• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWANPERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWANPERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DEWANPERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

1

-PDf ·

I ...

';o

RAPAT KERJA KOMISI· Ill DPR RI DENGAN

MENTERI HUKUM DAN HAM

---~---(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

T ahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat . Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : I : Terbuka : Rapat Kerja : Rabu, 31Agustus2005 : 09.55 - 11.30 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH.,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI.

: Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 37 orang Anggota dari 42 Anggota Komisi Ill DPR-RI.

: 4 orang anggota.

I. Membicarakan I membahas 4 (empat ) Rancangan

Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama dengan Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Agama, sebagai berikut:

1. Membahas Mekanisme dan penetapan jadual

pembahasan;

2. Pandangan/pendapat Pemerintah terhadap 4 Rancangan

Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan

Tinggi Agama di Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo;

3. Tanggapan Pimpinan Komisi alas tanggapan

Pemerintah;

4. Pembentukan PANJA.

II. Membicarakan I membahas Rancangan Undang-undang

tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dengan Menteri Hukum dan HAM, sebagai berikut

1.

Memb.ahas Mekanisme dan menetapkan jadual

. .

""'""''

(;.

. pembalia'S'Qn;

2. Pandangatfpendapat Fraksi-fraksi terhadap Rancangan Undang-undang tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana;

3. Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan/pendapat Fraksi-fraksi;

(2)

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I.

PENDAHULUAN

Rapat Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 09.00 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, mengingat kuorum tidak terpenuhi rapat diskors dan dilanjutkan pada pukul 09.30 Wib dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II.

POKOK~'KOK

PEMBAHASAN

1. Pokok-pokok pikiran Pemerintah/tanggapan terhadap RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belltung dan Gorontalo, sebagai berikut:

1.1. Penyusunan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama tersebut dimaksudkan sebagai upaya pelaksanaan Pasal 8 UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yakni untuk meningkatkan pelayanan hukum dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan demi tercapainya penyelesaian perkara dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

1.2. Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama yang terdiri dari Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo. Hal ini sejalan dengan pemekaran pembentukan provinsi dan semakin berkembangnya pembangunan di wilayah provinsi tersebut, khususnya di bidang hukum yang memerlukan peningkatan pelayanan hukum dan keadilan melalui pengembangan perangkat peradilan.

1.3. Pembentukan pengadilan tinggi agama yang terdiri dari Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo telah mendapat dukungan dari para Gubernur dan masyarakat di masing-masing daerah tersebut. Hal ini membuktikan adanya rasa tanggung jawab dan kehendak untuk segera mewujudkan terbentuknya pengadilan tinggi agama di 4 (empat) provinsi tersebut.

1.4. Berdasarkan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2005-2009, bahwa Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten, Bangka Belitung, Maluku Utara dan Gorontalo merupakan prioritas jangka pendek untuk dibahas dalam Tahun 2005. 2. Pandangan/pendapat Fraksi-fraksi terhadap Rancangan Undang-undang tentang

Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana disampaikan oleh anggota Komisi 111, sebagai berikut :

1. F-PG disampaikan oleh Dewi Asmara.SH. 2. F'."PDIP disampaikan oleh Nadrah lzahari,SH. 3. F-PPP disampaikan oleh Djuhad Mahja,SH,Cn. 4. F-PD disampaikan oleh Dr.H.Achmad Fauzi,SH. 5. F-PAN disampaikan oleh Hj.Azlaini Agus,SH. 6. F-KB disampaikan oleh H.lmam Anshori Saleh.SH. 7. F-PKS disampaikan oleh H.Muttammimul Ula,SH

(3)

8. F-BPD disampaikan oleh H.Nursyamsi Nurlan,SH. 9. F-PBR disampaikan oleh Anhar,SE.

10. F-PDS disampaikan oleh ST.Ors.Jansen Hutasoit,SE,MM.

Ill.

KEPUTUSAN/KESIMPULAN

1. Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo serta RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana disetujui sebagaimana terlampir dan apabila ada perubahan akan disesuaikan kemudian.

2. Panitia Kerja (PANJA) 4 (empat) Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama dengan komposisi sebagai berikut : 1. Pimpinan Komisi

=

2 orang

2. Fraksi Partai Golkar

=

5 orang 3. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

=

4 orang 4. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan

=

2 orang 5. Fraksi Partai Demokrat = 2 orang 6. Fraksi Partai Amanat Nasional

=

2 orang 7. Fraksi Kebangkitan Bangsa

=

2 orang 8. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

=

2 orang 9. Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi

=

1 orang 10. Fraksi Partai Binting Reformasi

= 1 orang

11. Fraksi Partai Damai Sejahtera

=

1 orang

=

24 orang

Masing-masing Fraksi diminta untuk segera menyerahkan daftar nama anggota kepada Sekretariat Komisi Ill.

3. Semua Fraksi dalam Pandangan/Pendapatnya masing-masing menyatakan menyetujui untuk melakukan pembahasan dengan pemerintah terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana

4. Sebelum pembahasan RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dilaksanakan, disetujui mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (Public Hearing) terlebih dahulu dengan b ~rapa pakar atau pihak-pihak lain yang terkaiVberkompeten dengan nd'a~g-undang dimaksud yang pelaksanaannya pada malam hari. \.,

·,

·,

Rapat ditutup tepat pukul 11.30 WIB '

\

/~···

/

. KIL

MOCHTAR SH MH

I

(4)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

fDt=- -

G°l- ?JI

RAPAT KERJA KOMIS) Ill DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI AGAMA

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : I : Terbuka : Rapat Kerja : Senin, 12 September 2005 : 14.25 - 15.50WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH.,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI.

: Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI.

: 34 orang Anggota dari 42 Anggota Komisi Ill DPR-RI.

: 8 orang anggota.

a. Untuk 4 RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Ag a ma

1. Pengantar Ketua Rapat; 2. Laporan Panitia Kerja;

3. Pendapat Akhir Mini Fraksi-fraksi; 4. Pengambilan Keputusan Draft RUU; 5. Penandatanganan Draft RUU;

6. Sambutan Pemerintah; 7. Penutup.

b. RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana

a. Pembahasan DIM Persandingan RUU b. Pembentukan Panja

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.25 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH, MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas .

(5)

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

1. Laporan Panitia Kerja, sebagai berikut:

1. Mekanisme pembahasan sesuai dengan kesepakatan, dimulai dengan pembahasan RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten yang dijadikan master I acuan dalam membahas dan merumuskan RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara, RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Bangka Belitung dan RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo.

Artinya, dari setiap naskah RUU dibagi menjadi 2 (dua) kategori yakni materi umum yang berlaku bagi seluruh RUU dan materi khusus yang memuat secara rinci tentang kondisi daerah seperti nama, cakupan wilayah, dan

sebagainya. Disamping hal tersebut, mengingat adanya usulan perubahan dari Pemerintah yang sangat prinsipil yaitu menyangkut Penjelasan Pasal 2 ayat (2) mengenai penambahan " Pengadilan Agama Tigaraksa " yang ada di wilayah Provinsi Banten.

2. Terhadap substansi yang sudah ataupun belum disepakati secara redaksional, Panja terlebih dahulu meminta kepada ahli bahasa untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya dari segi tata bahasa, guna menyempurnakan kembali rumusan yang telah diselesaikan dimulai dari Rumusan yang terdapat dalam Konsideran " Menimbang, Mengingat serta Rumusan dalam Penjelasan Umum ".

3. Pemberlakuan undang-undang secara efektif.

Dalam pembahasan di tingkat Panja khususnya yang terkait dengan Pasal 5, sebelum disepakati, terjadi pembahasan yang cukup mendalam dan intensif, sehingga terdapat 2 (dua) rumusan antara DPR RI dengan Pemerintah. Adapun rumusan dari Pasal 5 sebagai berikut :

Pasal 5 RUU DPR RI

Pasal 5

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 5 RUU Pemerintah

Pasal 5

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 3 April 2006.

