• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR-RI DENGAN MENTERI AGAMA RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR-RI DENGAN MENTERI AGAMA RI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA

KOMISI VIII DPR-RI DENGAN MENTERI AGAMA RI Tahun Sidang : 2019-2020

Masa Persidangan : II

Rapat Ke : 32

Jenis Rapat : Rapat Kerja

Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

Waktu : 10.05 - 12.05 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II Lt. 1,

Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : H. Yandri Susanto, S.Pt. (F-PAN)

Acara : Evaluasi Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Agama, Aspek Anggaran Legislasi, Permasalahan dan Alternatif Solusinya.

Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si.

Kabag Sekretariat Komisi VIII DPR RI

Anggota yang Hadir : 35 Anggota hadir dan 7 Anggota izin dari 52 Anggota Komisi VIII DPR RI

PIMPINAN:

1. H. Yandri Susanto, S.Pt. (F-PAN)

2. M. R. Ihsan yunus, BA., B.Comm., Me.Con (F-PDI Perjuangan)

3. DR. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. (F- PG)

4. Laksdya. TNI (Purn) Moekhlas Sidik, MPA.

(F-Partai Gerindra)

ANGGOTA:

FRAKSI PDI PERJUANGAN 1. I Komang Koheri, SE.

2. Selly Andriany Gantina, A.Md.

3. Umar Bashor 4. Ina Ammania

5. Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya 6. Matindas J. Rumambi, S. Sos.

7. Drs. Samsu Niang, M.Pd.

8. H. Arwan M. Aras T., S. Kom.

(2)

FRAKSI PARTAI GOLKAR

9. Hj. Itje Siti Dewi Kuraesin, S.Sos., MM.

10. Hj. Endang Maria Astuti, S.Ag., SH., MH.

11. Muhammad Fauzi, SE.

12. Muhammad Ali Ridha

FRAKSI PARTAI GERINDRA 13. Abdul Wachid

14. M. Husni, S.E., M.M.

15. H. Jefri Romdonny, SE., S.Sos., M.Si., MM.

16. Drs. H. Zainul Arifin 17. H. Iwan Kurniawan, SH.

18. Drs. H. Saiful Rasyid, MM.

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT 19. Hj. Lisda Hendrajoni, SE., MM.Tr.

20. Dra. Delmeria 21. Murhadi, S.Pd.

22. Muhammad Rapsel Ali

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 23. H. An’im Falachuddin Mahrus

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 24. Drs. H. Achmad, M.Si.

25. Wastam, SE., SH.

26. H. Hasani Bin Zuber, S.IP.

27. Ir. Nanang Samodra, KA., M.Sc.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 28. KH. Bukhori, LC., MA.

29. H. Iskan Qolba Lubis, MA.

30. Hj. Nur Azizah Tamhid, BA., MA.

31. Nurhasan Zaidi, S.Sos.I.

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 32. H. Mhd. Asli Chaidir, SH.

33. H. Sungkono

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

34. KH. Muslich Zainal Abidin 35. H. Iip Miftahul Choiri, S.Pd.I.

Anggota yang Izin :

1.

I. G. N. Kesuma Kelakan, ST., M.Si. (F-PDI Perjuangan)

2. Mohammad Saleh, SE. (F-PG)

(3)

3. Dra. Hj. Idah Syahidah Rusli Habibie, M.H.

(F-PG)

4. H. Maman Imanul Haq (F-PKB)

5. Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag. (F-PKB) 6. Harmusa Oktaviani, SE. (F-PD)

7. Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA.

(F-PKS)

Undangan : 1. Menteri Agama RI.

2. Pejabat Eselon I Kementerian Agama RI.

3. Pejabat Eselon II Kementerian Agama RI.

(4)

Jalannya Rapat:

KETUA RAPAT (H. YANDRI SUSANTO, S.PT./F-PAN):

Selamat pagi salam sejahtera buat kita semua.

Pak Menteri yang saya hormati beserta jajaran. Terima kasih pada kehadirannya tepat waktu.

Kemudian yang kami hormati dari meja Pimpinan, Kemudian para Anggota Komisi VIII DPR RI Hadirin yang berbahagia.

Alhamdulillah pada pagi hari ini kita bisa bersama-sama di tempat yang sangat mulia ini dalam acara Rapat Kerja, oleh karena itu sepatutnya kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Insya Allah rapat kerja ini bisa berjalan baik dan lancar. Oleh karena itu mari kita awali rapat kerja pada hari ini dengan sama-sama berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, kepada umat Islam kita baca ummul kitab al-fatihah.

(PESERTA RAPAT BERDO’A) Baik.

Pak Menteri yang saya hormati dan Bapak-Ibu yang berbahagia.

Sesuai dengan acara rapat DPR RI Masa Persidangan II Tahun Sidang 2019/2020 diputuskan di rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 16 Desember 2019 dan sesuai dengan keputusan Rapat Internal Komisi di Komisi VIII DPR RI tanggal 13 Januari 2020. Maka pada hari ini Rabu 26 Februari 2020 Komisi VIII DPR RI menyelenggarakan Rapat Kerja dengan Menteri Agama Republik Indonesia dengan agenda pembahasan evaluasi kebijakan reformasi birokrasi Kementerian Agama, aspek anggaran, legislasi, permasalahan dan alternatif solusinya.

Menurut laporan dari Sekretariat Komisi VIII DPR RI pada Rapat Kerja kali ini telah hadir kalau anggota bersama pimpinan baru 17, tapi fraksi sudah 7. Oleh karena itu berdasarkan Tata Tertib DPR Pasal 25 Ayat (1), kuorum telah tercapai.

Izinkan saya sebagai Pimpinan rapat pada Rapat Kerja pada hari ini membuka rapat kita dan dengan ucapkan bismillahirrahmanirrahiim rapat ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.07 WIB)

(RAPAT DINYATAKAN TERBUKA UNTUK UMUM) Pak Menteri yang saya hormati dan Bapak/Ibu yang berbahagia.

Rapat pada kali ini kita akan melampaui beberapa agenda, yang

pertama untuk pengantar dari ketua rapat, yang kedua Penjelasan Pak

(5)

Menteri Agama, yang ketiga tanya jawab, yang keempat kesimpulan, kelima penutup.

Apa Bapak-Ibu setuju dengan agenda tersebut? Setuju ya?

(AGENDA RAPAT DISETUJUI)

Baik. Sekarang sudah pukul 10.15 dan Bapak-Ibu mohon dimaklumi, nanti Pak Menteri jam 12, sudah tadi sepakat sama saya dan pimpinan lain, karena ada tugas yang tidak bisa diwakilkan, boleh izin jam 12 nanti dengan segala hormat meninggalkan rapat yang terhormat ini kalau belum selesai.

Kalau belum selesai nanti akan dilanjutkan dengan Prof. Nizar sebagai PLT Sekjen. Jadi mohon dimaklumi. Jangan di interupsi terus. Mau kemana ini Pak Menteri?. Jangan. Ini sudah ada tugas negara yang sekali lagi tidak bisa diwakilkan ya.

Kita berakhir berarti kita sepakati dulu sampai jam 12.00 ya?. Sampai jam 12.00. Setuju?

(RAPAT SETUJUI)

(WAKTU RAPAT DISEPAKATI HINGGA PUKUL 12.00 WIB) Baik.

Bapak-Ibu yang berbahagia.

Pak Menteri yang terhormat beserta seluruh jajaran.

Kami mengucapkan terima kasih atas kehadirannya luar biasa karena Pak Menteri, kami selama masa sidang ini beberapa kali mengadakan RDP Pak dengan jajaran Pak Menteri, Dirjen, Pak Sekjen dengan tentu berbagai isu aktual baik di lingkungan Kemenag, maupun yang berkembang di masyarakat.

Di samping itu juga kami banyak menerima audiensi Pak Menteri, audiensi laporan tertulis, kemudian hasil kunjungan kami di masing-masing Dapil. Oleh karena itu ada beberapa isu penting yang hari ini kiranya bisa kita carikan solusi yang terbaik. Kita bukan mencari siapa yang salah, tapi bagaimana persoalan itu kita hadapi secara bersama-sama. Kita selesaikan dengan kepala dingin kemudian Insya Allah hasilnya bisa maksimal dan masyarakat bisa kita layani dengan baik.

Yang pertama, kami mulai dari isu yang berada di Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama. Yang pertama kami kemarin Pak

Menteri dari relokasi dan optimalisasi anggaran. Karena dari anggaran yang

ada itu hampir madrasah swasta dan pesantren yang jumlahnya hampir

30.000, dengan santri hampir 5 juta orang, itu anggaran sangat minim Pak

Menteri. Nah apakah memungkinkan, misalkan anggaran di madrasah negeri

atau yang ada di lingkungan Pemerintah atau yang lebih tadi bisa direalokasi

atau optimalisasi untuk madrasah swasta dan pesantren. Tentu yang paling

(6)

paham Pak Dirjen Pendis ini, Pak Kamarudin dan kawan-kawan. Itu isu yang berkembang kemarin Pak. Oleh karena itu yang pertama kita akan membicarakan kira-kira bagaimana rencana relokasi dan optimalisasi anggaran yang bersumber dari rupiah murni untuk peningkatan sarana prasarana pendidikan madrasah, pesantren termasuk perguruan tinggi keagamaan.

