• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM SDLB NEGERI BATANG METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM SDLB NEGERI BATANG METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

67

ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

A. Profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang

SLB Negeri Batang adalah sekolah yang memiliki empat jenjang pendidikan yaitu TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Karena SMPLB Negeri Batang adalah jenjang pendidikan yang bangunannya tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari SLB Negeri Batang, maka akan disajikan data secara umum SLB Negeri Batang, kecuali untuk data murid akan disajikan khusus hanya pada SDLB Negeri Batang.

1. Letak Sekolah.

SLB Negeri Batang menempati areal tanah seluas 4460 m2. Sebidang tanah ini diatasnya berdiri bangunan permanen untuk sekolah TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

Adapun batas-batasnya, yaitu :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Gedung LBK.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk. c. Sebelah timur berbatasan dengan Tanah kas desa.

(2)

Lokasi SLB Negeri Batang terletak di Jl. Pemuda No.10 Dusun Kadilangu, Desa Kauman, kecamatan Batang, Kabupaten Batang.1

2. Sejarah Berdirinya.

SLB Negeri Batang adalah sekolah yang melayani pendidikan bagi sekolah berkebutuhan khusus/luar biasa/cacat jenis : Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D), Tunalaras (E), Tunaganda (G) Sekolah ini berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Pada awalnya SLB Negeri Batang adalah SDLB Negeri Batang (jenjang sekolah dasar) yang berdiri tahun 1985 berdasar Inpres Nomor 4/1983, dengan jumlah siswa awal 11 anak jenis ketunaan tunagrahita (C) yang diasuh oleh 3 orang guru. Awal Pendirian SLB Negeri Batang bertempat di JL. Mangon Satoro No.01 Batang yang sekarang menjadi SD Kauman 01 Batang, Kemudian di pindah ke Jl. Pemuda No. 10 pada tahun 1990.

Perkembangan selanjutnya SLB Negeri Batang menyesuaikan situasi dan kondisi utamanya difokuskan untuk memberikan pelayanan pada anak yang berkebutuhan khusus. Layanan pendidikan tersebut kemudian diberi SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 421.8/24686 tanggal 25 Juni 2005 beralih status menjadi SLB Negeri Batang yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan jenjang TKLB, SDLB, SMPLB. Kemudian pada tahun 2013 SLB Negeri Batang berkembang lagi dengan adanya jenjang SMALB.

1 Dokumentasi dan Observasi Sekolah Luar Biasa Negeri Batang pada tanggal 2 Februari

(3)

SLB Negeri Batang mengawali pembelajaran pada tahun ajaran 2014/2015 dengan melayani pendidikan untuk jenjang : SDLB, jumlah siswa 114 dalam 6 kelas/rombongan belajar, SMPLB dengan jumlah siswa 25 dalam 4 kelas/rombongan belajar, dan SMALB jumlah siswanya 25 dalam 3 kelas/rombongan belajar. Yang dilayani oleh 24 tenaga guru.2 3. Visi, Misi, dan Tujuan.

a. Visi

SLB Negeri Batang memiliki Visi yaitu “Menuju peserta didik yang berprestasi, terampil, berbudi luhur,mendiri dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa”.

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, efisien dan berkesinambungan.

2) Menjembatani anak berkebutuhan khusus agar memperoleh kesamaan dan kesetaraa.

3) Melatih ketrampilan peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.nambah kegiatan ketrampilan

4) Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi luhur.

5) Membudayakan kegiatan 5S yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun kepada seluruh warga sekolah.

(4)

c. Tujuan

1) Menampung anak berkebutuhan khusus (Anak Luar Biasa/ Penyandang Ketunaan) di daerah Batang dan sekitarnya dalam lembaga pendidikan formal

2) Mengembangkan potensi anak didik untuk menghadapi masa depan mereka yang kompetitif

3) Memberikan pelayanan pendidikan secara utuh dan berkesinambungan.3

4. Struktur Organisasi.

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui adanya struktur organisasi. Adapun struktur organisasi SLB Negeri Batang sebagai berikut: (terlampir bagan I dan Bagan II)

5. Keadaan Siswa.

Dalam perspektif pembelajaran agama Islam, anak didik merupakan subjek dan objek dalam pendidikan. Aktivitas pendidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan anak didik. Oleh karena itu, guru dan anak didik sebagai dwi tunggal, artinya keduanya tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan kependidikan. Ketiadaan salah satunya menjadi penyebab tidak adanya kegiatan pendidikan.4

3 Dokumentasi Sekolah Luar Biasa Negeri Batang pada tanggal 2 Februari 2015. 4 Ibid.hlm: 92.

(5)

Siswa yang ada di SLB Negeri Batang ini ada yang berasal dari pindahan sekolah umum ke sekolah khusus atau inklusif, karena ada beberapa faktor penyebab diantaranya mereka mengalami kesulitan dan keterlambatan dalam memahami pelajaran di sekolah umum sehingga peserta didik ini dipindahkan dan dimasukkan ke SLB Negeri Batang ke dalam kelas Bagian C sesuai dengan tingkat anak ketunaan yang disandang.

Setiap tahunnya SLB Negeri Batang selalu menerima dan meluluskan siswa. Penerimaan siswa baru setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dan SLB Negeri Batang juga meluluskan siswanya dan diharapkan setelah lulus siswa itu dapat mandiri dan menghidupi dirinya tanpa bantuan orang lain dengan bekal ketrampilan yang dimilikinya baik di lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat tanpa merasa minder dengan anak normal.5

Agar lebih jelasnya akan disajikan data tentang keadaan siswa SDLB di SLB Negeri Batang tahun 2014/2015 khususnya kelas bagian C pada anak tunagrahita, dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SDLB kelas 1 – 6.6 Jenis

kelainan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah

D 11 9 20

B 5 9 9 23

C 7 11 9 12 11 41

5 Sujarwo,SP.d, Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Batang pada tanggal 2015.

6

(6)

Q 12 12

Total 24 31 18 9 12 11 96

6. Keadaan Guru.

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah. Dipundaknya terletak tugas dan tanggung jawab yang berat dalam upaya mengantarkan anak didik ke tujuan pendidikan yang dicita-citakan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan anak didik.7

Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di SLB Negeri Batang pada tahun 2014/2015 seluruhnya ada 24 orang yang terdiri dari 9 PNS, 15 Guru Wiyata Bakti dan 1 orang penjaga. Guru yang mengajar di SLB Negeri Batang tersebut berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan berpendidikan S1, D2, D3, dan SGPLB, 2 Lulusan SMA, Sedangkan untuk guru yang mengajar khusus di SDLB C berjumlah 17 orang.

Guru-guru di SLB Negeri Batang mendapatkan tugas dan tanggung jawab mengampu mata pelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik guru-guru yang ada di SLB Negeri Batang tidak pernah merasa mengeluh, menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, sabar dan ikhlas dalam membimbing anak yang berkebutuhan khusus mulai dari anak tunarungu sampai dengan anak yang mengalami keterbelakangan mental, dan anak autis.

7,Syaiful Bahri Djamarah. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

(7)

Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan daftar tabel tenaga pengajar di SLB Negeri Batang sebagai berikut :

Tabel 3.2

Keadaan Tenaga Pengajar di SLB Negeri Batang.8

No Nama Pendidikan Jabatan Mengajar Kelas

1 Sujarwo,SP.d S.1 Sejarah Kep.Sek Guru Kelas 2 Nur Wisnu kuncahyo SGPLB C Guru Guru kelas

3 Sugiyanto SGPLB C Guru Guru Kelas

4 Sumanto SGPLB C Guru Guru Kelas

5 Aminah, SGPLB D Guru Guru Kelas

6 Jariyah,SP.d PLB Guru Guru Kelas

7 Sentot Sudibyo,SP.d PLB Guru Guru Kelas

8 Isnaniati,SP.d PLB Guru Guru Kelas

9 Ismuningsih,SP.d PLB Guru Guru Kelas

10 Irina Murdawani SGPLB C Guru Guru Kelas 11 Slamet Makmur, SPd.I S1.PAI Guru Guru PAI

12 Ety Marisa,SP.d SGPLB C Guru D6C1

13 Rastini SGPLB C Guru D3C

14 Wawan P. SGPLB A Guru VIIB

15 Indyatno, BA SmPLB Guru KTK Kayu

16 Muh Ihromi D2 PAI Guru PAI SDLB

17 Juzan SGPLB C Guru D5C

18 Tin Kartini SGPLB B Guru D5B

19 Sri Lestari Wahyu H, S.Pd

S1 PPKn Guru XIC, PKn 21 Indah Widyahety, S.Pd S1 Seni Guru SBK 22 Khoirul Hidayati, S.Pd S1 PLB Guru D1D1 23 Ninda Solikhah, S.Pd S1 PLB Guru D1B 24 Hastien Candra Ningrum,

S.Pd

S1 PLB Guru D1C1

8

(8)

25 Lusi Wulandari SMA Guru PAK SDLB 27 Baniyah, S.PdI S1 Tad Bhs

Inggris

Guru D3 Autis 28 Reni Indriyani Agustine,

A.Md D3 Tata Boga PSTKW - 29 Khairul Sholeh SMP PSD - Tabel 3.3

Keadaan Tenaga Pengajar di SDLB Negeri Batang.9

No Nama Pendidikan Jabatan Mengajar Kelas

1 Drs. Sarjiya S1 Guru I C1

2 Sularno S1 Guru II C

3 Slamet Makmur,SPdI S1 PAI Guru PAI 4 Reni Setiawati, S.Pd S1 Guru III C 5 Yustina Emma Hartati,

S.Pd

S1 Guru IV C

6 Heriani Thamrin, S.Pd S1 Guru V C 7 Fitri Indriyani, S.Si S1 Guru IV C 8 Wisnu Laksono Jati, S.Si S1 Guru OR

Berdasarkan wawancara (tanggal 2 Februari 2015) dengan kepala sekolah dan beberapa guru yang ada di SLB Negeri Batang, bahwa mengajar di SLB Negeri Batang ini merupakan sebuah perjuangan, karena guru-guru yang mengajar di SLB Negeri Batang berusaha menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi dan misi sekolah serta kesadaran dan ketaatan mereka akan tugas sebagai guru yaitu dengan cara mengembangkan dan memajukan SLB Negeri Batang ini.

9

(9)

7. Sarana prasarana.

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah, diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan belajar mengajar. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat - alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Walaupun masih ada sarana dan prasarana yang kurang, diantaranya media pembelajaran berupa gambar orang shalat, dan gambar orang wudhu,serta alat audiometer (alat untuk mengukur tingkat pendengaran anak). Selain itu, disekolah tersebut juga membutuhkan ruang terapi (ruang psikoterapi, fisioterapi, hydroterapi, dan ruang terapi musik), ruang lab/bengkel, ruang BK, serta ruang aula. Kurangnya sarana prasarana tidak menjadikan guru di SLB Negeri Batang malas untuk mengajar tetapi tetap menjalankan tugas sebagai pendidik sebagaimana mestinya. Sarana dan prasarana yang ada di SLB Negeri Batang, dalam tabel sebagai berikut :

(10)

Tabel 3.4

Sarana Prasarana SLB Negeri Batang.10

No Nama Barang Keterangan Jumlah

Ada Tidak

1 Ruang Kepala Sekolah √ 1lokal

2 Ruang Guru √ √ 1lokal

3 Ruang TU √ 1

4 Ruang Tamu √ 1

5 Ruang Ibadah √ 1

6 Ruang Kelas √ 28 kelas

7 Ruang Aula √

8 Ruang Konsultasi √

9 Ruang Observasi √

10 Ruang Perpustakaan √ 1

11 Ruang Lab/ bengkel √

12 Ruang Ketrampilan √ 1 13 Ruang BK √ 14 Ruang Koperasi √ 15 Ruang Gudang √ 1 16 Ruang UKS √ 1 17 Kamar Mandi/WC √

18 Ruang BPBI/ Bina Wicara √ 1

19 Ruang Psikoterapi √

20 Ruang Fisioterapi √

21 Ruang Hydroterapi √

22 Meja Siswa √ 134 buah

23 Kursi Siswa √ 268 buah

24 Meja Guru √ 21 buah

25 Kursi Guru √ 27 buah

10

(11)

26 Almari √ 24 buah

27 Rak buku √ 6 buah

28 Papan tulis √ 26 buah

29 Papan statistik √ 8 buah

30 Meja kursi tamu √ 1 set

31 Alat Peraga √ 10 set

32 Unit Alat Pertanian √ 1 set

33 Unit Alat Kesenian √ 4 set

34 Unit Alat Olahraga √ 3 set

35 Almari Perpustakaan √ 1 buah

B. Karakteristik Anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang.

Karakteristik Anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang tidak sama dengan kondisi anak – anak pada sekolah umum, karena pada dasarnya Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.

