• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saifullah, S. Ag., M. Ag NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Saifullah, S. Ag., M. Ag NIP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Resume Penelitian

PERSPEKTIF FREUD TENTANG AGAMA

DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Oleh:

Saifullah, S. Ag., M. Ag

NIP. 197204062001121001

Sumber Dana:

DIPA IAIN Ar-Raniry Tahun 2011

LEMBAGA PENELITIAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM – BANDA ACEH

2011

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang latar belakang perkembangan pemikiran Freud, asal-usul dan hakikat agama dalam pandangan Freud, dan untuk mengetahui implikasi pemikiran Freud dalam pendidikan. Untuk mendapatkan data tentang Freud, peneliti menggunakan pendekatan rasionalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam penelitian kualitatif yang menekankan pola berpikir rasionalistik. Sedangkan dalam membahasnya, peneliti menggunakan metode reflektif dan metode interpretatif. Mengingat penelitian ini adalah kajian tokoh, maka pisau analisa yang peneliti gunakan adalah teori tentang hubungan antara manusia (individu) dan masyarakat Thomas Hobbes dan Jean Jacques Rousseau, dan teori evolusi organik Darwin.

Dengan kerangka teoritik ini, maka penelitian ini dapat menghasilkan beberapa kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun hasil yang ditemukan adalah sebagai berikut: pertama, Sigmund Frued, meskipun dia hidup dimasa-masa sulit yang terletak antara dua perang dunia, komitmennya terhadap psikologi tetap tinggi, dan menghasilkan banyak karya spektakuler, jika disbanding dengan ilmuwan-ilmuwan dewasa ini. Kedua, agama adalah produk sejarah dan hanya berupa ilusi, yaitu pemuasan harapan manusia yang paling dalam dan paling mendasar. Dan ketiga, psikoanalisis Freud sudah menjadi salah satu mazhab psikologi, disamping mazhab behaviorisme dan mazhab humanistic-eksistensial sehingga banyak memberi kontrubusi dalam dunia psikologi dan pendidikan. Sebagai mazhab psikologi, mempunyai implikasiyang luar bisa dalam pembelajaran, khususnya dalam teaching dan learning. Dia membagai tahapan-tahapan perkembangan peserta didik, dan juga menemukan struktur kepribadian, yaitu Id, Ego, dan Super-ego. Dengan super-ego inilah maka lahirlah konsep pembelajaran moral. Karena super-ego semakna dengan internalisasi.

Keywords: Freud, Agama, Pendidikan.

(3)

RESUME HASIL PENELITIAN

Meskipun persoalan tentang hakikat agama telah lama menjadi perbincangkan para filosof, sosiolog dan teolog, namun perdebatan konseptual menyangkut apakah agama itu? Masih berlangsung sampai sekarang, termasuk oleh para psikolog.Adanya perdebatan tersebut menandakan ketidakpuasan manusia dalam mencari suatu kebenaran, walaupun kebenaran yang dicari adalah kebenaran yang bersifat relatif.Dengan demikian, maka para ahli mendefinisikan agama sesuai dengan bidang yang mereka geluti masing-masing, ada yang melihat dari aspek filosofis, sosiologis, antropologis, psikologis, dan pendidikan.

Dalam masyarakat primitif, agama dapat dibagi kedalam tiga tipelogi, yaitu: Agama dinamisme, animisme, dan politeisme. Agama Dinamisme adalah agama yang mengandung kepercayaan pada kekuatan ghaib yang misterius.Kekuatan ghaib itu ada yang bersifat baik dan ada yang bersifat jahat.Agama Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa adalah mempunyai roh.Roh disini adalah berbeda dengan roh yang dimaksudkan pada masyarakat maju, yaitu roh yang tersusun dari materi yang halus sekali yang menyerupai uap atau udara dan mempunyai rupa seperti berkaki dan bertangan.Sedangkan Agama Politeisme adalah agama yang mengandung kepercayaan pada dewa-dewa.

Dalam masyarakat yang sudah maju, agama yang dianut bukan lagi agama dinamisme, animisme, dan politeisme, tetapi agama monoteisme, agama tauhid. Agama monoteisme berlandaskan ajarannya pada tauhid, yaitu meyakini bahwa manusia itu berasal dari Tuhan dan akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Dengan demikian, agama monoteisme adalah suatu agama yang percaya kepada keesaan Tuhan yang memiliki semua Alam ini.

Istilah lain atau tipelogi lain yang diberikan kepada agama-agama ini adalah agama ardhi dan agama samawi.Agama ardhi adalah agama yang tidak berdasarkan atas firman Tuhan atau agama yang tidak menerima firman Tuhan.Sedangkan agama samawi adalah agama yang diturunkan kepadanya Nabi-Nabi atau Rasul-Rasul dan juga kitab-kitab melalui firman Tuhan.Agama samawi sering disebut juga dengan agama monoteisme.Agama-agama yang dikategorikan ke dalam kelompok agama monoteisme atau agama samawi adalah Agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

Terlepas dari berbagai tipelogi yang telah diberikan oleh para pakar kepada agama-agama, sebagaimana di jelaskan di atas, yang ada di dunia ini.Tidak dapat

(4)

dipungkiri bahwa definisi terhadap agama dewasa ini tergantung dari aspek mana dan dari sudut pandang mana agama itu didefinisikan atau ditelaah, baik secara normatif, empiris, historis dan atau bahkan secara ilmiah.

Pandangan dari aspek psikologis adalah fokus pembahasan dalam tulisan ini.Dalam perspektif psikologis juga terdapat berbagai pandangan tokoh tentang agama misalnya pandangan E.B. Tylor mengatakan agama sebagai “kepercayaan terhadap hal-hal yang spiritual”. Agama lahir dari upaya para filosof primitif untuk mengerti dan memahami pengalaman-pengalaman mental mereka. Maka di sini kita dapat melihat tipe definisi ini sangat individualistik, kognitif dan rasionalis, karena tidak khusus di arahkan pada praktik atau simbol religius dalam kaitannya dengan organisasi sosial, dan definisi seperti ini menerima kriteria sains-sains Barat sebagai kebenaran yang tak bisa diganggu gugat dan satu-satunya landasan rasionalitas. Kemudian definisi-definisi para berbagai tokoh itu terdapat persamaan dan perbedaan. Oleh karena itu, yang menjadi telaah dalam penelitian ini adalah pemikiran Freudtentang Agama dan implikasinya dalam dunia pendidikan.

Sigmund Freud, lahir pada tanggal 6 Mei 1856, Austria adalah seorang dokter dan psikolog yang sangat terkenal pada abad ke-19. Penelitiannya tentang neurologi segera berkembang ke berbagai bidang kajian penyakit mental dan teka-teki pikiran lainnya. Mulai dari hal-hal yang kelihatannya sepele, seperti mimpi, gurauan dan perilaku seseorang yang agak unik, sampai kepada emosi yang sangat kompleks dan mendalam yang mengendalikan hubungan antarpribadi dan membentuk adat istiadat masyarakat.

Selanjutnya, menerapkan ide-ide dalam keluarga dan kehidupan social.Ide-idenya

juga menawarkan petunjuk bagi penjelasan mitos, dongeng-dongeng, dan

sejarah.Kemudian menafsirkan drama, sastra, dan seni.Ia selalu mencari dimensi-dimensi baru dan aplikasi yang lebih luas dari ide-ide pokoknya, yaitu alam bawah sadar, Oedipus kompleks, gangguan mental (neurosis) dan tiga kerangka dasar kepribadian manusia. Menjelang akahir hidup, ia memikirkan tema-tema kematian, keterbatasan manusia dan titik batas peradaban. Meskipun dia hidup dimasa-masa sulit yang terletak antara dua perang dunia, komitmennya terhadap psikologi tetap tinggi, yang membuktikan kepercayaannya atas kemajuan ilmu pengetahuan.

Menurut Freud agama berasal dari neurosis obsesif universal karena orang yang beragama mirip dengan pasien neurosisnya, gangguan obsesi mental secara universal. Kemiripan ini menurutnya terletak pada sama-sama menekankan bentuk-bentuk

(5)

serimonial dalam melakukan sesuatu, dan sama-sama akan merasa bersalah seandainya tidak melakukan ritual-ritual tersebut dengan sempurna.

Sedangkan, Hakikat agama bagi Freud adalah sebuah ilusi. Illusi berbeda dengan delusi. Illusi adalah satu keyakinan yang kita pegangi dan harus selalu benar, seperti keyakinan seseorang akan menjadi orang yang sukses dikemudian hari. Suatu saat nanti bisa saja keyakinan ini menjadi kenyataan, meskipun alasan meyakininya bukan itu, melainkan karena sangat menginginkannya jadi kenyataan. Sedangkan delusi adalah sesuatu yang seseorang juga inginkan jadi kenyataan, tapi semua orang tahu bahwa itu tidak mungkin, seperti seseorang mengatakan bahwa pada suatu saat nanti tingginya akan menjadi 4 meter, padahal walau bagaimanapun pertumbuhannya tidak mungkin terjadi.

Teaching dan learning. Hubungan antara psiklogi dengan pendidikan adalah bagaimana nilai-nilai masyarakat, budaya, dan ketrampilan dipindahkan atau dipelajari (learned), dari generasi tua kepada generasi muda supaya identitas masyarakat terpelihara. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka tinjauan psikologi adalah pada proses pemindahan itu, sedangkan apa atau isi yang dipindahkan itu adalah berada diluar jangkauan telaahnya. Dengan kata lain, ilmu, ketrampilan atau nilai-nilai yang dipindahkan dan bagaimana proporsinya adalah bukan kajian psikologi. Itu adalah kajian ilmu-ilmu yang lain.

Yang sangat menarik, ketika berbicara tentang psikologi (psikoanalisa Freud) dalam hubungan dan implikasinya dalam pendidikan, adalah teori psikoanalisis Freud yang memusatkan perhatiannya pada pentingnya pengalaman dan perkembangan kepribadian masa kanak-kanak awal. Dan benih-benih dari ganggun psikoanalisa sudah ditanamkan pada tahun-tahun awal pertumbuhan masa kanak-kanak tersebut.

Struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan superego.Id, adalah struktur mental yang sudah ada sejak lahir yang merupakan dorongan-dorongan biologis dan berada dalam ketidaksadaran dan dia beroperasi menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan mencari kepusan segera.Ego,adalah pikiran yang beroperasi menurutprinsip kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongan-dorongan id menurut cara-cara yang dapat diterima masyarakat. Sedangkan Superego, terbentuk melalui proses identifikasi dalam pertengahan masa kanak-kanak, merupakan bagian dari nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral. Freud membagi perkembangan kepribadian itu kedalam empat bagian: identifikasi, pemindahan, mekanisme pertahanan, dan tahap-tahap perkembangan yang terididari:masainfantile, masa laten, masa genital, dan masa kematangan.

Referensi

Dokumen terkait

‘Tata bahasa’ ini kemudian banyak dianggap sebagai dasar penting kerangka analisa multimodality , dan bersandar pada kerangka ini banyak kajian telah dilakukan

Dalam hal ini mengenai Sistem Informasi Akademik Berbasis Website Pada SMP Eka Sakti, yang berfungsi untuk memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data siswa

Pada perkara ini, Hoge Raad menyatakan bahwa pada dasarnya perbuatan melawan hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan melanggar hak

Ordonansi Pengangkutan Udara No. 100), yang menyatakan: “…Apabila luka tersebut mengakibatkan kematian, maka suami atau isteri dari yang meninggal dunia, anak-anaknya, atau

Beberapa peluang untuk menghemat konsumsi energi pada Kompressor udara diantaranya adalah; mengurangi tekanan keluaran, menghilangkan atau mengurangi kebocoran

Staphylococcus aureus yang diidentifikasi menunjukkan sifat halofilik (mampu bertahan pada kadar garam yang tinggi, dan mampu memfermentasikan manitol), hal ini terlihat

“ Saya sangat bersyukur dengan masuk di KSM Assolihah Mandiri ini mas, penghasilan keluarga meningkat bisa memenuhi kebutuhan.. keluarga sehari-hari dan kebutuhan

Jika Anda sedang diwawancara oleh salah satu pesaing perusahaan Anda yang sekarang, mereka mungkin berusaha untuk membuat Anda mengatakan sesuatu yang lebih dari seharusnya,