Yang B ini juga isu aktual yang sudah kita banyak dengar.

Menyelesaikan permasalahan tunjangan profesi guru kemudian inpassing dan tunjangan kinerja dosen tahun 2019. Alokasi anggaran pendidikan Islam masih kurang satu triliun koma empat puluh delapan milar (1 triliun 48 miliar).

Di samping itu Ditjen Pendis belum mampu memenuhi bukan nggak mau, tapi belum terpenuhi atau masih terutang tunggakan tunjangan kinerja 2015-2019 sebesar 3,1 triliun Pak. Saya yakin kita nggak ada yang mau menyengsarakan rakyat, tapi ini yang menjadi di tanggung jawab kita, bagaimana cara kita menghadapi ini semua.

Yang yang ketiga, dilingkungan Ditjen Pendis memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan keagamaan di daerah yang terdampak bencana Pak Menteri. Mungkin ini ya karena adalah anggaran berjalan tiba-tiba ada bencana, kan nggak ada anggaran, nggak bisa tiba-tiba kita bangun. Ini bagaimana ini persoalan yang nyata yang di hadapan kita, tapi anggaran tidak tersedia Pak. Saya kira ini menjadi, sekali lagi menjadi tanggung jawab kita semua kita tidak bisa menuduh atau menuding pihak mana pun yang bersalah.

Kemudian selanjutnya yang keempat, masih banyak sekolah madrasah swasta dan pesantren dengan kondisinya memprihatinkan. Nah, ini tentu banyak laporan dari masing-masing Dapil ini Pak. Namun tidak mendapat dukungan biaya yang memadai dari Kementerian Agama, termasuk anggaran bersumber dari SBSN Pak Menteri. Setahu kami selama ini SBSN dan dikeluarkan dari BPKH, atau Menteri Keuangan, Menteri Keuangan itu khusus kepada tinggi negeri dan lingkungan sekolah negeri Pak. Nah, swasta mungkin belum terjangkau. Apa memungkinkan ini?. Nah, ini perlu juga kita bicarakan.

Yang kedua, dari lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Yang pertama, belum terbayarnya gaji honorarium non- PNS di lingkungan Kementerian Agama. Nah, ini juga juga banyak juga aduan Pak ini juga harus kita berikan solusi yang terbaik.

Kemudiaan yang poin B, masih terjadinya konflik dalam proses penyediaan rumah ibadah dan perusakan rumah ibadah di berbagai daerah.

Saya kira ini negeri Pancasila yang mungkin nggak boleh lagi terjadi Pak Menteri, iyakan?. Ini bagaimana rumusan kita supaya tidak ada salah paham dan paham yang salah di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian yang ketiga kebijakan sertifikasi-sertifikasi Majelis Taklim.

Juga perlu kita perdalam lagi Pak Menteri bagaimana mekanismenya dan

cara kita menyelesaikan yang sebenarnya di tengah-tengah masyarakat.

(7)

Kemudian selanjutnya yang ketiga Pak, dari lingkungan Direktorat Jenderal Bimas Kristen, dan kemudian Plt Direktur Jenderal Bimas Katolik, Direktur Jenderal Bimas Hindu, dan Direktur Jenderal Bimas Buddha. Ada beberapa yang perlu kami sampaikan persoalannya.

Pertama, minimnya dukungan anggaran yang tersedia untuk mencapai target dan sasaran yang direncanakan. Tentu kami banyak juga menerima dari teman-teman di Indonesia Timur Pak.

Yang kemudian yang yang B persoalan-persoalan yang kami dengar, kami sampaikan juga masih diperlukannya penambahan dan penetapan perguruan tinggi Keagamaan Kristen. Keagamaan dalam Kristen dan Katolik untuk menjadi penyelenggara pendidikan profesi guru dan dosen di lingkungan Ditjen Bimas Kristen dan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama untuk meningkatkan profesional guru dan dosen.

Yang terakhir dari Dirjen Bimas Kristen masih diperlukannya peningkatan status perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Hindu dan Bimas Buddha yang telah memenuhi persyaratan. Karena Kementerian Agama kan bukan Kementerian Agama Islam katanya Pak, kementerian semua agama.

Kemudian yang keempat, dari lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, terdapat beberapa permasalahan, ini juga kami banyak menerima masukan audiensi termasuk Rapat dengan Pak Dirjen di RDP, tentu yang pertama kita masih melihat lemahnya pengawasan dan pembinaan ibadah haji dan ibadah haji khusus dan umroh di antaranya permasalahan penanganan penuntasan kasus First Travel Pak. Biasa di isu lama Pak Menteri, kemarin juga kita baru terima lagi audiensi dari mereka, dan Abu tour yang menimbulkan kerugian bagi jemaah haji dan umroh, tentu kita harus cari solusi yang terbaik Pak. Sehingga masyarakat tidak terombang-ambing dan adanya kepastian untuk berangkat ke tanah suci.

Kemudian yang B, belum adanya sistem penyelenggaraan haji dan umrah yang dapat mengantisipasi perkembangan teknologi yang hari ini luar biasa perkembangannya, sehingga tidak berdampak negatif terhadap panitia penyelenggara ibadah umrah dan penyelenggara ibadah haji khusus.

Kemudian, nah ini Pak, ini isu global di Pak, belum adanya langkah- langkah strategis dalam menghadapi bahaya ancaman virus Corona Pak Menteri. Ya benar ini Pak Menteri. Karena kalau dari negara Cina juga diundang ke tanah suci, mungkin Singapura ada kuota ke tanah suci, itu akan ada semacam guncangan psikis kepada jemaah haji kita Pak. Nah, ini bagaimana kita semua meyakinkan kepada jemaah haji yang akan berangkat itu?, atau ibadah umrah akan berangkat ke tanah suci benar-benar merasa nyaman Pak, jangan ada was-was dan kegelisahan yang begitu luar biasa.

Sedangkan ini isu corona ini luar biasa hari ini.

(8)

Kemudian yang terakhir, yang kelima, dari Badan Litbang dan Diklat terdapat beberapa permasalahan di antaranya minimnya penelitian terkait moderasi beragama Pak. Dan ini penting menurut kami Pak Menteri.

Penelitian moderasi beragama supaya tidak ada ekstrem kiri dan kanan dan lain sebagainya, itu bisa kita cari dengan pendekatan penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

Kemudian yang B, lambatnya proses perampingan Eselon III dan Eselon IV, ini tentu menjadi hak Pak Menteri.

Nah saya kira itu Pak Menteri berdasarkan beberapa permasalahan tadi di Kementerian Agama maka dalam Rapat Kerja pada hari ini, Komisi VIII hendak mengetahui beberapa pokok sebagai berikut, pertama, apakah persoalan-persoalan yang kami ungkapkan tadi, reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan oleh Pak Menteri mampu mengatasi berbagai hambatan dan permasalahan tersebut Pak?. Sehingga persoalan itu bisa cepat terselesaikan.

Yang kedua, bagaimana langkah strategis yang telah dan sedang dilakukan oleh Menteri Agama terkait dengan berbagai macam masalah yang dihadapi baik aspek anggaran regulasi dan dukungan sumber daya manusia?.

Yang ketiga, bagaimana langkah-langkah antisipasi yang dilakukan oleh Menteri Agama dalam rangka pelaksanaan program dan anggaran agar tepat sasaran tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat kualitas dan ada rasa keadilan Pak?, diantaranya tadi yang disebut sekolah negeri begitu besar perhatiannya, tetapi madrasah swasta dan pesantren seolah-olah luput dari perhatian kita semua.

Yang terakhir, bagaimana agar sekolah dasar swasta yang saya sebutkan tadi bisa mendapatkan perhatian dari kita khususnya melalui anggaran dari SBSN?, Pak Menteri. Nah ini memungkinkan nggak?. Kalau mungkin tentu Komisi VIII siap membela penuh kebijakan Pak Menteri dan seluruh jajarannya.

Saya kira itu Pak Menteri beberapa rangkuman perjalanan masa sidang kedua ini begitu panjang. Kami banyak menerima masyarakat, kemudian rapat marathon dengan para Eselon I Pak Menteri. Saya perlu kita ambil kebijakan dan solusi yang terbaik, insya Allah bisa kita pertanggungjawabkan secara bersama-sama.

Saya kira itu Bapak-Ibu, mudah-mudahan kita bisa perdalam setelah kita mendengarkan penjelasan Pak Menteri. Oleh karena itu tiba saatnya kita persilakan kepada Pak Menteri yang terhormat untuk menyampaikan paparannya.

Kami Persilakan Pak. Sebelum Pak Menteri, Pak, ini ada pemain baru

nih Pak, Pak Husni, Pak Husni ini menggantikan Pak Raul dari Gerindra,

Dapil Sumut I Pak. Orang sama, orang Aceh bisa, dapat di Sumatera Utara,

(9)

keluarga Aceh. Saya dengar keturunan Aceh di Sumatera Utara ya?. Pak Husni.

F-PARTAI GERINDRA (M. HUSNI, S.E):

Ketua DPP Aceh sepakat, Sumatera Utara.

KETUA RAPAT (H. YANDRI SUSANTO, S.PT./F-PAN):

Yang belum sepakat, belum jadi ketua berartikan?

Yang kemudian Pak Ali Ridha, kebetulan sudah saya kenalkan belum datang ya? Oh, ya oke.

Kami persilakan Pak Menteri.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Bapak Ketua dan teman-teman Komisi VIII yang saya hormati pula.

Teman-teman kami ucapkan terima kasih atas undangannya dan atas masukan-masukan untuk pembenahan yang akan kami lakukan ke dalam.

Melihat beberapa poin-poin tadi, saya kira mungkin lebih baik saya mulai saja dengan menjawab poin-poin itu, sehingga bisa lebih fokus begitu.

Nanti saya minta masing-masing untuk menjawabnya, saya akan menambahkan pada poin-poin yang perlu saya tambahkan.

Ya saya silakan mulai dari Pendis saja. Silakan Pak.

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI:

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi VIII, para Anggota Komisi VII, dan

Yang kami hormati Pak Menteri Agama dan seluruh teman-teman dari Kementerian Agama.

Pak Ketua yang hormati.

Bicara tentang relokasi anggaran pada saat Raker kemarin, di RDP

kemarin, kami sudah mencoba menjelaskan semaksimal mungkin. Ada

kendala yang sangat besar memang Pak. Persoalannya karena anggaran

Pendis ini kalau dilihat angkanya secara makro, memang sangat besar sekali,

tapi ternyata juga banyak yang dominan dari anggaran tersebut adalah

anggaran yang tidak bisa dimanuver sama sekali. Jadi program-program

wajib yang tidak bisa dirubah, misalnya contoh saja dari 51 triliun itu, 23 triliun

lebih itu sudah gaji Pak. 23 triliun itu gaji. Pos yang sama sekali tidak bisa

(10)

diubah itu hampir 10 triliun Pak. Kemudian PIP juga itu hampir 1 triliun. BOP RA itu juga hampir 1 triliun. Tunjangan guru dan dosen, sertifikasi juga sekitar 9 triliun. Jadi angka-angka besar itu memungkinkan kita tidak bisa melakukan manuver.

Yang kedua, yang saya sampaikan, mohon izin Pak, kalau kita lihat anggaran pendidikan secara umum, anggaran pendidikan nasional ini kan 508 triliun totalnya. Untuk pendidikan Islam itu 51 triliun Pak artinya hanya 10% dari anggaran pendidikan secara nasional. Tetapi tanggung jawab kami, amanah kita itu di atas 20%. Contoh saya kasih contoh saja, anak-anak madrasah saja yang formal Pak, ini pendidikan formal itu 15% dari angka pendidikan nasional, itu sudah 15% yang formal. Tapi anggarannya hanya 10%, kita belum bicara yang swasta, kita belum bicara yang non formal, belum bicara pesantren, belum bicara perguruan tinggi dan lain-lain. Jadi anggaran kami itu sangat kecil sekali. Karena untuk Bapak-Ibu ketahui, bahwa anggaran transfer daerah untuk pendidikan, yaitu 300 triliun, 306 triliun anggaran pendidikan itu di transfer ke daerah. Dan itu untuk sekolah, untuk pendidikan umum, bukan untuk pendidikan Islam. Jadi itu banyaknya anggaran yang ditransfer dan tidak untuk pendidikan Islam.

Jadi kemarin saya paparkan secara detil satu-satu, kalau kita lihat anggaran pendis itu memang besar, tapi faktanya yang bisa di manuver itu sangat kecil sekali, itu terkait dengan relokasi anggaran. Meskipun demikian kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap, menerjemahkan visi kita bersama, yaitu untuk melayani masyarakat.

Yang kedua SBSN, SBSN ini memang kebetulan di Kementerian Keuangan dan Bappenas ranahnya, untuk swasta belum dimungkinkan Pak.

Jika nanti aturannya memungkinkan untuk swasta, tentu kami sangat senang sekali, karena kami sangat sepenuhnya menyadari, betapa swasta ini sangat penting. Hanya kemarin kan mohon izin Pak Ketua, saya mengusulkan kepada Komisi VIII, seandainya Komisi VIII bisa membantu di Banggar, kita mengusulkan anggaran 1 triliun saja untuk khusus swasta-swasta itu bisa, kita sama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat kita dan terutama yang ada di Dapil kita masing-masing.

Kemudian tentang madrasah swasta yang kena bencana Pak.

Memang Salah satu prioritas kita yang kena bencana Pak. Misalnya perguruan tinggi tahun ini yang mendapatkan SBSN itu hanya yang kena bencana saja, selain daripada yang sesuatu, misalnya Palu dan juga salah satu perguruan tinggi di Jawa. Saya kira itu Pak sementara dari Pendis mohon izin Pak Menteri.

Kurang lebihnya mohon maaf.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Terima kasih Pak Dirjen.

(11)

Memang yang disampaikan oleh Pak Dirjen tadi, bagaimanapun kita akan coba juga mengambil langkah-langkah yang mungkin dilakukan, meskipun tidak bisa memecahkan semua permasalahan itu.

Terima kasih Pak. Mungkin berikutnya Dirjen Bimas Islam.

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI:

Terima kasih Pak Menteri.

Yang saya hormati Pak Pimpinan, Anggota DPR Komisi VIII, Pak Menteri, para Dirjen, para Eselon I, Eselon II,

Hadirin yang berbahagia.

Untuk honor penyuluh non-PNS 2019, selesai semua Pak, terbayar.

Memang nanti November, baru disahkan tambahan anggaran 270 miliar, karena sebelumnya hanya honornya Rp.500.000, kemudian menjadi 1 juta, itu melalui proses yang panjang.

Kemudian melalui dana BUN, melalui bendahara umum, Menteri Keuangan menambahkan 270 miliar. Untuk 2020, kami makin berkurang 180 miliar, jadi baru 7 bulan yang dipenuhi untuk 2020. Tapi sekarang kami sudah akan kita bayar per 3 bulan Pak, 3 juta setiap membayar, karena 1 juta per bulan untuk penyuluh. Dan kami sudah melakukan seleksi nasional tahun 2019, untuk 2020-2024, jadi 2024. Jadi kami kontrak selama 5 tahun, itu pendaftarnya 75.000 orang Pak. Kami mau terima hanya 45.000 orang. Jadi minat untuk menjadi penyuluh non-PNS, walaupun honornya 1 juta, luar biasa. Itu menunjukkan bahwa penyuluh itu apa namanya, menurut, merupakan garda terdepan Kementerian Agama, terutama yang ada di KUA kan. Itu yang pertama.

Yang kedua, mengenai di rumah ibadah, sebenarnya SKB itu sudah benar Pak. SKB Menteri tentang pendirian rumah ibadah itu sudah benar.

Tapi ketaatan masyarakat untuk menjalankan SKB itu yang kurang, sehingga itulah kemudian terjadi hal seperti sekarang ini.

Mengenai Majelis Taklim sebenarnya niat kami baik Pak. Majelis Taklim itu sama dengan pendataan masjid. Jadi Majelis Taklim Ini adanya PMA tentang majelis ta’lim itu, itu sebenarnya dikelola oleh teman-teman dari Aisyiyah dari dari teman-teman Ibu-Ibu NU. Kemudian seluruh Majelis Taklim Ibu-Ibu Pak. Tapi saya heran kok yang mengkritik itu justru dari PBNU dari PP Muhammadiyah, tidak tahu kalau yang mengerjakan itu adalah perempuan- perempuan mereka Pak. Keinginan mereka adalah supaya ada data-data Majelis Taklim sebagaimana ada data masjid, ya, berapa Majelis Taklim di Aceh, berapa Majelis Taklim di Papua, dan seterusnya, itu saja niat kami Pak.

Tetapi yang menjadi viral karena kemudian ya itu tadi, pendataannya terlalu-

terlalu apa namanya, pendataannya sampai mendaftar pakai KTP dan

seterusnya, itu yang masuk ke situ.

(12)

F-PDI PERJUANGAN (M. R. IHSAN YUNUS, BA., B.COMM., ME.CON./WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI):

Interupsi sedikit Ketua.

Mungkin tambahan selain Majelis Taklim yang dimaksudkan, sertifikasi mubaligh yang terakhir ini, yang sedang didua, sertifikasi mubaligh ya.

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI:

Yaitu sertifikasi mubaligh, sebenarnya bukan keinginan kami seperti yang dulu yang pernah menjadi isu, isu yang sangat viral ya. Tapi sesungguhnya sertifikasi mubaligh ini, ini kan sudah dikelola oleh DMI bersama Wakil Presiden kemarin dimulai. Nanti Pak Menteri bisa menjelaskan sesungguhnya, dananya ada sama Bimas Islam, tapi bagaimana nanti pelaksanaannya, nanti kami minta kebijakan Pak Menteri Agama untuk pelaksanaan sertifikasi mubaligh.

Terima kasih. Pak Menteri terima kasih Pak.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Terima kasih Pak Dirjen.

Saya izin tambahkan sedikit satu tentang majelis taklim, tentang masalah apa, penceramah bersertifikat. Itu yang lalu pada sidang kabinet dipimpin Wapres sudah diputuskan, namanya penceramah bersertifikat berarti berlaku untuk semua agama, bagi yang mau, yang tidak ndak apa-apa. Jadi paling nggak sudah terealisasi. Dan rencana kita memang dalam waktu dekat ini akan segera dimulai gitu ya.

Kemudian tentang rumah ibadah, kami sudah coba pola-pola baru, mudah-mudahan bisa lebih baik. Kebetulan kami kalau ditanya, pasti kami mengatakan masalah rumah ibadah kecil sekali, gitu ya. Tapi sebetulnya kalau kita inventarisasi di lapangan, memang cukup besar. Tapi kami akan coba untuk mengeliminasi sebelum dia muncul ke permukaan, ini sedang kami lakukan, dan sudah berapa tempat sudah mulai baik jalan. Dan kami akan coba terus ke depan, karena biasanya kalau sudah terlanjur, muncul ke permukaan, di dalamnya sudah muncul gengsi, sudah muncul masalah politik, dan sebagainya. Sehingga ke depan kita coba untuk mengatasinya lebih awal, sebelum dia muncul ke permukaan. Sudah kami inventarisasi dari semua di seluruh Indonesia. Nanti akan kami mulai dari tempat-tempat tertentu, menjadi skala prioritas.

Terima kasih.

Selanjutnya mungkin Bimas Katolik atau Bimas Kristen?

(13)

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA RI:

Terima kasih Pak Menteri.

Yang kami hormati Pak Pimpinan Komisi VIII dan seluruh Anggota.

Teman-teman jabatan Eselon I dan II.

Ada 3 isu utama yang menjadi di bagian tanggung jawab Direktur Jenderal Bimas Kristen, dan beberapa teman di Hindu, Budha dan Katolik.

Yang pertama Pak Ketua, yaitu minim dukungan anggaran ke timur.

Saya kira ini memang persoalan klasik yang memang terjadi di Eselon I, baik di Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan yang terakhir Konghucu. Dalam presentasi kami kepada Komisi VIII dalam rapat-rapat kerja kemarin, kami telah menjelaskan, bahwa alokasi anggaran di Direktorat Jenderal Bimas Kristen itu tahun 2020 sekitar 1,77 triliun, dan besaran itu dibagi untuk 2 belanja penting, yaitu belanja pegawai dan termasuk belanja operasional dan non operasional. Kalau kami hitung belanja operasional yang nanti sebetulnya bisa digunakan, maaf belanja non operasional yang biasa digunakan untuk bentuk bantuan sosial, itu di sekitar 24,35%, dan dibagi 2, yaitu Urusan Agama dan Urusan Pendidikan Keagamaan.

Jadi kartu KIP baik di level sekolah dasar sampai menengah, maupun KIP kuliah, itu ada di 24 dibagi 2. Dan ini memang relatif kecil untuk melayani lembaga-lembaga pendidikan yang memang di bawah pembinaan Kementerian Agama, Direktorat Jenderal Bimas Kristen. Jadi kami sebetulnya sangat berharap teman-teman di Komisi VIII juga dapat membantu, sehingga ada peningkatan anggaran untuk bisa dari belanja non operasional lebih tinggi sedikit. Sehingga itu yang bisa biasanya digunakan untuk kegiatan bantuan-bantuan sosial di bidang urusan agama dan pendidikan. Itu yang pertama.

Yang kedua, memang ini problem yang dihadapi seperti Pak Ketua Komisi sampaikan, yaitu terkait dengan penyelenggaraan program PPG untuk guru agama Kristen seluruh Indonesia. Mungkin kami sampaikan juga ke Pak Menteri, bahwa hanya ada 1 lembaga pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia yang bisa menyelenggarakan program itu, ini terkait dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Ristek Dikti pada waktu itu, dari kurang lebih 378 lembaga pendidikan tinggi Keagamaan Kristen, baik negeri maupun swasta, itu hanya 1 yang memenuhi syarat. Itu persoalannya, dan itu ya dan itu hanya ada di Ambon Pak. Jadi syarat adalah itu, institusi atau prodinya harus terakreditasi A dan institusinya minimal B. Ini problem yang dihadapi dan itu satu. Kami juga nanti akan mengajukan kepada Pak Menteri, sehingga ada kebijakan model-model rayon atau sub rayon penyelenggara dengan kualifikasi yang agak rendah, tentu dengan Pak Dirjen Pendis juga.

Sehingga bisa nanti ada lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang ada di

wilayah barat, misalkan di Sumatera bisa menjadi sub rayon dari yang ada di

Ambon, sampai salah satu. Ini yang ada kemungkinan untuk kita coba untuk

nanti kebijakan Pak Menteri untuk kemudian bisa dipakai. Itu yang kedua.

(14)

Yang ketiga, saya kira ini keinginan masyarakat untuk mentransformasikan, baik lembaga pendidikan tinggi yang dalam posisi swasta ke negeri, maupun yang negeri, tetapi kemudian level sekolah tinggi, institut sampai universitas. Sedikit kami laporkan kepada Komisi VIII, bahwa dari 7 lembaga pendidikan tinggi Keagamaan Kristen, terakhir Minggu kemarin Pak Menteri baru melantik 3 Rektor. Jadi ada tambahan atau peningkatan status transformasi dari sekolah tinggi menjadi institut. Jadi ada 7 itu, maka 6 sudah tertransformasi menjadi Institute dan hanya 1 dan memang cukup menyedihkan, karena mereka ada di timur, yaitu Sekolah Tinggi Agama Kristen Sentani. Ini kami tidak bisa secara cepat, karena memang syaratnya harus dipenuhi kualifikasi dosen, kemudian kelembagaannya itu menjadi syarat-syarat utama dalam proses transformasi itu, dan kami tetap mengikuti model regulasi yang berlaku.

Dan yang terakhir memang ada dukungan dari, ada permintaan dari wilayah Sumatera Utara untuk transformasi lembaga pendidikan tinggi Keagamaan Kristen, yaitu Institut Agama Kristen Negeri Tarutung menjadi universitas, tentunya ini ada sedikit tarik menarik antara persoalan lembaga ini maupun di bawah kepada tata kelola ke Kementerian, Kemendikbud atau dulu ke Kemenristekdikti, atau ada di Kementerian Agama. Dan kami, saya kira sejak lama telah sepakat, bahwa ini tetap harus ada di Kementerian Agama, walaupun dia bertransformasi menjadi universitas, itu sebetulnya keinginan. Dan Pak Menteri bulan Desember telah menandatangani surat pengantar Kemenpan RB untuk proses peningkatan status ini.

Saya kira ini 3 hal yang bisa kami jelaskan.

Terima kasih Pak Menteri.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Terima kasih Pak Dirjen.

Kami terus juga mendorong upaya peningkatan status ini berjalan baik.

Karena bagaimanapun, ya keberhasilan meningkatkan status ini menjadi ukuran kita bersama dalam melayani bermacam-macam agama yang ada di Indonesia.

Terima kasih Pak Dirjen. Mungkin Bimas Katholik, silakan.

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATHOLIK KEMENTERIAN AGAMA RI:

Terima kasih Bapak Menteri.

Bapak Ketua Komisi VIII, Para Pimpinan yang terhormat.

Saya ingin merespon ada 3 poin, pertama soal pendidik profesional

yang terkait dengan PPJ, tadi hampir sama yang disampaikan oleh Bapak

Dirjen Kristen tadi. Bahwa kalau kita di Katolik, dari 20 Perguruan Tinggi baru

(15)

7 yang akreditasinya B. Institusi sedang dalam proses. Nah beberapa waktu lalu memang sedang dijajaki agar yang jadi rayon itu, atau yang menjadi payung, yaitu Universitas Islam, sementara pelaksanaannya kita. Tapi sampai hari ini masih belum. Karena kan ada 2 poin di situ, ada yang bersifat umum, ada yang bersifat khusus. Yang Pak Nur beberapa waktu lalu menyebut dengan istilah hal-hal yang bersifat pedagogik, itu bisa siapa saja. Tapi menyangkut substansi agama sebaiknya dari. Nah ini yang sedang kita jajaki.

Lalu yang kedua, soal penyuluh. Kalau tadi Bapak Dirjen Bimas Islam menyebut, bahwa baru 7 bulan, kita di Katolik juga baru 7 bulan. Jadi kita masih membutuhkan anggaran 20 miliar dari 48 miliar.

Lalu yang ketiga, tentu Bapak-Ibu kan sudah paham, bahwa kita punya anggaran turun dari 2019-2020, itu 2019, kita dapat anggaran 929 miliar, sementara 2020 hanya 884, turun. Turunnya itu akan berkurang, itu termasuk dengan belum bisa kita fasilitasi 1 event keagamaan tahun 2020 ini yang beberapa waktu lalu sudah dihaturkan kepada Bapak-Ibu, itu adalah Pesparani. Yang Nanti bulan Oktober tahun 2020, beberapa waktu lalu beliau juga hadir waktu panitianya menghadap di sini. Memang Bapak Menteri sudah mengambil langkah-langkah, tapi kita posisi menunggu.

Demikian Bapak Menteri yang.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Baik terima kasih Pak Dirjen.

Selanjutnya Dirjen Haji dan Umrah, silakan Pak.

DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA RI:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Langsung saja, ada 3 hal yang terkait dengan isu haji.

Yang pertama, terkait dengan lemahnya pengawasan haji khusus dan PPIU. Perlu kami sampaikan, bahwa sebenarnya kalau kesimpulan ini, sebenarnya bisa dikatakan berlaku untuk tahun sebelum 2018, ketika terjadi kasus-kasus besar seperti First Travel, Abu Tours dan SBL dan seterusnya.

Nah, paska itu kemudian, kita menyadari bahwa memang lemah. Lalu kemudian kita melakukan berbagai upaya dan nampaknya berhasil.

Ada 2 yang kita upayakan. Yang pertama adalah melalui moratorium

apa namanya, izin travel, karena kita harus mengantisipasi mengawasi secara

totalitas PPIU yang berjalan. Kalau nanti sudah clear semuanya kita buka lagi

dalam hal ini tetap berhasil, selama 2 tahun hampir tidak ada kasus yang

berarti dan kalaupun ada, itu sudah terantisipasi dengan cepat. Salah satu

contoh yang kemarin adalah yang sudah ada putusan tahun 2019, ada kasus

bukan PPIU, Badan BPW, Biro Perjalan Wisata tidak punya izin umrah, dia

memberangkatkan jemaah. Lalu kita melalui pengwasan satgas kita, lalu

kemudian ke tangkap di Bandara Soekarno-Hatta, lalu kemarin diputuskan

(16)

hal-hal yang sudah, 3,5 tahun hukuman pidana. Sehingga ini menjadi efek jera untuk yang lain. Ini salah satu cara yang kita lakukan moratorium.

Dan yang kedua, melalui pembentukkan Satgas Pengendalian dan Pengawasan Umrah, melibatkan 9 Kementerian dan Lembaga. Ada Bareskrim, ada OJK, Pariwisata, Kominfo, Imigrasi dan seterusnya. Dan ini akhir tahun 2019 kita lakukan Satgas Pengawasan ini secara total menemukan berbagai pelanggaran, tetapi tidak sampai pada kasus ini penumpukan system Ponzi ini. Rata-rata mereka hanya sedikit yang suami sudah dapat paspor, yang ini tidak. Lalu kemudian kita ultimatum, kalau besok istrinya tidak bisa menyusul suaminya. Maka izin akan kita cabut. Ini sudah kita lakukan, jadi model ini saya rasa cukup efektif dan ke depan ini baru pada level provinsi, ke depan kita akan kembangkan Satgas Pengawasan Umrah ini akan kita terjunkan ke kabupaten/kota dalam hal ini. Atau titik di mana jemaah haji umrah itu paling besar berada. Selama ini hanya 8 yang kita indikasikan tempat direct flight untuk penerbangan ke Saudi.

Kemudian yang berikutnya sistem perkembangan teknologi. Ini saya rasa juga kita sudah menciptakan dulu kita sudah diskusi kepada Pak Iskan, itu luar biasa, yang cukup progresif itu. Kita sudah membentuk … bisa nggak .. Traveloka punya sistem namanya Siskopatuh. Sistem Komputerisasi Pengawasan terpadu Umrah dan Haji Khusus. Dan ini cukup efektif ketika undang-undang ini diundangkan, maka kita sudah memperoleh data yang luar biasa dan seluruh jemaah umrah melalui travel sudah lapor ke Siskopatuh kita. Sehingga kita bisa mendata, berapa sih jemaah umrah yang setiap harinya, setiap minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun untuk kita pantau.

Ada beberapa yang memang belum karena ada kendala-kendala teknis dalam hal ini.

Kemudian ada yang terbaru juga tentang yang dulu istilah haji Furoda, yang diamanatkan oleh undang-undang itu dilaksanakan oleh PIHK, tetapi lapor Menteri Agama. Itu sudah kita pantau lebih dari 2.000 sudah lapor, bahwa dia melaksanakan Haji Furoda dan ternyata cukup efektif. Tahun kemarin hampir ini masalah tidak ada jemaah Furoda yang terlantar dan seterusnya, inilah langkah strategis sistem perkembangan teknologi yang kita lakukan di Kementerian Agama.

Yang terakhir, langkah strategis bahaya virus korona, sebenarnya ini

sebenarnya bukan kewenangan Kementerian Agama. Tetapi, Kementerian

Kesehatan Bapak, tapi bukan kapasitas saya untuk menjawab. Tetapi kalau

bisa dilakukan, ya kami akan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan,

terutama, pertama pengawalan di level asrama haji. Ketika sebelum

berangkat. Yang kedua, ini mohon nanti sumbang saran karena nanti terkait

dengan persoalan waktu ketika pulang, ini juga harus ada semacam apa

namanya, pemeriksaan scanning. Scanning, nah ini butuh waktu, mau kita

scanningnya langsung di Bandara Saudi atau di asrama haji, ketika jamaah

haji kembali. Itu mungkin terkait dengan virus corona. Tapi ini domainnya

kewenangannya Kementerian Kesehatan kita hanya mengkoordinasikan,

mobilisasi massa dalam konteks ini.

(17)

Saya kira itu Pak Menteri.

Terima kasih.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Baik, terima kasih.

Tentang masalah virus corona ini beberapa kali saya sudah diskusi dengan Menteri Kesehatan, sejauh ini menurut beliau tidak ada tanda-tanda, ada wabah itu di Saudi, dan gaya sepertinya Saudi juga menjaga betul tentang itu. Karena menjaga itu, mohon maaf, bukan tidak dari aspek ibadah saja, tapi dari aspek kepentingan ekonomi Saudi juga dia sangat berkepentingan. Oleh sebab itu dia betul-betul menjaganya dan harapan kita bagaimanapun, jadi ya kita mencoba antisipasi bermacam kemungkinan yang ada. Tapi memang kalau kita bicara ke publik harus kita katakan, bahwa Insya Allah tidak ada masalah tentang masalah corona di Saudi Arabia.

Perkembangan Iptek, saya belum tahu perkembangan Iptek, saya belum tahu perkembangannya, memang ada niat kami yang lalu untuk living cost itu, kita akan coba sebagian dengan menggunakan kartu debit non-tunai.

Tapi mungkin akan kita coba di kelompok yang kita yakini agak sedikit intelek, mohon maaf, ya mungkin beberapa lampau yang kita lihat mungkin dari DKI kita kan coba. Mungkin kita coba, mungkin dari situ kita bisa belajar, sebagai contoh saja, ada beberapa hal yang Kita agak-agak waspadai. Mungkin ada yang menyarankan belum kami putuskan, memang apa nggak kita coba misalnya setengahnya saja. Misalnya seseorang yang kita coba, mungkin dia setengahnya dalam bentuk tunai, sampai setengahnya lagi dalam bentuk kartu debet, misalnya, kita lihat bagaimana. Tapi memang ada keuntungan lain, selama ini kan kita di tag bersama, bahwa haji itu membawa devisa yang sangat besar Indonesia keluar. Siapa tahu kalau kita pakai dengan karena non-tunai, mungkin mereka juga tidak ingin membelanjakan habis, tapi kalau kita kasih tunai, itu akan habis begitu saja. Tapi itu baru logika-logika saja.

Apa betul begitu nanti kita lihat kalau setelah kita coba ya. Saya kira saja tentang masalah haji.

Mungkin Litbang silakan tentang moderasi beragama.

Silakan.

KEPALA PUSAT LITBANG KEMENTERIAN AGAMA RI:

Terima kasih Pak Menteri.

Yang terhormat Ketua Komisi VIII Para Pimpinan Dewan dan seluruh Anggota.

Yang saya hormati Pak Menteri dan pejabat Eselon I dan II yang hadir.

Terkait dengan moderasi beragama, ada 3 hal yang ingin sama kami

laporkan. Yang pertama, pada tahun 2019 Badan Litbang telah melakukan

penelitian, baik secara literasi maupun empirik, melahirkan buku panduan

moderasi beragama pada Kementerian Agama, termasuk buku saku. Itu

(18)

2019. Lalu terkait dengan program 2019 yang lainnya, adalah di Pusdiklat yang membawahi 14 Balai Diklat di Indonesia, telah menyusun modul moderasi beragama yang digunakan untuk melatih seluruh peserta diklat, baik penyuluh agama PNS maupun non-PNS dan tenaga keagamaan lainnya, termasuk tenaga kependidikan agama dan guru-guru yang di Diklat, juga termasuk unsur masyarakat. Jadi seluruh peserta diklat itu sudah dibekali satu mata Diklat, yaitu pembangunan bidang agama yang orientasinya adalah moderasi beragama. Dan alhamdulillah di 2020 ini juga akan terus dikembangkan, bahwa setiap Diklat itu ada mata Diklat wajib, yaitu moderasi beragama.

Yang ketiga, adalah 2020 tentu akan kita dorong kepada Puslitbang 1 dan 2. Puslitbang 1 yang terkait dengan kemasyarakatan itu ada adanya beberapa judul penelitian terkait dengan moderasi beragama, yang nanti bisa dijadikan policy brief di Kementerian Agama. Juga di Puslitbang 2 itu dan dilakukan penelitian moderasi beragama pada tenaga pendidik dan kependidikan khususnya di Kementerian Agama yang juga bisa dijadikan dukungan untuk perumusan pengambilan kebijakan, yaitu penguatan moderasi beragama khususnya di Kementerian Agama.

Barangkali itu yang bisa kami laporkan Pak Ketua dan Pak Menteri.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Terima kasih Pak Litbang.

Memang setiap keliling ke mana-mana, memang jualan utama saya adalah masalah moderasi. Apa yang disampaikan tadi, kemudian kami tambahkan dengan apa yang menginformasikan tentang apa yang dilakukan tentang moderasi beragama ini di beberapa negara Arab Islam, terutama Saudi Arabia. Kemudian Emirat Arab.

Saudi Arabia sekarang memang sedang giat kampanyekan Islam yang moderat. Sebagai contoh, 3 hari lalu saya mengikuti wisuda, mereka mewisuda di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab, LIPIA. Mereka mewisuda lebih kurang 1.500 mahasiswa, atau 4 macam, 4 tingkatan kalau nggak salah saya. Semua kata sambutan dari pejabat-pejabat Saudi, ada 3 pejabat yang bicara pada saat itu, semuanya dengan membanggakan, bahwa mereka semua kami didik dengan Islam yang moderat yang jauh daripada radikalisme, yang betul-betul terbuka. Dan kalau ini memang sudah lama saya, dengan memang Saudi sangat sangat antusias sekali dalam mengkampanyekan masalah Islam yang terbuka ini.

Tadi malam saya juga ikut jamuan makan bersama yang dilakukan Dubes Saudi Arabia untuk menjamu Sekjen dalam apa, Liga Islam Dunia.

Sekjen ini pun dengan bangga, terus mengatakan bahwa kami Saudi Arabia

mengkampanyekan ke seluruh dunia tentang Islam yang moderat, Islam yang

(19)

terbuka dan sebagainya. Dan karena saya punya pengalaman sedikit pada saat saya di Saudi Arabia dalam kaitan haji yang lalu, kemudian masih ditawarkan oleh Menteri Agama Saudi Arabia, “Jenderal kita makan dalam jamuan makan 1 jam lagi. Anda masih punya waktu 1 jam. Apakah anda mau mendengarkan visi Saudi Arabia 2030”. Wah dengan senang hati saya dengarkan, dipaparkan oleh Wakil Menteri Agamanya, dan saya tangkap di situ, mereka melakukan moderasi yang tidak terbayangkan oleh saya, ternyata jauh sekali melangkah ke depan. Dan itu banyak sekali saya ceritakan kalau saya berkunjung ke daerah tentang moderasi beragama, karena saya kira Saudi adalah sebuah contoh teladan yang baik, karena di sana nabi-nabi dan hampir semua agama juga banyak lahir di sana.

Sebagai contoh, saya katakan pada saat dia dengan bangga memaparkan 4-6 kotak prioritas, salah satunya yang saya dalami sekali dan saya tanyakan bunyi kotaknya begini, “strengthen Islamic and national identity”, meningkat, menguatkan identitas Islam dan kebangsaan. Saya tanya, maksudnya apa itu?, kami sekarang dan ke depan tidak pernah mau lagi memisahkan antara identitas ke-Islam-an dan identitas kebangsaan. Dan menurut kami itulah kekuatan Saudi sekarang. Meskipun dalam hati saya Indonesia sudah lama tidak pernah memisahkan antara identitas ke-Islam-an dan identitas kebangsaan. Apa yang dilakukan di semua Pesantren kita saat ini, yaitu pendidikan ke-Islam-an, pendidikan Iptek dan penguatan wawasan kebangsaan. Dan dia bercerita, mohon maaf, bercerita lebih jauh tentang apa yang mereka lakukan. “Anda tahu ndak Jenderal, bahwa sekarang kami membuka seluas-luasnya Saudi ini bagi semua orang, semua bangsa, semua agama. Semua orang Amerika”, dia bilang, “Semua orang Eropa dan Inggris”, dia sebut itu, tapi saya dengar, tapi Australia juga. “Bisa masuk ke Saudi tanpa perlu visa”, dan dia cerita lagi, kenapa?. Anda tahu kenapa?. Kami sekarang sedang membangun sebuah kota bisnis yang akan kami jadikan kota bisnis termegah di dunia. Namanya Neom letaknya lebih terang di sebelah barat Jordania sedikit, masuk jalan, masuk berhadapan dengan jalan masuk Terusan Suez, berseberangan dengan Mesir, dan kami undang semua negara di dunia untuk menggunakan kota bisnis ini”.

Cerita banyak sekali dia tentang moderasi, sehingga saya bertanya.

bagaimana tentang Islam rahmatan lil alamin. Inilah Islam rahmatan lil alamin rahmat, katanya. Islam menjadi rahmat bagi alam semesta, dia harus terbuka kepada alam semesta, kalau ndak ada gunanya, kalau dia tertutup, katanya.

Cerita dia banyak dia banyak, tapi dalam hati saya, mungkin bagus juga untuk menjadi masukan kita bersama, bahwa Saudi telah melakukan moderasi jauh ke depan, ya mungkin banyak hal yang bisa kita pelajari dari itu.

Pada saat saya ke Emirat Arab, saya cerita ini 2 pembaharu ini gambang diingat, kalau Saudi itu Muhammad bin Salman, kalau Emirat Arab Muhammad bin Zaid. Saya bilang kepada Emirat Arab tentang langkah langkah moderasi lakukan Saudi, mereka dengan enteng menjawab, ya beberapa pejabatnya saya ajak ngomong. “Mereka sudah ketinggalan, kami sudah duluan”, katanya. Apa jualan Emirat Arab?. “Anda tahu”, dia bilang,

“Jenderal anda punya banyak objek wisata, kami pun punya banyak. Anda

pegang, bahwa tidak banyak orang mau datang ke objek wisata Anda. Kalau

(20)

anda tidak menunjukkan sikap yang toleran kepada agama mereka. Dan anda tahu sebagian besar dari wisatawan adalah non-muslim. Oleh sebab itu Anda akan lihat di Emirat Arab ini, toleransi menjadi salah satu yang kami andalkan”. Dan betul saya lihat di taman-taman selalu ada tulisan tolerant, taman sana lampu-lampu tolerant dan sebagai.

Dan saya juga sedikit dipermalukan, pernah waktu saya bertamu dengan Menteri Haji Emirat Arab. Istilahnya Haji dan wakaf. Saya disambut oleh Menteri Haji dan 5 stafnya. Kemudian 3 perempuan, 2 laki. Saya hanya salaman, yang laki-laki yang perempuan saya tidak lagi, tidak berani dekat saya, malu, takutnya Saudi dikasih tangan, takutnya begini. Kan dia. Tapi ternyata tiga-tiganya mendekat ke saya, mau langsung sambil ngasih tangannya untuk salaman, dalam hati saya kesempatan juga ini. Tapi bukan itu maksud saya, kadang-kadang kita berpikirnya masih seperti yg dulu ya, tapi sekarang ternyata sudah berbeda dan mereka melakukan toleransi, itu luar biasa sekali, seolah-olah jualan utama mereka. Mereka dengan bangga misalnya pada saat saya di Dubai, pernah saya tayangkan berapa kali di Burj Khalifa, yang menara tertinggi di dunia itu, dari atas sampai bawah tulisan Cina. Saya tanya kepada Imam Indonesia yang kami ajak makan bersama pada saat itu. Tulisannya apa itu, saya nggak tahu, dia tahu atau nggak, tapi dia jawabnya “Gong Xi Fat Cai itu Pak”, dia bilangnya. Saya bilang kenapa Gong Xi Fat Cai? Kan mau Imlek dan termasuk air mancur menara di taman yang sangat mewah itu, lagunya lagu Cina. Memang jualan yang paling utama buat mereka. Dan ini selalu saya bawa … saya, saya bicara tentang moderasi, mungkin kita perlu acuan untuk kita bisa sama-sama lihat. Dan Saudi mereka dengan bangga mengatakan, kita nggak usah dakwah Islam susah-susah Pak, kita menunjukkan Islam yang damai dan toleran, orang akan berbondong-bondong masuk Islam, sebagaimana yang kami lakukan selama bulan puasa di Emirat Arab ini. Setiap bulan puasa pasti ada sekitar 1000-an orang yang masuk Islam karena melihat Islam itu ternyata damai dan toleran. Dan dia punya mesjid Grand Mosque yang sangat mewah, sangat mewah dan besar, begitu orang bisa bebas masuk, yang baju-bajunya kurang sopan dipinjamkan jubah, dan ajaibnya adalah wanita-wanita pada saat saya monitor, dia tidak saja bercerita tentang kehebatan masjid itu, tapi dia juga mendakwahkan kehebatan Islam. Dan saya kira itu salah satu hal yang pantas kita contoh. Dan setiap saya ke daerah, mohon maaf, kalau saya cerita moderasi sekalian juga saya bawa tentang ini, supaya siapa tahu bisa menjadi untuk wawasan kita bersama. Dan ternyata memang sangat diperkuat oleh semua apa namanya, pejabat Saudi yang datang ke Indonesia selalu bicara Islam yang moderat Islam, yang terbuka, Islam yang anti radikal.

Bapak-Ibu sekalian.

Tentang yang lainnya, tentang langkah-langkah strategis. Ini nanti saya

akan coba baca, meskipun agak saya cuplik-cuplik. Tapi ada yang ingin saya

bawa sedikit. Kami memang berkampanye keras tentang masalah melawan

korupsi ini. Tentu saja yang paling utama kami lakukan adalah good

governance, menutup semua peluang-peluang terjadinya korupsi. Tapi kami

mencoba untuk membangun kebiasaan baru, satu masalah tender, kedua

masalah mutasi pejabat. Kalau tender yang lalu sudah mulai mencobakan

(21)

pada saat membuka tender untuk 3,6 T, kira-kira untuk pembangunan di 6 UIN, pemenang tender bersama semua Eselon I dan Eselon II, saya kumpulkan di Kementerian Agama, pemenangnya juga. Saya katakan kepada mereka Bapak-Bapak memenangkan tender ini karena panitia menilai Bapak- Bapak adalah yang terbaik. Jadi tidak ada sedikit pun jasa Menteri Agama, jasa Wakil Menteri Agama, jasa Sekjen atau jasa-jasa Dirjen atau semua siapapun di sini. Tidak ada sedikit pun jasa mereka. Bapak tidak berhutang budi kepada Menteri Agama, pada Wamen, dan sebagainya. Bapak hanya berutang budi kepada bangsa ini, oleh saya itu laksanakan tender itu dengan yang sebaiknya, kalau ada sedikit saja penyelewengan, tidak perlu ada KPK memanggil Bapak, kami akan segera melaporkan tempat kepada KPK.

Mudah-mudahan dengan itu maksud saya, maksud kami mudah-mudahan ada yang niatnya tidak baik akan terkunci mudah-mudahan.

Begitu juga pada saat mutasi personil. Karena ya kembali saya katakan, bahwa di Kementerian Agama sebetulnya kasus-kasus penyelewengan ataupun korupsi kecil sangat sangat kecil, dibandingkan dengan jumlah personel Kementerian Agama yang sangat besar. Namun kecil-kecil apa pun selalu menjadi omongan, karena memang Kementerian Agama kalau diistilahkan, kita semua, bahwa sebagai manusia yang pakai baju putih ada noda sekecil apapun pasti akan terlihat. Tapi di antara kasus- kasus kecil itu yang terbesar adalah kasus atasan memeras bawahan, dalam karena promosi. Jadi hampir selalu seolah-olah, kalau orang itu promosi, dia punya hutang, kepada buka, maksud saya kasus-kasus kecil yang terjadi ini punya hutang kepada atasan yang seolah-olah mempromosikan dia. Mungkin dia nggak betul mempromosikan, teman dia sebut-sebut aja, mungkin begitu ya. Sehingga pada saat promosi yang lalu, konsep tekanan yang sama, “Anda dipromosikan pada jabatan baru ini, kami semua unsur pimpinan menilai anda adalah yang paling tepat menduduki posisi itu, oleh karena itu tidak ada kaitan dengan hubungan-hubungan pribadi. Anda tidak sedikit berhutang kebaikan kepada saya tentang kebaikan pada Wamen, kepada Dirjen kepada siapapun termasuk pada Kanwil tempat anda masing-masing. Jadi Anda jangan jadi orang bodoh yang kemudian diperas oleh atasan Anda, karena dianggap dia telah berjasa pada Anda. Padahal sebetulnya Anda didudukan pada promosi itu karena dianggap dia telah berjasa pada Anda. Padahal sebetulnya Anda didudukkan pada promosi itu karena organisasi menganggap Anda yang tepat untuk menduduki jabatan itu.” Karena Kementerian Agama itu bertingkat ke bawah, sampai ke bawah, maka memang peluang untuk menyatakan berjasa itu banyak.

Katakanlah untuk tingkat di bawah Kanwil, bagaimanapun Kanwil mengajukan. Untuk tingkat di bawah ke Kantor Urusan Agama yang mengajukan dan seterusnya ke bawah. Jadi kalau tidak sikap mental itu kita tanamkan nanti memang akan bisa berlanjut tapi kalau kita kunci dengan cara-cara itu. Mudah-mudahan ke depan akan lebih baik.

Bapak dan teman-teman sekalian, mungkin kalau berkenan ataukah segitu dulu untuk dia ada yang nanya, lanjut atau saya lanjutkan dengan naskah yang sudah saya siapkan.

(22)

Mohon petunjuk Bapak Ketua.

KETUA RAPAT (H. YANDRI SUSANTO, S.PT./F-PAN):

Lanjut dulu Pak Menteri, biar kita tuntas, nanti para Anggota merespon.

MENTERI AGAMA RI (FACHRUL RAZI):

Kami akan sampaikan yang sekarang sudah kami siapkan mencakup masalah kebijakan reformasi birokrasi Kementerian Agama, evaluasi reformasi birokrasi. penganggaran reformasi birokrasi, aspek legislasi dan permasalahan alternatif dan solusi.

Yang kedua, kebijakan tentang reformasi birokrasi Kementerian Agama 2015-2019. Dalam rangka tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik Kementerian Agama melaksanakan reformasi birokrasi yang telah dimulai pada tahun 2010, sejak dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia, peraturan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010. Pentingnya reformasi birokrasi, kembali tegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 dengan ditempatkannya reformasi birokrasi sebagai agenda pembangunan nasional terutama dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih efektif demokratis dan terpercaya.

Salah satu sasaran strategis Kementerian Agama adalah meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel. Melalui reformasi birokrasi diharapkan tata kelola pemerintahan di seluruh satuan kerja Kementerian Agama meningkat kualitasnya, peningkatan kualitas tata kelola ini akan berujung pada peningkatan kualitas layanan agama dan pendidikan agama bagi kehidupan umat beragama.

Lingkup pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Agama mengacu pada pada 8 area perubahan.

Satu, manajemen perubahan.

Kemudian kedua, tentang penataan peraturan perundang-undangan.

Ketiga penataan dan penguatan organisasi.

Keempat, penataan tata laksana.

Kelima penataan sistem manajemen sumber daya manusia.

Keenam penguatan akuntabilitas kinerja.

Ketujuh, penguatan pengawasan, dan

Kedelapan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Pelaksanaan 8 area perubahan Kementerian Agama terutama dilakukan melalui penguatan, pada berbagai kegiatan dukungan manajemen pada unit Eselon I pusat dan satuan kerja daerah. Reformasi birokrasi juga dilaksanakan melalui kegiatan yang terkait dengan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, pengawasan serta layanan publik.

(23)

Yang ketiga tentang evaluasi reformasi birokrasi Kementerian Agama, tujuannya adalah terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Yang pertama tentang hasil survei budaya organisasi dan sistem anti korupsi menunjukkan indeks sebesar 3,36 dalam skala 0 sampai dengan 4.

Kedua, dari hasil survei integritas terkait pengelolaan sumber daya manusia menunjukkan indeks sebesar 3,51 dalam skala 0 sampai dengan 4.

Ketiga hasil survei integritas terkait pengelolaan anggaran menunjukkan indeks sebesar 3,55 dalam skala 0 sampai dengan 4.

Keempat hasil survei integritas kesesuaian perintah atasan dengan aturan dan norma hasil survei menunjukkan indeks sebesar 3,36 dalam skala 0 sampai dengan 4.

Kemudian kelima satuan kerja penerima predikat, wilayah bebas dari korupsi dan wilayah bebas birokrasi bersih dan melayani. Sampai dengan tahun 2016 telah terdapat 10 satuan kerja yang memperoleh predikat wilayah bebas korupsi yaitu satuan kerja wilayah bebas korupsi tahun 2017 antara lain itu UIN Antasari Banjarmasin dan kantor Kemenag Kabupaten Musi Banyuasin, ini juga kita akan memberikan tanda penghargaan semuanya.

Tentang satuan bekerja berpredikat wilayah bebas dari korupsi: satu, kantor Kemenag Kota Denpasar, kantor Kemenag Kabupaten Karangasem dan kantor Kemenag Kota Yogyakarta. Dan kami sudah berikan penghargaan pada mereka.

Ketiga, satuan kerja berpredikat wilayah bebas dari korupsi tahun 2019:

a. Kanwil Kemenag Propinsi Bali, kantor Kemenag Kabupaten Bantul, kantor Kemenag Kabupaten Ogan Ilir, kantor Kemenag Kota Singkawang dan Balai Diklat Keagamaan Semarang.

b. meningkatnya kualitas pelayanan publk kepada masyarakat. Hasil survei kepuasan layanan publik terhadap pelayanan di Kementerian Agama, adalah pertama tentang survei layanan keagamaan, indeks layanan keagamaan sebesar 69,00 dalam skala 0 sampai dengan 100. Saya kira ini agak kecil. Kedua survei layanan KUA. Indeks layanan KUA sebesar 78 dalam skala 0 sampai dengan 100. Hal ini mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 sebesar 80,42 tetapi mengalami kenaikan dari tahun 2017 sebesar 67, 65. Tahun 2016 sebesar 67,49. Tahun 2015 sebesar 3,75. Ini akan kami evaluasi tentang apa-apa yang perlu segera dibenahi.

Ketiga tentang survei kepuasan haji. Dari aspek tanggap, tepat waktu,

perlindungan kemudian memperoleh pelayanan yang dapat dapat dipercaya

dan sikap keramahan dan kepedulian. Indeks kepuasan layanan haji tahun

2016 sebesar 85,91 dalam skala 0 sampai dengan 100, sudah cukup baik

(24)

meskipun demikian tetap akan kami cari untuk hal-hal yang masih perlu dibenahi.

Keempat, penghargaan atas kepatuhan tinggi standar pelayanan publik. Pada tahun 2019 Kementerian Agama mendapat penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia dengan predikat kepatuhan tinggi 2019 terhadap standar pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Ini saya kira sudah kita diberikan penghargaan pada akhir tahun yang lalu.

Kelima pada tahun 2019 Kementerian Agama mendapat penghargaan dari Kemenpan-RB yang diberikan kepada KUA Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyelenggara pelayanan publik kategori baik, 3,69 dari indeks 4.

Keenam, penanganan pengaduan terkait layanan publik. Sampai dengan tahun 2020, sebanyak 2.576 pengaduan dan telah ditindaklanjuti sebanyak 2.165 pengaduan masih dalam proses penanganan sebanyak 88 pengaduan dan yang belum ditindaklanjuti sebanyak 332. Pengaduan- pengaduan ini memang sangat-sangat baik untuk masukan bagi Kementerian Agama untuk upaya perbaikan dan juga untuk bisa mengenal mana yang ASN yang pantas yang kita nilai baik dan mana yang ternyata melakukan hal- hal yang tidak baik.

c. dalam meningkatnya kapasitas akuntabilitas kinerja birokrasi dalam manajemen perubahan. Langkah-langkah yang dilakukan di Kementerian Agama adalah pelaksanaan ToT, internalisasi 5 nilai budaya, pembentukan agen perubahan pada setiap satuan kerja, pembinaan agen perubahan, monitoring dan evaluasi program kerja agen perubahan, dan memberikan penghargaan bagi agen perubahan. Tentang penataan peraturan perundang- undangan dalam melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan pada sampai dengan tahun 2019, Kementerian Agama telah menyelesaikan 928 peraturan perundang-undangan. Tentang penataan dan penguatan organisasi. Rangkaian yang telah dilakukan Kementerian Agama melakukan evaluasi tugas dan fungsi pendukung IKU, memproses dan menyelesaikan alih status perguruan tinggi keagamaan yaitu yang tahun 2019 adalah IAIN Palangkaraya, IAKN Tarutung, IAKN Ambon dan IAKN Manado.

Kemudian penerbitan PMA Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama dan penetapan BPJPH pada Kementerian Agama sebagai instansi Pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 305/2019.

Keempat tentang penataan tata laksana, telah dilakukan:

a. penerbitan KMA Nomor 270 Tahun 2016 Tentang Peta Proses Bisnis Kemenag.

b. Menyusun peta proses bisnis unit Eselon I.

c. Penyusunan SOP berdasarkan peta proses bisnis kemudian

melakukan penataan arsip dan tata naskah dinas. Kemudian melakukan

(25)

pembangunan e-government, pemetaan telah lengkap, yang pertama lengkap seluruh sistem informasi di semua unit Eselon I, ada 165 sistem informasi dan 35 entitas data. Kedua, asesmen terhadap 195 sistem informasi yang ada di unit Eselon I yang dikembangkan, mana yang disatukan dan mana yang akan dimatikan, akan dikompilasi. Ketiga tender sudah selesai dilaksanakan dengan pemenang tender dari Sucofindo yang sudah dilakukan pada tahun 2016. Kemudian pembuatan grand design IT pendukung moral one shot.

Moral one shot ini ya mouse itu. Kemudian membuat bulatan platform awal Mouse dengan mengambil beberapa data unit Eselon I yang sudah siap untuk dijadikan prototype.

Kelima tentang penataan sistem manajemen sumber daya manusia.

Langkah yang telah dilakukan:

a. penerbitan PMA 12 Tahun 2019,

b. penerbitan PMA 13 Tahun 2019 Tentang Majelis Kode Etik, c. SKJ Nomor 60 Tahun 2019 Tentang Pabatan Pendukung IKU, d. penerbitan Surat Edaran Sekjen 488/2015 Tentang Penilaian SKP dan Laporan Kinerja Harian,

e. penerbitan Surat Edaran Nomor 302/2019 Tentang Berbagi Pakai Data Kepegawaian dari SIM Sistem Kepegawaian Kemenag dengan teknologi aplikasi programming interface.

f. mutasi internal pejabat Eselon III dan IV antar unit Eselon I pusat.

g. Ketiga revitalisasi kode etik dan perilaku pegawai Kementerian Agama

h. hal pendataan pegawai non PNS.

i. tentang studi banding para guru ke Korea Selatan.

j. menerapkan prinsip merit system dalam menetapkan persyaratan jabatan melakukan pengumuman promosi dan melakukan seleksi administrasi.

k. melakukan uji kompetensi sesuai prosedur dan menggunakan standar kompetensi jabatan sesuai Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017.

l. melakukan rapat pemilihan calon yang akan tetapkan oleh tim Baperjakat sesuai ketentuan dan;

m. menguatkan regulasi pelaksanaan promosi jabatan mutasi dan rotasi dalam Peraturan Keputusan Menteri, sesuai edaran ketentuan Pemerintah. Tentang rapat pemilihan calon yang akan ditetapkan oleh tim Baperjakat ini memang akan kami buat jadi lebih luas kalau dulu hanya tadinya diikuti hanya forum terbatas kami usahakan untuk melengkapi lebih banyak pejabat yang ikut yang terkait dengan bidang-bidang ini, sehingga akan objektivitasnya akan lebih baik.

Enam, tentang penguatan akuntabilitas. Langkah yang dilakukan Kementerian Agama:

a. evaluasi rencana strategi 2015-2019 dan penyusunan rencana strategi 2020-2024,

b. penyusunan IKU dan cascading sampai dengan Eselon IV, c. kemudian evaluasi PMA Nomor 702 2016

d. pengembangan aplikasi Cipta,

e. evaluasi capaian kinerja triwulan Eselon I pusat, Eselon II pusat dan

Kanwil Kementerian Agama Propinsi,

(26)

f. KMA Nomor 170 Tahun 2014 Tentang Tim Penyusunan Renstra 2015-2019.

g. KMA Nomor 193 Tahun 2014 Tentang Perubahan Tim penyusun Renstra 2015-2019,

h. Renstra tingkat Kakan Menag kabupaten/kota

i. revisi Renstra Kemenag melalui PMA 808 Tahun 2017,

j. penyusunan Renstra Kementerian Agama dan Setjen Tahun 2020- 2024.

Yang ketujuh tentang penguasaan pengamatan. Langkah yang telah di Kementerian Agama:

a. PMA Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Gratifikasi pada Kementerian Agama,

b. laporan gratifikasi pejabat Setjen pada UPG Kementerian Agama, c. penerbitan PMA Nomor 24 Tahun 2019-2011 Tentang Penyelenggaraan SPIP pada kementerian,

d. penerbitan KMA Nomor 50 Tahun 2019, e. penerbitan PMA Nomor 3 Tahun 2020,

f. pembangunan aplikasi SIMP, Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Intern,

g. penyusunan peta risiko dan mitigasi risiko Kementerian Agama, h. pengelolaan pengaduan melalui Lapor pada seluruh unit Eselon I pusat dan daerah,

i. pelaporan LHKPN bagi pemenang jabatan strategis sebesar 100%

dan pelaporan LHK ASN bagi pegawai sebesar 82,59%.

Delapan, tentang peningkatan kualitas pelayanan publik. Langkah yang telah dilakukan Kementerian Agama:

a. pendirian PTSP pada seluruh Kanwil dan Kan Kemenag kabupaten/kota,

b. KMA Nomor 109 Tahun 2017 Tentang Standar Pelayanan Layanan Informasi Publik yang telah memuat waktu pelayanan dan biaya atau tarifnya ada kepastian tentang waktu dan biayanya,

c. PMA Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Terpadu pada Kementerian Agama,

d. KMA Nomor 90 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kementerian Agama,

e. Keputusan Eselon I tentang Standar Pelayanan,

f. penyusunan SPMA tentang Pengelolaan Pengaduan pada Kementerian Agama

g. pembentukan Satgas Layanan dan Sertifikasi, h. pembangunan gedung pusat layanan halal,

i. pelayanan sertifikasi halal melalui PTSP pusat dan Kanwil Kementrian Agama,

j. membangun aplikasi layanan sertifikasi halal secara online,

k. penandatanganan kesepakatan penggalan jaminan produk halal,

l. penandatanganan nota kesepakatan … jaminan produk halal,

tentang produk halal, ini memang kami masukkan ke dalam rancangan

undang-undang, apa istilah tenaga kerja?. tenaga kerja. Memang tidak ingin

kami bahas lebih jauh, tapi yang kami inginkan hanya untuk dan

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Etos Kerja Penambang Belerang Tradisional di Kawah Ijen (Studi Deskriptif di desa Taman Sari , Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi) oleh Maria

Untuk mengetahui perubahan index el nino saat terjadi hujan, dalam penelitian ini dilakukan metode koefisien korelasi silang dengan time lag terhadap kejadian hujan

pola-pola attachment, figur attachment pada remaja, pengertian kecerdasan emosi, aspek-aspek kecerdasan emosi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk meningkatkan pengetahuan, serta mempersiapkan kemampuan anak dalam

Keberhasilan stimulasi pengasaman matriks pada sumur #H zona A dan zona D dapat dievaluasi berdasarkan dari kenaikan laju produksi dan hasil grafik kurva

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di