• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dompak Pasaribu 1, Daulat sihombing 2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia ABSTARCT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dompak Pasaribu 1, Daulat sihombing 2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia ABSTARCT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN ALIRAN MODAL ASING TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN DAN NILAI KURS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia) Dompak Pasaribu1, Daulat sihombing2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia e-mail: yoh022002@yahoo.com. ABSTARCT The purpose of this study is, first, to examine the effect of inflation, interest rate and exchange rates on the financial performance (ROA). Second, to examine the effect of inflation, interest rate and the inflow of foreign funds to the exchange rate. Third, to examine the effect of inflation, interest rates, foreign fund inflows, exchange rates and ROA on stock prices. Fourth, examine the role of ROA as an intervening variable in determining the effects of inflation, interest rates and exchange rates on stock prices, and Fifth, to examine the role of the exchange rate as an intervening variable in determining the effects of inflation, interest rate, the foreign capital inflow to the stock price. The sample was LQ45 shares listed on the Indonesia Stock Exchange. The sampling technique is purposive sampling. The data used time series quarterly data from 2009 up to 2012. The analytical method used in this study is multiple regression and path analysis. Results of this research show that, first: that the inflation has negative and no significant effect on ROA, the interest rate has positive and not significant effect on ROA and interest rate has positive and not significant effect on ROA. Second, that the inflation has positive and not significant effect on exchange rate, the interest rates has positive and significant effect on the exchange rate, the foreign capital inflow has positive and not significant effect on the exchange rate. Third, the inflation has positive and not significant effect on stock prices, the interest rate has positive and not significant effect on stock prices, the foreign fund inflow has positive and significant effect on stock prices, the ROA has negative and significant effect on stock prices, the exchange rate has positive and not significant effect on stock prices , Fourth, Testing of intervening variables indicate that ROA does not mediate or not be intervening variables from the variable inflation, interest rate and exchange rate effect on stock price. Variable exchange rate does not mediate or not an intervening variable of the variable inflation, interest rate and the foreign capital inflow effect on the stock price. Keywords: inflation, interest rate, exchange rate, the flow of foreign funds, ROA and stock prices 1. PENDAHULUAN Investasi saham di pasar modal termasuk investasi yang berisiko tinggi karena sangat peka dengan perubahan faktor ekonomi maupun non ekonomi. Perubahan-perubahan tersebut berpotensi untuk meningkatkan atau menurnkan. kinerja perusahaan dan akhirnya dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Pendekatan yang umum digunakan investor atau calon investor saham sebelum pengambilan keputusan investasinya di pasar modal terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan analisis fundamental dan analisis teknikal.. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 15.

