• Tidak ada hasil yang ditemukan

I Kadek Dwi Setyawan, Made Putra, I Nengah Suadnyana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I Kadek Dwi Setyawan, Made Putra, I Nengah Suadnyana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN PKN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK

PERTANYAAN GURU PADA SISWA KELAS IV SD

GUGUS PANGERAN DIPENOGORO

KECAMATAN DENPASAR BARAT

I Kadek Dwi Setyawan, Made Putra, I Nengah Suadnyana

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: setyawan.dwi53@yahoo.com, putra_md13@yahoo.com,

suadnyanainengah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pra tes pasca tes

kelompok statis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus Pangeran

Dipenogoro kecamatan Denpasar Barat, tahun ajaran 2014/2015. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Random Sampling. Data berupa nilai hasil belajar pengetahuan PKn dikumpulkan dengan tes pilihan ganda biasa. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t.

Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung dengan t hitung = 0.30 lebih kecil dari t tabel = 1.99. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pedekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat.

Kata Kunci : pendekatan saintifik, pertanyaan guru, dan hasil belajar PKn. Abstract

The aim of this research is to know the differences the students’ competency on Civic among students using scientific approach with direct question and indirect question. This research uses pre-experiment research where the design of the research is Pre test - post-test static group. The population of the research is IV grade students of SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat in academic year 2014/2015. The sample was taken using Random Sampling technique. The data in form of the result of study in civic were collected using ordinary multiple choice. Data were analyzed descriptive statistic and T-test.

The finding shows that there is no significant difference on students’ competency in civic toward scientific approach using direct and indirect question where tcount =0.30 smaller than ttable =1.99. Thus, it can be concluded that the application of scientific approach reviewed from the characteristic of techer’s questions which does not influence students’

(2)

competency in civic on IV grade students of SD Gugus Pangeran Diponogoro Kecamatan Denpasar Barat.

Key words: scientific approach, teacher question, competency in civic outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah aspek penting kehidupan manusia. Pendidikan menjadi pilar utama dalam mewujudkan perubahan manusia kearah yang positif dan menuju pencapaian potensi kemanusiaan tertinggi. Pendidikan didapatkan manusia dari jenjang-jenjang pendidikan formal hingga dari kehidupannya dalam bermasyarakat. Mengkhusus pada pendidikan formal di sekolah dasar Pendidikan di Indonesia telah diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Peraturan yang terbaru yaitu Permendikbud nomor 67 Tahun 2013 yang mengatur tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, dimana melalui peraturan ini diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) (Kurniasih, 2014:7). Dalam Kurikulum 2013 ada dua dimensi kurikulum yang mengalami perbaikan, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor tantangan yang dihadapi pendidikan di indonesia. Tantangan-tantangan itu berupa tantangan internal dan tantang eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum serta penguatan materi.

Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan-landasan filosofis bahwa Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang, Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif (Permendikbud No. 67 Tahun 2013). Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik,

Pendidikan ditujukan untuk

mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism

and social reconstructivism). Dengan

demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

Dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktf mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan’ (Kurniasih,

(3)

2014: 29). Diyakini bahwa pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah sebagai jalan yang tepat untuk perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pembelajaran saintifik

mengembangkan berbagai macam mata pelajaran dalam satu payung tema. Semua pengetahuan itu dikembangkan secara kontekstual dan terpadu dalam pembelajaran kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik ini. Salah satu pengetahuan yang dikembangkan adalah pengetahuan PKn. Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan tentang hubungan antara manusia dengan organisasi sosial, ekonomi, politik serta negara yang juga membahas kewajiban, hak setiap manusia sebagai warga Negara. Susanto (2013: 225) menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar dari bangsa indonesia. Namun Seringkali pendidikan kewarganegaraan di anggap sebagai sebuah pembelajaran yang membosankan oleh siswa. Pendidikan kewarganegaraan dianggap sebagai pengetahuan yang di dapat hanya dengan cara menghafal. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar pengetahuan PKn pada siswa-siswa SD. Hal ini diperkuat setelah melakukan obeservasi pada SD di gugus Pangeran Dipenogoro, ditemukan bahwa rata-rata nilai pengetahuan siswa kelas IV pada ulangan semester ganjil cukup rendah berkisar di bawah 70 dari rentang skor 1-100. Padahal sesungguhnya materi pengetahuan PKn sangat kontekstual, muatan pelajaran di dalamnya sangatlah erat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Jadi pelajaran PKn muatan materi di dalamnya bukan hanya sekedar bentuk hafalan tapi merupakan pengetahuan bermakna dimana ada keterkaitan di antara tiap-tiap materinya yang dalam proses pemerolehannya dapat dilakukan secara aktif mengkonstruk pengetahuan yang telah dimiliki. Atas alasan tersebut maka pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat cocok diterapkan untuk

pembelajaran dengan muatan

pengetahuan PKn. Selain itu pembelajaran PKn oleh guru sering kurang menarik. Salah satu kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kurangnya keterampilan memberi pertanyaan. Banyak ditemui guru masih kurang relevan dalam memilih jenis pertanyaan untuk pembelajaran pengetahuan PKn. Padahal menurut Sardiman (2012 : 214) pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar sangat penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru.

