STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI METODE OPERATIF WANITA
(MOW) DI PUSKESMAS NGLIPAR 2 GUNUNGKIDUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
RATNA FADHILAH AISAH NPM: 1113029
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku ketua Program Studi Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Alfie Ardiana Sari, M.Keb , selaku Dewan Penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan.
4. Dechoni Rahmawati, SST.,MPH , selaku Pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan bimbingan.
5. Kedua orang tua, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………... ... ...
HALAMAN PERSETUJUAN………...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN PERNYATAAN……...………iv
KATA PENGANTAR………..v
DAFTAR ISI ………..………..vi
DAFTAR TABEL ………...……….viii
DAFTAR GAMBAR …....………ix
DAFTAR LAMPIRAN……….……….x INTISARI ………xi ABSTRACT………...………..xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat ... 6 E. Keaslian Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9
B. Kerangka Teori ... 21
C. Kerangka Konsep ... 22
D. Pertanyaan Penelitian ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
C. Populasi, Sampel dan Penentuan Besar Sampel ... 25
D. Penetapan dan Perhitungan Besar Sampel ... 26
E. Variabel Penenlitian ... 27
F. Definisi Operasional ... 28
G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 28
H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 30
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 33
J. Etika Penelitian ... 35
K. Jalannya Penelitian ... 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 49
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 58 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRANSTIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner... 35 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan,
Pekerjaan dan Paritas ... 43 Tabel 4.2 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Kontrasepsi... 44 Tabel 4.3 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Pengertian Kontrasepsi MOW... 45 Tabel 4.4 Tingkatpengetahuan Ibu Multipara tentang Keuntungan dan Keterbatasan Kontrasepsi MOW... 45 Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi MOW... 46 Tabel 4.6 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Syarat-syarat Kontrasepsi MOW... 47 Tabel 4.7 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Komplikasi serta penanganannya dan Efek samping Kontrasepsi MOW... 47 Tabel 4.8 Tingkat pengetahuan Ibu Multipara tentang Waktu pelaksanaan Kontrasepsi MOW... 48
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori... 22 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 23
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat-surat Perizinan Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Inform Concent
Lampiran 4. Lembar Kuesioner Lampiran 5. Kunci Jawaban Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Lampiran 7. Hasil Penelitian SPSS Lampiran 8. Jadwal KTI
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI METODE OPERATIF WANITA
(MOW) DI PUSKESMAS NGLIPAR II GUNUNGKIDUL
Ratna Fadhilah Aisah1, Dechoni Rahmawati2
INTISARI
Latar Belakang: Laju pertumbuhan penduduk dunia pada tahun 2013 mengalami
peningkatan lebih tinggi dari perkiraan dua tahun yang lalu. Secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 31.640.957 peserta dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terhitung sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21%. (BKKBN, 2010)
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu multipara tentang
kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW).
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan 60 orang dari wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariabel dengan program SPSS.
Hasil : Responden sebanyak 56 orang sebagian besar memiliki pengetahuan
cukup tentang kontrasepsi MOW sebesar 32 responden (57.1 %). Sedangkan kategori kurang sebesar 22 responden (39.3 %) dan kategori baik sebesar 2 responden (3.6 %).
Kesimpulan : Gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi
Metode Operatif Wanita (MOW) masuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 32 responden (57.1 %).
Kata kunci : Ibu Multipara, Metode Operatif Wanita (MOW)
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Pembimbing Program Studi Kebidanan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DESCRIPTION OF THE KNOWLEDGE LEVEL OF MULTIPAROUS ON CONTRACEPTION METHOD OPERATIVE WOMEN (MOW) IN COMMUNITY HEALTH CENTER OFNGLIPAR II GUNUNGKIDUL
Ratna Fadhilah Aisah1, Dechoni Rahmawati2
ABSTRACT
Background : The growth rate of the world population in 2013 increased higher
than expected two years ago. Nationally the number of participants totaled 31,640,957 KB participants and the number of spouses of fertile age (PUS) accounted for 44,431,227 pairs, so that the participation of all EFA KB of 71.21%. (BKKBN, 2010)
Objective : To find out the knowledge level of multi delivery mothers about
Method Operative Women (MOW) in Community Health Center Of Nglipar II Gunungkidul
Methods : The study is quantitative descriptive. The sampling method using
purposive sampling. The samples used 60 of community health center of Nglipar II Gunung Kidul, Yogyakarta. The data collected instrument used questioner. Analysis of the data used is univariable with SPSS program.
Results : Respondents many as 56 people mostly have insufficient knowledge
about contraception MOW by 32 respondents (57.1%). While the category is less by 22 respondents (39.3%) and a good category as 2 respondents (3.6%).
Conclusion : The level of knowledge about contraceptive methods multiparous
mother Operative Women (MOW) is in the enough category ,it was 32 respondents (57.1%).
Keywords :Multiparous, Method Operative Women (MOW).
______________________________________
1
A students of Diploma III Midwifery Study Program of Achmad Yani Yogyakarta High School of Health Science
2
A counseling lecturer of Diploma III Midwifery Study Program of Achmad Yani Yogyakarta High School of Health Science
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk dunia pada tahun 2013 mengalami peningkatan lebih tinggi dari perkiraan dua tahun yang lalu. Jumlah penduduk dunia pada bulan Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, penduduk dunia akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun 2025. Jumlah itu akan terus berkembang menjadi 9,6 miliar pada tahun 2050. Jumlah penduduk di negara-negara tidak berkembang akan meningkat dua kali lipat dari 898 juta menjadi 1,8 miliar pada tahun 2050. Sebaliknya, penduduk di negara-negara maju meningkat dari 1,25 miliar jiwa tahun ini menjadi sekitar 1,28 miliar jiwa penduduk pada tahun 2100 (Jatmiko, 2013).
Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 252.164,8 ribu orang yang terdiri dari 125.715,2 laki-laki dan 125.449,6 perempuan. Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia 1,49% pertahun dengan jumlah jiwa dalam pendataan tahun 2010 tercatat sebanyak 231.485.456 jiwa. Secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 31.640.957 peserta dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terhitung sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21%.(BKKBN, 2010) Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
(Pasangan Usia Subur) yang merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%) menggunakan metode kontrasepsi suntik. Peserta KB baru menurut metode kontrasepsi di Indonesia tahun 2013 yang menggunakan metode IUD (Intra Uterine Device) berjumlah 658.632 (7,75%); Metode Operasi Wanita (MOW) berjumlah 128.792 (1.52%); Metode Operasi Pria (MOP) berjumlah 21.374 (0,25%); metode kondom berjumlah 517.638 (6.09); metode implant berjumlah 784.215 (9,23%); metode suntik berjumlah 4.128.115 (48,56%) dan metode Pil berjumlah 2.261.480 (26,60%), (Infodatin RI 2014).
Di Indonesia pemakaian alat kontrasepsi dapat di katagorikan kurang karena terdapat data sebagai berikut KB Suntik 52,14%, pil 26,25%, implant 7,99%, IUD 6,70%, kondom 5,44%, MOW 1,30%, dan MOP 0,18% (BKKBN, 2014), sedangkan di wilayah Yogyakarta ditemukan data sebagai berikut KB IUD 34,62%, Suntik 32,32%, Implant 13,34%, Pil 8,29%, Kondom 6,53%, MOW 4,05%, MOP 0,84% (BKKBN, 2015). Dari data ini dapat kita lihat bahwa peminat kontasepsi MOW menduduki urutan terendah dari semua alat kontrasepsi, berikut ini adalah penggunaan alat kontrasepsi MOW di wilayah Yogyakarta menurut data BKKBN 2015 yaitu kota Yogyakarta 23,5%, Bantul 5,21%, Kulon Progo 2,29%, Sleman 3,83%, Gunungkidul 2,09%. Di wilayah Puskesmas yang ada di Gunungkidul sendiri kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) ini masih terhitung rendah yaitu di wilayah Nglipar 0 (0%) ,Gedangsari 2 (0,8%), Rongkop 3 (1,3%) ,Playen 4
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
(1,3%) ,Semanu 6 (1,2%) ,Wonosari 7 (4,2%) ,Saptosari 9 (1,5%) ,Paliyan 10 (4,3%) ,Pathuk 13 (4%) ,Ponjong 67 (18,2%) (Dinkes DIY ,2014)
Dari data terbaru tahun 2015 di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul didapatkan hasil pengguna IUD 367 (21,3%) ,MOP 44 (2,5%) ,MOW 39 (2,26%) ,Implant 254 (14,74%) ,kondom 89 (5,16%) ,suntik 776 (45,03%) ,pil 154 (8,93%).
Berdasarkan 5 kabupaten diatas, kabupeten Gunungkidul yang paling sedikit angka penggunaan MOW dan dari data Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul pengguna Metode Operatif Wanita (MOW) paling rendah angka penggunanya. Maka peran bidan sebagai tenaga kesehatan sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat terutama ibu dan anak, bahkan suami/pria, dalam menjaga kesehatan tersebut bidan berupaya untuk memberikan konseling alat kontrasepsi, karena di wilayah Yogyakarta ini banyak mayarakat yang kurang mengetahui pentingnya menggunakan alat kontrasepsi apalagi penggunaan alat kontrasepsi untuk wanita yaitu MOW.
Kontrasepsi merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah bertemunya sel telur dengan sel sperma pada waktu bersenggama, sehingga tidak terjadi kehamilan (Tukiran, 2010). Kontrasepsi memiliki berbagai metode salah satunya metode kontrasepsi mantap, tindakan kontrasepsi mantap pada wanita disebut kontrasepsi mantap wanita atau MOW atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP atau vasektomi (Manuaba, 2005). Tubektomi (MOW) adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas dengan mengikat atau memasang cincin di tuba falopi, sehingga
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
tidak terjadi pembuahan (Arum dan Sujiyatini, 2009). Banyak perempuan yang mengalami ketidaktahuan tentang metode kontasepsi mantap.
Kontrasepsi ini mempunyai cara kerja salah satunya menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi, sehingga fertilitas ovum dapat terganggu (Hartanto, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan April-Mei di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul melalui wawancara dengan 10 orang ibu multipara, peneliti dapat mengetahui bahwa pengetahuan ibu tentang kontrasepsi MOW ini 7 diantaranya masih kurang dan 3 lainnya belum tahu. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat pengetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi MOW di Puskesms Nglipar 2 Gunungkidul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu multipara tentang pengertian kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu multipara tentang keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu multipara tentang indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu multipara tentang syarat-syarat kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu multipara tentang efek samping kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
f. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu multipara tentang waktu pelaksanaan pembedahan kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar 2 Gunungkidul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi ilmu pengetahuan apabila dibutuhkan dalam pencarian referensi terutama dalam ilmu kebidanan yang berkaitan dengan kontrasepsi MOW. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas Nglipar 2
Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai acuan dan dasar untuk pengambilan keputusan menajemen dalam upaya meningkatkan pelayanan KB terhadap masyarakat terutama bagi calon akseptor MOW.
b. Bagi Ibu Multipara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan ibu dalam memilih kontrasepsi yang lebih mantap terutama dalam penggunaan kontrasepsi MOW.
c. Bagi Instansi Pendidikan Stikes A. Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi ilmiah dan literatur di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
dari peneliti sebelumnya sehingga dapat menjadikan koreksi dan perbaikan bagi peneliti selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Herlinawati, 2012 “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Kontrasepsi Tubektomi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Rsud Dr Pringadi Medan”. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 155 akseptor dari periode Januari-Oktober 2012 sebanyak 100 akseptor, jadi total populasinya adalah sebanyak 255 akseptor. Hasil dari penelitian ini tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemakaian kontrasepsi tubektomi pada wanita PUS, dimana responden yang berpengetahuan baik lebih memilih tubektomi sebesar 50 responden (58,1%), disbanding dengan yang berpengetahuan kurang sebesar 6 responden(7,0%). Perbedaan terletak pada tempat dan waktu penelitian, jumlah populasi dan besar sampel, teknik sampling, jenis penelitian, sasaran responden.
2. Ismiyatin, (2012) ,”Tingkat Pengetahuan Ibu PostPartum tentang KB MOW di RSU Assalam Gemolong Sragen”. Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif,populasi sebanyak 36 responden dan jumlah sampel 36 responden ,menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan penelitian ini menggunakan variabel tunggal.Hasil dari
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
penelitian ini yang berpengatuan baik sebanyak 3 responden (8,3%), cukup 28 responden (77,8%), kurang 5 responden (13,9%). Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling jenuh.
3. Baiq Ridha Hairani (2014), “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap Alat Kontrasepsi Tubektomi di Bawuran, Pleret, Bantul”. Metode penelitian yaitu deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian PUS, jumlah populasi 1250 pasangan, sampel sebanyak 93 responden dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, analisa data menggunakan analisa univariat. Tingkat pengetahuan ibu pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi tubektomi sebagian besar pengetahuan yang dimiliki cukup 52 responden (55,9%) dan sebagian tingkat pengetahuannya kurang 9 responden (9,7%). Perbedaan terletak pada tempat dan waktu penelitian, jumlah populasi dan besar sampel, teknik sampling, jenis penelitian, sasaran responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Nglipar II Gunungkidul beralamat di Jl. Nglipar-Ngawen Km 8, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Puskesmas ini adalah jenis puskesmas non perawatan dimana tidak ada rawat inap bagi pasien. Wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul ini terletak di Kecamatan Nglipar ,Gunungkidul ,Yogyakarta yang terdiri dari 4 desa yaiu Natah, Pilangrejo, Kedungpoh, dan Katongan. Terdapat 2 puskesmas pembantu yaitu berada di Desa Kedungpoh dan Pilangrejo. Pelayanan KB di Puskesmas Nglipar II sudah terjadwal untuk kunjungannya yaitu pada hari Selasa di puskesmas utama, Rabu di pustu Pilangrejo dan Kamis untuk pustu Kedungpoh. Akan tetapi puskesmas juga masih melayani kunjungan KB dihari lainnya.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 ibu multipara yang melakukan kunjungan ulang di puskesmas utama ataupun puskesmas pembantu. Mayoritas penduduk yang berada di wilayah kerja puskesmas ini menggunakan kontrasepsi jenis suntik baik suntik bulanan maupun suntik 3 bulan dan untuk penggunaan kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) terhitung paling sedikit. Meskipun sudah memiliki 2 anak atau lebih ,masih cukup banyak
ibu-STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
lain baik kontrasepsi jangka panjang atau kontrasepsi tetap seperti MOW.
Penyuluhan kesehatan ataupun penyuluhan tentang KB juga masih belum banyak dilakukan di wilayah kerja puskesmas dan ini dapat dilihat dari proses penelitian yang dilakukan bahwa ibu-ibu yang menjadi responden menjawab pernyataan hanya menurut pendapatnya sendiri dan bukan dari pengetahuan yang diketahui sebelumnya. Bidan pun menjelaskan hal yang sama dan membenarkan pernyataan bahwa memang jarang dilakukan penyuluhan di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul ini.
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden dapat dideskripsikan sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur,
Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) 1. Umur <20 Tahun 0 0.0 20-35 Tahun 32 57.1 > 35 Tahun 24 42.9 2. Pendidikan SD 14 25.0 SLTP 15 26.8 SMA 22 39.3 PT 5 8.9 Total 56 100.0 3. Pekerjaan IRT 26 46.4 Petani 7 12.5 PNS 2 3.6 Wiraswasta 9 16.1 Swasta 12 21.4 Total 56 100.0 4. Jumlah Anak 2 Anak 34 60.7 3 Anak 19 33.9 4 Anak 3 5.4 Total 56 100.0
Sumber :Data Primer, 2016
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari karakterisik responden berdasarkan umur sebagian besar yang berumur 20-35 tahun yaitu sebesar 32 responden (57.1%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir sebagiab besar yaitu SMA sebesar 22 responden (39.3 %). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar adalah IRT sebanyak 26 responden (46.4 %). Karakteristik berdasar jumlah anak yang dimiliki responden sebagian besar adalah sebanyak 2 anak yaitu sebesar 34 responden (60.7 %).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3. Analisa Hasil Penelitian
a. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara tentang Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 22 39.3
Cukup 32 57.1
Baik 2 3.6
Total 56 100.0
Sumber : Data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 32 responden (57.1 %).
b. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Pengertian Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Pengertian Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 10 17.9
Cukup 16 28.6
Baik 30 53.6
Total 56 100.0
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang pengertian MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
c. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Keuntungan dan Keterbatasan Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Keuntungan dan Keterbatasan Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang keuntungan dan keterbatasan MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
d. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 10 17.9
Cukup 16 28.6
Baik 30 53.6
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Tabel 4.5 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 24 42.9
Cukup 22 39.3
Baik 10 17.9
Total 56 100.0
Sumber : Data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang indikasi dan kontraindikasi MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 24 responden (42.9 %). e. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang
Syarat-Syarat Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.6 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Syarat-Syarat Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 15 26.8
Cukup 22 39.3
Baik 19 33.9
Total 56 100.0
Sumber :Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang syarat-syarat MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (39.3 %).
f. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Efek Samping Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.7 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Efek Samping Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang 30 53.6
Cukup 17 30.4
Baik 9 16.1
Total 56 100.0
Sumber :Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang efek samping MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 30 responden (53,6 %).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
g. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Waktu Pelaksanaan Pembadahan Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tabel 4.8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Waktu Pelaksanaan Pembadahan Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 30 53.6
Cukup 19 33.9
Baik 7 12.5
Total 56 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang waktu pelaksanaan pembedahan MOW di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 30 responden (53,6 %).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
B. PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (57.1%). Untuk faktor usia, usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin dewasa seseorang dengan bertambahnya usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir, sehingga usia akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki akan semakin baik (Notoatmodjo, 2010) akan tetapi dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden 20-35 tahun yaitu sebanyak 32 responden (57.1 %) tentunya untuk pola pikir dan daya tangkap seharusnya sudah bisa menerima informasi dengan baik, dikarenakan mayoritas usia 20-35 tahun sudah masuk dalam kategori dewasa, pada usia ini responden rata-rata sudah menikah dan memiliki ≥2 anak. Ibu dalam usia tersebut juga kurang mendapatkan informasi dikarenakan jarangnya dilakukan penyuluhan tentang KB. Tingkat pengetahuan responden mayoritas dalam kategori cukup dikarenakan responden di wilayah kerja puskesmas menerima informasi baik dari orangtua atau dari orang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan rata-rata responden lebih mementingkan mengurus keluarga, sehingga setelah menikah kebanyakan responden jarang untuk mencari
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
informasi secara langsung, sehingga pengetahuan yang dimiliki responden masih dalam kategori cukup.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor pendidikan.Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, sehingga diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya (Ariani, 2014).
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA yaitu 22 responden (39.3 %) sehingga dalam proses belajar dan penerimaan informasi cukup dimengerti ,bukan hanya tingkat pengetahuan yang cukup tetapi responden tidak ingin mencari informasi secara jelas dan lebih percaya dengan cerita lalu ataupun mitos yang selama ini didengarkan.
Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pekerjaan atau sosial ekonomi, pekerjaan yang dikembangkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang bertolak dari masalah nyata dalam bekerja sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007) dalam penelitian ini sesuai dengan teori dikarenakan sebagian besar responden adalah IRT atau tidak bekerja yaitu sebanyak 26 responden (46.4 %) sehingga ruang lingkup ibu ikut mempengaruhi informasi yang didapat oleh ibu. Berdasarkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
penelitian yang telah dilakukan rata-rata responden mendapatkan informasi hanya dari pengalaman orang lain. Kebanyakan responden di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul mengatakan jarang untuk mencari informasi terutama tentang KB, dikarenakan responden sibuk dengan pekerjaan rumah dan tenaga kesehatan sangatlah jarang untuk melakukan penyuluhan dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti konseling, selain itu tempat yang sangat susah untuk dijangkau untuk menuju Puskesmas Nglipar II Gunungkidul.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah paritas dimana paritas dibuktikan dengan adanya pengalaman, lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi diri seseorang dalam mempelajari hal-hal baik dan juga hal-hal yang buruk dikarenakan dipengaruhi oleh proses timbal balik yang akan direspon sebagai pengatahuan individu (Nursalam, 2010). Hal ini sesuai dengan teori dikarenakan sebagian besar responden memiliki 2 anak yaitu sebanyak 34 responden (60.7%) sehingga dalam pengalaman pribadi masih kurang sebagai upaya dalam memperoleh pengetahuan dan informasi dalam lingkungannya dan juga responden lebih mementingkan untuk mengurusi keluarganya dirumah dibandingkan mencari informasi kesehatan, dikarenakan dalam penelitian, peneliti mengetahui bahwa ibu lebih banyak menghabiskan waktu mengurus pekerjaan rumah dan anak hingga sore lalu istrirahat sehingga jarang untuk keluar bencengkrama dengan tetangga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Adanya kecenderungan bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi didasarkan pada partisipasi dalam penggunaan kontrasepsi MOW, namun dalam hal ini di wilayah kerja Puskesmas Nglipar II Gunungkidul ini hanya terdapat 39 orang saja. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Baiq Ridha Hairani (2014) bahwa pengetahuan yang dimiliki PUS tentang kontrasepsi MOW dalam kategori cukup yaitu sebanyak 52 responden (55.9%) dengan pengguna KB MOW tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini diatas menjelaskan sebagian besar pengetahuan dalam kategori cukup, yang tidak didukung dari faktor usia karena mayoritas usia responden 20-35 tahun. Responden dengan umur 20-35 tahun, seharusnya memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik, dikarenakan pengalaman merupakan guru terbaik yang merupakan suatu cara dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan Wawan dan Dewi (2011) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan suatu masalah pada masa lalu.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Pengertian Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul.
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang pengertian kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 30 responden (53.6 %). Hal ini dikarenakan responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA sehingga responden cukup mudah untuk menerima informasi yang berkaitan dengan pengertian kontrasepsi MOW. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlinawati (2012) denagn judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Kontrasepsi Tubektomi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di RSUD Dr Pringadi Medan” yang menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih memilih menggunakan kontrasepsi MOW sebesar 50 responden (58.1%).
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Keuntungan dan Keterbatasan Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta sebagian besar
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 30 responden (53.6 %). Hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh responden berasal dari pengalaman ibu lain yang sudah mengetahui kontrasepsi MOW atau dari pengetahuan ibu itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil dari dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Budiman dan Riyanto, 2013). Hasil dari tingkat pengetahuan ibu multipara tentang keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi MOW ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Herlinawati (2012) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Kontrasepsi Tubektomi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di RSUD Dr Pringadi Medan” karena dalam penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa responden yang berpengetahuan baik akan lebih memilih kontrasepsi MOW.
4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 24 responden (42.9 %). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu dan sebagian ibu mengemukakan pendapat yang pernah didengar sebelumnya tanpa
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
mengetahui kebenarannya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Ariani, 2014).
5. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Syarat-Syarat Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang syarat-syarat kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar 22 responden (39.3 %). Informasi tentang syarat-syarat untuk menggunakan kontrasepsi MOW tersebut belum dijelaskan oleh tenaga kesehatan saat konseling atau belum adanya penyuluhan. Sebagian besar responden tidak mengetahui apa saja syarat yang harus dipenuhi sebelum memilih menggunakan kontrasepsi MOW yaitu syarat sukarela, bahgia dan sehat (Saifuddin, 2006).Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baiq Ridha Hairani (2014) yang berjudul “Gambaran Tingkat Pegetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Alat Kontrasepsi Tubektomi di Bawuran Pleret Bantul” bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang syarat-syarat tubektomi adalah dalam kategori cukup sebesar 39 responden (47,6%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Efek Samping Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang efek samping kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 30 responden (53.6 %). Ibu mengatakan tidak mengetahui apa saja efek samping kontrasepsi MOW dengan alasan bahwa ibu tidak menggunakan kotrasepsi jenis ini serta tidak mendapat informasi dari tenaga kesehatan maupun ibu lain yang menggunakan kontrasepsi MOW tentang efek samping kontrasepsi MOW (Handayani, 2010). Menurut Wawan dan Dewi (2011) bahwa pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan suatu masalah pada masa lalu.
7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Multipara Tentang Waktu Pelaksanaan Pembedahan Kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) Di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu multipara tentang waktu pelaksanaan pembedahan kontrasepsi MOW di Puskesmas Nglipar II Gunungkidul Yogyakarta memiliki pengetahuan kurang yaitu sebesar 30 responden (53.6 %). Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuk
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
melakukan pembedahan kontrasepsi MOW dikarenakan kurangnya informasi yang ibu peroleh dari tenaga kesehatan dan minimnya pengetahuan ibu yang hanya sebatas tahu tentang waktu pelaksanaan pembedahan kontrasepsi MOW (Saifuddin, 2006). Menurut Ariani (2014) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diterima atau dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu “Tahu” merupakan tingkatan pengetahuan yang paling dasar.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Dalam penelitian ini ibu yang menjadi responden datang dengan membawa serta anaknya sehingga dalam pengisian kuesioner ibu sedikit mengalami kendala.
2. Ibu yang menjadi responden sebelum selesai mengisi kuesioner sudah mendapat giliran untuk kunjungan ulang sehingga ada beberapa kuesioner yang tidak diselesaikan oleh ibu dan kemudian ditinggal pulang dengan alasan memiliki kepentingan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 32 responden (57.1 %).
2. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang pengertian kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
3. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
4. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 24 responden (42.9 %).
5. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang syarat-syarat kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (39.3 %).
6. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang efek samping kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7. Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang waktu pelaksanaan pembedahan kontrasepsi Metode Operatif Wanita (MOW) sebagian besar masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 30 responden (53.6 %).
B. SARAN
1. Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan pengetahuan tentang kontrasepsi MOW.
2. Petugas Kesehatan Puskesmas Nglipar II Gunungkidul
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pelayanan khususnya oleh bidan dalam konseling yang lebih mendalam tentang konseling tentang kontrasepsi MOW kepada akseptor KB baik akseptor baru atau akseptor lama.
3. Bagi Ibu Multipara
Diharapkan ibu lebih aktif dalam mencari informasi tentang kontrasepsi MOW dengan banyak membaca buku atau dengan mencari informasi dari tenaga kesehatan berkaitan dengan alat kontrasepsi dan juga melalui media massa atau media elektronik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan topik yang sama namun dengan menggunakan metode yang berbeda.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariani, (2014). Metode Penelitian. Jakarta. EGC
Arum, D.N.S. dan Sujiyatini. (2009). Panduan lengkap pelayanan KB terkini. Yogyakarta: Nuha medika.
Azwar, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BKKBN. (2010). Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN. (2014). Peserta KB aktif per mix Kontrasepsi. Jakarta: Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional.
Budiman dan Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Chandra, B. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. http:// www . depkes . go. id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan.Indonesia/profil-kesehat-an-Indonesia-2014.pdf.
Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta. (2014). Profil Kesehatan Propinsi Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Gunungkidul.
Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hairani, B.R. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap alat kontrasepsi tubektomi di Bawuran, Pleret, Bantu tahun 2014. Yogyakarta: STIKES A.Yani.
Hidayat, A., A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Infodatin. (2014). Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.Situasi dan Analisis Keluarga Berencana
Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup. Bandung: Alfabeta.
Ismiyatin. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu post partum tentang KB MOW (tubektomi) di RSU Assalam gemolong sragen tahun 2012. Surakarta: Stikes Kusuma Husada.
Jatmiko, Bambang Priyo. 2013. Pertumbuhan Penduduk Dunia Lampaui Prediksi. http://www.repository.kompas.ac.id/17834/1/DWI%20CHRISTINA.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2016, pukul 14.00 WIB
Kemenkes RI, 2014. Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Manuaba, I.,B. (2005). Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGS.
Marni, 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Noor, J. (2011). Metodelogi Penelitian Skripsi, Testis, Karya Ilmiah, Disertasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Riwikdo, H. (2011). Statistik untuk Penelitian Kesehatan degan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Saifuddin, A.B. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saryono.(2010). Metopen Kebidanan D III, DIV, S I dan S II. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sumantri, A. (2011). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sulistyawati, A. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Suratun., Maryani, S., Hartini, T., Rusmiati dan Pinem, S. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Tukiran,dkk. (2010). Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winkjosastro, H. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.