(2) Analisis fundamental merupakan teknik untuk menganalisis tentang kondisi makroekonomi, kondisi industri dan kemudian analisis kondisi fundamental perusahaan. Menurut Husnan bahwa analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (i) mengistemasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan varibel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model tersebut disebut dengan sebagai share price forecasting model. Aliran pendekatan fundametal meyakini bahwa harga suatu saham dipengaruhi oleh kondisi fundamental perusahaan (kinerja laporan keuangan). Fundamental perusahaan dipengaruhi oleh kondisi industri dan kondisi makroekonomi suatu negara. Sedangkan analisis teknikal adalah merupakan teknik analisis harga saham (kondisi pasar) dengan cara mengamati perubahan harga saham tersebut di masa yang lalu. Faktor makroekonomi adalah faktor yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi makroekonomi di masa mendatang, akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan investasi atas saham. Untuk itu, seorang investor harus memperhatikan beberapa indikator makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham tersebut. Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak menguji tentang pengaruh makroekonomi terhadap harga saham, namun hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya ketidak konsistenan atas hasil-hasil yang diperoleh. Selain pertimbangan hasil penelitian terdahulu maka perlu menjadi perhatian kondisi atau perkembagan pasar modal Indonesia saat ini. Pada triwulan empat 2011 dan awal 2012, Indonesia dikalangan investor finansial global mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke 6,5%, ketika ekonomi dunia melamban. Selain itu, peringkat resiko Indonesia naik menjadi investment grade, inflasi turun ke 3,7% 16. |. dan defisit APBN tetap rendah di 1,2% dari produk domestik bruto (PDB), dibawah batasan undang-undang sebesar 3%. Dengan prospek ekonomi dan pasar modal Indonesia saat ini maka sangat wajar jika calon investor global maupun investor lokal mempertimbangkan untuk menginvestasikan modalnya melalui pembelian surat-surat- berharga di pasar modal Indonesia khusunya saham. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini penulis merasa perlu kembali menguji pengaruh faktorfaktor makroekonomi tersebut terhadap harga saham. Harga saham suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja perusahaan, dan kinerja perusahaan dipengaruhi faktor-faktor fundamental makroekonomi suatu negara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah inflasi bepengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) ? 2. Apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)? 3. Apakah nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan(ROA) ? 4. Apakah inflasi bepengaruh signifikan terhadap nilai kurs ? 5. Apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap nilai kurs ? 6. Apakah aliran masuk dana asing berpengaruh signifikan terhadap nilai kurs ? 7. Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? 8. Apakah suku bunga bepengaruh signifikan terhadap harga saham ? 9. Apakah aliran modal asing berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? 10. Apakah kinerja keuangan (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? 11. Apakah nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? 12. Apakah kinerja keuangan (ROA) merupakan variabel intervening yang memediasi pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai kurs terhadap harga saham ? 13. Apakah nilai kurs merupakan variabel intervening yang memediasi pengaruh inflasi, suku bunga dan aliran modal asing terhadap harga saham ?. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(3) Mengacu kepada uraian latar belakang dan perumusan masalah penelitian maka yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji pengaruh inflasi terhadap kinerja keuangan (ROA) 2. Untuk menguji pengaruh suku bunga terhadap kinerja keuangan (ROA) 3. Untuk menguji pengaruh nilai kurs terhadap kinerja keuangan (ROA) 4. Untuk menguji pengaruh inflasi terhadap nilai kurs 5. Untuk menguji pengaruh suku bunga terhadap nilai kurs 6. Untuk menguji pengaruh aliran masuk dana asing terhadap nilai kurs 7. Untuk menguji pengaruh inflasi terhadap harga saham ? 8. Untuk menguji pengaruh suku bunga terhadap harga saham ? 9. Untuk menguhji pengaruh aliran modal asing terhadap harga saham ? 10. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap harga saham ? 11. Untuk menguji pengaruh nilai kurs terhadap harga saham ? 12. Untuk menguji peran kinerja keuangan (ROA) sebagai variabel intervening dalam menentukan pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai kurs terhadap harga saham ? 13. Untuk menguji peran nilai kurs sebagai variabel intervening dalam menentukan pengaruh inflasi, suku bunga dan aliran modal asing terhadap harga saham ? 2. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Lingkup Makroekonomi Kondisi makro perekonomian suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut. Faktor-faktor makro ekonomi (tingkat suku bunga domestic, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan dan jumlah uang beredar) yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan maupun kinerja saham antara lain (M.Samsul,2008).. a. Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk menaik secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. (Boediono, 1987: 161). Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu mata uang. Hasil penelitian yang dilakukan Gudono (1999) di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan menurut Tandelilin (2000), kinerja bursa efek ikut mengalami penurunan jika inflasi meningkat. Hasil penelitian yang berbeda dari hasil yang diperoleh Gudono (1999) adalah penelitian yang dihasilkan Dewi (2001) yang meniyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. b. Suku Bunga Salah satu instrumen pasar yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan likuiditas perekonomian adalah Sertifikat Bank Indonesia atau SBI. Menurut Sadono Sukirno (2010), suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Ketika perusahaan merencanakan kebutuhan modalnya sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku saat itu. Dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga maka perusahaan akan dapat memutuskan apakah menerbitkan sekuritas ekuitas atau hutang (obligasi). Tingkat suku bunga yang rendah akan menurunkan biaya peminjaman sehingga beban bunga yang dibayarkan perusahaan menjadi rendah selanjutnya meningkatkan kinerja melalui peningkatan laba yang diperoleh. Sebaliknya juga ketika suku bunga mengalami kenaikan maka beban bunga yang akan dibayarkan perusahaan semakin meningkat dan selanjutnya menurunkan tingkat laba yang pada akhirnya kinerja perusahaan mengalami penurunan.. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 17.

(4) c. Aliran Modal Asing Dalam perekonomian terbuka maka sistem keuangan juga akan terbuka artinya lalu lintas pertukaran mata uang antar negara yang saling bertransaksi akan semakin tinggi. Selain pertukaran mata uang dalam sistem keuangan yang terbuka, terjadi pula mobilisasi modal antar negara. Indonesia sebagai suatu negara yang menganut ekonomi terbuka dan liberal telah menerapkan sistem lalu lintas devisa bebas sejak tahun 1967. Menurut Edwards (1999) bahwa terdapat tiga bentuk modal asing yang berjalan dalam lalu lintas modal internasional, yaitu (1) investasi langsung (foreign direct investment) (2) investasi portofolio (portofolio investment) dan (3) aliran modal bentuk lain (other types of flows) merupakan kredit perdagangan dan pinjaman pemerintah. Setiap bentuk aliran modal asing memiliki pengaruh yang berbedabeda pada perekonomian suatu negara. Adanya perbedaan antara tingkat suku bunga di dalam dan luar negeri menjadi salah satu faktor pendorong masuknya modal asing ke negara dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Menurut Sadono Sukirno (2010), apabila lebih banyak modal mengalir ke sesuatu negara, permintaan ke atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Menurut para ekonom mainstream (dalam Bapepam-LK, 2008), bahwa arus modal asing membawa manfaat terhadap sektor riil ekonomi melalui tiga cara yaitu menyediakan non-debt creating investasi asing bagi negara sedang berkembang yang mengalami kelangkaan modal (menambah tabungan domestic), menyediakan mata uang asing kepada negara sedang berkembang, mengurangi tekanan gap kurs mata uang bagi negara-negara tersebut yang selanjutnya membuat aktifitas impor lebih mudah, meningkatkan alokasi modal menjadi lebih efisien bagi suatu negara, mengurangi cost of capital negara-negara sedang berkembang, meningkatkan investasi dan output, mendorong kenaikan harga saham atau Efek. Sebaliknya padangan ekonomi lain berpendapat investasi portofolio tidak memberikan manfaat atau tidak ada 18. |. hubungannya dengan aktifitas ekonomi riil atau tidak dapat menaikkan output, atau mempengaruhi variabel lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. d. Nilai Kurs Kurs merupakan harga atau nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing. Faktorfaktor fundamental yang diduga kuat berpengaruh kuat terhadap kurs valas adalah jumlah uang beredar, pendapatan riil relatif, harga relatif, perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga, dan permintaan serta penawaran asset di kedua negara. Menurunya kurs karena laju kenaikan harga membuat biaya produksi naik, terutama pada perusahaan yang menggunakan bahan baku impor. Akibatnya, daya saing perusahaan-perusahaan tersebut menurun, karena perusahaan harus menjual produknya dengan harga yanglebih tinggi. Hasil penelitian yang berbeda menyatakan bahwa kurs merupakan variabel eksogen yang tidak dipengaruhi oleh inflasi dan tingkat bunga, yaitu kurs riil yang terjadi pada periode t (Emmons, 2000). Hasil penelitian dari Claude, et al (1996), menemukan bahwa economic risk (termasuk kurs) berhubungan positif dengan return saham dipasar modal negara maju, sedangkan di pasar modal baru pada negara berkembang, tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara economic risk (termasuk kurs) terhadap return saham. Suryanto (1998), dalam penelitiannya menemukan bahwa kurs dollar US, dollar Singapura dan Poundsterling berpengaruh signifikan terhadap harga saham (IHSG). Penelitian Sudjono (2002), menemukan bahwa nilai tukar uang (kurs) berhubungan negatif dengan harga saham. Siti (2004), menemukan bahwa kurs berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap terhadap beta saham. e. Kinerja Keuangan Perusahaan Kenerja perusahaan merupakan hasil yang diperoleh suatu perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Harianto dan Sudono, 1998). Dengan demikian. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(5) kinerja keuangan perusahaan adalah hasil yang dicapai perusahaan atas pengelolaan keuangannya dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan dan memaksimalkan nilai saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan indikator kesehatan keuangan periode tertentu ((Harianto dan Sudono, 1998). Menurut Robert Ang (1997) rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas) dan rasio pasar. Rasio profitabilitas salah satu rasio yang paling penting yang dinilai investor dalam rangka keputusan investasinya (Harris, 1993). Kemampuan perusahaan dalam mencapai laba yang diharapkan sangat tergantung pada kondisi makro ekonomi. Membaiknya indikator makro ekonomi dapat memberikan signal sebagai tanda bahwa iklim investasi akan semakin kondusif (Chen at all). Dalam penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan diwakili dengan rasio profitabilitas (ROA). f. Pengertian Saham Dan Dasar Keputusan Investasi Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan seseorang (infdividu) maupun lembaga terhadap satu perseroan (perusahaan.) Menurut Elton dan Gruber (1995) menyatakan bahwa saham menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset dari sebuah perusahaan. Salah satu instrumen pasar modal yang paling populer di masyarakat adalah saham. Dari jenis kepemilikannya saham dapat dibagi dua yaitu saham biasa dan saham prferen. Perbedaannya terletak pada hak prioritas pada saham preferen. Yang paling dikenal di masyarakat pasar modal adalah saham biasa (common stock). Keuntungan yang diharapkan pemegang saham pada umumnya adalah pembagian dividen dan capital gain. Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Capital gain adalah selisih harga jual. dengan harga beli dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli. Menurut Tandelilin (2001), dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan resiko g. Indeks LQ45 Saham LQ 45 adalah saham yang masuk dalam kelompok saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar dan likuid dalam perdagangan pasar reguler. Menurut Buku Panduan Indeks Bursa Efek Indonesia (2005), indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emitenemiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada penelitian ini, pengaruh dinamis antara tingkat inflasi, tingkat suku bunga, aliran modal asing dan perubahan nilai kurs terhadap kinerja keuangan perusahaan dan harga saham akan diuji dalam melihat pengaruh diantara variabel independent dengan variabel dependen. Secara garis besar, konsep dasar dari penelitian ini adalah pengujian pengaruh variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga, aliran modal asing terhadap nilai kurs dan terhadap kinerja keuangan. Kemudian nilai kurs dan kinerja keuangan terhadap harga saham. Alur kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut :. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 19.

(6) H8 :. e1. H9 : ROA (Y1). H1. Inflasi (X1). H10 : H10. H4. H11 : H7. Suku Bunga (X2). Harga Saham (Y3). H8 H5. e3. H2. H9 H11. Aliran modal asing (X3). H3 H6 Nilai Kurs (Y2). e2. Gambar 1. Konsep Kerangka Pemikiran Hipotesa Dengan mengacu pada rumusan masalah, tinjauan literatur dan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diajukan sebagai berikut : H1 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) H2 : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) H3 : Nilai kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) H4 : Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai kurs H5 : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai kurs H6 : Aliran masuk dana asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai kurs H7 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. 20. |. H12 :. H13 :. Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham Aliran modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Nilai kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham Kinerja keuangan (ROA) berperan sebagai variabel intervening dalam menentukan pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai kurs terhadap harga saham. Nilai kurs berperan sebagai variabel intervening dalam menentukan pengaruh inflasi, suku bunga dan aliran modal asing terhadap harga saham ?. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuartalan time series (runtun waktu) periode kuartal I (akhir Maret) tahun 2009 sampai dengan kuartal III (akhir September) tahun 2012 berupa tingkat inflasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat bunga dan nilai kurs dari Bank Indonesia (BI), laporan keuangan perusahaan yang masuk kelompok LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI), aliran modal asing dan harga saham dari BEI dan perusahaan sekuritas (Etrading Securities). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Populasi dan Sampel Penelitian Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk pada saham perusahaan kelompok LQ-45. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang ditetapkan maka jumlah sampel terpilih yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 27 perusahaan yang secara konsisten masuk dalam daftar kelompok LQ45.. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(7) Tabel 1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel No.. Kode Emiten. Nama Emiten. 1. ADRO. PT. Adaro Energy,Tbk. 2. AALI. PT. Asta Agro Lestari, Tbk. 3. ASII. PT. Astra Internasional , TBk. 4. UNSP. PT. Sumatera Plantation,Tbk. 5. BBCA. PT. Bank Cenrtal Asia,Tbk. 6. BDMN. PT. Bank Danamon Indonesia,TBk. 7. BMRI. PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. 8. BBNI. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. 9. BBRI. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk. 10. SMCB. PT. Holcim Indonesia,Tbk. 11. ITMG. PT. Indo Tambangraya Megah,Tbk. 12. INTP. PT. Indocement Tunggal Prakasa,Tbk. 13. INDF. PT. Indofood Sukses Makmur,TBk. 14. ISAT. PT. Indosat,Tbk. 15. INCO. PT. Vale Indonesia,Tbk. 16. JSMR. PT. Jasa Marga (Persero),Tbk. 17. KLBF. PT. Kalbe Farma,TBk. 18. LPKR. PT. Lippo Karawaci,Tbk. 19. MEDC. PT. Medco Energi Internasional,Tbk. 20. PGAS. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero),Tbk. 21. LSIP. PT. London Sumatera,Tbk. 22. SMGR. 23. PTBA. PT. Semen Indonesia (Persero),Tbk PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero),Tbk. 24. TLKM. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. 25. TINS. PT. Timah (Persero),Tbk. 26. UNVR. PT. Unliver Indonesia,Tbk. 27. UNTR. PT. United Tractor,Tbk. Sumber : Bursa Efek Indonesia Jumlah data amatan dalam penelitian ini adalah 15 data yaitu tahun 2009, 2010, 2011 masing-masing memiliki 4 (empat) data kuartalan dan tahun 2012 ada 3 data kuartalan (Januari sampai dengan September 2012).. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Varibel Penelitian 1. Variabel bebas (Independen) Dalam penelitian ini ada 3 model persamaan yaitu model persamaan 1,2 dan 3. Yang menjadi variabel bebas dalam model persamaan 1 yaitu inflasi (X1), suku bunga (X2) dan nilai kurs (X3). Untuk model persamaan 2 yaitu inflasi (X1), suku bunga (X2) dan aliran modal asing (X3) dan untuk model persamaan 3 yaitu : inflasi (X1), suku bunga (X2), aliran modal asing (X3), kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA (Y1) dan nilai kurs (Y2). 2. Variabel terikat (Dependen) Untuk model persamaan 1 yang menjadi variabel terikatnya adalah kinerja keuangan yang diproksikan ROA sebagai Y1. Nilai kurs sebagai Y2 atau variabel terikat pada model persamaan 2 sedangkan untuk model persamaan 3 yang menjadi varibel terikatnya adalah harga saham sebagai Y3. 3.Variabel Antara (Intervening) Variabel intervening secara teoritis adalah variabel yang mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah kinerja keuangan (ROA) dan nilai kurs. Defenisi Operasional Variabel Defenisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat inflasi (X1) Tingkat inflasi adalah suatu kondisi ekonomi dimana flow of money lebih besar dari flow of good. Tingkat inflasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi kuartalan (tiga bulanan) selama periode pengamatan kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal III tahun 2012. Satuan ukuran dari tingkat inflasi adalah persentase %. Adapun perhitungan Inflasi kuartalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 

(8) 

(9)   %

(10) . MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 21.

(11) Keterangan  : Inflasi bulan ken, : Indeks Harga Konsumen, n:bulan ke-n Dalam penelitian ini tingkat inflasi berfungsi sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel kinerja keuangan dan nilai kurs. 2. Tingkat Suku Bunga (X2) Tingkat suku bunga adalah suku bunga riil atau tingkat suku bunga bebas resiko. Pada penelitian ini digunakan tingkat suku bunga SBI yang merupakan acuan tingkat suku bunga umum baik suku bunga deposito maupun suku bunga kredit. SBI yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuartalan (tiga bulanan) yaitu pada akhir kuartal dari periode pengamatan kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal III tahun 2012. Data suku bunga bulanan diperoleh dari situs BI. Penghitungan suku bunga triwulan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata suku bunga sepanjang triwulan yang dihitung. Misalnya suku bunga kuartalan I 2009 merupakan nilai ratarata suku bunga di bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2009.  =.  +  +  3. Keterangan : SBIi : suku bunga BI kuartal ke-i, SBIi1 : suku bunga BI kuartal ke-i pada bulan ke-1, SBIi2 : suku bunga BI kuartal ke-i pada bulan ke-2, SBIi3 : suku bunga BI kuartal ke-i pada bulan ke-3, i : kuartal ke-i. Nilai Kurs (X3) Nilai kurs adalah adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain atau dengan kata lain kurs valuta asing adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Dalam penelitian ini nilai kurs yang dimaksud adalah nilai tukar Dollar Amerika (US$) terhadap Rupiah. Dalam hal ini Rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI (merupakan hasil perhitungan kurs beli ditambah kurs jual kemudian dibagi dua) setiap kuartalan (tiga bulanan) selama 22. |. periode pengamatan kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal III tahun 2012. Data nilai kurs harian (baik nilai kurs jual dan nilai kurs beli) diperoleh dari situs BI.   =. ! "#$%&'()(+) - ! "#$%./)+(+) . Keterangan   : Nilai Kurs Tengah triwulan ke-I, !  0#12() :Jumlah dari nilai kurs jual harian di triwulan ke-i, !  342() : Jumlah dari nilai kurs beli harian di triwulan ke-i 3. Kinerja Keuangan Perusahaan (Y1) Kinerja keuangan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola aktivanya guna menghasilkan laba bersih (net profit). Dalam penelitian ini kinerja keuangan perusahaan diproksikan dengan Return On Asset (ROA) yang sering juga disebut Return On Investment (ROI). 56 − 6 589 =. :;<=+ =>?12 <%4?+. Keterangan : 56 − 6 589 = Rata-rata ROA seluruh sampel i, @9A = Net Income After Tax i, AB6 9C6 = Total Asset (Aktiva) i Dalam penelitian ini kinerja keuangan yang diproxikan dengan ROA berfungsi sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel harga saham kurs. Selain sebagai variabel independen variabel ROA berfungsi sebagai variabel mediasi (intervening) yang memediasi hubungan antara inflasi dan suku bunga terhadap harga saham. 4. Aliran modal asing (Y2) Dalam penelitian ini aliran dana yang dimaksud adalah aliran modal asing yang masuk ke Bursa Efek Indonesia setiap hari. Aliran modal asing ini dapat diketahui untuk pembelian dan penjualan masingmasing saham yang ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia. Jika asing melakukan nilai pembelian lebih besar dari penjualan. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(12) terhadap masing-masing saham maka disebut sebagai pembelian bersih (net buy) dan jika nilai penjualan lebih besar dari pembelian disebut penjualan bersih (net sell). Dalam penelitian ini data yang diambil adalah rata-rata net buy atau net sell atau penjumlahan net buy dan net sell pada setiap kuartal. 9  D 9E  = ! :4? 3#F 1?1# :4? G422+. 0#H21I I1$ ?$1%1J% K1L1 J#1$?12 +. Harga Saham (Y3) Harga saham adalah harga yang terjadi di Pasar Sekunder (pasar reguler) yang terbentuk dari penawaran dan permintaan pasar. Dalam penelitian ini harga saham yang dimaksud adalah return saham (tingkat keuntungan). Return saham adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal atas investasi yang dilakukannya (membeli saham). Return saham merupakan hasil investasi surat berharga (saham) yang berupa capital gain (loss) yaitu selisih antara harga saham saat ini (closing price pada t) dibagi dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada tahun t-1). Metode Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regeresi berganda. Teknik ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kemudian untuk melihat apakah hubungan variabel independen memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap variabel dependen atau untuk menguji variabel intervening maka akan digunakan analisis jalur (path analysis). Dalam penelitian ini terdapat 3 persamaan regresi linier berganda yaitu model persamaan 1, 2 dan 3 yang dinyatakan sebagai berikut :. Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e2. Persamaan 2 digunakan untuk menjelaskan pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2) dan aliran modal asing (X3) terhadap nilai kurs (Y2). Y3 = a + b1X1 + b2X2+b3X3 + b4Y1 + b5Y2 + e3. Persamaan 3 digunakan untuk menjelaskan pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2), aliran modal asing (X3), ROA (Y1) dan nilai kurs (Y2) terhadap harga saham (Y3). Analis Jalur Analisis jalur dilakukan dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu nilai koefisien setiap variabel dalam model persamaan. Kemudian untuk nilai koefisien yang memiliki hubungan tidak langsung dikalikan dengan nilai koefisien yang mempunyai hubungan langsung, selanjutnya hasilnya dibandingkan dengan nilai koefisien yang memiliki hubungan langsung. Jika hasil perkalian nilai koefisien tersebut lebih besar dari nilai koefisien yang memliki hubungan langsung maka variabel independen tersebut merupakan variabel mediasi yang lebih efektif dalam mempengaruhi variabel dependen melalui variabel lain daripada secara langsung tetapi jika hasil perkalian nilai koefisien tersebut lebih kecil dari nilai koefisien yang memiliki hubungan langsung maka variabel independen terhadap variabel dependen lebih efektif berpengaruh langsung, daripada melalui variabel lain. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut hasil regresi dari ketiga persamaan dinyatakan dalam diagram jalur pada gambar 2.. Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e1 . Persamaan 1 digunakan untuk menjelaskan pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2) dan nilai kurs (X3) terhadap ROA (Y1).. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 23.

(13) e1 0,440. Y1 -0,241. X1. -0,096. -1,093* 0,747 *. e3 0,409. 0,000. 0,096. X2. Y3. 0,640* -0,134. 0,496 * 0,393. X3. 0,244. Y2 e2 0,605 Gambar 2 : Diagram Jalur Untuk Model Persamaan 1,2 dan 3 Keterangan : * signifikan Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, berikut hasil path analysis yang tersaji dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Ringkasan Pengujian Variabel Intervening Variabel Inflasi (X1). Suku bunga (X2). Aliran modal asing (X3). 24. |. ROA (Y1). Uraian Berpengaruh tidak signifikan terhadap Y1, Y2 dan Y3 Berpengaruh signifikan terhadap Y1 dan Y2. Berpengaruh tidak signifikan terhadap Y3 Berpengaruh signifikan terhadap Harga saham (Y3) Berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai kurs (Y2). Nilai kurs (Y2). Harga Saham (Y3). Pengaruh tidak langsung. Pengaruh tidak langsung. Pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung. Pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsung. -. Pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung. ROA (Y1). Nilai kurs (Y2). Berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga saham (Y3) Berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y1) Berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga saham (Y3). -. -. Pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung. -. Pengaruh tidak langsung. Pengujian Efek Mediasi Sesuai dengan langkah dan persyaratan yang dilakukan sebelumnya bahawa pengujian efek mediasi hanya dilakukan terhadap variabel yang terbukti memediasi, sedangkan untuk variabel yang tidak berhasil memediasi tidak dilakukan pengujian efek mediasinya. Maka berdasarkan penjelasan mediasi yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa diketahui tidak ada variabel yang memediasi.. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(14) Berikut dijelaskan koefisien regresi untuk model persamaan 1 sebagai berikut : a. Variabel inflasi (X1) secara statistik berpengaruh negatif (-0,241) tidak signifikan (nilai sig. 0,233) terhadap ROA. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika inflasi naik 1%, maka ROA akan turun sebesar 0,241%. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tidak signifikannya pengaruh inflasi terhadap kinerja perusahaan (ROA) disebabkan factor makroekonomi lainnya seperti suku bunga relative membaik (turun) , nilai kurs (relative stabil) sehingga kinerja perusahaan (ROA) yang menjadi sampel penelitian relative stabil dalam periode penelitian. b. Variabel suku bunga (X2) secara statistik berpengaruh positif (0,747) dan signifikan (nilai sig. 0,010) terhadap ROA. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika suku bunga naik 1%, maka ROA akan naik sebesar 0,747. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh langsung terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mengganggap bahwa suku bunga yang berlaku dalam periode penelitian masih relative baik. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan suku bunga akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan (ROA). c. Variabel nilai kurs (X3) secara statistik berpengaruh negative (-1,093) dan signifikan (nilai sig. 0,001) terhadap ROA. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistic bahwa jika nilai kurs naik 1%, maka ROA akan turun 1,093. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ROA untuk sampel yang diteliti akan naik jika nilai kurs turun. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa nilai kurs berpengaruh langsung terhadap ROA. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan nilai kurs (melemah) terhadap mata uang negara lain (khususnya US$) maka akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan (ROA). Sehingga ketika mata uang domestik melemah terhadap mata uang. negara lain (kreditur) maka akan meningkatkan nilai utang perusahaan. Meningkatnya nilai utang maka akan meningkatkan beban bunga. Beban bunga yang tinggi akan mengurangi laba, kemudian menurunkan dividen dan pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Berikut dijelaskan koefisien regresi untuk model persamaan 2 sebagai berikut: a. Variabel inflasi (X1) secara statistik berpengaruh negatif (-0,134) tidak signifikan (0,554) terhadap nilai kurs. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika inflasi naik 1%, maka nilai kurs akan turun sebesar 0,134%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai kurs untuk sampel yang diteliti akan naik jika inflasi turun. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh langsung terhadap nilai kurs. Hal ini berarti nilai kurs selama periode penelitian tidak dipengaruhi langsung oleh inflasi yang terjadi. b. Variabel suku bunga (X2) secara statistik berpengaruh positif (0,640) dan signifikan (nilai sig. 0,014) terhadap nilai kurs. Hasil ini mengandung arti secara statistic bahwa jika suku bunga naik 1%, maka nilai kurs akan naik 0,640%. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh langsung terhadap nilai kurs. Namun hasil pengujian menyatakan bahwa nilai kurs untuk sampel yang diteliti akan naik (terdepresiasi) jika suku bunga naik. Biasanya ketika suku bunga domestik memiliki perbedaan yang signifikan dengan suku bunga negara lain (dalam hal ini suku bunga domestik relative tinggi dibandingkan negara lain) maka investor luar negeri cenderung menempatkan dananya ke dalam negeri dan dengan demikian terjadi peningkatan permintaan terahadap mata uang domestik (Rupiah) yang akhirnya akan mendorong terapresiasinya Rupiah terhadap mata uang negara lain (US$). c. Variabel aliran modal asing (X3) secara statistic berpengaruh positif (0,244) tidak signifikan (nilai sig. 0,266) terhadap nilai kurs. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika aliran modal. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 25.

