• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI) ISSN Volume 2, Nomor 1, Mei 2016, Halaman: 1 47

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI) ISSN Volume 2, Nomor 1, Mei 2016, Halaman: 1 47"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI)

ISSN 2460-0334

Volume 2, Nomor 1, Mei 2016, Halaman: 1 – 47 Editorial Board

PENASEHAT Budi Susatia

Advisor

PENANGGUNG JAWAB AAG Anom Aswin Editor-in-Chief

KETUA DEWAN REDAKSI Tri Johan Agus Yuswanto Managing Editor

ANGGOTA DEWAN REDAKSI Annasari Mustafa Nurrahman Susi Milwati Suprajitno Imam Sunarno Roni Yuliwar Diah Widodo Kissa Bahari

MITRA BESTARI Prof. dr. Bambang Wirjamadi, Sp.GK Peer Review Prof. Dr. Utami Sri Hastuti, M.Pd EDITOR BAHASA Setyo Harsoyo

Language Editor

REDAKSI PELAKSANA Executive Editor

SEKRETARIS Edy Suyanto

Secretary

STAF SEKRETARIAT Endang Purwaningsih Secretariat Staff

Terbit 2 kali setahun (half publication) – (Mei, Nopember) Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) adalah media untuk menginformasikan hal-hal baru yang berkaitan dengan hasil penelitian kesehatan di Indonesia.

Jurnal ini merupakan publikasi resmi dari Poltekkes Kemenkes Malang, bekerja sama dengan Forum Komunikasi Jurnal Poltekkes Kemenkes se-Indonesia.

Alamat Redaksi: Unit Penelitian dan Jurnal Ilmiah

Poltekkes Kemenkes Malang Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang 62115 E-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id /

jurlitpoltekkesmalang@gmail.com Telp. (0341) 566075 Fax. (0341) 566747 Website: http://www.jurnal.poltekkes-malang.ac.id

(4)

Volume 2, Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2460-0334

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA

(JIKI)

DAFTAR ISI

Perbedaan durasi persalinan primigravida ibu bekerja dan tidak bekerja

Naimah ... 1 – 8

Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi dalam Kehamilan

Didien Ika Setyarini ... 9 – 16

Hubungan Status Gizi dengan Keluhan Penyakit Degeneratif pada Lanjut Usia di Kelompok Senam Kebugaran

Elmie Muftiana, Siti Munawaroh... 17 – 24

Persiapan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Lawang Kabupaten Malang

Ririn Anantasari, Lucia Retnowati, Kiki ... 25 – 32

Efektivitas Kelas Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Kunjungan Kehamilan serta Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan

Ni Wayan Dian Ekayanthi, Enung Harni Susilawati, Pudji Suryani ... 33 – 40

Gambaran Motivasi Klien Hipertensi Berkunjung Ke Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Arjuno

(5)

41

GAMBARAN MOTIVASI KLIEN HIPERTENSI

DALAM BERKUNJUNG KE PUSKESMAS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJUNO

Setyo Harsoyo

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Abstract: Motivation is important matter in doing activity which will do by someone. The

aim of research was to know the intrinsic and extrinsic motivation of hypertension clients in visiting Health Center of Society in working area of Arjuno Health Center of Society. The research design was descriptive survey. Respondents of this research is hypertension clients who are in the working area of Arjuno Health Center of Society with amount of 30 people in according to inclusion criteria. The research was conducted on February -March 2015 placed in the working area of Arjuno Health Center of Society using purposive sampling. The results showed that more than a half of respondent (66.6%) hypertension clients have good intrinsic motivation in visiting health center of society . Whereas extrinsic motivation (84%) hypertension clients are good in visiting health center of society. Recommendations for further research is instrument used not only questionnaires, but also observations and interviews with respondents

Keywords: Motivation, Hypertension, Visiting to Community Health Center.

Abstrak: Motivasi merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan yang akan

dilakukan oleh seseorang. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik klien hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas di wilayah kerja puskesmas Arjuno. Desain penelitian adalah penelitian deskriptif survey. Responden penelitian ini adalah klien hipertensi yang berada di wilayah kerja puskesmas Arjuno berjumlah 30 orang sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2015 bertempat di wilayah kerja puskesmas Arjuno menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (66,6%) klien hipertensi memiliki motivasi intrinsik yang baik dalam berkunjung ke puskesmas. Sedangkan motivasi ekstrinsik (84%) klien hipertensi baik dalam berkunjung ke puskesmas. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya instrumen yang digunakan tidak hanya angket tetapi juga dilakukan observasi dan wawancara kepada responden.

Kata kunci: Motivasi, Hipertensi, Kunjungan ke Puskesmas

PENDAHULUAN

Salah satu wujud mencapai tujuan pembangunan kesehatan adalah mampunya setiap orang untuk berkewajiban berperilaku hidup sehat. Pada saat ini telah terjadi perubahan hidup sehat atau gaya hidup seseorang, sehingga berdampak pada pergeseran pola penyakit dimana beban penyakit tidak lagi didominasi oleh penyakit menular, tapi juga penyakit tidak menular seperti hipertensi (Depkes, 2009).

Hipertensi atau darah tinggi juga masih menjadi ancaman serius yang

berdampak pada produktifitas hidup seseorang di Malang. Berdasarkan data Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, penyakit ini paling banyak diidap oleh pasien rawat jalan, yakni mencapai 15.478 orang yang berobat ke RSSA pada triwulan III 2009 (Radar Malang, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan, jumlah kunjungan pasien hipertensi di puskesmas Arjuno pada bulan September ada 213 orang penderita hipertensi kasus lama. Sedangkan pada bulan Oktober

(6)

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 2, NO.1, MEI 2016: 41-47

42 ISSN 2460-0334

jumlah kunjungan meningkat menjadi 245 orang (Data Dinas Kesehatan, 2014).

Pasien yang datang berobat dengan kasus gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan retina mata akibat hipertensi dan juga stroke, merupakan tahap lanjutan dari komplikasi hipertensi. Data yang tersedia di Indonesia dari penelitian di kecamatan Tanah Abang, Jakarta pada tahun 2006, menyatakan kesadaran akan hiperetensi sebesar 50%, angka pasien yang minum obat 50% sedangkan hiperetensi terkontrol 50%. Penelitian skala besar di Singapura pada lebih dari 10.000 subjek berusia >65 tahun (yang tidak diketahui menderita hipertensi) menunjukkan bahwa hipertensi yang tidak terdeteksi mencapai 46,8%. Di antara kasus yang baru diketahui, 6% diantaranya telah menunjukkan gejala kerusakan ginjal (Shanty, 2011).

Diperlukan kontrol rutin tekanan darah minimal 2 minggu sekali untuk dapat mendiagnosa secara dini komplikasi yang mungkin terjadi. Maka dari itu, di perlukan motivasi untuk berkunjung ke puskesmas. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2000). Begitu pula dengan motivasi penderita hipertensi mempengaruhi perilaku orang tersebut untuk melakukan pengobatan. Tingkat motivasi penderita hipertensi tergolong masih rendah, terbukti dari survey di Amerika Serikat didapati hasil yang kemudian disebut sebagai Hukum Separuh bahwa dari 100 orang hanya 50 orang yang tahu kalau dirinya menderita hipertensi. Kemudian dari 50 orang yang tahu itu, hanya 25 orang yang berobat. Dan dari 25 orang yang berobat hanya 12 orang yang berhasil sembuh. Dari data tersebut dapat dilihat masih rendahnya keinginan para penderita untuk melakukan pengobatan secara rutin (Cahyani, 2012).

Diperlukan motivasi untuk menumbuhkan keinginan kontrol rutin. Adanya motivasi ini bertujuan agar

penderita hipertensi mampu dan mau melakukan control rutin ke puskesmas. Setiap penderita hipertensi yang berkunjung ke puskesmas memiliki tingkat motivasi yang berbeda-beda. Dengan semakin meningkatnya kesejahteraan manusia, meningkat pula harapan hidup manusia. Hal ini berarti semakin meningkat jumlah usia harapan hidup pada klien yang penyakitnya mampu di deteksi secara dini guna mencegah komplikasi. Sehingga diperlukan adanya kesadaran diri untuk kontrol rutin dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan manusia.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran motivasi klien hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi yang dimiliki klien hipertensi untuk berkunjung ke puskesmas. METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan rancangan deskriptif survey. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi ektrinsik dan intrinsik pada klien hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas. (Nursalam, 2011).

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah klien hipertensi kasus lama yang berada di wilayah kerja puskesmas Arjuno sebanyak 213 orang pada bulan September. (Hidayat, 2012; Data Dinas Kesehatan, 2014)

Sampel

Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang. Penentuan jumlah sampel penelitian secara umum yaitu jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-30 % (Setiadi, 2013). Berdasarkan penentuan tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak 30 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Klien yang mempunyai riwayat hipertensi, 2) Klien yang dapat berkomunikasi cukup baik, 3)

(7)

Harsoyo, Gambaran Motivasi Klien Hipertensi Berk unjung Ke Pusk esmas

ISSN 2460-0334 43

Klien mau berinteraksi dengan orang lain, 4) Bersedia menjadi responden, 5) Klien mampu membaca dan menulis, 6)Klien berusia antara 35-55 tahun.

Sedangkan kriteria eksklusinya adalah: Klien tidak menderita hipertensi.

Teknik Sampling

Peneliti menggunakan teknik sampling purposive sampling.

Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah motivasi klien hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi:

Klien Hipertensi

Klien hipertensi adalah seseorang dengan batasan umur antara 35-55 yang kondisi tekanan darahnya berada di atas angka normal yaitu 130/90 mmHg. Hal ini di ukur menggunakan Tensimeter

Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang ada pada diri klien dengan riwayat hipertensi berkunjung ke puskesmas. Hal yang diteliti meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik dari klien hipertensi yang tinggal di wilayah kerja puskesmas Arjuno. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur kuesioner WEIMS (Work Extrinsic Intrinsic Motivation Scale) yang dimodifikasi oleh penulis. Skor untuk klasifikasi motivasi 76-100% = baik 50-75% = cukup 40-49% = kurang baik <40% = tidak baik Skor Motivasi Intrinsik Skor Motivasi Ekstrinsik ≥ 8 Benar= Baik 5-7 Benar= Cukup ≤ 4 Benar= Kurang baik ≥ 6 Benar = Baik 4-5 Benar = Cukup ≤ Benar = Kurang baik Kunjungan ke Puskesmas

Kunjungan ke puskesmas merupakan upaya klien hipertensi untuk memeriksakan diri terkait dengan permasalahan dengan kesehatan. Kunjungan klien ke puskesmas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan langsung

untuk datang dan berkunjung dengan tujuan tertentu. Misalnya, melakukan cek tekanan darah rutin, mendeteksi dini terjadinya komplikasi akibat hipertensi, dan sebagainya sesuai kebutuhan masing-masing.

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang pada tanggal 24 Februari s.d. 07 Maret 2015. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dengan langkah-langkah: 1) mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari Institusi Politeknik Kesehatan Malang, 2) mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala Puskesmas Arjuno, 3) Peneliti meminta data untuk studi pendahuluan ke Puskesmas Arjuno, 4) peneliti mencari responden sesuai dengan kriteria inklusi, 5) Menyiapkan tensimeter untuk pengukuran tekanan darah, 6) Responden terpilih diminta untuk memberikan persetujuan informed consent. Setelah itu, peneliti membagikan lembar kuesioner. 7) Peneliti menjelaskan cara untuk mengisi lembar kuesioner., 8) Responden mengisi lembar kuesioner. 9) Peneliti mengumpulkan lembar kuesioner, 10) Editing dan analisis data.

Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner WEIMS (Work Extrinsic Intrinsic Motivation Scale) yang telah dimodifikasi penulis, berupa lembar kuesioner yang berisi 18 pertanyaan untuk motivasi pada subjek penelitian. Terdiri dari 10 pertanyaan untuk motivasi intrinsik dan 8 pertanyaan untuk motivasi ekstrinsik.

Pengolahan Data dan Analisa Data Penilaian jawaban pada pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban ya, dan skor 0 untuk jawaban tidak. Pada pernyataan negatif diberi skor 0 untuk jawaban ya, dan skor 1 untuk jawaban tidak.

Selanjutnya semua dijumlah dan dibuat persentase dengan klasifikasi sebagai berikut:

(8)

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 2, NO.1, MEI 2016: 41-47

44 ISSN 2460-0334

0% : Tidak satupun responden 1%-25%: Sebagian kecil responden

26%-49%: Kurang dari setengah responden

50% : Setengah responden

51%-75%: Lebih dari setengah responden 76%-99%: Sebagian besar responden 100% : Seluruh responden

Etika Penelitian

Etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1) Informed Consent, 2)Anonym (tanpa nama), 3) Kerahasiaan. HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian Puskesmas Arjuno terletak di wilayah kecamatan Klojen Kota Malang, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Samaan dan Rampal Celaket, sebelah selatan Kelurahan Kasim, sebelah timur Kelurahan Sukoharjo, sebelah barat Kelurahan Gading Kasri, luas wilayah kerja puskesmas Arjuno 346 Ha dengan jumlah penduduk 45.449, jumlah Gakin 7321, yang merupakan kecamatan pusat kota Malang 100% berupa dataran tinggi. Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Puskesmas Arjuno

No. Kelurahan Luas (Km2)

1 Kauman 80,25 Ha 2 Kidul Dalem 50 Ha 3 Oro-oro Dowo 137,50 Ha 4 Penanggungan 78,25 Jumlah Kelurahan : 4 Kelurahan 346 Ha Sumber Data : Puskesmas Arjuno

Tabel 1 menunjukkan bahwa kelurahan terluas adalah kelurahan Oro-oro Dowo. Tabel 2 Kondisi ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di puskesmas Arjuno No. Pendidikan Status Kepegawaian

PNS Prosentase 1 S2 1 4,1% 2 S1 4 16,6% 3 D3 12 50% 4 SMA 3 12,5% 5 SPK 2 8,3% 6 SMAK/PEMPAR 2 8,3% Data Umum Usia Responden

Seluruh responden berusia 35-55 tahun dan sebagian besar responden yang menderita hipertensi berusia 46-55 tahun yaitu sebanyak 20 orang (67%).

Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir

No. Pendidikan

Terakhir Jumlah Prosentase

1 SD 8 orang 26.60 %

2 SMP 12 orang 40 %

3 SMU 9 orang 30 %

4 PT 1 orang 3.30 %

Jumlah 30 orang 100 % Tabel 3 menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden (40%) pendidikan terakhirnya adalah SMP.

Jenis Kelamin Responden

Lebih dari setengah responden (66,6%) berjenis kelamin perempuan.

Sumber Informasi Kesehatan

Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi ke puskesmas di puskesmas Arjuno No. Sumber Informasi Jumlah Prosentase 1 Teman 5 orang 16.60 % 2 Keluarga 10 orang 33.30 % 3 Inisiatif Sendiri 15 orang 50 % Jumlah 30 orang 100 % Tabel 4 menunjukkan bahwa setengah responden pergi ke puskesmas dari inisiatif sendiri (15 orang).

Data Tekanan Darah (Diastole) Responden Tabel 5 Data tekanan darah diastole

responden di puskesmas Arjuno No. Tekanan Darah (Diastole) Jumlah Prosentase 1 80 mmHg 2 orang 6.60 % 2 90 mmHg 14 orang 46.60 % 3 100 mmHg 9 orang 30 % 4 110 mmHg 3 orang 10 % 5 120 mmHg 3 orang 6.60 % Jumlah 30 orang 100 %

(9)

Harsoyo, Gambaran Motivasi Klien Hipertensi Berk unjung Ke Pusk esmas

ISSN 2460-0334 45

Tabel 5 menunjukkan bahwa kurang dari setengah (46,60%) responden memiliki tekanan darah (diastole) 90 mmHg, dan yang di kisaran 80 mmHg hanya 1 orang (3,30%)

Data Tekanan Darah (Sistole) Responden Tabel 6 Data tekanan darah systole responden di puskesmas Arjuno No. Tekanan Darah (Sistole) Jumlah Prosentase 1 130 2 orang 3.30 % 2 140 9 orang 30 % 3 150 7 orang 23 % 4 160 6 orang 20 % 5 170 2 orang 6.60 % 6 180 2 orang 6.60 % 7 190 2 orang 6.60 % 8 200 1 orang 3.30 % Jumlah 30 100 %

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang (30%) memiliki tekanan darah (systole) 140 mmHg, sedangkan yang di kisaran 130 mmHg hanya 1 orang (3,30%).

Data Khusus

Motivasi Berkunjung Ke Puskesmas Motivasi Intrinsik

Tabel 7 Motivasi Intrinsik Klien Hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas di puskesmas Arjuno

No. Kategori Jumlah Prosentase 1 Baik 20 orang 66.60 % 2 Cukup Baik 9 orang 30 % 3 Kurang Baik 1 orang 3.3 % Jumlah 30 orang 100 % Tabel 7 menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (66,6%) memiliki motivasi intrinsik yang baik.

Motivasi Ekstrinsik

Tabel 8 Motivasi Ekstrinsik Klien Hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas di puskesmas Arjuno

No. Kategori Jumlah Prosentase 1 Baik 25 orang 83.30 % 2 Cukup Baik 4 orang 13.30 % 3 Kurang Baik 1 orang 3.30 %

Jumlah 30 orang 100 %

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (83,3%) memiliki motivasi ekstrinsik yang baik.

Motivasi

Tabel 9 Motivasi Klien Hipertensi dalam berkunjung ke puskesmas di puskesmas Arjuno

No. Kategori Jumlah Prosentase 1 Baik 20 orang 66.60 % 2 Cukup 10 orang 33.30 % 3 Kurang Baik 0 orang 0 % 4 Tidak Baik 0 orang 0 % Jumlah 30 orang 100 % Tabel 9 menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (66,6%) memiliki motivasi intrinsik yang baik.

PEMBAHASAN

Motivasi Intrinsik Berkunjung ke Puskesmas

Klien hipertensi yang menginginkan dirinya tetap sehat, maka mereka akan melakukan kontrol rutin tekanan darah. Motivasi terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang mana dapat dilihat dalam teori lingkaran untuk segera beraktivitas untuk mencapai tujuan. Menurut Sudrajat (2008), dalam Teori Hierarki Maslow atau tangga motif yang terendah ke yang tertinggi, salah satunya yaitu motif fisiologi, yaitu dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah seperti kebutuhan makan, minum, bernafas, dan bergerak serta yang lainnya.

Kurang dari separuh responden 9 orang (30%) klien hipertesi memiliki motivasi intrinsik yang cukup baik, dan 1 orang (3,3%) memiliki motivasi intrinsik yang kurang baik. Hal ini dikarenakan mayoritas penderita hipertensi belum mengerti manfaat atau pentingnya kontrol tekanan darah secara rutin. Menurut Santosa (2001), kontrol tekanan darah yang baik dilakukan 2 minggu sekali. Jika frekuensi penderita hipertensi kontrol tekanan darah dilakukan secara teratur yaitu 1 bulan dua kali atau 2 minggu sekali, akan bermanfaat bagi penderita, misalnya mampu mendeteksi dini adanya komplikasi dari hipertensi yang di derita.

(10)

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 2, NO.1, MEI 2016: 41-47

46 ISSN 2460-0334

Melakukan kunjungan ke puskesmas untuk cek tekanan darah dibutuhkan kedisiplinan dan kesadaran dari seseorang. Meskipun tingkat pendidikan yang tinggi, jika tidak diimbangi dengan kesadaran dan kedisplinan maka tidak akan memberikan manfaat. Selain itu juga diperlukan motivasi untuk mengawali suatu kejadian.

Hasil dari motivasi intrinsik yang baik (66,6%), serupa dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2012) “Gambaran Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia di Kelurahan Kidul Dalem Malang”, hasilnya menunjukkan lebih dari separuh responden lansia memiliki motivasi intrinsic yang baik (57%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh manfaat yang diperoleh karena rutin kontrol tekanan darah di puskesmas.

Motivasi intrinsic penting karena setiap individu mempunyai individual differences yang membedakan dengan orang lain. Individual differences ini meliputi kesenangan, tingkat kepuasan, kemampuan penyesuaian diri, tingkat emosi, kerentanan dan sebagainya. Selain itu, motivasi intrinsic jauh lebih berpengaruh untuk bisa memunculkan sebuah perilaku tertentu. Hal ini terjadi lantaran motivasi ini berasal dari dalam diri, sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih kuat serta tahan lama (Utomo, 2009).

Motivasi Ekstrinsik Berkunjung ke Puskesmas

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ekstrinsik yang baik yaitu sebanyak 25 orang (83,3%), sedangkan yang memiliki motivasi cukup baik sebanyak 4 orang (13,3%), dan yang memiliki motivasi kurang baik sebanyak 1 orang (3,3%).

Hasil motivasi ekstrinsik yang baik (83,3%) selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilik Setiawati (2012) “Gambaran Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia di Kelurahan

Kidul Dalem Malang”, hasilnya menunjukkan lebih dari separuh responden lansia memiliki motivasi ekstrinsic yang baik (53%). Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa setiap orang memiliki motivasi ekstrinsik yang tidak sama. Namun motivasi ekstrinsik juga diperlukan karena dengan adanya dukungan dari luar mampu mempengaruhi kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

Motivasi Berkunjung ke Puskesmas Berdasarkan tabel 4.6 lebih dari setengah klien hipertensi memiliki motivasi yang baik yaitu sebanyak 20 orang (66,6%) sedangkan yang memiliki motivasi cukup baik sebanyak 10 orang (33,3%), dan yang memiliki motivasi kurang baik dan tidak baik tidak ada atau 0%.

Ini berarti klien hipertensi memiliki motivasi yang baik untuk memeriksakan diri ke puskesmas dengan tujuan deteksi dini guna mencegah komplikasi, menciptakan rasa aman apabila diketahui bahwa hipertensi yang di derita tidak parah, serta mengontrol tekanan darah tetap di angka normal atau angka yang dapat ditoleransi dengan cara meminum obat rutin dari puskesmas.

Hal ini sesuai dengan teori motivasi kebutuhan menurut Abraham Maslow dalam Purwanto (2000) yang beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhnannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Teori motivasi kebutuhan itu sendiri, dibagi menjadi lima, salah satunya adalah kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Yang menyatakan bahwa sesuatu yang mendasari seseorang untuk bertindak adalah motivasi agar terjamin akan keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian deskriptif survey ini terletak pada: 1) Instrumen penelitian dimodifikasi oleh peneliti

(11)

Harsoyo, Gambaran Motivasi Klien Hipertensi Berk unjung Ke Pusk esmas

ISSN 2460-0334 47

sendiri berdasarkan referensi sehingga perlu penyempurnaan lebih lanjut untuk penelitian berikutnya, 2) Poin pertanyaan pada instrument kurang sesuai dengan teori sehingga menghasilkan data yang kurang valid.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Lebih dari separuh klien hipertensi memiliki motivasi intrinsik yang baik dalam berkunjung ke puskesmas yaitu sebanyak 20 orang (66,6%). 2) Sebagian besar klien hipertensi memiliki motivasi ekstrinsik yang baik dalam berkunjung ke puskesmas yaitu sebanyak 25 orang (83,3%). 3) Sebanyak 20 orang (66,6%) klien hipertensi memiliki motivasi yang baik untuk berkunjung ke puskesmas. Saran

Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti lebih memperhatikan instrument penelitian yang digunakan, tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi juga wawancara mendalam.

Puskesmas

Disarankan Puskesmas mengaktifkan program penyuluhan baik di puskesmas maupun di posyandu sehingga dapat mengurangi angka penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Arjuno

Klien Hipertensi

Dalam aspek motivasi intrinsik diharapkan kepada klien hipertensi di wilayah kerja puskesmas Arjuno kota Malang meningkatkan dan mempertahankan frekuensi kontrol tekanan darah secara rutin karena sangat berguna bagi diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, A. R. 2012. Hubungan Motivasi Pasien Hipertensi Dengan Perilaku Mencegah Komplikasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Utara.Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Ponorogo : Universitas Muhammadiyah

Depkes. 2009. UU RI Tentang Kesehatan 2009. http://www.pppl.depkes.go.id/ images_data/UU_36_Tahun_2009% 5B15D.pdf. Diperoleh pada tanggal 22 Desember 2014

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Purwanto, N. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Radar Malang. 2010. Hipertensi yang

Masih Tertinggi; Data Pasien Rawat Jalan. (Online),

(http://www.jawapos.co.id/adar/inde x.php?act=detail&rid=13585, diakses 24 Oktober 2014)

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiawati, L. 2012. Gambaran Motivasi Lansia Dalam Mengikuti Senam Lansia di Kelurahan Kidul Dalem Malang. Malang: Poltekkes Kemenkes Malang

Shanty, M. 2011. Sillent Killer Disease ; Penyakit yang Diam-Diam

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mempengaruhi kreativitas antara lain: adanya waktu, kesempatan menyendiri, dorongan dari orang lain, sarana, lingkungan yang mendukung dan kondusif, hubungan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, serta pertimbangan penting dalam meningkatkan kualitas Mahasiswa UKM Karate Universitas Negeri Surabaya yang mengikuti latihan

dampak negatif terhadap intensi turnover. Kepuasan kerja yang tinggi dikaitkan dengan rendahnya intensi turnover dan kepuasan kerja yang rendah mengarah pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung tingkat keandalan sistem distribusi 20 kV pada UPJ Mojokerto dengan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA), di mana nilai

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

Suatu keunggulan dari media online ialah kecepatannya dalam menginformasikan berita kepada khalayak. Dari kecepatan itu, terkadang mengabaikan poroses verifikasi. Maka, ini

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap mandiri pada model pembelajaran missouri mathematics project terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas III SDN Gebangsari

Program Studi Ilmu Komunikasi (Manajemen Komunikasi), Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Story Telling di dalam menanamkan nilai-nilai budaya kerja yang