• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN PERDESAAN BERKELANJUTAN MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN BOYOLALI AHMAD MARINGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBANGUNAN PERDESAAN BERKELANJUTAN MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN BOYOLALI AHMAD MARINGI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN PERDESAAN BERKELANJUTAN

MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN

KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN

BOYOLALI

AHMAD MARINGI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI THESIS DAN SUMBER INFORMASI

Saya yang tertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa thesis yang berjudul: Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan melalui Pendekatan Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Boyolali adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bogor, September 2009

AHMAD MARINGI P051064064

(3)

ABSTRACT

Ahmad Maringi. 2009. Sustainable Village Development through Minapolitan Region Approachh at Boyolali Regency. Under supervision of Etty Riani as committee chairperson and Lenny S. Sjafei, as committee member.

This research aims to expand sustainable village development through minapolitan region development at Boyolali Regency with some activities such as examining existing conditions of environment quality (social, ecology, economy and technology) and determining sustainable status of environment management in minapolitan region Kampung Lele at Boyolali Regency, analyzing key factor of environment management of minapolitan region development and formulating priority of minapolitan region development policy at Boyolali Regency. This research indicates that 1).this region has a good potency to develop agribusiness system at minapolitan region of which cat fishes is the most superior commodity. 2). Environment management of minapolitan region is not sustainable yet. From the five analyzed dimensions to determine sustainable status of minapolitan region, there are four unsustainable dimensions found, those are ecology, social and culture, technology and law and institutional. Dimensions classified sustainable is economy. 3). There are nineteen factors contributing to environment management of minapolitan region. 4) Five of them are key factors: technology of cat fishes aquaculture, waste water management, demand of cat fishes, education grade of society and standard of product quality. 5). The priority policy for minapolitan region developing are using suitable aquaculture technology, to build waste water management installation, to increase cat fishes demand, to increase human resources quality (education), to create standard of product quality, to increase of society ability and responsibility to the resources and make minapolitan regulation

(4)

RINGKASAN

Beberapa dekade yang lalu investasi skala besar lebih diarahkan ke daerah perkotaan, sehingga pada akhirnya terjadi ketimpangan antara perkotaan dan perdesaan, dan telah mengakibatkan tertinggalnya pembangunan di perdesaan. Dalam melakukan pembangunan di perdesaan tersebut, hal yang harus benar-benar diperhatikan adalah membangkitkan kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi unggulan di perdesaan tersebut. Oleh karena itu maka salah satu upaya untuk mewujudkan kemandirian pembangunan pedesaan adalah dengan pengolahan potensi wilayah pedesaan itu sendiri, sehingga ketergantungan terhadap perekonomian kota dapat diminimalkan. Untuk itu maka pendekatan agropolitan merupakan upaya pemecahan masalah dalam aktivitas pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah pedesaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan pembangunan pedesaan berkelanjutan melalui pendekatan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Boyolali. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Mengidentifikasi potensi bagi pengembangan sistem agribisnis komoditas unggulan (ikan lele) untuk mendukung minapolitan di Kabupaten Boyolali.

2. Menganalisis keberlanjutan minapolitan di Kabupaten Boyolali

3. Mengidentifikasi faktor apa yang berpengaruh terhadap pengembangan minapolitan

4. Merumuskan prioritas kebijakan pengembangan kawasan minapolitan Kampung Lele di Kabupaten Boyolali.

Pe nelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Sawit. Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Juli - Desember 2008. Penelitian dimulai dengan melakukan analisis terhadap kondisi eksisting yang meliputi potensi ekologi, ekonomi dan sosial bagi pengembangan sistem agribisnis komoditas unggulan (ikan lele) untuk mendukung minapolitan di Kabupaten Boyolali. Selanjutnya dilakukan analisis keberlanjutan minapolitan, mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan minapolitan dan mengidentifikasi skenario pengembangan minapolitan di Kabupaten Boyolali. Pada analisis keberlanjutan dicari atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan sistem yang dikaji selanjutnya dijadikan sebagai faktor-faktor penting dalam sistem dan dianalisis tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor tersebut. Pada analisis prospektif, masing masing faktor penting didefinisikan kemungkinan keadaannya (state) di masa depan dan dirumuskan berbagai skenario strategi masa depan dalam pengembangan sistem yang dikaji. Pada tahap akhir, dirumuskan prioritas kebijakan pengembangan kawasan minapolitan Kampung Lele di Kabupaten Boyolali.

Ikan lele dumbo merupakan ikan air tawar yang sudah umum dibudidayakan, mempunyai prospek yang cerah serta mempunyai beberapa keunggulan. Mengingat lele sangat mudah dibudidaya, dan masyarakat Desa

(5)

Telogorejo sudah tahu cara membudidayakannya, di desa ini juga terdapat lahan (pada umumnya sawah) yang mempunyai potensi untuk digunakan menjadi lahan budidaya, serta pasar lele yang sangat terbuka lebar, maka potensi pengembangan sistem agribisnis ikan lele di Kawasan Minapolitan Kampung Lele dapat dikatakan sangat tinggi.

Pada analisis keberlanjutan terhadap dimensi ekologi, diperoleh nilai indeks keberlanjutan 36,11. maka dimensi ekologi di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan (Nilai indeks < 50). Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi sebesar 53,17 yang mengandung arti bahwa dimensi ekonomi pada pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele masuk pada kategori cukup berkelanjutan (Kavanagh, 2001). Nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial-budaya sebesar 40,44. Nilai dimensi sosial budaya ini kurang dari 50, sehingga termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan (Kavanagh, 2001). Dimensi teknologi pada pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele menunjukkan nilai indeks keberlanjutan dimensi teknologi yang rendah, yakni sebesar 23,17. Nilai tersebut memperlihatkan bahwa keberlanjutan dimensi teknologi pada pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele masuk pada kategori buruk (Kavanagh, 2001). Hasil analisis terhadap dimensi hukum dan kelembagaan mendapatkan hasil bahwa nilai indeks keberlanjutan dimensi hukum dan kelembagaan hanya sebesar 26,09. Hampir mirip dengan dimensi teknologi, dimensi hukum dan kelembagaan pada pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele, termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut di atas memperlihatkan bahwa dari kelima dimensi yang dianalisis pada penelitian ini, yakni dimensi ekologi, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan memperlihatkan dari kelima dimensi tersebut, dimensi yang indeks keberlanjutannya paling rendah adalah dimensi teknologi, yang disusul oleh dimensi hukum dan kelembagaan, sosial budaya, ekologi. Diantara kelima dimensi tersebut, dimensi yang mempunyai indeks keberlanjutan paling tinggi adalah dimensi ekonomi. Oleh karena itu dengan mendasarkan indeks keberlanjutan setiap dimensi yang dianalisis pada penelitian ini, walaupun kawasan minapolitan ini secara umum terlihat sudah baik dan berjalan cukup lancar, bahkan sudah merambah ke wilayah sekitarnya; namun berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun dimensi yang termasuk kategori “baik” dan bahkan satu dimensi yang termasuk kategori “buruk”, yaitu dimensi teknologi.

Berdasarkan hasil analisis Monte Carlo nilai status indeks keberlanjutan pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele ada pada selang kepercayaan 95% dengan hasil antara analisis MDS dengan analisis Monte Carlo yang hampir mirip. Hal ini memperlihatkan bahwa kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut dapat dikatakan relatif kecil. Perbedaan yang relatif kecil ini juga memperlihatkan bahwa hasil analisis keberlanjutan pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele dengan menggunakan metode MDS memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi

(6)

Berdasarkan hasil analisis MDS seperti tersebut di atas, diperoleh 19 faktor pengungkit pada pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele. Secara operasional, keseluruhan faktor-faktor pengungkit ini memiliki keterkaitan dalam bentuk pengaruh dan ketergantungan antar faktor. Dari hasil analisis prospektif diperoleh lima faktor kunci (faktor penentu) keberhasilan pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele yaitu faktor-faktor yang mempunyai pengaruh yang besar dengan tingkat ketergantungan yang kecil. Adapun faktor-faktor kunci tersebut adalah 1) teknologi budidaya ikan lele, (2) ketersediaan instalasi pengelolaan limbah budidaya, (3) permintaan ikan lele, (4) tingkat pendidikan rata-rata masyarakat pembudidaya, dan (5) standarisasi mutu produk

. Berdasarkan faktor kunci dan faktor penghubung ini disusun prioritas kebijakan pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, yakni:. (1) Dalam rangka meningkatkan produktifitas budidaya, keefisienan dan keefektipan proses budidaya, maka kegiatan budidaya di kawasan minapolitan harus mendapatkan sentuhan teknologi, terutama teknologi budidaya pembesaran ikan lele, (2) Kawasan minapolitan harus membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal budidaya ikan lele untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan dari proses budidaya dan dibuang pada saat dilakukan proses panen; (3) Pada pembangunan kawasan minapolitan harus dicari berbagai upaya agar permintaan terhadap ikan lele lele selalu tinggi, dengan cara mencari pasar baru ikan lele baik di pasaran dalam negeri maupun pasaran luar negeri. Selain itu juga hendaknya dibuat inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan nilai tambah ikan lele melalui produk-produk olahan dan sekaligus mencari pasar produk olahan ikan lele tersebut baik di luar maupun luar negeri; (4) Dalam rangka mengembangkan kawasan minapolitan yang berkelanjutan, tingkat pendidikan rata-rata masyarakat pembudidaya juga harus ditingkatkan, (5) Dalam kegiatan minapolitan, harus dibuat standar mutu produk ikan hasil budidaya maupun standar mutu hasil olahannya; (6) Masyarakat yang ada di kawasan minapolitan, hendaknya mempunyai pemahaman, kepedulian, dan tanggung jawab yang tinggi terhadap sumberdaya yang ada di kawasan minapolitan dan sekitarnya; (7) Semua pihak (pemerintah dan masyarakat) hendaknya selalu mencari atau menemukan inovasi-inovasi baru teknik budidaya ikan lele secara luas; (8) Di kawasan minapolitan hendaknya segera dibuat peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan sumberdaya perikanan berikut sumberdaya lainnya yang terkait dengan kegiatan minapolitan.

(7)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak cipta dilindungi

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(8)

PEMBANGUNAN PERDESAAN BERKELANJUTAN

MELALUI PENDEKATAN PENGEMBANGAN

KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN

BOYOLALI

AHMAD MARINGI P051064064

Thesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sain

pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

Judul Tesis : Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan melalui Pendekatan Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Boyolali Nama : AHMAD MARINGI NRP : P051064064 Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Etty Riani, MS.

Dr.

Ir. Lenny S. Syafei, MS. Ketua

Anggota

(10)

Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan

Prof.Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS

Prof.Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal ujian: 10 September 2009

Tanggal lulus:

Penguji Luar Komisi

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena atas semua berkat dan kasih-Nya yang telah diberikan, maka penulisan thesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Thesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Ir. Etty Riani sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Lenny S. Sjafei sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah berkenan membimbing, memberikan masukan kepada penulis serta memberikan dorongan moril mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian hingga selesainya disertasi ini.

Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Direktur Direktorat Sarana dan Prasarana Dirjen Budidaya, DKP, Departemen Kelautan dan Perikanan beserta staf dan kepada Ibu Dr. Ir. Lenny S. Syafei yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di kawasan minapolitan Kampung Lele. Kepada Bapak Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Boyolali beserta staf, Bapak Camat Sawit beserta staf dan Bapak Lurah Telogorejo beserta staf, Bapak Kepala BRI Cabang Boyolali beserta staf , Bapak Kepala Dinas Pertanahan beserta staf, Bapak Kepala BAPEDA Kabupaten Boyolali beserta staf, Bapak Kepala Dinas PU beserta staf, Ibu Sakti serta pada ketua dan anggota Kelompok Pembudidaya Lele Desa Telogorejo yang telah banyak membantu penulis selama melakukan pengambilan data di lapangan.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada rekan-rekan S-2 PS _SL IPB angkatan I rekan-rekan di Direktorat Sarana dan Prasarana Dirjen Budidaya, DKP yang telah banyak memberikan semangat dan juga membantu pada pelaksanaan penelitian dan penulisan thesis penulis juga menghaturkan terimakasih. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para responden

(12)

masyarakat, para stakeholder serta instansi terkait yang telah memberikan berbagai keterangan (data primer) pada saat diwawancara dan pada saat penulis melakukan penelitian di lapangan serta telah memberikan berbagai data sekunder yang diperlukan pada penelitian ini juga dihaturkan terimakasih.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada istri dan anak-anaku tercinta yang telah rela kehilangan waktu selama Bapak melaksanakan studi di S2. Kepada bapak dan ibu yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, namun telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada penulis selama penulis melaksanakan studi ini, penulis juga menghaturkan terimakasih. Semoga semua amal baik bapak dan ibu akan mendapat balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tidak ada gading yang tidak retak, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan. Semoga thesis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bogor, September 2009

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Semarang, pada tanggal 4 Desember 1963 sebagai anak ke 4 dari 10 bersaudara, pasangan Bapak Hadi Mulyono dan Ibu Ruchayah. Pendidikan sarjana strata satu ditempuh di Semarang, Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro dan lulus pada tahun 1991 Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Master pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana IPB.

Penulis mulai bekerja pada tahun 1992 di Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Departemen Pertanian (sekarang bernama Departemen Kelautan dan Perikanan) sampai saat ini .

Pada tahun 1994 penulis menikah dengan Sri Murwani dan telah dikaruniai tiga orang anak yakni dua orang putra yang bernama Aditya Kurniawan dan Ilham Hidayat dan seorang putri yang bernama Khansa Asikasari

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 5 1.2 Kerangka Pemikiran ... 10 1.3 Perumusan Masalah ... 12 1.4 Tujuan ... 12 1.5 Manfaat ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA……… 2.1 Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan ... 13

2.2 Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Lingkungan ... 16

2.3 Perikanan Berkelanjutan ... 17

2.4 Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan Agropolitan ... 19

2.5 Keberlanjutan Pembangunan Perikanan ... 23

2.5.1 Segi Ekologi ... 24

2.5.2 Segi Ekonomi ... 26

2.5.3 Segi Sosial dan Kelembagaan ... 27

2.6 Budidaya Perikanan Berkelanjutan ... 27

2.7 Rapid Apraissal Analysis ... 28

2.8 Analisis Prospektif ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN………... 3.1 Lokasi dan Waktu ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.3.2 Teknik Penentuan Responden dan Pengambilan Contoh ... 32

3.4 Analisis Data ... 33

3.4.1 Analisis Kondisi Eksisting ... 33

3.4.2 Analisis Keberlanjutan ... 33

3.4.3 Analisis Prospektif ... 38

IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN ……… . 4.1 Geografi dan Pemerintahan ……… 41

4.2 Penduduk dan Tenaga Kerja ………. 41

4.3 Sosial Budaya dan Pendidikan ………. 42

4.4 Pertanian ……… 43

4.5 Listrik dan Air Minum ……….. 43

4.6 Angkutan dan Komunikasi ……… .. 44

(15)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….

5.1 Potensi Pengembangan Agribisnis Ikan Lele ………. 45

5.2 Nilai Indeks Status Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan minapolitan

Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ……….. . 49

5.3 Faktor Kunci Pengelolaan Kawasan Minapolitan ……….. 66

VI. DEFINISI MINAPOLITAN ……… .. 76

VII KESIMPULAN DAN SARAN ……… .

7.1 Kesimpulan ………. 79

7.2 Saran ………... 79

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ... 32

2 Atribut ekologi berkelanjutan pengembangan agribisnis ikan lele ... 35

3 Atribut ekonomi berkelanjutan pengembangan agribisnis ikan lele ... 35

4 Atribut sosial berkelanjutan pengembangan agribisnis ikan lele ... 36

5 Atribut teknologi berkelanjutan pengembangan agribisnis ikan lele ... 36

6 Atribut hukum dan kelembagaan berkelanjutan pengembangan agribisnis ikan lele ... 37

7 Matriks pengaruh langsung antar faktor dalam sistem pengembangan minapolitan berbasis budidaya lele ... 39

8 Hasil analisa MDS beberapa dimensi keberlanjutan pengelolaan kawasan minapolitan kampung lele ... 64

9 Hasil analisa Monte Carlo pada selang kepercayaan 95 % ... 65

10 Faktor pengungkit setiap dimensi pengelolaan lingkungan kawasan minapolitan kampung lele ... 67

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Hubungan-hubungan diamond triangle pembangunan berkelanjutan

(Munasinghe, 1993) ... 8

2 Kerangka pemikiran penelitian ... 9

3 Segitiga konsep pembangunan berkelanjutan (modifikasi dari Munasinghe, 1993) ... 13

4 Struktur dan hierarki sistem kota-kota agropolitan ... 23

5 Proses aplikasi MDS ... 34

6 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem ... 39

7 Morfologi ikan lele dumbo ... 46

8 Kolam ikan lele di Desa Tegalrejo... 48

9 Status berkelanjutan pengelolaan Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ... 50

10 Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ... 51

11 Peran masing-masing atribut aspek ekologi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS ... 51

12 Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ... 53

13 Peran masing-masing atribut aspek ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS ... 54

14 Nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial budaya di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ... 55

15 Peran masing-masing atribut aspek sosial budaya yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS ... 56

16 Nilai indeks keberlanjutan dimensi teknologi di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyolali ... 58

17 Peran masing-masing atribut aspek teknologi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS ... 58

18 Nilai indeks keberlanjutan dimensi hukum dan kelembagaan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele, Kabupaten Boyalali ... 59

19 Peran masing-masing atribut aspek hukum dan kelembagaan yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS ... 60

20 Diagram layang (kite diagram) nilai indeks keberlanjutan pengelolaan- pengelolaan kawasan minapolitan Kampung Lele ... 62

21 Pemetaan faktor pengungkit pada pengelolaan linkungan kawasan minapolitan Kampung Lele ... 72

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan yang dihadapi adalah bahwa sebagian masyarakat belum memahami Posdaya, skill dan ketrampilan guru PAUD masih belum optimal, teknologi produksi, inovasi dan pemasaran

Pada program PPM kali ini, tim pengabdian berencana untuk melakukan pelatihan dan pembinaan terkait dengan berbagai macam produk olahan ikan dalam bentuk frozen food serta teknologi