• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Monitoring dan Analisis VoIP Traffic pada Virtual Machine dan Open vSwitch T1 672008191 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Monitoring dan Analisis VoIP Traffic pada Virtual Machine dan Open vSwitch T1 672008191 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya

(Sugiharto, 2011) menjelaskan tentang sebuah sistem yang

berfungsi untuk memonitor traffic dalam jaringan, sehingga

administrator dapat mengetahui keadaan traffic berdasarkan suatu

protokol, sumber traffic, ataupun tujuan traffic. Selain itu

administrator juga dapat mengetahui penggunaan bandwidth dan

besarnya pertukaran data yang terjadi antar host. Sistem network

monitoring ini dibuat dengan menggunakan protokol NetFlow untuk

mengumpulkan informasi traffic yang melewati router dan

diintegrasikan dengan ntop dan Round Robin Database tool

(RRDtool) pada sistem operasi Ubuntu, yang berfungsi sebagai

NetFlow collector. Hasil monitoringnya direpresentasikan secara

visual dalam bentuk grafik yang menggambarkan penggunaan

jaringan.

Penelitian lainnya membahas tentang traffic monitoring using

sFlow (Michael Patterson, 2012). Selain itu, ada juga penelitian

tentang VoIP performance pada VMware vSphere 5 (Whitepaper

Vmware, 2011). Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa vSphere

5 yang menjalankan beberapa VoIP server (virtual machine) secara

serentak dapat memberikan unjuk kerja VoIP yang baik dengan

dukungan, optimized networking stack, pembagian resource CPU

(2)

(NetIOC) dari VMware. Berbeda dengan penelitian sebelumnya,

pada penelitian ini NetFlow digunakan untuk memonitor VoIP traffic

yang berasal dari VM ke VM dan VM ke Laptop yang terhubung

dengan Open vSwitch dan melakukan komunikasi VoIP. Open

vSwitch berperan sebagai NetFlow exporter dan NetFlow collector

dipasang pada host yang lain dan berperan sebagai monitoring host.

2.2

Monitoring

Jaringan dengan

NetFlow

2.2.1 NetFlow

NetFlow adalah protokol jaringan yang dikembangkan oleh

Cisco Systems, Inc. untuk mengumpulkan informasi traffic IP

(Internet Protocol). NetFlow telah menjadi standar industri untuk

memonitor traffic. Router dan switch yang mendukung NetFlow

dapat mengumpulkan traffic IP pada semua interface dimana

NetFlow diaktifkan. Dalam penggunaan NetFlow, dibutuhkan suatu

NetFlow collector yang biasanya sebagai digunakan server untuk

mengumpulkan NetFlow records yang dikirimkan dari router atau

switch (NetFlow exporter). NetFlow records inilah yang nantinya

akan dibaca oleh suatu NetFlow analyzer untuk dianalisis

(Documentation NetFlow, 2012). Protokol NetFlow tidak hanya

memberikan informasi berapa besar bandwidth yang terpakai dalam

sebuah interface, tetapi dapat menangkap semua aktivitas yang

keluar masuk melalui sebuah interface. Arsitektur NetFlow

(3)

Gambar 2.1 NetFlow Architecture

NetFlow dapat berisi berbagai informasi tentang lalu lintas

dalam aliran tertentu. NetFlow versi 5 (salah satu versi yang paling

umum digunakan) berisi sebagai berikut :

Source IP address: Alamat asal paket tersebut dikirim.

Destination IP address: Alamat tujuan ke mana paket tersebut

akan dikirim.

Source TCP/UDP Application port: Port-port aplikasi yang

digunakan oleh sumber pengirim data.

Destination TCP/UDP Application port: Port-port aplikasi tujuan

yang akan dituju oleh data.

Next hop router IP address: Alamat router berikutnya yang akan

dituju oleh paket data.

Input Physical interface index: Nomor index dari interface yang

mana data tersebut masuk.

Output Physical interface index: Nomor index dari interface yang

mana data tersebut akan keluar.

Packet count: Perhitungan flow berdasarkan besarnya paket data.

(4)

Start of flow timestamp: Timestamp untuk menandai awal mula

flow data terjadi.

End of flow timestamp: Timestamp untuk menandai berakhirnya

flow.

• IP Protocol: Penanda protokol IP apa yang lewat dalam flow.

Type of Service byte: Informasi seputar field Type of Service.

• TCP Flags: Informasi seputar TCP (Transmission Control

Protocol ) flag yang ada dalam sebuah paket.

Source AS number: Informasi yang menunjukkan dari AS

(Autonomous System)number mana paket data tersebut berasal.

Destination AS number: Informasi seputar AS number dari mana

paket tersebut berasal.

Source subnet mask: Informasi subnet mask dari alamat IP dari

sebuah paket data yang akan keluar.

Destination subnet mask: Informasi subnet mask dari alamat IP

yang dituju oleh sebuah paket.

2.2.2 Perbedaan sFlow dan NetFlow

NetFlow adalah teknologi yang sebanding dengan sFlow, yang

dapat digunakan untuk monitoring aktivitas jaringan secara real

time. sFlow memungkinkan router dan switch menangkap

pengukuran dari traffic jaringan pada titik-titik dalam jaringan dan

mengirimkan data dalam bentuk UDP datagram ke sFlow collector

untuk diproses dan dianalisis. Komponen utama dari sistem

monitoring sFlow adalah sFlow agent dan sFlow collector (sFlow

(5)

yang mengumpulkan informasi tentang traffic pada interface, dan

mengirimkannya ke sFlow collector. sFlow collector adalah aplikasi

perangkat lunak yang berjalan pada server, yang mengumpulkan

data traffic dari sejumlah sFlow agent, menyimpan data, melakukan

analisis, dan menyajikan analisis tersebut untuk administrator

jaringan. NetFlow dan sFlow merupakan teknologi yang dirancang

untuk memonitor jaringan berdasarkan packet sampling. Kedua

teknologi ini dapat diimplementasikan dalam perangkat keras atau

perangkat lunak. sFlow melakukan sampling pada packet header

sedangkan NetFlowrecord berisi Layer 3 header (IP header).

2.3 Open vSwitch

Open vSwitch (OVS) adalah software yang didesain untuk

digunakan sebagai virtual switch dalam lingkungan virtual server.

Open vSwitch mendukung beberapa teknologi virtualisasi yang

berbasis Linux seperti Xen/Xenserver, KVM (Kernel-based Virtual

Machine), dan VirtualBox (Open vSwitch website, 2012). Beberapa

fitur pada Open vSwitch, antara lain :

• Standar 802.1Q VLAN model dengan trunk dan access port

NetFlow, sFlow, dan mirroring untuk meningkatkan network visibility

QoS dan ingress/egresspolicing

• OpenFlow 1.0

• Konfigurasi database transactional dengan C dan python bindings dan KompabilitasdenganLinux bridge code (brctl)

(6)

Selain itu, Open vSwitch juga mendukung:

Security : VLAN isolation, traffic filtering

QoS : Traffic queuing dan traffic shaping

Automated Control : OpenFlow, OVSDB managementprotocol

Monitoring : NetFlow, sFlow, SPAN, RSPAN

Gambar 2.2 Komponen dari Open vSwitch(www.sflow.org)

Komponen-komponen dari Open vSwitch yang terdiri dari:

ovs-vswitchd (slow path): sebuah daemon yang mengimplementasikan switch, bersama dengan modul kernel

openvswitch_mod.

openvswitch_mod (fast path) : modul kernel yang berfungsi sebagai datapath.

ovsdb-server: database server untuk mengkonfigurasikan ovs-vswitchd.

ovs-brcompatd: daemon yang memungkinkan ovs-vswitchd untuk bertindak sebagai pengganti drop-in linux bridge. Daemon ini

(7)

ovs-vsctl, sebuah utilitas untuk melakukan konfigurasi pada ovs-vswitchd.

2.4

VoIP

VoIP adalah merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan

Internet Protocol untuk menyediakan komunikasi voice secara

elektronis dan real time. VoIP menggunakan metode kompresi dan

modulasi untuk membawa sinyal suara analog, seperti contoh suara

yang kita keluarkan saat melakukan pembicaraan dan merubahnya

menjadi data digital yang dapat ditransmisikan melalui internet.

Model konfigurasi VoIP dapat dilakukan dalam tiga skenario, yaitu

PC to PC, PC to Phone, dan Phone to Phone. Dalam penelitian ini

menggunakan computer-to-computer. Cara ini jelas merupakan cara

paling mudah untuk melakukan panggilan VoIP. Yang harus

disediakan hanya program software, mikrofon, speaker, soundcard

dan koneksi internet (Iwan M, 2009).

Trafik VoIP dibagi menjadi dua bagian transmisi jaringan

yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP (Realtime Transfer

Protocol). Protocol yang digunakan untuk signaling selalu berbasis

TCP (Transmission Control Protocol) sedang untuk RTP yang

digunakan adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol).

Signaling dilakukan diantara port TCP yang sudah umum diketahui

misalkan : H.323 menggunakan port 1720 untuk melakukan

signaling dan SIP (Session Initiation Protocol) menggunakan port

5060 untuk menggunakan signaling. Keuntungan menggunakan

(8)

infrastruktur kabel yang simple. VoIP juga memiliki kelemahan

yaitu sulit mengirimkan fax, memerlukan jalur internet yang cepat,

biasanya backbone diharuskan menggunakan Fiber optic.

Dalam VoIP perlu memperhatikan QoS untuk menjamin

packet traffic untuk suara atau media koneksi tidak akan mengalami

delay atau drop (voip-info.org, 2012). Delay yang besar sulit untuk

melakukan percakapan, jitter dapat menyebabkan efek suara aneh,

dan packet loss yang berlebih dapat membuat suara buruk. Beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :

Delay adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah paket data multimedia dari sumber untuk sampai ke tujuan. Baik buruknya

kualitas suara ditentukan dari waktu delay. Besarnya delay

maksimum yang direkomendasikan ITU-T Y.1541 untuk

komunikasi suara berbasis IP adalah 100 ms, sedangkan delay

maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima

pengguna adalah 250 ms (Esther S, 2011).

Jitter adalah variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Jitter

maksimum yang direkomendasi oleh ITU-T adalah 50 ms. Untuk

mengatasi jitter digunakan buffer yang berfungsi untuk

pengumpulan sementara paket data.

Packet loss adalah terlalu banyak traffic dalam jaringan menyebabkan jaringan menjadi drop packet. VoIP tidak toleran

terhadap packet loss. Packet loss maksimum yang direkomendasi

Gambar

Gambar 2.1 NetFlow Architecture
Gambar 2.2 Komponen dari Open vSwitch (www.sflow.org)

Referensi

Dokumen terkait

Batang APBD 13-Mar-14 14-Mar-14 03-Mar-14 03-Jun-14

karunia, rahmat dan hidayah yang diberikanoleh Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 02.6/POKJA II-ULP/2016 Tanggal 23 Februari 2016 Pekerjaan Jasa Konsultan Pengawsan Pembangunan Pembangunan Aula Dinas Pendapatan

[r]

Keuman naranhi seogi

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara