3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1. Skema Berpikir Latar Belakang :
Tidak adanya fasilitas gedung konser di Surabaya Musik klasik yang mulai digemari
Image musik klasik yang erat dengan orang dewasa Judul
“Gedung Konser Musik Bertema Air di Surabaya” Program Ruang
Edukasi, Informasi, dan Pementasan
Bangunan sebagai sarana informasi, edukasi dan tempat pertunjukan untuk publik
Bagaimana menciptakan sebuah desain yang mampu menarik semua kalangan usia dan mampu mengenalkan musik klasik pada semua kalangan tersebut.
Masalah desain
PENDEKATAN SIMBOLIS Metafora
3.2 Program Kebutuhan Ruang
Adapun ruang-ruang yang direncanakan dalam Fasilitas Pengenalan dan Pengembangan Musik Gerejawi secara garis besar sebagai berikut :
3.2.1 Fasilitas Umum - Entrance - Perpustakaan - Concert Hall 3.2.2 Fasilitas Administrasi - Kantor Pengelola 3.2.3 Fasilitas Pendidikan - Tempat Kursus - Studio Musik 3.2.4 Fasilitas Pendukung - Restoran
- Toko buku dan kaset - Kafe
Program ruang
- EDUKASI
- INFORMASI- PENGEMBANGAN
- Kursus vocal, Kursus Alat Musik, - Studio Latihan, Musik Suite, Seminar - Perpustakaan musik
- Galeri Musik - Ruang Konser - Ruang Recital
3.2.5 Fasilitas Servis
- Loading dock - Parkiran
- Mekanikal dan elektrikal
3.2.6 Fasilitas Ruang Terbuka
- Dermaga
- Night Outdoor Stage - Tempat Duduk Terbuka - Area piknik keluarga
3.3 Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang dipakai dalam perancangan arsitektur Gedung Konser Bertema Air di Surabaya adalah pendekatan Metafora dimana ingin menghadirkan suatu bangunan yang keseluruhannya mencerminkan hubungan musik dengan air.
3.4 Design Intention
3.4.1 Konsep Urban
Melihat kondisi tapak yang ada dimana terletak diantara kawasan jasa dan kawasan perumahan, tapak dikelilingi oleh danau dan jalan sehingga site bisa terlihat dari segala arah, serta cuma ada 1 jalan keluar masuk. Pada pagi hari lokasi ini dijadikan sebagai tempat warga perumahan sekitar untuk jalan pagi, bermain bersama keluarga, juga bersepeda, sehingga pada tapak ini dibuat banyak jalan setapak dengan menikmati pemandangan danau untuk jalan pagi, dan lokasi area parkir bisa digunakan untuk sekedar bermain bulutangkis dan permainan lainnya. Potensi pada danau dijadikan sebagai sarana transportasi atau permainan sepeda air. Sehingga terbentuk ruang-ruang yang dibutuhkan seperti ruang luar bersama dimana pada area ini masyarakat dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu juga terdapat teknologi air yaitu water labyrinth yang berfungsi mengajak bermain anak-anak, water pavilion way yang dapat memproyeksikan kata-kata dari air sebagai pembuka untuk masuk ke dalam lokasi ini . Peletakan area makan yang mudah diakses oleh masyarakat sehingga tapak menjadi ramai dan lingkungan sekitar menjadi hidup, masyarakat banyak yang berkunjung kedalam bangunan dan bangunan bisa hidup walaupun tak ada kegiatan.
Berikut adalah implementasi dari konsep urban :
Gambar 3.2. Site plan
Plasa yang terletak di perempatan jalan dibuat besar untuk mengundang pejalan kaki untuk masuk ke dalam site. plasa ini juga berfungsi sebagai publik space dimana bisa duduk bersantai menikmati lingkungan sekitar dari site.
Water Labyrinth –Water Paviliun Way – Area ini bisa dibilang sebagai area pembuka dan area bermain, karena teknologi air yang dipakai bisa memproyeksikan gambar maupun kata-kata yang bisa mengundang orang untuk masuk.
Area parkir bisa difungsikan sebagai tempat bermain terbuka sebagai tempat bermain bulutangkis, senam pagi.
Dermaga sepeda air dan perahu sebagai salah satu sarana permainan dan transportasi didalam tapak .
Fasilitas-fasilitas penunjang bangunan : 1. Water Pavilion Way – Labyrinth – Resto
Gambar 3.3 Water Pavilion Restaurant
Teknologi air yang dapat memproyeksikan kata / gambar, dan merespon setiap gerakan yang di lakukan oleh orang sekitar dengan menggunakan sensor, teknologi ini dipakai untuk menarik anak-anak untuk bermain, sebagai suatu
pembuka bagi orang-orang yang memasuki dan meninggalkan gedung konser ini , dengan teknologi ini, dunia arsitektur semakin berkembang karena teknologi ini meniadakan dinding bangunan yang biasanya massive menjadi sebuah dinding yang fleksibel karena terbuat dari air.
2. Night Outdoor Show
Gambar 3.4. Night Outdoor Stage
Pertunjukkan musik klasik yang diletakkan di luar bangunan yang hanya berfungsi pada malam hari, dimana disediakan tempat duduk outdoor untuk pentonton, pada malam hari pertunjukkan ini juga dilengkapi dengan pertunjukkan air mancur.
3. Outdoor Gazebo Café
Gambar 3.6 Outdoor Gazebo Cafe
Cafe-cafe Outdoor ini diletakkan di zona yang lebih privat dimana tempat ini dilokasikan untuk remaja-remaja yang pada zaman sekarang ini menyenangi minum-minum di café . Dengan pembatas pohon-pohon dan diterangi lilin-lilin, tempat ini sangat cocok untuk suasana romantis pada waktu malam, ataupun siang sambil melihat perahu-perahu dan sepeda air.
3.4.2 Konsep Bangunan
Sesuai dengan judulnya Gedung Konser Bertema Air di Surabaya, konsep bangunan ini diambil dari hubungan musik dengan air, yang dalam penerapannya, hubungan musik dengan air itu dikategorikan menjadi 3 yaitu: 1. Air sebagai Instrumen musik
2. Air sebagai background/inspirasi dalam musik. 3. Air sebagai tempat pertunjukan musik.
3.4.2.1 Air sebagai Instrumen Musik
Air ternyata bisa menjadi sebuah instrumen musik , contohnya sebagai berikut :
1. Water Organ 2. Water Drum 3. Hydraulophones
Gambar 3.7 Air sebagai instrumen musik
3.4.2.2 Air sebagai Background atau Inspirasi dalam Musik
Beberapa komponis musik terkenal ternyata memakai air sebagai bagian dari musiknya, contohnya: Ludwig Van Beethoven dimana dia memakai air sebagai bagian lagunya pada musiknya yang berjudul Symphony number 6movement4”Thunderstorm”
Gambar 3.8 Air sebagai inspirasi dalam musik
3.4.2.3 Air sebagai tempat Pertunjukan Musik
Air sebagai tempat pertunjukan musik bisa dilihat dengan contoh Venesia dimana, musik-musik dinyanyikan ketika sang pendayung sedang mengantar orang dengan kapalnya, dan juga seorang composer terkenal George Frederic Handel mempersembahkan suatu konser diatas kapal di sungai Thames untuk raja George I .
3.4.3 Transformasi Bentuk Aplikasi Konsep
1. Dengan pendalaman akustik ruang konser, bentuk denah ruang konser didesain dengan dinding yang tidak sejajar pada bagian depan untuk menghindari flutter dan bagian belakang dibuat sejajar untuk pantulan, didapatkan sebuah bentukan dalam concert hall ini.
Gambar 3.10 Transformasi bentuk pertama.
2. Kondisi eksisting tapak yang dikelilingi oleh jalan dan danau menyebabkan tapak bisa dilihat dari segala arah, sehingga diambil sebuah bentukan yang mempunyai view dari segala arah.
Gambar 3.11. Transformasi bentuk kedua.
3. Berdasarkan konsep air sebagai instrumen musik, bentukan berubah menjadi melengkung, diambil dari salah satu bentukan alat musik dari air, hydraulophones
4. Berdasarkan konsep air sebagai tempat pertunjukan musik, dimana musik dimainkan diatas sebuah kapal. Bentukan berubah menjadi memanjang dan menyerupai sebuah kapal.
Gambar 3.13. Transformasi bentuk keempat.
5. Berdasarkan daerah Citraland yang disebut sebagai Singapore of Surabaya, maka fasade yang diambil mengikuti bentukan salah satu concert hall di Singapore yaitu Esplanade.
Gambar 3.14. Transformasi bentuk kelima.
