BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kedudukan Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga memberikan pengertian bahwa keislaman seseorang akan menjadi semakin sempurna karenanya dan sebaliknya, Kedudukan ini setara dengan perintah shalat, puasa, atau rukun Islam yang lainnya. Sehingga tidak ada pilihan bagi umat Islam untuk menunda zakat dan mengerjakan shalat.1
Setiap umat Islam diwajibkan membayar zakat apabila mempunyai kelebihan harta atau mempunyai harta yang sudah mencapai nisab untuk dikeluarkan zakatnya. Adapun zakat yang dikeluarkan, harus memenuhi berbagai syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Pengeluaran dana zakat dapat melalui beberapa alternatif, atau dapat langsung diberikan kepada yang membutuhkan melalui BAZIS di lingkungan tempat tinggal ataupun tempat-tempat bank atau BMT yang menerima layanan pencairan dana ZIS (zakat, infaq dan shadaqoh).
Sebagai contoh, BMT Bahtera Group Pekalongan merupakan salah satu badan usaha atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang bekerja sama dengan masyarakat untuk mengelola dan menyalurkan dana zakat dari nasabah (masyarakat) kepada orang-orang yang membutuhkan sebagai wujud kepedulian sosial.
1
M. Ridwan, Manajemen BMT, Jakarta: Ull Press, 2004, hIm. 202.
Islam menjadikan instrumen zakat untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat. Hal ini mengingat tidak semua orang mampu terlibat dalam aktivitas ekonomi (jompo atau cacat tubuh). Atau dengan kata lain, adalah sunatullah jika di dunia ini ada yang kaya dan ada yang miskin. Oleh sebab itu, ekonomi pun angkat bicara untuk menjelaskan rasionalisasi dari kepentingan distribusi Income.
Berawal dari kenyataan itulah, untuk meringankan penderitaan saudara sesama, Baitul Maal Bahtera mengajak seluruh masyarakat menyisihkan harta mereka untuk dioptimalkan dan dilipatgandakan manfaatnya dalam program santunan bagi kaum miskin. Sebagai landasan hukum dan zakat adalah Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 43 yang artinya “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku”.2
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas dan menganalisa tentang dana ZIS (zakat infaq dan shodaqoh) di BMT Bahtera Group dengan judul : PENGGALANGAN DAN PENYALURAN DANA ZIS (ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH) DI BMT BAHTERA GROUP PEKALONGAN.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah :
2
Abdul Al-Hamid Mahmud Al Ba’ly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 27.
1. Bagaimana penggalangan dana ZIS yang dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan?
2. Bagaimana mekanisme penyaluran dana ZIS yang dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan dengan pandangan fuqoha?
Selanjutnya dalam rangka membatasi masalah dan menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap judul Tugas Akhir ini, maka penulis perlu menegaskan berapa istitah antara lain sebagai berikut:
1. Penggalangan
Penggalangan adalah proses atau cara pengumpulan. 2. Penyaluran
Penyaluran adalah pembagian atau pengiriman kepada beberapa orang atau beberapa tempat.3
3. Dana
Dana adalah uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud.4
4. Zakat
Zakat adalah bagian dan dan harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.5
5. Infaq
3
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm. 506.
4
Ibid., hlm. 225
5
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm.7.
Infaq adalah mendermakan atau memberikan rizqi (karunia Allah SWT) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena Allah semata.6 Jika zakat ada nisabnya, infaq dikeluarkan oleh semua orang baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah dan dapat diberikan kepada siapa pun juga tanpa adanya mustahik tertentu.
6. Shadaqah
Menurut istilah shadaqah adalah sama dengan infaq, termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja jika infaq berkaitan dengan materi sedangkan shodaqoh memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.7
7. BMT (Baitul Maal Wattamwil)
BMT (Baitul Maal Waltamwil) adalah lembaga keuangan mikro yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syari’ah. BMT terdiri dari dua istilah, Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha mengumpulkan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, Infaq, dan shadaqah. Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 6 Ibid., hlm. 12 7 Ibid., hlm. 15 8
Heri Sudarsono, Hendi Yogi Prabowo, Istilal-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syari‘ah, Yogyakarta : UII Press Yogyakarta, 2004, hlm. 17.
1. Untuk mengetahui penggalangan dana ZIS yang dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan.
2. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana ZIS yang dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian
Laporan Tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan baik secara praktis maupun teoritis.
1. Secara Praktis
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Perbankan Syari’ah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan.
2. Secara teoritis
Untuk memperkaya perbendaharaan keilmuan dan teori tentang Bagaimana penggalangan dan mekanisme penyaluran dana ZIS oleh BMT Bahtera Group Pekalongan.
E. Tinjauan Pustaka
Di dalam penelitian ini penulis mengumpulkan referensi baik berupa buku-buku, karya ilmiah serta sumber lain yang terkait dengan pembahasan guna menghasilkan sebuah karya ilmiah. Kemudian penulis menganalisa dari berbagai sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan sebuah penelitian yang benar-benar ilmiah. Di antara sumber-sumber tersebut adalah:
Dr. Abdul Al Hamid Mahmud Al Ba’ly dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah membahas tentang pengertian dasar hukum dan peran zakat pada bank dan lembaga keuangan Islam. Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, Sunnah Nabi dan Ijma’ para Ulama’.9
Menurut M. Ridwan dalam bukunya Manajemen Baitul Maal wat Tamwil (BMT) membahas tentang pengertian, jenis-jenis zakat dan kedudukan zakat dalam Islam. Zakat akan kehilangan esensinya jika ternyata makna tidak tercapai meskipun hasil pengumpulanya sangat melimpah. Makna zakat secara bahasa (lughowi) dapat berarti nama’ (kesuburan), thaharah (kesucian), barakah (keberkahan) dan juga tazkiyatut tathir (mensucikan).10
Menurut M. Arif Musraini Lc. M.Si dalam bukunya yang berjudul Akuntansi dan Manajemen Zakat Mengomunikasikan dan Membangun Jaringan memaparkan tentang kewajiban membayar zakat beserta penerapan prinsip akuntansi dalam menentukan dan menghitung aset zakat.11
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulurnuddin memaparkan bahwa kewajiban zakat adalah alat uji keimanan seorang hamba yang mencintai Allah, melalui upaya meminimalisir konsumsinya atas dasar kecintaan kepada Allah.12
9
Abdul Al-Hamid Mahmud Al Ba’ly, Op. Cit., hlm. 1.
10
Hasbi As Shiddiqi, Pedoman Zakat, Jakarta: Bulan Bintang. 1984, hlm. 24.
11
M. Arif Musraini, Akutansi dan Manajemen Zakat Mengonunikasikan dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 5.
12
Imam Ghazali, Misteri Of Almsgiving (translated by SH. M. Asraf), Jilid V, Lahore Pakistan
Menurut Drs. H. Aly As’ad dalam kitabnya Fathul Mu’in membahas tentang pengertian, macam-macam zakat, syarat dan cara pembayaran zakat. Menurut arti bahasanaya, zakat bermakna “membersihkan” dan “berkembang”, sedang menurut istilah syara’ adalah nama sesuatu yang dikeluarkan (diambil) dari harta atau badan dengan beberapa ketentuan yang telah ditetapkan. Zakat harta wajib ditunaikan pada 8 macam diantaranya pada emas, perak, binatang ternak, buah korma dan anggur. Dan diberikan pada 8 kelompok manusia.13
Dalam buku Anatomi Fiqih Zakat (Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat Sumatra Selatan) karya H.Amiruddin Inoed dkk, menjelaskan bahwa intervensi pemerintah Indonesia dalam memberikan pendidikan manajemen zakat yang profesional terus dilaksanakan hingga kini tercatat beberapa peraturan yang pernah dibuat diantaranya yang paling akhir adalah:14
1. Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
2. Keputusan Mentri Agama RI Nomor 373/2003 tentang pelaksanaan UU nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat sebagai upaya menyadarkan masyarakat muslim untuk menunaikan zakat
3. Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 tahun 2000 tentang teknis pengelolaan zakat.
Terkait dengan ketentuan-ketentuan tentang pengelolaan zakat di Indonesia telah ditetapkan dalam undang-undang nomor 38 tahun 1999,
13
Aly As’ad, Fathul Mu’in, Jilid II, Kudus: Menara Kudus, hlm. 1.
14
H.Amiruddin, ct.al, Anatomi Fiqih Zakat (Potret dan Pemahaman Badan Amil Zakat Sumatra Selatan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 940.
dengan peraturan undang-undang tersebut masyarakat dapat menyalurkan zakat itu ke dalam badan khusus yang menangani masalah zakat.
Di dalam penelitian ini, penulis banyak mengumpulkan referensi guna rnengumpulkan sebuah karya ilmiah ditinjau dari obyek yang diteliti, telah ada penelitian yang membahas tentang dana ZIS dengan judul “PENGELOLAAN DANA ZIS DI BSM PEKALONGAN” yang ditulis oleh M.Fakhir tetapi dalam penelitian ini penulis membahas dari sisi lokas yang berbeda yaitu : “Penggalan dan Penyaluran Dana ZIS di BMT BAHTERA GROUP PEKALONGAN”.
Ditinjau dari segi lokasi penelitian belum pernah ada penelitian yang membahas tentang penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT Bahtera Group Pekalongan. Di tinjau dari objek dan lokasi penelitian ini masih orisinil.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan field research (penelitian lapangan) artinya data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat, dan mengumpulkan berbagai informasi yang ditemukan di lapangan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui informasi tentang penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT BAHTERA GROUP Peka1ongan.
b. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan menyelidiki secara langsung dan lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.15
2. Sumber Data
Data-data yang dihimpun sebagaimana tersebut di atas diharapkan diperoleh dari :
a. Sumber Data Primer
Yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli/tidak melalui perantara. Data primer ini diperoleh melalui observasi langsung dan dengan mengadakan wawancara, ada pengurus dan pengelola BMT seperti data yang berkaitan dengan penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT Bahtera Group Pekalongan.
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak luar).16
15
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Penerbit Alumni 1983, hlm. 64.
16
Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1999, hlm. 147.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah segala keterangan atau informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.17 Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Yaitu metode yang didapat dengan mengadakan survey langsung di lapangan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data guna mengetahui secara jelas tentang penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT BAHTERA GROUP Pekalongan.
b. Interview
Yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan didasarkan pada suatu penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari data atau informasi tentang penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT BAHTERA GROUP Pekalongan.
c. Dokumentasi
Yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan literatur yang dapat ditemukan dari berbagai teori, dalil-dalil, prinsip-prinsip, pendapat, gagasan dan lain-lain yang dapat diselidiki.18
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Berhubung
17
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta Andi Offset, 2001, hlm. 136.
18
Hadapi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, hlm. 75.
penelitian ini adalah penelitian yang mendiskripsikan tentang penggalangan dan penyaluran dana ZIS DI BMT Bahtera Group Pekalongan maka data yang dihasilkan adalah data-data kualitatif.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertangung jawabkan kredibilitasnya maka penulis menggunakan teknik analisis data induktif yaitu metode analisis yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan peristiwa-peristiwa konkret, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.19
G. Sistematika Penulisan
Uraian yang terdapat dalam tugas akhir ini akan disusun dalam lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang menguraikan isi bab, yang mana antara bab satu sampai dengan bab terakhir merupakan uraian yang berkesinambungan. Adapun urutannya sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, ZIS dalam pandangan fuqoha’ dan peraturan perundang-undangan di Indonesia, Dalam bab ini akan di bahas tentang:
1. Pengertian ZIS (zakat, infaq dan shodaqoh) 2. Dasar atau landasan ZIS,
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1980, hlm. 40.
3. Syarat harta yang menjadi sumber atau objek zakat 4. Delapan golongan yang berhak menerima zakat 5. HikmahZIS
Bab III, Gambaran umum tentang perusahaan, Bab ini berfungsi untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang BMT Bahtera Group Pekalongan yang meliputi latar belakang berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, produk-produk BMT Bahtera Group serta penggalangan dan penyaluran dana ZIS di BMT Bahtera Group Pekalongan.
Bab IV, Analisa Penggalangan dan Penyaluran Dana ZIS Di BMT Bahtera Group Pekalongan. Pada bab ini akan dibahas tentang Analisis Penggalangan Dana ZIS dan Analisis Mekanisme Penyaluran Dana ZIS yang dilakukan BMT Bahtera Group Pekalongan.
Bab V, Penutup, Bab ini berisi kesimpulan serta saran-saran sebagai bahan masukan dan sumbangan fikiran kepada pihak-pihak yang berkepentingan.