Dalam proses pembelajaran guru harus menguasai 8 keterampilan dasar mengajar. Adapun 8 keterampilan mengajar menurut Usman (2011:74) yaitu: keterampilan bertanya (questioning skills), keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills), keterampilan mengadakan variasi (variations skills), keterampilan menjelaskan (explaining skills), keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set introducion and clousure), keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan. Bertanya merupakan hal yang penting. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang terkenal (Asril, 2013 : 87). Karena itu mengajukan pertanyaan yang baik adalah mengajar yang baik. Pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru (Sudirman, 2014). Pertanyaan guru dapat ditinjau dari 2 karakteristik pertanyaan, yaitu pertanyaan langsung dan pertanyaan tidak langsung. Namun sering kali guru dalam pembelajarannya tidak menggukan keterampilan bertanya dengan baik. Hal ini disebabkan karena guru tidak tahu melaksanakan keterampilan dengan baik dan tidak tahu jenis pertanyaan yang lebih efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar.

(4)

Atas dasar tersebut penulis ingin meneliti keefektifan 2 jenis pertanyaan tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Penulis ingin mencobakan kedua pertanyaan tersebut untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa. Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013 : 5). Nawawi dalam Susanto (2013 : 5) juga mempertegas pengertian tersebut dengan menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dapat berupa perubahan tingkah laku atau kemampuan, yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran. Maka Hasil belajar pengetahuan PKn adalah sebuah hasil atau kemampuan yang di dapat setelah mengalami proses pembelajaran mengenai materi pelajaran PKn yaitu ilmu tentang hubungan antara manusia dengan organisasi sosial, ekonomi, politik serta negara yang juga membahas kewajiban, hak setiap manusia sebagai warga negara. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (dalam Susanto 2014:5) bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa

Berdasarkan uraian di atas maka diujicobakan pendekatan saintifik dengan ditinjau dari jenis pertanyaan guru, yaitu pertanyaan langsung dan tak langsung untuk pengetahuan PKn dengan melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap

Hasil Belajar Pengetahuan PKn Ditinjau dari Karakteristik Pertanyaan pada Siswa Kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat”. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1)Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung pada siswa kelas IV SD di Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat; (2) Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung pada siswa kelas IV SD di Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat; (3) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tak langsung siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat.

METODE

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru yang berjenis pertanyaan langsung dan tidak langsung terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa, Desain pra eksperimen yang digunakan adalah desain prates-pascates kelompok statis (Sukmadinata, 2012 :209). Rancangan ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test. Skor

pre-test digunakan untuk menguji keseteraan

sampel yakni antara siswa kelompok A dengan siswa kelompok B. Hal tersebut didukung oleh pendapat Dantes (2012: 97) yang menyatakan bahwa pemberian

pre-test biasanya untuk mengukur ekuivalensi

atau penyetaraan kelompok. Desain pra eksperimen yang digunakan dalam

(5)

penelitian ini adalah desain prates-pascates kelompok statis (Sukmadinata, 2012 :209).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran eksperimen. Pada tahap persiapan penelitian langkah-langkah yang dilakukan yaitu, (1) menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyusun media dan sumber pembelajaran (alat peraga, LKS, silabus, dan kurikulum) yang nantinya digunakan selama pembelajaran pada kelompok A dan kelompok B, (3) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar pengetahuan PKn siswa (4) mengadakan validasi instrumen penelitian yakni tes hasil belajar PKn. Pada saat pelaksanaan penelitian langkah-langkah yang dilakukan yaitu; (1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia, (2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas pembanding, (3) melaksanakan pre- test untuk uji kesetaraan sampel, (4) melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kelompok A berupa pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru yang berupa pertanyaan langsung dan kelompok B yang diberi perlakuan berupa pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru yang berupa pertanyaan tidak langsung. Pada tahap akhir penelitian, langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan pos-test pada akhir penelitian, baik untuk kelompok A maupun kelompok B. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2014/2015. Gugus Pangeran Dipenogoro terdiri dari 7 sekolah yaitu SDN 1 Pemecutan, SDN 3 Pemecutan, SDN 7 Pemecutan, SDN 10 Pemecutan, SDN 11 Pemecutan, SDN 16 Pemecutan, SDN 17 Pemecutan

Sugiyono (2012: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling yaitu dengan mengacak kelas yang sudah ada pada populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmojo, 2002). Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas yang dipilih telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga

penelitian ini benar-benar

menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Setelah di acak sampel dalam populasi terlebih dahulu di uji kesetaraanya dengan uji-t. Kriteria pengujian, jika thitung >ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga kelompok tidak setara. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga kelompok setara. Berdasarkan hasil random, didapatkan dua sekolah dasar sebagai sampel, yaitu kelas IV A SDN 10 Pemecutan sebagai kelompok A dan kelas IV B SDN 10 Pemecutan sebagai kelompok B. Berdasarkan tabel pada kelompok A nilai χ2

tabelpada taraf signifikansi 5% (α = 0,95)

dan derajat kebebasan (dk=6-1=5) adalah 11,07 dan hasil analisis χ2

hitung = 3.997 sehingga χ2

tabel> χ2hitung , maka data berdistribusi normal sedangkan pada kelompok B nilai χ2tabel pada taraf signifikansi 5% (α = 0,95) dan derajat kebebasan (dk=6-1=5) adalah 11,07 dan hasil analisis χ2

hitung = 6.51 sehingga

χ2

tabel> χ2hitung, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk pembilang=39-1=38 dan dk penyebut=39-1=38) adalah 1,76 dan hasil analisis Fhitung=1,41, karena Fhit <Ftab maka data homogen. Karena data nilai ulangan umum kelompok A dan kelompok B berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan melakukan uji kesetaraan dengan uji-t. Berdasarkan nilai

ttabel pada taraf signifikan 5% dengan

(6)

2=71)adalah 1,76 dan hasil analisis thitung = 1.99, sehingga thitung<ttabel (1.76 < 1.99), yang menyatakan bahwa kedua kelas tersebut adalah setara. .Dengan demikian harga thitung <ttab yaitu 1,41<1,76sehingga h0 diterima. Kesimpulannya sampel dari kelas IV A SDN 10 pemecutan dan IVB SDN 10 Pemecutan setara, kemudian dari hasil random IVA SDN 10 Pemecutan sebagai Kelompok A yang mendapatkan perlakuan menggunakan pertanyaan langsung dan kelas IVA SDN 10 Pemecutan sebagai kelompok B yang mendapatkan perakuan pertanyaan tak langsung. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. Memiliki 2 dimensi yaitu pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung pada kelompok A dan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung diterapkan pada kelompok B. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV.

Definisi operasional variabel yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup model pembelajaran Pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung, pembelajran pendekatan saintifik ditinjau dari pertanyaan tak langsung dan hasil belajar PKn.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan karakteristik pertanyaan langsung adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati,

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan’ yang dalam proses pembelajarannya guru memberikan pertanyaan langsung yaitu pertanyaan yang ditujukan untuk mencari informasi dari subyek yang ditanya, biasanya bentuk pertanyaannya singkat dan memerlukan jawaban yang singkat pula.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan karakteristik pertanyaan tidak langsung adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan’. Dimanan dalam proses pembelajaran guru memberikan pertanyaan tidak langsung yaitu pertanyaan yang menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana jawaban pertanyaan itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.

Hasil belajar PKn yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu terjadinya perubahan perilaku yang diperlihatkan oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung yang mencakup aspek kognitif dan aspek afektif. Nilai aspek kognitif diperoleh dari tes hasil belajar atau

post – test yang diberikan pada akhir

perlakuan, baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan nilai afektif siswa diperoleh dari observasi keseharian siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran PKn.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar pengetahuan PKn adalah tes hasil belajar PKn. Sebelum digunakan, tes tersebut terlebih dahulu divalidasi secara teoritis dengan menyusun kisi-kisi soal dan dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya dilakukan validasi secara empirik dengan jumlah responden sebanyak 44 orang. Dari hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas,uji daya beda, indeks kesukaran dan uji reliabilitas diperoleh 33 butir tes yang dinyatakan layak digunakan dalam penelitian dari total 50 butir tes yang diujicobakan.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar pengetahuan

(7)

PKn dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu uji-t. Sebelum dilaksanakannya uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil belajar pengetahuan PKn siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya. Uji Normalitas sebaran data dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-kuadrat. Kriteria pengujian adalah jika x 2hitung< x 2tabel, maka Ho diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Uji Homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan varians antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.

Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji F. Kriteria pengujian, jika Fhit < Ftabel maka sampel homogen. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda mean (uji-t) dengan rumus separated varians. Rumus

separated varians digunakan apabila

jumlah anggota sampel sama dan varians homogen. Kriterianya jika harga thitung < ttabel, maka Ho diterima, dan jika harga thitung > ttabel maka Ho ditolak pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tak langsung siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat.” Skor hasil belajar IPS siswa kelas IVA SDN 10

Pemecutan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 91 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 48,5 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 42,5, rata-rata sebesar 77.69, dan median sebesar 79. Varian kelompok A sebesar 103.93 dan standar deviasi 7.62. Sedangkan rerata nilai Hasil belajar Pengetahuan PKn Siswa Kelompok B yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 88 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan skor terendah yang dicapai siswa adalah 45 dari skor yang mungkin dicapai 0, rentangan sebesar 43, rata-rata sebesar 74.44, modus 73 dan 82, dan median sebesar 76. Varian kelompok B sebesar 68.77 dan standar deviasi 8.29.

Sebelum dilakukan analisis data dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data kelompok A dan kelompok B.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar pengetahuan PKn siswa pada kelompok A diperoleh x2hit = 4.71 dan

pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh x2 tabel = x2

(α=0,05,5) = 11,07. Karena x2hit = 4,71 <

x2 tabel (α=0,05,5) = 11,07 maka H0

diterima. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan PKn pada kelompok A berdistribusi normal. Sedangkan data hasil belajar pengetahuan PKn siswa pada kelompok B diperoleh x2hit = 7.65 dan

pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh x2 tabel = x2

(α=0,05,5) = 11,07. Karena x2hit = 7.65 <

x2 tabel (α=0,05,5) = 11,07 maka H0

diterima. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan PKn pada kelompok A berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians untuk membuktikan

(8)

perbedaan yang terjadi pada kedua kelompok benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat adanya perbedaan individu dalam kelompok. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji F dari Havley diperoleh Fhitung = 1,18 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db pembilang = 38 dan db penyebut = 33 adalah

1,08

. Ini berarti Fhitung = 1,18 < Ftabel (31,31) = 1,76. Ini berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen.

Berdasarkan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji

homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dilakukan. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan rumus

separated varians. Hal tersebut

dikarenakan karena kelompok A dan kelompok B memiliki data yang homogen. Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan uji-t. pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Uji-t

Kelompok

x

s2 n thitung ttabel Kesimpulan

Kelompok A 77.68 103.93 39

0.30 1.99 thitung < ttabel

Kelompok B 74.44 113.65 34 H0 diterima

Uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dalam penelitian ini menggunakan rumus separated varian karena jumlah sampel pada kedua kelompok sama dan varian homogen (Koyan, 2004 : 24). Dari perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus separated varians diperoleh thitung = 0.30. Nilai ttabel dihitung dengan dk = n1 + n2 – 2, dk = 39 + 34 -2 = 72. Dari perhitungan di atas diperoleh ttabel = 1,99. Dengan demikian, thitung = 0.30 <

ttabel = 1,99. Dengan hasil tersebut maka

dapat dapat disimpulkan bahwa H0 yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tak langsung siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat.” Diterima. Hasil perhitungan uji hipotesis dibandingkan dengan nilai ttabel.. Nilai ttabel

yang diperoleh berdasarkan taraf signifikansi 5% adalah 1,99.

siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak

langsung hasil belajarnya tidak memiki perbedaan yang signifikan pada hasil belajar pengetahuan PKn. Hal ini disebabkan karena pertanyaan guru merupakan bagian kecil dari proses pembelajaran pendekatan saintifik, karena dalam pembelajaran ini siswa yang dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung pendapat Kurniasih (2014:30) “Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dalam penelitian ini juga tidak terdapat kelas kontrol sehingga keduanya sama-sama mendapatkan perlakuan hal ini menyebabkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar pengetahuan PKn antara kedua kelompok tersebut. Kedua kelompok menggunakan pendekatan saintifik yang melalui proses atau tahap-tahap pembelajaran yang sama. Hal ini didukung oleh pendapat Abidin (2013:127) yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik diorientasikan guna membina kemampuan siswa

memecahkan masalah melalui

(9)

menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu dalam pembelajaran yang memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah rancangan pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi strategi (pendekatan, model dan metode), tujuan, bahan ajar, media pembelajaran, serta evaluasi. Seperti pendapat Dick dan Carey (dalam Iru, 2012:5) yang menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Pertanyaan tidak signifikan mempengaruhi Hasil belajar PKn, karena keefektifan suatu strategi, atau suatu pendekatan juga dipengaruhi oleh motivasi belajar dari siswa Hal ini juga diperkuat penelitian Puspitasari(2013) “Motivasi belajar diprediksi sangat menentukan keefektifan, strategi pembelajaran yang digunakan.”

SIMPULAN DAN SARAN

Rerata hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui Pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung pada siswa kelas IVA SDN 10 Pemecutan Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai kelompok A sebesar 77.68, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 25.64%, di bawah rata-rata-rata-rata sebesar 43.59%, dan di atas rata-rata sebesar 30.76%. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A yang menerapkan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung termasuk kategori sangat baik sebanyak 34 siswa dengan persentase 87% dan kategori baik sebanyak 10 siswa dengan persentase 26%, dan cukup 3 siswa dengan peresentase 8%.

Rerata hasil belajar pengetahuan PKn siswa yang dibelajarkan melalui Pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung pada siswa kelas IVB SDN 10 Pemecutan Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai kelompok B sebesar 74.44, dengan persentase di sebesar sekitar rata-rata 29.41%, di bawah rata-rata sebesar 32.35%, dan di

atas rata-rata sebanyak 38.24%. hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok B yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan tidak langsung termasuk kategori sangat baik sebanyak 18 siswa dengan persentase 53% dan kategori baik sebanyak 12 siswa dengan persentase 35%, dan cukup 4 siswa dengan presentase 12%.

Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung = 0.30 dan ttabel = 1.99. Kedua nilai tersebut dibandingkan maka diperoleh thitung < ttabel (0.30<1.99). Dari perbandingan ini maka H0 diterima, yang artinya Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan langsung dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tak langsung siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Kecamatan Denpasar Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Pendekatan saintifik ditinjau dari pertanyaan guru terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Dipenogoro Denpasar Barat pada tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. (1) Bagi guru, penelitian menjadi acuan dalam meningkatkan kinerjanya dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada guru yang mengajar siswa kelas IV pada khususnya disarankan untuk mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan, model, dan metode yang mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan PKn siswa dapat digunakan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru, baik itu menggunakan pertanyaan langsung maupun tidak langsung karena kedua jenis pertanyaan tersebut membuat siswa berada pada kategori hasil belajar baik dan sangat

(10)

baik.(2) Bagi siswa, dengan diterapkannya Pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru, diharapkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran serta mampu membangun pengetahuannya sendiri untuk meningkatkan hasil belajar dalam pengembangan aspek kognitif yang dimiliki. (3) Kepada sekolah diharapkan Diharapkan sekolah melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai inovasi-inovasi pembelajaran kepada guru-guru dalam membelajarkan siswa dengan tujuan perubahan paradigma proses pembelajaran di sekolah yang menunjang kredibelitas menjadi sekolah yang unggul dan inovatif. (4) Bagi peneliti lain bahwa penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi karena telah menunjukan bahwa hasilnya tidak signifikan.

DAFTAR PUSTAKA Abaedillah&Rozak. 2012.

PendidikanKewarganegaraan:

Pancasila, Demokrasi, HAM,

dan MasyarakatMadani. Jakarta:

Kencana. Agung,A.A.Gede.2010.Penelitian Tindakan Kelas.Singaraja: UniversitasPendidikanGanesha. ---.2011.ProsedurPenelitianSuatuPen

dekatan Praktek. Singaraja:

UniversitasPendidikanGanesha. Arikunto, Suharsimi. 2010.Manajemen

Penelitian.Jakarta:RinekaCipta.

Asril, Zainal.2013.MICRO TEACHING

Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan.Depok:

Rajawali Pers

Badan PSDMPK-PMP. 2014.

MateriPelatihan Guru

ImplementasiKurikulum 2013.

Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Daryanto. 2014. Pendekatan

pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Faisal, Sanafiah. 1981. Dasar dan Teknik

Menyusun Angket. Surabaya:

Usaha Nasional

Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012.

Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-model Pembelajaran . Yogyakarta : Multi

Presindo

Jihad, Asep dan Abdul Haris.2013.

Evaluasi Pembelajaran.

Yogyakarta: Multi Persindo Kosasih. 2014. StrategiBelajardanPembelajaran. Bandung :YramaWidya Koyan. 2011. AsesmendalamPendidikan. Singaraja: UniversitasPendidikanGaneshaPre ss

.Kunandar.2013. Penilaian Autentik

(Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Kurniasih, ImasdanSani, Berlin. 2014.

Suksesmengimplementasikankurik ulum 2013. Kata Pena.

Majid, Abdul. 2014.

PembelajaranTematikTerpadu.

Bandung: RemajaRosdakarya

Peraturan Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.2013.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81a Tahun 2013.2013. Jakarta: Kementrian

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai kentuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa