Presentasi Kasus
Presentasi Kasus
Sindrom Kompartemen
Sindrom Kompartemen
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
Diajukan kepada:
Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes !embimbing "#D dan Rawat "nap$
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes !embimbing "#D dan Rawat "nap$
dr. %enediktus Setyo Untoro !embimbing Rawat &
dr. %enediktus Setyo Untoro !embimbing Rawat &alan$
alan$
Disusun oleh:
Disusun oleh:
dr. Sergius Stanley !roboseno
dr. Sergius Stanley !roboseno
RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN
RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN
KAUPA
HA#A"AN PEN$ESAHAN HA#A"AN PEN$ESAHAN
PRESEN!AS) KASUS
PRESEN!AS) KASUS
S)NDR*" K*"PAR!E"EN
S)NDR*" K*"PAR!E"EN
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
'e
'elah diperiksa lah diperiksa dan disetujuidan disetujui pada tanggal (
pada tanggal (
)leh ( )leh (
Dokter !embimbing "nstalasi #awat Darurat dan Rawat "nap Dokter !embimbing "nstalasi #awat Darurat dan Rawat "nap
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes dr. Hendryk Kwandang, M.Kes
1 1
HA#A"AN PEN$ESAHAN
PRESEN!AS) KASUS
S)NDR*" K*"PAR!E"EN
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
'elah diperiksa dan disetujui pada tanggal (
)leh (
Dokter !embimbing Rawat &alan
KA!A PEN$AN!AR
!uji syukur kepada *llah %apa di surga atas bimbingan+ya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan portoolio laporan kasus yang berjudul -Sindrom Kompartemen. Dalam penyelesaian portoolio laporan kasus ini penulis ingin mengu/apkan terima kasih yang tak terhingga kepada(
0. dr.Hendryk Kwandang, M.Kes selaku dokter pembimbing instalasi gawat darurat dan rawat inap
1. dr.%enediktus Setyo Untoro selaku dokter pembimbing rawat jalan
2. dr. *ntarestawati, dr. *nita "kawati, dr. &anny 3ajar Dita, dan dr. Romualdus Redy 4ibowo selaku dokter jaga dua
5. Serta paramedis yang selalu membimbing dan membantu penulis.
!ortoolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maa yang sebesar6besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan bermanaat bagi semua pihak.
Kepanjen, Desember 1705
!enulis
Da+tar )si
H*L*M*+ !8+#8S*H*+... i H*L*M*+ !8+#8S*H*+...ii K*'* !8+#*+'*R ... iii Datar "si... iv %ab 0 !endahuluan... 1%ab 1 Laporan Kasus...2
%ab 2 'injauan !ustaka... 8
%ab 5 !embahasan...16
%ab 9 Kesimpulan... 17
a, ' Pendahuluan
Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengan/am anggota tubuh dan jiwa yang dapat diamati ketika tekanan perusi di bawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan ungsi yang permanen, dan jika semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian.
Sindrom kompartemen dapat terjadi di tangan, lengan bawah, lengan atas, perut, pantat, dan seluruh ekstremitas bawah. Hampir semua /edera dapat
menyebabkan sindrom ini, termasuk /edera akibat olahraga berat.
Hal yang paling penting bagi seorang dokter adalah untuk selalu waspada ketika berhadapan dengan keluhan nyeri pada ekstremitas.
a, % #aporan Kasus
%-'- )dentitas
+ama ( 'n. R Usia ( 1: tahun. &enis Kelamin ( Laki6laki. *gama;Suku ( "slam;&awa. *lamat ( Kepanjen.
'anggal pemeriksaan ( 00 Desember 1705. +o. RM ( 2<1=:=.
Anamnesa*utoanamnesa 00 Desember 1705$ pk( 7:(27 di Ruang 'indakan,
"#D
'- Keluhan
Utama-Kaki kiri tidak bisa merasakan apapun dan berwarna hitam. %- Ri.a/at Pen/akit
Sekaran0-!asien terjatuh dari tebing sedalam 57 m dan mengalami patah tulang tungkai kiri bawah dan tungkai kanan atas pada 1 minggu yang lalu. !asien kemudian berobat ke sangkal putung dan dibebat pada bagian yang patah. 'ungkai kanan atas membaik menurut pasien. +amun tungkai kiri bawah terasa nyeri, kesemutan, dan berwarna pu/at sejak 0 minggu yang lalu. Setelahnya kaki tidak bisa merasakan apa pun dan nampak mulai menghitam.
1- Ri.a/at Pen/akit
Dahulu-!asien tidak pernah menderita keluhan seperti ini dan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
(- Ri.a/at
Keluar0a-'idak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. 2- Ri.a/at
Pen0o,atan-!asien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya untuk penyakit ini.
%-%- Pemeriksaan 3isik 4''5'%5%&'( di Ruan0 !indakan6 )$D7 '- Keadaan Umum
!asien tampak sakit sedang, /ompos mentis, #>S 59<. %- !anda 8ital
a. 'ekanan darah ( 027;?7 mmHg. b. Laju denyut jantung( :: @;menit reguler.
/. Laju pernapasan ( 0? @;menit. d. Suhu aksiler ( 2<,9)>.
1- Kepala
a. %entuk ( normoseal, benjolan massa 6$ UU% /ekung 6$. b. Ukuran ( mesoseal.
/. Rambut ( tebal,hitam.
d. 4ajah ( simetris, bundar, rash 6$, sianosis 6$, edema 6$. e. Mata konjungtiAa ( anemis 6$. sklera ( ikterik 6$. palpebra ( edema 6$. relek /ahaya ( B;B$. pupil ( isokor, B;B$, 1mm;1mm..
telinga ( bentuk normal, posisi normal, sekret 6$. . Hidung ( sekret 6$ jernih, pernaasan /uping hidung6$,
perdarahan 6$, hiperemi 6$.
g. Mulut ( mukosa bibir basah, mu/osa sianosis 6$, lidah kotor 6$. 'ampak mulut terbuka, didapatkan tonjolan pada sendi temporomandibular sinistra, keras, i@, diameter( 1 /m.
(- #eher
a. "nspeksi ( massa 6;6$.
b. !alpasi ( pembesaran kelenjar lima regional 6;6$.
2- !horaks
a. "nspeksi. ( bentuk dada kesan normal dan simetrisC retraksi dinding dada 6$, tidak didapatkan deormitas. b. &antung(
• "nspeksi ( i/tus /ordis tidak terlihat.
• !alpasi ( i/tus /ordis teraba di M>L S$ ">S
S$.
• !erkusi ( batas jantung normal.
• *uskultasi ( S0S1 tunggal, reguler, ekstrasistol 6$,
gallop 6$,
murmur 6$. /. !aru(
• "nspeksi ( gerak naas simetris pada kedua sisi
dinding
dada, retraksi 6$, RR 27 kali;menit, teratur, simetris.
• !alpasi( pergerakan dinding dada saat bernaas simetris. • !erkusi( sonor sonor
sonor sonor sonor sonor
• *uskultasi ( Aesikuler di seluruh lapang paru.
6 6 6 6
Rh 6 6 4h 6 6
6 6 6 6
9- A,domen
a. "nspeksi ( datar, kulit abdomen ( jaringan parut 6$. b. *uskultasi ( bising usus B$, normal.
/. !erkusi ( timpani, shifting dullnes 6$. d. !alpasi ( H;L tidak teraba.
- Ekstremitas Pemeriksaan
Ekstremitas
Atas a.ah
Kanan Kiri Kanan Kiri
*kral Hangat kering Hangat kering Hangat kering +ampak hitam. Kulit mengelupas dari pedis hingga sedikit di atas lutut. Sensorik 6$, motorik 6$ *nemis E E E F "kterik E E E F 8dema E E 6 B Sianosis 6 6 6 F
Ptechiae E E E E
Capillary Refill Time
G1 detik G1 detik G1 detik F
;- Status neurolo0is #>S ( 59< !upil ( 1mm ; 1mm R> ( B B Motorik ( 9 9 RK (B 6 9 7 MS ( 6$ KK ( 6$ %-1- Resume 'n. R; Laki6laki; 1: tahun Anamnesis
Keluhan utama( Kaki kiri tidak bisa merasakan apapun dan berwarna hitam.
• !asien terjatuh dari tebing sedalam 57 m dan mengalami patah tulang
tungkai kiri bawah dan tungkai kanan atas pada 1 minggu yang lalu.
• !asien kemudian berobat ke sangkal putung dan dibidai pada bagian yang
patah.
• 'ungkai kanan atas membaik menurut pasien. +amun tungkai kiri bawah
terasa nyeri, kesemutan, dan berwarna pu/at sejak 0 minggu yang lalu. Setelahnya kaki tidak bisa merasakan apa pun dan nampak mulai menghitam.
Pemeriksaan +isik
• !asien tampak sakit sedang, /ompos mentis, #>S( 59<. • 'anda Aital ( 'ekanan darah ( 027;?7 mmHg.
Denyut jantung ( :: @;menit reguler. !ernapasan ( 0? @;menit.
Suhu aksiler ( 2<,9)>.
• Kepala ( tidak ditemukan kelainan. • Leher ( tidak ditemukan kelainan. • 'horaks ( tidak ditemukan kelainan. • *bdomen ( tidak ditemukan kelainan.
• 8kstrimitas ( Kiri( +ampak hitam. Kulit mengelupas dari pedis hingga
sedikit di atas lutut. Sensorik 6$, motorik 6$. )edem B$.
• Status neurologis ( normal, tidak ditemukan MS dan kaku kuduk.
%-(- Dia0nosis
a. Diagnosis Kerja(
>losed ra/ture R. >ruris S$ R. 3emur D$. Sindrom kompartemen R. >ruris S$.
b. Ren/ana diagnosis( 6
%-2- Ren<ana !erapi
a. %ebaskan ekstremitas dari bidai. b. Rawat luka.
/. Ren/ana amputasi ekstremitas kiri sebatas lutut.
%-9- Ren<ana Edukasi
a. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita dan ren/ana terapi yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. /. Menjelaskan kemungkinan perkembangan penyakit.
d. Mengikuti terapi dengan baik sesuai petunjuk dokter.
a, 1 !injauan Pustaka
%-' Sindrom Kompartemen
%-'-'- De+inisi
Sindrom kompartemen merupakan suatu peningkatan tekanan dalam suatu kompartemen sehingga mengakibatkan penekanan terhadap sara, pembuluh darah dan otot di dalam kompartemen osteoasial yang tertutup. Hal ini mengawali terjadinya peningkatan tekanan interstisial, kurangnya oksigen dari penekanan pembuluh darah, dan diikuti dengan kematian jaringan.
%-'-% Anatomi
Kompartemen merupakan daerah tertutup yang dibatasi oleh tulang, interosseus membran, dan as/ia, yang melibatkan jaringan otot, sara dan pembuluh darah. )tot mempunyai perlindungan khusus yaitu as/ia, dimana
as/ia ini melindungi semua serabut otot dalam satu kelompok.
Se/ara anatomik, sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak yaitu terletak di lengan atas kompartemen anterior dan posterior$, di lengan bawah yaitu kompartemen anterior, lateral, dan posterior$. Di anggota gerak bawah, terdapat tiga kompartemen di tungkai atas kompartemen anterior, medial,
dan kompartemen posterior$, empat kompartemen di tungkai bawah kompartemen anterior, lateral, posterior superisial, posterior proundus$. Sindrom kompartemen yang paling sering terjadi di daerah tungkai bawah dan lengan atas.
Setiap kompartemen pada tungkai bawah memiliki satu nerAus mayor. Kompartemen anterior memiliki nerAus peroneus proundus, kompartemen lateral memiliki nerAus peroneus superisial, kompartemen posterior prounda memiliki nerAus tibialis posterior dan kompartemen posterior superisial memiliki nerAus suralis. Ketika tekanan kompartemen meningkat, suplai Aaskuler ke nerAus akan terpengaruh menyebabkan timbulnya parestesia.
'abel 1.0 Letak dan "si Kompartemen
Letak Kompartemen "si Lengan
*tas
*nterior M. %i/eps bra/hii, M. >ora/obra/hialis, M. %ra/hialisC
*. %ra/hialisC
+. Mus/ulo/utaneus
Struktur yang Menembus Kompartemen ( +. Mus/ulo/utaneus, +. Medius, M. Ulnaris, *. %ra/hialis, . %asili/a
!osterior M. 'ri/eps bra/hiiC
*. !rounda bra/hii, *. >ollateralis ulnarisC +. Radialis
Struktur yang Menembus Kompartemen ( +. Radialis dan +. Ulnaris
Lengan %awah
*nterior M. !ronator teres, M. 3le@or /arpi radialis, M. !almaris longus, M. 3le@or /arpi ulnaris, M. 3le@or digitorum superi/ialis, M. 3le@or
polli/is longus, M. 3le@or digitorum proundus, M. !ronator IuadratusC
*. Ulnaris, *. RadialisC +. Medianus
Lateral M. %ra/hioradialis, m. 3le@or /arpi radialis longusC
*. Radialis, a. %ra/hialisC +. Radialis
!osterior M. 8@tensor /arpi radialis breAis, M. 8@tensor digitorum, M. 8@tensor digiti minimi, M. 8@tensor /arpi ulnaris, M. *n/oneus, M. Supinator, M. *bdu/tor polli/is longus, M. 8@tensor polli/is breAis, M. 8@tensor polli/is longus, M. 8@tensor indi/isC
*rteriae interoseus anterior dan posteriorC Ramus proundus nerAi radialis
'ungkai *tas
*nterior M. Sartorius, M. "lia/us, M. !soas, M. !e/tineus, M. Juadri/eps emorisC
*. 3emoralisC +. emoralis
Medial M. #ra/ilis, M. *ddu/tor longus, M. *ddu/tor breAis, M. *ddu/tor magnus, M. )bturatorius
e@ternusC
*. prounda emoris, *. )bturatoriaC +. obturatorius
!osterior M. %i/eps emoris, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus, M. *ddu/tor magnusC
>abang6/abang a. !rounda emoris 'ungkai
%awah
*nterior M. 'ibialis anterior, M. 8@tensor digitorum longus, M. !eroneus tertius, M. 8@tensor hallu/is longus, M. 8@tensor digitorum breAisC *. 'ibialis anteriorC
+. !eroneus proundus
Lateral M. !eroneus longus, M. !eroneus breAisC >abang6/abang dari a. !eroneaC
+. peroneus superi/ialis !osterior
Superisial
M. #astro/nemius, M. !lantaris, M. SoleusC *. 'ibialis posteriorC
+. 'ibialis !osterior
!roundus
M. !opliteus, M. 3le@or digitorum longus, M. 3le@or hallu/is longus, M. 'ibialis posteriorC *. 'ibialis posteriorC
+. 'ibialis %-'-1 Pato+isiolo0i
3asia merupakan sebuah jaringan yang tidak elastis dan tidak dapat meregang, sehingga pembengkakan pada asia dapat meningkatkan tekanan intra6kompartemen dan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah, otot dan sara. !embengkakan tersebut dapat diakibatkan oleh raktur yang kompleks ataupun /edera jaringan akibat trauma dan operasi. * ktiitas isik yang dilakukan se/ara rutin juga dapat menyebabkan pembengkakan pada asia, namun umumnya hanya berlangsung selama
aktiitas.
!atoisiologi sindrom kompartemen mengarah pada suatu ischemic injury. Dimana struktur intra6kompartemen memiliki batasan tekanan yang dapat ditoleransi. *pabila /airan bertambah dalam suatu ruang yang tetap,
maupun penurunan Aolume kompartemen dengan komponen yang tetap, akan mengakibatkan pada peningkatan tekanan dalam kompartemen tersebut.
!erusi pada jaringan ditentukan oleh 'ekanan !erusi Kapiler atau Capillary Perfusion Pressure (CPP) dikurangi tekanan interstitial. Metabolisme sel yang normal memerlukan tekanan oksigen 96= mmHg. Hal ini dapat berlangsung baik dengan >!! rata6rata 19 mmHg dan tekanan interstitial 56< mmHg. *pabila tekanan intra6kompartemen meningkat, akan mengakibatkan peningkatan tekanan perusi sebagai respon isiologis serta memi/u mekanisme autoregulasi yang mengkibatkan cascade of injury’ .
'erdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu, antara lain(
a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen. b. Theori of critical closing pressure.
Hal ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang ke/il dan tekanan mural arteriol yang tinggi. 'ekanan trans mural se/ara signiikan berbeda tekanan arteriol6tekanan jaringan$, ini dibutuhkan untuk
memelihara patensi aliran darah. %ila tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun maka tidak ada lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan ter/apainya critical closing pressure. *kibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup.
/. 'ipisnya dinding Aena.
Karena dinding Aena itu tipis, maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan Aena maka ia akan kolaps. *kan tetapi bila kemudian darah mengalir se/ara kontinyu dari kapiler, maka tekanan Aena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan, sehingga drainase Aena terbentuk kembali.
Sedangkan respon otot terhadap iskemia yaitu dilepaskannya histamine like substances mengakibatkan dilatasi kapiler dan peningkatan permeabilitas endotel. "ni berperan penting pada transudasi plasma dengan endapan sel darah merah ke intramuskular dan menurunkan mikrosirkulasi.
%-'-( "ani+estasi klinik
Se/ara klasik ada 9 ! yang terkumpul dalam sindrom kompartemen, yaitu Pain, Paresthesia, Pallor, Paralysis, Pulselessness.
0. Pain +yeri $( nyeri hebat saat peregangan pasi pada otot6otot yang terkena. +yeri merupakan gejala dini yang paling penting, terutama jika mun/ulnya nyeri tak sebanding dengan keadaan klnik pada anak6anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya$. )tot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesiik dan sering. Maniestasinya berupa nyeri berat, konstan, dan terlokalisasi.
1. Parestesia( rasa kesemutan.
2. Pallor pu/at$( akibat menurunnya perusi ke daerah tersebut. 5. Pulselessness( berkurangnya atau hilangnya denyut nadi.
9. Paralisis( merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi sara yang berlanjut dengan hilangnya ungsi bagian yang terkena sindrom kompartemen.. !emeriksaan dengan uji sensasi raba dengan jarum dan peniti $ pada sara kulit.
9-%-'-2 Dia0nosis
=. !ada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri hebat setelah ke/elakaan atau patah tulang, ada dua yang dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis sindrom kompartemen yaitu nyeri dan parestesia.
:. !ada pemeriksaan isik kita harus men/ari tanda6tanda isik tertentu yang terkait dengan sindrom kompartemen, diawali dengan rasa nyeri dan rasa terbakar, penurunan kekuatan dan akhirnya kelumpuhan ekstremitas. !ada bagian distal didapatkan pallor pu/at$ dan pulselessness denyut nadi melemah$ akibat menurunnya perusi ke jaringan tersebut. Menindak lanjuti pemeriksaan isik penting untuk mengetahui perkembangan gejala yang terjadi, antara lain nyeri pada saat istirahat atau saat bergerak dan nyeri saat bergerak ke arah tertentu, terutama saat peregangan otot pasi dapat meningkatkan ke/urigaan kita dan merupakan awal indikator klinis dari sindrom kompartemen. +yeri tersebut biasanya tidak dapat teratasi dengan pemberian analgesik termasuk morin.
Kemudian bandingkan daerah yang terkena dan daerah yang tidak terkena.
=-%-'-9 !atalaksana
07. 'ujuan terapi adalah mengurangi deisit ungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lo/al. !enanganan sindrom kompartemen meliputi (
0. 'erapi medikamentosa;non6operati.
00. !emilihan terapi se/ara medikamentosa digunakan apabila masih menduga suatu sindrom kompartemen, yaitu(
a. Menempatkan ekstremitas yang terkena setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, eleAasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia. b. !ada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan
pembalut konstriksi dilepas.
/. !ada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti ra/un dapat menghambat perkembangan sindrom kompartemen.
d. Mengoreksi hipoperusi dengan /airan kristaloid dan produk darah.
e. !ada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen.
01.
02. 'erapi operati untuk sindrom kompartemen apabila tekanan intrakompartemen lebih dari 27 mmHg, memerlukan tindakan yang /epat dan segera dilakukan as/iotomi. 'ujuannya untuk menurunkan tekanan dengan memperbaiki perusi otot. *pabila tekanannya kurang dari 27 mmHg, tungkai dapat diobserAasi dengan /ermat dan diperiksa lagi pada jam6jam berikutnya, kalau keadaan tungkai itu membaik, eAaluasi klinik yang berulang6ulang dilanjutkan hingga bahaya telah terlewati. Kalau tidak ada perbaikan, atau kalau tekanan kompartemen meningkat, asiotomi harus segera dilakukan. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perusi adalah < jam. *da dua teknik dalam as/iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi ganda. "nsisi ganda pada tungkai bawah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih eekti, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan Aena peroneal. !ada tungkai bawah, asiotomi dapat berarti membuka ke empat kompartemen, kalau perlu dengan mengeksisi satu segmen ibula. Luka harus dibiarkan terbuka, kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, kalau jaringan sehat, luka dapat di jahit tanpa regangan$, atau dilakukan pen/angkokan kulit.
05. *danya disungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan as/iotomi. Kerusakan nerAus permanen mulai setelah < jam terjadinya hipertensi intrakompartemen.
%-'- Komplikasi
09. 'ekanan yang tidak dapat teratasi dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis jaringan. %ila tidak teratasi, maka dapat menimbulkan rhabdomyolis dan gagal ginjal. Sindrom kompartemen dapat mengalami komplikasi antara lain (
0. Kerusakan sara yang permanen. 1. "neksi.
2. Deormitas kosmetik akibat as/iotomi. 5. Kehilangan anggota tubuh .
9. Kematian.
'9-%-'-; Pro0nosis
0=. !rognosis pada kasus sindrom kompartemen bisa menjadi baik atau bertambah buruk, tergantung seberapa /epat penanganan kompartemen sindrom
dilaksanakan dan pada ada tidaknya komplikasi.
';-'=-
a, ( Pem,ahasan
!ada pasien ini ditegakkan diagnosis >losed ra/ture R. >ruris S$ R. 3emur D$ serta sindrom kompartemen R. >ruris S$. !enegakan diagnosa ini didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan isik.
Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluh kakinya tidak bisa merasakan apapun sejak 0 minggu yang lalu. !asien tidak pernah menderita
keluhan seperti ini dan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. 'idak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
Dari hasil pemeriksaan isik, ditemukan ekstremitas kiri nampak hitam. Kulit mengelupas dari pedis hingga sedikit di atas lutut. Sensasi raba 6$. )edem B$.
'erapi yang diberikan pada pasien ini adalah (
a. %ebaskan ekstremitas dari bidai.
Mengurangi tekanan pada ekstremitas yang terkena.
b. Rawat luka.
Membersihkan luka pada tungkai pasien.
a, 2 Kesimpulan
Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengan/am anggota tubuh dan jiwa yang dapat diamati ketika tekanan perusi di bawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan ungsi yang permanen, dan jika semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian.
!enegakan diagnosis dilakukan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan isik yang teliti serta kontrol teratur pada luka. 'erapi meliputi medikamentosa dan pembedahan.
!ada pasien ini, ditemukan bahwa pasien menderita sindrom kompartemen R. >ruris S$, sehingga pada pasien ini dilakukan pembebasan bidai. Rawat luka
Da+tar Pustaka
*pley, * #rahm. Solomo, Louis. %uku *jar )rtopedi dan 3raktur system *pley. 8disi ketujuh. 0??9. &akarta( 4idya Medika.
!aula, Ri/hard. 177?. Compartment Syndrome in mergency !edicine" Diunduh dari( http(;;emedi/ine.meds/ape./om;arti/le;:1:59<6oAerAiew *//ess on &uly, 0<th 1700
Sjamsuhidajat, R., 4im de &ong. %uku *jar "lmu %edah. 8disi kedua. 1779. &akarta ( 8#>.
Snell, Ri/hard S.*natomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 8disi keenam. 177<. &akarta ( 8#>.