasan kewajiban menjadi tertunda. Kondisi sulit ini adalah sesuatu yang tidak dibuat-buat, faktanya saat ini aset-aset Tergugat I sedang mengalami proses lelang eksekusi hak tanggungan oleh beberapa Kreditur
halaman 11 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG diantaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI). oleh karena Tergugat I sedang mengalami ekonomi yang sangat sulit. Namun Tergugat I dengan itikad baik tetap akan melaksanakan kewajiban pokoknya terhadap Penggugat sebagaimana perincian point 4 (empat) di atas ; --- Sita Jaminan Tidak berdasar Hukum ; --- 9. Bahwa, oleh karena gugatan Penggugat tidak jelas mengenai objek sita jaminan, dan disisi lain aset-aset Tergugat I sedang dikuasai oleh pihak lain melalui proses lelang eksekusi hak tanggungan, maka Permohonan Sita Jaminan yang diajukan oleh Penggugat dalam Gugatannya harus dinyatakan ditolak.; --- 10. Gugatan atas sita jaminan (Conservatoir Beslag) dalam posita poin 17
serta petitum point 6 Penggugat tidak jelas, karena pada hakikatnya permintaan atas sita jaminan haruslah diletakan terhadap obyek yang dapat dieksekusi (berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak sesuai dengan pasal 227 ayat 1 HIR) ; --- Uang Paksa (Dwangsom) tidak berdasar Hukum ; --- 11. Bahwa Tergugat I menolak dan keberatan terhadap tuntutan dwangsom
sebagaimana Posita dan Petitum Penggugat dalam gugatannya ; --- 12. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.38
K/Sip/1967 tanggal 07 Mei 1967 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung No.791 K/Sip/1972 tanggal 26 Februari 1973, yang pada pokoknya menjelaskan bahwa uang paksa (dwangsom) tidak berlaku untuk membayar hutang. Apabila dihubungkan dengan perkara ini yang mempunyai sifat gugatan wanprestasi dan telah dinyatakan pula oleh Penggugat agar Tergugat I membayar hutangnya, maka tuntutan uang paksa ini harus ditolak ; --- III. PETITUM ; --- M a k a, berdasarkan hal tersebut diatas, mohon kepada Majelis Hakim agar berkenan memutuskan : --- I. DALAM EKSEPSI : ---
halaman 12 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onkelijk
Verklaard) ; --- II. DALAM POKOK PERKARA : ---
1. Menerima seluruh dalil-dalil Jawaban Tergugat ; --- 2. Menolak seluruh Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima ; --- 3. Menghukum Penggugat untuk membayar Biaya Perkara ; ---
A t a u, apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ; ---
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat II mengajukan jawabannya tertanggal 26 Januari 2017, yang pada pokoknya mengemukakan hal hal sebagai berikut : --- I. DALAM EKSEPSI ; --- A. Gugatan Kabur (Obscuur Libel) ; --- 1. Bahwa Tergugat II sepenuhnya setuju dengan jawaban-jawaban dan
eksepsi dari Tergugat I dalam perkara ini ; --- 2. Bahwa Tergugat II keberatan dengan gugatan yang ditujukan terhadap
pribadi Tergugat II karena semua yang berkaitan dengan masalah ini tidak ada kaitanya dengan pribadi Tergugat II melainkan dilakukan dalam kapasitas Tergugat I selaku badan hukum dengan Penggugat ; --- 3. Bahwa Penggugat dalam gugatannya tidak menguraikan dengan jelas,
jumlah kerugian riil yang seharusnya dibayarkan Tergugat I kepada Penggugat ; --- 4. Bahwa Penggugat telah memasukkan denda berupa biaya keterlambatan
sebesar 2% yang tidak ada dasarnya, sehingga membuat perhitungan kewajiban yang seharusnya dibayarkan oleh Tergugat I kepada Penggugat menjadi kabur ; ---
halaman 13 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 5. Bahwa dalam Point 6 Gugatan Penggugat menguraikan mengenai
keterlambatan dalam hitungan hari, namun tidak jelas dasar perhitungan hari tersebut sehingga perhitungannya nominalnya menjadi kabur;
6. Bahwa disamping itu dalam Posita Penggugat hanya merinci invoice dengan sejumlah nominal tertentu, namun tidak memasukkan beberapa pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh Tergugat I dan telah diterima oleh Penggugat, sehingga membuat nominal tagihan tidak seperti yang diuraikan oleh Penggugat dalam point 6 gugatan Penggugat ; --- 7. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan Sita Jaminan melalui
permohonan tertanggal 26 Januari 2017, tetapi format dan isi dari permohonan itu sama dengan isi gugatan tertanggal 17 Oktober 2016 dengan melengkapi petitum butir 6 tentang sita jaminan, sehingga tampak seolah-olah ada 2 (dua) gugatan dengan posita dengan petitum yang sama. Padahal, yang satu mengenai gugatan wanprestasi dan yang satunya mengenai permohonan sita jaminan, sehingga hal ini menyebabkan gugatan menjadikabur ; --- 8. Bahwa dalam butir 4 petitum gugatan dan butir 4 permohonan sita
disebutkan agar dinyatakan Tergugat I (PT. Central Auto Comperindo) membayar hutang sebesar Rp.136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), tetapi dalam butir 5 petitum gugatan dan butir 5 permohonan sita disebutkan agar Tergugat I (PT. Central Auto Comperindo) membayarkan ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp.136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), sehingga apakah yang harus dibayar itu “hutang” atau “ganti rugi” menjadi tidak jelas dan kabur ; --- MAKA, Berdasarkan hal-hal tersebut diatas terbukti bahwa gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas oleh karenanya gugatan sepatutnya harus dinyatakan tidak dapat diterima (NietOnvankelijkVerklaard) ; --- II. DALAM POKOK PERKARA ; ---
1. Bahwa Tergugat II menolak seluruh dalil-dalil Penggugat dalam Surat gugatannya kecuali apa-apa yang secara tegas diakui oleh Tergugat II dan selanjutnya apa yang dikemukakan Tergugat I sepenuhnya disetujui Tergugat II ; ---
halaman 14 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 2. Bahwa, dalil-dalil yang telah diuraikan dalam eksepsi termasuk juga
menjadi dalil dalam pokok perkara ini ; --- 3. Bahwa benar Tergugat I pernah mengeluarkan Purchase Order (PO) –
surat pemesanan kepada Penggugat sebanyak 3 (tiga) kali yaitu dari tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 24 Desember 2014, namun perincian perhitungan tagihan yang diuraikan Penggugat dalam point 6 Gugatannya tidakbenar, perhitungan tersebut didasarkan perhitungan sepihak tanpa memasukkan sejumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh Tergugat I kepada Penggugat ; --- 4. Bahwa perhitungan yang benar menurut Tergugat I adalah sebagaimana
berikut dibawah ini : ---
Tanggal Hutang Yang Telah
dibayar Yg blm dibayar 9 Des 2013 82.000.000 17 Des 2014 86.530.000 8 Jan 2014 82.000.000 16 Jan 2014 40.348.000 20 Mar 2014 36.530.000 20 Mar 2014 3.461.200 20 Mei 2014 35.080.000 20 Mei 2014 35.080.000 24 Jun 2014 30.250.000 24 Jun 2014 30.250.000 20 Sep 2014 55.000.000 20 Sep 2014 44.783.000 76.669.80 0 * Dalam juta rupiah
5. Bahwa Tergugat I menolak perhitungan biaya keterlambatan sebesar 2% perbulan sebagaimana diuraikan oleh Penggugat dalam gugatannya point 6 halaman 2 hingga total denda yang ditagihkan Penggugat kepada Tergugat I menjadi sebesar Rp48.698.572,00. Perhitungan ini tidak dapat dibenarkan karena tidak ada dasarnya hukumnya dan tidak pernah diperjanjikan. Begitu juga mengenai pengenaan bunga 2% tidak pernah diperjanjikan, sehingga secara hukum bunga ini juga harus ditolak ; ---
halaman 15 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 6. Bahwa Tergugat I keberatan dengan total perhitungan keseluruhan
jumlah tagihan yang dibuat oleh Penggugat dalam gugatannya sebesar Rp.136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), oleh karena didasari perhitungan yang tidak akurat bahkan mengada-ada yang dilakukan secara sepihak oleh Penggugat ; --- 7. Bahwa meskipun Tergugat I menolak tuntutan Penggugat sebesar
nominal di atas, namun Tergugat I selalu beritikad baik dan berupaya semaksimal mungkin agar dapat melaksanakan kewajiban terhadap sisa hutang sebesar Rp 76.669.800,00 sebagaimana perhitungan point 4 di atas. Jauh sebelum jawaban ini dibuat, Tergugat telah menyatakan kesediaanya membayar sisa hutang tersebut bahkan telah diadakan pertemuan-pertemuan musyawarah dengan Penggugat dan Tergugat I tetap menyatakan akan membayar kewajiban pokoknya dengan cara mencicil, namun keberatan dengan denda keterlambatan. Terhadap tawaran ini, Penggugat menyatakan tidak bersedia dan tetap menuntut bunga 2%, sehingga menyebabkan masalah ini tidak tuntas ; --- 8. Bahwa secara tegas Tergugat I nyatakan bahwa tidak ada niat untuk tidak memenuhi kewajiban kepada Penggugat, hanya saja kondisi keuangan Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan sehinggan keadaannya tidak mampu membayar. Hal ini menyebabkan pelunasan kewajiban menjadi tertunda. Kondisi sulit ini adalah sesuatu yang tidak dibuat-buat, faktanya saat ini aset-aset Tergugat I sedang mengalami proses lelang eksekusi hak tanggungan oleh beberapa Kreditur diantaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI). Oleh karena itu, Tergugat I sedang mengalami ekonomi yang sangat sulit, namun Tergugat I dengan itikad baik tetap akan melaksanakan kewajiban pokoknya terhadap Penggugat sebagaimana perincian point 4 (empat) di atas ; --- Sita Jaminan Tidak berdasar Hukum : --- 9. Bahwa, oleh karena gugatan Penggugat tidak jelas mengenai objek sita
jaminan, dan di sisi lain aset-aset Tergugat I sedang dikuasai oleh pihak lain melalui proses lelang eksekusi Hak Tanggungan, maka Permohonan Sita Jaminan yang diajukan oleh Penggugat dalam Gugatannya harus dinyatakan ditolak ; --- 10. Gugatan atas sita jaminan (Conservatoir Beslag) dalam posita poin 17
halaman 16 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG serta petitum point 6 Penggugat tidak jelas, karena pada hakikatnya permintaan atas sita jaminan haruslah diletakan terhadap obyek yang dapat dieksekusi (berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak sesuai dengan pasal 227 ayat 1 HIR) ; --- Uang Paksa (Dwangsom) tidak berdasar Hukum ; --- 11. Bahwa Tergugat I menolak dan keberatan terhadap tuntutan dwangsom
sebagaimana Posita dan Petitum Penggugat dalam gugatannya ; --- 12. Bahwa hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.38
K/Sip/1967 tanggal 07 Mei 1967 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung No.791 K/Sip/1972 tanggal 26 Februari 1973 yang pada pokoknya menyatakan bahwa uang paksa (dwangsom) tidak berlaku untuk membayar hutang. Apabila dihubungkan dengan perkara ini yang mempunyai sifat gugatan wanprestasi dan telah dinyatakan pula oleh Penggugat agar Tergugat I membayar hutangnya, maka tuntutan uang paksa ini harus ditolak ; --- IV. PETITUM ; --- M A K A; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan memutuskan : --- III. DALAM EKSEPSI : --- 1. Menyatakan menerima Eksepsi yang diajukan Tergugat II ; --- 2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onkelijk Verklaard) ; --- IV. DALAM POKOK PERKARA : --- 1. Menerima seluruh dalil-dalil Jawaban Tergugat II ; --- 2. Menolak seluruh Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan tidak dapat diterima ; --- 3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ; --- A t a u ; Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et
halaman 17 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG bono) ; ---
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat III telah mengajukan Jawaban secara tertulis pada tanggal 26 Januari 2017 yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut : --- V. DALAM EKSEPSI ; --- B. Gugatan Kabur (Obscuur Libel) ; ---
1. Bahwa Tergugat III sepenuhnya setuju dengan jawaban-jawaban dan eksepsi dari Tergugat I dalam perkara ini ; --- 2. Bahwa Tergugat III keberatan dengan gugatan yang ditujukan terhadap pribadi Tergugat III maupun selaku Komisaris karena semua yang berkaitan dengan masalah ini tidak ada kaitannya dengan pribadi Tergugat III maupun selaku Komisaris melainkan dilakukan dalam kapasitas Tergugat I selaku badan hukum dengan Penggugat. Lagipula Tergugat III selaku Komisaris tidak ikut dalam urusan managemen kedireksian PT. CENTRAL AUTO COMPERINDO; --- 3. Bahwa Penggugat dalam gugatannya tidak menguraikan dengan jelas, jumlah kerugian ril yang seharusnya dibayarkan Tergugat I kepada Penggugat ; --- 4. Bahwa Penggugat telah memasukkan denda berupa biaya keterlambatan
sebesar 2% yang tidak ada dasarnya, sehingga membuat perhitungan kewajiban yang seharusnya dibayarkan oleh Tergugat I kepada Penggugat menjadi kabur ; --- 5. Bahwa dalam Point 6 Gugatan Penggugat menguraikan mengenai keterlambatan dalam hitungan hari, namun tidak jelas dasar perhitungan hari tersebut sehingga perhitungannya nominalnya menjadi kabur ; --- 6. Bahwa disamping itu dalam Posita Penggugat hanya merinci invoice
dengan sejumlah nominal tertentu, namun tidak memasukkan beberapa pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh Tergugat I dan telah diterima oleh Penggugat, sehingga membuat nominal tagihan tidak seperti yang diuraikan oleh Penggugat dalam point 6 gugatan Penggugat;
halaman 18 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 7. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan Sita Jaminan melalui
permohonan tertanggal 26 Januari 2017, tetapi format dan isi dari permohonan itu sama dengan isi gugatan tertanggal 17 Oktober 2016 dengan melengkapi petitum butir 6 tentang sita jaminan, sehingga tampak seolah-olah ada 2 (dua) gugatan dengan posita dengan petitum yang sama. Padahal, yang satu mengenai gugatan wanprestasi dan yang satunya mengenai permohonan sita jaminan, sehingga hal ini menyebabkan gugatan menjadi kabur ; --- 8. Bahwa dalam butir 4 petitum gugatan dan butir 4 permohonan sita
disebutkan agar dinyatakan Tergugat I (PT.Central Auto Comperindo) membayar hutang sebesar Rp136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), tetapidalambutir 5 petitumgugatandanbutir 5 permohonan sita disebutkanagarTergugat I (PT.Central Auto Comperindo) membayarkan ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah), sehingga apakah yang harus dibayar itu “hutang” atau “ganti rugi” menjadi tidak jelas dan kabur ; --- Maka, Berdasarkan hal-hal tersebut diatas terbukti bahwa gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas oleh karenanya gugatan sepatutnya harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard) ; --- VI. DALAM POKOK PERKARA ; ---
1. Bahwa Tergugat III menolak seluruh dalil-dalil Penggugat dalam Surat gugatannya kecuali apa-apa yang secara tegas diakui oleh Tergugat III dan selanjutnya apa yang dikemukakan Tergugat I sepenuhnya disetujui Tergugat III ; --- 2. Bahwa, dalil-dalil yang telah diuraikan dalam eksepsi termasuk juga menjadi dalil dalam pokok perkara ini ; --- 3. Bahwa benar Tergugat I pernah mengeluarkan Purchase Order (PO) –
surat pemesanan kepada Penggugat sebanyak 3 (tiga) kali yaitu dari tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 24 Desember 2014, namun perincian perhitungan tagihan yang diuraikan Penggugat dalam point 6 Gugatannya tidak benar, perhitungan tersebut didasarkan perhitungan
halaman 19 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG sepihak tanpa memasukkan sejumlah pembayaran yang telah dilakukan olehTergugat I kepada Penggugat ; --- 4. Bahwa perhitungan yang benar menurut Tergugat I adalah sebagaimana berikut dibawah ini : ---
Tanggal Hutang Yang Telah
dibayar Yg blm dibayar 9 Des 2013 82.000.000 17 Des 2014 86.530.000 8 Jan 2014 82.000.000 16 Jan 2014 40.348.000 20 Mar 2014 36.530.000 20 Mar 2014 3.461.200 20 Mei 2014 35.080.000 20 Mei 2014 35.080.000 24 Jun 2014 30.250.000 24 Jun 2014 30.250.000 20 Sep 2014 55.000.000 20 Sep 2014 44.783.000 76.669.80 0 * Dalam juta rupiah
5. Bahwa Tergugat I menolak perhitungan biaya keterlambatan sebesar 2% perbulan sebagaimana diuraikan oleh Penggugat dalam gugatannya point 6 halaman 2 hingga total denda yang ditagihkan Penggugat kepada Tergugat I menjadi sebesar Rp48.698.572,00. Perhitungan ini tidak dapat dibenarkan karena tidak ada dasarnya hukumnya dan tidak pernah diperjanjikan. Begitu juga mengenai pengenaan bunga 2% tidak pernah diperjanjikan, sehingga secara hukum bunga ini juga harus ditolak ; --- 6. Bahwa Tergugat I keberatan dengan total perhitungan keseluruhan
jumlah tagihan yang dibuatoleh Penggugat dalam gugatannya sebesar Rp136.330.000,00 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah), oleh karena didasari perhitungan yang tidak akurat bahkan mengada-ada yang dilakukan secara sepihak oleh Penggugat ; --- 7. Bahwa meskipun Tergugat I menolak tuntutan Penggugat sebesar
halaman 20 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG nominal di atas, namun Tergugat I selalu beritikad baik dan berupaya semaksimal mungkin agar dapat melaksanakan kewajiban terhadap sisa hutang sebesar Rp76.669.800,00 sebagaimana perhitungan point 4 di atas. Jauh sebelum jawaban ini dibuat, Tergugat telah menyatakan kesediaanya membayar sisa hutang tersebut bahkan telah diadakan pertemuan-pertemuan musyawarah dengan Penggugat dan Tergugat I tetap menyatakan akan membayar kewajiban pokoknya dengan cara mencicil, namun keberatan dengan denda keterlambatan. Terhadap tawaran ini, Penggugat menyatakan tidak bersedia dan tetap menuntut bunga 2%, sehingga menyebabkan masalah ini tidak tuntas ; --- 8. Bahwa secara tegas Tergugat I nyatakan bahwa tidak ada niat untuk tidak memenuhi kewajiban kepada Penggugat, hanya saja kondisi keuangan Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan sehinggan keadaannya tidak mampu membayar. Hal ini menyebabkan pelunasan kewajiban menjadi tertunda. Kondisi sulit ini adalah sesuatu yang tidak dibuat-buat, faktanya saat ini aset-aset Tergugat I sedang mengalami proses lelang eksekusi hak tanggungan oleh beberapa Kreditur diantaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI). Oleh karena itu, Tergugat I sedang mengalami ekonomi yang sangat sulit, namun Tergugat I dengan itikad baik tetap akan melaksanakan kewajiban pokoknya terhadap Penggugat sebagaimana perincian point 4 (empat) di atas ; --- Sita Jaminan Tidak berdasar Hukum ; --- 9. Bahwa, oleh karena gugatan Penggugat tidak jelas mengenai objek sita jaminan, dan di sisi lain aset-aset Tergugat I sedang dikuasai oleh pihak lain melalui proses lelang eksekusi Hak Tanggungan, maka Permohonan Sita Jaminan yang diajukan oleh Penggugat dalam Gugatannya harus dinyatakan ditolak ; --- 10. Gugatan atas sita jaminan (Conservatoir Beslag) dalam posita poin 17
