• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN SUMBER DAYA PADA EVALUASI TAPAK RDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBUTUHAN SUMBER DAYA PADA EVALUASI TAPAK RDE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN SUMBER DAYA PADA EVALUASI TAPAK RDE

Sriyana1, Yuliastuti1, Heri Syaiful2 Ewitha Nurulhuda1

1 Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, 12710

2 Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Pasar Jum’at, Jakarta Selatan

email: yana@batan.go.id

ABSTRAK

KEBUTUHAN SUMBER DAYA PADA EVALUASI TAPAK RDE. Salah satu infrastruktur yang harus disiapkan pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah penyediaan tapaknya. Indonesia telah melakukan studi kelayakan tapak PLTN dan diperoleh tapak yang layak, yakni di Semenanjung Muria, Jawa Tengah dan di Pulau Bangka. Survei awal juga telah dilakukan untuk mendapatkan calon tapak lainnya. BATAN memutuskan untuk membangun reaktor daya non-komersial (RDE, Reaktor Daya Eksperimental) yang menjadi kewenangannya pada tahun 2013. Evaluasi tapak RDE ini dilakukan setelah persetujuan evaluasi tapak diberikan oleh BAPETEN. Survei awal dan evaluasi tapak tersebut dilaksanakan tahun 2014 hingga 2016. Setelah melalui review laporan evaluasi tapak yang melibatkan pakar terkait, izin tapak RDE diterbitkan BAPETEN pada 23 Januari 2017. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyampaikan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan evaluasi tapak RDE, terutama kebutuhan SDM dan alokasi waktunya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah perhitungan praktek langsung di lapangan dan dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan evaluasi tapak RDE di Kawasan Puspiptek Serpong. Disimpulkan bahwa (1) pelaksanaan evaluasi tapak RDE memerlukan 34 personel (profesional, teknisi dan tenaga administrasi) untuk penyusunan laporan evaluasi tapak dan perbaikan hasil review BAPETEN. (2) Pengumpulan data primer baik oleh konsultan maupun swakelola memerlukan personel sebanyak 70 personel (profesional, teknisi, operator peralatan survei dan tenaga administrasi.

Kata kunci: evaluasi tapak, RDE, kebutuhan sumber daya ABSTRACT

RESOURCES REQUIREMENTS ON THE SITE EVALUATION OF RDE. One of the infrastructure that must be prepared in the construction of a Nuclear Power Plant (NPP) is the provision of its site. Indonesia has conducted a feasibility study on nuclear power plant sites and obtained a feasible site, namely on the Muria Peninsula, Central Java and on Bangka Island. A preliminary survey has also been carried out to get other prospective sites. BATAN decided to build a non-commercial power reactor (RDE, Experimental Power Reactor) which became its authority in 2013. This RDE site evaluation was carried out after the site evaluation approval was given by BAPETEN. The initial survey and site evaluation was carried out from 2014 to 2016. After going through a review of site evaluation reports involving relevant experts, RDE site permits were issued by BAPETEN on January 23, 2017. The objective of this paper is to convey the resource requirements needed to carry out RDE site evaluations, especially Human Resoruces needs and time allocation. The method used in this study is to make calculation of direct practice in the field and supporting documents for the implementation of RDE site evaluation activities in the Puspiptek Serpong Area. It was concluded that (1) the implementation of RDE site evaluation requires 34 personnel (professionals, technicians and administrative staff) to prepare site evaluation reports and improve the results of the BAPETEN review. (2) Collection of primary data by consultants and self-management requires as many as 70 personnel (professionals, technicians, survey equipment operators and administrative personnel).

Keywords: site evaluation, RDE, resource requirements PENDAHULUAN

Kesiapan suatu negara untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang pertama kalinya dapat dilihat dari kesiapan infrastruktur yang diperlukan untuk membangun PLTN. Lembaga atom internasional, IAEA (International Atomic Energy Agency) telah menerbitkan pedoman untuk menilai kesiapan infrastruktur suatu negara.

(2)

Penilaian tersebut didasarkan pada 19 aspek, yang salah satunya adalah infrastruktur tapak.1

Nuklir sebagai salah satu sumber daya energi telah dipertimbangkan dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Kebijakan Energi Nasional2 dan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional3 menyebutkan

bahwa nuklir sebagai bagian dari Energi Baru dan Energi Terbarukan perlu dimanfaatkan dalam bauran energi nasional untuk mendukung pembangunan nasional. BATAN selaku institusi yang diberi kewenangan untuk melakukan promosi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, khususnya promosi pemanfaatan PLTN di Indonesia, telah melakukan kegiatan terkait dengan penyiapan infrastruktur pembangunannya. Aspek penyiapan tapak PLTN merupakan salah satu infrastruktur penting yang harus disiapkan. Studi tapak telah dilakukan di beberapa wilayah Indonesia untuk mendapatkan calon tapak PLTN tersebut.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir, BATAN sebagai badan pelaksana dapat membangun fasilitas nuklir non-komersial. BATAN pada tahun 2013 merencanakan pembangunan reaktor daya yang bersifat non-komersial dan dinamai dengan Reaktor Daya Eksperimental (RDE). Teknologi yang dipilih adalah teknologi reaktor temperatur tinggi (HTR, high temperature reactor) yang berpendingin gas. Status hingga tahun 2017 adalah memasuki tahap penyelesaian desain dasar (basic design). Sebelum tahapan desain ini, BATAN telah melaksanakan evaluasi tapak RDE ini untuk memperoleh izin tapak dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Survei dan evaluasi tapak untuk RDE dilaksanakan lebih kurang selama 2 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai 2016. Evaluasi tapak RDE merupakan pengalaman pertama bangsa Indonesia dalam penyampaian permohonan izin tapak pembangunan reaktor nuklir kepada BAPETEN. Pada tanggal 23 Januari 2017 BATAN telah mendapatkan izin tapak RDE tersebut, setelah melalui proses panjang antara lain review beberapa kali oleh BAPETEN yang melibatkan konsultan dalam negeri (ITB, Institut Teknologi Bandung) maupun melibatkan review international dari IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional).

Evaluasi tapak merupakan tahapan pertama pada tahapan izin pembangunan fasitilas nuklir, termasuk reaktor nuklir. Sebelum melaksanakan evaluasi tapak, sebagai pemenuhan persyaratannya, BATAN menyampaikan dokumen Program Evaluasi Tapak dan dokumen Sistem Manajemen Evaluasi Tapak untuk mendapatkan persetujuan evaluasi tapak dari BAPETEN. Dokumen laporan evaluasi tapak yang terdiri dari 7 aspek (Kegempaan, Kegunungapian, Geoteknik dan pondasi, Meteorologi, Hidrologi, Kejadian Akibat Ulah Manusia dan aspek Dispersi) disampaikan ke BAPETEN untuk direview. Dalam review ini BAPETEN dibantu oleh Tim Ahlinya, yakni dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah melalui beberapa review dan perbaikan dokumen ini, BAPETEN mengeluarkan izin tapak RDE.

Setelah mendapatkan izin tapak, tahapan selanjutnya adalah menyampaikan izin konstruksi yang didahului oleh persetujuan desain oleh BAPETEN. Tahapan setelah izin konstruksi diperoleh adalah tahapan izin komisioning yang dilanjutkan dengan tahap akhir perizinan pembangunan, yakni izin operasi.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan (khususnya SDM) pada pelaksanaan evaluasi tapak RDE untuk mendapatkan izin tapak dari BAPETEN.

METODOLOGI

Metodologi yang digunakan adalah melakukan kajian literatur, pengumpulan data, dan diskusi dalam pelaksanaan evaluasi. Acuan literatur yaitu seluruh dokumen evaluasi tapak, peraturan BAPETEN dan kontrak yang dilaksanakan oleh BATAN untuk melaksanakan evaluasi tapak RDE. Sebagian besar data diperoleh dari survei lapangan. EVALUASI TAPAK RDE

Kegiatan evaluasi tapak RDE dilakukan oleh BATAN mencakup beberapa tahapan. Dalam kegiatan evaluasi tapak dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama yang dilaksanakan

1 IAEA, Milestones in the Development of a National Infrastructure for Nuclear Power, Vienna, 2015 2 Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional

(3)

pada tahun 2014 dan tahap kedua yang dilaksanakan pada tahun 2015. Aspek yang dievaluasi adalah aspek kegempaan, kegunungapian, geoteknik dan pondasi, meteorologi, hidrologi, kejadian akibat ulah manusia dan aspek dispersi.

