• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Mencegah Terjadinya Kontaminasi Terhadap Penanganan Muatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya Mencegah Terjadinya Kontaminasi Terhadap Penanganan Muatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Mencegah Terjadinya Kontaminasi Terhadap Penanganan Muatan

Euis Antika1, Rochanda2, Eri J. Lesmana2, Selly Marcelina3 1,2,3 AKMI Suaka Bahari Cirebon

euis.antika@akmicirebon.ac.id

ABSTRACT

Indonesia is a developing country consisting of islands and has a large investment value related to natural resources, both produced at sea or on land, thus the sea transportation sector facilities are very important in supporting smooth transportation. Then the operation of the ship, the professionalism and loyalty of the crew is very influential, especially in completing the loading and unloading, and to prevent oil contamination from the rest of the oil so that it will reduce the quality of the oil. For this reason, competent and responsive nuns and subordinates are needed to be able to carry out loading and unloading well, thus the possibility of losses can be avoided. Then the failure of the loading and unloading process on the product oil load is also caused by the tank's poor quality and not in accordance with the specified standards seen from the results of the Wall Wash Test conducted by the Surveyor and Loading Master. Another factor is the lack of cooperation among crew members. This often happens because the conditions on the ship are not harmonious. The efforts made to prevent contamination are cleaning tanks and pipes until they are completely clean, caring for the sampling equipment properly, and increasing the accuracy of the crew in handling cargo contamination. This research is a type of descriptive research. In this study the authors used several data collection techniques with interviews, observations, and documentary studies to collect data.

Keywords : Contamination of Cargo, Cargo Handling, Loading and Unloading Processes

ABSTRAK

Indonesia adalah negara berkembang yang terdiri dari kepulauan dan mempunyai nilai investasi besar terkait sumber daya alam, baik yang dihasilkan di laut atau di darat, dengan demikian sarana sektor perhubungan laut menjadi sangat penting dalam menunjang kelancaran pengangkutan. Kemudian pengoperasian kapal, keprofesionalan dan loyalitas awak kapal sangatlah berpengaruh terutama dalam menyelesaikan pelaksanaan muat dan bongkar muatan, serta mencegah agar tidak terjadi kontaminasi minyak oleh sisa-sisa minyak lain sehingga akan menurunkan kualitas minyak tersebut. Untuk itu diperlukan mualim-mualim dan anak buah yang cakap dan tanggap untuk dapat melaksanakan pemuatan dan pembongkaran dengan baik, dengan demikian kemungkinan kerugian yang terjadi dapat dihindari. Kemudian kegagalan proses muat dan bongkar pada muatan minyak produk juga disebabkan oleh karena kualitas tanki yang kurang baik dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan dilihat dari hasil Wall Wash Test yang dilakukan oleh Surveyor dan Loading Master. Faktor lainnya yang adalah kurangnya kerjasama anak buah kapal. Hal ini sering terjadi karena kondisi di atas kapal tidak harmonis. Adapun upaya yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi yaitu Cleaning tanki dan pipa-pipa sampai benar-benar bersih, Merawat alat pengambilan sampel dengan baik, dan Menambah ketelitian awak kapal dalam penanganan kontaminasi muatan. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan Wawancara, Observasi, dan studi dokumenter untuk mengumpulkan data.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara berkembang yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang mempunyai nilai investasi besar terkait sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi, baik yang dihasilkan di laut atau di darat, dengan demikian sarana sektor perhubungan laut menjadi sangat penting dalam menunjang kelancaran pengangkutan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini kapal tanker merupakan salah satu sarana transportasi angkutan laut yang merupakan alat untuk mengangkut muatan cair tersebut. Dalam pengoperasian kapal tanker keprofesionalan dan loyalitas awak kapal sangatlah berpengaruh terutama dalam menyelesaikan pelaksanaan muat dan bongkar muatan minyak, serta mencegah agar tidak terjadi kontaminasi minyak oleh sisa-sisa minyak lain sehingga akan menurunkan kualitas minyak tersebut. Untuk itu di atas kapal tanker harus diperlukan mualim-mualim dan anak buah yang cakap dan tanggap untuk dapat melaksanakan pemuatan dan pembongkaran dengan baik agar tetap menjaga mutu serta kondisi yang diinginkan dengan demikian kemungkinan kerugian yang terjadi dapat dihindari.

METODE

Penelitian yang dipakai untuk menulis tugas akhir ini adalah jenis penelitian deskriptif. Menurut Margono dalam buku “metodologi penelitian pendidikan” (1996 ; 8), penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis sehingga dalam skripsi ini penulis berusaha menyajikan data-data yang didapatkan selama melakukan penelitian di MT. PATRA TANKER I.

Metode Pengumpulan Data Menurut Ridwan (2003:51), Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan nyata. Untuk memperoleh data-data tersebut, antara lain wawancara, observasi, dan kepustakaan. Masing-masing data-data memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Karena itu lebih baik Mempergunakan suatu pengumpulan data lebih dari satu, sehingga semua dapat saling melengkapi satu sama lain untuk menuju kesempurnaan skripsi ini. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan Wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Kemudian studi Dokumenter untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis , seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian, dan selanjutnya dengan Metode Analisa Data dengan cara menganalisa data - data yang diperoleh dari hasil penelitian.

LANDASAN TEORI

IMO (2002:405), kapal tanker minyak adalah kapal yang dibangun atau dibuat terutama untuk mengangkut muatan minyak curah dalam ruang muatannya, termasuk pengangkutan gabungan dan kapal product tanker seperti dijelaskan oleh ANNEX II MARPOL 73/78, apabila kapal mengangkut muatan atau bagian dari muatan minyak secara curah.

Melaksanakan kegiatan muat dan bongkar di atas kapal tidak terlepas dari dukungan alat-alat dan anak buah kapal juga kondisi kapal yang akan dioperasikan. Untuk itu dengan mengetahui data-data kapal yang terdapat pada Ship Particular maka dapatlah diketahui bagaimana pelaksanaan muat dan bongkar minyak produk, serta keselamatan kapal dan operasionalnya perlu kiranya diketahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum muat dan bongkar minyak produk di atas kapal tanker. Pembagian muatan pada tiap-tiap tanki harus diatur sedemikian rupa sehingga pembagian muatan yang akan dimuat pada tiap-tiap tanki sesuai dengan prosedur pemuatan yang benar dan tidak merusak bangunan kapal.

Dalam bukunya Istopo (1999:1), mengemukakan tentang prinsip-prinsip utama penanganan muatan kapal adalah :

1. Melindungi kapal

2. Melindungi muatan agar tidak rusak saat dimuat, selama berada di kapal, dan selama pembongkaran di pelabuhan tujuan.

(3)

3. Melindungi awak kapal dan buruh dari bahaya prosedur keselamatan pemuatan dan pembongkaran yang kurang benar.

4. Pemanfaatan ruang muat secara maksimal

5. Mengatur agar muat dan bongkar dilaksanakan secara cepat, aman dan sistematis.

Sedangkan untuk mencegah kegagalan proses pemuatan dan pembongkaran yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan maka anak buah kapal harus bekerja secara profesional dan secara tim karena tanpa kerjasama yang baik proses muat dan bongkar tidak dapat berjalan lancar meskipun peralatan yang digunakan sudah canggih dan modern.

Kegagalan proses muat dan bongkar pada muatan minyak produk juga disebabkan oleh karena kualitas tanki yang kurang baik dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh masing-masing terminal dilihat dari hasil Wall Wash Test yang dilakukan oleh Surveyor dan Loading Master. Apabila Surveyor sudah melakukan pengetesan tanki atau yang disebut dengan Wall Wash Test maka pihak Surveyor dan Loading Master yang berhak menentukan standar dari kualitas tanki yang diperbolehkan untuk memuat muatan minyak produk di terminal tersebut.

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan proses muat dan bongkar adalah kurangnya kerjasama anak buah kapal. Karena tanpa adanya kerjasama anak buah kapal maka akan timbul sifat individu sehingga bila terjadi hal-hal yang mencurigakan anak buah kapal yang tidak sedang bekerja akan acuh dan tidak mau menanganinya sehingga dapat timbul masalah. Hal ini sering terjadi karena kondisi di atas kapal tidak harmonis. Setiap melakukan proses muat dan bongkar anak buah kapal harus melaksanakannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Proses muat dan bongkar dimulai dari persiapan tanki sebelum dimuati kembali, disini mualim satu memberikan perintah kepada Boastwain agar memimpin anak buahnya untuk melakukan pembersihan tanki. Pembersihan tanki harus dikerjakan secara teliti biasanya memakan waktu sekitar 1-2 hari, karena stamina anak buah kapal sudah lelah kadang-kadang dalam penyemprotan tanki dengan air laut panas yang seharusnya 1-1.5 jam tiap tanki hanya dilakukan 45 menit saja sehingga hasilnya tidak memuaskan.

Pada proses pemuatan kita harus melakukannya sesuai dengan prosedur pemuatan yang baik dan benar karena tanpa prosedur yang benar dapat mempengaruhi bentuk bangunan kapal. Bila hal ini tidak dipenuhi maka bentuk bangunan kapal akan berubah bentuk menjadi Hogging ataupun Sagging.

Penanganan muatan yang berbeda harus disosialisasikan dengan seluruh crew kapal dalam penanganan muatan ini terdapat kendala yang menghambat antara lain:

1. Kurangnya peralatan

2. Kurangnya keterampilan crew 3. Kurangnya ketelitian

Kendala diatas dapat kita tangani dengan cara. 1. Menambah kualitas kerja

2. Menambah peralatan yang memadai

3. Menambah ketelitian dalam menangani muatan

Jadi setelah penanganan muatan dilakukan secara baik, maka kontaminasi muatan tidak akan terjadi.

B. Pengertian

1. IMO : International Maritime Organization adalah badan organisasi maritim internasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2. ISGOTT : International Safety Guide For Oil Tanker And Terminal, merupakan referensi standar atas keselamatan operasi kerja kapal tanker dan terminal.

3. OCIMF : Oil Companies International Marine Forum, merupakan asosiasi perusahaan minyak yang peduli terhadap keselamatan dan pengoperasian kapal terhadap pencemaran lingkungan hidup.

4. MARPOL : Marine Pollution, merupakan konvensi mengenai peraturan pencegahan pencemaran di lingkungan maritim.

5. Terminal : Tempat dimana kapal tanker sandar di jetty atau tambat buoy untuk tujuan memuat atau membongkar muatan dari terminal atau dari kapal.

(4)

6. Ullage : Ruang kosong di atas cairan dalam tanki, atau tinggi ruang kosong dalam tanki yang diukur dari permukaan minyak sampai permukaan tanki.

7. Check List : Merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh kapal atau terminal untuk menjamin keselamatan kapal, terminal dan orang-orang yang terlibat serta lingkungan di laut.

8. Reducer : Alat yang digunakan untuk menyambung antaramanifold kapal dengan selang darat, bila terdapat perbedaan diameter ukurannya.

9. Manhole : Lubang yang berada di atas tiap-tiap tanki muatan mempunyai diameter 1 meter, sehingga lubang ini memungkinkan untuk digunakan sebagai jalan masuk ke tanki.

10. Deck Seal : Lubang kecil dengan diameter kurang lebih 50 cm yang terdapat di atas tanki-tanki muatan. lubang ini digunakan untuk memasukkan butterworth atau alat penyemprot pada waktu pembersihan tanki. 11. Perwira : Para awak kapal yang tercantum sebagai perwira dalam Sijil Anak Buah

Kapal (suatu buku yang merupakan daftar dari anak buah kapal lengkap dengan catatan-catatan pribadi anak buah kapal dan disyahkan oleh Syahbandar).

12. Manifold : Merupakan ujung dari pipa muatan atau cargo line utama, dimana ujung dari pipa ini digunakan sebagai sambungan dari pipa darat untuk kegiatan bongkar muat.

13. Stripping : Suatu proses pengeringan tanki muatan dari sisa minyak dimana hal tersebut dilakukan karena pompa kargo sudah tidak bisa lagi menghisap cairan tersebut.

14. Blower : Alat yang digunakan untuk memasukkan udara segar ke dalam tanki muatan sebelum dilakukan pengecekan di dalam tanki.

15. Sadel : Alat penopang dari butterworth yang diletakkan di atas deck seal. Alat ini juga digunakan untuk mengunci serta mengatur panjang pendeknya selang yang digunakan pada butterworth sewaktu penyemprotan tanki. 16. API : Suatu ketetapan yang digunakan dalam perhitungan muatan khususnya

minyak

17. Volatile : Suatu zat yang mudah menguap.

18. Viscosity : Kandungan atau kekentalan suatu zat cair.

19. Bellmouth : Suatu cekungan yang terdapat di dasar tanki biasanya terletak di pojok atau sudut dasar tanki muatan dimana disitu terletak ujung-ujung pipa penghisap dari pipa cargo dan stripping.

20. PV Valve : Singkatan dari Pressure Vacum Valve, yaitu merupakan pipa-pipa yang tegak di atas dek dengan ujungnya menggunakan non return valve (kran satu arah) yang berfungsi untuk mengatur tekanan di dalam tanki muatan dengan cara membuang atau menghisap udara luar. Hal ini sangat penting diperhatikan terutama pada saat muat dan bongkar 21. Butterworth : Alat yang digunakan untuk membersihkan tanki minyak dengan

menggunakan penyemprot air panas ± 72 ºC dan tekanan 13 atm, melalui pipa yang bergaris tengah 2,5 cm yang bergerak berdasarkan sistem segner. Pipa penyemprot berputar keliling poros tegak sehingga semua bagian tanki akan bersih, meskipun merek jenis mesin ini bermacam-macam namun karena yang mereka kenal pertama kali adalah merek butterworth maka alat pembersih tanki lazim disebut butterworth. [Istopo (1999 : 148)

22. Awak kapal : Semua orang yang berada di kapal dan melakukan dinas di kapal, misalnya Nakhoda, perwira atau bawahan yang tercantum dalam Sijil Anak Buah Kapal dan telah menandatangani Perjanjian Kerja Laut. 23. Slop Tank : Suatu tanki di kapal yang biasanya lebih kecil dari tanki muatan. Tanki

(5)

pembersihan tanki, atau untuk menampung minyak-minyak kotor yang tidak dapat dibuang ke laut karena dapat menyebabkan pencemaran laut. 24. Gas Freeing : Suatu proses yang dilakukan untuk membuat tanki muatan bebas dari gas-gas beracun yang berbahaya. Gas freeing dapat dilakukan dengan memberikan ventilasi atau peranginan yang baik ke dalam tanki muatan. Hal ini dilakukan dengan maksud memberikan sirkulasi udara yang cukup sehingga terdapat kandungan oksigen yang bersih dan tidak mengandung zat berbahaya.

25. Loading Arm : Pipa darat yang digerakkan secara hidrolik yang dihubungkan dengan manifold di kapal.

26. Gas Indicator : Alat yang digunakan untuk mendeteksi kandungan gas atau uap sebelum dilakukan pengecekan di dalam tanki.

27. Oxygenmeter : Suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengetahui kadar oksigen yang terdapat dalam tanki atau ruang tertutup lainnya.

28. CCR : Cargo Control Room, merupakan suatu tempat untuk mengoperasikan muat dan bongkar muatan pada kapal tanker. Jadi proses muat dan bongkar di dalam tanki dikendalikan di ruangan ini.

29. Stevedor : Pelaksanaan penyusun rencana dan pengendalian kegiatan bongkar muat di atas kapal.

30. Cleaning : Pekerjaan membersihkan palka kapal. 31. Load Line : Garis batas maksimum kapal dapat dimuat. 32. Loading Vessel : Kapal yang mengangkut barang yang dimuatt 33. Hull : Tubuh kapal beserta permesinan.

34. Consigne : Pemilik barang.

35. Bunker : Bahan bakar minyak yang dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin kapal atau generator.

36. ISO : Organisasi Standard Mutu Internasional.

37. MFO : Marine Fuel Oil, bahan bakar laut dengan putaran rendah.

38. HSD : High Speed Diesel, bahan bakar minyak solar atau diesel untuk mesin diesel dengan kecepatan tinggi diatas 1000 RPM.

39. LD : Loaded Displacement, berat kapal dan beserta muatannya pada sarat kapal maksimum yang diperkenankan oleh peraturan.

40. VSP : Value of Service Principle, prinsip penetapan tariff angkutan berdasarkan tinggi rendahnya manfaat jasa angkutan untuk komoditi tertentu.

41. VLCC : Very Large Crude Carrier, kapal angkut minyak kapasitas besar, bobot mati antara 100.000 ton sampai dengan 350.000 ton.

42. ULCC : Ultra Large Crude Carrier, kapal angkut minyak kapasitas besar , bobot mati antara 350.000 ton sampai dengan 550.000 ton.

43. Veem : Usaha penyelenggaraan muatan sebelum dan sesudah pengapalan. 44. Aframax : Sebuah kapal tanker yang memuat minyak dengan berat mati 75.000

ton sampai dengan 115.000 ton. Ukuran statistic ini digunakan untuk menjaga stabilitas ukuran dari “Aframax Tanker”.

45. Alongside : Berada di samping kapal, dermaga, atau tembok pelindung pelabuhan. 46. BALLAST : Pemberat pada kapal yang biasanya digunakan oleh kapal-kapal

pengangkut. Sehingga kapal tidak kehilangan keseimbangan saat melaju tanpa muatan.

PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kontaminasi.

a. Karena adanya miss communication antara crew maupun dengan pihak pelabuhan yang mengakibatkan kesalahan dalam melakukan loading ataupun discharge.

(6)

b. Kelalaian dari pihak darat / pelabuhan karena hose connect bermasalah atau Valve dari pihak pelabuhan tidak sesuai dengang rade muatan

c. Valve dari pihak pelabuhan yang belum dicoba sebelum dilakukannya pemuatan dan pembongkaran / ditest sebelum melakukan muat ataupun bongkar.

d. Pihak darat kadang ada anggota baru yang terkadang lalai dalam tugasnya karena belum adanya pengalaman, dan juga pihak kapal pun demikian adanya, crew yang lama digantikan oleh crew baru pasti harus menyesuaikan dahulu dengan keadaan kapal maka setidaknya harus lebih ekstra hati-hati karena menyangkut keamaan dalam proses pemuatan ataupun pembongkaran muatan kapal.

e. Human Error yang disebabkan kelalaian oleh pihak kapal atau pihak pelabuhan yang kuranga dan ya kedisiplinan maka terjadinya kesalahan pada saat melakukan pembongkaran muatan ataupun pemuatan yang akan mengakibatkan bercampurnya muatan yang seharusnya tidak boleh dicampur, hal seperti ini kadang terjadi dibeberapa kapal dan harus benar-benar diperhatikan agar pada saat pemuatan ataupun pembongkaran berjalan lancer karena adanya rasa tanggung jawab dan disiplin dari pihak kapal ataupun pihak pelabuhan itu sendiri.

f. Suction Valve Kapal yang tidak kedap dapat membahayakan pihak kapal maupun pihak darat karena jika Suction Valve kapal tidak kedap maka, otomatis secara tidak langsung muatan dikapal akan tercampur dengan muatan lain dan akan merugikan perusahaan itu sendiri.

g. Kesiapan dari pihak darat sebelum kapal mulai sandar dipelabuhan harus benarbenar matang, karena pada saat kapal sudah mulai sandar, pihak darat harus sudah stand by karena pihak kapal tidak boleh berlama-lama dipelabuhan sebabakan merugikan pihak perusahaan itu sendiri jika sampai sandar terlalu lama dipelabuhan itu sendiri.

h. Keadaan Kapal yang sudah tidak berfungsi dengan optimal lagi akan merugikan awak kapal / crew kapal karena akan membuat crew susah payah bekerja dengan maksimal atau ekstra untuk melakukan persiapan pemuatan ataupun pembongkaran muatan dan terkadang ada kerusakan tiba-tiba yang harus langsung diperbaiki saat itu juga untuk kelancaran proses bongkar muat tersebut.

i. Karena kekurangannya perlengkapan diatas kapal untuk mencegah kontaminasi ataupun untuk menanggulanginya yaitu peralatan bosun yang kurang lengkap diatas kapal seperti kunci pipa,kunci L, dll.

j. Kesiapan yang kurang dari crew kapal yaitu pada saat kapal tiba-tiba disuruh untuk segera sandar dipelabuhan, karena hal tersebut membuat seseorang akan lalai dalam tanggung jawabnya dan akan membahayakan muatan bahkan membahayakan pihak crew kapal itu sendiri.

2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi :

a. Selalu berkomunikasi dengan baik antara pihak kapal dengan pihak pelabuhan agar tidak terjadinya miss communication karena pada saat kapal akan mulai sandar semua kegiatan akan terus berlangsung tanpa henti sampai pemuatan dan pembongkaran selesai jadi pada saat kapal mulai sampai dipelabuhan maka harus selalu berkomunikasi antara pihak kapal dengan pihak pelabuhan.

b. Selalu disiplin dan selalu focus saat kegiatan memuat atau bongkar antara pihak kapal maupun pihak pelabuhan karena disiplin itu penting agar tidak terjadinya kesalahan atau setidaknya mengurangi kesalahan dalam bekerja diatas kapal atau dipelabuhan serta harus selalu focus dalam keadaan apapun ,jangan panic jika terjadi kesalahan harus secepat segera mungkin untuk memperbaikinya.

c. Ketika Suction Valve tidak kedap segera memberitahukan pihak perusahaan agar dilakukan upaya perbaikan atau pada saat akan memulai bongkar maupun memuat dicek kembali apakah semuanya dalam keadaan baik atau tidak jika memang pihak kapal ataupun pihak darat mengalami masalah tersebut dan tidak dapat memperbaikinya alangkah baiknya tidak melanjutkan proses bongkar muat tersebut ataupun menunda dahulu semua kegiatan tersebut dan menunggu dari pihak perusahaan agar dapat mengirimkan sesorang teknisi untuk segera memperbaiki masalah tersebut dan dapat melanjutkan kembali proses pemuatan dan pembongkaran diatas kapal.

d. Karena kondisi kapal yang kurang optimal maka pada saat akan melakukan pembongkaran muatan atau pemuatan, dilakukan pengecekan untuk semua kelayakan operasi kapal agar tidak terjadi masalah yang fatal, apabila saat melakukan pembongkaran muatan dan pemuatan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jangan panik dan segera mencari solusi agar memperkecil bahaya

(7)

atau dampak dari masalah tersebut, dan pengecekan semua alat sebelum proses bongkar muat itu sangatlah penting karena jika ada alat yang tidak berjalan normal maka dapat membahayakan muatan itu sendiri.

KESIMPULAN

Dari berbagai uraian diatas dapat saya menarik kesimpulkan sebagai berikut:

1. Kontaminasi minyak yang terjadi disebabkan oleh karena sisa-sisa minyak jenis lain yang dimuat sebelumnya akan menurunkan kualitas minyak tersebut. Adapun faktor penyebab kontaminasi muatan tersebut antara lain:

a. Perwira jaga tidak mengetahui atau kurang teliti tentang adanya deck seal yang kurang tertutup rapat atau kurang kedap.

b. Tidak melaksanakan cleaning muatan pada pipa-pipa penghisap muatan sehingga muatan baru tercampur dengan muatan lama.

c. Tidak diketahuinya adanya kebocoran pada tanki ballast sehingga dapat mempengaruhi muatan yang dimuat.

d. Alat pengambilan sampel tidak di bersihkan terlebih dahulu sehingga muatan terpengaruh olah zat atau muatan lain.

e. Alat untuk mengetahui adanya air di dalam tanki tidak berfungsi dengan baik. 2. Adapun upaya yang dilakukan untuk mencegah kontaminasi muatan antara lain:

a. Cleaning tanki dan pipa-pipa sampai benar - benar bersih. b. Merawat alat pengambilan sampel dengan baik.

c. Menambah ketelitian awak kapal dalam penanganan kontaminasi muatan.

DAFTAR PUSTAKA

Downard. 1970. MANAGEMENT KAPAL. Jakarta : Fair Play Publication

Echlols. 1990 dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, : PT. Gramedia Handoko. 1987. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, : BPFE IMO. 2002. Kapal tanker minyak. hal.405

Istopo. 1972. Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut ( P2TL), Jakarta, : Koperasi Pegawai Sejahtera Kartono, 1971. Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Jakarta: Rajawali Pers, Manikome, (nd) Dinas Jaga ( Watch keeping )

Pedoman Penulisan Tugas Akhir Edisi II, Akmi Maritim (Akmi) Suaka Bahari Cirebon. Riduwan. 2003. Metode pengumpulan data, hal 51

Schutte, Kecapakan Pelaut untuk Pelayaran Besar, Jilid IV Singarimbun dan Sofian Efendi. 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Semua variabel independen yang diamati meliputi cuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun, peri- laku BAB (buang air besar), sarana air bersih, perilaku cuci tangan setelah

Dari data hasil penelitian tentang kepuasan pengguna di Perpustakaan UNIKOM dengan indicator koleksi, fasilitas, jenis layanan, staff perpustakaan, dengan kesimpulan sebagai

Perempuan sangat terkekang dalam adat budaya Jawa yang harus di anut, dari.. situ adat budaya Jawa memunculkan sedemikian kuat sebuah

Berdasarkan data pada tabel 4.9, dapat dihitung besarnya konsumsi energi listrik yang digunakan pada gedung RS Dr Karyadi. Data yang diambil sebagai sampel adalah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruh Minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Bayang Utara 2) Waktu Belajar terhadap

Sementara pada SPS dan medium cair, pembentukan kalus embrio- genik remah relatif sedikit, sehingga terbentuk lebih banyak sel embriogenik yang menunjang proses

Di penelitian ini, setelah diidentifikasi risiko yang terjadi, risiko-risiko yang diperoleh pada proyek pemipaan IPA Kaligarang setelah di identifikasi risiko yang

Shigellosis atau yang sering disebut dengan disentri basiler adalah suatu infeksi akut radang usus besar yang disebabkan oleh kuman dari genus