(15) asing naik 1%, maka nilai kurs naik sebesar 0,244%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai kurs untuk sampel yang diteliti akan naik jika aliran modal asing naik. Hal ini berarti ketika aliran modal asing meningkat megakibatkan Rupiah terdepresiasi (melemah) terhadap mata uang asing (US$). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa aliran modal asing tidak berpengaruh langsung terhadap nilai kurs, artinya bahwa berdasarkan hasil pengujian menyatakan bahwa ketika aliran modal asing masuk dan keluar tidak memiliki pengaruh langsung terhadap nilai kurs. Padahal menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan aliran modal asing akan menjadikan mata uang domestik menjadi menguat atau terapresiasi terhadap mata uang asing. Berikut dijelaskan koefisien regresi untuk model persamaan 3 sebagai berikut: a. Variabel inflasi (X1) secara statistik berpengaruh positif (0,000) tidak signifikan (nilai sig. 1,000) terhadap harga saham. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika inflasi naik 1%, maka harga saham akan naik sebesar 0,000%. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh tidak langsung terhadap harga saham. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga saham untuk sampel yang diteliti tidak akan berpengaruh ketika inflasi naik atau turun. Hal ini mungkin karena investor tidak memfokuskan pada inflasi periode kuartalan. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan inflasi akan menurunkan harga saham. Inflasi yang naik akan mengakibatkan beban perusahaan akan meningkat, dan akhirnya akan menurunkan laba berusahaan. b. Variabel suku bunga (X2) secara statistik berpengaruh positif (0,096) dan tidak signifikan (0,831) terhadap harga saham. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika suku bunga naik 1%, maka harga saham akan naik sebesar 0,096. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga saham untuk sampel yang diteliti akan turun jika suku bunga turun. Hasil 26. |. pengujian juga menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh tidak langsung terhadap harga saham, artinya bahwa para investor kurang memperhatikan perubahan suku bunga yang pada periode penelitian suku bunga relative stabil bahkan cenderung turun sehingga tidak menjadi faktor terpenting dalam keputusan membeli saham. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan suku bunga akan menurunkan harga saham. Investor lokal akan cenderung akan menarik sebagian investasinya dan menempatkannya di tabungan. c. Variabel nilai kurs (Y2) secara statistik berpengaruh positif (0,393) tidak signifikan (0,492) terhadap harga saham . Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika nilai kurs naik 1%, maka harga saham akan naik 0,393. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga saham untuk sampel yang diteliti akan naik jika nilai kurs naik (terdepresiasi). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa nilai kurs tidak berpengaruh langsung terhadap harga saham, artinya hasil pengujian menyatakan nahwa naik atau turunnya nilai kurs tidak berpengaruh langsung terhadap harga saham. Tetapi hasil pengujian menyatakan bahwa nilai kurs berpengaruh langsung terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai kurs langsung dirasakan perusahaan melalui beban atau kerugian selisih kurs. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan nilai kurs (melemah) terhadap mata uang negara lain maka akan menurunkan harga saham. d. Variabel aliran modal asing (X3) secara statistic berpengaruh positif (0,496) dan signifikan (0,072) terhadap harga saham . Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika aliran modal asing naik 1%, maka harga saham akan naik 0,496. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa harga saham untuk sampel yang diteliti akan naik jika aliran modal asing naik. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa aliran modal asing berpengaruh langsung terhadap harga saham. Hal ini berarti bahwa ketika aliran masuk dana asing lebih besar dari. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(16) aliran keluar dana asing (net buy) maka harga saham akan naik. Investor asing melakukan pembelian bersih sehingga pada umumnya harga-harga saham mengalami kenaikan. Menurut teori bahwa jika terjadi kenaikan aliran modal asing (dana masuk) ke dalam negeri dalam hal ini ke pasar modal (pasar saham) maka akan menaikkan harga saham. e. Variabel ROA (Y1) secara statistic berpengaruh negative (-0,009) dan tidak signifikan (0,982) terhadap harga saham. Hasil pengujian ini mengandung arti secara statistik bahwa jika kinerja keuangan (ROA) naik 1%, maka harga saham akan turun sebesar 0,009. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa ROA berpengaruh tidak langsung terhadap harga saham. Hal ini memiliki arti bahwa para investor tidak memberikan perhatian (focus) pada kinerja perusahaan pada waktu jangka pendek (kuartalan) atau hal ini dapat juga ditafsirkan bahwa pada umumnya investor di BEI adalah investor jangka pendek dann bersifat spekulan. Menurut teori bahwa jika kinerja keuangan (ROA) naik maka akan menaikkan harga saham. Emiten yang memiliki kinerja keuangan yang baik akan berpotensi membagikan dividen yang tinggi. Salah satu keuntungan yang diharapkan investor saham adalah dividen, oleh karena itu emiten yang membagikan dividen yang tinggi diminati investor yang pada akhirnya menaikkan harga saham. Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Intervening Kinerja keuangan (ROA) terhadap harga saham Hasil pengujian terhadap variabel ROA sebagai variabel intervening dari variabelvariabel inflasi, suku bunga dan nilai kurs dalam mempengaruhi harga saham dapat diuraikan berikut ini : 1. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa secara statistik. pengaruh inflasi terhadap harga saham merupakan pengaruh tidak langsung. Pengaruh ini tidak sesuai dengan hipotesis dan teori (hipotesis ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan ROA tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh inflasi terhadap harga saham. 2. Suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa secara statistik pengaruh suku bunga terhadap harga saham merupakan pengaruh tidak langsung. Pengaruh ini dimediasi oleh ROA, namun pengaruh ini tidak sesuai dengan teori dab hipotesa (hipotesa ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan ROA tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh suku bunga terhadap harga saham. 3. Nilai kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA tetapi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa secara statistik pengaruh nilai kurs terhadap harga saham merupakan pengaruh tidak langsung. Pengaruh tersebut dimediasi oleh ROA, namun pengaruh tersebut tidak sesuai dengan teori dan hipotesa (hipotesa ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan ROA tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh nilai kurs terhadap harga saham. Nilai kurs terhadap harga saham Hasil pengujian terhadap variabel nilai kurs sebagai variabel intervening dari variabelvariabel inflasi, suku bunga dan aliran modal asing dalam mempengaruhi harga saham dapat diuraikan berikut ini : a. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai kurs dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Nilai kurs berpengaruh positif tidak signifikan. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 27.

(17) terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh inflasi terhadap harga saham merupakan pengaruh tidak langsung. Pengaruh ini tidak sesuai dengan teori dan hipotesa (hipotesa ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan nilai kurs tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh inflasi terhadap harga saham. b. Suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai kurs dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Nilai kurs berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa secara statistik pengaruh suku bunga terhadap harga saham merupakan pengaruh tidak langsung. Pengaruh ini dimediasi oleh nilai kurs, namun pengaruh ini tidak sesuai dengan teori dab hipotesa (hipotesa ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan nilai kurs tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh suku bunga terhadap harga saham. c. Aliran modal asing berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai kurs tetapi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Nilai kurs berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa secara statistik pengaruh aliran modal asing terhadap harga saham merupakan pengaruh langsung. Pengaruh tersebut tidak sesuai dengan teori dan hipotesa (hipotesa ditolak). Dengan demikian dapat dinyatakan nilai kurs tidak berperan sebagai variabel yang memediasi pengaruh aliran modal asing terhadap harga saham. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan atas penelitian ini sebagai berikut : 1. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) oleh karena itu hipotesis ditolak.. 28. |. 2. Suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) oleh karena itu hipotesis ditolak. 3. Nilai kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) oleh karena itu hipotesis diterima. 4. Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai kurs, oleh karena itu hipotesis ditolak. 5. Suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai kurs, oleh karena itu hipotesis ditolak. 6. Aliran modal asing berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai kurs, oleh karena itu hipotesis ditolak. 7. Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu hipotesis ditolak. 8. Suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu hipotesis ditolak. 9. Aliran modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu hipotesis diterima. 10. Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu hipotesis ditolak. 11. Nilai kurs berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham, oleh karena itu hipotesis ditolak. 12. Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan (ROA) tidak berhasil memediasi atau tidak menjadi variabel intervening dari variabel inflasi, suku bunga dan nilai kurs dalam mempengaruhi harga saham. 13. Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa variabel nilai kurs tidak berhasil memediasi atau tidak menjadi variabel intervening dari variabel inflasi, suku bunga dan aliran modal asing dalam mempengaruhi harga saham. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan sekaligus kelemahan, antara lain : (a) Jumlah data amatan ( n ) yang digunakan termasuk kecil hanya 15 data, untuk itu peneliti selanjutnya menggunakan data yang. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29.

(18) lebih besar (n > 30) dengan memperpanjang data amatan sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik. (b) Emiten yang digunakan adalah perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 yaitu terdiri dari beberapa perusahaan dari berbagai sektor. Respon atas perubahan makroekonomi seperti perubahan inflasi, suku bunga, nilai kurs dan aliran modal asing oleh sektor perusahaan adalah berbeda-beda oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel berdasarkan sektor yang ada. DAFTAR PUSTAKA Anoyke dan George Tweneboah. (2008). Do Macroeconomic Variables Play Any Role in The Stock Market Movement in Ghana?. MPRA paper. Baillie, Richard dan Patrick McMahon. (1990). The Foreign Exchange Market: Theory and Econometric. Banerjee, k. Prashanta dan Bishnu k. Adhikary. (2007). Dynamic Effects of Interes Rate and Exchange. Dahlan, Siamat. (2001). Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Gujarati, Damodar, N, (2003). Basic Econometrics, Fourth Edition,International Edition, Mcgraw-Hill. Gunawan dan Adler Manurung. (2008). Pengaruh Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Husnan Suad. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Volume 14 No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Kaluge, David. (2006). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Suku Bunga, GDP dan Kurs terhadap Harga Saham. Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.. Kuncoro, Mudrajad. (1993). Purchasing Power Parity: It’s Nature, Deviation, and Implication for International Management. Kelola Gadjah Mada University Review. hal. 83, No. 7/III/1993. Nopirin, Ph.D. (1992). Ekonomi Moneter. Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE. Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. (2004). Teori Makroekonomi; Suatu Pengantar. Edisi Kedua, Jakarta: LPFEUI. Rahman, A. Abdul, Noor, Z. Mohd Sidek and Fauziah H. T. (2009). Macroeconomic Determinants of Malaysian Stock Market, African Journal of Business Management, 3 Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta. Penerbit Erlangga. Sadewa, Purbaya Yudhi. (2009). “Pergerakan Indeks Bursa Indonesia Tertinggi”. www.Media Indonesia.com, 27-05-2009. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1995). Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta. www.bapepam.go.id www.bi.go.id www. idx.co.id www. Etrading.co.id www.proquest.com. MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 5, Nomor 1 , Januari-April 2015 : 15-29. | 29.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa 1) Kecerdasan emosi santri putra baru pondok modern Arrisalah Slahung yaitu emosi marah, emosi sedih, emosi takut, emosi

Dalam penelitian ini, diperiksa sebanyak 36 sampel kain katun yang telah dibercakkan cairan mani diatasnya, lalu dikeringkan di lingkungan terbuka, kemudian pada hari ke-0, ke-1,

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, acuan-acuan yang telah diambil akan diterapkan pada perancangan aplikasi sistem pendukung keputusan berbasis

Kawasan pariwisata pantai Merpati merupakan kawasan pariwiata yang memiliki perkembangan yang sangat signifikan hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan

Skripsi program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Muria Kudus, Dosen Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Pd, Kons, Dosen Pembimbing II Dra. Kata Kunci:

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih, rahmat, karunia dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas