• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta yang terletak di Jalan Kolonel Sutarto No. 188 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Adapun alasan pengambilan lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang menarik untuk diteliti. b. Tersedianya data yang menunjang penelitian.

c. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memudahkan

pengumpulan data yang diperlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

d. Belum pernah dijadikan sebagai obyek penelitian dengan variabel yang sama yaitu model pembelajaran circuit learning dan hasil belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan selama 7 bulan yaitu bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2015 yang meliputi kegiatan persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun rincian waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan 2015

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan

(2)

commit to user 3. Pembuatan Instrumen 4. Ijin Penelitian 5. Pengumpulan Data 6. Analisis Data 7. Penyusunan Laporan

B. Rancangan atau Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian eksperimen adalah “sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrol”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010: 9) menyatakan bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkap hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengendalikan pengaruh variabel lain yang bisa mengganggu kevalidan data yang diperoleh. Metode eksperimen pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran circuit learning terhadap hasil belajar siswa.

Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan bentuk posttest only control group design.

Dikatakan true experimental design (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental design adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampelnya dipilih secara random. (Sugiyono, 2010:112)

(3)

commit to user

Dalam posttest only control group design “dalam design terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control.

Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2)”. (Sugiyono, 2010: 112)

Desain penelitian posttest only control group design dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta

X : Treatment/perlakuan (model circuit learning) O1: Hasil post-test kelompok eksperimen

O2 : Hasil post-test kelompok kontrol

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Tujuan dari adanya populasi ini adalah agar peneliti dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis.

R X O1

(4)

commit to user

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 172 siswa. Rincian jumlah siswa setiap kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Setiap Kelas dari Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. VIII A 23 2. VIII B 24 3. VIII C 34 4. VIII D 34 5. VIII E 34 6. VIII F 23 Jumlah 172 2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki populasi tersebut”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai contoh, dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya serta dapat digeneralisasi atau dengan kata lain sampel representatif. Mengenai berapa banyak subjek yang diambil, atau dengan kata lain berapa besar sampel, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar hasilnya akan lebih baik. (Suharsimi Arikunto (2010: 176-177).

(5)

commit to user

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti dan terpilih untuk mewakili untuk menjadi subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah siswa kelas VIII E dan siswa kelas VIII C di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas VIII E yang terdiri dari 34 siswa, sedangkan kelas kelompok kontrol yaitu kelas VIII C yang terdiri dari 34 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Riduwan (2013:11) mengatakan bahwa “teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.

Ada dua jenis teknik penarikan sampel yaitu teknik penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel nonprobabilita. Teknik penarikan sampel probabilita adalah suatu teknik penarikan sampel dimana semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian dapat diguanakan untuk memprediksi populasi. Sedangkan teknik penarikan sampel nonprobabilita merupakan suatu teknik penarikan sampel yangmana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama. Anggota yang satu memiliki kesempatan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang lain sehigga hasil dari suatu penelitian yang menggunakan teknik ini tidak dapat menggunakan untuk memprediksi populasi (Bambang&Lina, 2012)

Adapun penjelasan dari teknik penarikan sampel probabilita adalah sebagai berikut:

a. Teknik Acak Sederhana (Simple Random Sampling)yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dimana populasi dalam penelitian bersifat homogen dan tidak terlalu banyak jumlahnya. Tahapan pada penarikan sampel ini yaitu

(6)

commit to user

dengan membentuk kerangka sampel kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel lalu memilih sampel secara undian. b. Teknik Acak Sistematis (Systematic Random Sampling) yaitu teknik

pengambilan sampel apabila jumlah populasi sangat banyak dan homogen maka dapat dilakukan dengan menyusun kerangka sampel (daftar nama responden) dalam kelompok dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah responden kemudian memilih satu kelompok secara acak.

c. Teknik Acak Terlapis (Stratified Random Sampling) yaitu cara pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

d. Teknik Acak Berkelomppok (Cluster Random Sampling) yaitu teknik ini digunakan apabila terdapat keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama responden) namun memiliki data yang lengkap tentang kelompok. Dengan begitu akan dipilih sampel secara acak dengan membuat undian nama kelompok.

Adapun penjelasan dari teknik penarikan sampel nonprobabilita adalah sebagai berikut:

a. Teknik Penarikan Sampel Aksidental merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kemudahan. Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat.

b. Teknik Penarikan Sampel Purposive merupakan teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel

c. Teknik Penarikan Sampel Kuota merupakan teknik pengambilan sampel yang

sejenis dengan teknik penarikan sampel stratifikasi. Yaitu dengan mengambil anggota sampel dari masing-masing lapisan namun tidak diambil secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan.

d. Teknik Penarikan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dimana awalnya peneliti tidak memilik informasi tentang anggota populasi, peneliti hanya memiliki satu nama populasi kemudian dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama lain. Teknik ini biasanya digunakan jika meneliti suatu kasus yang sensitif dan rahasia. (Bambang P& Lina Jannah, 2014)

Untuk penelitian ini pengambilan teknik sampel menggunakan teknik cluster random sampling, hal ini dikarenakan sampel diambil berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara undian, yaitu terdapat 6 kelas yang akan diundi untuk menjadi sampel penelitian yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F. Sedangkan sampel yang akan digunakan yaitu 2 kelas, maka pengambilan 2 kelas tersebut dilakukan secara random. Sehingga diperoleh

(7)

commit to user

sampel penelitian yakni kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 34 peserta didik dan kelas VIII C sebagai kelompok kontrol sebanyak 34 peserta didik.

E. Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2010: 265) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah atau eksperimen dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan yang digunakan untuk pengolahan data. Namun sebelum melakukan pengumpulan data harus jelas variabel yang akan diteliti. Karena teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat, karena akan berpengaruh pada hasil penelitian.

1. Variabel Penelitian

Berkaitan dengan variabel penelitian, Suharsimi Arikunto (2010: 162) menyatakan bahwa, “Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variabel (Y)”.

Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran circuit learning (X). Definisi operasional dari model pembelajaran circuit learning

adalah model pembelajaran yang memaksimalkan dan mengupayakan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Model circuit learning menggunakan peta konsep dalam penyampaian materi sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.

(8)

commit to user

Adapun definisi operasional tersebut memiliki indikator sebagai berikut: 1) penyajian gambar dan tanya jawab, 2) penyajian dan penjelasan mengenai peta konsep, 3) mengidentifikasi masalah dari peta konsep, 4) presentasi, 5) refleksi, 6) kesimpulan.

b. Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar (Y). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

Berdasarkan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, maka definisi operasional dapat dijabarkan ke dalam indikator yang akan digunakan sebagai indikator pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Menyebutkan macam-macam sistem pemerintahan

2) Menyebutkan perbedaan sistem pemerintahan Presidensial dan

Parlementer

3) Mendeskripsikan sistem pemerintahan di Indonesia

4) Menyebutkan lembaga-lembaga negara di Indonesia sesuai UUD 1945

5) Mendeskripsikan peran lembaga negara di Indonesia sesuai UUD 1945

2. Penyusunan Instrumen

Sugiyono (2010: 133) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”. Jadi instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes. Angket digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel X (model pembelajaran circuit learning), sedangkan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel Y (hasil belajar siswa).

(9)

commit to user a. Angket

1) Pengertian Angket

Sugiyono (2010: 199) berpendapat, ”Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Suharsimi Arikunto (2010: 194) menyatakan, ”Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden mengenai suatu hal untuk dijawab yang responden ketahui.

2) Macam-macam Angket

Angket dapat dibedakan dalam beberapa macam menurut Suharsimi Arikunto (2010: 195), diantaranya:

a) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

(1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

(2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

(1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

c) Dipandang dari bentuknya maka ada:

(1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan

kuesioner tertutup.

(2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

(3) Check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

(4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju, setuju sampai sangat tidak setuju.

(10)

commit to user

Berdasarkan penjelasan di atas untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan angket tertutup dengan bentuk rating scale (skala bertingkat), dengan demikian responden dengan mudah hanya tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti yaitu dari pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pemberian jawaban dengan cara memeberikan tanda contreng (√) dalam kolom jawaban yang sudah disediakan.

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur angket tentang model pembelajaran circuit learning mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Cara pemberian skor tiap item pernyataan adalah sebagai berikut:

Pernyataan positif:

(a) Untuk jawaban sangat setuju skor 4 (b) Untuk jawaban setuju skor 3

(c) Untuk jawaban tidak setuju skor 2 (d) Untuk jawaban sangat tidak setuju 1

Pernyataan negatif:

(a) Untuk jawaban sangat setuju skor 1 (b) Untuk jawaban setuju skor 2

(c) Untuk jawaban tidak setuju skor 3

(d) Untuk jawaban sangat tidak setuju skor 4

Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Pelaksanaan uji coba pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah subjek responden 34 siswa.

Daftar nama responden uji coba dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk kisi-kisi uji coba angket model pembelajaran circuit learning terdapat pada lampiran 3. Dan untuk lembar uji coba angket model pembelajaran circuit learning terdapat

(11)

commit to user

pada lampiran 4. Setelah lembar uji coba angket dibagikan oleh peneliti dan dijawab oleh responden, maka dihitung tingkat validitas dan reliabilitasnya dengan maksud mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpulan data.

b. Tes

1) Pengertian tes

Menurut Suharmini Arikunto (2010: 193) ”tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes tersebut terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel.

2) Bentuk-bentuk tes

Menurut Muhibbin Syah (2013: 144), bentuk-bentuk tes ada dua yaitu tes subjektif dan tes objektif. Adapun penjelasan dari bentuk tes subjektif dan tes objektif adalah sebagai berikut :

a) Bentuk objektif

Bentuk tes objektif yakni tes yang dalam yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya. Ada lima macam tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini, antara lain:

(1) Tes benar-salah

Tes ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja baik dalam hal susunan item-itemnya maupun dalam hal cara menjawabnya. Soal-soal dalam tes ini berbentuk pernyataan yang pilihan jawabannya hanya dua macam, yakni “B” jika pernyataan benar dan “S” jika salah.

(2) Tes pilihan ganda

Item-item dalam tes pilihan berganda (multiple choice) biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternative jawaban yang mengiringi setiap soal. Cara yang sangat lazim dilakukan ialah

(12)

commit to user

menyilang (X) salah satu huruf a, b, c, d, atau e yang menandai alternative jawaban yang benar.

(3) Tes pencocokan (menjodohkan)

Tes pencocokan (matching test) disusun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan. Tugas siswa dalam menjawab item-item soal ialah mencari pasangan yang selaras antara kalimat atau istilah yang disediakan.

(4) Tes isian

Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu dikosongkan. Tugas siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut. Lalu kata-kata ini dituliskan pada titik-titik atau ruang kosong yang disediakan.

(5) Tes pelengkapan (melengkapi)

Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaanya terletak pada kalimat-kalimat yang digunakan sebagai instrument. Dalam tes melengkapi kalimat-kalimat yang tersusun dalam bentuk karangan atau cerita pendek, tetapi dalam bentuk kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri.

b) Bentuk subjektif

Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti seperti yang digunakan untul evaluasi objektif.

(Muhibbin Syah, 2013: 144-147) Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes objektif yaitu tes pilihan ganda (multiple choise test). Test yang dimaksud adalah tes terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 pada kompetensi dasar mendeskripsikan system pemerintahan Indonesia dan peran lembaga Negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.

Digunakan tes obyektif karena kompetensi dasar yang ingin diukur dalam penelitian ini adalah kompetensi tentang pemahaman. sehingga menurut peneliti, tes objektif tipe pilihan ganda dapat menggali informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

(13)

commit to user

Pemberian skor tiap butir soal yaitu skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Hal ini dikarenakan dalam soal tes dengan tipe pilihan ganda menghasilkan jawaban yang berupa salah benar.

Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Pelaksanaan uji coba pada siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah subjek responden 34 siswa.

Data responden uji coba dapat dilihat pada 2. Adapun untuk kisi-kisi uji coba tes hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar mendeskripsikan system pemerintahan Indonesia dan peran lembaga Negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat terdapat pada lampiran 5.

Sedangkan untuk lembar uji coba tes hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar mendeskripsikan system pemerintahan Indonesia dan peran lembaga Negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat terdapat pada lampiran 6. Setelah lembar uji coba tes dibagikan oleh peneliti dan dijawab oleh responden, maka dihitung tingkat validitas dan reliabilitasnya dengan maksud mengetahui apakah tes tersebut syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpulan data.

F. Validasi Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211), “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel”. Jadi sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu dengan maksud agar instrumen yang digunakan memenuhi persyaratan valid dan reliabel.

1. Uji Validitas Instrumen

Setelah instrumen diujicobakan kemudian dihitung validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diujicobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

(14)

commit to user

peneliti (Sugiyono 2010 : 363). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Pengujian validitas instrumen ada tiga macam menurut Sugiyono (2013: 352-353) sebagai berikut:

a. Pengujian Validitas Konstruk (Construct Validity)

Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment esperts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

c. Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item”.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada penelitian menggunakan validitas isi karena instrumen berupa tes yang digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran circuit learning terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat yang disusun berdasarkan rancangan atau program yang telah ada. Selain itu tes dalam penelitian ini disusun sesuai dengan materi pada kompetensi dasar yang akan diajarkan, dimana butir-butir soal tes merupakan penjabaran dari indicator yang berdasarkan dari kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian.

(15)

commit to user

Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir tes dan angket maka diuji dengan rumus korelasi product moment yang dikemukaka oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2010:213) :

r xy =

∑ (∑ )(∑ )

√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Keterangan:

r xy : Koefisien korelasi antara X dan Y

N : Jumlah responden

ΣX : Skor masing-masing item X

ΣY : Skor total

ΣXY : Jumlah perkalian X dan Y ΣX² : Jumlah kuadrat dari X ΣY² : Jumlah kuadrat dari Y

Selanjutnya hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel r product moment, dengan taraf signifikansi α = 5%. Jika rhitung > rtabel maka instrumen

tersebut valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak valid.

Berdasarkan pengujian instrumen yang telah dilakukan dengan sampel sebanyak 34 dan pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,339. 1) Validitas angket modelcircuit learning

Hasil uji coba insrumen angket model pembelajaran circuit learning

dapat dilihat pada lampiran 9.

Kemudian dari penghitungan validitas angket diketahui bahwa dari 20 soal tersebut ada 13 item valid sedangkan 7 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid adalah nomor 4, 6, 8, 9, 15, 17, 19. Sehingga dalam penelitian ini, item yang tidak valid dibuang atau tidak digunakan dalam penelitian. Adapun contoh penghitungan uji validitas angket terdapat pada lampiran 10.

(16)

commit to user

2) Validitas tes

Hasil uji coba instrumen tes untuk mengetahui valid tidaknya soal untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dapat dilihat pada lampiran 11.

Dari 35 soal tersebut ada 26 item valid sedangkan 9 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid adalah nomor 4, 5, 9, 14, 21, 27, 28, 32, 34. Sehingga dalam penelitian ini, item yang tidak valid dibuang. Adapun contoh perhitungan uji validitas tes terdapat pada lampiran 12.

Tabel 3.3 Rangkuman hasil penghitungan validitas instrumen angket dan tes

Variabel Jumlah

Soal

Keputusan hasil penghitungan validitas

Valid Invalid

Model Pembelajaran circuit learning

20 13 7

Hasil Belajar Siswa 35 26 9

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik” (2010: 221). Menurut Sugiyono “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama” (2010: 173).

Pengujian Reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.Adapun cara menghitung reliabilitas adalah sebagai berikut :

(17)

commit to user

Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan yang penghitungannya dilakukan berdasarkan data dari instrument yng digunakan. Teknik yang digunakan untukmencari reliabilitas internal meliputi teknik belah dua dengan rumus Spearman Brown, dengan rumus Flanagan, dengan rumus KR 20, dengan rumus KR 21, , dengan rumus Rulon, dengan rumus Hoyt, dan dengan rumus Alpha Croncach. Adapun penjelasan dari macam-macam teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman Brown

Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini dilakukan dengan membuat tabel analisis butir soal atau butir pernyataan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. Oleh karena inilah maka teknik Spearman Brown dalam mencari reliabilitas juga disebut teknik belah dua. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya 1 dan 0.

2) Mencari Relibilitas dengan Rumus KR 20

Teknik penghitungan reliabilitas ini digunakan apabila instrumen yang digunakan oleh peneliti baik itu yang berupa butir soal atau butir pernyataan berjumlah ganjil. Dimana tidak memungkinkan apabila digunakan teknik belah dua (split half) untuk mencari reliabilitasnya. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0.

3) Mencari Reliabilitas dengan Rumus KR 21

KR adalah singkatan dari Kuder dan Richardson yang merupakan ahli matematika dan statistik. Penggunaan teknik KR 21 cenderung akan menghasilkan nilai r11 yang relatif tinggi. Tetapi penggunaan teknik ini

(18)

commit to user

membutuhkan ketelitian yang tinggi. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0.

4) Mencari Reliabilitas dengan Rumus Flanagen

Mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus Flanagen, peneliti harus melakukan analisis butir terlebih dahulu dan menggunakan teknik belah dua. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0.

5) Mencari Reliabilitas dengan Rumus Rulon

Pengunjian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Rulon ini peneliti juga harus melalui langkah analisis butir terlebih dahulu. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0.

6) Mencari Reliabilitas dengan Rumus Hoyt

Untuk instrumen dengn penyekoran 1 dan 0 masih ada lagi cara lain untuk mengetahui nilai reliabilitasnya yaitu dengan menggunakan rumus Hoyt. Hasil r11 yang diperoleh dari penghitungan rumus Hoyt ini sangat

dekat dengan hasil r11 yang diperoleh dari penghitungan dengan rumus

K 20, hanya berselisih 0,0001.

7) Mencari Reliabilitas dengan Rumus Alpha

Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen penelitian yang penskorannya bukan 1 dan 0, misalnya untuk instrumen yang berupa angket atau soal bentuk uraian.

b. Reliabilitas Eksternal

Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda dengan ukuran dan kriteria yang berada diluar instrumen. Menurut Sugiyono (2010 : 183), teknik yang termasuk dalam reliabilitas eksternal ini adalah teknik test-retest, teknik ekuivalen dan teknik gabungan. Adapun penjelasan dari masing-masing teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

(19)

commit to user

Pengujian reliabiitas instrumen menggunakan test-retest dilakukan dengan cara instrumen diujikan beberapa kali pada responden yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Instrumen yang dikatakan reliabel adalah yang koefisien korelasinya bernilai positif dan signifikan. Pengujian dengan menggunakan cara test-retest sering disebut juga dengan pengujian reliabilitas stability.

2) Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah instrumen baik itu yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang memiliki makna yang sama tetapi disampaikan dengan bahasa yang berbeda. Pengujian reliabilitas instrumen ekuivalen dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali kepada responden yang sama tetapi dengan instrumen yang berbeda. Reliabilitas dihitung dengan mengkorelasikan data instrumen satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalen. Instrumen dikatakan reliabel apabila berkorelasi positif dan signifikan.

3) Gabungan

Pengujian reliabilitas gabungan merupakan cara pengujian reliabilitas dengan menggabungan cara test-retest dan ekuivalen. Pengujian dilakukan dengan mengujikan dua instrumen yang ekuivalen kepada responden yang sama dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas instrumen

dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, kemudian

dikorelasikan pada pengujian kedua, selanjutnya dikorelasikan secara silang. Dari dua kali pengujian akan dapat diperoleh enam koefisien korelasi. Instrumen dikatakan reliabel apabila keenam koefisian korelasi tersebut positif dan signifikan.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, karena rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen

(20)

commit to user

yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumus Alpha sebagai berikut:

r = [ ] [ ∑ ] Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir soal

∑ = jumlah varians butir = varians total

Dengan rumus varians setiap item soal ( ):

σ² = ∑ (∑ )

Keterangan:

X = skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir N = banyaknya peserta tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 319), interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi besarnya koefisien korelasi

Besarnya nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Setelah data uji coba angket dihitung validitasnya, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha (lampiram 13). Berdasarkan hasil penghitungan nilai reliabilitas uji coba angket diperoleh nilai r11 = 0,861.

(21)

commit to user

dengan N=34 dan diperoleh nilai kritis sebesar 0,339. Karena r11 > rtabel atau

0,861 > 0,339 berarti item pertanyaan angket tersebut memiliki reliabilitas sangat tinggi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14.

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan teknik belah dua (split half) yang dianalisis menggunakan rumus Spearman Brown karena instrumen yang digunakan berupa butir-butir soal tes yang berjumlah genap dengan penskoran 1 dan 0. Adapun rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan :

11

r : Reliabilitas instrumen

: rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Menurut (Arikunto, 2010: 319), interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi besarnya koefisien korelasi

Besarnya nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah r11

=

r +𝑟

(22)

commit to user

Setelah data uji coba tes dihitung validitasnya, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya. Tabel perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 15. Berdasarkan hasil penghitungan nilai reliabelitas uji coba tes diperoleh nilai r11=0,863. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada tingkat

signifikan 5% dengan N=34 dan diperoleh nilai kritis sebesar 0,339. Karena r11 > rtabel atau 0,863 > 0,339 berarti item pertanyaan tes tersebut memiliki

reliabilitas sangat tinggi (lampiran 16).

G. Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Ada dua teknik analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan non statistik.Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik Regresi Satu Prediktor.

Sebelum menerapkan analisis Regresi Satu Prediktor terdapat persyaratan yang harus dipenuhi dalam analisis regresi. Menurut Hassan Suryono (2014 : 93), persyaratan pada analisis Regresi Satu Prediktor yang harus dipenuhi adalah “adanya korelasi variabel independent dan variabel dependent, korelasinya linier, diantara independen variabel tidak ada korelasi, jika ada maka analisisnya dipisah”. Data yang digunakan harus berdistribusi normal melalui uji normalitas. Korelasi variabel independen dan variabel dependen dapat diperoleh melalui uji independen, sedangkan untuk mengetahui korelasi linier dilakukan uji lineritas. Setelah persyaratan tersebut terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik Regresi Satu Prediktor.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi satu prediktor karena penulis akan mencari pengaruh antara variabel X dan variabel Y, dan data dari variabel X dan Y adalah data interval.

1. Uji Persyaratan Analisis

(23)

commit to user

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Uji Liliefors dengan cara menggunakan penafsir rata-rata ( ̅) dan Simpangan baku.

Langkah-langkah sebagai berikut: 1) Hitung: ̅ rata-rata

=

S = Simpangan baku √ (∑ ) (∑ ) ( ) Zi = angka baku ̅

2) Setiap angka baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang F(zi) = P (Z S Zi)

3) S(Zi) =

4) Hitung selisih F (Zi)-S (Zi) tentukan harga mutlaknya

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F (Zi)-S (Zi) jadikan L hitung atau L hit

6) Kesimpulan :

1) Jika L hit ≥ L tabel atau L kritis, hipotesis statistik ditolak, jadi tidak normal

2) Jika L hit < L tabel, hipotesis statistik diterima, jadi normal

(Hassan Suryono, 2014: 93-94) b. Uji Independen

Menurut Hassan Suryono (2014: 98) uji ini dimaksudkan untuk “memberi informasi apakah kriterium benar-benar tergantung pada prediktor atau tidak. Hasil pengujian meyakinkan jika Y dependen pada X, demikian sebaliknya. Langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain :

(24)

commit to user

Adapun langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain:

1) Menghitung

a) JKT = ΣYi²

b) JKreg (a) = ( )

c) JKreg (b/a) = { ( )( )} d) Jkres = JKT – Jkreg(a) – Jkreg (b/a)

Catatan : b = ( )( )

( )

2) Menghitung

a) dFreg (a) = banyak predikator = 1

b) dFreg (b/a) = banyak predikator = 1

c) dFres = N – (dFreg(a) + dFreg(b/a))

3) Menghitung

a) RJKreg (a) = ( )

( )

b) RJKreg(b/a) = ( )

( )

c) RJKres = JKres / Dfres

d) F hit = Rjkreg(b/a) / Rjkres

4) Ftabel (1-α) (1,N-2)

a) Jika Fhit ≥ Ftabel Ho ditolak.

Berarti Y tidak independen atau dependen pada X. Jadi X dapat memprediksi Y.

b) Jika Fhit < Ftabel Ho diterima.

Berarti Y independen pada X. Jadi X tidak dapat memprediksi Y.

(25)

commit to user c. Uji Linieritas

Menurut Hassan Suryono (2014: 110) uji ini dimaksudkan untuk “Mengetahui apakah model persamaan linier persamaan yang kita peroleh cocok atau tidak”. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

1) Nilai Xi yang sama disusun beserta pasangannya 2) Menghitung :

a) JK (E) = [ ] b) JK tc = Jkres – Jk (E)

Jkres = Jkt – Jkreg(a) – Jkreg(b/a)

3) Menghitung:

a) dFe = N – K atau dFres-dFtc K = banyanknya kelompok X b) dFtc = K – 2 4) Menghitung: a) RJKe = ( ) ( ) b) Rjk(TC) = ( ) ( ) 5) Fhitung = ( ) ( ) 6) Ftabel (1 – α) (K-2, N-K)

a) Jika Fhitung ≥ Ftabel tolak Ho tidak linear b) Jika Fhitung < Ftabel terima Ho berarti linear

(Hassan Suryono, 2014: 101-102)

2. Pengujian Hipotesis

Setelah uji persyaratan dipenuhi maka dapat dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Untuk membuktikan hipotesis yang dikemukakan maka perlu adanya pengolahan data selama penelitian, dalam penelitian ini menggunakan uji analisis regresi.

(26)

commit to user

“Uji analisis regresi digunakan untuk variabel dependen dan independen yang berskala interval” (Hassan Suryono, 2014: 93). Teknis analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah regresi satu prediktor karena akan mencari pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas yang masing-masing menggunakan data interval.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana. Berdasarkan penghitungan data terkait uji hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara X dan Y

Menghitung koefisien korelasi sederhana antara respon siswa mengenai model pembelajaran circuit learning (X) dapat mempredikasi variabel hasil

belajar siswa (Y) dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai

berikut: rxy =

 

 

 2 2 2 2 . . . Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : N : banyaknya subyek xy

r : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : skor yang diperoleh subyek dalam tiap item

Y : skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

X : jumlah skor dalam distribusi X

Y : jumlah skor dalam distribusi Y

XY : jumlah perkalian X dan Y

Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap

(27)

commit to user

tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan

Ha ditolak) (Riduwan, 2009:227). b. Harga Persamaan Regresi Linier

Regresi satu prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut :

̂ ̂ = a + bX a = ( )( ) ( )( ) ( ) b = ( )( ) ( ) Keterangan : Ŷ = Y topi = ramalan Y a = nilai Ŷ, jika X = 0

b = koefisien regresi, mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

c. Besaran Sumbangan Determinasi

r2 = koefisien determinasi

Gambar

Tabel 3.1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Setiap Kelas dari Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Rangkuman hasil penghitungan validitas instrumen angket dan tes
Tabel 3.4 Interpretasi besarnya koefisien korelasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS, dapat diketahui hasil uji validitas didapatkan bahwa semua item butir pertanyaan variabel konflik peran ganda,

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas instrumen dari butir-butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan

Uji coba dari butir-butir instrumen pada ketiga variabel dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.. Untuk itu hasil

Hasil uji validitas variabel motivasi mahasiswa menunjukkan bahwa dari 30 item pernyataan ada 27 item yang valid dan 3 item yang tidak valid.. Hasil Uji validitas

Kemudian dimensi tersebut dijadikan titik tolak item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 1996:89). Jawaban setiap item instrumen yang skor

Sebelum digunakan sebagai alat penelitian angket diuji coba validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas instrumentiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir

butir, dimana analisis ini digunakan untuk menguji validitas setiap butir soal, dengan diperolehnya indeks validitas butir setiap butir dapat diketahui dengan pasti