BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN PRESS TOOL
2. Penentuan layout scarp trip Wide run / narrow run 3. Penghitungan titik berat dies set
4. Menghitung gaya yang terjadi 5. Perhitung punch dan die
6. Perhitungan tonase mesin Mulai
1.Data analisa
a. Gambar dan ukuran produk b. Kapasitas mesin
c. Proses kerja
7. Perhitungan waktu proses
8. Pembuatan desain 2D/3D
TIDAK
YA
Gambar 4.1 Diagram Alir Perencanaan Dies
4.2 DATA ANALISA
Untuk menghasilkan proses pengerjaan produk yang sesuai dengan tuntutan, maka diperlukan perencanaan kerja yang baik. Selain itu perencanaan ini dapat mempermudah proses pembuatan press dies itu sendiri agar dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien sehingga bisa mengetahui biaya produksi yang sesuai.
a 9. Machining
10. Assembly
12. Trial and error
- Dimensi sesuai dengan kerja
- Tampilan visual bagus - Tidak ada burry maupun goresan
Selesai a
4.2.1 Gambar Dan Ukuran Produk
Produk yang ingin dibuat adalah salah produk berjenis Hold down clamp dengan dimensi 40mm X 30mm dengan tebal 2mm dengan menggunakanmaterial SPHC. Dimensi raw material yang akan digunakan 1000mm X 69mm X 2mm.
Gambar 4.2 Gambar Produk
4.3 PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN
Dalam suatu perancangan press tool diperlukan suatu perhitungan yang tepat dan mendasar, sehingga diperoleh hasil hitungan yang valid dan bisa dipercaya. Dan berikut adalah perhitungan untuk perancangan compound die untuk produk Hold
Down Clamp
4.3.1 Penentuan Layout
Penentuan layout bertujuan menentukan proses kerja yang akan dilaksanakan dan memilih layout strip yang paling efisien sesuai dengan dimensi bahan baku. Ada dua jenis penentuan layout pemotongan yang sangat menentukan efisiensi dari material yaitu narrow run dan wide run. Material Dari data bentangan awal kami mencoba melakukan perhitungan efisiensi dengan metode sebagai berikut :
Narrow run
Gambar 4.3 Layout strip – Narrow run
Dari data gambar kerja dan raw material yang tersedia, maka diketahui:
a. Jumlah produk yang dihasilkan dari satu strip: n = 1000 −333 = 30 pcs
b. Efisiensi materialnya:
Efisiensi = (Luas produk X jumlah produk )
Luas bahan material
= 1200 mm 2 X 30
69000 mm2 X 100% = 52,17 %
Wide Run
Gambar 4.4 Layout strip – Wide run
Dari data gambar kerja dan raw material yang tersedia, maka diketahui: a. Jumlah produk yang dihasilkan dari satu plat strip:
n = 1000 −343 x 2 = 46 pcs b. Efisiensi materialnya
= (1200 𝑚𝑚690002𝑥 46 ) x 100% = 80 %
Setelah melakukan perhitungan untuk menentukan pemilihan layout yang akan digunakan , maka pemulis memilih metode Wide Run. Dikarenakan menghasilkan efisiensi material sebesar 80 %, yang berarti mengahasilkan produk yang lebih banyak.
4.3.2 Menentukan Titik Berat Dies Press
Sebelum besarnya gaya potong dihitung terlebih dahulu kita menentukan titik berat dari material yang akan kita potong. Titik berat merupakan referensi untuk menentukan letak center dari keseimbangan konstruksi gaya antara punch dan die. Titik berat dihitung melalui proses- proses yang ada pada dies. Perhitungan titik berat dilakukan dengan rumus yang telah ada. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut , karena worksheet berbentuk persegi panjang maka otomastis titik berat berada pada titik diagonal benda.
x0 = x = 1 2 x40 = 20 y0 = y = 1 2x30 = 15
Jadi titik berat didapat pada titik (20,15)
4.3.3 Menghitung Gaya Yang Terjadi
a. Gaya potong
adalah faktor utama dalam menentukan besarnya gaya yang diperlukan untuk proses pemotongan, sehingga dapat menentukan jenis mesin yang kapasitasnya mampu untuk memenuhi gaya yang diperlukan. Hasil perhitungan besarnya gaya pemotongan mempengaruhi besarnya gaya stripper yang diperlukan pada konstruksi, selain itu juga mempengaruhi gaya pegas yang dibutuhkan. Gaya potong perlu dihitung agar hasil pemotongan dapat dilakukan secara maksimal dan hasilnya baik.
Gaya potong ditentukan lebih besar dari hasil perhitungan agar pemotongan dapat dilakukan. Perhitungan gaya potongnya adalah sebagai berikut :
Diketahui:
tebal material = 2 mm
τ
b = 353 N/mm2 Keliling part blanking (i)
Gambar 4.5 Hold down clamp
K = p + l + p + l
= 40 mm + 30 mm + 40 mm + 30 mm = 140 mm
Keliling lubang oval 7x15 (ii)
Gambar 4.6 Lubang oval 7x15
K = π x D + (2xl)
= π x 7 mm + ( 2 x 8 mm) = 38 mm
Keliling total = Keliling (i) + Keliling (ii) = 140 mm + 38mm
= 178 mm
Gaya potong =
τb x Keliling total x tebal material
F
= 353 N/mm2x 178 mm x 2 mm F = 125668 NF = 12,6 Ton
b. Gaya Stripper
Besarnya gaya stripper (Fa) adalah 5% - 10% dari besarnya gaya potong
Fa = 10% X F
= 10% X 125668 N = 1256,68 N
c. Gaya Pegas
Gaya pegas yang terjadi pada pegas dapat dihitung sebagai berikut Fpegas = Jumlah pegasFa
= 1256 ,68 N4 = 314,17 N
Dari perhitungan diatas maka ditentukan tipe pegas yang mampu menahan gaya dari hasil perhitungan. Penentuan pegas yang digunakan diambil dari tabel standard part MISUMI.Pegas yang digunakan adalah tipe SWH 12 – 55 (heavy load) dengan data sebagai berikut :
Diametar luar (D) = 12 mm
Diameter dalam (d) = 6 mm
Tinggi pegas (Lo) = 55 mm
Gaya penahan (F) = 337 N Langkah kerja efektif pegas (F)
F = Lo x 10,5% = 55 x 10,5% = 5,775 mm
4.3.4 Menghitung Punch Dan Dies
Untuk menghasilkan pemotongan yang mempunyai kualitas baik, maka harus diperhatikan toleransi ukuran punch dan dies. Apabila produk adalah hasil dari blanking maka diambil acuam dasar ukuran adalah ukuran dies sebagai ukuran produk sedangakan punch menyelesaikan dengan toleransi. Begitu juga sebaliknya apabila lubang yang menjadi produk, maka ukuran dies yang menyelesaikan
Selisih atau toleransi disebut allowance, sedangkan clearance adalah setengah dari
allowance. Berdasarkan tabel, Clearance dari plat SPHC tebal 2 mm adalah 0,4 mm.
Berikut ini adalah hasil interpolasi tebal material yang diproses pada dies:
Ukuran punch blanking SQ 30 mm x40 mm p = 40 mm
l = 30 mm
Ukuran dies blanking SQ 30mm x 40 mm p = 40 mm + 0,4 mm = 40,4 mm l = 30 mm + 0,4 mm = 30,4 mm
Ukuran punch oval 7x15
Berdasarkan tabel clerance yang ada, ukuran untuk punch oval adalah 7 mm x 15 mm
Ukuran dies untuk oval 7 x 15
Berdasarkan tabel clearance yang ada, ukuran untuk dies oval adalah: Ukuran punch + 0,4, sehingga menjadi 7,4 mm x 15,4 mm
4.3.5 Menghitung Tonase Mesin
Total gaya yang bekerja pada dies adalah: Ftotal = Fpotong + Fstripper + Fpegas
= 125668 N + 1256,68N + 314,17 N = 127238,38 N
Berdasarkan perhitungan total gaya yang bekerja pada dies maka kapasitas mesin yang mampu memenuhi tuntutan gaya tersebut adalah mesin yang berkapasitas 15ton. Namun karena mesin yang berkapasitas 15 ton dimensi ukuran slide dan bolster tidak sesuai dimensi panjang dies, maka dipilihlah mesin yang berkapasitas 25 ton dengan dimensi slide dan bolster yang dapat digunakan pada dies, dengan demikian dies akan terpenuhi pada mesin tersebut.
Kapasitas ton dengan dimensi mesin :
Slide : 48 cm x 35 cm Bolster : 99 cm x 52 cm
DH : Upper = 300 mm Lower = 230 mm
4.3.6 Menghitung Tebal mate rial
Berdasarkan mesin press yang akan digunakan,yaitu 25 Ton, maka diketahui:
F = 25000 Kg x 9,8 m/s2 = 245000 N
σb
S45C = 600-720 N/mm2 SKD11 = 1158 N/mm2 a. Upper Plate dan Lower PlateDimensi material berdasarkan desain yang kami hasilkan sendiri,yaitu:
Ukuran pxl = 250 mm x 200 mm Material = S45C σb ijin = 600-720 N/mm2 σb = F𝐴 600 N/mm2 = 245 .000 𝑁 𝐴 A = 600 𝑁/𝑚𝑚245 .000 𝑁2 A = 408,33 mm Tebal material = 𝐴𝑙
= 408 ,33 𝑚𝑚200 𝑚𝑚 = 2,04 mm
Karena hasil dari perhitungan kurang proposional, maka ditentukan tebal material
upper plate dan lower plate (250 mm x 200 mm x 20 mm), dengan material yang
lebih tebal dimaksudkan agar lebih meningkatkan faktor keamanan.
σb = 200 𝑚𝑚𝑥 20 𝑚𝑚 245 .000 𝑁 = 61,25 N/mm2
karena σb< σb ijin maka dengan tebal 20 mm, dianggap masih dalam batas aman untuk tebal upper plate. Sedanngkan untuk tebal material untuk bagian lainnya disesuaikan dengan kebutuhan desain yang telah ada.
4.3.7 Desain 2D dan 3D
Sebelum realisasi produk, dibuat terlebih dahulu berupa desain 2D maupun 3D, hal ini dilakukan untuk menganalisa desain sekaligus memastikan pengerjaan press tool sesuai dengan desain, dan berikut gambaran sederhana mengenai press tool untuk
Hold Down Clamp.
Gambar 4.7 Press tool Hold Down Clamp
4.3.8 Perakitan
Pada tahap proses perakitan ini material yang sudah diproses dengan menggunakan proses mesin perkakas dan sudah dihardening serta ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar maka akan dilakukan perakitan / assembly, agar tahap selanjutnya bisa dicoba, apakah dies tersebut sudah memenuhi standar yang ada atau belum.
4.3.9 Trial and Error
Adalah proses pengujian dan percobaan tool baru untuk melihat kualitas produk yang dihasilkan. Trial menggunakan mesin Punching berkapasitas 25 Ton dan material SPHC dengan ketebalan 2 mm
Teradapat dua kemungkinan pengujian ini yaitu:
Produk Tidak Sesuai yang Diharapkan
Produk yang tidak masuk standar baik secara visual maupun secara dimensi dengan kondisi hasil produk burry, scrath, penyok, dan dimensi masih diluar standar toleransi maka dies tersebut harus dilkukan rework dengan machining yang dibutuhkan
Produk Jadi Sesuai Bentuk Dan Ukuran
Dengan beberapa trial dies dilakukan sehingga secara visual dan dimensi sudah memenuhi standart dan toleransi yang dituntut, maka part tersebut bisa dilakukan produksi massal, sesuai produksi hariannya.
4.3.10 Hasil Pengujian:
Tampilan visual maupun dimensi masuk dalam toleransi dan menjadi good produk
Bisa menghasilkan 250 pcs produk dalam waktu 1 jam