3.5 Pendalaman Akustik
Fungsi bangunan Gedung Konser bertema Air di Surabaya ini mengutamakan kondisi akustik dimana kualitas bunyi suara dalam ruang sangat diperhatikan maka dari pada itu pendalaman yang digunakan adalah pendalaman akustik.
3.5.1 Ruang Konser 3.5.1.1 Bentuk Denah
Bentuk denah ruang konser didesain dengan dinding yang tidak sejajar pada bagian depan untuk menghindari flutter dan bagian belakang dibuat sejajar untuk pantulan. Pada bagian dinding bagian depan panggung diberi bahan yang dapat memantukkan suara, dimana panggung ini didisain untuk pementasan solo sampai paduan suara yang tidak boleh menggunakan pengeras suara sama sekali. Untuk dinding penonton menggunakan bahan yang dapat memantukan dan menyerap suara dimana pada bagian-bagian tertentu ada yang membutuhkan pantulan suara ada yang membutuhkan penyerapan suara.
Gambar 3.16. Denah lantai 2
3.5.1.2 Lantai dan Langit-langit
Gambar 3.18. Potongan Bangunan
Pada bagian plafon digunakan bahan yang memantulkan suara, plafon didisain dengan bentukan melengkung agar menghasilkan kualitas pantulan suara yang merata. Pada lantai digunakan bahan yang menyerap suara agar tidak terjadi pemantulan suara yang berlebihan. .digunakan untuk langit langit adalah bahan yang memantulkan suara agar suara dapat dipantulkan ke penonton.
3.5.1.3 Tata Visual
Tata visual dari penonton ke panggung merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan agar penonton dapat melihat pementasan secara nyaman tanpa terhalang oleh kepala penonton yang berada di bawahya. Sudut pandang vertikal maksimum dari balkon menuju panggung adalah 350. Titik mata penonton diarahkan dibagian bawah penyanyi mengingat pada saat saat tertetu penyanyi menggunakan koreografi atau pun tarian yang menyentuh lantai panggung yang tingginya sekitar 1 meter dari penonton.
Gambar 3.19. Potongan bangunan untuk perencanaan tata visual
3.5.1.4 Penundaan Waktu dan Waktu Dengung (RT)
Gema yang berlebihan dapat mengakibatkan kualitas bunyi dalam ruangan menjadi buruk oleh karena itu sesuai dengan referensi yang diperoleh untuk sebuah ruang konser jarak pantulan yang baik untuk musik adalah kurang dari 8.5 meter.
Jarak Pantulan, diambil dari jarak kemungkinan terjauh antara suara pantulan dan langsung : J1 + J2 = 5.5 + 8, = 13,5 J3 = 5 Beda : 8,50 J4 + J5 = 6,3 + 9,6 = 15,9 J6 = 8 Beda : 7,9 J7 + J8 = 7,6 + 13,8 = 21,4 J9 = 16.5 Beda : 4.9
Perhitungan Waktu Dengung (RT) Ruang Konser
3.6 Sistem Struktur
Pemilihan sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem spaceframe geometrik segitiga.
Pemilihan struktur space frame ini dipilih karena pertimbangan-pertimbangan, 1. Ringan, kaku, kuat
2. Fleksibel
3. Pemasangan cepat dengan bentukan menarik 4. Diolah presisi dengan teknologi canggih.
Gambar 3.20. Aksono Struktur
Bahan penutup atap : Celotex
3.7 Sistem Utilitas
3.7.1 Sistem Air Bersih, Kotor dan Kotoran
Gambar 3.21. Skema Sistem Air Kotor dan Kotoran
Gambar 3.22. Utilitas bangunan. PDAM Meteran Tandon Bawah Pompa WC/Kamar Mandi/Dapur WC/Kamar
3.7.2 Sistem Pembuangan Air Hujan
Gambar 3.23. Skema Sistem Pembuangan Sampah
Skema 3.24. Pembuangan air hujan dan sampah.
3.7.3. Sistem Jaringan Listrik dan AC
3.25. Skema Jaringan Listrik
Gambar 3.26. Skema Sistem AC Talang Horizontal
dan Vertikal Bak Kontrol
Bak Penampungan Air Hujan Menyiram Tanaman PLN Gardu PLN Meteran Automatic Transfer Switch Trafo Genset Panel Sampah Shaft Vertikal Bak Sampah Mesin AC VRV Shaft Vertikal
Indoor unit tiap ruangan