• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Kompartemen Sindrom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP Kompartemen Sindrom"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. DefiDefinisnisii

Kompartemen merupakan suatu area di dalam tubuh dimana otot, syaraf, dan Kompartemen merupakan suatu area di dalam tubuh dimana otot, syaraf, dan  pembuluh

 pembuluh darah darah dibungkus dibungkus oleh oleh jaringan jaringan seperti seperti tulang tulang dan dan fasia fasia (jaringan(jaringan  pembungkus

 pembungkus organ). organ). Kompartemen Kompartemen sindrom sindrom merupakan merupakan suatu suatu kondisi kondisi dimanadimana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni komp

kompartemen osteofasiaartemen osteofasial l yang tertutupyang tertutup. . Hal Hal ini dapat ini dapat mengmengawali terjadinyaawali terjadinya ke

kekukuraranngagan n ookksisiggen en akakibibat at pepennekekananan an pepemmbbululuuh h dadararah, h, sesehhininggggaa menga

mengakibatkkibatkan an berkuberkurangnrangnya ya perfuperfusi si jaringjaringan an dan dan diikudiikuti ti dengadengan n kematkematianian  jaringan.

 jaringan.

Menurut alter, kompartemen sindrom adalah peningkatan tekanan dari suatu Menurut alter, kompartemen sindrom adalah peningkatan tekanan dari suatu edema progresif di dalam kompartemen osteofasial yang kaku pada lengan edema progresif di dalam kompartemen osteofasial yang kaku pada lengan  bawah

 bawah maupun maupun tungkai tungkai bawah bawah (di (di antara antara lutut lutut dan dan pergelangan pergelangan kaki) kaki) yangyang se

se!!arara a aannaattoommiis s mmeennggggaannggu u sirrksi kuullaasi si oottoott"o"ottoot t ddaan n ssaararaff"s"saararaf f  in

intrtrakakomompapartertememen n sehsehiningggga a dadapapat t memenynyebebababkakan n kekerurusasakkkkan an jarjariningagann intrakompartemen.

intrakompartemen.

#uangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi otot, saraf dan pembuluh #uangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fas!ia serta otot"otot indi$idual yang darah yang dibungkus oleh tulang dan fas!ia serta otot"otot indi$idual yang dibungkus oleh epimisium. Kompartemen sindrom ditandai dengan nyeri yang dibungkus oleh epimisium. Kompartemen sindrom ditandai dengan nyeri yang heb

hebat, at, parparesteestesi, si, parparesisesis, , pu!pu!at, at, disdisertaertai i dendenyuyut t nadnadi i yayang ng hilhilangang. . e!e!araara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. %aling sering anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. %aling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas.

(2)

&.

&. 'ti'tioloologigi

erdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang erdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memi!u timbullny sindrom kompartemen, yaitu antara lain

kemudian memi!u timbullny sindrom kompartemen, yaitu antara lain *.

*. %enur%enurunan unan $olu$olume kme kompompartemenartemen Kondisi ini disebabkan oleh Kondisi ini disebabkan oleh

a.

a. %en%enutuutupan pan defdefek fek fas!ias!iaa  b.

 b. raksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitasraksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas

+.

+. %enin%eningkatagkatan tn tekanan ekanan ekstereksternalnal

a.

a. &al&alutautan yan yang teng terlalrlalu ketu ketatat

 b.

 b. &erbaring di atas lengan&erbaring di atas lengan

!!.. iippss

-.

-. %enin%eningkatagkatan tekanan pn tekanan pada strukada struktur komtur kompartemenpartemen

&eberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain &eberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain

a.

a. %enda%endarahan rahan atau atau rrauma auma $askul$askuler er   b.

 b. %eningkatan permeabilitas kapiler %eningkatan permeabilitas kapiler 

!.

!. %engg%enggunaan unaan otot otot yanyang berg berlebihlebihanan

d.

d. uuka bka bakakar ar 

ee.. //ppereraasisi

f.

f. iiggititan uan ulalar r 

g.

g. /b/bstrstrukuksi $esi $enana

ejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah !edera, ejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah !edera, dimana 01 2 kasus terjadi akibat fraktur, dan 342 darinya terjadi di anggota dimana 01 2 kasus terjadi akibat fraktur, dan 342 darinya terjadi di anggota gerak bawah.

(3)

5. %atofisiologi

%atofisiologi dari !ompartment syndrome terdiri dari dua kemungkinan mekanisme, yaitu berkurangnya ukuran kompartemen dan6atau bertambahnya isi dari kompartemen tersebut. Kedua mekanisme tersebut sering terjadi  bersamaan, ini adalah suatu keadaan yang menyulitkan untuk men!ari

mekanisme awal atau etiologi yang sebenanya. 'dema jaringan yang parah atau hematom yang berkembang dapat menyebabkan bertambahnya isi kompartemen yang dapat menyebabkan atau memberi kontribusi pada !ompartment syndrome.

idak seperti balon, fasia tidak dapat mengembang, sehingga pembengkakan  pada sebuah kompartemen akan meningkatkan tekanan dalam kompartemen tersebut. Ketika tekanan di dalam kompartemen melebihi tekanan darah di kapiler, pembuluh kapiler akan kolaps. Hal ini menghambat aliran darah ke otot dan sel saraf. anpa suplai oksigen dan nutrisi, sel"sel saraf dan otot akan mengalami iskemia dan mulai mati dalam waktu beberapa jam. 7skemia  jaringan akan menyebabkan edema jaringan. 'dema jaringan di dalam kompertemen semakin meningkatkan tekanan intrakompartemen yang menggangu aliran balik $ena dan limfatik pada daerah yang !edera. 8ika tekanan terus meningkat dalam suatu lingkaran setan yang semakin menguat maka perfusi arteriol dapat terganggu sehingga menyebabkan iskemia jaringan yang lebih parah.

(4)

Lingkaran setan patofisiologi kompartemen sindrom D. Manifestasi klinis

%ada kompartemen sindrom, didapatkan tanda dan gejala yang dikenal dengan 9%, yaitu

*. %ain (nyeri) sering dilaporkan dan hampir selalu ada. &iasanya digambarkan sebagai nyeri yang berat, dalam, terus"menerus, dan tidak  terlokalisir, serta kadang digambarakan lebih parah dari !edera yang ada.  :yeri ini diperparah dengan meregangkan otot di dalam kompartemen dan dapat tidak hilang dengan analgesik bahkan morfin. %enggunaan analgesia kuat yang tidak beralasan dapat menyebabkan masking pada iskemia kompartemental.

+. %aresthesia (kesemutan) biasanya terjadi ketika diawal terjadinya kompartemen sindrom karena penekanan pada saraf dan pembuluh darah di dalam kompartemen.

-. %aralysis  Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang  berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen

sindrom. Peningkatan tekanan intrakompar temen Edema/ hematom lokal (semakin bertambah) Ganguan aliran pembuluh darah  (pembuluh darah kolaps) Iskemia  jaringan (dapat terjadi kematian sel)

(5)

0. %ulselessness !atatan bahwa hilangya pulsasi jarang terjadi pada pasien, hal ini disebabkan tekanan pada kompartemen syndrome jarang melebihi tekanan arteri.

1. %allor (pu!at) dikarenakan terjadinya penurunan perfusi ke dalam daerah kompartemen.

;. %uffiness atau kulit yang tegang, bengkak, dan terlihat mengkilat 9. %oikilotermia (kulit terasa dingin)

'. Diagnosis

%ada umumnya diagnosis dibuat dengan melihat tanda dan gejala sindrom kompartemen dan pengukuran tekanan se!ara langsung. ejala terpenting pada  pasien yang sadar dan koheren adalah nyeri yang proporsinya tidak sesuai dengan beratnya trauma. :yeri pada regangan pasif juga merupakan gejala yang mengarah pada !ompartment syndrome. %aresthesi berkenaan dengan saraf yang melintang pada kompartemen yang bermasalah merupakan tanda lanjutan dari !ompartment syndrome. %alpasi dapat menunjukkan ekstremitas yang tegang dan keras. %allor dan pulselessness adalah tanda yang jarang jika tidak disertai !edera $askuler. %aralysis dan kelemahan motorik adalah tanda yang amat lanjut yang mengarah pada !ompartment syndrome.

8ika diagnosis !ompartment syndrome belum dapat ditegakkan atau jika data objektif diperlukan, maka tekanan kompartemen harus diukur. 5ara ini paling  berguna jika diagnosis belum dapat disimpulkan dari gejala klinis, pada pasien  politrauma, dan pasien dengan !edera kepala.

%engukuran tekanan kompartemen adalah salah satu tambahan dalam membantu menegakkan diagnosis. &iasanya pengukuran tekanan kompartemen dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran, pasien yang tidak  kooperatif, seperti anak"anak, pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien"  pasien dengan multiple trauma seperti trauma kepala, medulla spinalis atau trauma saraf perifer. %engukuran tekanan kompartemen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik injeksi atau wi!k kateter. %rosedur pengukuran tekanan kompartemen antara lain 

(6)

*. eknik pengukuran langsung dengan teknik injeksi

a. eknik ini adalah kriteria diagnostik standar yang seharusnya menjadi  prioritas utama jika diagnosis masih dipertanyakan.

 b. Alat yang dibutuhkan  spuitt +4 !!, three way tap, tabung intra $ena, normal saline sterile, manometer air raksa untuk mengukur tekanan darah. %ertama, atur spuit dengan plunger pada posisi *1 !!. andai saline sampai mengisi setengah tabung , tutup three way tap tahan normal saline dalam tabung. Kedua, anestesi lo!al pada kulit, tapi tidak  sampai menginfiltrasi otot. Masukkan jarum *3 kedalam otot yang diperiksa, hubungkan tabung dengan manometer air raksa dan buka three way tap. Ketiga, Dorong plunger dan tekanan akan meningkat se!ara lambat. &a!a manometer air raksa. aat tekanan kompartemen tinggi, tekanan air raksa akan naik.

+. <i!k kateter 

a. Masukkan kateter dengan jarum ke dalam otot. elanjutnya, tarik jarum dan masukkan kateter wi!k melalui sarung plastik. etelah itu, balut wi!k kateter ke kulit, dan dorong sarung plastik kembali, isi system dengan normal saline yang mengandung heparine dan ukur tekanan kompartemen dengan transdu!er re!order. %eriksa ulang patensi kateter  dengan tangan menekan pada otot. Hilangkan semua tekanan e=ternal  pada otot yang diperiksa dan ukur tekanan kompartemen, jika tekanan

men!apai -4 mmHg, maka indikasi dilakukan fas!iotomi.

 b. ekanan arteri rata"rata yang normal pada kompartemen otot adalah 3,1>; mmHg. elama tekanan pada salah satu kompartemen kurang dari -4 mmHg (tekanan pengisian kapiler diastolik), tidak perlu khawatir tentang sindroma kompartemen. sindroma kompartemen dapat timbul jika tekanan dalam kompartemen lebih dari *4 mmHg.

(7)

Pengukuran tekanan kompartemen

?. %emeriksaan penunjang *. aboratorium

a. 5omprehensi$e Metaboli! %anel (5M%)

ekelompok tes darah yang memberikan gambaran keseluruhan keseimbangan kimia tubuh dan metabolisme. Metabolisme menga!u  pada semua proses fisik dan kimia dalam tubuh yang menggunakan

energi.

 b. 5omplete &lood 5ell 5ount (5&5)

%emeriksaan komponen darah se!ara lengkap yakni kadar  Hemoglobin, Hematokrit, eukosit (<hite &lood 5ell 6 <&5), rombosit (platelet), 'ritrosit (#ed &lood 5ell 6 #&5), 7ndeks 'ritrosit (M5@, M5H, M5H5), aju 'ndap Darah atau 'rithro!yte edimentation #ate ('#), Hitung 8enis eukosit (Diff 5ount), %latelet Disribution <idth (%D<), #ed 5ell Distribution <idth (#D<).

(8)

!. %rothrombin time (%), a!ti$ated partial thromboplastin time (a%) bila  pasien diberi heparin

d. 5ardia! marker test (tes penanda jantung) e. rinalisis and urine drug s!reen

f. Arterial blood gas (A&) !ara !epat untuk mengukur defi!it pH, laktat g. oksikologi urin  dapat membantu menentukan penyebab, tetapi tidak 

membantu dalam menentukan terapi pasiennya. +. 7maging

a. #ontgen pada ekstrimitas yang terkena

 b. , membantu untuk menge$aluasi aliran arteri dalam mem$isualisasi  Deep Vein Thrombosis (DVT)

!. M#7

. %enanganan

ujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui  bedah dekompresi. <alaupun fas!iotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik, namun beberapa hal, seperti timing, masih diperdebatkan. emua ahli bedah setuju bahwa adanya disfungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk  melakukan fas!iotomi.

*. erapi medikal6 non bedah

%emilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk  dugaan sementara. &erbagai bentuk terapi ini meliputi

a. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, ele$asi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemi.

 b. %ada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan  pembalut kontriksi dilepas.

!. %ada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti ra!un dapat menghambat  perkembangan sindroma kompartemen

(9)

e. %ada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler, dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebas.

+. erapi bedah

?as!iotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen men!apai B -4 mmHg. ujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. 8ika tekanannya C -4 mmHg maka tungkai !ukup diobser$asi dengan !ermat dan diperiksa lagi pada jam"jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik, e$aluasi terus dilakukan hingga fase  berbahaya terlewati. Akan tetapi jika memburuk maka segera lakukan fas!iotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah ; jam. erdapat dua teknik dalam fas!iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi ganda. 7nsisi ganda pada tungkai bawah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan $ena peroneal. %ada tungkai  bawah fas!iotomi dapat berarti membuka keempat kompartemen, kalau  perlu dengan mengeksisi satu segmen fibula. uka harus dibiarkan terbuka, kalau terdapat nekrosis otot dapat dilakukan debridemen jika jaringan sehat luka dapat dijahit ( tanpa regangan ) atau dilakukan pen!angkokan kulit. 7ndikasi untuk melakukan operasi dekompresi, antara lain 

a. Adanya tanda " tanda sindrom kompartemen seperti nyeri hebat.

 b. ambaran klinik yang meragukan dengan resiko tinggi ( pasien koma,  pasien dengan masalah psikiatrik dan dibawah pengaruh narkoba ), dengan tekanan jaringan B -4 mmHg pada pasien yang diharapkan memiliki tekanan jaringan yang normal.

&ila ada indikasi operasi dekompresi harus segera dilakukan karena  penundaan akan meningkatkan kemungkinan kerusakan jaringan intrakompartemen sebagaimana terjadinya komplikasi. <aktu adalah inti dari diagnosis dan terapi sindrom kompartemen. Kerusakan ner$us

(10)

 permanen mulai setelah ; jam terjadinya hipertensi intrakompartemen. 8ika di!urigai adanya sindrom kompartemen, pengukuran dan konsultasi yang diperlukan harus segera dilakukan se!epatnya.

&eberapa teknik telah diterapkan untuk operasi dekompresi untuk semua sindrom kompartemen akut. %rosedur ini dilakukan tanpa torniket untuk  men!egah terjadinya periode iskemia yang berkepanjangan dan operator   juga dapat memperkirakan derajat dari sirkulasi lokal yang akan

didekompresi. etiap yang berpotensi mambatasi ruang termasuk kulit dibuka di sepanjang daerah kompartemen, semua kelompok otot harus lunak   pada palpasi setelah prosedur selesai. Debridemen otot harus seminimal mungkin selama operasi dekompresi ke!uali terdapat otot yang telah nekrosis.

(11)

H. Komplikasi

indrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain 

*. :ekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen

+. Kontraktur $olkam, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas pada tanga, jari dan pergelangan tangan karena adanya trauma  pada lengan bawah

-. rauma $as!ular  0. agal ginjal akut 1. epsis

;. A!ture respiratory distress syndrome (A#D) 7. %erawatan uka %ost ?as!iotomi

*. uka harus dibiarkan terbuka selama 1 hari

+. Kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen,

-. 8ika jaringan post op fas!iotomi sehat, luka dapat dijahit (tanpa tegangan), atau dilakukan pen!angkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan sendirinya

(12)

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kompartemen indrom

A. %engkajian

*. 7dentitas %asien

Meliputi jenis kelamin, umur, demografi, agama, status perkawinan,  pendidikan, pekerjaan, dll

+. Keluhan utama

%ada umumnya keluhan utama pada kasusini merupakan rasa nyeri yang dialami oleh klien. %engkajian mengenai nyeri dilakukan dengan

a.  Provoking , merupakan peristiwa apa yang bisa men!etuskan nyeri yang dirasakan oleh klien

 b. Quality, seperti apa nyeri yang sedang dirasakan oleh klien saat ini !.  Region, tempat dimana rasa nyeri itu terjadi

d. Severity, skala nyeri yang dirasakan oleh klien

e. Time, berapa lama nyeri yang dirasakan oleh klien biasanya berlangsung

-. tatus kesehatan

a. #iwayat penyakit dahulu

erdapat riwayat penyakit mengenai kelainan tulang, tuberkulosis, riwayat jatuh, dan lain  lain

 b. #iwayat penyakit sekarang

erjadinya fraktur tertutup yang menyebabkan terjadinya penigkatan tekanan kompartemen, pemasangan gips aatau elasti! bandage yang terlalu ketat, terkena sengatan hewan berbisa, !edera ketika olah raga !. #iwayat penyakit keluarga

%enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh klien saat ini seperti kelainan tulang, tuberkulosis

(13)

0. %engkajian keperawatan a. Akti$itas dan latihan

ari, mengangkat beban yang terlalu berat, sering berakti$itas dengan mengandalkan kekuatan fisik, kurang istirahat

1. %emeriksaan fisik 

Keadaan umum terdapat edema di bagian kompartemen ekstrimitas atas dan bawah, klien terlihat lemah, tekanan darah B*046E4 mmHg, peningkatan nadi, peningkatan ## 

%engkajian fisik  a. 'kstrimitas

'kstrimitas terlihat membiru atau sianosis, terdapat edema pada kompartemen di ekstrimitas, terdapat nyeri tekan, tonus otot buruk, warna kulit mengkilap di ekstrimitas yang terkena, tidak ditemukan denyut nadi atau pulsasi pada ekstrimitas yang terkena.

 b. Kulit dan kuku

erlihat sianosis, tidak ada !lubbing finger, akral teraba dingin

;. erapi

erapi atau pengobatan yang dijalani oleh klien

9. %emeriksaan penunjang #ontgen

M#7

&. Diagnosa keperawatam

a.  :yeri berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan dalam

kompartemen

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan,

(14)

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri dan kelemahan,

kerusakan muskuloskeletal, nyeri pada waktu bergerak.Ansietas  berhubungan dengan prosedur in$asif pada klien

d. angguan !itra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk  melakukan tugas"tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

e. Kurang %engetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan  perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya  pemahaman6mengingat kesalahan interpretasi informasi.

f. angguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan

(15)

5. #en!ana tindakan keperawatan

!o "iagnosa kepera#atan

Tu$uan dan Kriteria %asil Inter&ensi Rasional

* :yeri akut  berhubungan

dengan tekanan dalam

kompartemen

ujuan etelah dilakukan tindakan keperawatan selama - = +0 jam nyeri yang dirasakan klien akan berkurang6hilang  :/5

1. Pain control . Pain level Kriteria hasil

a. Klien akan dapat mengontrol nyeri dengan indikator

*) mendemonstrasikan tentang  pengenalan nyeri se!ara konsisten +) mendemonstrasikan penggunaan

analgesik se!ara konsisten

-) mendemonstrasikan pelaporan nyeri se!ara konsisten

 b. Klien akan dapat men!apai le$el nyeri rendah dengan indikator

*) tidak melaporkan nyeri

+) tidak menunjukkan ekspresi wajah nyeri

 : 7 5 

 Pain management 

* . Kaji ekspresi non $erbal klien yang menunjukkan ketidaknyamanan

+ . &erikan informasi tentang  penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, dan !ara mengatasi nyeri

- . Ajarkan prinsip manajemen nyeri pada klien

0 . Hilangkan faktor resiko yang dapat meningkatkan nyeri klien 1 . ?asilitasi waktu tidur yang

adekuat bagi klien

; . Ajarkan teknik nafas dalam dan distraksi bagi klien

*. Mengkaji ekspresi non $erbal klien

+. Meningkatkan pengetahuan klien tentang nyeri yang dirasakan

-. &erusaha memandirikan klien 0. Membantu meningkatkan kenyamanan klien 1. Membantu klien meningkatkan kualitas istirahat ;. Membantu mengalihkan  perhatian klien dari nyeri

yang dirasakan

(16)

9 . Kolaborasi pemberian analgetik   bagi klien klien + Hambatan mobilitas fisik  berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan,  penurunan kekuatan otot

etelah dilakukan asuhan keperawatan selama -=+0 jam pasien mampu bergerak  bebas

 :/5

*) joint movement +) mobility level  Kriteria Hasil

*) %eningkatan akti$itas pasien

+) Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi

 : 7 5

 !"ercise therapy (ambulation) *. Kaji kemampuan fungsional otot

2. Atur posisi tiap + jam, (supinasi,

 si#elying ) terutama pada bagian yang sakit

-. Mulai #/M. Aktif6pasif untuk  semua ekstremitas . Anjurkan latihan meliputi latihan otot Fuadri!eps6gluteal ekstensi, jari dan telapak tangan serta kaki.

*. Mengidentifikasi kekuatan 6kelemahan dapat membantu memberi informasi yang diperlukan untuk membantu  pemilihan inter$ensi

+. Dapat menurunkan resiko iskemia jaringan injury. isi yang sakit biasanya kekurangan sirkulasi dan sensasi yang buruk serta lebih mudah terjadi kerusakan kulit6dekubitus

-. Meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu men!egah kontraktur, menurunkan resiko hiperkalsiurea dan osteoporosis pada pasien dengan haemorhagi!.

0. Men!egah abduksi bahu dan fleksi siku

(17)

0. empatkan bantal di bawah aksila sampai lengan bawah

1. 'le$asi lengan dan tangan

;. /bser$asi sisi yang sakit seperti warna, edema, atau tanda lain seperti perubahan sirkulasi. 9. Kolarobarsi dengan ahli terapi

fisik, untuk latihan aktif, latihan dengan alat bantu dan ambulasi  pasien.

1. dapat meningkatkan aliran  balik $ena dan men!egah

terjadinya formasi edema. ;. jaringan yang edema sangat

mudah mengalami trauma, dan sembuh dengan lama. 9. program se!ara indi$idual

akan sesuai dengan kebutuhan pasien baik dalam  perbaikan defisit keseimbangan , koordinasi dan kekuatan - angguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur 

ujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama -=+0 jam klien akan dapat memperbaiki pola tidurnya

 :/5 1. Sleep Kriteria hasil

Klien mampu memperbaiki pola tidurnya

 : 7 5 

Sleep enhancement  * . Kaji pola tidur klien

+ . Kaji efek pengobatan terhadap  pola tidur klien

- . 8elaskan arti pentingnya tidur  yang adekuat bagi klien

*. Mengetahui pola tidur klien +. Mengetahui feke obat bagi

kualitas tidur klien

-. Meningkatkan pengetahuan klien tentang pentingnya tidur bagi kesehatan tubuh

(18)

dengan baik dengan indikator a. jam tidur tidak berubah  b. pola tidur tidak berubah

!. tidur malam yang konsisten tidak   berubah

0 . Monitor pola tidur dan jumlah  jam tidur pada klien

1 . Monitor kegiatan fisik atau  psikologis yang dapat

mengganggu waktu tidur klien

; . 5iptakan lingkungan yang mendukung kegiatan tidur klien 9 . 7nstruksikan klien untuk  

merelaksasikan otot sebelum tidur  3 . Kolaborasi pemberian obat yang dapat membantu klien untuk tidur 

klien

0. Mengetahui dengan pasti  jumlah jam tidur klien 1. Mengetahui dan dapat

men!egah kegiatan yang dapat mengganggu waktu tidur klien

;. Meningkatkan rasa nyaman klien saat tidur 

9. Meningkatkan rasa nyaman klien saat tidur 

3. Memaksimalkan waktu tidur   bagi klien yang dapat

menunjang kesehatannya 0 angguan !itra tubuh  berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas"tugas umum,  peningkatan  penggunaan energi,

ujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama * = +0 jam pasien akan beradaptasi dengan baik.

 :/5 $o#y image Kriteria hasil

Klien akan mampu menerima perubahan tubuhnya dengan indikator

*) %asien akan menyesuaikan perubahan fungsi tubuhnya

 :75 %ncreasing coping 

*. &antu pasien mengidentifikasi tujuan yang diinginkan

+. &erikan semangat pada pasien

-. 8elaskan proses penyakit pada  pasien

*. %roses perawatan dan inter$ensi sesuai dengan harapan pasien

+. Moti$asi dapat

mempengaruhi konsep diri  pasien

-. Meningkatkan pengetahuan  pasien tentang kondisinya 0. %engendalian diri

(19)

ketidakseimbanga n mobilitas

+) %asien akan dapat menyesuaikan tubuhnya terhadap perubahan adanya  penyakit

0. &antu pasien untuk tidak merasa marah dan depresi

1. ingkatkan aktifitas sosial dan komunitas

;. Dukung penggunaan mekanisme  pertahanan

9. 7nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

terhadap keadaan diri

1. alah satu bentuk pengalihan terhadap kondisi pribadi ;. Meningkatkan koping dan

mempengaruhi pasien mempersepsikan !itra tubuhnya 9. Menurunkan stress 1 Kurang %engetahuan mengenai  penyakit,  prognosis dan kebutuhan  perawatan dan  pengobatan  berhubungan dengan kurangnya  pemahaman6men gingat kesalahan ujuan

etelah dilakukan tindakan keperawatan selama * = +0 jam pasien mengalami  peningkatan pengetahuan  :/5  &no'le#ge#isease process  &no'le#geme#ication Kriteria hasil   : 7 5 

Teaching #isease process

*. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit

+. 8elaskan patofisiologi penyakit dan kaitanya dengan pengobatan -. ambarkan tanda dan gejala yang

mungkin timbul

0. Diskusikan perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk men!egah komplikasi

1. Dukung pasien dalam melakukan

*. Mengetahui batasan  pengetahuan pasien

+. Men!egah kesalahan pasien dalam interpretasi penyakit -. Apabila tanda dan gejala

timbul pasien segera menginformasikan 0. %en!egahan segera

komplikasi lebih lanjut

(20)

interpretasi informasi.

a. Mampu mengerti proses penyakit yang dialami dengan indikator

*) tahu proses penyakit se!ara spesifik  +) tahu efek dari penyakit yang

dialami

-) tahu tanda dan gejala dari penyakit yang dialami

 b. Mampu mengerti pengobatan yang dianjurkan dengan indikator *) tahu efek terapeutik dari

 pengobatan

+) tahu efek samping pengobatan -) tahu strategi untuk mendapatkan

 pengobatan yang dibutuhkan

 pemilihan pengobatanya Teaching prescribe# me#ication *. 8elaskan tujuan dari masing"

masing pengobatan

+. 8elaskan dosis, rute, dan durasi  pengobatan

-. %eriksa kembali pengetahuan  pasien tentang pengobatan 0. 8elaskan efek samping dari setiap

 pengobatan

1. 8elaskan tanda dan gejala dari o$erdosis atau kekurangan dosis  pengobatan

*. Meningkatkan pengetahuan  pasien

+. Men!egah ke!emasan yang mungkin timbul pada pasien -. Mengetahui batasan

 pengetahuan pasien 0. Men!egah ke!emasan yang

mungkin timbul pada pasien 1. Men!egah ke!emasan yang

(21)

Daftar %ustaka

Amendola, &ru!e waddle. +44-. ompartment syn#romes in Skeletal trauma basic science* management* an# reconstruction. Vol 1. !# +r# . aunders AGar ?rederi!k. +44-. ompartment syn#rome in ampbell,s operative

orthopae#ics. !# 1-th. Vol +. Mosby. A

alter # &. *EEE. Te"tbook o Disor#ers an# %n/uries o the 0usculoskeletal  System e#isi ke2+. Maryland ippin!ott <illiams  <ilkins

kinner H &. +444. urrent Diagnosis 3 Treatment in 4rthope#ics e#isi ke2. ingapore he M!raw"Hill 5ompanies

pi$ak 8 M et al. *EEE. 4rthopae#ics 5 Stu#y 6ui#e. ingapore he M!raw" Hill 5ompanies

Referensi

Dokumen terkait

Sindrom kompartemen , komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difus.. (Luckmans, 1996

edema pada beberapa pasien dengan sindrom nefrotik (Pais, Avner, 2011).. Dalam keadaan nefrotik, tingkat lipid

Pada Tabel 3 terlihat bahwa proporsi remaja dengan sindrom metabolik menurut pengukuran skoring sindrom metabolik dan NCEP ATP-III dari hasil analisis menunjukan

Sindrom Romberg yang juga memiliki sinonim dengan Sindrom Parry-Romberg (juga dikenal sebagai atrofi hemifasial progresif) adalah penyakit langka yang ditandai oleh penyusutan

Sindrom Moyamoya adalah gangguan vaskuler yang jarang terjadi dan ditandai dengan penyempitan progresif dari pembuluh darah pada lingkaran arteri di dasar otak (circle

Kadangkadang penderita dengan Infark Miokard Akut dan edema paru, tekanan kapiler pasak parunya normal; hal ini mungkin disebabkan lambatnya pembersihan cairan

Korelasi Kadar Albumin Serum dengan Persentase Edema pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik dalam Serangan.. Novina, Dida Akhmad Gurnida,