• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen ( True experiment design). Pada penelitian ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen dimana terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol ( Sugiyono, 2011).

3.2. Desaien Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest Control Group Design, yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1

R 01 X 01

02 02

Sugiyono (2011) Desain penelitian eksperimen

Pretest-Postest Control Group Design

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random. 01 : Pretest untuk kelompok eksperimen.

02 : Postest untuk kelompok eksperimen. 01 : pretest untuk kelompok kontrol. 02 : Postest untuk kelompok kontrol.

(2)

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Watuagung 02 dan SD Negeri Bugel 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

3.3.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012, dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian (Bulan Januari 2012) Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian (Bulan Februari-April 2012) Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data.

3. Tahap penyusunan laporan penelitian (Bulan April-Mei 2012) Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998:115). Penulis mengambil populasi siswa-siswi kelas V yang ada pada SDN Bugel 02 dan SDN Watuagung 02. Dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.2

Tabel Nama SD dan Jumlah Siswa NO Nama Sekolah Dasar Jumlah Siswa di kelas

V

Keterangan 1. SDN Bugel 02 13 Kelas eksperimen 2. SDN Watuagung 02 20 Kelas kontrol

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau waktu populasi yang diteliti ( Arikunto, 2002) . Sedangkan, menurut Sudjana ( 2002 ) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling yaitu dari

(3)

jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai objek penelitian dan subjek penelitian. Di dalam penelitian ini ada dua subjek penelitian yaitu satu subjek kelompok kontrol yaitu di SDN Watuagung 02 kelas V yang berjumlah 20 siswa dan satu subjek sebagai kelas eksperimen yaitu SDN Bugel 02 kelas V yang berjumlah 13 siswa. Kemudian, terdapat kelas uji coba treatmen ( tindakan ) dan instrument. Instrumen yang valid dan realibel nantinya digunakan sebagai instrument pada pre test kelompok eksperimen ini yaitu SDN Tlogo.

3.5. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian dan memudahkan pemahaman terhadap ungkapan yang dimaksud perlu diperjelaskan istilah-istilahnya. Berikut ini adalah defenisi operasional dari masing-masing istilah tersebut yaitu :

1. Penggunaan Media Power Point

Penggunaan dalam hal ini yang dimaksud adalah cara Penggunaan Media Powerpoint dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, karena dapat mendorong motivasi dan meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

Setiap proses pembelajaran dilandasi dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, media, alat, serta evaluasi. Dalam pencapaian tujuan, peranan media pembelajaran merupakan bagian terpenting pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah untuk memahami materi. Dalam proses belajar mengajar media Powerpoint dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2. Keaktifan

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPA sangat penting, karena dalam IPA banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut kreativitas siswa aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus membangun hubungan baik yaitu dengan menjalinan rasa simpati dan saling pengertian.

(4)

3. Hasil Belajar

Klasifikasi hasil belajar terdapat 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah ranah yang memiliki 6 tipe yaitu tipe pngetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi.

Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap dan nilai seseorang yang mengalami perubahan setelah melalui proses belajar dan prilaku dalam perubahan tersebut seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman dikelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ranah psikomotorik adalah ranah yang tampak pada tingkah laku siswa atau respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

3.6. Prosedur Penelitian

Tahap - Tahap Kegiatan Tindakan Eksperimen

1. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu SD Negeri Bugel 02 dan SD Negeri Watuagung 02.

2. Menggolongkan subjek menjadi dua kelompok antara kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Bugel 02 yang dikenai variabel perlakuan penggunaan media pembelajaran Powerpoint dan kelompok kontrol yaitu SD Negeri Watuagung 02 yang diberikan pembelajaran seperti biasa guru kelas mengajar yaitu cara konvensional.

3. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen pretest dan posttest 4. Mengujicobakan instrumen pretest pada kelas uji coba yaitu kelas V SD Tlogo. 5. Menganalisis data hasil pretest untuk menguji apakah instrumen valid dan reliabel. 6. Memberikan pre test pada SD Negeri Bugel 02 dan SD Negeri Watuagung 02. 7. Menganalisis hasil pretest yang dilakukan pada SD Negeri Bugel 02 dan SD Negeri

Watuagung 02 untuk mengetahui bahwa kedua SD tidak ada perbedaan yang signifikan.

8. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Powerpoint di kelas V SD Negeri Bugel 02, untuk SD Negeri Watuagung 02 dengan pembelajaran yang dilakukan guru seperti biasa (tanpa menggunakan media pembelajaran Powerpoint).

(5)

10. Hitung perbedaan antara hasil pre test dan post test untuk masing-masing kelompok (post test – pre test kelompok eksperimen SD Negeri Bugel 02), (post test – pre test kelompok kontrol SD Negeri Watuagung 02)

11. Bandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan Media Pembelajaran Powerpoint itu berpengaruh yang lebih besar pada kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Bugel 02. Jadi (post test – pre test kelompok eksperimen SD Negeri Bugel 02), (post test – pre test kelompok kontrol SD Negeri Watuagung 02) dalam menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 ( Statistical Product and Service Solutions ).

12. Interpretasi hasil penghitungan data.

3.7. Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu tes dan metode observasi. Metode tes digunakan untuk mencari data tentang hasil belajar atau kemampuan kongnitif siswa. Dan metode observasi untuk mencari data tentang keaktifan belajar. Inti jelas aspek yang dicari dalam penelitian ini adalah seperti tertera pada tabel dibawah ini :

(6)

Tabel 3.3 Format instrument pengumpulan data penelitian Variabel Metode Sumber data Alat/instrumen Sifat data Hasil belajar IPA Tes Siswa Tes Interval data Keaktifan belajar

IPA

Observasi Siswa Lembar observasi Interval data

1. Metode tes

Tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan pembelajaran Menurut Agung (2005:59)”tes merupakan cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang yang dites, dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor”, Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa.

Data dikumpulkan dengan memberiakan tes kepada setiap siswa yang harus dikerjakan secara individu pada setiap akhir pertemuan. Menurut Sudajana (2010:35)”tes adalah pertanyaan –pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa, tes pada umumnya mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kongnitif”. Dari pendapat para ahli diatas maka dapat dirangkum bahwa tes merupakan cara memperoleh data berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapt dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang guna mendapatkan jawaban dan pada akhirnya diperoleh suatu data berupa skor.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda disebakan oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudanya menilai jawaban yang diberikan butir-butir disesuaikan dengan pokok bahasan yang telah diberikan yang mengacu pada indicator dan tujuan pembelajaran (kisi-kisi tes hasil belajar terlampir).

(7)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Tes Soal IPA Kelas V SD Standar

Kompet ensi

Kompentensi Dasar Indikator Jenis Soal

Menera pkan sifat-sifat cahaya melalui kegiata n membu at suatu karya/m odel. Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya.

1. Sifat cahaya terhadap benda bening, berwarna, dan benda gelap.

Obyektif 10 PG

2. Pemantulan cahaya pada cermin datar, cembung, dan cermin cekung.

Obyektif 10 PG

3. Pembiasan cahaya Obyektif 10 PG 4. Penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Obyektif 10 G

Penetapan skor pada penelitian ini diharapkan dapat mencapai standar KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) setiap masing – masing sekolah. SDN Bugel 02 KKM adalah 64, sedangkan SDN Watuagung 02 adalah 60. Penilaian pada instrumen penilian hasil belajar terdapat 20 soal pilihan ganda setiap soal memiliki bobot nilai @ 10.

Berikut adalah perolehan nilai hasil belajar : Perolehan Nilai

Perolehan nilai

2. Metode observasi

Narbuko (2005:70) “menyatakan observasi atau pegamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan secara mengamati dan mencatat secara

(8)

sistematik gejala-gejala yang diselidiki”. Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banayak digunakan untuk mengukur tingkah laku siswa atau suatu proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati . dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi,siswa, partisipasi siswa, dan penggunaan alat peraga pada mengajar.

Agung (2005:54) menyatakan “metode observasi ialah suatu cara sistematis tentang sesuatu objek tertentu”. “pengamatan/observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis” (Arikunto, 2005:30). Dari pendapat diatas dapat dismpulkan metode observasi adalah cara pengumpulan data/penelitian melalui pengamatan langsung dan sistematis terhadap objek tertentu dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui observasi/pengamatan langsung dan sistematis.

Dalam melakukan observasi penelitian berkolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri Bugel 02 dan SD Negeri Watuagung 02 dalam melakukan penelitian. Dalam ini, indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari, berkerja sama, bertanya, menjawab, mengemukakan idea tau pendapat, ketelitian dan tanggung jawab. Untuk lebih jelasnya lembar observasi dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.5 Tabel lembar observasi keaktifan belajar siswa

No Indikator Skor

I Bekerja sama

1 Siswa menunjukan interaksi positif diantara kelompok

2 Siswa dalam memecahkan masalah melibatkan teman kelompok 3 Siswa bersama-sama mencari informasi untuk menyelesaikan

masalah

4 Siswa mendiskusikan alternatif jawaban terhadap tugas yang diberikan

5 Siswa bersama-sama melakukan percobaan/peragaan II Bertanya

1 Siswa aktif bertanya saat proses pembelajaran

2 Siswa bertanya mengenai masalah yang diberikan oleh guru maupun temannya

(9)

3 siswa menanyakan gagasan/ide yang disampaikan siswa lain

4 Siswa mengajukan permasalahan tentang konsep yang tidak dipahami

5 Siswa menyusun daftar pertanyaan/soal yang belum dipahami III Menjawab

1 Siswa terlibat aktif menjawab saat kegiatan pembelajaran 2 Siswa memberi pendapatnya ketika diberikan kesempatan 3 Siswa aktif mencatat berbagai informasi yang diperoleh 4 Siswa melaporkan hasil diskusi secara sistematis 5 Siswa meringkas atau merangkum materi pembelajaran IV Mengemukakan ide dan perhatian

1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

2 Siswa mengemukakan pendapat/saran secara lisan mau pun tak lisan 3 Siswa menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya

4 Siswa mengemukakan gagasan/ide baru (inovatif) 5 Siswa memperbaiki atau menyempurnakan jawaban V Ketelitian dan tanggung jawab

1 Teliti di dalam menjawab soal/memecahkan suatu permasalahan 2 Siswa mengerjakan tugas belajarnya dengan penuh tanggung jawab 3 Tugas-tugas belajarnya dapat diselesaikan tepat waktu

4 Menggunakan/menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas/permasalahan dengan teliti

5 Memanfaatkan sumber belajar yang disediakan oleh guru dengan baik Skor

(Dimodifikasi dari Uzer, Sudjana dan RPP berkarakter.)

Keterangan :

Skor 5 : jika semua deskritif tiap-tiap indicator keaktifan dilakukan oleh siswa. Skor 4 : jika 4 dari masing-masing indicator tiap komponen dilakukan oleh iswa. Skor 3 : jika 3 dari masing-masing indicator tiap komponen dilakukan oleh siswa. Skor 2 : jika 2 dari masing-masing indicator tiap komponen dilakukan oleh siswa. Skor 1 : jika 1 dari masing-masing indicator tiap komponen dilakukan oleh siswa.

(10)

Penentuan jumlah skor. N=

Pedoman konversi criteria keaktifan (kualifikasi) Sangat aktif : skor 76 - 100

Aktif : skor 56 - 75

Cukup aktif : skor 26 - 50 Sangat kurang aktif : skor 0 - 25

3.8. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.8.1 Validitas Soal

Validitas instrumen ( tes ) adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam koisioner atau skala, apakah item – item dalam koisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total ( skor total ) perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skore total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

Azwar ( Duwi Priyatno. 2010 : 90) mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkkan batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak disarankan. Jadi, standar uji validitas soal menurut Azwar adalah 0,20.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point ( SDN Bugel 02 ) dan tidak menggunakan media pembelajaran power point ( SDN Watuagung 02). Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri Tlogo.

Jika menggunakan SPSS 11 yaitu dengan cara Analyze – scale – Reliability analisis atau dapat menggunakan analyze – Correlate – Bevariate.

(11)

Soal tes yang akan diujikan pada pre tes dan post tes terlebih dahulu dilakukan uji coba pada 36 siswa di SDN Tlogo. Item soal yang diuji ada 40 item soal yaitu soal pilihan ganda. Setelah diuji validitas menggunakan SPSS terdapat 20 item soal yang valid Sedangkan soal yang tidak valid yaitu terdapat 20 item soal. Berikut adalah item soal yang tidak valid dan valid dengan perhitungan validitas soal pre tes dan pos tes :

Tabel 3.6

Validitas Instrumen Soal Pre Tes dan Post Tes No Nomor Soal Nomor Soal Valid Nomor Soal Tidak Valid 1 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 17, 20, 21, 23, 26, 27, 29, 31, 35, 37, 38, 39 2, 9, 10, 11, 13, 14,15, 16, 18, 19, 22, 24, 25, 28, 30, 32, 33, 34, 36, 40 40 20 20 3.8.2 Realiabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran ( 1992 ), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. ( Duwi Priyatni. 2010 : 98 )

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point ( SDN Bugel 02 ) dan tidak menggunakan media pembelajaran power point ( SDN Watuagung 02) . Setelah di uji reliabilitas soal valid besar Alpha 0,853 berarti reliabilitas memuaskan, Hasil perhitungan reliabilitas sebagai berikut :

(12)

Tabel 3.7 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.853 20

3.9. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makinmudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14).

Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15) :

TK = Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda JB = Banyak siswa yang menjawab benar n = Banyak siswa

Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah Zulaiha, 2008:14).

TK < 0, 3 = Sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang TK > 0,7 = Mudah

Tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen dapat dilihat pada tabel berikut.

(13)

Tabel 3.8

Kategori tingkat kesukaran soal tes IPA

Berdasarkan tabel kategori tingkat kesukaran soal tes IPA di atas, dapat dilihat terdapat tiga belas (13) soal yang termasuk kedalam kategori soal mudah yaitu soal no 1, 3, 4, 13, 16, 17, 18, 21, 25, 27, 29, 32, dan 34. Dua puluh tiga (23) soal termasuk kedalam kategori soal sedang yaitu nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 20, 22, 23, 24, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 37, 38, 39, dan 40. Sedangkan soal yang termasuk kedalam kategori soal sukar terdapat empat (4) soal, yaitu soal nomor 10, 12, 19, dan 35.

3.10 Validitas Insternal dan Eksternal Penelitian 3.10.1 Validitas Internal

Analisis validitas internal suatu instrumen dilakukan setelah dilakuan ujicoba di lapangan, yaitu dengan melakukan analisis validitas faktor maupun butir. Sebelum uji coba tentunya instrumen tersebut disusun berdasarkan silabus dan garis besar program pembelajaran untuk instrumen bentuk tes dan berdasarkan teori tentang variabel yang diteliti untuk instrumen non test. Apabila penyusunan instrumen tidak berdasarkan keduanya maka data hasil uji coba maupun hasil pengumpulan data tidak ada maknanya, karena data tidak mewakili konsep variabel yang diteliti, walaupun ada angka maupun skornya.

3.10.2 Validitas Eksternal

Sebuah instrument pengukuran dikatakan memiliki validitas eksternal jika hasilnya sesuai dengan kriteria tertentu, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil pengukuran dengan kriteria tersebut. Cara yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah dengan mengkorelasikan hasil pengukuran dengan kriteria. Kriteria yang digunakan sebagai patokan untuk menilai validitas sebuah instrument pengukuran dapat berupa hasil tes yang sudah terstandar maupun dari catatan dilapangan tentang sesuatu yang

Kategori Soal Instrumen Pilihan Ganda Mudah 1, 3, 4, 13, 16, 17, 18, 21, 25, 27, 29, 32, 34, Sedang 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 20, 22, 23, 24, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 37, 38, 39, 40 Sukar 10,12, 19, 35, Jumlah 40

(14)

diukur. Teknik korelasi yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran maupun prediktif sdslsh teknik korelasi.

3.11.Pelaksanaan dan Pengambilan Data 1. Kelas Eksperimen

Pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen yaitu di SDN Bugel 02 kelas V SD untuk pengambilan data nilai postest pada tanggal 27 April 2012 sedangkan pengambilan data nilai pretes pada tanggal 25 April 2012. Jumlah siswa di SDN Bugel 02 kelas V adalah 13 anak dengan 10 siswa laki – laki dan 3 siswa Wanita. KKM di SDN Bugel 02 mata pelajaran IPA adalah 64. Jumlah nilai pretes siswa yang mencapai KKM adalah 7 siswa dan 6 siswa yang tidak mencapai KKM dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50 dengan rata – rata nilai 64,23, untuk pos tes nilai tertinggi 95 dan terendah 70 dengan rata – rata nilai 81,54.

2. Kelas Kontrol

Pelaksanaan penelitian di kelas kontrol yaitu di SDN Watuagung 02 kelas V SD untuk pengambilan data nilai postest pada tanggal 14 April 2012 sedangkan pengambilan data nilai pretes pada tanggal 17 April 2012. Jumlah siswa di SDN Watuagung 02 kelas V adalah 20 anak dengan 11 siswa laki – laki dan 9 siswa Wanita. KKM di SDN Watuagung 02 mata pelajaran Ipa adalah 60. Jumlah nilai pretes siswa yang mencapai KKM adalah 17 siswa 3 siswa yang tidak mencapai KKM dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, dengan rata – rata nilai 60,75, untuk pos tes nilai tertinggi 80 dan terendah 60 dengan rata – rata nilai 70,50.

3.12. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu statistik nonparametris karena untuk menguji hipotesis komparatif K sampel independen. Anilisis data yang digunanakan antara lain statistik deskriptif dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan hipotesis.

Selain Uji coba instrumen perangkat tes, yaitu soal yang telah tersusun diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat penelitian terhadap aspek yang dinilai sehingga benar-benar mampu menilai apa yang seharusnya dinilai. Scarvia B.

(15)

Anderson (Arikunto 2002: 136) menjelaskan bahwa “Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur” Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang termasuk pandai (kelompok atas) dan siswa yang termasuk kelompok kurang (kelompok bawah).

Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan uji t-test yaitu uji dua sampel tidak berhubungan ( Independent Sampel T Test ) yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas V SDN Bugel 02 dan SDN Watuagung 02, pengolahan datanya dengan menggunakan SPSS:16.

3.12.1 Statistik Deskriptif

Teknik anaisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik yang digunakan adalah statistic deskriftip. Statistic deskriftip adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistic deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil, perentil, penyebaran data melalui perhitungan rata – rata dan standar deviasi dan persentase.

3.13.1 Uji persyaratan Analisis 3.13.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribusi normal atau tidak.

Distribusi normal memiliki fungsi densitas seperti lonceng terbalik yang simetris. Sekitar 68% nilai dari variasi normal jatuh pada 1 standar deviasi, 95% dalam 2 standar deviasi, dan 99.7% dalam 3 standar deviasi.

3.13.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian

(16)

hipotesis. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS 16 (statistical product and service solution). yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze –Comperemean – Oneway Anova

3.13.1.3 Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis independen sampel T-test yaitu uji asumsi varian (uji levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian kemudian dilakukan uji independent samples T test. Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisa data yaitu:

- Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima - Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

Taraf signifikansi uji sampel bebas (Independent Sample T Test) adalah 0,05 (convidence interval 95%).

Uji t digunakan untuk penelitian yang menguji ada tidaknya perbedaan dan ada tidaknya pengaruh. Adapun cara interprestasi hasil, setelah data dianalisa adalah: 1. Lihat dan interprestasi hasil signifikannya

Probabilitas = antara 0,000 s/d 0,010 maka hasilnya sangat signifikan Probabilitas = antara 0,011 s/d 0,050 maka hasilnya signifikan

Probabilitas = diatas 0, 050 maka hasilnya nir-signifikan (tidak signifikan)

2. Lihat nilai rerata pada masing-masing kelompok, mana yang lebih tinggi (besar). Bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih besar daripada kelompok non-treatment maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima), sebaliknya bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih rendah daripada kelompok non-treatment yang lebih besar maka hasilnya nir-signifikan (hipotesis ditolak).

Gambar

Tabel 3.5 Tabel  lembar  observasi keaktifan belajar siswa
Tabel 3.7  Reliability Statistics

Referensi

Dokumen terkait

kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis (Tarigan, 1993: 1). Kemampuan berbahasa yang harus dikuasai siswa

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan ketua GAMAIS ITB yang biasa di panggil kang Reka bahwasanya mahasiswa muslim ITB yang mengikuti

Tipe pengganti (= Lectotype), ialah suatu spesimen atau unsur lain dari spesimen-spesimen asli (isotope atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama,

Hasil pembuatan sistem pembelajaran matematika berbasis web ini memberikan bentuk ulasan materi dan soal latihan matematika Sekolah Menengah Pertama, serta dapatmenambah

Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tumbuhan kantong semar ( Nepenthes ) yang ditemukan di kawasan Gunung Galunggung Kabupaten

Dalam pada itu ketika Ki Go-thian harus menghindarkan diri lagi dari suatu serangan si orang aneh yang dipandangnya paling tangguh diantaranya tiga lawan itu, diluar dugaan

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik

Proses penyusunan anggaran yang dilakukan setiap tahun dengan proses yang berulang-ulang ( top down dan bottom up ) harus dipenuhi limit time frame nya, dan harus