• Tidak ada hasil yang ditemukan

05. TINDAKAN HEMODIALISA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "05. TINDAKAN HEMODIALISA.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SPO

SPO Tanggal TerbitTanggal Terbit ……… ……… Ditetapkan Ditetapkan Direktur Direktur

dr. Imelda Tandiyo, FASE, MM dr. Imelda Tandiyo, FASE, MM Pengertian

Pengertian Langkah-langkah perawat Instalasi hemodialisa dalam melakukanLangkah-langkah perawat Instalasi hemodialisa dalam melakukan tindakan Hemodialisa.

tindakan Hemodialisa.

Tindakan hemodialisa yang dilakukan pada pasien yang mengalami Tindakan hemodialisa yang dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal baik kronik maupun akut dengan menggunakan gangguan fungsi ginjal baik kronik maupun akut dengan menggunakan mesin pengganti fungsi ginjal melalui proses osmosis, difusi serta mesin pengganti fungsi ginjal melalui proses osmosis, difusi serta ultrafiltrasi

ultrafiltrasi Tujuan

Tujuan Sebagai acuan perawat Instalasi hemodialisa untuk melaksanakanSebagai acuan perawat Instalasi hemodialisa untuk melaksanakan tindakan hemodialisa agar pasien dapat tertangani dengan baik dan tindakan hemodialisa agar pasien dapat tertangani dengan baik dan benar.

benar. Kebijakan

Kebijakan SK Direktur RS. Indriati NoSK Direktur RS. Indriati No ……….……….Tentang PenetapanTentang Penetapan Panduan Tindakan Unit Hemodialisa

Panduan Tindakan Unit Hemodialisa

Prosedur Prosedur

A

A. PERSIAPAN MESIN. PERSIAPAN MESIN

1. MESIN NIPRO NIKKISO 1. MESIN NIPRO NIKKISO 1.1. Menghidupkan RO (

1.1. Menghidupkan RO ( reverse osmosisreverse osmosis ), pastikan tanki air ), pastikan tanki air terisi 3/4 / penuh

terisi 3/4 / penuh

1.2. Melakukan cuci tangan 1.2. Melakukan cuci tangan

(2)

1.3. Memakai sarung tangan

1.4. Hidupkan mesin tekan tombol power depan. 1.5. Desinfektan Pre HD

-

 Tekan tombol Rinse

-

 Tekan tombol Cleaning Program Start 

-

  Desinfektan Rinse 20'

-

Desinfektan selesai mesin akan mati secara otomatis

1.6. Operasional mesin siap digunakan

-

Tekan tombol power depan

-

Sambung selang rinse port dengan cairan acid (sesuai

warna)

-

Sambung selang rinse port dengan cairan bicarbonat (sesuai

warna)

-

Tekan huruf N sampai muncul warna Pink kemudian tekan "

Treatment Prepare " untuk proses Dyalisate

-

Tunggu proses Start Up Tes sampai OK dan posisi Treatment

Prepare turun keposisi Prepare 20 menit ( Conductivity sudah tercapai diatas angka 14 ms/cm dan dibawah angka 15

ms/cm temperatur tercapai setting antara 36 c - 37 c )

(3)

1.7. Priming

-

Pasang Blood Line dan Dializer yang sudah dirangkai

kemesin . Isi seluruh Blood Line dan Dializer dengan cairan Nacl 0,9 %

-

Sambung Blood Line INLET ( merah ) dan Blood Line

OUTLET ( Biru ) dengan Connector.

-

Pasang Coufler ke dializer kemudian tekan " Gas Pure "

untuk mengisi cairan Dialisat ke dializer

-

Hidupkan Blood Pump ( tekan tombol On ) untuk Sirkulasi.

-

Tekan Prepare untuk Bypas

-

Tekan Connect lalu tekan Yes sampai muncul Start dan

Stop.

-

Tekan Calc tentukan Ultrafiltrasi dan waktu untuk

Soaking.

-

Untuk Dializer Reuse Ultrafiltrasi 200ml waktu 15'.

-

Dializer baru Ultrafiltrasi 100 ml waktu 10'.

-

Tekan Start untuk proses Soaking jika sudah selesai akan

alarm.

-

Alat siap digunakan

(4)

1.8. Desinfektan Post HD

-

Lepas sambungan selang rinse port merah dan biru dari

cairan Acid dan cairan Bicarbonat

-

Sambungkan selang ke mesin

-

Tekan Mode / pilih program Drain.

-

Pilih menu disinfektan yang dikehendaki.

-

Kemudian tekan "Cleaning Program Start " 20’ DIS dan 20’

WATER

-

Disinfektan selesai mesin akan mati secara otomatis.

2. MESIN NIPRO SURDIAL 55 PLUS

2.1 Menghidupkan RO (reverse osmosis)

Pastikan kedua tangki terisi 3/4 / penuh air.

2.2 Melakukan cuci tangan dan memakai sarung tangan 2.3 Hidupkan tombol power ( dibelakang mesin ) kemudian

tekan power 1/0 depan pada display akan muncul tulisan Nipro.

2.4 Desinfektan Pre HD

-

Tekan Rinse Mode sebelah kiri atas

-

Pilih menu Water Rinse

-

Tekan Rinse

(5)

2.5 Operasional Mesin Siap Digunakan

-

Sambung Selang Port A dengan cairan Acid

-

Sambung Selang Port B dengan cairan Bicarbonat

-

Tekan Diamode lalu tekan Prep untuk Test kesiapan

mesin

-

Jika sudah OK semua akan muncul tampilan Standby dan

Bypas tunggu 10' tampilan Standby dan Bypas akan hilang

-

Mesin siap digunakan untuk Priming dan Soaking.

2.6 Priming

-

Pasang Blood Line dan Dializer yang sudah dirangkai

kemesin

-

Isi seluruh Blood Line dan Dializer dengan cairan Nacl 0,9

%

-

Tekan tombol Bypas

-

Sambung Coupler ke Dializer tekan kembali Bypas cairan

Dializer akan mengisi Dializer

-

Sambung Blood Line Inlet ( merah ) dan Blood Line Outlet

( biru ) dengan Conector

(6)

-

Tekan Uf Goal untuk menentukan jumlah Ultrafitrasi

-

Tekan Uf Time untuk Waktu

-

Soaking Dializer Reuse Uf 200ml waktu 15'

-

Soaking Dializer baru Uf 100ml waktu 10'

-

Tekan Dialyse Soaking dimulai jika sudah selesai mesin

akan alarm . Alat siap digunakan

-

Melepas sarung tangan dan melakukan kebersihan

tangan.

2.7 Desinfektan Post HD

-

Lepas sambungan selang Port A dan Port B dari cairan

dialisat

-

Sambung slang Port A dan Port B sesuai tempatnya (

sesuai warna )

-

Tekan Rinse Mode sebelah kiri atas

-

Tekan Rinse Screen untuk menentukan Desinfektan

Tekan rinse, pilih menu dis (disinfektan) selama 20’ kemudian water 20’. Selesai ada tampilan END. Matikan power depan dan belakang mesin

-

Setiap Rabu dan Sabtu, pilih menu acid (disinfektan acid)

20’ kemudian water 20’. Selesai ada tampilan END, matikan power depan dan belakang mesin

(7)

B. PERSIAPAN PASIEN

1. Menimbang berat badan 2.  Identifikasi pasien

3. Memberitahukan dan menjelaskan pada pasien bahwa akan

dilakukan hemodialisis (untuk pasien baru).

4. Menandatangani informed consent 5. Mengatur posisi pasien

6. Observasi keadaan umum, kesadaran

7. Mengukur tanda - tanda vital : suhu, nadi, tekanan darah 8. Menentukan akses AV fistula / femoral /double lumen

C. PERSIAPAN ALAT

1. 1 buah bak steril berisi : kain alas dan mangkok 2 buah 2. Deppers, kasa

3. 2 pasang sarung tangan 4. 1 amp lidocain

5. 2 buah jarum AV fistula 6. 1 buah blood line

7. 1 buah hollow fiber

8. 1 spuit 10 ml, 1 spuit 20 ml, 1 spuit 1 ml. 9. Heparin (sesuai kebutuhan)

10. Perlak / alas

11. NaCl 0,9% 1000 cc 12. Alkohol 76

(8)

13. Betadin solution 14. Plester

15. Gelas ukur 16. Apron / jas

17. Tempat limbah infeksius 18. Zalf antibiotik (Double lumen) 19. Gunting

20. Antibiotik INT (untuk slang double lumen)

D. PROSEDUR TINDAKAN AKSES AV FISTULA / FEMORAL 1. Perawat melakukan kebersihan tangan

2. Perawat memakai apron / jas 3. Identifikasi pasien

4. Letakkan alas / perlak pada daerah yang akan dilakukan pun 5. Memakai sarung tangan

6. Lakukan desinfektan pada lokasi yang akan dipungsi dengan menggunakan betadin dan alkohol dengan cara memutar dari dalam keluar sampai bersih.

7. Letakkan kain alas / duk steril dibawah lengan yang akan dilakukan pungsi.

8. Menuangkan cairan NaCl 0,9% pada mangkok steril sesuai kebutuhan.

9. Gunakan spuit 10 cc hisaplah cairan NaCl 0,9% dan beri heparin 500U/lebih sesuai besar kecilnya bising akses.

(9)

10. Masukkan pada masing - masing jarum AV fistula

11. Gunakan spuit 1 ml, hisaplah lidocain 1% untuk anestesi lokal (pada pasien yang menggunakan) 3 ml untuk anestesi femoral 12. Berikan anestesi lokal pada daerah yang akan dipungsi.

13. Tusuklah tempat AV Fistula dengan jarak 8 - 10 cm dari anastomose secara intra cutan.

14. Lakukan penusukan dengan menggunakan jarum AV fistula pada daerah vena (outlet), disertai pemberian loading dose heparin.

15. Lakukan fiksasi dengan menggunakan plester dan tutup dengan menggunakan kasa steril

16. Kemudian lakukan penusukan pada daerah AV Fistula / femoral ( inlet) kemudian lakukan fiksasi dengan menggunakan plester.

TINDAKAN DENGAN AKSES DOUBLE LUMEN 1. Melakukan kebersihan tangan

2. Identifikasi pasien

3. Memakai sarung tangan

4.  Atur posisi tidur pasien, membuka pakaian pasien sesuai dengan lokasi double lumen

5. Letakkan doek steril dibawah double lumen dan sekitarnya 6. Buka balutan double lumen, bersihkan kanul dan tutup dengan

(10)

daerah exitsite sekitar kanul.

7. Buka tutup kanul (posisi slang tetap diklem)

8. Bersihkan ujung kanul dengan betadin, bersihkan dengan NaCl 0,9%

9. Lakukan aspirasi pada kedua kanul double lumen @ 2 ml dibuang habis

10.Ganti balut sekitar luka dengan zalf bactroban kemudian diplester.

E. MEMULAI DIALISIS

1. Melakukan kebersihan tangan 2. Identifikasi pasien

3. Cara kerja :

Sebelum memulai pungsi/tindakan dengan double lumen dan dialisis, ukur tanda - tanda vital dan berat badan pre dialisis. 4. Pelaksanaan :

4.1. Setelah selesai pungsi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung AV blood line di klem.

4.2. Sambungan AV blood line dilepas, kemudian A blood line dihubungkan dengan jarum AV dari pungsi in let / kanul DL in let

4.3. Letakkan ujung vena blood line pada gelas ukur / tempat yang sudah disediakan.

(11)

4.4. Buka klem dan putar pompa pelan - pelan (100 cc/mnt) untuk mengalirkan darah.

4.5. Awasi apakah ada penyulit.

4.6. Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai pada bubble trap vena line, kemudian matikan pompa klem vena blood line.

4.7. Lakukan desinfektan pada ujung vena blood line kemudian hubungkan dengan jarum AV pada pungsi outlet / kanul DL out let

4.8. Buka klem, pastikan bebas dari udara.

4.9. Putar pompa dengan QB 100cc/mnt kemudian naikkan perlahan - lahan sesuai kondisi pasien

4.10. Atur program sesuai instruksi dokter ( UF goal , jam)

4.11. Fiksasi AV blood line agar tidak mengganggu pergerakan pasien.

4.12. Hidupkan heparin pump atur sesuai kebutuhan 4.13. Buka klem pada slang monitor AV pressure. 4.14. Hidupkan detektor kebocoran udara.

4.15. Melepas sarung tangan dan melakukan kebersihan tangan

(12)

F. PENGAWASAN 1. Mesin

1.1. Pengawasan sirkulasi darah diluar ekstra korporeal monitoring :

1.1.1. Pengawasan kecepatan aliran darah (QB). 1.1.2. Pengawasan terhadap tekanan :

-

Arteri : bila alarm berbunyi pada arterial berarti

tekanan darah rendah, lihat aliran darah pada "inlet"

-

Venous pressure : dilihat dari indikator (hati - hati bila

tinggi), bila tinggi periksa daerah "outlet", bila rendah periksa sensor vena.

1.2. Pengawasan heparin pump

1.3. Pengawasan terhadap sirkulasi dialisat pada dialisat monitoring.

1.4. Kebocoran dializer (blood leak).

1.5. Low temperatur atau high temperatur 1.6. Low conductivity atau high conductivity 1.7. TMP (Trans Membran Pressure)

(13)

2. Pasien

2.1. Lakukan pengawasan terhadap : 2.1.1. Keadaan umum (kesadaran)

2.1.2. Tanda - tanda vital (tensi, nadi RR) setiap 1 jam sekali dan setiap ada keluhan atau sesuai kebutuhan.

2.1.3. Kelancaran aliran darah pada AV fistula/ femoral /double lumen (rembes atau tidak)

2.1.4. Perhatikan pada sambungan AV fistula dengan blood line

2.2. Lakukan pengawasan terhadap kemungkinan komplikasi lain selama hemodialisa berjalan (kram otot, mual, muntah, masalah pada akses, shock) dll.

2.3. Lakukan pencatatan pada lembar dialisis (tindakan, obat -obat yang diberikan).

Evaluasi hasil tindakan dialisis. G. MENGAKHIRI DIALISIS

1. Persiapan alat

1.1 Bak steril berisi :

-

  Depers

-

Sarung tangan

-

  Betadin

1.2 Tensi meter & stetoscope, 2 buah verban (swachtel), nebacetin powder, plester, 2 buah banded

(14)

2. Persiapan pasien :

1.1. Observasi tanda - tanda vital (tensi, nadi, RR jika demam ukur suhu)

1.2. Catat dalam catatan dialisis 3. Cara kerja

3.1. Lima menit sebelum dialisis berakhir QB diturunkan, TMP dinolkan.

3.2. Perawat mencuci tangan 3.3. Perawat memakai apron / jas 3.4. Memakai sarung tangan

MENGAKHIRI DIALISIS DENGAN AKSES DOUBLE LUMEN 1. Melakukan kebersihan tangan

2. Memakai sarung tangan 3. Identifikasi pasien

4. Untuk pasien laboratorium post HD , siapkan tabung, beri label identitas pasien pada tabung, pelankan QB s/d 100ml/mt ambil sampel darah dari arterial blood line port (warna merah)

5. Hentikan pump 6. Klem kanul DL inlet

7. Lepaskan sambungan arterial line dengan kanul DL

(15)

buka klem pada infus set dan arterial line

9. Bilas dengan menggunakan pompa dengan kecepatan 100 me port dengan menekan lembut pada slang dengan tujuan supaya darah tidak tertinggal pada selang.

10. Jika mendapatkan obat injeksi, berikan melalui vena line 11. Bila sudah bersih klem pada kanul DL outlet

12. Lepaskan sambungannya

13. Lepaskan semua selang dari HF (Hollow Fiber) mesin, masukkan ke dalam tempat limbah infeksius

14. Bagi pasien BPJS dan pasien umum lepas HF dari selang  – selang kemudian tutup HF nya, sendirikan guna dilakukan reuse 15. Masukkan NACl 0,9% sebanyak 10 ml pada kedua kanul

16. Tutup kedua kanul DL dengan tutup yang sudah direndam dengan NaCl 0,9% dan didesinfektan dengan alkohol 76% 17. Berikan heparin sebanyak 2 ml dan 1 ml sagestam 40 mg

dengan spuit 3 ml pada kedua kanul, setiap kanul 1,5 ml 18. Balutan diperkuat dengan plester 2 cm lebih luas dari kasa. 19. Balutan tidak dipasang (ditempel pada bagian pergerakan) 20. Melepas sarung tangan

21. Mengukur TTV

(16)

23. Perawat melakukan dokumentasi

MENGAKHIRI DIALISIS DENGAN AV. FISTULA 1. Melakukan kebersihan tangan

2. Memakai sarung tangan 3. Identifikasi pasien

4. Untuk pasien yang diperiksakan laboratorium pre HD, siapkan tabung beri identitas pasien, pelankan QB s/d 100 ml/mnt ambil sampel dari A blood line port (warna merah)

Lepaskan semua selang dari HF (Hollow fiber) & mesin, masukkan ke dalam tempat limbah infeksius

5. Bagi pasien BPJS dan pasien umum, lepaskan HF dari selang -selang lalu tutup HF nya, sendirikan guna dilakukan reuse.

6. Lepaskan plester, kasa pada lokasi 'inlet" 7. Lepaskan jarum AV fistula (Arterial Line)

8. Tekan bekas tusukan dengan menggunakan depers yang sudah diberi betadin.

9. Bila darah sudah tidak keluar, beri nebacitine poeder pada bekas tusukan , tutup dengan band aid, bebat dengan menggunakan verband (swachtel).

10. Kembalikan alat - alat yang habis digunakan ke tempat semula. 11. Perawat melepas sarung tangan

(17)

13. Mengukur TTV

14. Melakukan kebersihan tangan 15. Perawat melakukan dokumentasi

16. Lakukan desinfektan, rinse dan bersihkan mesin 17. Matikan mesin

18. Bersihkan dan rapikan ruangan 19. Melakukan kebersihan tangan

H. OBSERVASI SESUDAH DIALISIS MELIPUTI :

1. Keadaan umum pasien dan kesadarannya

2. Tanda - tanda vital (tensi, nadi, RR, suhu, skala nyeri) 3. Keluhan pasien

4. Anjurkan pasien untuk menimbang berat badannya (jika

memungkinkan)

5. Catat dalam catatan dialisis

6. Untuk pasien rutin ingatkan jadwal berikutnya.

Unit Terkait 1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap

Referensi

Dokumen terkait

Saiful Anwar Malang didapatkan jumlah pasien baru penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah 56 orang pasien dan sebanyak 16 pasien gagal

pasien penderita gagal ginjal kronik yang melakukan terapi hemodialisis.. diruang

hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.. sehingga perawat dapat membantu mengurangi stres fisik

Persamaan penelitian pada evaluasi seksualitas pada pasien yang mengalami penyakit ginjal kronik sedangkan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan fokus pada

Latar Belakang : Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa mengalami stres atau ketegangan psikologis dalam kehidupan sehari-hari memerlukan kemampuan pribadi maupun

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronis yang dilakukan tindakan hemodialisis di Unit Hemodialisa RS PKU Muhammadiyah

Pemeriksaan kalium sebelum dan sesudah hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik dilakukan untuk mengetahui keadaan tubuh penderita, jika kadar kalium dalam

Peneliti melakukan asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian hingga evaluasi pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa yang mengalami gangguan nutrisi.. Melakukan intervensi