• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords; qualitative methods, education, social

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Keywords; qualitative methods, education, social"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOVERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

Oleh: Adhika Alvianto

Universitas Sarjanawiyata Yogyakarta Email:[email protected]

ABSTRACT

This study aims to provide an overview of research techniques of data collection using qualitative methods. The focus of research methods used in this study is the qualitative method in constructivist in / transformative tradition. This research is taken from the book Mertens the results of research that used as inspiration research method using pure qualitative method. This study provides inspiration for research using a type of research in groups. The design of this study paid close attention to the women, the hearing impaired for sexual harassment, the oppressed, the minority, and the deaf. This study uses cooperative research method, including: credibility, transferability, dependability, confermability, tranformability, Praxis all boils down to social change. This article provides an overview of how to collect data, principles, strategies, process data from preparation, data exploration, data reduction to data verification to formulating conclusions in qualitative research.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang teknik penelitian pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif. Fokus metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dalam konstruktivis dalam/tradisi transformatif. Penelitian ini diambil dari buku Mertens hasil penelitian yang dijadikan inspirasi metode penelitian menggunakan metode kualitatif murni. Penelitian ini memberi inspirasi bagi penelitian menggunakan jenis penelitian secara kelompok. Desain penelitian ini memberi perhatian penuh bagi kaum perempuan, tuna rungu yang dijadikan ajang pelecehan seksual, kaum tertindas, golongan minoritas, dan kaum tuna rungu. Penelitian ini menggunakan metode kerjasama kelompok penelitian, meliputi: kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konfermabilitas, tranformabilitas, Praxis kesemuanya bermuara pada perubahan sosial. Artikel ini memberi gambaran tentang bagaimana cara mengumpulkan data, prinsip-prinsip, strategi, mengolah data mulai dari persiapan, ekplorasi data, reduksi data verifikasi data hingga merumuskan kesimpulan dalam penelitian kualitatif.

(3)

I. PENDAHULUAN

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Berbagai hasil penelitian (Skripsi, Tesis. dan Disertasi) yang menggunakan metode penelitian kualitatif masih banyak dijumpai metode, teknik pengumpulan data kurang begitu mendalam, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya beberapa hal antara lain, letak lokasi penelitian, waktu penelitian, pengetahuan dan pemahaman peneliti terhadap peguasaan metode pengumpulan data qualitatif dan terbatasnya biaya. Penelitian kualitatif sangat kaya dengan beberapa metode pengumpulan data dalam berbagai jenis penelitian kulitatif seperti penelitian fenomenologi, etnografi, studi kasus, groundid, klinik, partisipasi kelompok, semua mimiliki metode pengumpulan data yang unik.

Krathwohl (1998)mengatakan: “the purpose of many qualitative studies,

however, is mainly description; for example, a historical account of the development of Piagets’s Nation of conservation or a study of person, group, or culture”1. Subjek penelitian kualitatif banyak, bagaimanapun, terutama deskripsi, misalnya, narasi sejarah perkembangan Bangsa konservasi Piaget atau studi kelompok, individu atau budaya.

William (1970) “substantive theory that is based on qualitative research:

firts, substantive the, substantive theory is more aften than not the end pruduct of research within a substantive are beyond which few, if any reseach

1

Krathwohl 1998. Methods of Educational & Social Science Research (an Integrated Approach) Secon Edition, Longman, Inc Ne York, California, England, Ontario, Sidney, Mexico city, Madrid, Amsterdam

(4)

siciologiests a motivated to move. second a it is the basis upon which grounded”2. latar belakang teori yang didasarkan pada penelitian kualitatif: Pertama, latar belakang, teori latar belakang lebih sering memunculkan gagasan daripada selain latar belakang pendapat dari itu siciologis penelitian malahan lebih sedikit atau bahkan tidak ada motivasi untuk bergerak mencari gagasan. Kedua harus mengosongkan isi paradigma dalam pemikiran kita untuk diisi hal penelitian yang baru dihadapi. David (1988) “the analysis of qualitative l advantages otentially

conflic a major a tened of scientifict research”3

.

II. PEMBAHASAN

A. Keuntungan Penelitian Kualitatif

Manfaat analisis kualitatif secara potensial dapat mengatasi konflik besar dalam sebuah ilmu pendidikan dan kasus sosial yang lainnya. Krathwohl (1997:229)4 mengatakan ada beberapa keuntungan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berkut:

1. Problem membahas tentang masyarakat

2. Membahas manusia, permasalahan manusia, dan situasi manusia 3. Menggambarkan potret fenomena masyarakat

4. Menggambarkan fenomena individu maupun umum yang dapat diterapkan untuk penelitian yang berdimensi skala tunggal

5. Memberi pandangan tentang venomena secara holistik

6. Memberi bantuan kepada instansi untuk membangun dunia lain dalam perspektif antropologi

7. Memberi bantuan berupa solusi dari venomena yang terjadi 8. Solusi berupa perubahan perasaan dan emosi sosial

2 William J. Filstead 1970. Qualitative Methodology (Firsthat Involvement with thesocial

word). Markham Publishing COMPANY/Chicago 3

David M.Fetterman 1988. Qualitative Approaches to Evaluation in education (The Silent). Praeger New York, Westport,Connecticut London