Untuk mendapatkan tapak reaktor nuklir yang memberikan jaminan keselamatan bagi pekerja dan masyarakat, maka evaluasi tapak dilakukan mengacu pada peraturan dan persyaratan yang berlaku terkait dengan seluruh aspek yang dievaluasi. Peraturan dan pedomen teknis yang diacu adalah peraturan Kepala BAPETEN.[4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11]

Kegiatan evaluasi tapak tersebut disamping mengacu pada peraturan dan persyaratan yang berlaku, dalam pelaksanaanya berpedoman pada dokumen yang telah disetujui oleh BAPETEN, yakni dokumen Program Evaluasi Tapak dan Sistem Manajemen Evaluasi Tapak. Data sekunder dan data primer seluruh aspek teknis di atas dikumpulkan melalui studi pustaka dan penelitian di lapangan.

Saat pelaksanaan evaluasi tapak, BAPETEN melakukan verifikasi di lapangan. Seluruh kegiatan per aspeknya dilakukan verifikasi lapangan, disamping verifikasi sistem manejemen pelaksaannya. Verifikasi teknis per aspek dilaksanakan BAPETEN dibantu tim ahlinya dari ITB, sementara verifikasi sistem manajemen dilaksanakan bersama tim ahli dari Universitas Indonesia (UI).

Laporan evaluasi tapak disusun mengikuti format yang disepakati antara BAPETEN dan BATAN untuk keseluruhan aspek. Laporan ini kemudian disampaikan ke BAPETEN untuk direview dan kemudian diterbitkan izin tapak jika telah disetujui seluruh aspek.

Perhitungan jumlah sumber daya manusia pada evaluasi tapak RDE ini berdasarkan pada keadaan lapangan sebenarnya dan berdasarkan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan pada saat pelaksanaan.

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA EVALUASI TAPAK RDE

Struktur organisasi berikut adalah pelaksana persiapan dan proyek pembangunan RDE secara keseluruhan. Sementara kegiatan evaluasi tapak dilaksanakan oleh kelompok kerja (working group) tapak dan kelompok kerja perizinan dan jaminan kualitas. Aluar komando, koordinasi dan informasi digambarkan dalam struktur organisasi di bawah.

Gambar 1. Struktur organisasi pelaksana proyek pembangunan RDE dan Kelompok Kerja Tapak

Pelaksana evaluasi tapak dibantu oleh Konsultan dan Instansi terkait yang berwenang dan memiliki kompetensi terkait, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG, Kementerian ESDM), Pusat Studi Geologi (PSG, Kementerian ESDM), dan Perguruan Tinggi (UI, UGM dan ITB).

Salah satu kegiatan evaluasi tapak adalah survei pengukuran graviti seperti terlihat pada gambar 2., yang disaksikan oleh BAPETEN dan tim jaminan kualitas BATAN.

(4)

Gambar 2. Survei graviti disaksikan oleh BAPETEN dan Tim Jaminan Mutu BATAN ALUR KERJA EVALUASI TAPAK RDE DAN KEBUTUHAN SDM

Kegiatan evaluasi tapak terdiri dari empat tahapan pokok yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil pengolahan data dan penyiapan dokumen evalulasi tapak. Pengumpulan data dilakukan oleh pihak BATAN dan pihak konsultan. Data yang diperlukan mencakup data primer dan sekunder. Setelah melakukan pengumpulan data, tahapan selanjutnya yaitu pengolahan data yang dilakukan oleh tim BATAN dan dibantu oleh tim ahli dari institusi pemerintah terkait seperti BMKG, PVMBG, PSG dan Perguruan Tinggi. Data hasil pengolahan akan dianalisis oleh tim BATAN dan juga ahli dari institusi pemerintah terkait seperti BMKG, PVMBG, PSG dan Perguruan Tinggi. Penyiapan dokumen untuk persyaratan izin tapak meliputi tujuh aspek meliputi kegempaan, kegunungapian, geoteknik dan pondasi, meteorologi, hidrologi, kejadian akibat ulah manusia serta dispersi dan distribusi penduduk.