Setelah mempertimbangkan dan dibahas secara mendalam dengan tetap memperhatikan faktor-faktor teknis maupun non teknis serta guna memberikan waktu kepada Pemerintah untuk segera mempersiapkan sarana dan prasarana dengan terbentuknya pengadilan tinggi agama yang baru, disamping adanya jaminan dari Pemerintah dan pihak Mahkamah Agung terhadap konsekuensi dari usulan tersebut, Panja menyetujui dan menyepakati usulan terhadap pemberlakuan dari undang-undang ini.

Dengan demikian, semua Pengadilan Tinggi Agama yang dibentuk berdasarkan undang-undang ini berlaku efektif pada tanggal 3 April 2006.

(6)

2. Pandangan/pendapat Akhir Fraksi-fraksi terhadap 4 (empat) Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama, disampaikan oleh anggota Komisi Ill, sebagai berikut:

1. F-PG disampaikan oleh Hj.Soedarmani Wiryatmo,SH,M.Hum. 2. F-PDIP disampaikan oleh Nadrah lzahari,SH.

3. F-PPP disampaikan oleh Ors.Lukman Hakim Saifuddin. 4. F-PD disampaikan oleh Benny Kabur Harman,SH,MH. 5. F-PAN disampaikan oleh Hj.Azlaini Agus,SH.

6. F-KB disampaikan oleh H.lmam· Anshori Saleh,SH. 7. F-PKS disampaikan oleh H.Muttammimul Ula,SH 8. F-BPD disampaikan oleh H.Nursyamsi Nurlan,SH. 9. F-PBR disampaikan oleh Anhar,SE.

10. F-PDS disampaikan oleh ST.Ors.Jansen Hutasoit,SE,MM.

Ill.

KEPUTUSAN/KESIMPULAN

1. Laporan Panitia Kerja dalam rangka pembahasan keempat RUU pembentukan Pengadilan Tinggi Agama (Banten, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, dan Maluku Utara) diterima dan disetujui oleh Rapat Kerja.

2. Rancangan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara, RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten, RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Bangka Belitung dan RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo disetujui sebagaimana terlampir.

3. Rapat Kerja Komisi Ill bersama dengan Menteri Hukum dan HAM selaku wakil Pemerintah, menyepakati dan menyetujui bahwa keempat RUU, yaitu RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara, RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten, RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Bangka Belitung dan RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo selanjutnya akan dibawa dalam Pembicaraan Tingkat II dalam Rapat Paripurna.

4. Mengenai pembicaraan Tingkat I RUU tentang Bantuan Timbal Batik Dalam Masalah Pidana, disetujui beberapa hal sebagai berikut :

a. Dari jumlah DIM Rancangan Undang-undang tentang Timbal Balik Dalam Masalah Pidana yang bersifat tetap, disetujui disahkan.

b. Jumlah DIM yang bersifat penyempurnaan redaksional sebanyak 33 butir disepakati dibahas dalam Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi.

c. Jumlah DIM yang bersifat substansi, yang masih memerlukan pembahasan, disetujui untuk dibahas oleh Panja.

d. Rapat-rapat Panja akan dilakukan dalam masa persidangan ini, dengan jadwal yang akan ditentukan kemudian.

5. Disetujui untuk membentuk Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-undang tentang Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dengan komposisi sebagai berikut:

1. Pimpinan Komisi = 2 orang 2. Fraksi Partai Golkar

=

5 orang

(7)

f

i

3. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan = 4 orang

4. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan = 2 orang

5. Fraksi Partai Demokrat = 2 orang

6. Fraksi Partai Amanat Nasional

=

2 orang

7. Fraksi Kebangkitan Bangsa

=

2 orang

8. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

=

2 orang

9. Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi

=

1 orang

10. Fraksi Partai Binting Reformasi

=

1 orang

11. Fraksi Partai Damai Sejahtera

=

1

orang

=

24 orang

Masing-masing fraksi diminta untuk menyerahkan daftar nama anggota Panja kepada Sekretariat Komisi Ill.

Rapat ditutup tepat pukul 15.50 WIB t '

r

..

i" 1 ~· ·; 1. I ··Ho

ls\Lapsing\MS I 200S·2006\Raker RUU DepHukllam 12-9-05.doc

PIMPINAN KOMISI Ill WAKIL KETUA, i"

''/I

I

/.J..

1/l./v'~///vt,

' ,' ~(./ '1 .;. M.AKIL MOCHTAR SH MH 4

(8)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SING KAT

9

RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN

MENTERI HUKUM DAN HAM RI

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara·

PENDAHULUAN

: 2005-2006 : Ill : Terbuka

: Rapat Kerja Komisi Ill DPR RI : Selasa,

24

Januari 2006 : 19.30 - 22.05 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: HM.Aki! Mochtar,SH,MH/Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH/Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 33 orang Anggota dari 47 Anggota Komisi Ill DPR-RI.

14 orang anggota.

1.Laporan PANJA RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana kepada Pleno Komisi, Pendapat Akhir Fraksi-fraksi dan Pengambilan Keputusan.

2.Tanggapan Pemerintah terhadap RUU Perubahan UU Peradilan Agama dan RUU Perlindungan Saksi dan Karban.

3.Mekanisme dan penetapan jadwal pembahasan RUU Perubahan UU Peradilan Agama dan RUU Perlindungan Saksi dan Karban.

KESIMPULAN/l{EPUTUSAN

Rapat Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 19.30 WIB oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, HM.Aki! Mochtar,SH,MH dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

(9)

II.

POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Beberapa usulan penyempurnaan redaksional dan penambahan substansi dari Anggota Komisi terhadap hasil Panja diantaranya mengenai, sebagai berikut:

1. Pasal 1 angka 10 mengenai definisi :

Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang hukum dan hak asasi manusia.

Diusulkan redaksinya menjadi:

Menteri adalah menteri yang membidangi hukum dan hak asasi manusia. 2. Pasal 3 ayat (1)

Pasal3

(1) Bantuan timbal balik dalam masalah pidana, yang selanjutnya disebut Bantuan, merupakan permintaan Bantuan berkenaan dengan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Negara Diminta.

Diusulkan redaksinya menjadi:

(1) Bantuan timbal balik dalam masalah pidana, yang selanjutnya disebut Bantuan, merupakan permintaan Bantuan berkenaan dengan penyidikan, penuntutan, danlatau pemeriksaan di sidang pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Negara Diminta.

3. Pasal 6 huruf d

permintaan Bantuan diajukan untuk menuntut atau mengadili orang karena alasan suku, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan, atau pandangan politik;

Diusulkan redaksinya menjadi:

permintaan Bantuan diajukan untuk menuntut atau mengadili orang karena alasan etnies, suku, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan, atau pandangan politik;

4. Terhadap Ketentuan Pasal 9 ayat (3) yang berbunyi:

(3) Dalam hal tindak pidana korupsi, permohonan Bantuan kepada Menteri selain Kapolri dan Jaksa Agung juga dapat diajukan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Diusulkan, Dalam hal tindak pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat langsung berhubungan dengan negara yang diminta tanpa harus melakukan permohonan bantuan kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(10)

5. Sambutan Singkat Presiden Dalam Penyelesaian Pembicaraan Tingkat I RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalh Pidana dibacakan oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Hamid Awaludin.

6. Pendapat Akhir Mini F-PG DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Ors. Agun Gunandjar Sudarsa.

7. Pendapat Akhir Mini F-PDIP DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Nadrah lzahari, SH. 8. Pendapat Akhir Mini F-PPP DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan

Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh H. Maiyasyak Johan, SH,MH.

9. Pendapat Akhir Mini F-PD DPR-Rl terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Dr. H. Achmad Fauzie, SH. 10. Pendapat Akhir Mini F-PAN DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan

Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Arbab Paproeka, SH. 11. Pendapat Akhir F-KB DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal

Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Nursyahbani Katjasungkana,SH.

12. Pendapat Akhir F-PKS DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Muttammimul Ula, SH.

13. Pendapat Akhir Mini F-PBR DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh Anhar, SE.

14. Pendapat Akhir Mini F-BPD DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh H. Nur Syamsi Nurlan, SH.

15. Pendapat Akhir Mini Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR-RI terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dibacakan oleh St. Ors. Jansen Hutasoit, SE, MM.

(11)

Ill. KESIMPULAN

Setelah mendengar penjelasan Saudara Menteri Hukum dan HAM dan jajarannya, ·serta masukan pandangan dan pemikiran para Anggota Komisi Ill, Rapat Kerja Komisi Ill menyepakati beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terhadap beberapa usulan penyempurnaan redaksional dan penambahan substansi dari Anggota. Komisi terhadap has ii Panja, Komisi Ill dan Pemerintah menyetujui untuk kembali ke rumusan semula (hasil Pembahasan R;;:tpat PANJA, 23 Januari 2006). ·

2. Seluruh pendapat Akhir Mini Fraksi Partai terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Batik Dalam Masalah Pidana menyetujui dan mendukung penuh draft RUU yang telah dibahas oleh Anggota Panja di Komisi Ill, agar segera disyahkan menjadi Undang-undang.

3. Komisi Ill dan Pemerintah menyetujui kanisme dan pembentukan PANJA pembahasan RUU Perubahan U radilan Agama dan RUU Perlindungan Saksi dan Korban.

Rapat ditutup tepat pukul 22.05 WIB

KOMISI Ill DPR RI

IL KETUA,

4 ,.

I

I. I

,.

I!

1: i!

t~

'i •1: "'

(12)

fJJf

33-

5S

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN -SINGKAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI Ill DPR RI DENGAN

PAKAR HUKUM PIDANA (PROF.DR.HIKMAHANTO JUWANA,SH,LLM,

PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA,SH,LLM, DAN

PROF.DR.ANDI HAMZAH,SH) DALAM RANGKA PEMBICARAAN

TINGKAT I RUU TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM

MASALAH PIDANA

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal · Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin : 2005-2006 : I : Terbuka

: Rapat Dengar Pendapat Umum

: Selasa, 6 September 2005

: 14.55 -16.35 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH.,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 30 orang Anggota dari 42 Anggota Komisi Ill DPR-RI. : 12 orang anggota.

Acara Mencari masukan dalam rangka pembahasan RUU tentang

Bantuan Timbal Batik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.55 Wib oleh

Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Hal-hat yang disampaikan oleh ketiga pakar hukum terhadap RUU tentang Bnatuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana adalah sebagai berikut:

1. ·Substansi Pasal 56 tidak perlu secara khusus diatur dalam i{UU ini karena ICPO

merupakan wadah· kepolisian sedunia yang merupakan alat negara dan pelaksana teknis dari suatu perjanjian Bantuan Timbal Batik Dalam Masalah

(13)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN -SINGKAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT Ul\llUM KOMISI Ill DPR RI DENGAN

PAKAR HUKUM PIDANA (PROF.DR.HIKMAHANTO JUWANA,SH,LLM,

PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA,SH,LLM, DAN

PROF.DR.ANDI HAMZAH,SH) DALAM RANGKA PEMBICARAAN

TINGKAT I RUU TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM

MASALAH PIDANA

---(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul · Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin : 2005-2006 : I : Terbuka

: Rapat Dengar Pendapat Umum : Selasa, 6 September ~005

: 14.55 - 16.35 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH.,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 30 orang Anggota dari 42 Anggota Komisi Ill DPR-RI. : 12 orang anggota.

Acara Mencari masukan dalam rangka pembahasan RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.55 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Hal-hal yang disampaikan oleh ketiga pakar hukum terhadap RUU tentang Bnatuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana adalah sebagai berikut:

1. ·Substansi Pasal 56 tidak i:;erlu secara khusus diatur dalam RUU ini karena ICPO merupakan wadah kepolisian sedunia yang merupakan alat negara dan pelaksana teknis dari suatu perjanjian Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah

(14)

Pidana, mungkin perlu dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden.

2. Substansi Pasal 57 dan Pasal 58 dapat dimasukkan sebagai klausul khusus dalam ketentuan mengenai permintaan Pemerintah Indonesia maupun permintaan dari Pemerintah negara lain.

3. Belum dicantumkan secara eksplisit dalam sub-judul tersendiri mengenai Hak dan Kewajiban Negara-Negara Pihak dalam perjanjian Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan perbedaan interpretasi terhadap materi muatan baik yang tercantum dalam Bab II maupun Bab Ill, bahkan ketiadaan ketentuan mengenai hak dan kewajiban negara-negara pihak tersebut akan melemahkan materi muatan dalam kedua bab tersebut.

4. Terdapat keganjilan dalam rumusan Pasal 2 karena dibedakan antara "meminta dan atau memberikan Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana dan dalam membuat perjanjian Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana .... ", seakan-akan dimungkinkan adanya proses permintaan Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana tersendiri dan berdiri sendiri, tanpa dilandaskan kepada suatu perjanjian.

5. Yang belum dimasukkan dan sangat panting untuk dimulainya pelaksanaan dari proses perjanjian ini adalah Tukar Menukar lnformasi (exchange of information) sebagai entry point untuk memasuki wilayah proses pro-justitia.

6. Mengenai Ketentuan Umum belum dimasukkan tentang Jaksa Agung dan Menteri Luar Negeri disamping Kepolisian dan Kementerian Hukum dan HAM yang sudah dimasukkan kedalamnya. Pertimbangannya adalah, suatu perjanjian seperti ini harus dilihat dalam suatu kesatuan yang sistematik dan sinergik di mana harus mulai dipertimbangkan lembaga-lembaga yang harus terlibat aktif sejak proses negosiasi untuk mewujudkan suatu perjanjian bilateral/multilateral sampai kepada proses pelaksanaan perjanjian.

7. Memasukkan Bab tersendiri mengenai Lembaga Khusus yang menangani permintaan Bantuan Timbal Batik Dalam Masalah Pidana atau Bab tersendiri mengenai Koordinasi antar Lembaga yang dapat melakukan terobosan-terobosan hukum untuk meningkatkan efisien dan efektivitas pelaksanaan perjanjian seperti ini dengan tidak melupakan aspek keamanan nasional dan kepentingan nasional NKRI.

8. Urgensi UU ini untuk apa (umbrella act), seperti apa substansinya, mengingat dalam Undang-undang tentang Pencucian uang masalah MLA sudah ada.

9. Masalah definisi surat.

10.Alasan diperlukannya undang-undang mengenai Mutual legal Assistance (MLA) karena pelaku kejahatan bisa melakukan kejahatan di suatu negara lalu melarikan diri berikut bukti dan aset ke luar negeri.

(15)

11. Hal-hal yang perlu diatur dalam undang-undang ini antara lain: - Dasar bagi Pemerintah untuk menegoisasi perjanjian MLA.

- Prosedur bila ada permintaan dari Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah negara lain.

- Prosedur bila ada kepada Pemerintah Indonesia dari Pemerintah negara lain. 12. Perlu adanya Sadan/Central Autority menerima dan meminta MLA.

Ill. KESIMPULAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi Ill dengan para pakar hukum pidana terhadap RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana tidak mengambil kesimpulan. Segala masukan dan penjelasan dari pakar akan menjadi bahan pengetahuan dan pertimbangan ya gsangat penting bagi para Anggota Komisi Ill dalam pembahasan RUU tersebut dengan P~merintah.

Rapat ditutup tepat pukul 16.35 WIB

C:\Danis\Lapsing\MS I 2005-2006\RDPU Pakar 6-9-0S.doc

/.-·'

PIMPl~AN

KOMISI Ill (

)

KILKETUA,

//tt1IU/lll

.AKIL MOCHTAR SH MH

(16)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

RAPAT PANITIA KERJA KOMiSI Ill DPR RI DENGAN

DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara I. PENDAHULUAN : 2005-2006 : I : Tertutup : Rapat Panja : Kamis, 15 September 2005 : 14.35 - 16.00 WIB.

: Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 18 orang Anggota dari 24 Anggota Panja.

: 4 orang anggota.

Pembahasan DIM RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Rapat Panitia Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.35 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) dimulai dari DIM nomor 1, 4, 5, 7, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 26a, dan DIM nomor 27.

(17)

~II.

KEPUTUSAN

Setelah mendengarkan penjelasan dari Fraksi-fraksi yang mengajukan usul perubahan, penambahan, dan jawaban d f

Peme~intah,

dapat diambil beberapa kesimpulan yang telah diputuskan dalam R PAT PAN.JA sebagaimana terlampir.

\

.

.

\

Rapat ditutup tepat pukul 16.00 WIB

\

\

\

'· '· 1, p ' ,. " :• '.i ./\ ..

PIMPINAN KOMISI Ill __ ,,.. W1KIL KETUA, /_,,....

/fl

I

/ku.tf.A./l-, ..

.AKIL MOCHTAR SH MH

ls\RUU\Bantuan Timbal Balik\Lapsing\awal Panja IS-9-0S.doc

(18)

5

f

i>t

104 ..

J

z.s

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

..

RAPAT PANITIA KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN

DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : I : Tertutup : Rapat Panja : Senin, 19 September 2005 : 14.35 - 16.30 WIB.

: Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 16 orang Anggota dari 24 Anggota Panja.

: 8 orang anggota.

Pembahasan DIM RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Panitia Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.35 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) dimulai dari DIM nomor 28, 29a, 30, 34, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, dan DIM nomor 49.

(19)

Ill. KEPUTUSAN

Setelah mendengarkan penjelasan dari Fra si-fraksi yang mengajukan usul perubahan, penambahan, dan jawaban dari merintah, dapat diambil beberapa kesimpulan yang telah diputuskan dalam RAP T PANJA sebagaimana terlampir.

Rapat ditutup tepat pukul 16.30 WIB

" ' "

PIMPl~AN

KOMISI Ill

"""

W,j\KIL KETUA,

~?

~

,

M. KIL MOCHTAR SH MH

C:\Danis\RUU\Banluan Timbal Balik\Lapsing\19-9-0S.doc 2

! ~. ~

.

. ,. '• :1

j

' I

(20)

----f

Pf-

I

;i.

7 -

16

l

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

RAPAT PANITIA KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN

DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : II : Tertutup : Rapat Panja : Rabu, 30 Nopember 2005 : 14.45- 17.05 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 19 orang Anggota dari 23 Anggota Panja.

: 4 orang anggota.

Pembahasan DIM RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Panitia Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 14.45 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) dimulai dari DIM nomor 51, 52, 53, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, dan DIM nomor 66.

(21)

I

f

Ill. KEPUTUSAN

Setelah mendengarkan penjelasan dari F si-fraksi yang mengajukan usul

perubahan, penambahan, dan jawaban dar' Pe rintah, dapat diambil beberapa

kesimpulan yang telah diputuskan dalam RA AT PA JA sebagaimana terlampir.

!

Rapat ditutup tepat pukul 17 .05 WIB

I

f ' ·I • i .l

C:\Danis\RUU\Bantuan Timbal Balik\Lapsing\30-11-0S .doc

PIMPI AN KOMISI Ill

W KIL KETUA,

(22)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

RAPAT PANITIA KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN

7

-DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : II : Tertutup : Rapat Panja : Kamis, 1 Desember 2005 : 14.10 - 17.05 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI. : 17 orang Anggota dari 23 Anggota Panja.

: 7 orang anggota.

Pembahasan DIM RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Panitia Kerja Komlsi Ill DPR RI dibuka pukul 14.10 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) dimulai dari DIM nomor 68, 70, 71,

72, 84, 85, 87, 90, 91, 92, 97, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 128, 133, 138, 141, 142, 143, 149, 159, 165, 168, 170, 173, 175, 176, 177, 178, 184, 187, 188, 189, 193, dan DIM nomor 198.

(23)

Ill. KEPUTUSAN

I

l

Setelah mendengarkan penjelasan dari Fraksi-fraksi yang mengajukan usul perubahan, penambahan, dan jawaban dari Pemerintah, dapat diambil beberapa kesimpulan yang telah diputuskan dalam RAP PANJA sebagaimana terlampir.

Rapat ditutup tepat pukul 17 .05 WIB

i

I,

f

~I·

,. t. ~··

f

~i

ft'.

C:\Documcnts and Scttings\Administrator\My Documcnts\INSAN\1-12-0S.doc

PIMP NAN KOMISI Ill

W KIL KETUA,

(24)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SING KAT

RAPAT PANITIA KERJA KOMISI Ill DPR RI DENGAN

-DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapatke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir ljin Acara : 2005-2006 : II : Tertutup : Rapat Panja : Senin, 5 Desember 2005 : 19.45 - 22.30 WIB. : Ruang Rapat Komisi Ill

: M.Akil Mochtar,SH,MH./ Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI. : Juliasih, SH I Kepala Bagian Set.Komisi Ill DPR-RI.

: 13 orang Anggota dari 23 Anggota Panja. : 11 orang anggota.

Pembahasan DIM RUU tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I.

PENDAHULUAN

Rapat Panitia Kerja Komisi Ill DPR RI dibuka pukul 19.45 Wib oleh Wakil Ketua Komisi Ill DPR RI, M.Akil Mochtar, SH,MH, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) dimulai dari DIM nomor 203, 204, 205, 206, 207, 208, 212, 213, 216, 217, 218, 230, 234, 242, 256, 259, 260, 261, 262, 264, 266, 267, 268, 271, 272, 274, 275, 279, 281, 282, 283, 284, 285, 288, 289,290,291,293,294,295,296,299,300,301,302,303,307,308,309,313,dan DIM nomor 316.

(25)

Ill. KEPUTUSAN

Setelah mendengarkan penjelasan dari Fraksi-fraksi yang mengajukan usul perubahan, penambahan, dan jawaban dari Pe intah, dapat diambil beberapa kesimpulan yang telah diputuskan dalam _RAP PA sebagaimana terlampir.

Rapat ditutup tepat pukul 22.30 WIB

C:\Documcnts and Scllings\Administrator\My Documcnts\INSAN\lapsing mla S dcs\1-12-0S.doc

AN KOMISI Ill IL KETUA,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk meningkatkan pengetahuan, serta mempersiapkan kemampuan anak dalam

Kelompok produsen mengalokasikan premi UTZ untuk membayar: biaya manajemen kelompok (mis. audit-audit); berbagai produk dan jasa yang dimanfaatkan oleh kelompok (mis. pelatihan);

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data profil pendidikan jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

Alokasi anggaran pendidikan Islam masih kurang satu triliun koma empat puluh delapan milar (1 triliun 48 miliar). Di samping itu Ditjen Pendis belum mampu memenuhi bukan nggak

(Pandangan F-POI Perjuangan secara tertulis disampaikan kepada Pimpinan Komisi Ill dan Menteri Hukum dan HAM). - Fraksi PKS mengapresiasi positif penjelasan Presiden

Hadirin yang kami hormati, Berdasarkan berbagai pertimbangan yang telah disampaikan, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengharapkan ridha Allah SWT, Tuhan Yang

pola-pola attachment, figur attachment pada remaja, pengertian kecerdasan emosi, aspek-aspek kecerdasan emosi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi,

g. Jumlah Anggota Komisi VIII DPR RI dalam pembahasan RUU tentang Penyandang Disabilitas sesuai keputusan Rapat Konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI antara Pimpinan DPR