• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DAN INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN LOW BACK PAIN PADA PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DAN INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Indonesia mempunyai masyarakat pekerja yang mengalami peningkatan terus-menerus dari tahun ke tahun. WHO melaporkan bahwa faktor risiko secara global untuk sejumlah kesakitan dan kematian termasuk 37% back pain, 16% hearing loss, 13% chronic obstructive lung disease, 11% asma, 10% cedera, 9% kanker paru dan 2% leukimia (Riyadina, dkk, 2008). Berdasarkan laporan The Bureau of Labour Statistics menunjukkan bahwa hampir 20% dari semua kasus sakit akibat kerja disebabkan karena adanya keluhan/sakit pinggang. Sementara itu, National Safety Council melaporkan bahwa sakit akibat yang besar frekuensinya adalah sakit punggung yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Waters, et al, dalam Tarwaka 2010).

(2)

tersering setelah nyeri kepala. Dan lebih dari 80% penduduknya pernah mengeluhkan low back pain (WHO, 2008).

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, angka kejadian low back pain di Turkey tertinggi 77,1% adalah pada perawat dan yang paling rendah 54,1% adalah sekretaris (Karahan et al, 2009). Dalam departemen perawat Nigeria, hasil riset mengungkapkan bahwa dari 508 responden yang diteliti 360 responden terkena low back pain. LBP lebih umum di kalangan perawat wanita (67,5%) dibandingkan dengan perawat laki-laki (32,5%) (Ouedraogo, 2010). Di Indonesia pada tahun 2009 penelitian dilakukan oleh Widayanti meneliti tentang sikap tubuh perawat memobilisasi pasien dan hasilnya jika posisi membungkuk lebih dari 45o akan beresiko untuk menimbulkan low back pain. Pekerjaan perawat di ruang ICU seperti pendokumentasian tindakan keperawatan, pemantauan urin, pemasangan ETT dan suctioning serta handwashing merupakan faktor sedang sampai rendah terjadinya nyeri punggung bawah (Elias, 2012).

(3)

E.M., 2005). Beberapa faktor diatas dapat dikelompokan yakni faktor ergonomi pekerjaan yaitu perilaku manusia saat bekerja (ergonomi) dan faktor individu (jenis kelamin, umur, obesitas). UCLA-LOSH (University of Caucasian Lost Among Asians-Labor Occupational Safety and Health) menyatakan bahwa faktor ergonomi sangat berpengaruh pada keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.

Tenaga perawat merupakan salah satu sumber daya rumah sakit yang memiliki jumlah yang cukup besar dan memiliki peranan yang sangat menentukan mutu pelayanan suatu rumah sakit. Perawat dalam melaksanakan asuhan kepada pasien memiliki tugas yang bervariasi, antara lain melakukan tindakan mandiri seperti memenuhi kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pasien, memandikan di tempat tidur, membantu mobilisasi pasien dengan cara mengangkat pasien dewasa yang berat, merawat luka dan lain-lain. Selain tindakan mandiri perawat juga mempunyai tugas yang sifatnya kolaboratif seperti memberikan obat melalui suntikan, memasang cateter dan lain-lain. Perawat dalam melakukan pekerjaannya tersebut banyak menggunakan gerakan membungkuk dan memutar tubuh, khususnya di sekitar tulang punggung bawah, mengangkat benda berat, dan mentransfer pasien merupakan faktor risiko terbesar terkena low back pain (Cahyati, 2012).

(4)

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diperoleh data bahwa mereka 5 perawat dari 10 perawat IGD dan 6 perawat dari 10 perawat IBS yang diwawancarai sering mengeluhkan nyeri punggung bawah, sedangkan 5 perawat dari 10 perawat IGD dan 5 perawat dari 10 perawat IBS sering melakukan tindakan atau kegiatan dengan faktor risiko ergonomi yang merupakan risiko untuk terjadinya low back pain.

B. Rumusan Masalah

Di Inggris, kira-kira 60-80% orang pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu di kehidupannya. Nyeri punggung merupakan salah satu alasan utama untuk tidak bekerja, dan setiap tahunnya jutaan hari kerja hilang akibat nyeri punggung ini. Di negara Barat (misalnya Inggris dan Amerika Serikat) kejadian nyeri punggung (terutama nyeri punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei telah melaporkan bahwa 17,3 juta orang di Inggris (sekitar sepertiga populasi orang dewasa) pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu. Dari jumlah ini, 1,1 juta orang mengalami kelumpuhan akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab paling sering dari keterbatasan aktivitas pada orang muda dan setengah baya, serta merupakan salah satu alasan paling sering untuk mendapatkan konsultasi medis (Bull & Archard, 2007).

(5)

perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor beban kerja, usia, IMT, jenis kelamin, massa kerja, kebiasaan olahraga, pengulangan kerja, pengaturan kerja dan keluhan low back pain.

b. Mengetahui hubungan faktor beban kerja dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

c. Mengetahui hubungan faktor usia dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

(6)

bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

e. Mengetahui hubungan faktor jenis kelamin dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

f. Mengetahui hubungan faktor massa kerja dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

g. Mengetahui hubungan faktor kebiasaan olahraga dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

h. Mengetahui hubungan faktor pengulangan kerja dengan keluhan low back pain pada perawat di ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

(7)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti serta selanjutnya dapat mengaplikasikan teori-teori pada saat perkuliahan khususnya mengenai low back pain. 2. Bagi Responden

Dapat menjadi gambaran pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja yang nantinya akan dilanjutkan kembali rutinitasnya.

3. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai low back pain.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan atau Institusi Kesehatan

Dapat memberikan wawasan masukan dalam rangka penyusunan K3 (Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja).

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Karahan (2008) dengan judul “Low Back Pain Prevalence and Associated Risk Factors Among Hospital Staff” yang dilakukan di Turkey. Penelitian ini menggunakan desain

(8)

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang diteliti seluruh staf rumah sakit.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai nyeri tulang punggung bawah.

2. Kursiah Warti Ningsih dengan judul “Keluhan Low Back Pain pada Perawat Rawat Inap RSUD Selasih Pangkalan Kerinci”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keluhan low back pain pada perawat rawat inap RSUD Selasih Pangkalan Kerinci. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, penelitian dilakukan pada 30 perawat dengan kuesioner. Analisa data yang digunakan secara univariat, hasil penelitian: 13 orang (43,3%) mengalami keluhan low back pain. Hasil uji bivariat terdapat hubungan antara sikap kerja dan kebiasaan olahraga terhadap kejadian low back pain. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel sikap kerja merupakan variabel yang paling mempengaruhi kejadian low back pain dengan nilai OR 43 kali. Dimana variabel IMT merupakan counfounding terhadap variabel sikap kerja dan kebiasaan olahraga dan variabel kebiasaan olahraga merupakan counfounding terhadap variabel IMT.

(9)

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. Perawat kamar operasi rentan terkena LBP karena mereka melakukan pekerjaan yang memiliki risiko seperti pengangkatan pasien, postur dan posisi tubuh yang salah dan pengulangan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko ergonomi terhadap terjadinya low back pain pada perawat ruang operasi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Dilakukan dengan menggunakan pendekatan observasi dan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, jumlah sampel 38 perawat kamar operasi. Analisis menggunakan chi square dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh beban (p value 0,036 < α 0,05), postur kerja (p value 0,020 < α 0,05) dan posisi kerja (p value 0,004 < α 0,05), sedangkan variabel pengaturan kerja (p value 0,289 > 0,05) dan pengulangan kerja (p value 0,490 > 0,05) tidak ada hubungan yang bermakna terhadap terjadinya low back pain pada perawat kamar operasi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Elias pada tahun 2012 dengan judul “Gambaran Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders pada

Perawat Saat Melakukan Aktifitas Kerja di Ruang ICU RSCM Berdasarkan Metode Rapid Entire Body Assessment”. Hasil penelitian

(10)

proses terjadinya musculoskeletal disorders yakni aktifitas kerja pemantauan urin dan pendokumentasian, sementara aktifitas kerja ETT suctioning dan handwashing memiliki tingkat rendah dalam terjadinya musculoskeletal disorders.

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang diteliti aktifitas kerja pemantauan urin, pendokumentasian, ETT suctioning dan handwashing serta meneliti para perawat ICU.

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan informasi kepada fakultas psikologi UKM mengenai metoda pembelajaran yang berorientasi pada deep teaching method yang sesuai dengan tuntutan kompetensi

Fakultas Ilmu pendidikan sebagai unsur pelaksana Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bertanggung jawab untuk penyelenggaraan program pengembangan kemahasiswaan

Penelitian ini hanya dilakukan pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dengan pendekatan cooperative learning metode listening team agar

Diharapkan dapat menambah wacana pemikiran pengetahuan dan wawasan penulis, khususnya yang berkaitan dengan penerapan konseling behavioristik dan konseling Islami,

Contoh : Anda mempunyai DocumentRoot di C:\Web, tetapi anda mempunyai suatu folder yang berada di luar C:\Web misalkan di D:\dokumentasi tetapi ingin bisa dipanggil di situs

Namun Berkat setrategi-setragi yang di gunakannya saat perang Mu’tah, Khalid Ibn Walid mendapatkan gelar kehormatan oleh Rasulullah Saw sebagai Saefulah karena di

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis juga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Proses Produksi dan Pengawasan Mutu Produk Pastry Kitchen di

One of the hospitals is the National Cancer Center (NCC) and the other is the Hospital for Cancer Registration Center (HCRC). This study was to implement CANREG 5 based on the