4 Krathwohl 1998. Methods of Educational & Social Science Research (an Integrated

Approach) Secon Edition, Longman, Inc Ne York, California, England, Ontario, Sidney, Mexico city, Madrid, Amsterdam. Hlm. 275

(5)

9. Membantu menangani problem yang terjadi secara tidak jelas asal usulnya

Berdasarkan beberapa uraian di atas secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang bersumberkan dari buku karya Mertens dan didukung oleh beberapa buku lain yang relevan untuk dijadikan rujukan penelitian yang ideal sesuai dengan sosial, budaya dan kultur bangsa Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengumpulan data kualitatif diangkat dari buku melalui hasil penelitian studi kasus bagi kaum minoritas, pelecehan sexual kaum feminis, dan kasus kaum tunarungu di Amerika Serikat untuk mendapatkan perlakuan adil dari pihak pengadilan tinggi negara.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Berikut ini urutan penelitian.

1. Mengorganisir informasi. Mertens mengumpulkan data dari informasi siswa, orangtua, kepala sekolah, guru, masyarakat dan pengamatan dilapangan, kemudian data diorganisasi menurut kelompok masing-masing 2. Membaca keseluruhan informasi. Stelah semua data terkumpul kemudian data tersebut dipelajari, dipahami dan dipiah-pisahkan untuk ditindak lanjuti.

3. Membuat suatu uraian terperincimengenai kasus dan konteksnya. Kontek masing-masing kasus di uraikan secara rinci, teliti dan hati-hati. 4. Menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.

Hasil dari uraian di atas kemudian dikaitkan dengan beberapa kategori yang dapat mendukung hasil uraian di atas

(6)

5. Melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.

6. Menyajikan secara naratif. Hasil interpretasi yang telah dikembangkan atau digeneralis disajikan secara naratif untuk dijadikan kebijakan lebih lanjut dari kasus yang diteliti.

Mertens menjelaskan ada 7 jenis penelitian kualitatif yang dapat diteliti agar kita dapat memilih salah satu jenis diantara 7 jenis ayaitu5:

1. Fenomenologi. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.

2. Etnografi. Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

3. Grounded. Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan teori grounded adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi dimana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu

5

Donna M. Mertens 2010.Research and Evaluation in Education and Psychology (Intregreting Deversity With Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods) Edition 3. Gallaudet University. Sage Los Angeles/London/New Delhi/Singapore/Washington DC. Hlm.241 -248

(7)

peristiwa. Inti dari pendekatan grounded teori adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

4. Fokus Gruop. Fukus group adalah merupakan strategi penelitian yang tepat diambil jika peneliti memiliki rasa ketertarikan untuk meneliti metode dengan menggunakan skema berpikir dalam problem yang dihadapi secara induvidual. Dari pola berpikir secara indifidual kemudian dipadukan untuk membangun sebuah kesepakatan. Kunci keberhasilan fokus group disusun secara sistematis yang memiliki komposisi sebagai berikut:

a) Macam-macam karakter subyek yang diteliti seperti, usia, etnis, gender, dan cacat fisik

b) Menggunakan group yang homogen diadu dengan group yang heterogen sehingga akan memperoleh hasil diskusi tersebut berlawanan yang diakhiri dengan kesepakatan bersama.

c) Membandingkan hasil respon dari masing-masing individu kelompok diskusi jika diskusi dilaksanakan oleh beberapa group. 5. Studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu

masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

6. Partisipan Penelitian. Penyelidikan yang melibatkan partisipasi dari semua orang dalam proses penelitian tetapi tidak dibahas secara eksplisit sehubungan dengan kekuasaan dan potensi pengaruh transformatif dalam penelitian,penyelidikan kebersamaan didasarkan atas kepentingan penentuan nasib sendiri dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini sebagai peneliti

7. Penelitian secara klinik. Bentuk penelitian secara klinik adalah menyamakan perspsi seorang dokter yang akan mencoba memberi resep obat berdasarkan tingkahlaku aneh si pasien. Pertanyaan yang harus ditanyakan dalam penelitian ini adalah: kondisi fisik, tingkahlaku, kultur, sejarah, sosial, emosional dan spiritual.

(8)

C. Keabsahan Data

Lincoln dan Guba dalam Nahid (2003) istilah reliabilitas dan validitas merupakan kriteria penting tentang kualitas data menurut paradigma kuantitatif, dalam paradigma kualitatif disebut kredibilitas, netralitas disebut confirmabilitas, konsistensi disebut depedability dan penerapan disebut transferabiliti semuanya kriteria penting untuk kualitas data (Lincoln & Guba 1985)6. Berikut ini akan dibahas tentang syarat keabsahan data penelitian kasus tentang kaum feminist, kaum minoritas dan kaum tuli untuk mendapatkan haknya sebagai bagian dari warga negara Amerika Serikat oleh Mertens:

1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil

penelitian lain, dan membercheck.

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

a. Memperpanjang masa pengamatan, untuk peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Sebagai contoh, mengamati pada suatu kelas satu minggu sebelum liburan musim dingin mungkin tidak akan memberikan gambaran yang akurat bagi peneliti khususnya perilaku mahasiswa dan perilaku guru.

b. Mengadakan member check, yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan

6 Golafshoni, Nahid 2003. University of Toronto, Toronto, Otario, Canada. Undestanding

Reliability and Validity in Qualitative Research. The Qualitative Report Vol.8 No.4December 2003 597- 607

(9)

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data. Bayawax (2009) mengatakan Validitas Eksternal/ generalisasi versus transfer7. Dalam penelitian konvensional, validitas eksternal mengacu pada kemampuan untuk menggeneralisasi temuan di setting yang berbeda. Cho dan Trent (2006) dalam Martens pengecekan anggota: 'teknis (fokus pada ketepatan, kebenaran) "yang berlangsung (lanjutan dari waktu ke waktu, keterlibatan beberapa peneliti/kontak informan, dan refleksif, (kolaboratif, mulai penutupan pertemuan, reflektif, kritis), yang semuanya cukup signifikan sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Peer debriefing(membicarakannya dengan orang lain), yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Peneliti harus terlibat dalam diskusi panjang bersama rekan wawancara penuh kehati-hatian dalam: temuan, kesimpulan, analisis dan asumsi. Sebagai mitra harus mampu menggali pertanyaan untuk membantu peneliti untuk menghadapi nilai-nilai mereka sendiri dan langkah-langkah panduan dalam studi. Teknik wawancara menurut Krathwohl ada lima: 1) Datang dengan penuh kesopanan

2) Mengajukan pertanyaan tentang survey dengan individu atau kawan akrab ditempat yang menarik

3) Memiliki kopian kartu studi yang berisikan tentang nilai yang dapat dilihat saat interview

4) Mengumpulkan data yang seragam, dan mengulangi pertanyaan jika yang diwawancarai belum menangkap isi pertanyaan

5) Merekam atau mencatat jawaban balasan dari pertanyaan secara harfiah, menggunakan singkatan guna mendapat sari jawaban.

Mertens dalam menanggapi permasalahan perempuan bahwa kegagalan dan kesalahpahaman selalu terjadi responden dan kondisi lapangan.

7

Bayawax (2009). Forum Qualitative Sozialforschung / Forum: Qualitative Social Research, 5(1), Art. 7, http://nbn-resolving.de/urn:nbn:de:0114-fqs040170. Revised. diakses 25 Mey 2011

(10)

d. Analisis kasus negatif.

Guba dan Lincoln (1989) dalam Merten (2010) ketika data "sesuai" dengan kondisi lapangan kiranya dapat mendukung secara penuh untuk menguji kebenaran. Peneliti dapat mencari data tambahan untuk mendukung kasus negatif dari sekolah menggunakan pendekatan bottom-up. Miles (1994) dalam analisis kasus mengatakan:”to imagine a situation in wich an education

innovation failed, and then to olook at he possible antecenden of that failure”dalam analisis kasus hendaknya data mampu menggambarkan situasi

kegagalan dalam pendidikan dijadikan kesempatan untuk menciptakan inovasi pendidikan yang baru.

e. Triangulasi. Triangulasi melibatkan pemeriksaan informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber atau metode untuk membuktikan konsistensi dalam sumber data.8 Sebagai contoh, beberapa metode seperti wawancara, observasi, dan dokumen review dapat digunakan, dan informasi dapat dicari dari berbagai sumber dengan menggunakan metode yang sama (wawancara dengan kelompok yang berbeda, pengaturan program, penyedia layanan, penerima layanan, dan orang-orang yang belum menerima layanan). Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data.

Guba dan Lincoln (1989) dalam Mertens (2010) tidak lagi mendukung gagasan triangulasi karena menyiratkan bahwa kemungkinan untuk mencari sumber terdapat silang pendapat. Triangulasi dapat digunakan untuk memeriksa data faktual (misal, seberapa banyak anak-anak yang mengikuti program), tetapi direkomendasikan penggunaan pengecekan menggunakan data lain.

Fetherson dan Kelly (2007) dalam Mertens menyediakan contoh triangulasi dalam penelitian: gambaran dari sumber kuantitatif dan kualitatif (a) tanda/nilai, kehadiran, dan karakteristik demografi; (b) anonym (tanpa nama) survei pra-dan pasca-kelompok (82 siswa yang terdaftar dalam pembelajaran), (c)

8

Mujia Raharjo (2010). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif , http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view. 25 juni 2011

(11)

pra-dan pasca-wawancara (d) analisis partopolio siswa dan (e) catatan lapangan, memo, catatan lengkap, email pengamatan dan pengalaman kelas, interaksi dengan dengan siswa.

2. Transferabilitas.

Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Guba dan Lincoln (1989) dalam Mertens (2010) mengidentifikasi transfer sebagai pola pensejajaran dengan validitas eksternal dalam postpositivist penelitian kualitatif. Dalam paradigma postpositivist, temuan validitas eksternal memungkinkan generalisasi didasarkan pada asumsi sampel yang digunakan dalam penelitian. Transfer sebagai konsep paralel yang memungkinkan pembaca untuk membuat penilaian berdasarkan studi persamaan dan perbedaan ketika membandingkan situasi penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, transfer adalah untuk para pembaca untuk menentukan derajat kesamaan antara lokasi studi dan kondisi nyata. Tanggung jawab peneliti adalah untuk memberikan rincian yang memadai untuk memungkinkan pembaca membeikan penilaian. Penjelasan Luas dan menyeluruh tentang waktu, tempat, konteks, dan budaya yang dikenal sebagai "paralelisme." Mertens mengungkapkan bagi para peneliti kualitatif untuk memberikan rincian yang cukup tentang konteks untuk itu pembaca akan dapat memahami kesulitan pengaturan penelitian dan peserta, kondisi akurat memungkinkan pembaca untuk membuat penilaian tentang temuan penelitian orang lain.

Yin (2009) dalam Mertens (2010) menunjukkan bahwa penggunaan beberapa kasus untuk memperkuat hasil validitas eksternal dengan cara mencatat hubungan antara studi kasus dan teori-teori yang masih relevan gunamendapatkankemudahan dalammenjeneralisasikan dalam penelitian studi kasus.

3. Keandalan (Dependability)

Dependability atau reliabilitas yaitu, apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan

(12)

konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Reliabilitas berarti stabilitas dari waktu ke waktu dalam paradigma postpositivist. Dalam paradigma konstruktivis, perubahan yang diharapkan, tetapi harus dimonitor dan diverifikasi secara umum. Sebagai contoh, studi mengenai cara untuk mendorong remaja tuli yang memiliki kemampuanmenjadi guru dalam kelas sains.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas berarti bahwa data dan interpretasi tidak dikontrol hanya melalui imajinasi peneliti, namun dapat ditelusuri ke sumber mereka, logika yang digunakan untuk menginterpretasikan data harus dibuat secara eksplisit. Proses confirmablity untuk membuktikan fakta bahwa data yang dapat ditelusuri ke sumber asli dan bahwa proses sintesa data untuk mencapai kesimpulan yang bisa dikonfirmasi. Konfirmabilitas penelitian dapat dilakukan bersamaan dengan verifikasi keandalan/kesahihan. Peneliti harus dapat mempertimbangkan catatan lapangan, transkrip wawancara dan data lainnya.

5. Kriteria Transformatif

Tranformative kriteria untuk kualitas dalam riset kualitatif terletak pada perhatian terhadap keadilan sosial dan hak asasi manusia. Kirkhart (2005) dalam Mertens menjelaskan validitas dari multikultural dan mendefinisikan sebagai "kebenaran atau keaslian dari pemahaman di beberapa hal, berpotongan konteks budaya", Lincoln dan Guba (2000) dalam Mertens menggambarkan keaslian sebuah validitas yang mengacu terhadap menyediakan pandangan yang seimbang dan adil dari semua perspektif dalam studi penelitian yang termasuk kriteria berikut:

1. Keadilan. Keadilan harus diwujudkan bagi ras atau etnis apapun tidak boleh pilih kasih.

2. Keaslian Ontologi. Ini adalah tingkatan dimana pengalaman dari individu berasal dari sekelompok yang objektif. Kasus ungkapan Rossy dkk (2004) kekerasan berupa penganiayaan wanita hamil yang mengakibatkan gangguan

(13)

kesehatan bagi ibu hamil dan bayi yang di kandungnya di negara bagian Amerika Serikat, tercatat 40%-60% wanita hamil telah mengalami pukulan, tamparan, tendangan dan cara lain untuk melukai wanita hamil9.

3. Komunitas: Peneliti harus dapat mengetahui masyarakat secara luas dan baik berkaitan dengan hasil penelitian tentang tindakan dalam komunitas ini. Peneliti harus menunjukkan telah menggunakan suatu metode studi yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan rasa percaya dan timbal balik dengan peserta studi

4. Perhatian untuk suara. Siapa berbicara untuk siapa? Siapa yang berbicara bagi mereka yang tidak memiliki akses ? Peneliti harus melihat kepada mereka yang diam dan harus melibatkan mereka yang tidak terlibat dalam penelitian.

5. Posisi atau sudut pandang epistemologi refleksivitas/kritik. Peneliti harus memberikan laporan. Peneliti harus mampu masuk dalam komunitas penelian lapangan untuk memahami keadaan psikologis orang lain untuk menemukan hubungan harmonis. Peneliti harus memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk transformasi pribadi dan subjektivitas kritis.

6. Timbal balik dan berbagi Pengalaman. Peneliti harus mampu terlibat bahkan mampu beralih ke responden untuk memperoleh hasil dari pengalaman penelitian mereka. Cronbach (1983) mengemukakan ada 4 hal dalam pemilihan pertanyaan dalam investigasi10: 1). Hubungan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dan membawa perubahan yang baik ,2). Hindari pembicaraan yang berbau politik sekalipun keseharian bergelimang dipolitik, 3). Mengakui tantangan yang dihadapi dan menjadikan pusat interpretasi subyek penelitian, dan dapat mengontrol pengaruh yang

9

Peter H. Rossy dkk 2004. Evaluation a Sistematic Approach. Seventh Edition.Sage Publications, Internasional Educational end Professional Publisher Thousan Oaks, London,dan New Delhi

10

Lee J. Cronbach 1983. Designing Evaluations of Educational and Social Programs. Jossey-Bass publisher,San Fransisco, washington, & London

(14)

diperlukan,4). Mengetahui peta seni dan alur kisah dari sponsor untuk mendapatkan jawaban terutama biaya yang dikeluarkan. Lincoln (1995) dalam Mertens (2010) mengatakan, "kami berutang budi kepada orang yang member jasa kepada diriku"

7. Keaslian Analitik.

Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan kebijakan mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.

8. Perubahan Sosial (Praxis)

Validitas transformasional menekankan perlunya bagi para peneliti untuk melakukan refleksi dalam diriuntuk memahami bahwa kondisi sosial dan perubahan dalam situasi lapangan. Implikasi penting lainnya transformatif validitas adalah sejauh mana perubahan yang dihasilkan yang diperoleh dari hasil penelitian. Menentukan siapa yang memiliki kekuasaan untuk membuat perubahan dan bagaimana kekuasaan yang dapat ditantang atau didistribusikan dalam kepentingan keadilan sosial.

Sebuah kunci penelitian sosial hendaknya mampu mengubah subyek peneliti kualitatif terhadap hubungan antara peneliti dan yang diteliti. Upaya Perubahan menjadi bagian dari desain penelitian. Untuk menghasilkan perubahan nyata, hubungan kolaboratif antara peneliti dan diteliti harus terjadi selama (dan sesudah) proses penelitian. Otoritas, kekuasaan atau hak istimewa dikerahkan,

(15)

baik secara eksplisit dan implisit di sisi harus didekonstruksi, dan jika diabaikan seluruhnya maka peneliti diharap untuk membuat perbedaan yang realistis di sekolah atau masyarakat.

Validitas sebagai proses dalam tujuan perubahan sosial. Validitas ditentukan oleh sejauh mana peserta terlibat kerja secara kolaboratif dalam proses penelitian. Validitas kriteria utama harus dibangunmelalui relasional dan bekerjasama untuk tujuan (1) terlibat sebagai pelaksana perubah, (2) terlibat proses refleksi perubahan, dan (3) meancang devinisi baru. Para peneliti harus secara terbuka menyatakan bagaimana subjektivitas itu sendiri semakin menantang, dan mereka berubah karena ia berkolaboratif berinteraksi dengan peserta seperti penjelasan berikut ini.

a. Pertanyaan Kritis Untuk Menganalisis Penelitian Kualitatif

1. Apakah peneliti mempertahankan keterlibatan yang cukup dalam mengatasi permasalahan, mengungkap konstruksi permasalahan, memahami budaya lokal dan menghindari penelitian teburu-buru? 2. Apakah peneliti menggunakan peer debriefing dan anggota? Apakah

peneliti menyiapkan pernyataan objektif dan berdiskusi dengan debriefer peer?

3. Apakah peneliti menggunakan analisis kasus negatif? 4. Apakah peneliti menggunakan triangulasi?

5. Apakah peneliti memberikan gambaran yang cukup akurat? 6. Apakah peneliti melakukan pemeriksaan yang dapat diandalkan? 7. Apakah peneliti melakukan pemeriksaan konfirmabilitas?

8. Apakah peneliti menampilkan perbedaan nilai?

9. Apakah individu dan kelompok menjadi lebih informatif tentang pengalaman mereka?

10. Apakah peneliti dan responden saling membangun kepecayaan?

11. Apakah peneliti membangun kepecayaan mereka yang pasif data dan terpinggirkan?

(16)

13. Apakah peraturan yang dibuat memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat dan memberikan penghasilan tambahan ?

14. Apakah evaluasi dirangsang menggunakan tindakan?

15. Bagaimana proses penelitian dan hasil penelitian dapat meningkatkan keadilan sosial dan hak asasi manusia?

b. Kualitas PenelitianKualitatif

1. Mengingatmasalahpenelitiansebagai (atau salah satu daristudipenelitianyang menggunakanmetodekualitatif) menjelaskan tentang apayangpenelitibisalakukan untukmeningkatkankualitasstudimereka.

2. Tentukan terlebih dahulu

masalahKredibilitas,Transverability,Keteguhan,Konfirmabilitas, danKeaslian

3. Studikualitatif perlu diperhatikanbeberapadimensiberikut: motivasiuntukmelakukanpenelitian, datakoleksistrategi, kredibilitas/validitas, danstrategi penelitian.

4. Mencoba Jawabpertanyaan ini:

a)Bagaimana cara melakukan pendekatan penelitian.Bagaimana cara mereka menghubungkandenganbacaanteoritisyang sedang dilakukan? b) Berpikirmetode yang diganakan untuk mengungkapkan keinginan

dalam penelitian.

c)Sikap peneliti apakah penelitian ini akan membantu membuat keputusanbagi permasalahan dan efektifitas kegiatan meneliti di lapangan.

D. PRINSIP PENELITIAN KULALITATIF.

Penelitiankualitatifmelihatkontekssosiologismikro. Artinya, penelitikualitatifinginbelajar kepada orang-orang yang berada dilingkunganalamimereka.Iniberartibahwapenelitiankualitatifadalah meneliti pada masalah tertentu. Penelitiankualitatifberkaitandengan masalah penelitian sosialdan

(17)

bertujuanuntuk melihat lebihjelasinteraksi antarvariabel. Mertens (2010:83) ada lima macam prinsip etika penelitian secara kualitatif:

1. Pengalaman yang sistematis. Sebagai evaluator atau peneliti harus mampu melakukan pengumpulan data dari berbagai pengalaman secara sistematis untuk diteliti. Peneliti harus berfokus pada pola pemahaman dan tema seperti yang dinyatakan oleh penulis Jons University International: Dunia nyata adalah kompleks; penelitian kualitatif berfokus pada elemen kompleksitas yang meliputi: emosi, makna, simbol, motivasi, proses berpikir, perasaan, pola dan tema. Penelitian kualitatif berusaha untuk memahami dunia ini dengan mencari makna melalui mata peserta.

2. Berkompenten. Peneliti harus memilki konpetensi dalam desain, implementasi, laporan setelah selesai penelitian dan mendemontrasikan hasil penelitian.Penelitikualitatif membutuhkan penyesuaiandesainmerekaagar sesuaidenganaliranpenelitianmereka. Setelahmemilihmetodedanpengumpulandata,

penelitiperlumenganalisistemuanmereka, yang dapatdilakukan dengan berbagai cara. Sebagaicontoh,temuan penelitianperlu penafsiran, dengan cara menghubungkandatake masalah sosiologiyang lebih besar sehingga

menghasilkankonsep. Temuan ini

jugadapatdianalisisdenganmendeteksipola-poladankecenderungandalamdata.

3. Integritas/kejujuran. Peneliti harus jujur dalam menyampaikan hasil penelitiannya sendiri dan mampu meyakinkan kejujurannya selama proses penelitian berlangsung. Misal menggunakan metodologi subjektif, menggunakan pendekatan teoretis naturalisme, ethnomethodology, emosi dan penelitian modernis. Setiap pendekatan yang digunakan sebagai alat menafsirkan fenomena sosial dengan menggunakan perspektif nilai yang berlaku / nilainya sendiri untuk konteks sosial melalui proses, tidak ilmiah fleksibel dan mendalam.

4. Menghoramati kepada sesama. Peneliti harus mampu menghormati kepada sesama sebagai kunci keberhasilan penelian antara lain: martabat,

(18)

harga diri responden, anggota pelaksana program dan para pimpinan yang terlibat dalam penelitian. Demikian juga tentang kerahasiaan responden harus dijaga dengan baik dari ancaman fihak-pihak tertentu agar mereka bersedia mengungkapkan data secara obyektif.

E. Metode Pengumpulan Data Qualitatif

Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan, yang mirip dengan pekerjaan detektif. Dalam pengumpulan data menurut mertens (2010:366-374):

1. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi. Merten mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

a. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

b. Partisipan sebagai peneliti, cara ini memanfatkan partisipan dengan memberi tugas untuk mengobservasi partisipan lain memalui cara menirukan apa yang telah dilakukan oleh gurunya.

c. Peneliti sebagai partisipan, dalam metode ini, peneliti memanfatkan remaja tuli yang berbakat tentang tumbuhan lautan, mereka diobservasi terlebih dahulu kemudian mereka disuruh berdiskusi dengan seorang guru dan kawan sebayanya dan membuat catatan untuk hasil diskunya.

(19)

d. Partisipan penuh,metodedapat muncul ketika anggota masyarakat diundang untuk bergabung dalam penelitian sebagai peneliti, misal dengan menugaskan karyawan untuk waktu singkat sebagai evaluator pada sebuah perusahaan swasta yang mempekerjakan sebagai sales maka terlihat hasilnya sama persis dengan evaluator

Selain empat hal diatas Lauren Aderson (2010) menambahkan tentang pengumpulan data“ melibatkan penggunaan hari kerja untuk observasi klas, pertemuan, iteraksi tidak formal, saat kerja, wawancara tidak formal, mengumpulkan dokumen yang bersangkutan, agenda pertemuan anggota, panduan handout, pengumuman dikelas atau pengumuman tempat umum”11

2.Wawancara

Wawancara merupakan alat pengecekan kembali atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Krathwohl (1998) mengatakan panduan teknik wawancara dijelaskan secara luas seperti meminjam teknik konseling klinikal. Verifikasi anggota dapat dilaksanakan secara formal dan informal12. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Wawancara dibagi menjadi dua bagian:

a. Wawancara individu. Wawancara ini Hesse Biber (2007) dalam Mertens (2010:370). memiliki tahapan secara teratur yaitu, mulailah dari formal menuju informal dan menggunkan berbagai variasi yang telah disepakati. Dimulai dari pertanyaan secara umum terlebih dahulu baru masuk permaslahan secara detail, selalu memberi pandangan. Bisa dimulai

11

Anderson Lauren University of Soutern California. Embeded, Embuldenet, and Networking For Change: Supporseeking and Teacher Agency In Urban High-Needs Schools. Harvard Educational Review Vol. 80 No.4 Winter 2010. Copyright C by the President and Fellows of Harvard College.

12

Krathwohl 1998. Methods of Educational & Social Science Research (an Integrated Approach) Secon Edition, Longman, Inc Ne York, California, England, Ontario, Sidney, Mexico city, Madrid, Amsterdam

(20)

dengan pertanyaan “ sebagai apa posisi anda bekerja di sini?”, “ apakah anda menyukai pekerjaan ini?”

b. Fokus group. Fokus grup biasanya digunakan untuk masalah penelitian pemasaran dan biasnya juga untuk perasaan setelah latihan atau layanan program. Pertanyaan yang diajukan skitar 5 - 7 pertanyaan. Karakter pertanyaan:

1) Pertanyaan yang disiapkan sekitar 10 pertanyaan namun yang dipakai sekitar 5-6 pertanyaan saja.

2) Wawancara fokus grup dibuka dengan pertanyaan dan diakhiri dengan pernyataan

3) Menghindari bentuk pertanyaan ”mengapa” kareana dapat mematikan reaksi sikap bertahan responden, namun dirubah dengan “apa yang membuat anda tertarik pada program ini”?

4) Hati-hati jika mengalihkan pertanyaan yang lebih mendalam karena pengungkapan pendapat akan diperoleh melului pokok generalisa pertanyaan.

5) Menentukan konteks pertanyaan sehingga responden siap untuk merespon, memberikan informasi yang cukup sehingga responden mengerti apa yang anda tanyakan.

6) Pertanyaan harus diatur menutur urutan yang logis, sesekali pertanyaan diajukan dari yang umum menuju ke yang khusus

3. Dokumen dan Catatan

Sejumlah data dapat berbentuk dokumentasi surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat-surat pribadi (surat perkawinan, SIM), surat pernyataan bank, buku atau catatan harian (diary), memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

(21)

4. Strategi pengumpulan data partisipan

Strategi pengumpulan partisipan data adalah strategi pemeliharaan data dengan cara yang menyenangakan seperti seorang kepala sekolah merespon tentang data, data tersebut di organisasikan sehingga peneliti melanjutkan memberi fasilitas pelaksanaan tugas tersebut. Mertens (2010: 375) Ada empat macam partisipatif:

a. Partisipatif penilaian pedesaaan. Penilaiana ini bertujuan untuk berbagi rasa dan pengetahuan (sharing) antara penduduk desa lokal dan penduduk luaran. Metode ini untuk teknik pemetaan kemampuan, merengking hasil latihan dan analisis. Diagram yang di gunakan adalah: tongkat, batu dan benih dan hal lain yang tepat untuk pengukuran senada.

b. Badan Penialaian. Badan penailaian ini adalah suatu badan penyelenggara yang memfasilitasi mengenai kebijakan tentang informasi, peneliti dapat menanyakan secara langsung tentang bagaimana pelayanan terhadap klien, kepuasan pelayanan dan inovasi kebutuhan. Metode ini terbagi menjadi tiga, yaitu: wawancara tidak terstruktur, fokus diskusi kelompok dan, partisispasi penelitian.

c. Rasa harga diri, keinginan yang kuat, sumber akal yang panjang, pelaksnaan perencanaan dan, tanggapan. Kesemuanya ini merupakan akronim yang diambil dari lima atribut yang dapat menentukan esensi substansi partisipan. Metode ini menggunakan kreatifitas untuk membesarkan hati partisipan dalam pengalaman kehidupan. Aktifitas berupa drama kehidupan dan tidak berseri.

d. Hasil penyelidikan. Data yang diperoleh dari lapangan diorganisasikan, dikembangkan dengan memperhatikan isu yang sedang berkembang, tantangan dan perhatian fokus pekerjaan tertentu dengan baik.

F. Cara pengolahan data/analisis data

Terdapat tiga jalur analisis dat kulitatif yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Mertens (2010:424) menjelaskan, ada tiga tahapan metode analisis data dalam penelitian kulaitatif:

(22)

1. Persiapan analisis data. Meninjau kembali hasil data yang telah berhasil dikumpulkan, hal ini menyangkut bagaimana hal ini dilakukan tergantung pada tingkat tertentu pada jenis data yang dikumpulkan dan metode pengumpulan dan pencatatan data. Harus menyalin data yang berasal dari hasil vidio casset, kaset tip recorder sedangkan tingkat pemikiran yang terjadi lebih tinggi, peneliti juga harus berhati-hati alam mempertimbangkan praktis, seperti catatan mereka dan file atau data baik label dan terorganisir untuk memfasilitasi proses data analisis yang digunakan dan pelaporan yang akurat dari hasil penelitian.

2. Explorasi data, pada tahap ini dapa di ekplor dengan cara data dibaca secara keseluruhan diolah, dijabarkan, diuraikan, dianalisa, menggunakan data data lain seperti catatan berupa memo atau yang lainnya

3. Mereduksi data. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar, yang muncul dari ctana-catana tertulis di lapangan, proses ini berlangsung terus selama penelitian. Reduksi data meliputi:

1. Koleksi dan meringkas data 2. Mengkode

3. Menelusuri tema 4. Membuat gugus-gugus

Reduksi data merupakan bentuk penajaman analisis denga menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu, sehingga kesimpulan akhitr dapat diambil. Cara mereduksi data:

1. Seleksi data

2. Ringkas atau uraian singkat

(23)

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif mertens (2010:425)13;

1. Tek naritif berbentuk catatan lapangan 2. Matrik, grafik, jaringan dan bagan.

Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan sudah informatif sehingga memudahakn melihat apa yang sedang terjadi apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya harus melakukan analisis kembali

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan penulis secara terus menerus selama berda di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data peneliti kualitatif mulai mencari arti, mencatat kesesuaian teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proporsi. Kesimpulan di analisis secara luas, tetap terbuka dan skeptis, baru kesimpulan.Jika belum nampak jelas, tingkatkan penjelasan menjadi lebih rinci, agar lebih jelas dan kuat hasil data di lapangan.

4. Ferifikasi kesimpulan.

Ferifikasi tentang metode penarikan kesimpulan harus dilakukan secara tiliti dan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan, oleh karena itu diperlukan untuk tinjau kembali dari berbagai sudut pandang seperti:

1. Memikir ulang selama penulisan 2. Tinjauan ulang catatan lapangan

3. Tinjau kembali dan tukar pendapat antar teman sejawat untuk mengurangi intersubyektif

4. Upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

13

Donna M. Mertens 2010.Research and Evaluation in Education and Psychology (Intregreting Deversity With Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods) Edition 3. Gallaudet University. Sage Los Angeles/London/New Delhi/Singapore/Washington DC. Hlm. 425.

(24)

III. KESIMPULAN

Peneliti perspektif paradigmatik memiliki cara yang berbeda untuk memilih metode kualitatif dengan alasan yang berbeda pula. Konstruktivis menggunakan metode kualitatif digunakanuntuk menjelajahi konstruksi sosial dan realita kehidupan. Transformatif peneliti menggunakan metode kualitatif untuk menangkap permasalahan hidup bagi secara nyata dan rinci. Pragmatis menggunakan metode kualitatif jika mereka berpikir bahwa pertanyaan penelitian mereka membenarkan penggunaan metode tersebut. Secara keseluruhan, metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian lebih kaya, lebih lengkap, lebih akurat, terhindar dari subjektif dan lebih kompleks dari fenomena yang terjadi menggunakan metode kuanlitatif.

Subjek penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara apapun, terutama deskripsi, studi kelompok, individu atau budaya. Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Yang paling umum metode pengumpulan data yang terkait dengan penelitian kualitatif meliputi wawancara, observasi, dan dokumen review atau artefak (hasil inovasi manusia) lainnya. Teknik analisis data kualitatif, meninjau kembali hasil data yang telah berhasil dikumpulkan, mengekplor data dan mereduksi data. Dan terkhir menyimpulkan data dengan cara, memikir ulang selama penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, tinjau kembali dan tukar pendapat antar teman sejawat untuk mengembangkan intersubyektif,upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson Lauren University of Soutern California. Embeded, Embuldenet, and

Networking For Change: Supporseeking and Teacher Agency In Urban High-Needs Schools. Harvard Educational Review Vol. 80 No.4 Winter

2010. Copyright C by the President and Fellows of Harvard College David M.Fetterman 1988. Qualitative Approaches to Evaluation in education

(The Silent). Praeger New York, Westport,Connecticut London

Donna M. Mertens 2010.Research and Evaluation in Education and Psychology (Intregreting Deversity With Quantitative, Qualitative, and Mixed

Methods) Edition 3. Gallaudet University. Sage Los Angeles/London/New Delhi/Singapore/Washington DC

Golafshoni, Nahid 2003. University of Toronto, Toronto, Otario, Canada.

Undestanding Reliability and Validity in Qualitative Research. The

Qualitative Report Vol.8 No.4December 2003. 597- 607

Krathwohl 1998. Methods of Educational & Social Science Research (an

Integrated Approach) Secon Edition, Longman, Inc Ne York, California,

England, Ontario, Sidney, Mexico city, Madrid, Amsterdam

Lee J. Cronbach 1983. Designing Evaluations of Educational and Social

Programs. Jossey-Bass publisher,San Fransisco, washington, & London

Miles, Mattew B 1994. Qualitatif Data Analysis (2nd). Sage publication, Intrnational Educational And Professional Publisher Thousand Oaks, California.

Peter H. Rossy dkk 2004. Evaluation a Sistematic Approach. Seventh Edition.Sage Publications, Internasional Educational end Professional Publisher Thousan Oaks, London,dan New Delhi

Sykes Gary dkk 2009. Handbook of Education Policy Reserch. Published for the America Educational Research Association by Routladge Publisher, Tailor & Francis Group New York and London

William J. Filstead 1970. Qualitative Methodology (Firsthat Involvement with the

(26)

Bayawax (2009). Forum Qualitative Sozialforschung / Forum: Qualitative Social

Research, 5(1), Art. 7, http://nbn-resolving.de/urn:nbn:de:0114-fqs040170. Revised. diakses 25 Mey 2011

Mujia Raharjo (2010). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif , http://www.mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view. 25 juni 2011

Ardhana (2008). Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

.http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-pengumpulan-data-kualitatif/ 19 juni 2011

Referensi

Dokumen terkait

Tentang Badan-Badan Pembantu Majelis, Malang: GKJW, 1996.. 3  Madura meski mereka bukan etnis Madura. Mayoritas penduduknya beragama Islam, sebagian kecil di antaranya bergama

Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik Untuk mewujudkan Visi, Misi, dan sasaran strategis serta arah kebijakan yang telah ditetapkan,

Menurut Heward (2003) dalam(Vani et al., 2015) menyatakan bahwa efektivitas berbagai program penanganan arti efektivitas sendiri adalah suatu

Pada perusahaan yang bergerak dalam sektor financial instution atau institusi pembiayaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari atas permasalahan yang telah dirumuskan yaitu untuk mengidentifikasi sumber bahaya kebisingan dan bagaimana upaya pengendalian

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

KLASI+IKASI SALRAN TRANSMISI ,ER-ASARKAN TEGANGAN /ransmisi tenaga listrik sebenarnya tidak hanya penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran

Orang tua yang mempunyai pola asuh otoriter sebagian besar memiliki balita yang tingkat konsumsi makanan dalam kategori difisit, tapi sebagian besar juga balita terdapat