• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah des-kriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberi-kan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guru-guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.

(2)

Sampel menurut Suhartono (2000), adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi. Dalam penelitian ini, berdasarkan pada jumlah guru-guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, maka akan digunakan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut Ridwan (2008), teknik sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana semua populasi diguna-kan sebagai sampel penelitian.

3.4 Pengukuran Konsep

Indikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan lima kategori mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah di-ukur dengan menggunakan inventori yang dikembang-kan oleh Uno dkk (2001) yang terdiri atas 17 item pertanyaan. Pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic correlation dan indikator empirik dari variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Selanjutnya pada Tabel 3.2 dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic

corelation dan indikator emperik dari variabel kinerja

(3)

Tabel 3.1

Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

Konsep Sub Konsep Epistemic

Correlation Indikator Empirik Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise- lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendi- dikan (Wahjosumidjo 2003)

Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang

1. Merancang program-program pembinaan staf. 2. Melakukan pembinaan

pada staf secara rutin dan terprogram.

Kreatif Mencari gagas-an dgagas-an cara baru dalam melaksa-na-\kan tugas

1. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 2. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah

1. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 2. Bersedia melibatkan

semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah Kooperatif Mementingkan

kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksana-\kan tiap kegiatan

1. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam

melaksanakan kegiatan 2. Berupaya melibatkan

semua staf maupun pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

3. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf 1. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan 2. Melakukan seleksi untuk

delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 3. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf. Integratif Mengintegrasi-kan semua kegiatan sehingga dihasil-1. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.

(4)

kan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah

kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 3. Mengintegrasikan

program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. Rasional dan objektif Melaksanakan tugas berdasar-kan pertimbang-an rasio dpertimbang-an objektif 1. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.

2. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah Pragmatis Mendasarkan

pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah 1. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 2. Menyusun rencana,

maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah Keteladanan Dapat menjadi

contoh yang baik

1. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 2. Menjadi teladan dalam

sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah Fleksibel Dapat

beradap-tasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memu-dahkan staf untuk beradap-tasi 1. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 2. Berupaya mencipta-kan

situasi kerja yang

kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.

3. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar-kan pendapat dari guru maupun staf lain.

(5)

Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Lingkungan fisik

Sarana fisik dan alat alat yang digunakan

1. Memberikan Kesejah-teraan sesuai dengan aturan sekolah

2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan

prasarana sesuai dengan program sekolah Lingkungan sosial Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat 1. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 2. Dapat merancang dan

mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 4. Dibangunyakomunikasi

dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masya-rakat. 5. Kepemimpinan kepala

sekolah otoriter, demokratis, tradisional 6. Menetapkan program

sekolah sesuai dengan sifat

7. Dapat menetapkan kebijakan secara personil Kepemimpinan Kepala Seko-lah adaSeko-lah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise- lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendidik-an (Wahjosumidjo 2003)

Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang

3. Merancang program-program pembinaan staf. 4. Melakukan pembinaan

pada staf secara rutin dan terprogram.

Kreatif Mencari gagas-an dgagas-an cara baru dalam melaksa-nakan tugas

3. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 4. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah

3. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 4. Bersedia melibatkan

semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah Kooperatif Mementing

kan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan

4. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam

melaksanakan kegiatan 5. Berupaya melibatkan

(6)

tiap kegiatan lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah

6. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf 4. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemam-puan.

5. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 6. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf. Integratif Mengintegra-sikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah 4. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.

5. Mensinergikan setiap kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 6. Mengintegrasikan

program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. Rasional dan objektif Melaksanakan tugas berda-sarkan pertim-bangan rasio dan objektif 3. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.

4. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah Pragmatis Mendasarkan

pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah 3. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 4. Menyusun rencana,

maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah

(7)

Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik

3. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 4. Menjadi teladan dalam

sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah Fleksibel Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudah kan staf untuk beradaptasi

4. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 5. Berupaya menciptakan

situasi kerja yang

kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.

6. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar kan pendapat dari guru maupun staf lain.

Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Lingkungan fisik

Sarana fisik dan alat alat yang digunakan

1. Memberikan Kesejahtera-an sesuai dengKesejahtera-an aturKesejahtera-an sekolah

2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah Lingkungan sosial Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat 8. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 9. Dapat merancang dan

mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya

10. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 11. Dibangunyakomunikasi

dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masyarakat. 12. Kepemimpinan kepala

sekolahotoriter, demokratis, tradisional 13. Menetapkan program

sekolah sesuai dengan sifat

14. Dapat menetapkan kebijakan secara personil

(8)

Tabel 3.2

Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kinerja Guru

Konsep Sub Konsep Epistemic

Correlation Indikator Empirik Kinerja guru adalah hasil aktivitas yang dilaku-kan guru pada siswa dalam proses belajar (Biggs, 2004) 1. Merencana-kan pembela-jaran 1. Persiapan mengajar dan efektivitas mengajar 1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar 2. Mengidentifikasi materi pokok 3. Mengembangkan pengalaman belajar 4. Merumuskan indikator keberhasil-an belajar 5. Menentukan alokasi waktu 6. Menentukan sumber belajar 7. Pengembangan silabus berkelanjutan 2. Melaksana-kan pem- belajaran 1. Membuka pembelajaran menyampaikan materi pembe-lajaran dan menutup pembelajaran

1. Memotivasi siswa dan penguasaan bahan ajar 2. Menanamkan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bahan kajian 3. Penilaian akhir,

mengkaji hasil tindak lanjut 4. Penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian 3. Mengevaluasi pembelajaran 1. Mengada kan penilaian baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar 1. Penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan 2. Pengamatan kinerja 3. Sikap

4. Penilaian hasil karya berupa proyek atau produk

5. Penggunaan porfolio 6. Penilaian diri

(9)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi dalam suatu pene-litian. Adapun metode pengumpulan data dalam peneli-tian ini dilakukan melalui beberapa cara:

a. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara menga-jukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh tanggapan responden. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan mengambil angket yang telah diisi oleh responden yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5.

Untuk menentukan skala sikap responden atas pertanyaan variabel ini digunakan Skala Likert yang menghasilkan jawaban dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 (Augusty Ferdinand, 2006).

Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R) Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S)

(10)

b. Wawancara

Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan konsumen untuk mendapatkan data-data yang akan dianalisis.

c. Pustaka

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun informasi melalui

literature-literature, dan kajian-kajian penelitian

terda-hulu yang relevan.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang dipergunakan meliputi beberapa tahap (Santoso dan Tjiptono, 2004):

1. Editing

Merupakan tahap kegiatan memeriksa data yang telah terkumpul, baik cara pengisian, kesalahan pengi-sian, konsistensi dari setiap jawaban dari kuesioner, sehingga data benar-benar akurat, konsisten dengan informasi yang lain, lengkap, dan siap untuk dilaku-kan koding dan tabulasi.

2. Coding

Data yang berupa data kualitatif harus diku-antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan

(11)

data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-lasi.

3. Scoring

Data yang berupa data kualitatif harus diku-antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-lasi.

4. Tabulation

Menyajikan data-data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS for windows 20.0.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan meliputi: analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

3.7.1 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur yang digunakan. Teknik pengambilan data yang

(12)

digu-nakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan survei dengan menggunakan alat ukur berupa kuisio-ner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang ber-kaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), iklim organisasi sekolah (X2), dan kinerja guru (Y). Data disusun dalam bentuk skala Likert dengan lima butir pilihan yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

3.7.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganali-sis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono 2008). Ukur-an yUkur-ang digunakUkur-an adalah meUkur-an, stUkur-andar deviasi, skor minimum dan skor maksimum.

3.7.3 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity, yang memi-liki arti sejauh mana ketepatan atau kecermatan instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing perta-nyaan dengan total skor pertaperta-nyaan.

(13)

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packagefor Social Science). Validitas data diukur dengan membandingkan rhitung

dengan rtabel, dimana:

c. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikansi 5%),

maka dapat dikatakan kuesioner valid;

d. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%),

maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid.

Untuk hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.3

(14)

Tabel 3.4

(15)

Tabel 3.5 Kinerja Guru

(16)

3.7.4 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel, dilakukan uji statistik dengan melihat

Cronbach’s Alpha. Kriteria yang digunakan adalah:

a. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah reliable.

b. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha <0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah tidak reliable).

(17)

3.7.5 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu-al memiliki distribusi normresidu-al atau tidak (Ghozresidu-ali, 2006). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distri-busi data normal atau mendekati normal. Uji normali-tas dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis grafik histogram dan normal probably plot of

standard-ized residual. Dasar pengambilan keputusan melalui

analisis grafik ini. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal,

(18)

berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sementara dasar pengambilan keputusan Uji

Kolmogorov Smirnov yaitu data yang normal

ditun-jukkan dengan nilai signifikansi 0,05.

3.8 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh varia-bel independen (variavaria-bel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) terhadap variabel depen-den (kinerja guru).

Adapun bentuk umum persamaan regresi ber-ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

di mana:

Y = kinerja guru a = Konstanta

X1= kepemimpinan kepala sekolah X2= iklim organisasi sekolah

b = Besarnya koefisien dari masing-masing variabel e = Error

3.8.1 Uji t (Uji hipotesis)

Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, setidak-nya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi.

(19)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel X (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) secara parsial terhadap variabel Y (kinerja guru). Kriteria pengujian:

Ho : μ = 0; tidak ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap ki-nerja guru;

Ho : μ < 0; ada pengaruh antara variabel kepe-mimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru.

Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5%, di mana hasil pengujian:

a. Sig < (0,05), maka Ho ditolak.

Artinya: (1) variabel bebas dapat mene-rangkan variabel terikat dan (2) ada penga-ruh di antara dua variabel yang diuji.

b. Sig > (0,05), maka Ho tidak berhasil ditolak.

Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikatdan (2) tidak ada pengaruh di antara dua variabel yang diuji.

3.8.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap

(20)

variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya peru-bahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen. Uji F dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability

value dari hasil penelitian (Ghozali, 2011).

3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dinyatakan dengan koefi-sien determinasi (R2), pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefi-sien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R2 yang

mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan seluruh informasi yang di-butuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Semakin besar koefisien determinasi (R2) suatu

variabel bebas, menunjukkan semakin dominan penga-ruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R² yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien deter-minasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan (goodness

of fit) sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur

proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dije-laskan oleh model regresi. Jika variabel bebasnya lebih dari satu maka yang digunakan Adjusted R Square.

(21)

Gambar

Tabel 3.5  Kinerja Guru

Referensi

Dokumen terkait

Pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut,

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data utama (data primer) yang dikumpulkan adalah kuesioner yang berisi butir-butir pernyataan dan pertanyaan yang

Untuk menguji valid atau tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan

1) Membuat instrument penelitian untuk mengetahui analisis SWOT pada wisata halal. 2) Menyusun angket dengan berupa butir per-butir pernyataan terlebih dahulu. 3)

pertanyaan yang merupakan unsur dasarnya mempunyai kaitan yang erat satu sama lain. Reliabilitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat dipercaya

Dokumentasi digunakan karena dapat meberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang di capai dari penggunaan alat permainan

Untuk mengungkapkan data tipe kepribadian, penulis menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Amit (2005) berdasarkan teori dari Holland memiliki 60 pernyataan yang

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ialah skala, yaitu stimulus atau aaitem yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang