i
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Skripsi
Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1 Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh: Akhmad Baequni Hadi
NIM: A11200738
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Gombong, Juli 2016
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul:
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun Oleh: Akhmad Baequni Hadi
NIM: A11200738
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.
Pembimbing I Pembimbing II
(Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp Mat) (Ning Iswati, S.Kep.Ns)
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun Oleh: Akhmad Baequni Hadi
NIM: A11200738
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 21 Juli 2016
Susunan Dewan Penguji:
1. Eka Riyanti, M. Kep, Sp. Kep. Mat (Penguji I) ...
2. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp Mat (Penguji II) ...
3. Ning Iswati, S.Kep.Ns (Penguji III) ...
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Gambaran pengetahuan dan penerapan triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp Mat, selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Ning Iswati, S.Kep.Ns, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kebumen, Juli 2016
vi MOTTO
Musuh yang paling berbahaya didunia ini adalah penakut dan bimbang sedangkan teman yang paling setia adalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen untuk menelesaikannya dan cara terbaik untuk
keluar dari suatu permasalahan adalah dengan
memecahkannya, karena kita akan sukses jika belajar dari kesalahan.
“sesungguhnya bersama kesukaran ada keringanan, karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain) dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah : 6-8)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dan keehatan untukku dalam mengerjakan skripi ini :
Aku persembahkan untuk kedua orangtuaku H. Mas’ud Ali Ahmad
Spd., Ag dan Hj. Siti Munsiati Spd yang telah memberikan dukungan, cinta, kasih sayang dan doa yang tiada henti.
Kakak tersayang Akhyan Munjazi Atabi Amd., Kep dan adik
tersayang Rizky Naeli Adkiya serta Aliyatun Nazirah.
Yang tersayang Arum Kusuma Wardani S.Kep yang senantiasa
menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.
Teman seperjuangan S1 Keperawatan A angkatan 2012.
Dosen pembimbingku Herniyatun, S,Kp., M.Kep Sp Mat dan Ning
Iswati, S.Kep.Ns yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepadaku.
viii PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Skripsi, Juli 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Xii + 39 halaman + 5 tabel + 2 gambar + 5 lampiran
Akhmad Baequni Hadi1) Herniyatun 2) Ning Iswati 3) ABSTRAK
Latar Belakang : Instalasi gawat darurat (IGD) memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat darurat. Keadaan gawat darurat merupakan suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut. Petugas kesehatan IGD sedapat mungkin berupaya menyelamatkan pasien sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya bila ada kondisi pasien gawat darurat yang datang berobat ke IGD. Keterampilan petugas kesehatan IGD yang meliputi pengetahuan dan penerapan triage sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan klinis agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilahan saat triage sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah.
Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan dan penerapan triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
survei. Sampel berjumlah 25 perawat yang diambil menggunakan teknik sampel
jenuh. Data dianalisa menggunakan analisa deskriptif.
Hasil : Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa seluruh perawat (100.0%) di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen masuk kategori baik dalam pengetahuan tentang triage. Sebagian besar perawat (88.0%) di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen masuk kategori kurang baik dalam penerapan triage.
Kesimpulan: Semua perawat atau 100% di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen memiliki pengetahuan yang baik dalam pengetahuan tentang triage tetapi 80% dari mereka kurang baik dalam penerapan triage.
ix Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Research, July 2016
THE DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND TRIAGE APPLICATION BY NURSES IN THE EMERGENCY ROOM OF DR.SOEDIRMAN
STATE HOSPITAL KEBUMEN
xii + 39 pages + 5 tables + 2 figures+ 5 attachments
Akhmad Baequni Hadi1)Herniyatun 2)Ning Iswati 3) ABSTRACT
Background: Installation of emergency department (Indonesian=IGD) has a role as the main gate of emergency admissions. The state of emergency is a clinical state where the patient requires immediate medical action to save lives and further disability. IGD health workers attempt their best to save the patients live as soon as the patient admitted in the emergency room for treatment. Emergency care skills of health workers that includes knowledge and application of triage are needed in clinical decision making in order to avoid mistakes in sorting triage time so that the patient handling can be optimized and focused.
Objective: To determine the knowledge and triage application by nurses at emergency room of dr. Soedirman State Hospital Kebumen
Methods: This study used descriptive method with survey approach. Samples consisted of 25 nurses taken by using saturated sampling technique. Data were analyzed by using descriptive analysis.
Results: the findings show that all nurses (100.0%) in the emergency room had good category of knowledge of triage. Most nurses (88.0%) had unfavorable category in the application of triage.
Conclusion: all nurses or 100% in the Emergency Room of dr. Soedirman State Hospital Kebumen had good knowledge of triage but 80 % of them had not been very good in its application.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN ... vii ABSTRAK ... viii ABSTRACT ... ix DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Pengetahuan ... 7
2. Instalasi Gawat Darurat ... 8
3. (triage) ... 12
B. Kerangka Teori Penelitian ... 20
C. Kerangka Konsep Penelitian ... 21
D. Pertanyaan Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
xi
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Variabel Penelitian ... 23
D. Definisi Operasional ... 23
E. Instrumen Penelitian ... 24
F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 24
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Pengolahan dan Analisa Data ... 27
I. Etika Penelitian ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
B. Pembahasan ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ... 20 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... . 21
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Triage ... 15 Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 3. Lembar Kuesioner
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat maupun swasta yang berfungsi untuk pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks (Depkes, 2005).
Pada tahun 2007, data kunjungan pasien ke Instalasi Gawat Darurat di seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 913,3% dari seluruh total kunjungan di Rumah Sakit Umum) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan Instalasi Gawat Darurat berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah Sakit Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat (Keputusan Menteri Kesehatan, 2009).
Instalasi gawat darurat (IGD) memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat darurat. Keadaan gawat darurat merupakan suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tentang rumah sakit, 2009).
Rumah sakit khususnya IGD mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian dengan respon time selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 jam (Basoeki dkk, 2008). Kematian dan kesakitan pasien sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan, dimana salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan (Misrawati, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Kachalia et al., 2006, pada 79 kasus dugaan malpraktik 65% diantaranya adalah kelalaian diagnosa yang terjadi di ruangan gawat darurat yang merugikan pasien. 48% dari kelalaian diagnosa ini berkaitan dengan kerugian yang serius dan 39% berakhir pada kematian.
2
Laporan mengenai proses diagnosa, kesalahan dalam permintaan diagnostik tes yang tepat(58% dari kesalahan), kesalahan dalam pelaksanaan riwayat pengobatan dan pemeriksaan fisik (42%, interpretasi dari tes diagnostik yang tidak tepat (37%), dan kesalahan dalam permintaan konsultasi yang tepat (33%). Faktor yang paling berkontribusi dalam kelalaian dalam diagnosa adalah faktor kognitif (96%), faktor yang berhubungan dengan pasien (34%), ketidaktepatan supervisi (30%), ketidakadekuatan penanganan (24%), beban kerja yang berlebihan (23%).
Kegagalan dalam penanganan kasus kegawatdaruratan umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal risiko, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai maupun pengetahuan dan keterampilan tenaga medis, paramedis dalam mengenal keadaan risiko tinggi secara dini, masalah dalam pelayanan kegawatdaruratan, maupun kondisi ekonomi (Ritonga, 2007).
Seorang petugas kesehatan IGD harus mampu bekerja di IGD dalam menanggulangi semua kasus gawat darurat. Petugas kesehatan IGD sedapat mungkin berupaya menyelamatkan pasien sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya bila ada kondisi pasien gawat darurat yang datang berobat ke IGD. Keterampilan petugas kesehatan IGD sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan klinis agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilahan saat triage sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah (Oman, 2008).
Triage diambil dari bahasa Perancis “Trier” artinya mengelompokkan atau memilih (Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009). Triage mempunyai tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Oman, 2008). Triage memiliki fungsi penting di IGD terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan kegawatannya untuk keperluan intervensi. Triage juga diperlukan untuk penempatan pasien ke area penilaian dan penanganan yang tepat serta membantu untuk menggambarkan keragaman kasus di IGD (Gilboy, 2005).
3
Petugas kesehatan IGD dalam melakukan triage harus berdasarkan standar ABCDE (Airway: jalan nafas, breathing: pernapasan, circulation: sirkulasi, Disability: ketidakmampuan, Exposure: paparan) (Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009). Triage dapat dilakukan oleh dokter ahli, dokter umum ataupun tenaga keperawatan sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis, didapatkan data jumlah pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat Kebumen selama bulan Januari 2014 – bulan Januari 2015 adalah 33.911 pasien. Rata-rata jumlah pasien setiap hari yang masuk mencapai 67 pasien (Rekam Medis RS Soedirman Kebumen, 2014). Data tenaga perawat yang dinas di Instalasi Gawat Darurat berjumlah 25 perawat, pembagian team diatur oleh kepala ruang Instalasi Gawat Darurat dengan pembagian sebagai berikut : Team I = bedah dan resusitasi berjumlah 9 perawat, Team II =Non bedah berjumlah 7 perawat, Team III = observasi berjumlah 7 perawat dan 2 perawat masih magang. Hasil observasi awal terhadap 5 perawat ditemukan 3 perawat IGD melakukan kesalahan dalam penempatan pasien. Penempatan pasien yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil triage.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian bagaimana gambaran pengetahuan dan penerapan triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan penerapan triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus :
a) Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen.
4
b) Mengidentifikasi penerapan triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soedirman Kebumen.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang penerapan triage di Instalasi Gawat Darurat.
2. Bagi Instituti Pendidikan Keperawatan
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pustaka dan wacana bagi pembaca yang berada di perpustakaan dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penerapan triage di Instalasi Gawat Darurat.
3. Bagi Rumah Sakit
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja tenaga perawatnya sehingga dapat terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen.
E. Keaslian Penelitian
1. Gurning dalam Jurnal Vol 1, No 1 (2014) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif, yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas. Sampel penelitian berjumlah 32 orang yang terdiri dari 8 orang dokter dan 24 orang perawat di IGD Rumah Sakit Eka Hospital dengan menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Analisa data yang digunakan yaitu analisa
5
tingkat kemaknaan (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan IGD mayoritas memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas sebanyak 17 orang responden (53,1%). Mayoritas petugas kesehatan IGD memiliki sikap yang positif terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas sebanyak 19 orang responden (59,4%), dan sebagian besar petugas kesehatan IGD melaksanakan tindakan triage berdasarkan prioritas sesuai prosedur sebanyak 18 orang responden (56,3%). Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas dengan P value < α (0,036 < 0,05) dan ada hubungan antara sikap petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas dengan P value < α (0,006 < 0,05).
2. Dwijayanto (2014) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Triage dengan Pelaksanaan Tindakan
Triage di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang konsep
triage dengan pelaksanaan tindakan triage di IGD RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat IGD di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang sebanyak 66 orang. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
kolmogorov-smirnov test. Hasil penelitian mengatakan bahwa tidak ada hubungan
pengetahuan perawat tentang konsep triage dengan pelaksanaan tindakan triage di IGD RSUP Dr. Kariadi.(p=0,966; α=0,05). Diharapkan perawat khususnya di IGD RSUP Dr. Kariadi untuk meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan tindakan tentang triage dan lebih memperhatikan SPO (Standar Prosedur Operasional) penerimaan dan triage di IGD dalam melaksanakan tindakan triage khususnya di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Basoeki, A.P., Koeshartono, Rahardjo, E., & Wirjoatmodjo. 2008.
Penanggulangan Penderita Gawatt Darurat Anestesiologi & Reanimasi. Surabaya: FK. Unair.
Brooker. C (Editor). 2008. Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstone’s Mini
Depkes. RI. 2004. Rancangan pedoman pengembangan sistem jenjang karir
profesional perawat. Jakarta : Direktorat Keperawatan dan keteknisian
Medik Dirjen Yan Med Depkes RI.
Depkes. RI. 2005. Modul Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
Perawat/Bidan. Jakarta.
Gilboy, N. (2005). Australasian triage scale. Australia: Emergency Departmen Iyer, P. 2009. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Standar Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Krisanty, P, et al. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Trans Info Media.
Maryuani. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan. Trans Info Media. Jakarta.
Masters, Kathleen. (2008) Role Development in Professional Nursing Practice, Canada : Jones and Burlett Publisher.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi cetakan pertama. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
1
Oman, K, Koziol, J, Scheetz. 2008. Panduan Belajar Emergency. EGC. Jakarta.
Ritonga. (2007). Manajemen unit gawat darurat pada penanganan kasus
kegawatdaruratan obstetri. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Riwidikdo, Handoko, 2007, Statistik Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta .
Rowles C.J dan Moss,R 2007. Nursing Manajemen : Staff Nurse Job
Satisfaction and Managenent style. WB Saunder Company.
Philadelpia
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar : PSIK FK
Zailani dkk, 2009. Keperawatan Bencana. Banda Aceh : Forum Keperawatan Bencana.
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan Triage
Correlations
Total
Item1 Pearson Correlation .788(**) Sig. (2-tailed) .001
N 14
Item2 Pearson Correlation .784(**) Sig. (2-tailed) .001
N 14
Item3 Pearson Correlation .788(**) Sig. (2-tailed) .001
N 14
Item4 Pearson Correlation .626(*) Sig. (2-tailed) .017
N 14
Item5 Pearson Correlation .626(*) Sig. (2-tailed) .017
N 14
Item6 Pearson Correlation .919(**) Sig. (2-tailed) .000
N 14
Item7 Pearson Correlation .659(*) Sig. (2-tailed) .010
N 14
Item8 Pearson Correlation .761(**) Sig. (2-tailed) .002
N 14
Item9 Pearson Correlation .603(*) Sig. (2-tailed) .022
N 14
Item10 Pearson Correlation .751(**) Sig. (2-tailed) .002
N 14
Item11 Pearson Correlation .631(*) Sig. (2-tailed) .015
N 14
Item12 Pearson Correlation .659(*) Sig. (2-tailed) .010
N 14
Item13 Pearson Correlation .919(**) Sig. (2-tailed) .000
N 14
Item14 Pearson Correlation .631(*) Sig. (2-tailed) .015
N 14
Item15 Pearson Correlation .784(**) Sig. (2-tailed) .001
N 14
Item16 Pearson Correlation .633(*) Sig. (2-tailed) .015
N 14
Item17 Pearson Correlation .608(*) Sig. (2-tailed) .021
N 14
Item18 Pearson Correlation .581(*) Sig. (2-tailed) .029
N 14
Item19 Pearson Correlation .636(*) Sig. (2-tailed) .015
N 14
Item20 Pearson Correlation .784(**) Sig. (2-tailed) .001
N 14
Total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)
N 14
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Warni ngs
The space sav er method is used. That is, the cov ariance matrix is not calculated or used in the analy sis.
Case Processing Summary
14 100.0 0 .0 14 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %
Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.
Reliabi lity Statisti cs
.948 20 Cronbach's Alpha N of Items Item-Total Statistics 12.7857 41.874 .757 .944 12.7143 42.066 .753 .944 12.7857 41.874 .757 .944 12.7143 43.143 .579 .947 12.7143 43.143 .579 .947 12.7143 41.143 .906 .942 12.5714 43.495 .622 .946 12.7143 42.220 .728 .945 12.7143 43.297 .554 .947 12.6429 42.555 .719 .945 12.6429 43.324 .588 .947 12.5714 43.495 .622 .946 12.7143 41.143 .906 .942 12.6429 43.324 .588 .947 12.7143 42.066 .753 .944 12.5714 43.648 .594 .947 12.6429 43.478 .562 .947 12.7143 43.451 .530 .948 12.7857 42.951 .588 .947 12.7143 42.066 .753 .944 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Tot al Correlation Cronbach's Alpha if Item Delet ed
1
Frequencies
Frequency Table
Statistics 25 25 0 0 Valid Missing N Pengetahuan Perawat Tentang Penerapan Triage Penerapan TriagePengetahuan Perawat Tentang Penerapan Triage
25 100.0 100.0 100.0
Baik Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
Penerapan Tri age
22 88.0 88.0 88.0 3 12.0 12.0 100.0 25 100.0 100.0 Kurang Baik Baik Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e Percent
2
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TRIAGE OLEH PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
A. Identitas Responden
1. Nomor reponden : ... (diisi oleh peneliti) 2. Nama responden : ... ...
B. Pengetahuan Perawat Tentang Penerapan Triage Pengertian
1. Usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit disebut ....
a. Pengkategorian korban b. Triage
c. Prioritas utama penanganan
2. Usaha pemilahan korban mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada disebut ....
a. Penyortiran pasien b. Triage
c. Pemilahan korban. Prinsip-prinsip Triage
3. Triage pada umumnya dilakukan pada pasien dengan… a. Semua pasien
b. Pasien korban kecelakaan c. Pasien dalam kondisi kritis
4. Waktu untuk Triage per orang adalah…. a. Lebih dari 30 detik
b. Kurang dari 30 detik c. 15 detik
3
5. Prinsip utama Triage adalah melaksanakan prioritas dengan urutan nyawa, fungsi dan ….
a. Penampilan b. Penampakan c. Postur tubuh
6. Untuk memastikan urutan prioritas, pada korban akan dipasangkan … a. Kartu Triage
b. Kartu pengenal c. Kartu antrian Kategori Triage
7. Korban yang nyawanya dalam keadaan kritis dan memerlukan prioritas utama dalam pengobatan medis diberi kartu warna …
a. Merah b. Hijau c. Kuning
8. Korban yang dapat menunggu untuk beberapa jam diberi kartu dengan warna ….
a. Merah b. Hijau c. Kuning
9. Korban yang dapat berjalan sendiri diberi kartu dengan warna …. a. Merah
b. Hijau c. Kuning
10. Korban yang telah melampaui kondisi kritis dan kecil kemungkinannya untuk diselamatkan atau telah meninggal diberi kartu …
a. Merah b. Hijau c. Hitam
4
Klasifikasi Dan Penentuan Prioritas
11. Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien salah satunya ….
a. Gawat
b. Perlu perawatan
c. Perlu penanganan segera
12. Keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat merupakan pengertian …
a. Gawat b. Darurat
c. Gawat Darurat
13. Suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan merupakan pengertian … a. Gawat
b. Darurat
c. Gawat Darurat
14. Suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal/ cacat merupakan pengertian …
a. Gawat b. Darurat
c. Gawat Darurat Kartu Triage
15. Triage di “tempat korban ditemukan” atau pada tempat penampungan yang dilakukan oleh tim pertolongan pertama atau tenaga medis gawat darurat dinamakan ….
a. Triage di Tempat b. Triage Medik c. Triage Evakuasi
5
16. Triage yang dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan disebut….
a. Triage di Tempat b. Triage Medik c. Triage Evakuasi
17. Triage yang ditujukan kepada korban yang dapat dipindahkan ke rumah sakit yang telah siap menerima korban bencana masal disebut….
a. Triage di Tempat b. Triage Medik c. Triage Evakuasi Fungsi Triage
18. Berikut merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan kegiatan pembedaan kegawatan yaitu….
a. Memberikan pasien label warna sesuai dengan skala prioritas. b. Menentukan kebutuhan media
c. Pemindahan pasien ke ruang operasi
19. Berikut merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan kegiatan anamnesa dan pemeriksaan….
a. Menilai tanda-tanda dan kondisi vital dari korban. b. Menilai kemungkinan kecacatan pada pasien c. Menilai kemungkinan tindakan operasi pada pasien
20. Berikut merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan kegiatan penentuan derajat kegawatan
a. Menentukan prioritas penanganan korban. b. Menentukan kebutuhan oksigenasi c. Menentukan kebutuhan pasien
6
C. Penerapan Triage Oleh Perawat
Apabila perawat melakukan kegiatan sesuai dengan aspek yang diamati, maka peneliti melingkari jawaban ”Ya”, apabila tidak dilakukan maka peneliti melingkari jawaban ”Tidak”
No Kegiatan Ya Tidak
1 Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD. 2 Diruang triage dilakukan anamnesa dan pemeriksaan 3 Penentuan derajat kegawatannya oleh perawat.
4 Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna
5 Warna merah mendapat prioritas pelayanan pertama 6 Warna kuning mendapat prioritas pelayanan kedua 7 Warna hijau mendapat prioritas pelayanan ketiga 8 Warna hitam mendapat prioritas pelayanan empat 9 Penderita/korban kategori triage merah dapat langsung
diberikan pengobatan di ruang tindakan UGD.
10 Penderita/korban kategori triage merah jika memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban langsung dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
11 Penderita dengan kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi
12 Penderita dengan kategori triage kuning ditangani setelah pasien dengan kategori triage merah selesai ditangani.
13 Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan
14 Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipulangkan bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan
15 Penderita kategori triage hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah