• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang berikut: 1. Bagaimana prinsip cara kerja sistem pembangkit tenaga angin?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang berikut: 1. Bagaimana prinsip cara kerja sistem pembangkit tenaga angin?"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Semakin maju suatu negara, semakin besar energi yang dibutuhkan. Bila ditinjau dari sumber pengadaan energi dunia saat ini, sumber Migas merupakan sumber utama. Sumber Migas yang terdapat di bumi sangat terbatas dan pada suatu saat akan habis, oleh karena itu berbagai penelitian dilakukan oleh para peneliti untuk menemukan sumber energi diluar Migas sebagai sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Negara Indonesia yang terletak di garis katulistiwa, mempunyai daratan yang ditumbuhi hutan belantara yang luas beserta gunung atau pegunungan yang didalamnya banyak sungai-sungai mengalirkan air dari hulu ke hilir sampai kelautan lepas selain itu memperoleh penyinaran sinar surya sepanjang tahun, dengan hembusan angin yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Keberadaan wilayah Indonesia dengan beragam sumber daya alam merupakan tantangan bagi para peneliti Indonesia, untuk melakukan penelitian atau kajian untuk mendapatkan sumber energi alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sesuai kebutuhan. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga angin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prinsip cara kerja sistem pembangkit tenaga angin?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem pembangkit tenaga angin? 3. Apakah sistem pembangkit tenaga angin memiliki potensi untuk kedepannya di

(2)

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan malakah ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara kerja sistem pembangkit tenaga angin.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pembangkit tenaga angin.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah.

2.1.1 Proses dan Faktor Terjadinya Angin

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.

Faktor-faktor yang menyebabkan angin terjadi antara lain adalah :

 Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.

 Lokai, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang jauh dari garis khatulistiwa.

 Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempa, gaya gesekan ini semakin kecil.

(4)

 Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada malam hari.

 Sebenarnya yang kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.

2.2 Jenis - Jenis Angin

Jenis - jenis atau macam - macam metamorfisme secara umum dapat dibedakan menjadi :

1. Angin laut dan Angin Darat

Gambar 1. a. Angin Darat, b. Angin Laut

a. Angin Laut

Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut

b. Angin Darat

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.

(5)

Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahi bertenaga angin sederhana.

2. Angin Lembah dan Angin Gunung

Gambar 2. Angin Lembah dan Angin Gunung

a. Angin Lembah

Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung dan biasa terjadi pada siang hari.

b. Angin Gunung

Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung dan terjadi pada malam hari.

(6)

Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.

Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air sudah di buang pada saat hujan orografis.

Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit.

4. Angin Muson

Gambar 4. Angin Muson

Angin muson atau biasanya disebut dengan angin musim adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan setiao setengah tahun.

(7)

a. Angin Muson Barat

Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan Minimum 3 m/s.

b. Angin Muson Timur

Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan ( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli.

5. Angin Topan

Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Di Indonesia dan daerah lainnya yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa, jarang sekali dilewati oleh angin ini. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.

6. Angin Permukaan

Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang diakibatkan oleh material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara umum, suatu tempat dengan

(8)

perbedaan tekanan udara yang tinggi akan memiliki potensi angin yang kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat tekanan menjadi lebih intensif.

Selain perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga mempengaruhi kuat lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya gesek antara angin dan material permukaan bumi ini. Disamping itu, material permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuannya dalam menyerap dan melepaskan panas yang diterima dari sinar matahari. Sebagai contoh, belahan Bumi utara didominasi oleh daratan, sedangkan selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja sudah mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak seragam. Gambar 5 menunjukkan tekanan udara dan arah angin bulanan pada permukaan Bumi dari tahun 1959-1997. Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan tekanan rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan besar angin ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya.

Gambar 5. Arah angin permukaan dan pusat tekanan atmosfer rata-rata pada bulan Januari, 1959-1997. Garis merah merupakan zona konvergen intertropik (ITCZ). 2.3 Pengertian PLTB

Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering juga disebutdengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jika

(9)

dibandingkan dengan pembangkit listrik energi terbarukanlainnya. Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik angin yang masuk ke dalam area efektif turbin untuk memutar baling-baling/kincir angin, kemudian energi putar ini diteruskan ke generator untuk membangkitkan energi listrik.

2.4 Jenis-jenis Kincir dan Tower PLTB 2.4.1 Kincir Angin

Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal. Gambar 7 menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan bentuknya. Sedangkan gambar 8 menunjunkan karakteristik setiap kincir angin sebagai fungsi dari kemampuannya untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi putar turbin untuk setiap kondisi kecepatan angin. Dari gambar 8 dapat disimpulkan bahwa kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi PLTB kecepatan rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum digunakan karena dapat bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas.

(10)

Gambar 7 Jenis-jenis kincir angin

Gambar 8 Karakterisrik kincir angin

2.4.2 Tower

Tower PLTB dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar 9 dibawah ini. Setiap jenis tower memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari segi kesusahan dalam pembuatannya. Sedangkan gambar 10 menunjukan diagram skematik PLTB secara umum umum.

(11)

Gambar 9 Tower PLTB (kiri) Guyed (Tengah) Lattice (kanan) Mono-structure.

2.5 Prinsip Kerja PLTB

Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini diawali dengan energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan angin, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian, angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday, yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial.

(12)

Gambar 6. Komponen PLTB 1. Blades

Blade merupakan bagian penting dalam suatu sistem turbin angin sebagai komponen yang berinteraksi langsung dengan angin.

2. Rotor

Bagian tempat blade terhubung bersama-sama. 3. Pitch

Untuk mengontrol kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar pada angin yang berkecepatan tinggi maupun lamban.

4. Brake

Untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar.

5. Low-Speed Shaft

Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rpm. 6. Gearbox

Gearbox berfungsi untuk memindahkan daya dari rotor ke generator dengan dipercepat putaranya. Hal ini diperlukan karena umumnya putaran rotor berotasi pada putara rendah, sementara generatornya bekerja pada putara tinggi.

7. Generator

Generator merupakan komponen terpenting dalam sistem turbin angin, fungsinya adalah merubah energi gerak (mekanik) putar pada poros penggerak menjadi energi listrik.

8. Controller

Controller berperan sebagai alat konversi energi listrik dari AC menjadi DC dan pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif dari generator untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.

9. Anemometer

Anemometer berfungsi untuk mendeteksi/mengukur kecepatan angina 10. Nacelle

Fungsi nacelle adalah untuk menempatkan dan melindungi komponen-komponen turbin angin

11. High-speed Shaft

Poros rotor putaran tinggi berfungsi untuk memindahkan daya dari gearbox ke generator.

(13)

Fungsi yaw drive adalah untuk menempatkan komponen turbin angin yang berada diatas menara menghadap optimal terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah angin.

13. Yaw motor

Fungsi motor yaw adalah untuk menggerakan yaw drive untuk menempatkan komponen turbin angin yang berada diatas menara menghadap optimal terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah angin.

14. Tower

Menara merupakan tiang penyangga yang fungsi utamanya adalah untuk menopang rotor, nasel dan semua komponen turbin angin yang berada di atasnya. Menara dapat berupa tipe latis (lattice) atau pipa (tubular), baik yang dibantu dengan penopang tali pancang maupun yang self supporting.

Gambar 7. Konstruksi pada PLTB

2.5.2 Sistem Elektrik PLTB

Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu (i) kecepatan konstan (ii) kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robast).

(14)

Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba. Gambar 14 (a) menunjukan diagram skematik dari sistem ini.

Gambar 8(a) Sistem PLTB kecepatan konstan (fixed-speed)

Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem kecepatan berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed.

Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), Konverter DC-DC, ataupun Inverter. Gambar 14 (b) sampai dengan 14(e) adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan berubah. Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor belitan. Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin

(15)

yang berbeda. Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor belitan)

Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan sistem pertama.

(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)

Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis generator yang digunakan.

(16)

(e) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor permanen magnet) 2.5.3 Syarat Angin untuk PLTB

Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga bayu/angin. Kecepatan angin yang diharapkan biasanya berkisar antara 2 hingga 17 m/s dan konstan. Jika terlalu pelan, listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar. Bahkan turbin sendiri tidak dapat berputar. Tapi jika terlalu besar, maka bisa merusak ataupun malah menumbangkan turbin itu sendiri.

Gambar 9. Tingkat Kecepatan Angin

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batasmaksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

(17)

Efisiensi suatu pusat pembangkit listrik didefinisikan sebagai berikut:

Definisi ini berlaku untuk pembangkit apa saja. Sepertinya penggunaan rumus efisiensi ini sangat sederhana, tetapi dalam praktek ternyata ada beberapa masalah yang dihadapi. Masalah pertama, suatu pusat pembangkit memerlukan energi listrik dalam operasinya. Jika kita menggunakan energi listrik yang dihasilkan generator maka efisiensinya disebut efisiensi kotor (gross efficiency). Jika dikurangi dengan energi listrik yang dipakai dalam pembangkit, efisiensi yang didapat disebut efiensi bersih (net efficiency).

Pada pembangkit listrik tenaga bayu (angin) atau PLTB, energi masuknya adalah energi kinetik yang diterima oleh area efektif turbin angin. Karena angin yang keluar dari turbin tidak mungkin mempunyai kecepatan sama dengan nol, maka selalu ada energi kinetik yang tersisa pada angin. Dengan kata lain, tidak semua energi kinetik yang terdapat pada angin bisa dikonversikan menjadi energi listrik. Agar adil, mestinya energi sisa ini kita sebut energy dan tidak disebut sebagai energi masuk. Karena definisi energi masuk adalah energi kinetik total yang datang maka secara teoritis, efisiensi PLTB hanyalah sekitar 60%. Dalam praktek, efisiensi hanya sekitar 40%.

2.7 Lokasi di Indonesia

(18)

Di wilayah pantai Pandansimo Baru sedang dilakukan penelitian tentang pengembangan Pembangkit Listrik baru yaitu degan memanfaatkan angin.

2. Desa Maubaukul, Kabupaten Waingapu, NTT

(19)

2.8 Regulasi PLTB di Indonesia

2.8.1 Harga Listrik per Kwh di Indonesia

Harga listrik dari pembangkit listrik tenaga bayu akan berkisar US$ 10-15 sen per kilowatt hour (kWh).

2.8.2 Potensi Energi Angin di Indonesia

Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi di Indonesia bukan tidak mungkin dikembangkan lebih lanjut. Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt.

Kecepatan angin di wilayah Indonesia umumnya di bawah 5,9 meter per detik yang secara ekonomi kurang layak untuk membangun pembangkit listrik. Namun, bukan berarti hal itu tidak bermanfaat. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit.

Salah satu program yang harus dilakukan sebelum mengembangkan PLTB adalah pemetaan potensi energi angin di Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia belum memiliki peta komprehensif, karena pengembangannya butuh biaya miliaran rupiah.

Potensi energi angin di Indonesia umumnya berkecepatan lebih dari 5 meter per detik (m/detik). Hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki kecepatan angin di atas 5 m/detik, masing-masing Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa. Adapun kecepatan angin 4 m/detik hingga 5 m/detik tergolong berskala menengah dengan potensi kapasitas 10-100 kW.

Untuk itu dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) tahun 2016 sampai 2025 disebutkan hingga tahun 2025 direncanakan pengembangan potensi PLTB sebesar 2.500 megawatt (MW).

(20)

2.8 Kelebihan dan Kekurangan PLTU Kelebihan Energi Angin :

 Energi angin merupakan sumber energi terbarukan yang tidak dapat habis seperti energi fosil (minyak bumi, batu bara, gas). Selama angin masih berhembus, selama itulah kita masih dapat memanfaatkan energi angin.  Energi angin yang tersedia di atmosfer disebut-sebut lima kali lebih besar

daripada konsumsi energi dunia saat ini. Potensi energi angin di darat dan dekat pantai sekitar 72 TW (tera watt) yang melebihi penggunaan energi dunia saat ini dalam segala bentuk.

 Penggunaan energi angin tidak menghasilkan polutan. Bahan bakar fosil tidak menguntungkan karena mereka mencemari lingkungan dan menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca ini merupakan penyebab terjadinya pemanasan global.

 Setiap orang bisa membangun atau membeli turbin angin untuk memanfaatkan energi angin dan memenuhi kebutuhan energi di rumah sendiri.

 Turbin angin tidak perlu banyak perawatan dan tidak perlu menjadi jenius untuk meng-handle

 Biaya produksi energi angin dalam jangka panjang relatif lebih murah, meskipun investasi awal masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi dari bahan bakar fosil. Namun, keuntungan energi angin dapat dicapai dalam jangka panjang, biaya akan berkurang karena kita tidak perlu membeli bahan bakar fosil lagi. Biaya operasi juga lebih minimal dibandingkan dengan energi fosil.

(21)

Kekurangan Energi Angin :

 Di beberapa tempat angin kencang sering ditemui yang membuat pemanfaatan energi angin menjadi sangat mudah, sementara di beberapa tempat angin tidak cukup kuat untuk menciptakan listrik yang memadai.  Salah satu tantangan utama yang dihadapi energi angin adalah kenyataan

bahwa energi angin tidak teratur. Tidak ada jaminan bahwa angin akan terus berhembus kencang dan ini membuatnya tidak dapat diandalkan setiap saat.

 Biaya instalasi masih relatif tinggi dan menjadi penghalang bagi banyak orang untuk memanfaatkan energi angin.

 Bangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat mempengaruhi estetika lanskap. Fasilitas listrik tenaga angin perlu direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan pengoperasiannya harus meminimalkan dampak negatif pada populasi burung dan satwa liar.

 Untuk memanfaatkan energi angin, juga dibutuhkan area yang luas dan hal ini menciptakan kompetisi sumber daya tanah. Ini adalah salah satu alasan mengapa penggunaan energi angin belumlah luas, namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena daerah di bawah ‘ladang angin’ dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

(22)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah ini tentang pembangkit listrik tenaga angin maka dapat di simpulakan bahwa :

1. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin diawali dengan energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan angin, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian, angin akan memutar sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday, yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial. Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme kontak, metamorfisme dinamik, dan metamorfisme regional.

2. Kelebihan energi angin :

 Energi angin merupakan sumber energi terbarukan yang tidak dapat habis seperti energi fosil (minyak bumi, batu bara, gas). Selama angin masih berhembus, selama itulah kita masih dapat memanfaatkan energi angin.  Energi angin yang tersedia di atmosfer disebut-sebut lima kali lebih besar

daripada konsumsi energi dunia saat ini. Potensi energi angin di darat dan dekat pantai sekitar 72 TW (tera watt) yang melebihi penggunaan energi dunia saat ini dalam segala bentuk.

(23)

 Penggunaan energi angin tidak menghasilkan polutan.

 Turbin angin tidak perlu banyak perawatan dan tidak perlu menjadi jenius untuk meng-handle

 Biaya produksi energi angin dalam jangka panjang relatif lebih murah, meskipun investasi awal masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi dari bahan bakar fosil.

Kekurangan energi angin :

 Di beberapa tempat angin kencang sering ditemui yang membuat pemanfaatan energi angin menjadi sangat mudah, sementara di beberapa tempat angin tidak cukup kuat untuk menciptakan listrik yang memadai.  Salah satu tantangan utama yang dihadapi energi angin adalah kenyataan

bahwa energi angin tidak teratur. Tidak ada jaminan bahwa angin akan terus berhembus kencang dan ini membuatnya tidak dapat diandalkan setiap saat.

 Biaya instalasi masih relatif tinggi dan menjadi penghalang bagi banyak orang untuk memanfaatkan energi angin.

 Bangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat mempengaruhi estetika lanskap. Fasilitas listrik tenaga angin perlu direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan pengoperasiannya harus meminimalkan dampak negatif pada populasi burung dan satwa liar.

 Untuk memanfaatkan energi angin, juga dibutuhkan area yang luas dan hal ini menciptakan kompetisi sumber daya tanah.

3. Potensi PLTB di Indonesia sangat besar karena di seluruh Indonesia, baru lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Untuk itu dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) dari tahun 2016 hingga tahun 2025 direncanakan pengembangan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.academia.edu/7806434/I._PEMBANGKIT_LISTRIK_TENA GA_ANGIN, Diakses 19/04/2017, 15:30

 http://www.energibersama.com/index.php/2015/09/05/energi-angin-kelemahan-dan keunggulannya/, Diakses 19/04/2017, 15:30

 https://indone5ia.wordpress.com/2011/05/21/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-angin-dan-perkembangannya-di-dunia/, Diakses 19/04/2017, 13:25  http://www.softilmu.com/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.html, Diakses 18/04/2017, 18:25  http://listrik.org/news/tarif-pltb-us-10-15-sen-per-kwh/,Diakses 21/04/2017, 20:25  http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/3201--potensi-angin-melimpah-di-kawasan-pesisir-indonesia, Diakses 21/04/2017, 22:10  http://ebtke.esdm.go.id/post/2016/11/02/1410/2500.mw.pltb.dibangun.hing ga.tahun.2025, Diakses 22/04/2017, 10:10  https://www.scribd.com/doc/146684811/Pembangkit-Listrik-Tenaga-Bayu-Angin-PLTB, Diakses 22/04/2017, 11:11  https://nugrohoadi.wordpress.com/2008/05/03/pembangkit-listrik-tenaga-angin-di-indonesia/, Diakses 22/04/2017, 12:10

(25)

LAMPIRAN

Pertanyaan saat presentasi

1. Berapa harga listrik per kWh di indonesia?

Jawab : Harga listrik dari pembangkit listrik tenaga bayu akan berkisar US$ 10-15 sen per kilowatt hour (kWh).

2. Jenis angin apa saja yang dapat di gunakan untuk PLTB?

Jawab : Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

3. Ketika angin besar, apakah kincir PLTB masih menghasilkan energi yang sama?

Jawab : tidak, karena terdapat alat bernama pitch di dalam komponen turbin angin PLTB yang berfungsi untuk mengontrol kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar pada angin yang berkecapatan tinggi maupun lamban.

(26)

4. Jika ada angin di sebelah barat, apakah ketika angin berubah arah ke timur maka angin yang di arah timur tersebut tidak dapat dimanfaatkan sebagai energi angin?

Jawab : pada komponen turbin PLTB terdapat alat bernama anemometer yang berfungsi mengatur turbin angin untuk bergerak sesuai dengan arah mata angin.

5. Berapa kebutuhan energi listrik yang ditargetkan pada wilayah yang di pasang PLTB dan berapakah umur ideal dari turbin angin PLTB?

Jawab : energi listrik yang di targetkan berbeda-beda disetiap tempatnya semuanya tergantung dengan kebutuhan listrik di daerah tersebut. Untuk di Indonesia sendiri energi PLTB di targetkan dari 50 – 70 MW. Dan secara teknis umur ideal PLTB umumnya 8 tahun.

6. Kenapa harga PLTB di Indonesia dan di luar negeri berbeda?

Jawab : semua nya tergantung dengan regulasi pemerintah itu sendiri untuk menentukan harga kontrak energi PLTB per sen-nya dan kemajuan dari teknologi dan infrastruktur untuk membangun PLTB di Indonesia belum semaju di luar negeri sehingga harga PLTB di Indonesia masih terbilang cukup mahal.

Gambar

Gambar 1. a. Angin Darat, b. Angin Laut
Gambar 2. Angin Lembah dan Angin Gunung
Gambar 4. Angin Muson
Gambar 5. Arah angin permukaan dan pusat tekanan atmosfer rata-rata pada bulan Januari, 1959-1997
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang menyatakan sejauh mana tujuan pembelajaran yang diperoleh siswa setelah melalui

lama bekerja berarti labour turnover baik, sehingga akan memiliki kedekatan dan keterikatan yang kuat dengan organisasi tersebut. Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan

Metode Penelitian: Penanganan pada studi kasus asma menggunakan terapi modalitas nebulizer dan diaphragmatic breathing, dan breathing control yang dievaluasi

Dengan bantuan ilmu pengetahuan yang berkembang terutama pada perangkat keras dan piranti lunak komputer pada saat ini, maka dikembangkan suatu sistem yang menggunakan FPGA

Materi penelitian berupa babi betina fase grower yang berumur kurang lebih 2 bulan merupakan keturunan landrace (hasil perkawinan silang menggunakan inseminasi

Adalah gaya angkat pada suatu partikel yang disebabkan oleh adanya gesekan antara partiekl dengan aliran fluida. Gambar 2.5 Gaya angkat Saffman pada partikel.. Gaya angkat Saffman

Bubuk kakao berkapang (yang diperoleh dari optimasi waktu inkubasi dengan aktivitas enzim lipase tertinggi) ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dihaluskan kembali