serta petitum point 6 Penggugat tidak jelas, karena pada hakikatnya permintaan atas sita jaminan haruslah diletakan terhadap obyek yang dapat dieksekusi (berupa barang bergerak ataupun tidak bergerak sesuai dengan pasal 227 ayat 1 HIR) ; --- Uang Paksa (Dwangsom) tidak berdasar Hukum ; ---
halaman 21 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 11. Bahwa Tergugat III menolak dan keberatan terhadap tuntutan dwangsom
sebagaimana Posita dan Petitum Penggugat dalam gugatannya ; --- 12. Bahwa hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.38
K/Sip/1967 tanggal 07 Mei 1967 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung No.791 K/Sip/1972 tanggal 26 Februari 1973 yang pada pokoknya menyatakan bahwa uang paksa (dwangsom) tidak berlaku untuk membayar hutang. Apabila dihubungkan dengan perkara ini yang mempunyai sifat gugatan wanprestasi dan telah dinyatakan pula oleh Penggugat agar Tergugat I membayar hutangnya, maka tuntutan uang paksa ini harus ditolak ; --- VII. PETITUM ; ---
M A K A, Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksan dan mengadili perkara ini agar berkenan memutuskan : --- V. DALAM EKSEPSI : --- 1. Menyatakan menerima Eksepsi yang diajukan Tergugat III ; --- 2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onkelijk Verklaard) ; --- VI. DALAM POKOK PERKARA : ---
1. Menerima seluruh dalil-dalil Jawaban Tergugat III ; --- 2. Menolak seluruh Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan tidak dapat diterima ; --- 3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ; --- A t a u ; Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ; ---
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri Cibinong telah menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : --- M E N G A D I L I ; ---
halaman 22 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ; --- 2. Menyatakan TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) telah lalai
(wanprestasi) untuk membayar hutangnya kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) ; --- 3. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum semua purchase order
(PO) - surat pemesanan dari TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) ; --- 4. Menghukum TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) untuk
membayar hutangnya kepada PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) ; --- 5. Menghukum TERGUGAT I (PT. Central Auto Comperindo) untuk
membayarkan kerugian PENGGUGAT (PT. Chiesa Baja Indonesia) sebesar Rp.136.330.000,00 (Seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) tersebut beserta dengan ketentuan bunga sebesar 2% (Dua Persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas Gugatan A quo berkekuatan hukum tetap dan dapat dijalankan dan dipenuhi dengan sempurna ; --- 6. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
845.000,00 (delapan ratus empat puluh lima ribu rupiah) ; --- 7. Menolak gugatan Penggugat untuk yang selain dan selebihnya ; ---
Menimbang, bahwa pada saat putusan diucapkan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III ; ---
Menimbang, bahwa sesuai dengan Akta Permohonan Banding Nomor 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Cibinong, pada hari Selasa, tanggal 6 Juni 2017, Para Pembanding semula Para Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi tanggal 24 Mei 2017; permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding pada tanggal 11 September 2017 dengan seksama ; ---
halaman 23 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG Menimbang, bahwa Para Pembanding melalui kuasa hukumnya telah mengajukan surat memori banding tertanggal 12 September 2017, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong pada tanggal 14 September 2017, surat memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Terbanding pada tanggal 20 September 2017 dengan seksama ; ---
Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Para Pembanding semula Para Tergugat, kemudian Terbanding semula Penggugat ( PT. CHIESA BAJA INDONESIA ) melalui kuasa hukumnya telah mengajukan kontra memori banding tanggal 4 Oktober 2017 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong pada tanggal 4 Oktober 2017, kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Para Pembanding semula Para Tergugat pada tanggal 23 Oktober 2017 dengan seksama ; --- Menimbang, bahwa kepada para pihak yang berperkara telah diberitahukan untuk memeriksa berkas (Inzage), sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi, kepada Kuasa Para Pembanding pada tanggal 8 Agustus 2017 dan kepada Kuasa Terbanding pada tanggal 11 September 2017 dengan seksama ; ---
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Para Pembanding semula Para Tergugat, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi yang ditentukan Undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ; ---
Menimbang, bahwa Para Pembanding telah mengajukan memori banding dengan alasan-alasan pada pokoknya sebagai berikut : --- Memori banding Pembanding I sebagai berikut ; --- Pembanding I menyatakan keberatan atas putusan dalam perkara a quo yang selengkapnya adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini : ---
1. Bahwa Majelis Hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengartikan itikad baik Tergugat I yang seakan-akan meniadakan itikad baik secara subjektif (vide pertimbanganhalaman42 alinea 5). Padahal, pada kenyataannya PembandingI memiliki itikad baik secara subjektif
halaman 24 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG yakni adanya kejujuran untuk membayar hutang pokok, tetapi keberatan dengan pengenaan denda keterlambatan karena selain mengenai hal ini tidak pernah diperjanjikan dalam sebuah kontrak, juga karena secara faktual Tergugat I mengalami kesulitan keuangan yang berujung pada keadaan pailit (vide bukti T-10 s/d T-13) ; --- 2. Bahwa Hakim judex pactie tingkat pertama juga telah keliru mengartikan
itikad baik secara objektif, yang seakan-akan PembandingI/Tergugat I tidak bersedia membayar hutang kepada Terbanding/Penggugat (vide Pertimbangan halaman 42 alinea 5). Padahal, pada kenyataanya Pembanding I/Tergugat I sudah beberapa kali menyatakan kesediaan membayar hutang secara mencicil mengingat keadaan keuangan PembandingI/Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan, tetapiTerbanding/Penggugat bersikukuh agar Pembanding/Tergugat I membayar hutang sekaligus berupa hutang pokok berserta dengan denda keterlambatan. Hal ini tidak menjadi pertimbangan majelis hakim judex pactie tingkat pertama, sehingga majelis tidak dapat membedakan antara ”bersedia membayar secara mencicil” dengan ”tidak mau membayar hutang” yang diartikan sebagai wanprestasi atau cidera janji; 3. Bahwa benar antara Pembanding I/Tergugat I dengan
Terbanding/Penggugat terdapat hubungan hukum yaitu adanya kebutuhan Tergugat I akan baja besi yang disediakan Terbanding/Penggugat. Hal ini dibuktikan dengan bukti pemesanan barang. Namun majelis hakim telah keliru mengartikan bukti pesanan barang ini sebagai sebuah akta otentik (Vide Pertimbangan Halaman 40 alinea 3). Bukti pesanan barang ini pada dasarnya bukan kontrak atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak, karena faktanya antara Pembanding I / Tergugat I dengan Terbanding/Penggugat tidak pernah ada kontrak semacam ini melainkan hanya didasarkan pada surat pesanan barang. Oleh karena itu, dalil bantahan Tergugat I yang menyatakan denda 2% tidak pernah diperjanjikan dan hanya penetapan sepihak dari Terbanding/Penggugat adalah sesuatu yang tidak mengada-ada. Namun Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta ini, sehingga menurut hemat kami majelis hakim tidak mempertimbangkan hal ini secara memadai (OnvoldoendeGemotiverd) ; --- 4. Bahwa pada dasarnya Pembanding I bukan tidak melaksanakan
halaman 25 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG prestasinya sebagaimana disimpulkan majelis hakim judex pactie tingkat pertama sebagai wanprestasi. Hal ini terlihat dari beberapa kali pembayaran yang dilakukan Pembanding I/Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat (vide Bukti-bukti T-1C, T-4,T-5, T-6B, T-7C, T-9). Namun karena kondisi keuangan Tergugat I yang berujung pada keadaan pailit atas harta-harta Pembanding I (vide Bukti T-10, T-11, T-12 dan T-13) menyebabkan Pembanding I kesulitan melunasi sisa prestasi kepada Terbanding/Penggugat. Namun demikian, Pembanding I tetap berniat untuk melunasi sisa hutang tersebut kepada Terbanding/Penggugat, tetapi karena Terbanding/Penggugat selalu memaksa Pembanding I untuk melunasi hutang secara sekaligus termasuk denda keterlambatan menyebabkan Pembanding I tidak bisa berbuat banyak atau tidak memiliki pilihan. Kondisi keuangan ini sudah dipertegas oleh dua orang saksi yang diajukan Pembanding I yakni atas nama Saksi RUDY SURYANA dan Saksi IRWAN BAHARI yang memberi keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menyatakan bahwa perusahaan Pembanding I telah tutup dan bangkrut dan tidak mampu memberi pesangon kepada karyawan. Oleh karena itu, sepatutnyalah apabila majelis hakim mempertimbangkan kondisi ini agar dapat memberikan putusan yang berkeadilan ; --- 5. Bahwa majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru
mengabulkan petitum point B, C dan D, karena keseluruhan hutang Pembanding I kepada Terbanding berdasarkan perhitungan Terbanding adalah sebesar Rp.136.330.000, yang terdiri dari hutang pokok sebesar Rp.87.631.000,- dan denda keterlambatan Rp.48.698.572. yang jika dijumlahkan adalah sebesar Rp.136.329.572,- BUKAN Rp.136.330.000,- Padahal, dalam fakta persidangan terbukti bahwa hutang pokok Pembanding I adalah sebesar Rp.76.669.800,- (vide Bukti-bukti T-1 s/d T-9) BUKAN Rp.87.631.000,- Jumlah ini diakui atau setidaknya tidak dibantah Terbanding. Oleh karenanya, kesimpulan majelis hakim judex pactie tingkat pertama yang menyatakan bahwa ”tidak ada sangkalan dari para Tergugat” mengenai ganti rugi pasti (vide pertimbangan hukum halaman 44 alinea 1) adalah tidak sesuai dengan fakta persidangan, sehingga Majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengambil kesimpulan dan salah dalam mengambil keputusan ; ---
halaman 26 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 6. Bahwa dikabulkannya petitum point E termasuk bunga 2% oleh majelis
hakim judex pactie adalah tidak mencerminkan asas keadilan dan sangat berlebihan, karena pada kenyataanya petitum sebesar Rp 136.330.000,- yang diminta Terbanding sudah termasuk denda keterlambatan 2%, sehingga dikabulkannya petitum ini menyebabkan adanya ”denda keterlambatan” 2% dan ”bunga” 2%, sehingga terjadi pengenaan denda, bunga atau ganti rugi secara ganda menjadi 4%. Hal ini dapat diartikan sebagai ultra petita yang jelas bertentangan dengan kepatutan dan asas hukum acara perdata ; --- 7. Bahwa pengenaan ”bunga” 2% sebagaimana disebutkan dalam putusan
butir 5 tidak jelas menyebutkan pengenaan tersebut berlaku sejak kapan? Dalam amar putusan hanya menyebutkan :”…bunga 2% (dua persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas gugatan a quo berkekutan hukum tetap…” (vide amar putusan butir 5 halaman 46). Apakah pengenaan bunga 2% ini diterapkan sejak Terbanding mengajukan Surat Peringatan tanggal 18 januari 2017 dengan merujuk pada ketentuan Pasal 1243 KUH Perdata, atau sejak putusan a quo dibacakan yaitu tanggal 24 Mei 2017? Dari sini tampak ambiguitas dan ketidakjelasan. Oleh karena itu, sangat beralasan apabila putusan dalam perkara a quo tidak dapat dipertahankan atau dibatalkan ; --- MAKA ; --- Berdasarkan hal-hal terebut di atas, maka dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut : ---
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding I untuk seluruhnya ; 2. Membatalkan Putusan Perkara Nomor : 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi
tertanggal 24 Mei 2017 ; --- 3. Membatalkan gugatan Terbanding/Penggugat untuk seluruhnya ; --- 4. Menghukum Terbanding membayar Biaya Perkara ; --- A t a u ; --- Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ; ---
halaman 27 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG Pembanding II menyatakan keberatan atas putusan dalam perkara a quo dan selengkapnyaPembanding II sependapat sepenuhnya dengan isi Memori Banding Pembanding I yakni adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini : ---
1. Bahwa Majelis Hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengartikan itikad baik Pembanding I/Tergugat I yang seakan-akan meniadakan itikad baik secara subjektif (vide pertimbangan 42 alinea 5). Padahal, pada kenyataannya Pembanding I/Tergugat I memiliki itikad baik secara subjektif yakni adanya kejujuran untuk membayar hutang pokok, tetapi keberatan dengan pengenaan denda keterlambatan karena selain mengenai hal ini tidak pernah diperjanjikan dalam sebuah kontrak, juga karena secara faktual Pembanding I/Tergugat I mengalami kesulitan keuangan yang berujung pada keadaan pailit (vide bukti T-10 s/d T-13) ; 2. Bahwa Hakim judex pactie tingkat pertama juga telah keliru mengartikan
itikad baik secara objektif, yang seakan-akan Pembanding I/Tergugat I tidak bersedia membayar hutang kepada Penggugat (vide Pertimbangan halaman 42 alinea 5). Padahal, pada kenyataanya Pembanding I/Tergugat I sudah beberapa kali menyatakan kesediaan membayar hutang secara mencicil mengingat keadaan keuangan Pembanding I/Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan, tetapi Terbanding/Penggugat bersikukuh agar Pembanding I/Tergugat I membayar hutang sekaligus berupa hutang pokok berserta dengan denda keterlambatan. Hal ini tidak menjadi pertimbangan majelis hakim judex pactie tingkat pertama, sehingga majelis tidak dapat membedakan antara ”bersedia membayar secara mencicil” dengan ”tidak mau membayar hutang” yang diartikan sebagai wanprestasi atau cidera janji; 3. Bahwa benar antara Pembanding I/Tergugat I dengan
Terbanding/Penggugat terdapat hubungan hukum yaitu adanya kebutuhan Pembanding I/Tergugat I akan baja besi yang disediakan Terbanding/Penggugat. Hal ini dibuktikan dengan bukti pemesanan barang. Namun majelis hakim telah keliru mengartikan bukti pesanan barang ini sebagai sebuah akta otentik (Vide Pertimbangan Halaman 40 alinea 3). Bukti pesanan barang ini pada dasarnya bukan kontrak atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak, karena faktanya antara Tergugat I dengan Penggugat tidak pernah ada kontrak semacam ini melainkan hanya didasarkan pada surat pesanan barang. Oleh karena itu, dalil bantahan Tergugat I yang menyatakan
halaman 28 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG denda 2% tidak pernah diperjanjikan dan hanya penetapan sepihak dari Penggugat adalah sesuatu yang tidak mengada-ada. Namun Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta ini, sehingga menurut hemat kami majelis hakim tidak mempertimbangkan hal ini secara memadai (Onvoldoende Gemotiverd) ; --- 4. Bahwa pada dasarnya Pembanding I bukan tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana disimpulkan majelis hakim judex pactie tingkat pertama sebagai wanprestasi. Hal ini terlihat dari beberapa kali pembayaran yang dilakukan Pembanding I/Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat (vide Bukti-bukti T-1C, T-4,T-5, T-6B, T-7C, T-9). Namun karena kondisi keuangan Pembanding I/Tergugat I yang berujung pada keadaan pailit atas harta-harta Pembanding I (vide Bukti T-10, T-11, T-12 dan T-13) menyebabkan Pembanding I kesulitan melunasi sisa prestasi kepada Terbanding/Penggugat. Namun demikian, Pembanding I tetap berniat untuk melunasi sisa hutang tersebut kepada Terbanding/Penggugat, tetapi karena Terbanding/Penggugat selalu memaksa Pembanding I untuk melunasi hutang secara sekaligus termasuk denda keterlambatan menyebabkan Pembanding I tidak bisa berbuat banyak atau tidak memiliki pilihan. Kondisi keuangan ini sudah dipertegas oleh dua orang saksi yang diajukan Pembanding I yakni atas nama Saksi RUDY SURYANA dan Saksi IRWAN BAHARI yang memberi keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menyatakan bahwa perusahaan Pembanding I telah tutup dan bangkrut dan tidak mampu memberi pesangon kepada karyawan. Oleh karena itu, sepatutnyalah apabila majelis hakim mempertimbangkan kondisi ini agar dapat memberikan putusan yang berkeadilan ; --- 5. Bahwa majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru
mengabulkan petitum point B, C dan D, karena keseluruhan hutang Pembanding I kepada Terbanding berdasarkan perhitungan Terbanding adalah sebesar Rp 136.330.000, yang terdiri dari hutang pokok sebesar Rp 87.631.000,- dan denda keterlambatan Rp 48.698.572,- yang jika dijumlahkan adalah sebesar Rp 136.329.572,- BUKAN Rp 136.330.000,- Padahal, dalam fakta persidangan terbukti bahwa hutang pokok Pembanding I adalah sebesar Rp 76.669.800,- (vide Bukti-bukti T-1 s/d T-9) BUKAN Rp 87.631.000,- Jumlah ini diakui atau setidaknya tidak dibantah Terbanding. Oleh karenanya, kesimpulan majelis hakim judex
halaman 29 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG pactie tingkat pertama yang menyatakan bahwa ”tidak ada sangkalan dari para Tergugat” mengenai ganti rugi pasti (vide pertimbangan hukum halaman 44 alinea 1) adalah tidak sesuai dengan fakta persidangan, sehingga Majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengambil kesimpulan dan keputusan ; --- 6. Bahwa dikabulkannya petitum point E termasuk bunga 2% oleh majelis hakim judex pactie adalah tidak mencerminkan asas keadilan dan sangat berlebihan, karena pada kenyataanya petitum sebesar Rp 136.330.000,- yang diminta Terbanding sudah termasuk denda keterlambatan 2%, sehingga dikabulkannya petitum ini menyebabkan adanya ”denda keterlambatan” 2% dan ”bunga” 2%, sehingga terjadi pengenaan denda, bunga atau ganti rugi secara ganda menjadi 4%. Hal ini dapat diartikan sebagai ultra petita yang jelas bertentangan dengan azas kepatutan dan asas hukum acara perdata ; --- 7. Bahwa pengenaan ”bunga” 2% sebagaimana disebutkan dalam putusan
butir 5 tidak jelas menyebutkan pengenaan tersebut berlaku sejak kapan? Dalam amar putusan hanya menyebutkan :”…bunga 2% (dua persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas gugatan a quo berkekuatan hukum tetap…” (vide amar putusan butir 5 halaman 46). Apakah pengenaan bunga 2% ini diterapkan sejak Terbanding mengajukan Surat Peringatan tanggal 18 januari 2017 dengan merujuk pada ketentuan Pasal 1243 KUH Perdata, atau sejak putusan a quo dibacakan yaitu tanggal 24 Mei 2017? Dari sini tampak ketidakjelasan dan ambigu. Oleh karena itu, sangat beralasan apabila putusan dalam perkara a quo tidak dapat dipertahankan atau dibatalkan ; --- MAKA ; --- Berdasarkan hal-hal terebut di atas, maka dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut : ---
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding II untuk seluruhnya; 2. Membatalkan Putusan Perkara Nomor : 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi
tertanggal 24 Mei 2017 ; --- 3. Menolak Gugatan Terbanding/Penggugat untuk seluruhnya ; --- 4. Menghukum Terbanding membayar Biaya Perkara ; ---
halaman 30 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG A t a u ; --- Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ; ---
Memori Banding Pembanding III sebagai berikut ; --- Pembanding III menyatakan keberatan atas putusan dalam perkara a quo dan Pembanding III sependapat sepenuhnya dengan isi Memori Banding Pembanding I yakni adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini : ---
1. Bahwa Majelis Hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengartikan itikad baik Pembanding I/Tergugat I yang seakan-akan meniadakan itikad baik secara subjektif (vide pertimbangan 42 alinea 5). Padahal, pada kenyataannya Pembanding I/Tergugat I memiliki itikad baik secara subjektif yakni adanya kejujuran untuk membayar hutang pokok, tetapi keberatan dengan pengenaan denda keterlambatan karena selain mengenai hal ini tidak pernah diperjanjikan dalam sebuah kontrak, juga karena secara faktual Pembanding I/Tergugat I mengalami kesulitan keuangan yang berujung pada keadaan pailit (vide bukti T-10 s/d T-13); 2. Bahwa Hakim judex pactie tingkat pertama juga telah keliru mengartikan
itikad baik secara objektif, yang seakan-akan Pembanding I/Tergugat I tidak bersedia membayar hutang kepada Terbanding/Penggugat (vide Pertimbangan halaman 42 alinea 5). Padahal, pada kenyataanya Pembanding I/Tergugat I sudah beberapa kali menyatakan kesediaan membayar hutang secara mencicil mengingat keadaan keuangan Pembanding I/Tergugat I yang sedang mengalami kesulitan, tetapi Terbanding/Penggugat bersikukuh agar Pembanding I/Tergugat I membayar hutang sekaligus berupa hutang pokok berserta dengan denda keterlambatan. Hal ini tidak menjadi pertimbangan majelis hakim judex pactie tingkat pertama, sehingga majelis tidak dapat membedakan antara ”bersedia membayar secara mencicil” dengan ”tidak mau membayar hutang” yang diartikan sebagai wanprestasi atau cidera janji; 3. Bahwa benar antara Pembanding I/Tergugat I dengan Terbanding
I/Penggugat terdapat hubungan hukum yaitu adanya kebutuhan Pembanding I/Tergugat I akan baja besi yang disediakan Terbanding/ Penggugat. Hal ini dibuktikan dengan bukti pemesanan barang. Namun majelis hakim telah keliru mengartikan bukti pesanan barang ini sebagai
halaman 31 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG sebuah akta otentik (Vide Pertimbangan Halaman 40 alinea 3). Bukti pesanan barang ini pada dasarnya bukan kontrak atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak, karena faktanya antara Pembanding I/Tergugat I dengan Terbanding/Penggugat tidak pernah ada kontrak semacam ini melainkan hanya didasarkan pada surat pesanan barang. Oleh karena itu, dalil bantahan Pembanding I/Tergugat I yang menyatakan denda 2% tidak pernah diperjanjikan dan hanya penetapan sepihak dari Terbanding/Penggugat adalah sesuatu yang tidak mengada-ada. Namun Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta ini, sehingga menurut hemat kami majelis hakim tidak mempertimbangkan hal ini secara memadai (Onvoldoende Gemotiverd); 4. Bahwa pada dasarnya Pembanding I bukan tidak melaksanakan
prestasinya sebagaimana disimpulkan majelis hakim judex pactie tingkat pertama sebagai wanprestasi. Hal ini terlihat dari beberapa kali pembayaran yang dilakukan Tergugat I kepada Penggugat (vide Bukti-bukti T-1C, T-4,T-5, T-6B, T-7C, T-9). Namun karena kondisi keuangan Pembanding I/Tergugat I yang berujung pada keadaan pailit atas harta-harta Pembanding I (vide Bukti T-10, T-11, T-12 dan T-13) menyebabkan Pembanding I kesulitan melunasi sisa prestasi kepada Terbanding/Penggugat. Namun demikian, Pembanding I tetap berniat untuk melunasi sisa hutang tersebut kepada Penggugat, tetapi karena Penggugat selalu memaksa Pembanding I untuk melunasi hutang secara sekaligus termasuk denda keterlambatan menyebabkan Pembanding I tidak bisa berbuat banyak atau tidak memiliki pilihan. Kondisi keuangan ini sudah dipertegas oleh dua orang saksi yang diajukan Pembanding I yakni atas nama Saksi RUDY SURYANA dan Saksi IRWAN BAHARI yang memberi keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menyatakan bahwa perusahaan Pembanding I telah tutup dan bangkrut dan tidak mampu memberi pesangon kepada karyawan. Oleh karena itu, sepatutnyalah apabila majelis hakim mempertimbangkan kondisi ini agar dapat memberikan putusan yang berkeadilan ; --- 5. Bahwa majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru
mengabulkan petitum point B, C dan D, karena keseluruhan hutang Pembanding I kepada Terbanding berdasarkan perhitungan Terbanding adalah sebesar Rp.136.330.000, yang terdiri dari hutang pokok sebesar Rp.87.631.000,- dan denda keterlambatan Rp.48.698.572. yang jika
halaman 32 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG dijumlahkan adalah sebesar Rp.136.329.572,- BUKAN Rp.136.330.000,- Padahal, dalam fakta persidangan terbukti bahwa hutang pokok Pembanding I adalah sebesar Rp. 76.669.800,- (vide Bukti-bukti T-1 s/d T-9) BUKAN Rp.87.631.000,- Jumlah ini diakui atau setidaknya tidak dibantah Terbanding. Oleh karenanya, kesimpulan majelis hakim judex pactie tingkat pertama yang menyatakan bahwa ” tidak ada sangkalan dari para Tergugat” mengenai ganti rugi pasti (vide pertimbangan hukum halaman 44 alinea 1) adalah tidak sesuai dengan fakta persidangan, sehingga Majelis hakim judex pactie tingkat pertama telah keliru mengambil kesimpulan dan keputusan ; --- 6. Bahwa dikabulkannya petitum point E termasuk bunga 2% oleh majelis hakim judex pactie adalah tidak mencerminkan asas keadilan dan sangat berlebihan, karena pada kenyataanya petitum sebesar Rp.136.330.000,- yang diminta Terbanding sudah termasuk denda keterlambatan 2%, sehingga dikabulkannya petitum ini menyebabkan adanya ”denda keterlambatan” 2% dan ”bunga” 2%, sehingga terjadi pengenaan denda, bunga atau ganti rugi secara ganda menjadi 4%. Hal ini dapat diartikan sebagai ultra petita yang jelas bertentangan dengan kepatutan dan asas hukum acara perdata ; --- 7. Bahwa pengenaan ”bunga” 2% sebagaimana disebutkan dalam putusan
butir 5 tidak jelas menyebutkan pengenaan tersebut berlaku sejak kapan? Dalam amar putusan hanya menyebutkan :”…bunga 2% (dua persen) per bulan dari total pembayaran yang seharusnya diterima PENGGUGAT sampai dengan putusan atas gugatan a quo berkekutan hukum tetap…” (vide amar putusan butir 5 halaman 46). Apakah pengenaan bunga 2% ini diterapkan sejak Terbanding mengajukan Surat Peringatan tanggal 18 januari 2017 dengan merujuk pada ketentuan Pasal 1243 KUH Perdata, atau sejak putusan a quo dibacakan yaitu tanggal 24 Mei 2017? Dari sini tampak ambigu dan ketidakjelasan. Oleh karena itu, sangat beralasan apabila putusan dalam perkara a quo tidak dapat dipertahankan atau dibatalkan ; --- MAKA, ; --- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memberikan putusan sebagai berikut : --- 1. Menerima permohonan banding dari Pembanding III untuk seluruhnya ;
halaman 33 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 2. Membatalkan Putusan Perkara Nomor : 253/Pdt.G/2016/PN.Cbi
tertanggal 24 Mei 2017 ; --- 3. Menolak Gugatan Terbanding/Penggugat untuk seluruhnya ; --- 4. Menghukum Terbanding membayar Biaya Perkara ; --- A t a u ; --- Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ; ---
Menimbang, bahwa atas memori banding dari Para Pembanding semula Para Tergugat tersebut, Terbanding semula Penggugat (PT. CHIESA BAJA INDONESIA) telah mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 4 Oktober 2017 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong pada tanggal 4 Oktober 2017 pada pokoknya, antara lain sebagai berikut : --- A. Tentang tanggapan atas isi memori banding Pembanding ; --- B. Tentang telah tepatnya pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama ; --- A. Tentang Tanggapan Atas lsi Memori Banding Pembanding ; --- 1. Tentang Judex Factie pada tingkat pertama telah keliru
mengartikan itikad Pembanding I/Tergugat I secara subjektif dan objektif untuk membayar hutang kepada Terbanding/Penggugat adalah sebuah pernyataan membela diri semata ; --- 2. Bahwa, Terbanding /Penggugat telah mengirimkan semua barang-barang berupa besi baja kepada Pembanding I/Terggugat I sejak tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan tanggal 24 September 2014 yang dibuktikan dengan bukti P-6,P-12,P-16 dan disepakati harus dilunasi oleh Pembanding I / Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat selama 30 hari ; --- 3. Bahwa, ternyata setelah 2 tahun berjalan yaitu sampai
Terbanding/Penggugat mengajukan gugatan ke PN.Cibinong pada tahun 2016 Pembanding I/Tergugat I tidak pernah mau duduk bersama guna mencari jalan keluar untuk menyelesaikan kewajiban PembandingI/Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat meskipun Terbanding I /Penggugat telah datang menjumpai Pembanding 1/Tergugat I ke kediaman Pembanding 1/Terggugat I yang diwakili oleh Pembanding 11/Tergugat II dan di hadiri juga oleh Pembanding III/Terggugat Ill ; ---
halaman 34 dari 40 halaman Putusan Nomor 566/PDT/2017/PT.BDG 4. Bahwa, Terbanding/Penggugat dalam proses mediasi telah
sangat memberikan kemudahan-kemudahan pembayaran kepada Pembanding 1/Tergugat I dimana jumlah hutang /kewajiban Pembanding 1/Tergugat I kepada Terbanding/Penggugat sebesar Rp.136.330.000 (seratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) yang terdiri dari hutang pokok Rp.87.631.000,- (delapan puluh tujuh juta rupiah enam ratus tiga puluh satu ribu rupiah) untuk dicicil selama 3 bulan dan terhadap denda Rp.48.698.572,- (empat puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus tujuh puluh duarupiah) dicicil selama 12 (dua belas) bulan ; --- 5. Bahwa, bila dicermati Terbanding/Penggugat telah cukup fair
kepada Pembanding1/Tergugat I dengan memberikan tambahan waktu selama 1 tahun 3 bulan lagi untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya kepada Terbanding/Penggugat, sementara disatu sisi Terbanding/Penggugat harus mengalami kerugian yaitu : tertahannya modal dan tertundanya Terbanding/Penggugat untuk menikmati keuntungan sementara kerugian terus ditanggung oleh Terbanding/Penggugat sebab Terbanding/Penggugat dalam membangun usahanya mendapatkan pinjaman dari pihak perbankan dengan bunga 12%/ tahun ; --- 6. Tentang butir 3, memori banding Pembanding/Tergugat, bahwa
jelaslah sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 KUH Pedata yang berbunyi sebagai berikut "Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebaqai undang-undang bagi mereka yang membuatnya" jo Pasal 1339 KUH Perdata yang berbunyi sebagai berikut: "Persetujuan- persetujuan tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat persetujuan, diharuskan, oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang ;--- 7. Bahwa, bertitik tolak dari ketentuan diatas Terbanding/ Penggugat
tidak serta merta atau semena-mena kepada Pembanding 1 / Tergugat I untuk meminta membayar bunga, denda dan kerugian lainya. Segala sesuatunya telah melalui proses yang patut dan wajar serta disetujui oleh Pembanding I / Tergugat I dimana dapat dilihat dari bukti P-9 dan bukti P-21 dimana jelas dan