PERANCANGAN PERANGKAT KOMUNIKASI KOMPUTER
DENGAN MEDIA TRANSMISI CAHAYA INFRA MERAH
Endang Rosdiana
A B S T R A K
Secara umum penggunaan kabel sebagai media penghubung dalam system komunikasi sudah dikenal sejak awal. Akan tetapi berbagai permasalahan yang muncul akibat penggunaan kabel tersebut juga akan mempengaruhi kelancaran dalam komunikasi tersebut. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah penggunaan gelombang infra merah yang merupakan salah satu bagian dari spectrum gelombang elektromagnetik yang dalam perambatannya bisa melalui media penghantar ataupun tidak ada media penghantar (ruang hampa). Gelombang infra merah ini akan dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler sebagai pengatur keluar masuknya sinyal informasi baik dari serial port computer maupun dari IR receiver. Sinyal output dari mikrokontroler tersebut akan dimodulasikan dengan gelombang pembawa oleh rangkaian IR transmitter untuk dipancarkan, selanjutnya sinyal yang dipancarkan segera diterima oleh IR receiver dan didemodulasikan kembali menjadi sinyal informasi digital sehingga akan mampu melakukan proses komunikasi data satu sama lain. Modem yang dirangcang dapat memperlihatkan unjuk kerja yang baik dengan batas jarak maksimal tidak lebih dari 3,5 meter. Hal ini dikarenakan energi yang dipancarkan semakin berkurang karena diserap oleh udara. Disamping itu cahaya infra merah tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya tampak. Proses pengiriman data hanya dapat berlangsung efektif dengan batas ketebalan penghalang sekitar 36 μm.
Kata Kunci : Gelombang Infra Merah, Modem PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi sudah semakin pesat sejak ditemukannya gelombang radio sebagai media penghantarnya. Seiring dengan itu
pula berbagai perangkat sistem
komunikasi data terus dikembangkan untuk mendukung aktivitas dan kinerja manusia agar lebih praktis dan efisien. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang komprehensif antara perangkat keras sistem komunikasi tersebut dengan media penghantar atau penghubungnya.
Sebagai suatu media komunikasi,
maka dalam pendisainan perangkat
kerasnya sudah tentu tidak terlepas dari
komponen-komponen seperti sistem
pemancar, media transmisi, sistem
penerima, serta dilengkapi pula dengan suatu rangkaian modem (modulasi –
demodulasi) baik untuk frekuensi,
amplitudo, maupun fase dari gelombang pembawa.
Secara umum penggunaan kabel sebagai media transmisi penghubung antara pemancar dan penerima dalam komunikasi data pada suatu komputer network sudah dikenal sejak awal diperkenalkan. Namun seiring dengan
perjalanan waktu, penggunaan kabel
tersebut dirasakan kurang relevan
mengingat kontribusi secara ekonomis kurang menguntungkan di samping itu juga kurang praktis. Oleh karena itu perlu suatu terobosan lain agar permasalahan dalam penggunaan kabel tersebut dapat teratasi.
Salah satu solusi yang ditawarkan dalam penulisan ini adalah penggunaan wireless infra merah, dimana pada proses
pentransferan data ini digunakan
gelombang infra merah sebagai wujud media transmisinya pengganti fungsi kabel.
Gelombang infra merah ini akan
dikendalikan oleh suatu mikrokontroler yang kemudian akan diperkuat sinyal outputnya oleh rangkaian modulasi atau
pembangkit sehingga akan mampu
melakukan komunikasi dengan jarak relatif lebih jauh.
Dalam aplikasinya, mode
operasional yang digunakan pada wireless infra merah ini adalah dengan memodulasi intensitas output gelombang infra merah pada pemancar secara elektris. Untuk selanjutnya variasi intensitas gelombang infra merah yang diterima oleh detektor akan dikonversi menjadi sinyal elektrik yang ekivalen.
LANDASAN TEORI
2.1. Gelombang Elektromagnet dan Perambatannya
Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnet dan medan listrik. Arah medan magnet tegak lurus pada arah medan listrik, masing-masing tegak lurus pada arah
perambatannya. Gelombang
elektro-magnet termasuk dalam gelombang
tranversal. Arah Gelombang Medan magnetik Medan Listrik Gambar 1.
Arah rambat gel. elektromagnet Berikut ini tabel spektrum gelombang elektromagnetik.
Tabel 1.
Spektrum gelombang elektromagnet
Jenis Gelombang Panjang Gelombang (angstrom) Berasal dari Sinar Gamma 6.10 -7 – 3 Reaksi nuklir Sinar X 10-2 - 3.10-2 Tumbukan elektron2 pada target Ultra Ungu 3.10-2 – 4.103 Benda yang sangat panas Cahaya tampak 4.10 3 – 7.103 Matahari, lampu Infra Merah 7.10 3 - 107 Benda panas Gelombang pendek 10 7 - 3.109 Tabung hampa TV dan Radio FM 1,5.10 10– 7,5.1010 Getaran electron Radio AM 1,5.1011 – 6.1012 Getaran elektron
Dalam perambatannya, gelombang elektromagnetik juga akan mengalami pengurangan intensitas apabila mengenai penghalang atau melalui jarak yang relatif jauh. Untuk mengetahui berkurangnya intensitas akibat pengaruh dari penghalang yang dalam hal ini dapat berupa jarak, ketebalan dan sebagainya. Maka dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan matematika sebagai berikut :
I =I0 e-μx ... (2.1) Dimana : I = Intensitas I0 = Intensitas awal x = ketebalan, jarak μ = konstanta penyerapan 2.2. Infra Merah
Cahaya infra merah merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik. Jika dilihat dengan spektroskopi maka radiasi cahaya infra merah akan tampak pada spektrum elektromagnet dengan
panjang gelombang 800nm sampai
1300nm atau memiliki frekuensi 3.1011 –
4,3.1014c/s . Dengan panjang gelombang
ini maka cahaya infra merah akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa atau
dideteksi. Cahaya infra merah tetap
tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya tampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang tampak oleh mata.
U lt ra V io le t B ir u H ij a u K u n in g Ji n g g a In fr a M e ra h % E m is i
Respon Detector Silikcon Spektrum Sinar Matahari
Respon Mata Manusia
390 1300 Panjang Gelombang (nM) 800 U n g u ( v io le t) 455 492 577 597 622 M e ra h 770 Gambar 2.
Spektrum cahaya dan respon mata manusia
2.3. Infra Merah Sebagai Media Komunikasi
Sejak ditemukannya gelombang radio,
maka penggunaannya semakin lama
semakin banyak dan berbagai macam. Hal ini segera menimbulkan permasalahan lain yaitu padatnya jalur komunikasi yang menggunakan gelombang radio.
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan menggunakan gelombang infra merah sebagai media komunikasinya. Gelombang infra merah dimodulasi oleh sebuah sinyal pembawa yang dapat membawa pesan data yang banyaknya hampir tidak terbatas dan sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi penggunaan gelombang infra merah ini sebagai media komunikasi.
Biasanya modulasi dengan frekuensi pembawa yang tinggi ini digunakan untuk modulasi sinar laser atau pada transmisi data yang menggunakan media fiber optik sebagai media perantarannya. Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanya menggunakan frekuensi pembawa yang jauh lebih rendah yaitu sekitar 30 KHz sampai 40 KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan sinyal pembawa yang mempunyai frekuensi sekitar 30 KHz sampai 40 KHz.
2.4. Transmisi Data
Sistem komunikasi memancarkan informasi atau data dalam bentuk sinyal listrik yang menyajikan musik, gambar televisi, data ilmiah, dan sebagainya. Pada umumnya suatu sistem yang lengkap terdiri dari suatu pemancar (transmitter),
medium pentransmisi dimana suatu
informasi ditransmisi, dan suatu penerima
(receiver) yang menghasilkan suatu
salinan informasi masukan (input) di keluaran (output). Dalam kebanyakan suatu sistem komunikasi, pentransmisian informasi saangat berhubungan dengan modulasi atau perubahan waktu suatu sinyal sinusoida tertentu, yang dinamakan pembawa (carrier). Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram blok berikut ini.
Gambar 3. Sistem Komunikasi
2.5. Pemancar
Pemancar adalah pihak yang
mengirim informasi data. Tugasnya
membangkitkan informasi dan
menempatkan pada media transmisi. Pemancar pada umumnya dilengkapi
dengan peralatan lain yang dapat
mengubah informasi yang akan dikirimkan menjadi bentuk yang sesuai dengan media
transmisi yang digunakan, misalnya
menjadi pulsa listrik, gelombang
elektromagnet atau pulsa digital seperti PCM (Pulse Code Modulation).
Terjadinya infra merah dikarenakan adanya perpindahan elektron dari pita valensi ke pita konduksi pada saat diberi tegangan panjar maju. Pada saat elektron sudah dalam pita konduksi, elektron akan
berekombinasi dengan hole. Setelah
berekomendasi elektron tersebut akan
kembali lagi ke pita valensi dan
melepaskan energi. 2.5.1. Media Transmisi
Beberapa media transmisi dapat digunakan jalur (channel) transmisi atau pembawa (carrier) dari data yang akan dikirim. Media transmisi dapat berupa gelombang elektromagnet, serat optic, kabel coax, sepasang kawat (twisted pain) dan lain-lain. Dalam hal ini media transmisi bertugas menerima berita yang dikirimkan oleh sumber informasi.
Proses penghubung informasi
menjadi bentuk yang sesuai dengan media transmisi disebut modulasi. Bila sinyal
dimodulasi, maka ia akan dapat
menempuh jarak jauh. Proses
kebalikannya disebut demodulasi.
Media transmisi dapat berupa gelombang elektromagnet, serat optic, kabel coax, sepasang kawat (twisted pain) dan lain-lain.
2.5.2. Penerima
Penerima adalah alat yang menerima data atau informasi. Penerima mempunyai peralatan lain yang fungsinya kebalikan dari pemancar, yaitu peralatan informasi yang bentuknya sesuai dengan media transmisi yang digunakan menjadi bentuk asalnya.
Dalam pendisainannya, penerima berfungsi sebagai penerima infra merah, yang kemudian akan mengubah sinyal-sinyal yang termodulasi dari pemancar (transmitter) ke pulsa negatif maupun positif dengan band pass filter yang ada di dalamnya.
Komuikasi data menambah dimensi
khusus dalam penggunaan sistem
komputer. Perkembangannya begitu pesat, terutama pada tahun-tahun terakhir ini. Komunikasi data merupakan gabungan dua teknik yang sama sekali jauh berbeda, yaitu pengolahan data dan telekomunikasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa komunikasi data memberikan fasilitas komunikasi jarak jauh dengan sistem komputer.
Selain itu masih diperlukan peralatan
pembantu yaitu perangkat lunak
diperlukan untuk dapat mengirimkan dan
menampung data. Perangkat lunak
bertugas menghubungkan data yang
diterima atau akan dikirim agar berbentuk sesuai dengan prosedur yang telah disepakati. Pengubahan itu terjadi sebelum pengubahan secara elektrik atau elektro-optik untuk media transmisi dalam hal pengiriman data atau dalam penerimaan data.
Pada dasarnya dalam dunia
elektronika dikenal dua jenis sinyal yaitu analog dan digital. Sinyal analog adalah
sinyal yang bersifat
sambung-menyambung atau tidak ada perubahan yang tiba-tiba antara bagian siyal-sinyal tersebut. Secara garis besarnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Sinyal Analog
Sinyal listrik digital adalah sinyal yang sifatnya berupa pulsa, yaitu sinyal yang terputus-putus atau terjadi perubahan yang tiba-tiba antara bagian-bagian sinyal tersebut. Sinyal digital dapat dilihat pada Gambar 5.
1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
Gambar 5. Sinyal Digital
Kedua jenis sinyal tersebut sangat penting di dalam komunikasi data. Hal ini disebabkan karena sistem komputer selalu
bekerja dengan sinyal digital sedangkan penyalura data banyak dilakukan secara analog.
2.6. Modulasi
Modulasi adalah suatu proses
dimana isi informasi dari sinyal
digunakan untuk merubah parameter sinyal pembawa sebelum dipancarkan.
Proses kebalikannya – mendapatkan
bentuk informasi dari sinyal frekuensi pembawa dinamakan demodulasi. Dalam
bentuknya yang sederhana suatu
modulator dapat menyebabkan beberapa karakteristik sinyal pembawa berubah sebanding dengan bentuk gelombang pemodulasi, hal ini disebut modulasi analog. Modulator yang lebih kompleks akan mendigit dan mengkodekan sinyal pemodulasi sebelum di modulasi.
Sinyal analog dapat mencapai jarak jauh apabila ada gelombang pembawanya. Dalam gelombang pembawa apabila arus gelombang dibuat dan dipotong oleh kode-kode komputer maka kode-kodenya dimodulir
oleh arus gelombang pembawa.
Gelombang pembawa ini berbentuk
sinusoida.
a. Apabila amplitudo yang berubah-ubah maka disebut modulasi amplitudo (AM). Arus gelombang pembawa yang
berubah-ubah seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 6.(b), oleh kode-kode komputer dalam Gambar 6.(a). Ketika arus kode ada dalam status minus gelombang pembawa dikirimkan.
b. Apabila frekuensi yang berubah-ubah maka disebut modulasi frekuensi (FM). Seperti yang terlihat pada Gambar 6., adalah frekuensi rendah dari gelombang pembawa sedangkan gelombang kode komputer dalam status minus yang berubah-ubah dan pindah tinggi pada waktu gelombang menjadi plus.
(a) Kode komputer
(b) Modulasi Amplitudo
(c) Modulasi Frekuensi
(d) Modulasi Fase
Gambar 6. Bentuk gelombang dari metoda modulasi yang berbeda-beda
MC89C51 Communication Port (Com) Komputer Interface RS232 Infra Merah Transmitter Infra Merah Receiver Infra Merah Receiver Infra Merah Transmitter MC89C51 Communication Port (Com) Komputer Interface RS232 Gambar 7. Blok Diagram Alat
Apabila perbedaan fase yang
berubah-ubah maka disebut modulasi fase (PM). Seperti yang terlihat dalam Gambar 6. maka metode ini akan merubah fase dari gelombang pembawa menurut kode plus dan minus. Dalam metoda ini dua macam
gelombang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tetapi memerlukan fase yang berbeda. Metoda ini berubah
fase 1800 atau radian seperti yang
terlihat dalam gambar yang disebut metoda fase timbal balik.
PERANCANGAN DAN UNJUK KERJA ALAT
Perangkat keras yang digunakan untuk komunikasi data antar komputer antara lain : Komputer, Rangkaian
Mikrokontroler AT89C51, Rangkaian
Interface, Rangkaian Infra Merah
Transmitter (Pemancar), dan Receiver (Penerima).
Tiap-tiap perangkat keras
mempunyai tugas masing-masing dan
berkarakteristik khas. Untuk mendapatkan sistem komunikasi data yang baik, sifat tiap perangkat keras harus diketahui juga kemampuannya, sehingga tiap komponen dapat saling bekerja sama.
Untuk memahami setiap bagian dari rangkaian peralatan yang didisain, maka berikut ini akan dikemukan blok diagram peralatan, dimana setiap blok mewakili suatu fungsi satu sama lain yang saling berhubungan.
3.1. Unjuk Kerja Alat
Berdasarkan Gambar 7. di atas, sinyal input yang masuk ke rangkaian adalah sinyal yang diterima oleh infra merah receiver dan sinyal keluaran
communication port (COM) pada
komputer yang berbentuk sinyal digital, yang kemudian akan masuk ke dalam
mikrokontroler AT89C51 dan
mengaturnya sehingga keluar masuknya
sinyal informasi (data) pada
mikrokontroler tersebut dapat terkontrol dengan baik.
Pada saat pertama kali alat
dihidupkan maka mikrokontroler siap untuk mengontrol keseluruhan rangkaian. Pada saat bersamaan data yang masuk baik dari infra merah receiver maupun dari
serial port komputer siap untuk
dikirimkan, melalui perintah
mikrokontroler. Data yang dikirimkan diumpankan melalui fasilitas input dan output yang terdapat pada port-port
AT89C51. Dengan demikian, untuk
mengontrol proses pengiriman dan
penerimaan data dilakukan oleh
mikrokontroler AT89C51.
Pertama kali mikrokontroler
dihidupkan akan melakukan inisialisasi kondisi awal dari sistem yaitu kondisi siap menerima data dan mengirimkan data. Kemudian jalankan program aplikasi pengiriman dan penerimaan data di komputer serta tentukan pada program tersebut COM yang akan digunakan pada komputer tersebut. Selanjutnya pada program tersebut, ketikan data pada kolom
Transmit lalu tekan send. Dengan
demikian mikrokontroler akan menerima data dari komputer melalui interface RS-232 lalu menerjemahkannya menjadi
kode-kode digital yang akan
dimodulasikan dan dipancarkan lewat pemancar infra merah.
Pada tahap berikutnya data tersebut
diterima dan akan dikirimkan ke komputer
lewat interface RS-232, kemudian
komputer akan menampilkan data tersebut pada kolom receive data yang terdapat
pada program aplikasi yang sudah
dijalankan sebelumnya. Demikian pula akan terjadi proses yang sama jika pemancar dan penerima dibalik fungsi kerjanya.
3.2. Pengetesan Alat
Langkah-langkah pengetesan alat
adalah sebagai berikut :
a. Siapkan dua buah komputer dengan jarak 2 meter, kemudian hubungkan masing-masing alat pada computer tersebut melalui communication port. Ilustrasinya tampak seperti gambar berikut :
Komputer ke 1 Wireless IR ke 1 Wireless IR ke 2 Komputer ke 2
Gambar 8.
Sambungan antara Wireless IR Modem dengan PC
b. On-kan Personal Computer (PC) dan alat wireless IR, kemudian jalankan program aplikasinya dan tentukan Com yang akan digunakan pada PC tersebut. Penentuan Com tiap PC tidak harus sama. Program aplikasi yang dijalankan pada tiap PC berbeda. Jika pada PC 1 dijalankan program pengiriman data, maka pada PC 2 yang harus dijalankan adalah program penerimaan data. Dalam hal ini PC 1 tidak hanya bisa mengirim saja, akan tetapi juga dapat menerima data dengan program pengiriman data yang dijalankan, begitu juga dengan PC 2. Dengan demikian komunikasi bisa dilakukan dua arah atau PC 1 dan PC 2. Adapun tampilan aplikasi alat
ini pada masing-masing PC adalah sebagai berikut :
Gambar 9. Tampilan Program Mengirimkan Data Pada PC 1
Gambar 10. Tampilan Program Menerima Data Pada PC 2
c. Kemudian ketikkan data pada PC 1 di
kolom Transmit Data, misalkan
“FISIKA” lalu tekan
d. Send, seperti pada gambar berikut :
Gambar 11. Contoh Proses Pengiriman Data Pada PC 1
Maka pada PC 2 di kolom Receive data akan tampil kata “FISIKA” seperti pada gambar berikut :
Gambar 12. Contoh Proses Penerimaan Data Pada PC 2
Begitu juga sebaliknya akan terjadi
hal yang sama bila PC 2 yang
mengirimkan data.
Pada pegetesan alat ini, alat dapat berfungsi dengan baik. Setelah alat berjalan dengan baik, tahap selanjutnya mengetahui jarak pancar alat infra merah tersebut, yaitu dengan menggeserkan / menjauhkan alat ini satu sama lain.
Ternyata berdasarkan kenyataan di
lapangan bahwa jarak terjauh yang diukur adalah sejauh 3,5 M. Dan pada saat kata “FISIKA” dikirimkan pada kolom transmit
di PC 1, kemudian menekan tombol send maka selang kurang dari 1 detik data tersebut sudah diterima pada PC 2.
PERCOBAAN DENGAN PENGARUH JARAK
Untuk mengetahui jarak pacar infra merah ini dilakukan percobaan dengan menggeser atau menjauhkan alat ini satu sama lain.
Komputer ke 1 Wireless IR ke 1 Wireless IR ke 2 Komputer ke 2 Jarak (r)
Gambar 13.
Percobaan dengan pengaruh jarak Pada percobaan ini didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 2.
Percobaan dengan pengaruh jarak
Jarak (m)
Data Pengukuran Ke - Waktu Rata2 (dtk) I (dtk) (dtk) II (dtk) III (dtk) IV (dtk) V 0,5 0,625 0,572 0,544 0,632 0,664 0,607 1,0 0,752 0,733 0,770 0,735 0,720 0,742 1,5 0,789 0,780 0,793 0,801 0,798 0,792 2,0 0,816 0,825 0,816 0,886 0,853 0,839 2,5 0,923 0,896 0,936 0,983 0,975 0,943 3,0 1,015 1,209 1,152 0,241 1,116 1,147 3,5 1,287 1,273 1,292 1,343 1,269 1,293
Keterangan : Pada percobaan ini
menggunakan 160 karakter huruf.
Adapun grafik data pengukuran dan garis regresi adalah sebagai berikut :
Grafik Jarak Terhadap Waktu
0 0,51 1,52 2,53 3,54 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 Waktu (dtk) J a ra k ( m )
Jarak Terhadap Waktu Regresi
Gambar 14.
Grafik regresi untuk jarak terhadap waktu Berdasarkan dari hasil percobaan di atas tampak nilai t bebeda-beda pada setiap jarak tertentu, artinya adalah semakin jauh jarak waktu komunikasi yang diperlukan juga semakin lama. Ternyata alat wireless IR modem ini tidak menunjukan unjuk kerja yang baik hal ini disebabkan energi yang dipancarkan oleh infra merah semakin jauh energinya semakin berkurang karena banyaknya penyerapan pada media udara sebagai perantara.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hubungan jarak dengan waktu akan menghasilkan kecepatan. Maka dapat dirumuskan dalam bentuk matematika sebagai berikut : 7387 , 4 662 , 0 137 , 3 625 , 0 287 , 1 759 , 0 8968 , 3 x y v
jadi kecepatan yang didapat adalah 4,7387 m/dtk.
4.1. Percobaan Dengan Pengaruh Penghalang
Percobaan dengan pengaruh penghalang ini dilakukan dengan menyimpan suatu
penghalang diantara pemancar dan
penerima. Dan jarak antara pemancar
dengan penerima adalah 1 meter.
Penghalang yang digunakan pada
percobaan ini yaitu dengan menggunakan kertas hvs warna putih.
Komputer ke 1 Wireless IR ke 1 Wireless IR ke 2 Komputer ke 2 Kertas penghalang
Gambar 15.
Percobaan dengan pengaruh penghalang Pada percobaan ini didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 3. Percobaan dengan pengaruh ketebalan penghalang
Tebal peng-halang (μm) Data Pengukuran Ke - Waktu Rata2 (dtk) I (dtk) II (dtk) III (dtk) IV (dtk) V (dtk) 9 0,730 0,72 0 0,71 5 0,67 9 0,69 8 0,708 18 0,738 0,72 9 0,73 3 0,72 0 0,73 8 0,732 27 0,761 0,77 0 0,76 1 0,78 9 0,79 8 0,776 36 0,798 0,78 5 0,79 3 0,79 3 0,80 1 0,794
45 Pegiriman data tidak terlaksana
Berdasarkan data Tabel 3., maka dapat dianalisis dengan menghitung persamaan garis lurus yang mengaprosimasi fungsi jarak terhadap waktu yang berdasarkan data hasil pengujian adalah :
Dari data Tabel 3., maka di dapat :
6952 , 290 2 ) 01 , 3 ( ) 2697 , 2 )( 4 ( ) 01 , 3 )( 90 ( ) 084 , 69 )( 4 ( m 248 , 196 2 ) 01 , 3 ( ) 2697 , 2 )( 4 ( ) 084 , 69 )( 01 , 3 ( ) 2697 , 2 )( 90 ( b
Sehingga di dapat persamaan garis yang memiliki fungsi jarak terhadap waktu ; y = mx + b = 290,6952 (x) – 196,248 Dimana x adalah waktu dalam detik. Adapun grafik data pengukuran dan garis regresi adalah sebagai berikut :
Grafik Tebal Penghalang Trhdp Waktu
0 5 10 15 20 25 30 35 40 0,7 0,71 0,72 0,73 0,74 0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,8 Waktu (dtk) T e b a l P e n g h a la n g ( m )
Tebal Penghalang thdp Waktu Regresi
Gambar 16. Grafik regresi untuk tebal penghalang terhadap waktu
Pengambilan data yang dilakukan
berdasarkan pengaruh dari ketebalan penghalang didapatkan seperti pada tabel 4.4 menunjukan bahwa dengan adanya
penghalang tersebut, maka proses
pengiriman data hanya bisa terlaksana pada ketebalan penghalang sampai 36 μm. Tapi lebih dari harga tersebut proses pengiriman data tidak terlaksana. Dan semakin tebal penghalang, waktu yang diperlukan semakin lama. Infra merah tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya tampak sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang tampak oleh mata.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
memperlihatkan unjuk kerja yang baik dengan batas jarak tidak lebih dari 3,5 meter. Sedangkan untuk jarak lebih dari harga tersebut, alat tidak dapat
memberikan respon yang baik
terhadap proses pengiriman data. Hal
ini dikarenakan energi yang
dipancarkan semakin berkurang karena diserap oleh udara.
b. Cahaya infra merah tetap tidak dapat menembus bahan-bahan yang dengan batas ketebalan tertentu. Dalam hal ini ketebalan kertas hvs 5 lembar (45 μm) proses transmisi data tidak dapat dilaksanakan lagi.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan kualitas terbaik
perlu adanya peningkatan kwalitas
pemancar dan penerima sehingga jangkauan radius komunikasi bisa lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
[1.] Hendriansyah, Riky., Perancangan Komunikasi Komputer Tanpa Kabel dengan Menggunakan Modem Infra Merah 1200 bps, Jurusan Fisika, F-MIPA, Unjani, Cimahi, 2005
[2.] Kennedy, George., Electronic
Communication System : McGraw-Hill Book Company : 1985
[3.] Schwart, Mischa., Transmisi
Informasi, Modulasi dan Bising. : Penerbit Erlangga : Jakarta, 1986 [4.] Trikusuma, Toto., Tugas Akhir,
Komunikasi Data Antar Komputer
dengan Sistem Modulator dan
Demodulator FSK Lewat Hubungan Seri, Jurusan Fisika, F-MIPA, Unjani Cimahi : 1998
BIODATA PENULIS : Endang Rosdiana, Dra., M.Si
Adalah Dosen Biasa di Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA –
Universitas Jenderal Achmad Yani
(UNJANI).