BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap tiap keperluan. Misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
• Transformator daya. • Transformator distribusi.
• Transformator pengukuran (transformator arus dan transformator tegangan).
Pemasangan transformator harus disesuaikan dengan standar konstruksi yang diterapkan oleh PT PLN(Persero), yaitu standar dari transformator, perlatan bantu transformator, dan pemasangan transformator. Apabila konstruksi tidak sesuai dengan standar akan mempengaruhi kualitas dan kinerja dari transformator itu sendiri.
Transformator yang telah digunakan harus diadakan pemeliharaan. Tujuannya adalah untuk memperpanjang umur pemakaian transformator. Pemeliharaan harus dilakukan tepat waktu sehingga keandalan penyaluran tenaga listrik dapat berjalan dengan baik.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui prinsip kerja dari transformator distribusi CSP(Completely Self Protected) satu fasa.
b. Mengetahui bagian utama dan peralatan bantu yang digunakan pada transformator CSP satu fasa.
c. Mengetahui Proteksi yang digunakan pada transformator CSP satu fasa. d. Mengetahui bagaimana konstruksi pemasangan transformator CSP satu
fasa.
e. Mengetahui pemeliharaan apa saja yang dilakukan pada transformator CSP satu fasa.
f. Mengetahui kerusakan apa aja yang dapat terjadi pada transformator CSP satu fasa.
BAB II PERMASALAHAN
a. Pembahasan tentang prinsip kerja transformator satu fasa.
b. Pembahasan bagian utama dan peralatan bantu transformator CSP satu fasa.
c. Pembahasan proteksi transformator CSP satu fasa.
d. Pembahasan pemeliharan dan kerusakan pada transformator CSP satu fasa.
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH
2.1 Transformator Distribusi Satu Fasa 2.1.1 Prinsip Kerja
Transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dengan disekat (dilaminasi) isolasi dan dua buah kumparan yaitu, kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan transformator yang terhubung ke sumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan sekunder.
Jika kumparan primer transformator dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik, transformator akan menghalirkan arus pada kumparan primer dan menghasilkan fluks magnet yang berubah-ubah sesuai frekuensi yang masuk ke transformator. Fluks magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi ke kumparan sekunder. Sehinggan pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek induksi ini dinamakan induktansi timbal-balik(mutual inductance).
kumparan primer transformator dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik(AC). Tegangan primer V1 akan mengalirkan arus primer Io
E2 N2 E1 N1 i0 V1 Φ E1 i0 V1 Φ (a) (b)
Gambar 2.1 Transformator dalam keadaan tidak berbeban
yang berbentuk sinusoide. Dengan menganggap belitan N1 reaktif murni, maka Io akan tertingagal 900 dari V1 (gambar b).
Arus primer Io yang mengalir pada belitan N1 akan menimbulkan fluks magnet(Φ). Fluks ini mempunyai sudut fasa yang sama terhadap arus primer. Besarnya fluks dapat dicari melalui persamaan berikut.
Φ = Φmaks sin ωt
Fluks yang berbentuk sinusoida ini akan menghasilkan tegangan induksi E1
E1 = - N 1 . d Φ / dt
e1 = - N1. d(Φmaks sin ωt)/dt
= -N1.ω.Фmaks.cosωt (tertinggal 90º dari Ф)
Besarnya tegangan induksi efektifnya adalah E1 = N1.2 π ƒФmaks / √2
= 4.44 n1. ƒФmaks
Pada rangkaian sekunder, fluks (Ф) bersama tadi menimbulkan e1 = - N2. d Φ / dt
e1 = - N2. ω.Фmaks.cosωt E2= 4.44 N2. ƒФmaks E1/E2 = N1/N2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor, E1 / E2 = V1 / V2 = N1 / N2 = a
Dengan a adalah perbandingan transformasi.
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai besaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.
2.1.2 Rangkaian Pengganti Transformator Distribusi CSP Satu Fasa
Gambar 2.2 Rangakaian pengganti transformator satu fasa
2.2 Transformator Distribusi Satu Fasa
Transformator distribusi tipe CSP(Completely Self Protected) adalah transformator yang memiliki pengaman sebagai kesatuan unit transformator. Pengaman yang terdapat adalah pengaman terhadap gangguan surja petir dan surja hubung, pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain itu transformator ini juga dilengkapi dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila temperatur kumparan melebihi batas yang diizinkan untuk isolasinya . Kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan temperatur mencapai batas bahaya maka CB ( circuit breaker ) akan bekerja membuka. CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan beban lebih sementara
2.3 Bagian-Bagian Transformator CSP Satu Fasa
R 1 X1 R2 X2 RC XM i2 N1 N2 ZL V 1 IC i1 IM E 1 E2 i 0 V2
- Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang diberi semacam lapisan isolasi yang tahan terhadap suhu tinggi. Lapisan ini harus ditekan(press) untuk menghilangkan adanya celah udara antara plat satu dengan yang lain yang dapat menimbulkan suara keras ketika transformator beroperasi. Tujuan inti besi dibuat berlapis-lapis untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh eddy current.
Arrester Tangki Transfo rmator Bushing Sekunder Breake r dan lampu indikat or Tap Changer Untuk Pengecek an Minyak Name Plate Bushing Primer
- Kumparan
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
- Bushing
Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Bushing digunakan untuk mengubungkan sisi tegangan tinggi ke transformator dan memiliki syarat titik tembus tertentu. Bahan utama bushim ng biasanya dibuat dari bahan keramik atau arching horn.
- Tangki Transformator
Tangki transformator merupakan bagian untuk menempatkan perlengkapan transformator distribusi, seperti : bushing, inti besi, kumparan (primer dan sekunder), minyak transformator, tap changer, dan sebagainya. Bentuk tangki transformator bermacam-macam sesuai produk mereknya, misalnya : berbentuk kotak (segi empat) dan oval. 2.4 Peralatan Bantu Transformator CSP Satu Fasa
- Media Pendingin
Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan di dinginkan pada sirip-sirip radiator. Adapun
proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
Dibawah ini merupakan fungsi utama dan karakteristik dari minyak transformator.
Fungsi minyak transformator: • Sebagai bahan isolasi. • Sebagai pendingin.
• Sebagai penghantar panas dari bagian yang panas (koil dan inti) ke dinding bak.
- Tap Changer/Sadapan
Dalam proses penyaluran tenaga listrik, hal utama yang perlu diperhatikan adalah kestabilan frekuensi dan tegangan ke konsumen. Kestabilan frekuensi diatur oleh pusat pengatur beban, sedangkan kestabilan tegangan dapat diatur dengan merubah tap canger pada transformator.
Prinsip kerja tap changer adalah dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer, yang diharapkan dapat merubah ratio antara belitan primer dan sekunder. Dengan demikian tegangan output dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan inputnya. Pada transformator csp satu fasa terdapat lima tap changer,yaitu
Tap Changer/ Posisi Sadapan Hubungan Terminal Sadapan Tegangan Primer(Volt) 1 4-5 12702 2 3-5 12124 3 3-6 11547 4 2-6 10970 5 2-7 10392
- Indikator-indikator transformator CSP Satu Fasa
a. Indikator nyala lampu pada saat transformator dalam keadaan beban lebih
b. Indikator Tap changer
2.5 Peralatan Proteksi Transformator CSP Satu Fasa
Gangguan yang sering terjadi pada jaringan setelah transformator maupun sesudah transformator akan berdampak langsung pada keandalan sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen. Semakin banyak gangguan maka akan menurunkan tingkat keandalan sistem tenaga listrik. Hal ini dapat diatasi dengan memasang proteksi pada transformator supaya keandalan sistem tenaga listrik kembali meningkat.
Terdapat beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk mengamankan jaringan distribusi, baik pengaman pada transformator dan setelah transformator.
- Fuse Cut Out
Adalah peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Fungsi peralatan pelindung arus lebih pada suatu sistem jaringan adalah mendeteksi gangguan dalam rangkaian, dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya, serta dapat membantu bilamana peralatan pelindung yang lain yang berdekatan tidak dapat bekerja dengan baik. Peralatan FCO digunakan sebagai pengaman dan pemisah daerah yang terkena gangguan, agar daerah pemadaman tidak terlalu luas pada sistem jaringan distribusi. Namun ada kelemahan dari pengaman jenis ini, yaitu penggunaannya terbatas pada penyaluran daya yang kecil, serta tidak dilengkapi dengan alat
peredam busur api yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
- Arrester
Arrester adalah alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian ( sirkuit ). dengan jalan mengalirkan arus denyut ( surge current ) serta membatasi berlangsungnya arus ikutan ( follow current ) serta mengembalikan keadaan jaringan – jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.
Prinsip kerja arrester bila terjadi tegangan lebih pada jaringan, arrester bekerja dengan mengalirkan arus surja (surge current) ke tanah, kemudian setelah tegangan normal kembali, arrester tersebut segera memutus arus yang mengikuti kemudian (follow current).
Arrester dihubungkan paralel dengan bushing transformator dan disambungkan ke saluran tegangan menengah 11,6 kv satu fasa. 2.6 Perlengkapan Pemasangan Transformator CSP Satu Fasa
- Lampu Signal
Dipasang pada permukaan tangki transformator dan ditutup dengan tutup lampu warna merah. Lampu indikator yang harus menyala pada suhu 15 - 35 oC di bawah suhu-buka PMT.
Catatan: Lampu menyala dalam kondisi beban lebih.
Dipasang dengan konstruksi las pada permukaan tangki transformator bagian luar dan digunakan sebagai cantolan kawat baja pengerek pada saat pemasangan.
Catatan: Dipasang pada 2 sisi permukaan tangki. - Kuping pengangkat (lifting lug)
Dipasang dengan konstruksi las pada permukaan tangki transformator bagian luar dan digunakan sebagai cantolan kawat baja pengerek pada saat pemasangan.
Catatan: Dipasang pada 2 sisi permukaan tangki. - Cantel
Dipasang dengan konstmksi las pada permukaan tangki transformator bagian luar dan digunakan sebagai pegangan transformator pada tiang. Catatan:
l. Satu sisi - 2 buah.
2. Dua sisi - 4 buah (untuk fleksibilitas pemasangan)
- Terminal pembumian
Dipasang di bawah terminal busing sekunder diantara X2 dan X3. Biasanya terminal ini dipasang pada permukaan tangki transformator di bagian bawah dengan :
- 1 terminal pembumian, atau
- 2 terminal pembumian dan dilas pada permukaan tangki dengan sistem baut.
2.7 Pemeliharaan Transformator CSP Distribusi Satu Fasa
Pemeriksaan yang seksama pada transformator yang sedang beroperasi perlu dilakukan untuk menjamin agar transformator selalu berada dalam kondisi yang baik. Apabila diperlukan dan dapat membahayakan petugas,
maka transformator tersebut dapat dimatikan agar pemeriksaan yang dilakukan mendapatkan hasil/data yang optimal. Dengan pemeriksaan yang rutin dan seksama akan diketahui kondisi transformator setiap saat dan kerusakan-kerusakan yang akan memakan biaya besar dapat dihindari. Terdapat berberapa pemeliharaan yang harus dilakukan pada transformator, yaitu
- Pemeriksaan level minyak.
- Pemeriksaan tegangan tembus transformator. - Metode pengambilan contoh.
- Pemmeriksaan noise.
- Pemeriksaan bagian jepit dan katub/ valve. - Pemeriksaan pada wending.
- Pemeriksaan pada core.
- Pemeriksaan lead wire dan penahanya. - Pemeriksaan Elektrik.
- Pemeriksaan Tap changer pada setiap posisisi. Pemeriksaan elektrik
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan awal terhadap transformator yang mengalami gangguan. Tahapan ini perlu dilakukan karena sering terjadinya kerusakan yang hanya bersifat fisik secara kasat mata dan sifat kerusakannya tidak terlalu parah, yaitu:
- Bushing isolator primer atau sekunder pecah yang mengakibatkan tegangan atau arus dari penghantar bocor terhadap body, hal ini bisa terjadi pada saat hujan atau basah.
- Baut bushing primer atau sekunder rusak ulirnya sehingga titik kontak dengan kawat penghantar tidak kuat (lost contac).
- Periksa kedudukan kontrol minyak transformator yang sering terjadi bocor karena seal atau karet ring sudah aus karena usia pakai atau sering terkena panas.
- Periksa kondisi body transformator terutama pada sirip-sirip yang ada disekitar body transformator. Kerusakan biasanya bocor karena karat (pada transformator pemasangan luar atau out door) yang mengakibatkan minyak rembes dan akan berkurang walaupun dalam jangka waktu yang lama.