Pengumpulan Data Primer oleh Konsultan

Pengumpulan data primer yang dilakukan oleh pihak konsultan meliputi dua aspek yaitu aspek kegempaan dan kegunungapian dengan radius 5 dan 25 km dari calon tapak. Tenaga konsultan yang dibutuhkan sebanyak 32 orang yang terdiri dari 12 staf profesional, 5 asisten staf profesional dan 15 operator. Pengumpulan data memerlukan waktu selama 5 bulan. Semua data yang dikumpulkan oleh konsultan diolah dan dianalisis oleh SDM BATAN dibantu oleh tenaga ahli dari instansi terkait.

Pengumpulan Data Primer oleh BATAN

BATAN melakukan pengumpulan data untuk lima aspek yang meliputi aspek geoteknik, meteorologi, hidrologi, kejadian akibat ulah manusia dan dispersi. Data utama dalam aspek geoteknik meliputi pengukuran dan analysis SVC membutuhkan waktu 3 hari,

seismic refraction membutuhkan waktu 8 hari, GPS geodetic measurement membutuhkan

waktu 15 hari dan geotechnic boring, sondir test, dan lainnya membutuhkan waktu 75 hari. Total waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data aspek geoteknik yaitu selama 2,5 bulan. SDM pelaksana yang dibutuhkan berjumlah 12 personil yang terdiri dari 4 staf profesional, 4 asisten staf profesional dan 4 operator dan surveyor.

Pada aspek meteorologi membutuhkan waktu 2,5 bulan untuk pengolahan data dan analisis. Pelaksanaan dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama tahun 2014 dan tahap kedua tahun 2015. Pada tahap pertama kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan data meteorologi, pengumpulan data meteorologi baik dari BMKG maupun dari serpong dan analisis meteorologi ekstrim dan kejadian jarang terjadi. Sedangkan untuk kegiatan pada tahap kedua tahun 2015 meliputi evaluasi bahaya meteorlogi dan penentuan parameter dasar desain. Data yang dikumpulkan meliputi data dari stasiun meteorologi yang dimiliki BMKG dan stasiun pada calon tapak RDE yang dimiliki BATAN. SDM yang diperlukan dalam

(5)

pengumpulan data aspek meteorologi berjumlah 4 personil yang terdiri dari 1 staf profesional, 2 asisten staf profesional dan 1 operator.

Aspek hidrologi membutuhkan data dari stasiun hidrologi dimana pengambilan datanya dilakukan oleh BATAN dibantu oleh tenaga ahli bidang hidrologi. Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 mencakup pengumpulan data primer dan sekunder. Pada data sekunder terdapat beberapa parameter yang diperlukan dalam proses pengolahan data diantaranya sejarah banjir dalam 50 tahun terakhir, data meteorologi, data hidrologi, data struktur pengendali air, data pemantauan air tanah dalam kurun waktu 2 tahun dan data geolistrik. Berbeda halnya dengan data sekunder, pengumpulan data primer yang digunakan lebih banyak berasal dari uji laboratorium dan survei lapangan. Selain pemantauan karakteristik hidrolik sungai Cisadane, kegiatan lain yang dilakukan pada tahun ini yaitu evaluasi ketinggian air tanah yang mencakup permodelan hidrogeologi. Kegiatan pada aspek ini membutuhkan waktu selama 6 bulan yang didukung oleh 8 personil yang mencakup 3 staf profesional, 3 asisten staf profesional dan 2 operator.

Selanjutnya aspek kejadian akibat kegiatan manusia melakukan pengumpulan data hingga radius 25 km dari calon tapak RDE. Sebagian besar kegiatan pada aspek ini yaitu melakukan evaluasi dan evaluasi yang dilakukan antara lain evaluasi bahaya lepasan fluida, evaluasi kebakaran, interferensi elektromagnetik dan arus eddy, evaluasi bahaya akibat jatuhnya pesawat, evaluasi bahaya militer dan evaluasi bahaya ledakan. Waktu yang dibutuhkan selama 6 bulan dan didukung oleh 6 orang personil yang mencakup 3 staf profesional, 2 asisten staf profesional dan 1 operator.

Data terakhir yaitu aspek dispersi dan distribusi penduduk yang dikumpulkan dari acuan desain dalam radius 1 km, 5 km, 25 km dan 80 km. Tahap awal pelaksanaan evaluasi tapak aspek dispersi ini yaitu melakukan pengumpulan data yang meliputi data parameter meteorologi, parameter hidrosfir, data tata guna lahan dan air, distribusi penduduk, radioaktivitas lingkungan dan kajian dispersi dan dosis akibat pelepasan zat radioaktif dari reaktor daya kondisi normal. Kemudian untuk tahun selanjutnya melakukan kajian dispersi dan dosis akibat pelepasan zat radioaktif dari reaktor daya kondisi normal dan penyusunan rencana penanggulangan keadaan darurat. SDM yang diperlukan berjumlah 8 orang yang teridiri dari 5 staf profesional, 2 asisten staf profesional dan 1 operator yang membutuhkan waktu selama 7 bulan.

(6)

Gambar 4. Tim Jaminan Mutu menyaksikan saat konsultan melakukan pengeboran geologi

KESIMPULAN

Pelaksanaan evaluasi tapak RDE memerlukan 34 personel yang mencakup profesional, reknisi dan tenaga administrasi dalam penyusunan laporan evaluasi tapak dan perbaikan hasil review dari BAPETEN. Pengumpulan data primer baik oleh konsultan maupun swakelola memerlukan 70 personel yang mencakup profesional, teknisi, operator peralatan survei dan tenaga administrasi.

DAFTAR PUSTAKA, ARIAL 10 BOLD

1. IAEA, Milestones in the Development of a National Infrastructure for Nuclear Power, Vienna, 2015.

2. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. 3. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan

Industri Nasional.

4. Peraturan Kepala BAPETEN No. 1 Tahun 2008 tentang Aspek Kegempaan 5. Peraturan Kepala BAPETEN No. 2 Tahun 2008 tentang Aspek Kegunungapian 6. Peraturan Kepala BAPETEN No. 3 Tahun 2008 tentang Aspek Dispersi dan Distribusi

Penduduk

7. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2008 tentang Aspek Geoteknik dan Pondasi 8. Peraturan Kepala BAPETEN No. 5 Tahun 2007 tentang Keselamatan Tapak Reaktor 9. Peraturan Kepala BAPETEN No. 5 Tahun 2008 tentang Aspek Meteorologi

10. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2008 tentang Aspek Kejadian Akibat Ulah Manusia

11. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2014 tentang Aspek Meteorologi dan Hidrologi

12. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Kegempaan, September 2016. 13. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Kegunungapian, September 2016. 14. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Geoteknik dan Pondasi, September 2016. 15. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Meteorologi, September 2016.

16. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Hidrologi, September 2016. 17. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Kejadian Akibat Ulang Manusia,

September 2016.

18. BATAN, Laporan Evaluasi Tapak RDE Aspek Dispersi dan Distribusi Penduduk, September 2016

Gambar

Gambar 1. Struktur organisasi pelaksana proyek pembangunan RDE dan  Kelompok Kerja Tapak
Gambar 2. Survei graviti disaksikan oleh BAPETEN dan Tim Jaminan Mutu BATAN
Gambar 3. Kegiatan aspek kegempaan: Refleksi dan Refleksi oleh Konsultan
Gambar 4. Tim Jaminan Mutu menyaksikan saat konsultan melakukan pengeboran geologi

Referensi

Dokumen terkait

Griya sehat bayi dan balita merupakan suatu usaha yang akan memberikan pelayanan berupa jasa yang terkait dengan pengasuhan bayi dan balita, perawatan dan stimulasi

Analisis ini diharapkan menjadi bahan masukan atau pertimbangan agar bahan ajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum yang dipakai pada sekolah tersebut dan

KEEMPAT : Bagi Pendaftar Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember Angkatan VI Tahun Akademik 2016/2017 yang dinyatakan diterima namun tidak

Dari penelitian ini diharapkan riwayat atopi keluarga yang dikonversikan dalam bentuk nilai keluarga dalam kartu deteksi dini alergi dapat memperkirakan risiko

Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mengumpulkan fakta dengan mendata hal yang diketahui dan ditanyakan, menganalisis

Sedangkan total pendapatan usahatani jagung manis yang diperoleh petani responden adalah sebesar Rp.55.383.000 dengan rata-rata pendapatan per responden adalah

Berpijak pada profil petani bawang merah di daerah penelitian dengan usia yang cukup matang, meski memiliki tingkat pendidikan formal yang masih rendah akan