BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah des-kriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberi-kan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guru-guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang.
Sampel menurut Suhartono (2000), adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi. Dalam penelitian ini, berdasarkan pada jumlah guru-guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, maka akan digunakan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut Ridwan (2008), teknik sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana semua populasi diguna-kan sebagai sampel penelitian.
3.4 Pengukuran Konsep
Indikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan lima kategori mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah di-ukur dengan menggunakan inventori yang dikembang-kan oleh Uno dkk (2001) yang terdiri atas 17 item pertanyaan. Pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic correlation dan indikator empirik dari variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Selanjutnya pada Tabel 3.2 dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic
corelation dan indikator emperik dari variabel kinerja
Tabel 3.1
Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
Konsep Sub Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise- lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendi- dikan (Wahjosumidjo 2003)
Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang
1. Merancang program-program pembinaan staf. 2. Melakukan pembinaan
pada staf secara rutin dan terprogram.
Kreatif Mencari gagas-an dgagas-an cara baru dalam melaksa-na-\kan tugas
1. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 2. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah
1. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 2. Bersedia melibatkan
semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah Kooperatif Mementingkan
kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksana-\kan tiap kegiatan
1. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam
melaksanakan kegiatan 2. Berupaya melibatkan
semua staf maupun pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
3. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf 1. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan 2. Melakukan seleksi untuk
delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 3. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf. Integratif Mengintegrasi-kan semua kegiatan sehingga dihasil-1. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.
kan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah
kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 3. Mengintegrasikan
program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. Rasional dan objektif Melaksanakan tugas berdasar-kan pertimbang-an rasio dpertimbang-an objektif 1. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.
2. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah Pragmatis Mendasarkan
pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah 1. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 2. Menyusun rencana,
maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah Keteladanan Dapat menjadi
contoh yang baik
1. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 2. Menjadi teladan dalam
sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah Fleksibel Dapat
beradap-tasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memu-dahkan staf untuk beradap-tasi 1. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 2. Berupaya mencipta-kan
situasi kerja yang
kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.
3. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar-kan pendapat dari guru maupun staf lain.
Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Lingkungan fisik
Sarana fisik dan alat alat yang digunakan
1. Memberikan Kesejah-teraan sesuai dengan aturan sekolah
2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan
prasarana sesuai dengan program sekolah Lingkungan sosial Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat 1. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 2. Dapat merancang dan
mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya
3. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 4. Dibangunyakomunikasi
dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masya-rakat. 5. Kepemimpinan kepala
sekolah otoriter, demokratis, tradisional 6. Menetapkan program
sekolah sesuai dengan sifat
7. Dapat menetapkan kebijakan secara personil Kepemimpinan Kepala Seko-lah adaSeko-lah kemampuan seseorang dalam meme-ngaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana dise- lenggarakan-nya proses belajar menga-jar dan berpe-ran dalam pengembangan mutu pendidik-an (Wahjosumidjo 2003)
Konstruktif Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang
3. Merancang program-program pembinaan staf. 4. Melakukan pembinaan
pada staf secara rutin dan terprogram.
Kreatif Mencari gagas-an dgagas-an cara baru dalam melaksa-nakan tugas
3. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 4. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas Partisipatif Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah
3. Memiliki inisiatif mendo-rong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 4. Bersedia melibatkan
semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah Kooperatif Mementing
kan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan
4. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam
melaksanakan kegiatan 5. Berupaya melibatkan
tiap kegiatan lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah
6. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah Delegatif Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf 4. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemam-puan.
5. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 6. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalaman-pengalaman tugas dan jabatan staf. Integratif Mengintegra-sikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah 4. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan.
5. Mensinergikan setiap kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 6. Mengintegrasikan
program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. Rasional dan objektif Melaksanakan tugas berda-sarkan pertim-bangan rasio dan objektif 3. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah.
4. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah Pragmatis Mendasarkan
pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah 3. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 4. Menyusun rencana,
maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah
Keteladanan Dapat menjadi contoh yang baik
3. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 4. Menjadi teladan dalam
sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah Fleksibel Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudah kan staf untuk beradaptasi
4. Mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 5. Berupaya menciptakan
situasi kerja yang
kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain.
6. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar kan pendapat dari guru maupun staf lain.
Iklim sekolah adalah karak-teristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Lingkungan fisik
Sarana fisik dan alat alat yang digunakan
1. Memberikan Kesejahtera-an sesuai dengKesejahtera-an aturKesejahtera-an sekolah
2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah Lingkungan sosial Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat 8. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 9. Dapat merancang dan
mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya
10. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 11. Dibangunyakomunikasi
dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masyarakat. 12. Kepemimpinan kepala
sekolahotoriter, demokratis, tradisional 13. Menetapkan program
sekolah sesuai dengan sifat
14. Dapat menetapkan kebijakan secara personil
Tabel 3.2
Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kinerja Guru
Konsep Sub Konsep Epistemic
Correlation Indikator Empirik Kinerja guru adalah hasil aktivitas yang dilaku-kan guru pada siswa dalam proses belajar (Biggs, 2004) 1. Merencana-kan pembela-jaran 1. Persiapan mengajar dan efektivitas mengajar 1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar 2. Mengidentifikasi materi pokok 3. Mengembangkan pengalaman belajar 4. Merumuskan indikator keberhasil-an belajar 5. Menentukan alokasi waktu 6. Menentukan sumber belajar 7. Pengembangan silabus berkelanjutan 2. Melaksana-kan pem- belajaran 1. Membuka pembelajaran menyampaikan materi pembe-lajaran dan menutup pembelajaran
1. Memotivasi siswa dan penguasaan bahan ajar 2. Menanamkan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bahan kajian 3. Penilaian akhir,
mengkaji hasil tindak lanjut 4. Penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian 3. Mengevaluasi pembelajaran 1. Mengada kan penilaian baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar 1. Penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan 2. Pengamatan kinerja 3. Sikap
4. Penilaian hasil karya berupa proyek atau produk
5. Penggunaan porfolio 6. Penilaian diri
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi dalam suatu pene-litian. Adapun metode pengumpulan data dalam peneli-tian ini dilakukan melalui beberapa cara:
a. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan cara menga-jukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh tanggapan responden. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan mengambil angket yang telah diisi oleh responden yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5.
Untuk menentukan skala sikap responden atas pertanyaan variabel ini digunakan Skala Likert yang menghasilkan jawaban dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 (Augusty Ferdinand, 2006).
Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R) Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S)
b. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan konsumen untuk mendapatkan data-data yang akan dianalisis.
c. Pustaka
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun informasi melalui
literature-literature, dan kajian-kajian penelitian
terda-hulu yang relevan.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang dipergunakan meliputi beberapa tahap (Santoso dan Tjiptono, 2004):
1. Editing
Merupakan tahap kegiatan memeriksa data yang telah terkumpul, baik cara pengisian, kesalahan pengi-sian, konsistensi dari setiap jawaban dari kuesioner, sehingga data benar-benar akurat, konsisten dengan informasi yang lain, lengkap, dan siap untuk dilaku-kan koding dan tabulasi.
2. Coding
Data yang berupa data kualitatif harus diku-antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan
data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-lasi.
3. Scoring
Data yang berupa data kualitatif harus diku-antifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabu-lasi.
4. Tabulation
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS for windows 20.0.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan meliputi: analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
3.7.1 Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur yang digunakan. Teknik pengambilan data yang
digu-nakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan survei dengan menggunakan alat ukur berupa kuisio-ner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang ber-kaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), iklim organisasi sekolah (X2), dan kinerja guru (Y). Data disusun dalam bentuk skala Likert dengan lima butir pilihan yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
3.7.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganali-sis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono 2008). Ukur-an yUkur-ang digunakUkur-an adalah meUkur-an, stUkur-andar deviasi, skor minimum dan skor maksimum.
3.7.3 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, yang memi-liki arti sejauh mana ketepatan atau kecermatan instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing perta-nyaan dengan total skor pertaperta-nyaan.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packagefor Social Science). Validitas data diukur dengan membandingkan rhitung
dengan rtabel, dimana:
c. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikansi 5%),
maka dapat dikatakan kuesioner valid;
d. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%),
maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid.
Untuk hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Kinerja Guru
3.7.4 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel, dilakukan uji statistik dengan melihat
Cronbach’s Alpha. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah reliable.
b. Jika untuk nilai Cronbach’s Alpha <0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah tidak reliable).
3.7.5 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu-al memiliki distribusi normresidu-al atau tidak (Ghozresidu-ali, 2006). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distri-busi data normal atau mendekati normal. Uji normali-tas dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis grafik histogram dan normal probably plot of
standard-ized residual. Dasar pengambilan keputusan melalui
analisis grafik ini. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal,
berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sementara dasar pengambilan keputusan Uji
Kolmogorov Smirnov yaitu data yang normal
ditun-jukkan dengan nilai signifikansi 0,05.
3.8 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh varia-bel independen (variavaria-bel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) terhadap variabel depen-den (kinerja guru).
Adapun bentuk umum persamaan regresi ber-ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
di mana:
Y = kinerja guru a = Konstanta
X1= kepemimpinan kepala sekolah X2= iklim organisasi sekolah
b = Besarnya koefisien dari masing-masing variabel e = Error
3.8.1 Uji t (Uji hipotesis)
Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, setidak-nya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi.
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel X (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) secara parsial terhadap variabel Y (kinerja guru). Kriteria pengujian:
Ho : μ = 0; tidak ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap ki-nerja guru;
Ho : μ < 0; ada pengaruh antara variabel kepe-mimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru.
Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5%, di mana hasil pengujian:
a. Sig < (0,05), maka Ho ditolak.
Artinya: (1) variabel bebas dapat mene-rangkan variabel terikat dan (2) ada penga-ruh di antara dua variabel yang diuji.
b. Sig > (0,05), maka Ho tidak berhasil ditolak.
Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikatdan (2) tidak ada pengaruh di antara dua variabel yang diuji.
3.8.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya peru-bahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen. Uji F dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability
value dari hasil penelitian (Ghozali, 2011).
3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dinyatakan dengan koefi-sien determinasi (R2), pada intinya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefi-sien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R2 yang
mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan seluruh informasi yang di-butuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Semakin besar koefisien determinasi (R2) suatu
variabel bebas, menunjukkan semakin dominan penga-ruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R² yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien deter-minasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan (goodness
of fit) sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur
proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dije-laskan oleh model regresi. Jika variabel bebasnya lebih dari satu maka yang digunakan Adjusted R Square.