Pemeriksaan elektrik ini pertama dilakukan apabila transformator yang dianggap rusak tapi secara fisik terlihat masih baik. Hal ini pernah terjadi akibat user atau pemakai transformator merasa ragu terhadap alat dan kemampuan user dalam menganalisa kerusakan apakah betul transformator tersebut rusak. Pemeriksaan elektrik ini diperlukan sebuah alat ukur yang dapat mengetahui berapa besar kekuatan tahanan isolasi, baik pada kumparan primer maupun sekunder. Alat ini dinamakan Megger. Alat ukur ini merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui besaran kemampuan tahanan isolasi pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Skala alat ukur ini dari 0 sampai 200.000 MΩ menunjuk secara otomatis pada saat melakukan pengukuran.
Cara pemeriksaan tahanan isolasi kumparan primer atau kumparan sekunder ialah sebagai berikut :
- Sebelum melakukan pengukuran tahanan isolasi terlebih dahulu dicek kesiapan alat ukur, yaitu kondisi batere alat ukur tersebut. Saklar operasi pada alat ukur mempunyai akurasi yang baik apabila jarum penunjuk pada posisi batere “Battery Good” yang tertera pada alat ukur.
- Sambungkan kabel pada lubang kontak yang tersedia ( biasanya sesuai warna kabel). Jepitkan kabel pada kontak bertanda Ω (ohm) pada alat ukur ke titik fasa kumparan primer yang ada di ujung bushing primer, dan kabel yang bertanda kontak ke body kemudian dijepitkan ke body transformator.
- Putar selektor ke posisi Ω (ohm), perhatikan jarum penunjuk. Apabila jarum menunjuk ke posisi 0 (nol) berarti kawat kumparan mengalami kerusakan isolasi sehingga terjadi hubung singkat ke body (short). Apabila jarum menunjuk ke suatu angka berarti kawat kumparan masih mempunyai tahanan isolasi. Besaran angka yang ditunjuk menunjukkan besarnya tahanan isolasi yang dimiliki kawat kumparan terhadap body. Pada alat ukur ini mempunyai dua baris besaran angka dalam satuan mega ohm (MΩ), yaitu pada baris pertama warna merah dari 0 (nol) sampai dengan 5.000 MΩ. Pada baris kedua dengan warna hjau mulai 2.000 MΩ sampai 200.000 MΩ dan tanda tak berhingga (∞). Apabila tahanan yang diukur melebihi 5.000 MΩ maka jarum akan berubah posisinya dari baris pertama (merah) ke baris kedua (hijau) dengan angka awal 2.000 MΩ dulu baru menunjuk ke angka yang sebenarnya, misalnya : 10.000 MΩ. Begitu selanjutnya cara mengukur pada bagian yang lainnya dengan cara yang sama.
- Dari pengalaman penulis memperoleh suatu pendekatan bahwa hasil ukur tahanan isolasi dinyatakan masih baik apabila didapat angka ≥ 500 MΩ untuk transformator yang sudah beroperasi bertahun-tahun , tetapi untuk transformator baru dinilai layak apabila hasil ukur tahanan isolasi sebesar ≥ 2000 MΩ.
Beberapa hal yang dapat diketahui dari pengujian dengan menggunakan megger antara lain:
- Tahanan isolasi Tegangan rendah (TR) dengan sisi Tegangan Tinggi (TT).
- Tahanan isolasi Antara sisi Tegangan rendah (TR) dengan bodi (E). - Tahanan isolasi Antara sisi Tegangan Tinggi (TT) dengan bodi (E). - Tahanan isolasi X1 - X2 dan X3 - X4 untuk transformator satu phasa. - Tahanan isolasi periksa hubungan phasa-phasa pada sisi TT dan sisi
TR apakah terhubung dengan baik ( Megger 0 Ohm).
- Ketika melakukan pengukuran antara bushing primer dengan sekunder, breaker harus dalam kondisi on. Sedangkan pengukuran antara bushing sekunder dengan body atau bushing sekunder dengan sekunder dilakukan dengan kondisi breaker off.
2.7 Kerusakan Transformator CSP Distribusi Satu Fasa - Kerusakan akibat hubung singkat pada lilitan. - Kerusakan akibat pembebanan yang buruk.
- Penurunan nilai tahanan isolasi kertas maupun minyak. - Usia transformator.
- Terjadi kebocoran pada tangki transformator. - Kegagalan pada bushing.
BAB IV KESIMPULAN
1. Transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dengan disekat (dilaminasi) isolasi dan dua buah kumparan yaitu, kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan transformator yang terhubung ke sumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan sekunder.
Jika kumparan primer transformator dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik , transformator akan mengalirkan arus pada kumparan primer dan menghasilkan fluks magnet yang berubah-ubah sesuai frekuensi yang masuk ke transformator. Fluks magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi ke kumparan sekunder. Sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek induksi ini dinamakan induktansi timbal-balik(mutual inductance).
2. Rugi-rugi pada transformator dibagi mennjadi dua yaitu rugi karena tembaga dan besi. Rugi besi dibedakan menjadi dua macam, yaitu rugi histeristis karena adanya fluks bolak balik pada inti besi dan rugi eddy current yang disebabkan adanya arus pusar pada inti besi.
3. Transformator distribusi tipe CSP(Completely Self Protected) adalah transformator yang memiliki pengaman sebagai kesatuan unit transformator. Pengaman yang terdapat adalah pengaman terhadap
gangguan surja petir, surja hubung, pengaman beban lebih, dan pengaman hubung singkat. Selain itu transformator ini juga dilengkapi dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila temperatur kumparan melebihi batas yang diizinkan untuk isolasinya. Kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan temperatur mencapai batas bahaya maka CB (circuit breaker) akan bekerja membuka. CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan beban lebih sementara.
4. Pemeliharaan transformator merupakan cara untuk mempertahankan penyaluran tenaga listrik ke pelanggan agar tidak terganggu. Pemeliharaan transformator dan asessoriesnya sendiri bertujuan untuk mempertahankan kemampuan dan umur transformator tersebut agar perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk pemeliharaan transformator tersebut.
5. Kerusakan pada transformator CSP distribusi satu fasa pada umumnya berupa kerusakan akibat hubung singkat pada lilitan, kerusakan akibat pembebanan yang buruk, penurunan nilai tahanan isolasi kertas maupun minyak, usia transformator, terjadi kebocoran pada tangki transformator, kegagalan pada bushing, dan tegangan kejut akibat surja.
BAB V SARAN
1. Melakukan penggantian transformator yang sudah tua dan berkarat. Transformator berkarat atau mengalami korosi akan mengakibatkan kebocoran tangki. Tangki yang bocor dapat menyebabkan masuknya partikel seperti air, debu, partikel polusi, dan udara yang akan mengakibatkan minyak terkontaminasi. Sehingga nilai tegangan tembus minyak mejadi berkurang dan dapat mengakibatkan kegagalan isolasi.
2. Pengecekan grounding transformator secara rutin perlu dilakukan. Karena apabila terjadi tegangan kejut akibat surja bisa langsung dialirkan ketanah dengan menggunakan arrester dan kabel grounding. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah banyaknya kabel grounding transformator yang putus, sehingga apabila terjadi tegangan kejut dapat menyebabkan kerusakan pada transformator.
3. Pembebanan transformator harus disesuaikan dengan spesifikasi yang diijinkan ditiap-tiap merk transformator. Biasanya untuk tiap merk menetapkan pembebanan tidak boleh lebih dari 100%. Pembebanan yang
tidak sesuai standar akan mempengaruhi isolasi belitan transformator akibat timbulnya panas yang berlebihan di dalam transformator.
DAFTAR PUSTAKA
Isnanto. 2009. http://masisnanto.blogdetik.com/2009/01/23/
transformatordistribusi/. Diunduh pada tanggal 5 April 2014. Kadir, Abdul. 1980. Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Jakarta : LP3ES. Kadir, Abdul. 1981. Transformator. Jakarta : Elek Media Komputindo.
Primasetya, Patra Novear. 2012. Proses Rewinding Transformator Distribusi 100 KVA Fasa 3 PT PLN(Persero) APJ Kediri. Laporan Kerja Praktek. Sekolah Tinggi Teknik PLN.
PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta. 2008. Buku Pedoman Konstruksi Jaringan Distribusi Tahun 2008. Semarang : PT PLN(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.
PT. PLN(Persero). 2010. Buku Empat Standar Konstruksi Gardu dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta : PT. PLN(Persero).
PT. PLN(Persero). Teknik Pemeliharaan Transformator. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
PT. PLN(Persero). Teori Transformator. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan. SPLN 95. 1994. Transformator Dengan Pengaman Sendiri Fase Tunggal Untuk
Jaringan Sistem Fase-Tiga 4-Kawat. Jakarta : PT PLN(Persero). Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Windarhariadi, Stefanus. 2011. Http://stefanuswindarhariadi. Wordpress
.com/2011/04/26/aksesoritransformator/. Diunduh pada tanggal 12 April 2014.