• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SEKITAR KOLAM LIMBAH PPGN SECARA KIMIA DAN RADIOAKTIVITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANTAUAN KUALITAS AIR SEKITAR KOLAM LIMBAH PPGN SECARA KIMIA DAN RADIOAKTIVITAS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SEKITAR KOLAM LIMBAH PPGN SECARA KIMIA DAN RADIOAKTIVITAS

Titi Wismawati, Sri Widarti, Eep Deddi, Andung Nugroho Pusat Pengembangan Geologi Nuklir

JL. Lebak bulus Raya No.9, Ps.Jumat, Jakarta 12440, Kotak Pos 1375 Telp (021) 7691775-7695394-7691876

Fax : (021) 7691977

ABSTRAK

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SEKITAR KOLAM LIMBAH PPGN SECARA KIMIA DAN RADIOAKTIVITAS. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya pelepasan polutan supaya tidak mencemari lingkungan. Kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN dapat diketahui dengan membuat 4 buah sumur kontrol sedalam 20 meter terletak pada keempat sisi kolam dan 2 buah sumur pembanding dengan jarak 50 meter dan 100 meter dari kolam limbah. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air di sekitar kolam limbah adalah metode spektrofotometri. Pengukuran kandungan kimia air sumur kontrol dan air sumur pembanding dilakukan dengan Spektrophotometer Serapan Atom (AAS), Kandungan U dengan UV-VIS Spektrophotometer, sedangkan pengukuran radioaktivitas dengan detektor α SPA-1 Eberline yang dihubungkan dengan alat pencacah Scaler Ludlum Model 1000. Hasil pengukuran tahun 2011 diperoleh : kandungan kimia pada sumur kontrol Ca (2,28– 2,90) mg/l, Mg (0,15 - 0,33) mg/l, Fe (0,021 – 0,039) mg/l Ni (0,003 – 0,032) mg/l, Zn (0,002 – 0,034) mg/l, Cu (0,032 – 0,041) mg/l, Pb (0,003 - 0,005) mg/l, Mn (0,002 – 0,005) mg/l, U (0,03 – 0,04) Bq/l x 10-3. Pada sumur pembanding kandungan Ca (2,22 – 2,26) mg/l, Mg (0,21 - 0,30) mg/l, Fe (0,025- 0,040) mg/l, Ni (0,003 – 0,003) mg/l, Zn (0,023 – 0,032) mg/l, Cu (0,004 – 0,004) mg/l, Pb (0,003 - 0,003), Mn (0,005 – 0,019), U (0,022 – 0,024) Bq/l x 10-3 . Kandungan radioaktivitas sumur kontrol pada triwulan I (1,710 – 3,420).10-2 Bq/l, triwulan II (1,400 -2,801).10-2 Bq/l, triwulan III . (1,280 – 3,084).10-2 Bq/l, triwulan IV (2,040 – 2,590).10-2 Bq/l. Sedangkan kandungan radioaktivitas sumur pembanding pada triwulan I (1,710 – 3,420).10-2 Bq/l, triwulan II (1,400 - 2,801).10-2 Bq/l, triwulan III . (1,288 – 2,569).10-2 Bq/l, triwulan IV (2,355 – 2,540).10-2 Bq/l. Berdasarkan evaluasi data di atas dengan menggunakan metoda Storet dan US-EPA Environmental Protection Agency maka kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN – BATAN dinyatakan sebagai klasifikasi Kelas A (memenuhi baku mutu).

(2)

ABSTRACT

THE MONITORING OF WATER QUALITY AROUND TAILING POND PPGN BY CHEMICAL AND RADIOACTIVITY CONTENT. The objective of monitoring is to know early pollutant into environment. The water quality around tailing pond can be identified by making 4 control wells as deep as 20 m located on the fourth side of the pool and 2 wells comparison with a distance of 50 m and 100 m from the tailing pond. The measurement of chemical constituents of well water and well water control of comparison is done by using AAS. U content by UV-VIS Spectrophotometer, whereas measurement of radioactivity by the α detector Eberline SPA-1 are associated with a counter scalers Ludlum model 1000. Determination of the quality of well water be used Storet method. Measurement result are obtained in 2011 : the chemical content of Ca in the control wells Ca (2.28– 2.90) mg/l, Mg (0.15 - 0.33) mg/l, Fe (0.021 - 0.039) mg/l Ni (0.003 - 0.032) mg/l, Zn (0.002 - 0.034) mg/l, Cu (0.032 - 0.041) mg/l, Pb (0.003 - 0.005) mg/l, Mn (0.002 - 0.004) mg/l, U (0.03 – 0.04) Bq/l x 10-3. In comparison wells Ca (2.22 – 2.26) mg/l, Mg (0.21 - 0.30) mg/l, Fe (0.040 - 0.225) mg/l, Ni (0.003 - 0.003) mg/l, Zn (0.023 - 0.032) mg/l, Cu (0.004 - 0.004) mg/l, Pb (0.003 - 0.003), Mn (0.005 - 0.019), U (0.022 – 0.024) Bq/l x 10-3 . The radioactivity content of control wells in the first ((1.710 - 3.420).).10-2 Bq/l, second (1.400 -2.801).10-2 Bq/l, third (1.280 - 3.084).10-2 Bq/l, fourth quater (2.040 - 2.590).10-2 Bq/. The actinity comparable wells in the first (1.710 - 3.420).10-2 Bq/l, second (1.400 - 2.801).10-2 Bq/l, third . (1.288 - 2.569).10-2 Bq/l, fourth quater (2.355 - 2.540).10-2 Bq/l. Based on the evaluation result is using by Storet and US-EPA (Environmental Protection Agency) method, water quality around tailing pond of PPGN – BATAN, it is expressed as A class classification (best).

(3)

PENDAHULUAN

Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PPGN – BATAN) mempunyai kegiatan dalam bidang penelitian dan pengembangan, seperti pengolahan bijih uranium asal Kalimantan Barat dan pengolahan monasit dari hasil samping penambangan timah, selain menghasilkan yellow-cake juga menghasilkan limbah radioaktif. Limbah radioaktif yang dihasilkan berupa limbah padat yaitu residu hasil penyaringan pada proses pengolahan dan limbah cair.

Limbah tersebut perlu dikelola agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan manusia. Pengelolaan limbah radioaktif dari proses pengolahan tersebut telah dilakukan sejak dari penampungan limbah hingga penyimpanan di kolam limbah. Kolam limbah tersebut terbuat dari pasangan batu-bata dilapisi semen berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 10 meter, lebar 5 meter, kedalaman 1,5 meter, beratap asbes, diberi pengaman pagar kawat berlubang (kawat harmonika) terletak di antara gedung Pilot Plant PPGN dan gedung

PUSDIKLAT seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Untuk memantau adanya pencemaran ke lingkungan, maka dibuat 4 (empat) buah sumur kontrol sedalam 20 meter pada keempat sisi kolam dan 2 (dua) buah sumur pembanding yang jaraknya 100 meter dari kolam limbah yang terletak di Mushola dan G&PGN. Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui secara dini kemungkinan terjadi kebocoran kolam limbah. Metode yang digunakan adalah metode STORET, metode storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda storet ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Begitu juga dengan pemantauan radioaktivitas air sumur kontrol dan air sumur pembanding. Apabila radioaktivitas air sumur kontrol lebih tinggi (signifikan) dari air sumur pembanding, maka kemungkinan terjadi rembesan pada kolam limbah.

(4)

Pemantauan ini dilakukan berdasarkan adanya PP 82 Tahun 2001, Kep-115/MENLH/2003(1) dan Surat Keputusan Bapeten) Nomor 01/Ka-Bapeten/V-99, tentang Ketentuan Keselamatan kerja Terhadap Radiasi (2) dan Surat Keputusan Bapeten Nomor 02/Ka-Bapeten/V-99 tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di lingkungan, maka perlu dilakukan pemantauan secara berkala setiap tiga bulan (triwulan) dan berkesinambungan(3).

Lingkup kegiatan meliputi pengambilan contoh air, analisis unsur kimia dan analisis radioaktivitas. Metoda yang digunakan dalam analisis contoh adalah metode spektrofotometri UV - VIS dan Serapan Atom sedangkan untuk pengolahan data hasil analisis dan

penentuan mutu status air digunakan metode Storet. Metoda Storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda Storet ini dapat diketahui parameter-oarameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda Storet adalah membandingkan data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air(4) .

Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan system nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” (4)dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas , yaitu :

Tabel Klasifikasi Mutu Air

Kelas Satuan Keterangan

A = 0 Memenuhi baku mutu

B = - 1 s/d -10 Cemar ringan C = - 11 s/d -30 Cemar sedang

(5)

Tabel Penentuan Sistem Nilai Untuk Menentukan Status Mutu Air

Nilai Parameter

Jumlah Contoh

Fisika Kimia Biologi < 10 Maksimum Minimum Rata-rata -1 -1 -3 -2 -2 -6 -3 -3 -9 > 10 Maksimum Minimum Rata-rata -2 -2 -6 -4 -4 -12 -6 -6 -12

(6)

Gambar 2 : Penampang Samping Sumur Kontrol Kolam Limbah Bidang KL

Peralatan dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Alat yang digunakan

- pH meter - Jerigen 20 liter - Magnetic Stirer - Timbangan Analitis - Timbangan Teknis - Alat timba - Hot Plate - AAS - UV-VIS Spektrophotometer - Alat-alat Gelas

- Detector α Ludlum Model SPA-1 - Alat Pencacah Scaler Model-1000.

Bahan yang digunakan - TOPO - Siklo Heksan - Asam Askorbat - Titriplek IV - Aquades - NaF - Alkohol Teknis - Gas acetylene

(7)

Tata Kerja

Pengambilan dan Preparasi Contoh : Contoh Air Sumur

Pengambilan contoh air sumur kontrol sebelah barat, timur, utara dan selatan kolam limbah dilakukan secara manual yaitu dengan menimba air sumur kontrol tersebut kemudian di masukkan dalam jerigen. Pengambilan contoh air juga dilakukan terhadap sumur pembanding yang terletak di Bidang G&PGN dan sumur Musholla Contoh air diambil sebanyak 20 liter dari setiap sumur, digunakan untuk analisis kandungan kimia dan kandungan radioaktivitasnya. Analisis Kandungan Kimia dan

Uranium :

Contoh Air sumur yang digunakan untuk analisis uranium dan kandungan kimia masing-masing adalah 10 liter. Contoh air tersebut dikisatkan di atas hot plate sampai volumenya menjadi 200 ml. Contoh yang telah kisat siap untuk dianalisis, Analisis kandungan kimia menggunakan Spektrophotometer serapan atom (AAS) sedangkan analisis uranium menggunakan UV-VIS Spektrophotometer.

Analisis Kandungan radioaktivitas : • Contoh air sumur kontrol maupun

sumur pembanding diambil sebanyak 2 liter. Kemudian dienapkan, disaring dan diambil sebanyak 1 liter untuk keperluan preparasi.

• Contoh 1 liter tersebut di masukkan dalam gelas piala, kemudian dikisatkan di atas hot plate hingga volume 50 ml, selanjutnya sedikit demi sedikit di kisatkan di dalam planset stainless steel sampai habis dan terbentuk residu yang kemudian di simpan dalam eksikator.

• Kemudian dilakukan pencacahan terhadap contoh dalam planset kemudian dengan menggunakan detector α Model SPA-1 Eberline yang dihubungkan dengan Scaler Model-1000, masing-masing selama 1 jam.

• Perhitungan radioaktivitas dilakukan dengan menggunakan persamaan :

C A = --- (Bq/l) E.V Keterangan : A : Tingkat radioaktivitas (Bq/l) C : Laju cacah contoh (cps) E : Efesiensi detector V : Volume Contoh (liter)

(8)

HASIL

Hasil analisis kimia air sumur kontrol Timur, Barat, Utara, dan Selatan dapat dilihat pada Tabel 1, Sedangkan hasil analisis air sumur pembanding dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengukuran radioaktivitas air sumur kontrol dan air sumur pembanding untuk triwulan I, II, III, dan

IV tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel

3, Sedangkan Gambar 7

memperlihatkan kecenderungan hasil pengukuran radioaktivitas air sumur kontrol dan air sumur pembanding per triwulan selama tahun 2011

Tabel 1 : Analisis Contoh Air Sumur ( Sumur Kontrol) Di sekitar Kolam Limbah Tahun 2011

(9)

Tabel 2 : Analisis Contoh Air Sumur Pembanding Di Sekitar Kolam Limbah Tahun 2011

Tabel 3 : Hasil Pengolahan Data Radioaktivitas Air Sumur kontrol Dan Air Sumur Pembanding Triwuan I, II, III Dan IV Tahun 2011,

Dan Baku Tingkat Radioaktivitas (KTD)

Sumber : Surat Keputusan Bapeten Nomor 02/Ka-Bapeten/V-99 Keterangan :

(KTD = 4 X 10 -1 Bq/l)  Campuran radioaktivitas yang diijinkan dalam air untuk komposisi yang tidak diketahui

Hasil Pengukuran (10 -2 Bq/l)Triwulan No Kode Contoh I II III IV 1 SKU 1.710 2.801 3.084 2.590 2 SKS 3.420 1.400 1.543 2.358 3 SKT 1.710 2.801 2.569 2.040 4 SKB 3.410 2.801 1.280 2.590 5 SP-1 3.420 2.801 2.569 2.540 6 SP-2 1.710 1.400 1.288 2.355

(10)

Tabel 4 : Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET di Air Sumur sekitar Kolam Limbah PPGN- BATAN

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 Sumur Timur Sumur Barat Sumur Utara Sumur Selatan K o n s e n tr a s i (p p m ) Fe Ni Zn Cu Pb Mn

Gambar 3 : Grafik Kandungan Fe, Ni, Zn, Cu, Pb dan Mn dalam Air Sumur kontro

l

SKT = Sumur bor (sumur kontrol) sebelah timur kolam limbah SKB = Sumur bor (sumur kontrol) sebelah barat kolam limbah SKU = Sumur bor (sumur kontrol) sebelah utara kolam limbah SKS = Sumur bor (sumur kontrol) sebelah selatan kolam limbah SP-1 = Sumur pompa Bidang PGN & TPBGN (sumur pembanding) SP-2 = Sumur pompa musholla (sumur pembanding)

(11)

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 G & PBGN Musholla K o n s e n tr a s i (p p m ) Fe Ni Zn Cu Pb Mn

Gambar 4 : Grafik Kandungan Fe, Ni, Zn, Cu, Pb dan Mn dalam Air Sumur Pembanding

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 1 Baku Mutu K o n s e n tr a s i ( p p m ) Fe Ni Zn Cu

Gambar 5 : Grafik Baku Mutu Fe, Ni, Zn dan Cu berdasarka PP Nomor 82 Tahun 2001

(12)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 Baku Mutu K o n s e n tr a s i (p p m ) Pb Mn

Gambar 6 : Grafik Baku Mutu Pb dan Mn berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 SKU SKS SKT SKB SP-1 SP-2 Kode Lokasi K o n s e n tr a s i (1 0 -2 B q /l ) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

(13)

PEMBAHASAN

Lokasi pengambilan contoh dilakukan di sekitar kolam limbah PPGN-BATAN yang terletak diantara Gedung Pusdiklat dan Gedung Pilot Plan (Gambar 1). Pengambilan contoh dilakukan dengan cara menimba air yang terdapat di dalam sumur kontrol dengan menggunakan tabung silinder yang berdiameter 7.5 cm (3 inch). Sumur kontrol mempunyai kedalaman 29 meter dan dinding sumur diberi casing peralon berdiameter 4 inch yang berfungsi sebagai penahan dinding sumur agar tidak longsor (Gambar 2).

Dari hasil pengamatan secara visual air sumur kontrol yang berada di sebelah Timur, Barat, Utara dan Selatan kolam limbah serta air sumur pembanding yang terletak di bidang G&PBGN dan sumur pembanding yang berada di Mushola terlihat jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan mempunyai pH 5,5

Kandungan Fe, Ni, Zn, Cu,Pb, dan Mn dalam Sumur Timur , Barat, Utara, dan Selatan relatif sama, kecuali kandungan Cu dalam Sumur Barat (Gambar 3) lebih besar dari sumur yang lain tetapi perbedaannya tidak signifikan. Bila dibandingkan dengan sumur pembanding rerata hasil analisis kandungan yang terdapat dalam air sumur kontrol mempunyai kandungan lebih tinggi

(Gambar 4) tetapi semuanya masih berada di bawah nilai ambang batas sesuai yang terdapat pada PP Nomor 82 tahun 2001 (Gambar 5).

Pada triwulan I radioaktivitas air sumur kontrol sebelah utara SKU) 1.710.10-2 Bq/l, radioaktivitas air sumur kontrol sebelah Selatan (SKS) 3.420.10-2Bq/l, radioaktivitas air sumur kontrol sebelah Timur (SKT) 1.710.10 -2Bq/l dan radioaktivitas air sumur kontrol sebelah Barat (SKB) 3.410.10-2 Bq/l, apabila dibandingkan dengan radioaktivitas air sumur pembanding (SP-1) 3.420.10-2 Bq/l dan (SP-2) 1.710.10-2 Bq/l adalah masih setara (tidak ada perbedaan yang signifikan). Demikian pula radioaktivitas air sumur kontrol dengan sumur pembanding pada triwulan II, III, dan IV mempunyai kecenderungan yang sama. Perlu diperhatikan bahwa radioaktivitas sumur kontrol sebelah Utara (SKU) mulai dari triwulan I sampai dengan triwulan IV hasilnya lebih tinggi dari radioaktivitas sumur kontrol lainnya, namum masih di bawah Kadar Tertinggi yang diijinkan (KTD=4x10-1Bq/l). Perilaku hasil evaluasi tahun sebelumnya (tahun 2010) sama dengan yang dihasilkan pada tahun ini. (tahun 2011) (Gambar 7).

Untuk menentukan status mutu air digunakan metoda storet dengan cara membandingkan antara data kualitas air

(14)

dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukkannya (Tabel 4). Dalam tabel 4 diketahui bahwa skor yang diperoleh dari hasil pembandingan data kualitas air dengan baku mutu air adalah 0 (nol). Hasil evaluasi metoda Storet kemudian dinilai dengan menggunakan Tabel klasifikasi Mutu Air dan masuk ke dalam klasifikasi mutu air Kelas A. Dari penggabungan keduanya diperoleh kesimpulan bahwa kualitas mutu air baik sumur kontrol maupun sumur pembanding di PPGN - BATAN adalah termasuk dalam klasifikasi Kelas A yaitu baik sekali dengan skor 0 atau memenuhi baku mutu.

KESIMPULAN

1. Kandungan kimia pada sumur kontrol dan sumur pembanding berkisar antara 0,002 – 4,73 mg/l dan kandungan radioaktivitas nya berkisar antara 1.280 - 3.420 X10-2 Bq/l

2. Rerata kandungan kimia dalam sumur kontrol dan sumur pembanding berada di bawah Nilai Ambang Batas berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. maka kualitas air di PPGN-BATAN termasuk dalam klasifikasi Kelas A

dengan skor 0 yang berarti baik sekali dan memenuhi baku mutu berdasarkan nilai “US-EPA” (Environmental Protection Agency)”.

3. Nilai tingkat radioaktivitas antara air sumur kontrol (SK) dan air sumur pembanding (SP) tidak ada perbedaan yang signifikan, dan berada di bawah kadar tertinggi yang diijinkan (KTD = 4X10-1 Bq/l).

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

2. Kep-115/MENLH/2003, Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, Menteri Negara Lingkungan Hidup. 3. Surat Keputusan Bapeten Nomor

01/Ka-Bapeten/V-99, tentang Ketentuan Keselamatan kerja Terhadap Radiasi.

4. Surat Keputusan Bapeten Nomor 02/Ka-Bapeten/V-99 tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan.

5. Himpunan peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Pengelolaan Lingkungan, Edisi 2006, Kementerian Lingkungan Hidup.

(15)

Gambar

Gambar 1. Denah Lokasi Sumur Kontrol dan Pembanding
Tabel 3 : Hasil Pengolahan Data Radioaktivitas Air Sumur kontrol Dan Air Sumur  Pembanding Triwuan I, II, III Dan IV  Tahun 2011,
Tabel  4 :  Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET  di  Air Sumur sekitar Kolam Limbah  PPGN- BATAN
Gambar 5 : Grafik Baku Mutu  Fe, Ni, Zn dan Cu  berdasarka PP Nomor 82 Tahun 2001
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Aspek Teknis ; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor sanitasi yang terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan sub

Adapun prosedur atau tahapan didalam kontrak Pemborongan sebagaimana termuat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan Pedoman

Karena itu, untuk melakukan pengenalan, nilai vektor input yang mengandung data citra, akan diproses dengan menggunakan langkah yang sama, tetapi pada pengenalan ini tidak

motivasi dosen PA kepada mahasiswa agar aktif dalam kegiatan kampus; dan 12) PA membantu saya mengatasi kesulitan belajar. Skor IKM secara keseluruhan dengan kriteria

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tingkat persepsi peserta didik melanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri unggulan Kota Kediri masuk dalam kategori rendah

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama , untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca bahasa Indonesia siswa antara yang menggunakan tes objektif dengan tes

Pada hari Minggu, 06 Agustus 2015, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar