• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni ~ Juli 2012. Berlokasi di RPH Maribaya dan RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten untuk 8 operator chainsaw. Penelitian yang ditujukan kepada pihak lain dilakukan di Laboratorium Pemanenan Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan pada penelitian ini adalah sarung tangan, alat tulis, kuesioner, kamera Nikon coolpix s3100, vibration meter, dan chainsaw tipe Stihl ms 380 & 440. Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan satu unit peralatan komputer dengan software Corel Draw X4, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS (Statistical Package for the Sosial Sciences) versi 17.0.

3.3 Kerangka Penelitian

Operator Chainsaw

Gap kondisi di lapangan dengan regulasi Identifikasi masalah Pembuatan desain alternatif sarung tangan Persepsi responden Terima Tolak R ekomenda si

Salah satu faktor enggan menggunakan

APD adalah desain

Modifikasi desain sarung tangan

Uji coba sarung tangan

(2)

3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini, kegiatan penelitian terdiri dari: a) Pengumpulan data, b) Pengkajian studi lapang dan studi pustaka untuk memperoleh informasi awal penelitian, c) Pengurusan ijin penelitian dan persiapan peralatan survei. Studi lapang dilakukan di IUPHHK-HA PT Arfak Indra, Kabupaten Fak-fak, Papua Barat pada bulan Februari 2012. Melakukan uji coba sarung tangan karet Krisbow KW10-340, dan sarung tangan kulit Krisbow KW10-241 (digunakan di Perum Perhutani Cianjur) kepada responden di perusahaan tersebut. Kedua sarung tangan itu merupakan sarung tangan yang ada untuk operator chainsaw. Namun, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diidentifikasi sehingga alasan pengujian dilakukan untuk mengetahui informasi dari persepsi responden. Informasi tersebut kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan desain alternatif sarung tangan ergonomis untuk operator chainsaw.

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata ergon (kerja) dan nomos (peraturan). Secara definisi istilah ergonomi menurut Departemen Kesehatan (2009) adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stres yang akan dihadapi. Namun, dalam hal ini pengertian dari sarung tangan ergonomis adalah sarung tangan dibuat menyesuaikan kebutuhan operator chainsaw. kebutuhan operator chainsaw adalah mendapatkan sarung tangan yang baik dari sisi keamanan dan kenyamanan. Untuk mencapai sarung tangan yang aman dan nyaman maka digunakanlah kriteria sarung tangan yang baik menurut perusahaan sarung tangan Ansell. Terdapat empat kriteria sarung tangan yang baik yaitu: ketangkasan, keamanan, daya pegang yang baik, dan kenyamanan. Ide dalam pembuatan desain alternatif sarung tangan ergonomis ini berasal dari dosen pembimbing Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut, M.Life.Env.Sc yang kemudian direalisasikan dalam penelitian ini.

(3)

Gambar 1 Krisbow KW10-340. Gambar 2 Krisbow KW10-240.

Gambar 3 Percobaan sarung tangan di lapangan.

Setelah dilakukan uji coba sarung tangan kepada empat responden di IUPHHK-HA PT Arfak Indra, secara umum hasilnya dapat dikatakan bahwa responden menyukai sarung tangan karet Krisbow KW10-340. Sarung tangan tersebut memiliki daya pegang yang baik, dan nyaman untuk digunakan. Namun, terdapat sedikit kekurangan seperti pengontrolan jari telunjuk untuk menekan tombol gas mesin chainsaw yang terasa kurang nyaman. Selain itu, bahan pada bagian punggung tangan yang dirasakan kurang aman dalam melindungi potensi luka seperti terkena duri dan lainnya. Responden seperti operator chainsaw menolak menggunakan uji coba sarung tangan Krisbow KW10-240 di lapangan karena bentuk jarinya yang besar serta bahan bagian depan yang kaku seperti pada bagian telapak tangan dan jari depan. Mereka menganggap sarung tangan tersebut tidak cocok digunakan oleh operator chainsaw karena selain tidak nyaman untuk digunakan, sarung tangan tersebut dapat mengganggu kinerja operator chainsaw. Untuk menguatkan pernyataan tersebut, maka pengujian sarung tangan dilakukan pada operator traktor di IUPHHK-HA PT Arfak Indra. Hasil pengujian tersebut adalah senada dengan

(4)

operator chainsaw, yaitu sarung tangan tersebut tidak nyaman karena bentuk yang tidak sesuai, bahan yang kaku, serta panas.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari responden, jika digambarkan dengan sebuah desain sarung tangan pada perangkat lunak Corel Draw X4 maka akan tergambar desain sarung tangan sebagai berikut:

1

3

2

Gambar 4a Desain sarung tangan alternatif (tampak depan).

4

5

Gambar 4b Desain sarung tangan alternatif (tampak belakang). Keterangan:

1 = Bagian kanan sarung tangan dibuat setengah jari (half finger) agar saat menekan tombol gas mesin chainsaw terasa nyaman.

2 = Pergelangan tangan menggunakan tali sabuk agar dapat diatur kekuatan ikatannya dan dilapisi dengan busa sehingga terasa lebih nyaman.

3 = Bagian telapak tangan menggunakan bahan dari karet agar memiliki daya pegang yang baik terhadap mesin chainsaw selain itu bahan karet relatif lebih murah dibandingkan dengan kulit.

4 = Bagian belakang sarung tangan menggunakan bahan kulit, sarung tangan kiri

menggunakan jari penuh (full finger) karena untuk melindungi tangan dari panas knalpot mesin chainsaw.

5 = Bagian punggung tangan menggunakan fiber plastik yang berfungsi untuk melindungi tangan dari risiko luka seperti terkena duri atau ranting-ranting pohon.

Pada saat proses pembuatan sarung tangan, terjadi sedikit perubahan desain terkait pertimbangan seperti penggunaan fiber plastik meskipun efektif

(5)

melindungi namun dapat menyebabkan kaku dalam bergerak atau tidak fleksibel. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka realisasi sarung tangan menjadi:

1

Gambar 5 Realisasi desain sarung tangan alternatif. Keterangan:

1 = Punggung tangan menggunakan bahan kulit serta dilapisi busa untuk melindungi tangan dari risiko luka ringan, dibuat pola jahitan agar lebih fleksibel dalam bergerak.

3.4.2 Penelitian di Lapangan

Kegiatan pengamatan di lapangan dilakukan dengan cara uji coba sarung tangan kepada operator chainsaw dan pihak lainnya. Metode pengambilan data sama seperti observasi sebelumnya. Namun, sarung tangan yang digunakan saat penelitian di lapangan berjumlah tiga, yaitu sarung tangan pertama (ST1) Krisbow KW10-340, sarung tangan kedua (ST2) Krisbow KW10-240, dan sarung tangan ketiga (ST3) adalah sarung tangan desain alternatif. Sarung tangan Krisbow KW10-240 merupakan pengganti dari sarung tangan Krisbow KW10-241. Penggantian ini dilakukan karena sarung tangan tipe 241 kurang efektif digunakan untuk operator chainsaw, perbandingan dengan sarung tangan pabrik tipe 240 dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana desain sarung tangan alternatif bisa bersaing dari sisi keamanan maupun kenyamanannya. Selain itu, identifikasi persepsi dilakukan untuk mengetahui apakah desain sarung tangan alternatif tersebut sudah termasuk kategori sarung tangan ergonomis ataukah belum.

(6)

3.4.3 Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari kuesioner berupa skala Likert, kemudian data diinput kedalam Microsoft Office Excel 2007. Selanjutnya, setelah data dijumlahkan berdasarkan masing-masing responden, hasil data tersebut diinput kedalam SPSS dengan metode Kruskal-Wallis.

2. Analisis Data

Jawaban pertanyaan responden tentang persepsi penggunaan sarung tangan berupa skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Skala likert merupakan skala ordinal yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam penelitian ini menggunakan interval nilai 1 ~ 5 dengan keterangan; 1 = sangat tidak baik, 2 = tidak baik, 3 = sedikit baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan APD dilakukan uji Krusskal-Wallis. Savitri (2011) menyebutkan uji Kruskal-Wallis digunakan untuk membandingkan median lebih dari dua buah, data yang dikumpulkan berdasarkan sampel yang independen dan tingkat pengukuran sekurang-kurangnya ordinal. Rumus statistik uji Kruskal-Wallis:

... (1) Jika ada ties, maka rumus Kruskal-Wallis terkoreksi menjadi: ... (2) Keterangan (1) & (2):

Ri = jumlah peringkat untuk contoh ke-i n = jumlah pengamatan pada contoh ke-i N = total pengamatan

T = ties

Langkah-langkah dalam pengujian metode Kruskal-Wallis ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : semua sarung tangan tidak berbeda nyata (M1 = M2 = M3)

H1 : minimal ada satu sarung tangan yang berbeda nyata

2. Alpha (α) = 0,05

3. Menentukan kriteria pengujian Kaidah keputusan:

(7)

Ho diterima apabila nilai Asymp. Sig α ˃ 0,05 Ho ditolak apabila nilai Asymp. Sig α ≤ 0,05

4. Jika Ho diterima berarti semua sarung tangan tidak signifikan

Jika Ho ditolak berarti ada sarung tangan yang signifikan dan harus dilakukan uji lanjut Dunn untuk mengetahui sarung tangan mana yang paling baik. Sehingga hipotesis pada kasus tersebut menjadi:

H0 = MSTi = MSTj (Sarung tangan ke-i dan ke-j berpengaruh sama)

H1 = MSti ≠ MSTj (sarung tangan ke-i dan ke-j memberikan pengaruh

berbeda)

5. Dari uji lanjut Dunn didapatkan mean rank yang paling tinggi, maka nilai yang paling tinggi tersebut merupakan sarung tangan yang paling baik. Baik dalam hal ini terutama dari sisi kenyamanan dari sarung tangan tersebut saat digunakan.

Gambar

Gambar 1 Krisbow KW10-340.  Gambar 2 Krisbow KW10-240.
Gambar 4a Desain sarung tangan alternatif (tampak depan).
Gambar 5 Realisasi desain sarung tangan alternatif.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pelatihan yang difokuskan terhadap pengolahan kain sisa menggunakan teknik patchwork quilting, diharapkan agar para peserta remaja ini dapat memahami dengan

Mızrak (çekirdek) Bölgesi: Bu bölgede hiçbir reaksiyon olmaz C2H2+O2 karışımı alevlenme sıcaklığının altındadır. Normal Alevdeki Bölgeler.. Oksi-asetilen alevin

Mayoritas petani dalam penelitian ini berumur tua, berpendidikan formal sedang (SMU) atau sederajat, memiliki pengalaman yang cukup, mempunyai cukup banyak tanggungan

Berdasarkan hasil yang peneliti lakukan mengenai Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca

Objek penelitian merupakan permasalahan yang akan dilteliti. Menurut Umar Husen “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana

Afektif Lingkungan, dalam hal ini merupakan faktor dalam diri individu yang mencerminkan tingkat interpersonal dan tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah

Model drills merupakan salah satu bentuk model pembelajaran interaktif berbasis komputer (CBI) yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongret

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengungkapkan gejala-gejala atau keadaan yang terjadi pada subjek