1. Anak Tunagrahita SDLB Negeri Batang di lihat dari tingkat kecerdasannya atau keterbatasan Intelegensi yaitu :

Menurut Sujarwo.SP.d (Kepala Sekolah) di SDLB Negeri Batang mengatakan bahwa :

“Menurut pengamatan yang saya lakukan Untuk karakteristik anak Tunagrahita sendiri di sini yaitu perhatiannya mudah terpecah, kalau belajar misalnya 1 jam pelajaran mungkin kan dia tidak bisa, baru berapa menit nanti kembali lagi harus kayak gitu. Jadi anak tunagrahita itu kan mentalnya kurang, misalnya anak kelas 4 SD itu sama dengan anak TK. IQ nya dibawah 100, antara 80 ke

(12)

bawah. Ada 3, ada yang debil yang 80an, yang imbesil 60 kebawah, yang dibawah sekali sampai 25”.11

2. Dilihat dari kemampuannya dalam mengurus dirinya sendiri dalam masyarakat atau memiliki keterbatasan Sosial anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang memiliki karakteristik sebagai berikut:

“Yang kedua, Anak tunagrahita di SDLB Negeri Batang juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri, bergaul di dalam masyarakat, Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua juga sangat besar, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya”.12

3. Di lihat dari keterbatasan fungsi – fungsi Mental anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang adalah :

“Ketiga yaitu Anak tunagrahita juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi pada situasi, kondisi dan kosentrasi dalam menerima pelajaran dan tugas, perlu pelatihan yang rutin dan berulang – ulang dari hari ke hari. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi, akan tetapi pusat pengolahan (perbendaharaan kata) yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Karena alasan itu mereka membutuhkan kata - kata konkret yang sering didengarnya”.13

4. Sedangkan untuk ciri – ciri dari anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang yaitu :

“Ciri – ciri dari Anak tunagrahita sendiri yaitu wajah khas mongol, mata sipit dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka menjulur, jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering, tebal, kasar dan keriput, dan susunan geligi kurang baik, ukuran kepala tidak proposional terlalu besar juga kadang terlalu kecil”.14

11 Wawancara dengan Sujarwo, Kepala sekolah SLB Negeri Batang,Wawancara pribadi, Batang,2

Februari 2015, baris 6 – 13.

12

Wawancara dengan Sujarwo, Kepala sekolah SLB Negeri Batang,Wawancara pribadi, Batang,2 Februari 2015,baris 14 – 20.

13 Wawancara dengan Sujarwo, Kepala sekolah SLB Negeri Batang,Wawancara pribadi, Batang,2

Februari 2015, baris 21 – 29.

14

Wawancara dengan Sujarwo, Kepala sekolah SLB Negeri Batang,Wawancara pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 30 – 35.

(13)

C. Metode Pembelajaran Individual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang

Metode pembelajaran individual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang di berikan di SDLB Negeri Batang adalah sebagai berikut :

1. latar belakang dari metode pembelajaran individual di SDLB Negeri batang sendiri adalah :

menurut hasi wawan cara yang di lakukan dengan Bapak Slamet Makmur.SPdI (Guru Agama Islam) adalah.

“Yang melatar belakanginya adalah bahwasannya di SLB Negeri Batang khususnya di SDLB nya, itu karena anak memiliki jenis ketunaan yang berbeda – beda, jadi penanganannya juga berbeda antara anak yang satu dengan yang lain sesuai dengan ketunaan yang di miliki tiap anak, contohnya untuk anak Tunagrahita sendiri dalam satu kelas anak memiliki tingkat IQ atau kecerdasan yang berbeda dan perlu penanganan dan pemahaman materi yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri”15

2. Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang adalah :

“Tujuannya yaitu untuk memberikan pembelajaran pada anak dengan melihat ketunaan, tingkat kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing – masing anak, agar anak mudah dalam menyesuaikan materi pelajaran yang di berikan oleh guru”.16

3. Karakteristik dari Metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang adalah :

“Untuk karakteristik metode pembelajaran individual yang ada di SDLB Negeri Batang yaitu guru lebih mengutamakan pembelajaran dengan melihat kemampuan dan kebutuhan dari masing – masing anak di bandingkan mengejar materi, semua materi pelajaran di fokuskan sesuai

15 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi,

Batang,2 Februari 2015, baris 25 – 33.

16

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015,baris 36 – 39.

(14)

dengan jenis ketunaan, IQ dan kemampuan yang di miliki oleh siswa jadi siswa tidak merasa terbebani dengan materi pelajaran yang di berikan oleh guru”.17

4. Sedangkan untuk prinsip - prinsip dari Metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang adalah :

“prinsip – prinsip yang di gunakan dalam metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang guru lebih memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan jenis ketunaan, IQ dan kemampuan masing – masing siswa, mengembangkan bakat – bakat yang ada pada masing – masing siswa, dan guru juga bisa memberikan bimbingan dan petunjuk pembelajaran kepada masing – masing anak dengan kebutuhannya masing – masing”.18

5. Peranan Anak Tunagrahita pada Metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang sendiri adalah :

“Peran anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang sendiri adalah mereka memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan kecerdasan IQ masing – masing anak, waktu belajar dan kecepatan belajar juga di sesuaikan pada masing – masing anak”.19

6. Peranan guru pada Metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang sendiri adalah :

“Peran guru dalam pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang itu sendiri yaitu merencanakan, mengorganisasi, memfasilitasi kegiatan belajar anak dan harus mengetahui dan memahami jenis ketunaan dan kemampuan dari masing – masing anak”.20

7. Sedangkan untuk keunggulan dan keterbatasan dalam penggunaan metode pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang sendiri adalah :

“Keunggulan menggunakan metode pembelajaran individual di SDLB Negeri Batang bagi anak yaitu mampu memberikan kesempatan kepada

17 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi,

Batang,2 Februari 2015,baris 42 – 49.

18

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 52 – 58.

19 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi,

Batang,2 Februari 2015, baris 61 – 63.

20

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 65 – 68.

(15)

anak dengan ketunaan, masing – masing untuk menyelesaikan pelajaran dengan tingkat kemampuan masing – masing, anak bisa lebih banyak mendapat perhatian dan berinteraksi dengan baik, anak bisa menyesuaikan materi yang akan di pelajarinya. Sedangkan bagi guru yaitu guru lebih tepat dalam hal memahami kebutuhan pengajaran bagi anak sesuai dengan jenis ketunaan yang di alami anak, guru mampu memberikan kesempatan pada anak untuk menentukan materi yang akan di pelajari sesuai dengan keinginan, waktu, dan kemampuan yang di miliki masing – masing anak.

Sedangkan untuk keterbatasannya yaitu anak kurang disiplin dan malas dalam belajar, kurangnya kerjasama antara guru dengan anak untuk mewujudkan pembelajaran yang kondusif”.21

8. Dan untuk pembelajaran pendidikan Agama islam dengan menggunakan metode Pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang yaitu :

“pembelajaran pendidikan Agama islam dengan menggunakan metode Pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang sendiri yaitu Anak Belajar menurut kecepatan sendiri, mempelajari materi pelajaran yang telah di tentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Semua anak harus mencapai tujuan pembelajaran yang asama namun guru menyesuaikan dengan ketunaan dan kemampuan mereka, Pembelajarannya lebih di pusatkan pada anak .Dalam keadaan tertentu guru diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan dipelajari oleh anak dan dalam urutan yang di sesuaikan. Sedangkan Materi agama Islam yang diberikan kepada anak tunagrahita hanya dibatasi pada materi-materi yang sederhana. Muatan materinya meliputi alqur’an, aqidah, akhlak, dan fiqih. Cara penyampaian materinya yang berkaitan dengan keseharian suasana pembiasaan kehidupan Islami seperti doa sehari-hari, surat-surat pendek, pengenalan huruf hijaiyah, pengenalan rukun iman, rukun Islam, wudhu, shalat berikut prakteknya, serta memberi contoh yang baik pada anak didik. Setelah asiswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok, mereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan atau tes”.22

9. respon anak ketika menggunakan metode Pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang yaitu :

“respon dari Anak sendiri yaitu mereka lebih senang ketika menggunakan pembelajaran Individual karena materi yang diberikan

21 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi,

Batang,2 Februari 2015, baris 70 – 85.

22

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 101 – 118.

(16)

guru sesuai dengan kemampuan yang di miliki oleh anak, sehingga anak tidak merasa terbebani dengan beban materiapelajaran”.23

10. Untuk hasil belajar anak setelah menggunakan metode Pembelajaran Individual di SDLB Negeri Batang yaitu :

“Hasilnya anak lebih dapat memahami materi karena materi yang di pelajarinya di sesuaikan dengan kemampuan anak sehingga mereka merasa tidak terbebani dengan beban amateri yang ada, dan anak Berkebutuhan khusus ini bisa lebih mandiri”.24

11. Cara guru mengetahui keberhasilan anak setelah menggunakan metode Pembelajaran Individual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu :

“Dari pengulangan yang saya lakuka di setiap pertemuan setelahapembelajaran yang telah dilakukan. setelah pembelajaran yang telah dilakukan jika siswa ditanya dan masih menguasai apa yang telah di pelajari kemarin, ini berarti pembelajaran dengan metode Pembelajaran Individual telah berhasil. Keberhasilan ini juga dapat dilihat dari nilai raport anak”.25

D. Faktor pendukung dan penghambat Metode Pembelajaran Individual pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang

Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan Metode pembelajaran Individual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Batang yaitu menurut Slamet Makmur, SPd.I yaitu :

23

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 120 – 124.

24 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi,

Batang,2 Februari 2015, baris 128 – 131.

25

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 141 – 145.

(17)

1. Faktor yang mendukung perkembangan Metode pembelajaran Individual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Batang yaitu :

“Keberhasilan penerapan Metode Pembelajaran Individual bisa terlihat dengan terciptanya suasana yang kondusif dan Interaksi yang baik antara guru dan murid di dalam kelas. yang pertama faktor situasi, situasi yang mendukung bisa dilihat dari keadaan guru dan siswanya. Dan yang kedua faktor dukungan dan kerjasama dari kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua siswa”.26

2. Faktor penghambat keberhasilan dalam penerapan Metode pembelajaran Individual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Negeri Batang yaitu :

“Kemudian untuk faktor penghambatnya adalah yang pertama, faktor waktu dalamamenyampaikan materi, metode Individual membutuhkan persiapan danapelaksanaannya memakan waktu yang lama, kedua, kurangnya tenaga pengajar dalam pembelajaran bagi anak – anak berkebutuhan khusus sebaiknya menggunakan system satu guru untuk satu murid, tapi di sini masih menggunakan system satu guru untuk enam murid bahkan lebih tergantung jumlah murid yang ada dalam kelas, sehingga membuat pembelajaran menjadi tidak efisien dan yang ketiga, faktor media, media yang tidak memadai menjadi tidak efisien bila tidak di tunjang dengan perakitan yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pada pembelajaran menggunakan metode Individual”.27 Itulah beberapa faktor yang mendukung serta menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Metode pembelajaran Individual pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam bagi anak Tunagrahita di SDLB Negeri Batang. Kemudian akan peneliti analisis pada bab selanjutnya.

26 Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2

Februari 2015, baris 166 – 170.

27

Slamet Makmur,Guru Agama Islam di SDLB Negeri Batang,wawancara Pribadi, Batang,2 Februari 2015, baris 171 – 184.

Referensi

Dokumen terkait

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk menguji model regresi, apakah variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

Abstrak: Penggunaan teknologi informasi pada era revolusi 4.0 khususnya peran akuntan tentu sudah menjadi kebutuhan dasar agar peran akuntan lebih optimal lebih siap

jam kerja sesuai dengan kebutuhan mahasiswa merupakan aspek yang paling. tinggi memberikan kepuasan namun hal ini perlu mendapatkan

Metode Problem Solving membantu siswa dalam memecahkan masalah dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Melalui pembelajaran ini siswa belajar

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran menggunakan benda konkret yang berada di sekitar anak untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Kerang pisau yang merupakan salah satu kerang yang hidup di Pantai Kejawanan Cirebon mempunyai kandungan gizi

Dari ketujuh faktor tersebut yang menjadi prioritas pertama dalam lokasi industri rumah tangga pengolahan sampah daur ulang di Kabupaten Sidoarjo yaitu faktor bahan

Tekanan terkecil sampai tekanan tertinggi pada alat yang digunakan untuk pencucian piring dengan noda kecap bercampur saus cabai tanpa sabun adalah